Tehnik Dan Pemeriksaan Sitohistologi: Sri Lestari, S, TR - Kes 25 MEI 2024

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

Tehnik dan Pemeriksaan

Sitohistologi

SRI LESTARI,S,TR.Kes
25 MEI 2024
PENDAHULUAN
Sitohistopatologi
Cabang ilmu yang mempelajari struktur,fungsi dan
komposisi kimia sel serta jaringan tubuh manusia dan
hewan.
Tehnik mikroskopi dan pewarnaan khusus.
Bagian terpenting dari diagnosis penyakit/kondisi medis
dan penelitian ilmiah

2
Prinsip dasar dalam Sitohistologi
Meliputi :

1. Integritas Sampel : Memastikan sampel jaringan atau sel diambil dan


diproses dengan hati-hati untuk mempertahankan
integritas struktural dan kimianya.
2. Pengolahan yang benar : Proses pengolahan sampel,seperti fiksasi,dehidrasi
Pemotongan tipis dan pewarnaan harus dilakukan dengan tepat untuk
menghasilkan preparat yang berkualitas.
3. Pewarnaan spesifik : Pemilihan pewarnaan yang sesuai untuk tujuan analisis
tertentu sangat penting,baik itu untuk memvisualisasikan struktur sel secara
umum dengan pewarnaanHE atau untuk menyorotin protein spesifik dengan
pewarnaan IHK.

3
Prinsip dasar dalam Sitohistologi
Meliputi :

3. Kontrol Kualitas : Penting untuk melakukan kontrol kualitas


selama setiap tahap proses,mulai dari pengambilan sampel
hingga pemeriksaan mikroskopis, untuk memastikan akurasi
dan keandalan hasil.

4. Interpretasi Hasil : Dilakukan oleh seorang patologis yang


berpengalaman dan terlatih sangat penting untuk membuat
diagnosis yang tepat dan relevan.

Prinsip-prinsip ini membentuk dasar untuk memastikan


validitas dan keandalan hasil dalam tehnik sitohistologi. 4
Tehnik Sitohistologi
Metode yang digunakan dalam ilmu histologi untuk
mempersiapkan dan memproses sampel jaringan biologis
agar dapat di amati di bawah mikroskop
Tehnik ni melibatkan beberapa Langkah,termasuk
fiksasi, pengenceran,penyaringan,pewarnaan dan
pembedahan
Hasilnya adalah potongan tipis jaringan yang dapat diperiksa
secara mikroskopis untuk mempelajari struktur,fungsi dan
penyakit terkait dengan jaringan tersebut

5
HISTOPATOLOGI
 Abad ke 17
Penemuan mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek,pengamatan
pertama terhadap sel hidup.

 Abad ke 19
Penemuan penting seperti sel saraf oleh Johanes Purkinje dan sel-sel
tumbuhan oleh Matthias Schleiden.

 Pertengahan Abad ke 19 dengan karya-karya Rudolf Virchow, yang


dianggap sebagai bapak patologi modern,dalam memahami struktur sel
dan jaringan serta perannya dalam penyakit

 Pada paruh kedua abad ke-20, Penemuan mikrotom,Pengembangan tehnik


pewarnaan,Pengembangan teknologi dalam electron mikroskop. 6
“PENANGANAN BAHAN
PEMERIKSAAN/SPECIMEN”
1. Jaringan untuk pemeriksaan Histopatologi
2. Cairan (Sitologi)
- PAP smear
- Sitologi urin
- Cairan tubuh yang lain (FNAB, bilasan ,
sikatan , asites , cairan pleura )
- Sputum/dahak

