Data Analysis and Catch-Up Imun - Binjai - 25apr24

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 43

Monitoring dan Evaluasi Program Imunisasi

Rutin di Kota Binjai

Binjai, 25 April 2024


Outline

1. Latar belakang
2. Cakupan Imunisasi Rutin dan Antigen Baru
3. Kebijakan dan Strategi Imunisasi Kejar
4. Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin dan Pencatatan di ASIK
5. Rekomendasi

2
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN
IMUNISASI (PD3I) MASIH MENGANCAM DUNIA

▪ Imunisasi mencegah 2-3 juta kematian setiap tahun akibat


penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan
campak (WHO, 2021)
▪ Terdapat berbagai vaksin untuk mencegah >20 penyakit yang
mengancam jiwa, membantu orang-orang dari segala usia
hidup lebih lama, hidup lebih sehat

▪ PD3I masih mengancam dan diperlukan cakupan imunisasi


yang tinggi dan merata supaya:
1. Mencegah individu dari penyakit yang berbahaya
2. Mencegah penularan di masyarakat

3
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di
Indonesia saat ini..

Tuberculosis Hepatitis B Diphteria

Pertusis

Pneumonia Polio Measles Rubella

Tetanus Diare Rotavirus Japanese Ensefalitis Cervical Cancer

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap di Kota Binjai
Sumber data: ASIK per 25 April 2024

Live Birth Surviving Infants


4572 4572

25 Apr (Kumulatif) 25Apr (Persentase) Target Mar 24

2600 30.0%

25%

25%
25%

25%

25%

25%

25%

25%

25%

25%

25%

25%
2400

2200

20%

20%

20%

20%

20%

20%
2000
22.0%
1800

1600

1400
14.0%
1200

1000 9.0% 9.0% 9.0%


7.0% 7.0%
800 6.0% 6.0%
600 4.0% 4.0% 6.0%
3.0% 3.0% 3.0%
2.0% 1.4%
400 1.0% 1.0% 0.4% 0.1%
200
195 397 395 301 179 149 153 48 44 409 307 274 138 261 111 18 4 65
0 -2.0%
HB0 BCG OPV1 OPV2 OPV3 OPV4 PENTA1 PENTA2 PENTA3 PCV 1 PCV 2 IPV1 IPV2 MR1 RV1 RV2 RV3 IDL
Cakupan Imunisasi Baduta Lengkap di Kota Binjai
Sumber data: ASIK per 25 April 2024

Target BADUTA 2024


4538

25 Apr (Kumulatif) 25Apr (Persentase) Target Mar 24


2500 110%
25% 25% 20% 25%
102%

94%

2000 86%

78%

70%

1500 62%

54%

46%

1000 38%

30%

22%

500 2.0% 1.0%


14%
1.0% 0.2% 6%

-2%

0 27 113 43 12 -10%

Penta 4 MR2 PCV3 IBL


Cakupan IDL dan IBL per Puskesmas di Kabupaten Labuhanbatu
Sumber data: ASIK per 16 Apr 2024

(%) Capaian IDL % Capaian IBL

JATI MAKMUR 3.1% BINJAI KOTA 1.0%

TANAH TINGGI 2.5% BINJAI ESTATE 0.4%

BINJAI KOTA 2.3% TANAH TINGGI 0.3%

KOTA BINJAI 1.4% KOTA BINJAI 0.3%

KEBUN LADA 0.8% JATI MAKMUR 0.2%

BINJAI ESTATE 0.7% RAMBUNG 0.0%


BANDAR
RAMBUNG 0.5% SENEMBAH 0.0%
BANDAR
SENEMBAH 0.0% H.A.H. HASAN 0.0%

H.A.H. HASAN 0.0% KEBUN LADA 0.0%


Cakupan Imunisasi T2+ WUS Hamil di Kota Binjai
Sumber data: ASIK per 25 April 2024

