Tehnik Dan Pemeriksaan Sitohistologi: Sri Lestari, S, TR - Kes 25 MEI 2024
Tehnik Dan Pemeriksaan Sitohistologi: Sri Lestari, S, TR - Kes 25 MEI 2024
Tehnik Dan Pemeriksaan Sitohistologi: Sri Lestari, S, TR - Kes 25 MEI 2024
Sitohistologi
SRI LESTARI,S,TR.Kes
25 MEI 2024
PENDAHULUAN
Sitohistopatologi
Cabang ilmu yang mempelajari struktur,fungsi dan
komposisi kimia sel serta jaringan tubuh manusia dan
hewan.
Tehnik mikroskopi dan pewarnaan khusus.
Bagian terpenting dari diagnosis penyakit/kondisi medis
dan penelitian ilmiah
2
Prinsip dasar dalam Sitohistologi
Meliputi :
3
Prinsip dasar dalam Sitohistologi
Meliputi :
5
HISTOPATOLOGI
Abad ke 17
Penemuan mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek,pengamatan
pertama terhadap sel hidup.
Abad ke 19
Penemuan penting seperti sel saraf oleh Johanes Purkinje dan sel-sel
tumbuhan oleh Matthias Schleiden.
7
Kualitas sediaan dipengaruhi
- Fiksasi jaringan (Tahap Pra-analitik)
- Proses pembuatan blok parafin, pemotongan blok
parafin dan pewarnaan (Tahap analitik)
Pemeriksaan immunohistokimia memerlukan kualitas blok parafin
baik
Pemeriksaan lanjutan imunohistokimia untuk mempertajam,
memastikan diagnosis, era pendekatan terapi berdasarkan target
molekul (molecular targeted therapy)
Juga diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan pemeriksaan lanjutan
lainnya sesuai perkembangan teknologi kedokteran (IHK, FISH,CISH
dsb.)
8
1. Mengumpulkan
sampel
2. Pemberian label pada
Place your screenshot here
sample
3. Pengemasan adekuat
4. Transport
FASE PRA-ANALITIK
A. Kelengkapan identitas pasien dan keterangan klinik
1. Pengisian formulir mencakup :
10
2. Cara mendapatkan bahan
Operasi, insisi, kerokan, apusan, FNAB dll
3. Lokasi bahan/organ
Jenis jaringan tertentu
Batas sayatan dan tanda khusus ( beri benang atau
gambar jaringan dg keterangan)
4. Kondisi lesi
Benjolan, ukuran, konsistensi, warna
11
FASE PRA- ANALITIK
B. Penanganan Jaringan
14
ANALITIK
Tahap pengolahan jaringan/Prosesing jaringan
Tujuan Melekatkan pada suatu medium padat
yang dipastikan cukup mendukung jaringan
tersebut danmemungkinkan
memotong sayatan tipis,namun cukup
lunak,tidak merusak jaringan atau pisau.
16
PROSESSING
Tahapan Prosessing Jaringan
Mengeluarkan cairan fiksasi dari jaringan
DEHIDRASI dan menggantikannya dengan cairan
dehidrasi (Alkohol bertingkat 50%, 70%, 95%,
100%)
17
Metode Prosessing Jaringan
Penyempurnaan Fiksasi : Formalin Buffer 10% 1,5
Jam
1. Dehidrasi
Alkohol 70% 1,5 Jam
Alkohol 80% 1,5 Jam
Alkohol 96% 1,5 Jam
Alkohol 100% 1,5 Jam
Alkohol 100% 1,5 Jam
Alkohol 100% 1,5 Jam
2. Clearing
Xylene 1,5 Jam
Xylene 1,5 Jam
Xylene 1,5 Jam
18
Metode Prosessing Jaringan
1. Impregnasi
Paraffin 1,5 Jam
Paraffin 1,5 Jam
19
Proses Trimming Blok
Paraffin
Ketebalan 3-4 Mikron
Sebelum proses pemotongan blok
paraffin didinginkan dulu pada tissue
embedding
Pemotongan pakai mikrotom dengan
pisau yang tajam/disposable
Pita paraffin/ hasil potongan dimekarkan
pada waterbath su h u 3 0 - 6 0 derajat celcius
20
Sectioning/Pemotongan Blok Paraffin
21
TAHAP
PENGECATAN • Automatik
TAHAP PENGECATAN
• Manual
Semua preparat yang sudah siap di masukan pada keranjang
pengecatan
WEAKNESSES
Yellow is the color of
gold, butter and ripe
lemons
22
Tahap-tahap berikutnya :
Defarafinisas
i.