7
 Kualitas sediaan dipengaruhi
- Fiksasi jaringan (Tahap Pra-analitik)
- Proses pembuatan blok parafin, pemotongan blok
parafin dan pewarnaan (Tahap analitik)
 Pemeriksaan immunohistokimia memerlukan kualitas blok parafin
baik
 Pemeriksaan lanjutan imunohistokimia untuk mempertajam,
memastikan diagnosis, era pendekatan terapi berdasarkan target
molekul (molecular targeted therapy)
 Juga diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan pemeriksaan lanjutan
lainnya sesuai perkembangan teknologi kedokteran (IHK, FISH,CISH
dsb.)
8
1. Mengumpulkan
sampel
2. Pemberian label pada
Place your screenshot here
sample
3. Pengemasan adekuat
4. Transport
FASE PRA-ANALITIK
A. Kelengkapan identitas pasien dan keterangan klinik
1. Pengisian formulir mencakup :

Identitas pasien: Nama, umur, J/K, alamat dll


Keterangan klinik : Lokasi dan ukuran lesi, keterangan
tentang penyakit atau pemeriksaan PA terdahulu,
keterangan klinik khusus ex. Riwayat obstetri ginekologi.

10
2. Cara mendapatkan bahan
Operasi, insisi, kerokan, apusan, FNAB dll
3. Lokasi bahan/organ
Jenis jaringan tertentu
Batas sayatan dan tanda khusus ( beri benang atau
gambar jaringan dg keterangan)
4. Kondisi lesi
Benjolan, ukuran, konsistensi, warna

11
FASE PRA- ANALITIK
B. Penanganan Jaringan

1. Persiapkan wadah jaringan yang disesuaikan


dengan jaringan
2. Isi wadah dengan formalin 10% bufer
3. Masukkan sesegera mungkin jaringan segar
kedalam wadah formalin
4. Beri label identifikasi pasien dan jenis jaringan
12
FASE ANALIT
Tahap ini dimulai dari spesimen diterima
sampai pembuatan blok parafin dan sediaan
siap dibaca dokter spesialis Patologi
Anatomi.
a. Tahap penerimaan spesimen
b. Tahap pemotongan dan pencatatan
mikroskopik
c. Prinsipnya pemotongan dilakukan untuk
mengambil bagian jaringan yang
representatif, tebal tidak melebihi kaset
13
PROSES PEMOTONGAN JARINGAN
Banyaknya potongan tergantung dari
jenis jaringan dan besarnya jaringan

Setelah dimasukkan ke dalam kaset dan


ditutup segera masukkan ke dalam
wadah yang berisi formalin 10% buffer

Setelah seluruh kaset terkumpul


masukkan ke dalam mesin Tissue
Prosessor Automatic untuk diproses.

14
ANALITIK
Tahap pengolahan jaringan/Prosesing jaringan
Tujuan Melekatkan pada suatu medium padat
yang dipastikan cukup mendukung jaringan
tersebut danmemungkinkan
memotong sayatan tipis,namun cukup
lunak,tidak merusak jaringan atau pisau.

• Manual : Hand processing


• Otomatis : Tissue processing machine
(“tissue processor”)
Prinsip
• Mengawetkan
• Menstabilkan
• Melindungi dari infeksi
• Mencegah autolisis
• Memudahkan saat pemotongan dan pemulasan 15
PROSESSING
Ada 3 Tahapan Proses Jaringan
Tahap Dehidrasi
Tahap Clearing/Penjernihan
Tahap Impregnasi
Tahap Embedding

16
PROSESSING
Tahapan Prosessing Jaringan
Mengeluarkan cairan fiksasi dari jaringan
DEHIDRASI dan menggantikannya dengan cairan
dehidrasi (Alkohol bertingkat 50%, 70%, 95%,
100%)

Clearing/Penjernihan Mengantikan cairan dehidrasi dengan suatu cairan yang


Secara total kedua-duanya dapat dicampur dengan cairan
dehidrasi
dan menempelkan mediuM(Xylene,Paraffin)

Impregnasi Infiltrasi /Peresapan dengan parraffin

Embedding Penanaman dalam paraffin

17
Metode Prosessing Jaringan
 Penyempurnaan Fiksasi : Formalin Buffer 10% 1,5
Jam
1. Dehidrasi
Alkohol 70% 1,5 Jam
Alkohol 80% 1,5 Jam
Alkohol 96% 1,5 Jam
Alkohol 100% 1,5 Jam
Alkohol 100% 1,5 Jam
Alkohol 100% 1,5 Jam