(%) Capaian T2+ Hamil Jumlah T2+ Sasaran T2+ (%) Capaian T2+
Puskesmas (ID)
Hamil Hamil Hamil
BINJAI ESTATE 1.96%
KEBUN LADA 0.00 1,131 0.00%

KOTA BINJAI 0.19%


JATI MAKMUR 0.00 732 0.00%

RAMBUNG 0.00%
BINJAI KOTA 0.00 725 0.00%

TANAH TINGGI 0.00%


H.A.H. HASAN 0.00 753 0.00%

BANDAR SENEMBAH 0.00%


BANDAR SENEMBAH 0.00 326 0.00%

H.A.H. HASAN 0.00%


TANAH TINGGI 0.00 1,426 0.00%

BINJAI KOTA 0.00% BINJAI ESTATE 12.00 613 1.96%

JATI MAKMUR 0.00% RAMBUNG 0.00 642 0.00%

KEBUN LADA 0.00% KOTA BINJAI 12.00 6,348 0.19%


Data Input Bayi Langsung dan Riwayat
Sumber : Data ASIK, 25 April 2024

PUSKESMAS BCG DPT1 DPT2 DPT3 HB0 IPV1 IPV2 MR1 PCV1 PCV2 OPV1 OPV2 OPV3 OPV4 RV1 RV2 RV3 IDL

KEBUN LADA 14.1% 4.3% 1.6% 1.3% 4.9% 8.8% 2.2% 5.8% 8.3% 4.8% 14.4% 7.3% 3.9% 5.6% 3.6% 1.4% 0.4% 0.8%

JATI MAKMUR 10.7% 9.7% 1.7% 0.8% 17.1% 6.6% 3.5% 8.1% 14.5% 9.9% 11.2% 13.6% 6.4% 3.9% 7.6% 0.4% 0.0% 3.1%

BINJAI KOTA 7.5% 1.9% 0.7% 0.5% 2.4% 3.5% 6.1% 4.9% 6.4% 6.3% 7.1% 5.7% 2.8% 3.3% 1.6% 0.2% 0.0% 2.3%

H.A.H. HASAN 3.7% 0.7% 1.4% 0.5% 0.7% 0.7% 0.5% 2.3% 6.2% 4.9% 3.3% 1.1% 1.6% 0.4% 0.7% 0.4% 0.0% 0.0%

BANDAR
1.6% 2.8% 0.4% 0.4% 0.8% 0.8% 0.0% 0.0% 1.6% 2.0% 1.6% 1.6% 2.0% 1.2% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%
SENEMBAH

TANAH TINGGI 8.8% 1.8% 0.4% 0.7% 3.4% 9.3% 4.9% 6.6% 9.8% 7.5% 8.7% 5.9% 4.0% 3.5% 1.2% 0.0% 0.0% 2.5%

BINJAI ESTATE 10.1% 4.3% 1.3% 2.2% 2.2% 7.2% 2.3% 10.6% 12.8% 11.7% 9.6% 10.3% 7.2% 2.9% 2.3% 0.0% 0.0% 0.7%

RAMBUNG 0.9% 0.9% 0.5% 0.9% 0.0% 0.9% 0.5% 1.4% 8.3% 2.8% 1.4% 4.1% 0.9% 1.4% 0.9% 0.0% 0.0% 0.5%

KOTA BINJAI 8.7% 3.3% 1.0% 1.0% 4.3% 6.0% 3.0% 5.7% 8.9% 6.7% 8.6% 6.6% 3.9% 3.3% 2.4% 0.4% 0.1% 1.4%
Data Input Baduta Langsung dan Riwayat
Sumber : Data ASIK, 25 April 2024

