Pencegahan Masalah Balita Gizi Buruk

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN GIZI BURUK

PADA BALITA MELALUI SURVEILAN GIZI

Direktorat Gizi dan KIA


49.6% kematian bayi terjadi pada 28 hari pertama kehidupan

ANGKA KEMATIAN BAYI ANGKA KEMATIAN BALITA


35 32 45
40

1
30 40
35 32
25 24
30
25
20 25
16
15 20
15

Kondisi status 10

5
10
5

gizi buruk, angka 0


SDKI 2012 SDKI 2017 Target 2024
0
SDKI 2012 SDKI 2017 Target SDGs
2030

kematian bayi
dan balita Penyebab Kematian Bayi Penyebab Kematian Balita

Sumber: SRS Indonesia 2018-Balitbangkes 2


 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 1
1 12.0%
10.2%
WASTING
35.0%
30.8%
STUNTING

10.0% 30.0% 27.7%

Kondisi status
24.4%
8.0% 7.4% 7.1% 25.0%
7.0%
20.0%

gizi buruk, angka


6.0%
15.0% 14.0%
4.0%
10.0%
kematian bayi 2.0%
5.0%

dan balita
0.0% 0.0%
Riskesdas SSGBI 2019 SSGI 2021 Target 2024 Riskesdas SSGBI 2019 SSGI 2021 Target 2024
2018 2018

1.032.960
Pekerja formal dirumahkan Diprediksi jumlah
(tanpa gaji atau setengah gaji) Persentase pemenuhan kalori dan protein anak wasting akan
Saat pandemi

Saat pandemi
berdasarkan pendapatan disbanding AKG meningkat sebanyak
375.165

100.69
106.66

109.61
120.41

119.28
141.11
15% (7juta anak)
80.22
79.22

93.07
95.76
Pekerja formal di PHK
Kalori
316.000 diseluruh dunia pada
a a a t a
Pekerja informal yang tr am edu etig pa lim Protein
setahun pertama
k k em ke
pe il il ke til
pekerjaannya terdampak il nt nt il pandemi COVID-19
nt u i u i nt u in
(Kemenaker, 2020) ui K K u i k (SUSENAS, 2020)
K K

3
 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 1
Masalah Wasting di Indonesia

1
Kondisi status
gizi buruk, angka
kematian bayi
dan balita

Global Nutrition Report (2020)


• Secara global, wasting 6,9% dan
stunting sebesar 21,3%.
• Progress penurunan masalah gizi
masih terlalu lambat
4
 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 1
Penyebab Langsung Penyebab Tidak Langsung

2
Penyebab gizi
buruk, kematian Penyebab Mendasar

bayi dan balita

Kerangka konsep
UNICEF (1990,2008,2013).
Pencegahan Gizi Buruk dilakukan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita secara rutin, sebagai bagian dari Standar
Pelayanan Minimal (SPM), jika ditemukan adanya indikasi gagal tumbuh,
harus segera di rujuk ke pelayanan kesehatan untuk dilakukan
konfirmasi status gizi dan intervensi lebih lanjut 5
 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 1
Masalah gizi adalah suatu
kondisi dimana terjadi
kekurangan, kelebihan atau
ketidakseimbangan asupan

2
kalori dan/ atau zat gizi
seseorang.

Kekurangan gizi adalah


Penyebab gizi suatu kondisi yang dapat
terjadi secara akut dan kronis
buruk, kematian disebabkan oleh asupan zat
bayi dan balita gizi yang tidak memadai,
gangguan penyerapan dan/
atau metabolisme zat gizi
akibat penyakit.

kelebihan zat gizi adalah suatu


kondisi yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan asupan energi Kerangka hubungan antara faktor penyebab kekurangan
(energy intake) dengan energi gizi pada ibu dan anak berdasarkan modifikasi kerangka
yang digunakan (energy penyebab masalah gizi Unicef 1990
expenditure) dalam waktu lama.
6
 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 1
Berdasarkan klasifikasi WHO, kurang gizi akut
dibagi menjadi:
2
1) Balita gizi kurang adalah balita dengan indeks BB/PB atau
Penyebab gizi BB/TB di antara -3 SD sampai kurang dari -2 SD, atau dengan
buruk, kematian pengukuran LiLA berada di antara 11,5 cm sampai kurang dari
bayi dan balita 12,5 cm (Usia 6-59 bulan).
2) Balita gizi buruk adalah balita dengan indeks BB/PB (atau
BB/TB) kurang dari -3 SD atau dengan pengukuran LiLA < 11,5
cm (usia 6 - 59 bulan) atau edema bilateral yang bersifat pitting
(tidak kembali setelah ditekan).