2. Clearing
Xylene 1,5 Jam
Xylene 1,5 Jam
Xylene 1,5 Jam
18
Metode Prosessing Jaringan
1. Impregnasi
Paraffin 1,5 Jam
Paraffin 1,5 Jam

C. Tahap Blok Paraffon/Embedding


Tahap ini yang diperhatikan adalah cara peletakan jaringan permukaan / mukosa
Untuk dinding kista dan kulit agar dapat merepresentasikan seluruh lapisan yang
ada secara utuh

19
Proses Trimming Blok
Paraffin
 Ketebalan 3-4 Mikron
 Sebelum proses pemotongan blok
paraffin didinginkan dulu pada tissue
embedding
 Pemotongan pakai mikrotom dengan
pisau yang tajam/disposable
 Pita paraffin/ hasil potongan dimekarkan
pada waterbath su h u 3 0 - 6 0 derajat celcius

20
Sectioning/Pemotongan Blok Paraffin

21
TAHAP
PENGECATAN • Automatik
TAHAP PENGECATAN
• Manual
 Semua preparat yang sudah siap di masukan pada keranjang
pengecatan
WEAKNESSES
Yellow is the color of
gold, butter and ripe
lemons

Black is the color of


ebony and of outer White is the color of
space milk and fresh snow
OPPORTUNITIES THREATS

22
Tahap-tahap berikutnya :
Defarafinisas
i.
Preparat masukkan kedalam xyelen I, II,III masing-masing selama 5 menit,
Tiriskan.

Rehidrasi
Preparat masukkan ke dalam Alkohol 9 6 % , 80%,70% masing-masing selama
menit 5 menit
Masukkan dalam air mengalir 3 menit.
Pengecatan Inti
Preparat masukkan ke dalam hematoxylin lilie mayer selama 2-3 menit
Cuci air mengalir selama 3 menit

23
Counter stain
Preparat masukkan ke dalam Eosin phyloxin sebanyak 5 celup
Dehidrasi
Preparat celupkan ke dalam alkohol 96% I, alkohol 96% II, alcohol 100% I,
alkohol 100% II sebanyak masing-masing 5 celup
Clearing
Preparat masukkan ke dalam xylene I,II,III masing-masing selama 3 menit
Mounting
Preparat diberi 1 tetes entellan dan tutup dengan cover glass
Preparat dilabeling dan siap untuk di baca oleh dokter spesialis
Patologi Anatomi

24
TAHAP PEMERIKSAAN
Tahap pemeriksaan dilakukan oleh dokter spesialis patologi
anatomi

TAHAP PRA
ANALITIK
Pada tahap ini adalah pengetikan hasil setelah
pembacaan yang dilakukan oleh dokter spesialis
PA,bisa dilakukan oleh tenaga teknis

25
G I
L O
TO
S I

26
Specimen cairan /Sitopatologi
Tujuan :
 Skrining (pemeriksaan penyaringan ) dan atau
menegakkan diagnosis dengan cara pemeriksaan
sitomorfologi.

 Menegakkan diagnosis secara efisien dan ekonomis dengan


tindakan relatif aman

27
 Cara : Sediaan diapuskan pada kaca benda dari bahan cairan
yang diterima → difiksasi → diwarnai

 Bahan pemeriksaan :
 usapan/scraped ( vagina , mulut rahim, massa ulseratif ) ,
sputum, sikatan bronkhus/bronchial washing, cairan
tubuh(seperti acites dan cairan pleura), urin ( exfoliative
cytology)

 Aspirasi biopsi jarum halus/FNAB/FNAC

28
SEDIAAN
 SITOLOGI
Pap smear  Harus fiksasi basah
 FNAC (fine needle aspiration cytology/Aspirasi jarum halus)
 Kering
 Fiksasi basah
 Sputum (swab like pap smear)
 Dapat dikirim ke lab PA sebagai swab pada slaid
 Kering
 Fiksasi basah
 Dapat dikirim ke lab PA sebagai cairan sputum setelah di fiksasi
 Urine/fluid from body cavities (pleural effusion, ascites)
 Dapat dikirim ke lab PA sebagai swab pada slaid setelah sentrifugasi
 Kering
 Fiksasi basah
 Dapat dikirim ke lab PA sebagai cairan setelah di fiksasi 29
Langkah Pembuatan Specimen Metode
smear/oles