PUSKESMAS DPT4 MR2 PCV3 IBL

KEBUN LADA 0.6% 2.3% 0.3% 0.0%

JATI MAKMUR 2.3% 3.2% 2.8% 0.2%

BINJAI KOTA 0.6% 4.2% 1.7% 1.0%

H.A.H. HASAN 0.0% 0.0% 0.6% 0.0%


BANDAR
0.4% 0.0% 0.0% 0.0%
SENEMBAH
TANAH TINGGI 0.3% 3.2% 0.8% 0.3%

BINJAI ESTATE 0.5% 4.2% 1.1% 0.4%

RAMBUNG 0.3% 0.0% 0.3% 0.0%

KOTA BINJAI 0.6% 2.5% 0.9% 0.3%


TARGET INPUT DATA RIWAYAT IDL DI ASIK PER PUSKESMAS DI KOTA BINJAI
Target entry
Sasaran IDL s. d. Jumlah IDL yg sdh Jumlah Riwayat yg belum
PUSKESMAS Sasaran IDL Cakupan IDL harian selama 1
Maret diinput dientry
Bulan
KEBUN LADA 951 238 8 0.84% 230 8

JATI MAKMUR 484 121 15 3.10% 106 4

BINJAI KOTA 574 144 13 2.26% 131 4

H.A.H. HASAN 568 142 0 0.00% 142 5


BANDAR
253 63 0 0.00% 63 2
SENEMBAH
TANAH TINGGI 970 243 24 2.47% 219 7

BINJAI ESTATE 554 139 4 0.72% 135 4

RAMBUNG 218 55 1 0.46% 54 2

KOTA BINJAI 4,572 1,143 65 1.42% 1,078 36

Notes :
1. Perlu menetapkan target entry harian baru data dari Januari-Maret 2024 per puskesmas dan secara konsisten melakukan input data di ASIK
2. Percepatan pencatatan dan pelaporan data riwayat imunisasi rutin di Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) hanya perlu input rata-rata 3-5 data IDL per hari
per puskesmas, yang dapat dikerjakan dalam waktu <10 menit/hari
3. Pencatatan imunisasi rutin pada bulan berjalan perlu dilakukan secara konsisten agar tidak menumpuk
TARGET INPUT DATA RIWAYAT IBL DI ASIK PER PUSKESMAS DI KOTA BINJAI

Sasaran Sasaran IBL s. Jumlah IBL yg Jumlah Riwayat Target entry harian
PUSKESMAS Cakupan IBL
IBL d. Maret sdh diinput yg belum dientry selama 1 Bulan
KEBUN LADA 688 172 0 0.00% 172 6

JATI MAKMUR 471 118 1 0.21% 117 4

BINJAI KOTA 478 120 5 1.05% 115 4

H.A.H. HASAN 512 128 0 0.00% 128 4


BANDAR
234 59 0 0.00% 59 2
SENEMBAH
TANAH TINGGI 1,221 305 4 0.33% 301 10

BINJAI ESTATE 550 138 2 0.36% 136 5

RAMBUNG 384 96 0 0.00% 96 3

KOTA BINJAI 4,538 1,135 12 0.26% 1,123 37

Notes :
1. Perlu menetapkan target entry harian baru data dari Januari-Maret 2024 per puskesmas dan secara konsisten melakukan input data di ASIK
2. Percepatan pencatatan dan pelaporan data riwayat imunisasi rutin di Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) hanya perlu input rata-rata 4-7 data IBL per hari
per puskesmas, yang dapat dikerjakan dalam waktu <10 menit/hari
3. Pencatatan imunisasi rutin pada bulan berjalan perlu dilakukan secara konsisten agar tidak menumpuk
Kebijakan dan Strategy
Imunisasi Kejar
Penyakit Transmisi R0 Imunitas populasi diperlukan
Jadwal Imunisasi Rutin menghentikan transmisi
Campak Airborne/Aerosol 12-18 92-94%
Pertusis Airborne/Droplet 12-17 92-94%
Rubella Airborne 6-7 83-86%
Difteri Saliva 6-7 80-86%
Polio Fecal-Oral-Route 5-7 75-86%
Instrumen dan Metode Pelacakan