7
 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 1
Kendala dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
balita yaitu:
Standar pelayanan bayi sakit di
Pemanfaatan buku KIA sebagai 2
1 Puskesmas yaitu manajemen terpadu
sarana edukasi orang tua belum

2
balita sakit (MTBS) dilaksanakan dengan
memadai.
tingkat kepatuhan yang rendah 54,6%.
Pengisian Buku KIA Nasihat Kunjungan ulang 25.5
Penilaian status gizi 30.7
Penilaian Masalah/keluhan Lain 34.9
Pemeriksaan balita sakit 21.7 Penilaian Pemberian Vit. A 42.6
Penyebab gizi Pemantauan perkem-
Penilaian Pemberian makan
Penilaian tanda anemia
43.2
46.1
buruk, kematian bangan 45.6 Penilaian Status Imunisasi
Total skor pengisian form MTBS
53.6
54.6

bayi dan balita Pemantauan per-


tumbuhan 57.2
Penilaian Status HIV
Penilaian Demam
57.4
63.0
Penilaian Tanda bahaya umum 64.4
Isian Identitas anak 73.5
Riwayat imunisasi 69.7 Penilaian Batuk/sukar bernapas 75.7
Penilaian Diare 76.7
Penilaian Masalah telinga 76.8
3 Pelayanan Kunjungan Neonatal
4 Pelayanan Intensif di Rumah Sakit

8
 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 1
Kendala dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
balita yaitu:

2 a. Banyak ibu/keluarga yang belum memanfaatkan digital


informasi dan modifikasi layanan kesehatan, khususnya di masa
pandemi COVID-19.
Penyebab gizi b. Pelayanan kesehatan balita terganggu dikarenakan overload
buruk, kematian beban petugas kesehatan di masa pandemi COVID-19 serta
bayi dan balita belum terintegrasinya implementasi pelayanan Kesehatan

c. Masih terbatasnya puskesmas yang melaksanakan inovasi


dalam peningkatan pelayanan kesehatan balita dan anak
prasekolah

9
Dampak Kekurangan Gizi pada Balita
meningkatkan angka
kesakitan, kematian
dan disabilitas

3
Dampak Gizi
Buruk

Gambaran interaksi gizi pada janin/bayi


dipengaruhi oleh status gizi ibu
Sumber: Uauy R, Kain J. Nutrition, child growth and chronic disease prevention. Annals of Medicine 2008; 40: 11-20 10
 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 1
Perlu strategi operasional untuk mengatasi
permasalahan balita sakit dan gizi buruk
Meningkatkan Meningkatkan

4
Pemberdayaan kualitas dan cakupan kualitas dan akses
keluarga dan deteksi dini di pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat masyarakat dan gizi MTBS dan
termasuk pelibatan sebagai upaya Pencegahan dan Tata
lintas sektor dan pencegahan kesakitan Laksana Gizi Buruk
Strategi, Standar dunia usaha dan gizi buruk

Operasional
Prosedur (SOP),
Alur MTBS dan
Tata Laksana Gizi Penguatan sistem
Meningkatkan Meningkatkan
dukungan dan peran
kerjasama dengan
Buruk pada Balita kewaspadaan dini lintas program, lintas serta Pemerintah
melalui surveilans sektor, mitra Daerah dalam
kesehatan dan gizi pembangunan dan dukungan kebijakan
masyarakat dan pembiayaan

11
 Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Gizi Buruk – MPD 1
Alur Penapisan Balita Gizi Buruk

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 12


Pemantauan Pertumbuhan Balita
di Posyandu dan Puskesmas sebagai Pencegahan
Masalah Balita Gizi Buruk TPG terlatih (end-user)
Kader Posyandu terlatih Penilaian Pertumbuhan Balita 
Penilaian Pertumbuhan Balita  menggunakan modul penilaian
POSYANDU menggunakan modul penilaian PUSKESMAS pertumbuhan balita
pertumbuhan balita
BB/U  KMS dalam Buku KIA Pengukuran TB/U, BB/U,BB/TB dan
pemeriksaan klinis
Penentuan
Status Pertumbuhan Balita
Penentuan Status Gizi dan Identifikasi
Masalah Gangguan Pertumbuhan Balita