1. Perhatikan tampilan dari specimen cair dan deskripsikan dalam formular


permintaan,
2. Tuangkan specimen ke dalam tabung centrifuse sebanyak 5-10 ml.Tabung
dicentrifuse diputar selama 10 meniit dengan kecepatan ber,kisar 1.800-2500 rpm
3. Saat melakukan sentrifugasi, siapkan 4 slide yang telah di beri label, 2 slide untuk
pewarnaan MDT fiksasi kering, 2 slide untuk pewarnaan papanicolaou fiksasi
basah.
4. Tuang cairan supernatant (posisi yang diatas) Kembali ke wadah specimen asal.
Ketika specimen memiliki endapan yang tebal sisakan supernatant kurang lebih
1/3 bagian dari sedimen atau Ketika sedimen sangat tipis bahkan hampir tidak
terlihat maka supernatant diusahakan terbuang hingga tidak ada tetesan kurang
lebih 2-3 detik 30
Langkah Pembuatan Specimen Metode
smear/oles

5. Homogenkan Kembali no.4 dengan mengetukkan tabung atau menggunakan vortek


hingga terlihat lagi larutan yang bercampur.
6. Ambil larutan pada tabung no 5 dan teteskan satu atau dua tetes pada sisi objek
glass.
7. Sediaan bisa di buat dengan blood film method, direct method , squash method
8. Simpan sisa sedimen ditabung sentrifugase hingga diagnosisnya terlaporkan
9. Lanjutkan dengan tahap fiksasi (kering atau basah ) tergantung dari formulir
permintaan.

31
TEKNIK
APUSAN
• Teknik apusan sitologi ada 3
macam
 Blood film method
 Direct method
 Squash method

• Setiap teknisi atau tenaga Kesehatan yang berkecimpung


dilaboratorium
boleh memilih Teknik yang nyaman dilakukan bagi masing-masing
orang

• Ketiga Teknik ini juga berlaku untuk apusan basah maupun kering
Blood Film Method
Non Mucoid Specimen

33
Direct Method
Mucoid specimen

34
Squash method

Non Mucoid
Specimen
Fiksasi cairan tubuh
bertujuan untuk mencegah
Fiksasi degenerasi sel-sel eksfoliatif
cairan yang terdapat dalam cairan

Cairan tubuh  pleura,


cairan perikardium,
peritoneum, ascites dan
urine
Fiksasi Preparat Apus Tehnik kering (dry
fixation)

o Teknik kering adalah teknik dimana spesimen yang diapus pada


kaca benda difiksasi dengan cara dikeringkan di udara selama
kurang lebih 30 menit sampai 1 jam hingga benar-benar kering.

o Dilanjutkan dengan pulasan Diff-Quick atau May Grunwald-


Gemsa

o Teknik ini untuk melihat morfologi sel secara umum

37
Fiksasi Preparat apus teknik basah/wet
fixation

• Teknik basah adalah teknik dimana spesimen setelah diapus pada


kaca benda langsung difiksasi dalam ALKOHOL 96% selama 30
menit atau langsung difiksasi dengan alkohol spray
• Dilanjutkan dengan pulasan papaniculaou atau Hematoksilin &
Eosin (H&E)
• Teknik ini lebih melihat morfologi inti secara jelas dan detail
• Kadar alkohol < 96% kualitas pulasan kurang baik
• Terlambat memasukkan dalam alkohol 96%  kualitas pulasan
kurang baik

38
‫‪Terimakasih‬‬
‫ُشْك ًر ا‬

‫َالّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْي َو ِلَو اِلَد َّي َو اْر َح ْم ُهَم اَك َم اَر َّب َي اِنْي َص ِغ ْي َر ا‬

Anda mungkin juga menyukai