My Village My DaftarTracking / Metode kotak


Home (MVMH) Pelacakan pengingat

Metode Kantong Metode SMS /


imunisasi WhatsApp reminder
Sumber: Lampiran Pedoman Praktis Manajemen Puskesmas,
2023 https://link.kemkes.go.id/PedomanPraktis2023
Aturan
Pemberian
Imunisasi Kejar

-1-
Aturan
Pemberian
Imunisasi Kejar

-2-
Aturan
Pemberian
Imunisasi Kejar

-3-
5 Langkah utama untuk melengkapi imunisasi anak
Tenaga kesehatan Orang tua/pengasuh/kader

1. Lakukan review kohort/register imunisasi/catatan 1. Cek buku KIA/catatan imunisasi anak


imunisasi individu lainnya sejak 5 tahun yang lalu
2. Kontak tenaga kesehatan untuk mendapatkan jadwal
2. Catat nama anak dan jenis imunisasi yang perlu imunisasi di posyandu/puskesmas/fasyankes lain
dilengkapi, lakukan pelacakan
3. Kunjungi posyandu /puskesmas/fasyankes lain untuk
3. Susun mikroplaning imunisasi kejar melengkapi imunisasi anak
4. Beritahukan jadwal layanan imunisasi kejar dan 4. Tanyakan jadwal imunisasi selanjutnya apabila masih
daftar anak kepada orang tua/pengasuh dan ada imunisasi yang tertinggal
kader/tokoh masyarakat/lainnya
5. Simpan catatan imunisasi anak
5. Catat dan kunjungi anak yang belum melengkapi
imunisasinya untuk memahami alasan dan rencana
lanjutan

14
Pelayanan Imunisasi Rutin
Jenis Vaksin, Dosis, Cara dan Lokasi Pemberian
Vaksin Jenis Vaksin Cara Pemberian Dosis Lokasi
bOPV (bivalent Oral Polio Vaccine) Virus hidup yang dilemahkan Oral 2 tetes oral
Rotavirus Virus hidup yang dilemahkan Oral 5 tetes oral
Hepatitis B HBsAg yg dimurnikan (DNA Injeksi/Intramuskular 0.5 ml Paha Kanan
Rekombinan
BCG Bakteri hidup yang dilemahkan Injeksi/Intrakutan 0.05 ml Lengan kanan atas
Pneumococcal Conjugate Vaccine Bagian bakteri, parsial Injeksi/Intramuskular 0.5 ml Paha kiri
(PCV) polisakarida
DPT-HB-Hib (Pentabio) Antigen murni Injeksi/Intramuskular 0.5 ml Paha Kanan

Inactivated Polio Vaccine (IPV) Virus mati Injeksi/Intramuskular 0.5 ml Paha Kiri
Campak- Rubella (MR) Virus hidup yang dilemahkan Injeksi/Subkutan 0.5 ml Lengan kiri atas

HPV (Human Papiloma Virus) Bagian virus/sub-unit protein Injeksi/Intramuskular 0.5 ml Lengan atas
DT Bakteri mati, Toksoid Injeksi/Intramuskular 0.5 ml Lengan kanan atas
Td Bakteri mati, Toksoid Injeksi/Intramuskular 0.5 ml Lengan kanan atas
Japanese Enchepalitis (JE)* Virus yang dimatikan Injeksi/Intramuskular 0.5 ml Lengan kiri atas
21
Multi Dose Vial Policy (MDVP)
Jenis Vaksin Masa Pemakaian dalam Gedung Keterangan

Polio Tetes (OPV) 2 minggu Cantumkan tanggal pertama kali


DPT-HB-Hib 4 minggu vaksin digunakan
DT 4 minggu
Td 4 minggu
Polio Suntik (IPV) 4 minggu
HPV 4 minggu
PCV 4 minggu
Hepatitis B 30 hari
RV 4 minggu
nOPV2 Hari yang sama
BCG 3 jam Cantumkan tanggal dan waktu
Campak-Rubella 6 jam vaksin dilarutkan
JE 6 jam
23
24
Menentukan Status Imunisasi Tetanus pada WUS