Preparat masukkan kedalam xyelen I, II,III masing-masing selama 5 menit,
Tiriskan.
Rehidrasi
Preparat masukkan ke dalam Alkohol 9 6 % , 80%,70% masing-masing selama
menit 5 menit
Masukkan dalam air mengalir 3 menit.
Pengecatan Inti
Preparat masukkan ke dalam hematoxylin lilie mayer selama 2-3 menit
Cuci air mengalir selama 3 menit
23
Counter stain
Preparat masukkan ke dalam Eosin phyloxin sebanyak 5 celup
Dehidrasi
Preparat celupkan ke dalam alkohol 96% I, alkohol 96% II, alcohol 100% I,
alkohol 100% II sebanyak masing-masing 5 celup
Clearing
Preparat masukkan ke dalam xylene I,II,III masing-masing selama 3 menit
Mounting
Preparat diberi 1 tetes entellan dan tutup dengan cover glass
Preparat dilabeling dan siap untuk di baca oleh dokter spesialis
Patologi Anatomi
24
TAHAP PEMERIKSAAN
Tahap pemeriksaan dilakukan oleh dokter spesialis patologi
anatomi
TAHAP PRA
ANALITIK
Pada tahap ini adalah pengetikan hasil setelah
pembacaan yang dilakukan oleh dokter spesialis
PA,bisa dilakukan oleh tenaga teknis
25
G I
L O
TO
S I
26
Specimen cairan /Sitopatologi
Tujuan :
Skrining (pemeriksaan penyaringan ) dan atau
menegakkan diagnosis dengan cara pemeriksaan
sitomorfologi.
27
Cara : Sediaan diapuskan pada kaca benda dari bahan cairan
yang diterima → difiksasi → diwarnai
Bahan pemeriksaan :
usapan/scraped ( vagina , mulut rahim, massa ulseratif ) ,
sputum, sikatan bronkhus/bronchial washing, cairan
tubuh(seperti acites dan cairan pleura), urin ( exfoliative
cytology)
28
SEDIAAN
SITOLOGI
Pap smear Harus fiksasi basah
FNAC (fine needle aspiration cytology/Aspirasi jarum halus)
Kering
Fiksasi basah
Sputum (swab like pap smear)
Dapat dikirim ke lab PA sebagai swab pada slaid
Kering
Fiksasi basah
Dapat dikirim ke lab PA sebagai cairan sputum setelah di fiksasi
Urine/fluid from body cavities (pleural effusion, ascites)
Dapat dikirim ke lab PA sebagai swab pada slaid setelah sentrifugasi
Kering
Fiksasi basah
Dapat dikirim ke lab PA sebagai cairan setelah di fiksasi 29
Langkah Pembuatan Specimen Metode
smear/oles
31
TEKNIK
APUSAN
• Teknik apusan sitologi ada 3
macam
Blood film method
Direct method
Squash method
• Ketiga Teknik ini juga berlaku untuk apusan basah maupun kering
Blood Film Method
Non Mucoid Specimen
33
Direct Method
Mucoid specimen
34
Squash method
Non Mucoid
Specimen
Fiksasi cairan tubuh
bertujuan untuk mencegah
Fiksasi degenerasi sel-sel eksfoliatif
cairan yang terdapat dalam cairan
37
Fiksasi Preparat apus teknik basah/wet
fixation
38
Terimakasih
ُشْك ًر ا
َالّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْي َو ِلَو اِلَد َّي َو اْر َح ْم ُهَم اَك َم اَر َّب َي اِنْي َص ِغ ْي َر ا