Balita Sehat, Konseling Gizi


1T 2T, BGM Balita sakit
Naik BB
Intervensi sesuai masalah yang dialami PMT Pemulihan
RUJUK balita
Konseling Gizi
Tatalaksana Gizi
pulih Buruk

Penyuluhan Gizi RUJUK ke RS untuk kasus yang tidak bisa intervensi lainnya
Kelompok ditangani di Puskesmas

KELUARGA pulih
Kegiatan Perbaikan Gizi
di Lapangan dan di Puskesmas/rumah sakit
Gizi Buruk
BALITA Gizi Buruk
Dirawat

Tidak Naik BB/Kurus Balita Gizi Kurang diberi Rawat Inap/TFC


PMT Pemulihan Rawat Jalan

Pemantauan Pertumbuhan
Konseling ASI/MP-ASI/gizi lebih Pabrikan  LOKAL
Pemberian kapsul vit A Pusat  BOK
Pemberian tablet Fe Bumil
Promosi garam beryodium
Skrining aktif
Taburia
PMT Bumil KEK

PROMOTIF PREVENTIF KURATIF


Konfirmasi Status Gizi di
Puskesmas
Balita Tidak Naik (T), BB Kurang (Underweight /BGM) dan Risiko BB Lebih (diatas Garis Oranye) perlu
dilakukan konfirmasi status gizi oleh tenaga kesehatan di puskesmas. Langkah-Langkah konfirmasi status
gizi:
1 Periksa grafik BB/PB Status
Hasil Konfirmasi atau Gizi
BB/TB 3 Periksa grafik PB/U atau TB/U
Tatalaksana Hasil Konfirmasi Status Gizi Tatalaksana
BB/PB atau BB/TB PB/U atau TB/U
< - 3 SD Gizi Buruk Tata Laksana Gizi Buruk*
< - 2 SD Pendek Mengacu PNPK Tata
- 3 SD sd < -2 SD Gizi kurang Tata Laksana Gizi Kurang pada halaman 18 Laksana Stunting
(PMT, edukasi dan stimulasi)
- 2 SD s.d +1 SD Gizi baik Konfirmasi grafik BB/U (langkah 2) - 2 SD s.d +3 SD Normal Pemantauan rutin

> + 1 SD sd + 2 SD Risiko Gizi Pemberian edukasi dan konseling, > + 3 SD Tinggi Konsultasikan
> + 2 SD sd + 3 SD Lebih Gizi stimulasi dan aktivitas fisik, serta
dengan dokter
> + 3 SD Lebih rujukan ke RS pada kasus Balita
spesialis anak.
Obesitas Obesitas
* Mengacu pada Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada
Balita

2 Periksa grafik
BB/U
Hasil Konfirmasi BB/U Status Gizi Tatalaksana
< - 2 SD Berat Badan Kurang Konfirmasi grafik PB/U atau TB/U: Tata Laksana
Berat Badan Kurang tanpa stunting pada
Semua intervensi terkait
- 2 SD s.d +1 SD Berat Badan Normal
halaman 19 (PMT, edukasi dan stimulasi)
Jika Tidak Naik (T): Tata Laksana Balita T pada
masalah gizi pada balita
halaman 20 (PMT, edukasi dan stimulasi)
Jika Balita Naik (N): lanjutkan konfirmasi
BERMULA dari hasil
> + 1 SD Risiko Berat Badan
grafik PB/U atau TB/U (langkah 3)
Pemberian edukasi dan konseling, stimulasi
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Lebih dan aktivitas fisik, serta rujukan ke RS pada
kasus Balita Obesitas 15
Cakupan Penimbangan
 N/D = Keberhasilan penimbangan
 N/S = Keberhasilan Program
 K/S = Cakupan Program Penimbangan

D/S = Partisipasi Masyarakat

Perlu partisipasi semua. Apabila balita ada yang tidak


pernah datang ditimbang dan rutin ditimbang maka AKAN
SELALU ADA POTENSI ADA BALITA GIZI BURUK
disuatu wilayah

Anda mungkin juga menyukai