Panduan pertanyaan penapisan status


munisasi Tetanus pada WUS

Catatan :
**Program BIAS kelas 1, 2 dan 5 mulai
dilaksanakan tahun 2019 sebelumnya sasaran
program BIAS untuk kelas 1,2 dan 3 SD.
** Penentuan status imunisasi T berdasarkan
jumlah dan interval minimal pemberian pada
saat hamil.
Suntikan Aman dan Ganda
Definisi Suntikan Ganda

• Pemberian suntikan ganda adalah


pemberian dua atau lebih suntikan dalam
satu kali kunjungan vaksinasi.

• Pemberian suntikan ganda dilakukan pada


lokasi yang berbeda, namun jika dilakukan di
lokasi yang sama, jarak 1 suntikan dan
suntikan lainnya adalah 2,5 cm.

Memberikan beberapa suntikan dalam satu kunjungan


vaksinasi, AMAN!
Pentingnya pemberian suntikan ganda

Meningkatkan efisiensi
Menguntungkan bagi program imunisasi
Melindungi anak
orang tua/pengasuh
• Memberi anak dua atau lebih • Lebih efisien bagi
• Jika penyuntikan ganda
vaksinasi dalam satu penyedia layanan
tidak dilakukan, berarti
kunjungan dapat kesehatan →
orang tua/pengasuh harus
memberikan perlindungan mengurangi waktu
menjadwalkan kunjungan
selama bulan-bulan awal yang mereka perlukan
tambahan.
kehidupan yang paling untuk menyediakan
rentan. vaksinasi.
• Penyuntikan ganda
memungkinkan orang
• Menunda pemberian tua/pengasuh untuk
Imunisasi dapat mengurangi jumlah
menyebabkan anak rentan kunjungan
terhadap paparan penyakit.
Jumlah suntikan imunisasi yang direkomendasikan pada
satu kali kunjungan untuk anak usia 0-2 tahun di berbagai negara
Global AFR AMR EMR (Eastern EUR SEAR WPR (Western
(Africas) (Americas) Mediterranean) (Europe) (South-east Pasific)
Asia)
Jumlah negara yang
datanya tersedia
194 47 35 21 53 11 27

#Pemberian 2 suntikan 159 35 27 20 42 8 26


#Pemberian 3 suntikan 47 1 13 7 17 1 9
#Pemberian 4 suntikan 16 0 6 3 4 0 3
#Pemberian 5 suntikan 5 0 0 0 5 0 0

% Pemberian 2 suntikan 82% 74% 77% 95% 79% 73% 96%


% Pemberian 3 suntikan 24% 2% 37% 33% 32% 9% 33%
% Pemberian 4 suntikan 8% 0% 17% 14% 8% 0% 11%
% Pemberian 5 suntikan 3% 0% 0% 0% 9% 0% 0%

idence on the ration m ipleinjectable

http://apps.who.int/immunization_monitoring/globalsummary/schedules#
Pelaksanaan Imunisasi Anak di Bangladesh
Jadwal imunisasi Cakupan Imunisasi Rutin 2021 di Bangladesh

1
120.0%
Kunju Jenis imunisasi Usia
ngan 1st Visit 2nd Visit 3rd Visit
100.0%

1 BCG, Penta-1, OPV- 6 mgg


1, PCV-1, IPV-1 80.0%

2 Penta-2, OPV-2, 10 mgg


PCV-2 60.0%

3 Penta-3, OPV-3, 14 mgg


PCV-3, IPV-2 40.0%

4 MR-1 9 bln ke
atas 20.0%

5 MR-2 Setelah
15 bulan 0.0% BCG Penta-1 PCV-1 fIPV-1 OPV-1 Penta-2 PCV-2
OPV-2 Penta-3 PCV-3 fIPV-2 OPV-3 MR-1 MR-2

Vaksinator terlatih dan percaya diri adalah kunci keberhasilan cakupan


tinggi untuk imunisasi suntikan ganda
UMUR
JENIS IMUNISASI Pemberian suntikan ganda di Indonesia
(BULAN)
<24 jam Hepatitis B 2007
• Introduksi IPV di Yogyakarta (Switch bOPV → IPV). Sejak
1 BCG, OPV1
tahun 2007, Provinsi Yogyakarta tidak lagi menggunakan
2 DPT-HepB-Hib1, OPV2, PCV1, RV1* Vaksin bOPV. Pada usia 2,3,dan 4 bulan anak-anak di
Provinsi Yogyakarta mendapatkan Vaksin DPT dan IPV.
3 DPT-HepB-Hib2, OPV3, PCV2, RV2*

4 DPT-HepB-Hib3, OPV4, IPV, RV3* 2013


• Introduksi vaksin booster pentavalen yang diberikan pada
9 Campak-Rubela1, IPV2* anak usia 18 bulan, bersamaan dengan MR2
10 JE**
2016
12 PCV3 • Introduksi IPV sebagai program Imunisasi nasional yang
diberikan pada bayi usia 4 bulan, bersamaan dengan
18 DPT-HepB-Hib4, Campak-Rubela2
pentavalent
Kelas 1 DT, Campak-Rubela
2022
Kelas 2 Td
• Introduksi PCV sebagai program imunisasi nasional yang
Kelas 5 Td, HPV diberikan pada bayi usia 2 dan 3 bulan, bersamaan dengan
pentavalen
Kelas 6 HPV
Suntikan Ganda Aman dan Bermanfaat 32
Tips Dalam Memberikan
Imunisasi Ganda

Konseling
Ruangan
Konseling Posisi Penyuntikan Pasca
Penyuntikan
Penyuntikan

33
1. Ruangan/Area Penyuntikan 2. Konseling

Pastikan hanya ada Hindari Jelaskan manfaat Hindari membahas


vaksinator, anak, dan mengenai KIPI
mengerubungi penyuntikan ganda
pendamping/asisten sebelum penyuntikan
vaksinator di dalam anak dan manfaat vaksin agar orang tua tidak
ruangan yang akan takut
diberikan

34
3. Posisi

• Pastikan ibu, bayi, dan vaksinator dalam posisi yang • Jangan biarkan bayi melihat ke arah
nyaman penyuntikan/ melihat jarum suntik
• Minta ibu untuk memposisikan bayi dengan nyaman • Vaksinator tidak boleh berpindah-pindah sambil
dan mengekspos bagian tubuh yang akan dinjeksikan membawa jarum suntik saat melakukan
• Minta ibu untuk menyesuaikan posisi bayi saat penyuntikan. Minta ibu untuk menyesuaikan
vaksinator akan memberikan antigen yang berbeda agar posisi bayi
bagian yang akan diinjeksi menghadap ke vaksinator
• Atur posisi kepala bayi agar tidak melihat ke arah
penyuntikan/ melihat jarum suntik

35
4. Penyuntikan Urutan pemberian antigen dalam
imunisai ganda:

OPV
• Pastikan area penyuntikan • Jangan melakukan prefilling
bersih dan kering • Dilarang
• Pegang dengan erat menyimpan/meletakkan
vaksin di luar vaccine carrier
lengan/paha bayi saat
• Jangan mengusap-usap area
penyuntikan penyuntikan pasca
IPV
• Berikan vaksin yang paling penyuntikan
tidak menyakitkan
• Lakukan penyuntikan dengan
cepat, tanpa aspirasi

DPT-HB-Hib
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit
Posisi Anak Saat Imunisasi
1. Minta anak duduk saat menerima suntikan atau
minta orang tua/pengasuh menggendong bayi
selama vaksinasi untuk memberikan rasa nyaman.
2. Mengelus kulit atau memberikan tekanan di dekat
tempat suntikan sebelum dan selama injeksi.
3. Menyuntikkan vaksin yang paling tidak
menyakitkan terlebih dahulu ketika dua vaksin Posisi dipangku Posisi tidur/telentang
diberikan berurutan (Misal pada usia 4 bulan,
urutan pemberian vaksin adalah OPV-IPV-DPT)
4. Melakukan injeksi intramuskular cepat tanpa
aspirasi.
5. Susui bayi selama dan setelah vaksinasi atau
berikan beberapa rasa manis minuman, dan
6. Gunakan teknik mengalihkan perhatian (mainan, Posis mengangkang (anak usia
Posis Tegak >12 bulan)
buku, video,distraksi verbal, dll)
Gunakan suntikan steril

Hal-hal yang dapat Gunakan prosedur pemberian vaksin yang benar: periksa
tanggal kadaluarsa pada vial, simpan vaksin pada suhu yang
dilakukan untuk tepat, dan jangan dibekukan.

mengurangi
reaksi lokal pasca Gunakan teknik injeksi yang benar, pastikan bahwa dua
suntikan suntikan dilakukan di lokasi berbeda, atau jika dilokasi yang
sama dipisahkan oleh minimal 2,5 cm (1 inci).

Jangan memijat atau menggosok kulit setelah pemberian vaksin.


5. Konseling pasca penyuntikan:

• Berikan penjelasan mengenai kemungkinan KIPI seperti


demam.
• Yakinkan orang tua bahwa reaksi ikutan seperti demam dan
nyeri adalah normal, sehingga orang tua tidak panik saat
KIPI terjadi.
• Jelaskan Langkah-Langkah yang harus dilakukan orang tua
apabila terjadi KIPI (misal: memberikan paracetamol jika
demam, mengompres dengan air dingin disekitar area
penyuntikan apabila terlihat bengkak
• Minta orang tua untuk segera menghubungi bidan/
puskesmas terdekat bila demam atau bengkak tidak
membaik setelah 2-3 hari.
Menghadapi
Kekhawatiran
Orang Tua
Isu kekhawatiran tenaga kesehatan dan orang tua/pengasuh
Terhadap penyuntikan ganda
“Apakah vaksin yang
“Apakah reaksi simpang yang
diberikan bersamaan akan
“Apakah anak akan merasa timbul akan semakin besar jika
sama efektifnya dengan jika anak menerima suntikan ganda?
lebih sakit saat disuntik
dan merasa tidak nyaman? diberikan terpisah?

Pemberian dua atau Reaksi simpang yang


Tidak ada perbedaan lebih antigen dialami oleh anak yang
signifikan pada rasa sakit bersamaan tidak menerima 1 suntikan
yang dialami apabila tidak berbeda secara
mengurangi efektifitas signifikan dengan yang
menerima 1 atau 2
suntikan. dari masing-masing menerima 2 atau lebih
antigen suntikan.
REKOMENDASI
1. Pencatatan ASIK sebaiknya dilakukan oleh vaksinator/bidan/perawat yang
melakukan imunisasi sehingga tidak menumpuk di petugas imunisasi/korim.
2. Perlu dilakukan evaluasi capaian imunisasi rutin oleh Kepala Puskesmas setiap
bulannya menggunakan data ASIK
3. Dinas Kesehatan Kota Binjai perlu memberikan umpan balik terhadap rendahnya
cakupan IDL dan IBL ke Kepala Puskesmas
4. Dinas Kesehatan Kota Binjai perlu memberikan target harian entry data riwayat di
ASIK kepada Puskesmas dan input data yang konsisten untuk percepatan
peningkatan data cakupan IDL dan IBL di ASIK
5. Pelaksanaan input data ASIK massal perlu dilakukan untuk akselerasi pencatatan
data riwayat yang tertunda/belum tercatat selama bulan Januari-Maret 2024
6. Puskesmas perlu melakukan pelacakan anak yang belum/tidak diimunisasi
menggunakan instrumen pelacakan.
7. Perlu dilakukan imunisasi kejar bagi anak usia <5 tahun yang belum lengkap
imunisasi bayi dan baduta sesuai ketentuan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai