PAPARAN Ke-3 Tanggal 8 Oktober 2020
PAPARAN Ke-3 Tanggal 8 Oktober 2020
PAPARAN Ke-3 Tanggal 8 Oktober 2020
1 PENGERTIAN HUKUM
ASAS HUKUM, SISTEM HUKUM, KLASIFIKASI
HUKUM DAN PERISTIWA HUKUM
3 PRESENTASI KELOMPOK
PERMASALAHAN HUKUM DAN
PENYELESAIANNYAN DISKUSI KELOMPOK 1
Asas – Asas Peraturan Perundang – Undangan
Peraturan perundang-undangan tidak berlaku surut
Sistem peraturan perundang-undangan mengenal adanya tingkatan-tingkatan atau
kewerdaan atau tata urutan (hierarchie).
Undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat umum
2
Sistem Hukum
Sistem adalah kesatuan yang bulat dan kompleks, yang terdiri dari sub–sub sistem atau bagian
– bagian yang saling berhubungan satu sama lain.
Hubungan fungsional adalah hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain, saling
tergantung dan terorganisasi menurut suatu pola tertentu, mencapai suatu tujuan.
Sistem hukum tidak menghendaki adanya kontradiksi atau konflik.
Beberapa pedoman untuk menyelesaikan konflik dalam system hukum :
Apabila terjadi konflik diantara peraturan perundang-undangan, maka penyelesaianya dengan
asas – asas peraturan perundang-undangan;
Apabila terjadi konflik antara peraturan perundang-undangan dengan hukum adat atau hukum
kebiasaan, maka penyelesaiannya dengan mendasarkan pada sifat kaidah hukum yang
terkandung dalam perundang-undangan;
Apabila terjadi konflik antara peraturan perundang-undangan dengan putusan hakim, maka
penyelesaian terhadap kasus yang bersangkutan yang dimenangkan adalah putusan hakim.
3
Sudikno Mertokusumo berpendapat bahwa sistem hukum mempunyai hubungan timbal balik
dengan lingkungannya, sistem hukum merupakan kesatuan unsur-unsur atau yang berupa
peraturan atau penetapan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan sosial ekonomi sejarah
dan sebagainya.
Sistem hukum meliputi keseluruhan hukum yang ada dan berlaku baik yang berbentuk tertulis
maupun yang berbentuk tidak tertulis mempunyai unsur-unsur :
Hukum undang-undang yaitu meliputi hukum yang sengaja dibuat penguasa yang berwenang
yang berbentuk tertulis dan tertuang dalam peraturan perundang-undangan;
Hukum kebiasaan dan atau hukum adat yaitu meliputi keajegan - keajegan dan keputusan-
keputusan yang didasarkan kepada keyakinan sebab akan menciptakan ketertiban dan kedamaian
dalam pergaulan hidup di masyarakat;
Hukum yurisprudensi yaitu meliputi Hukum yang diciptakan oleh Hakim melalui keputusan
keputusannya yang dimaksudkan untuk menyelesaikan kasus hukum yang yang konkrit;
Hukum traktat yaitu hukum yang berbentuk dalam perjanjian antar Negara;
Hukum ilmiah yaitu hukum hasil konsepsi para ilmuwan hukum atau teori etis hukum;
4
Klasifikasi Hukum
Tujuan klasifikasi hukum :
1.Supaya dapat memperoleh suatu pengertian yang lebih baik, jadi terkandung nilai-nilai teoritis;
2.Supaya dapat lebih mudah menemukan dan menerapkan hukum di sini terkandung nilai-nilai
praktis;
Perbuatan hukum adalah perbuatan yang oleh peraturan hukum dikaitkan dengan timbul atau
lenyapnya hak dan kewajiban atau mempunyai akibat hukum.
Perbuatan hukum terjadi karena adanya kehendak dan pernyataan kehendak yang disengaja untuk
menimbulkan suatu akibat hukum.
9
SUBJEK HUKUM, OBJEK HUKUM DAN HAK
Manusia sebagai Subjek Hukum
Manusia sebagai subjek hukum, atau sebagai pendukung hak dan kewajiban, mempunyai
kewenangan untuk menyandang hak dan kewajiban sejak dilahirkan dan akan berakhir pada
saat ia meninggal dunia.
Seseorang dianggap cakap hukum (handelingsbekwaam) adalah orang yang dianggap cakap
atau cukup cakap untuk mempertanggung jawabkan sendiri segala tindakan-tindakannya,
berarti ia dibenarkan bertindak sendiri dalam melaksanakan hak-haknya dan untuk
melakukan perbuatan hukum.
Tergolong orang yang tidak cakap hukum dalam adalah semata-mata untuk melindungi
orang itu sendiri terhadap tindakan dirinya sendiri.
Termasuk golongan orang yang dianggap tidak cakap atau tidak cukup cakap dalam
perdata antara lain :
1.Anak yang belum berumur atau dewasa (bekum berusia 21 Tahun)
2.Orang yang tidak sehat pikirannya atau gila.
10
Badan Hukum
Badan hukum (rechtspersoon) adalah suatu organisasi atau perkumpulan manusia yang dapat
bertindak dalam lalu lintas hukum seolah-olah ia itu orang.
Badan hukum sebagai subjek hukum adalah suatu kesatuan yang berdiri sendiri, sebagai suatu
organisasi yang teratur.
Berdasarkan kriteria kepentingan yang disandang atau berdasarkan kriteria cara
berdirinya, badan hukum dibedakan menjadi :
Badan hukum publik, yaitu badan hukum yang diadakan atau diakui oleh penguasa, atau yang
didirikan berdasarkan hukum publik dan menyangkut kepentingan umum, yang dibedakan menjadi :
Lembaga yang bersifat pemerintahan.
Badan usaha milik negara atau perusahaan perseroan (Persero), misalnya : BRI, BNI dll
Lembaga atau organisasi partai politik, yaitu : Partai-partai politik.
Badan hukum privat, yaitu badan hukum yang pendiriannya berdasarkan hukum privat atau
perdata, dan menyangkut kepentingan pribadi. Badan hukum privat adalah termasuk badan hukum
yang diperbolehkan atau yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan yang
baik.
1.badan hukum yang tujuannya bersifat sosial atau amal dan tidak mencari keuntungan ekonomis,
misalnya : perkumpulan gereja, badan wakaf, yayasan;
2.ujuannya bersifat ekonomis atau mencari keuntungan ekonomis atau laba, misalnya Perseroan
Terbatas; dan
3.tujuannya menekankan pada pemenuhan kebutuhan material para anggotanya, 11 untuk
Domisili
Domisili adalah tempat di mana seseorang dianggap selalu hadir dalam melakukan hak-haknya dan
memenuhi kewajiban-kewajibannya, meskipun dalam kenyataannya ia tidak berada di situ.
Hukum domisili dibedakan menjadi (Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1975 : 24-25) :
1. Domisili yang sesunguhnya (de eigenlijke of algemene woonplats), yaitu bertalian dengan hal
melakukan wewenang perdata pada umumnya. Domisili ini masih dibedakan lagi, menjadi :
Domisili sukarela atau bebas, yang tidak tergantung atau tidak ditentukan oleh hubungannya dengan
orang lain;
Domisili wajib atau terikat, yang ditentukan oleh hubungan yang ada antara seseorang dengan orang
lain, misalnya : suami dengan istri, anak yang belum dewasa dengan orang tua atau walinya, orang
yang ditaruh di bawah pengampuan dengan pengampunya.
2. Domisili yang dipilih (gekozen woonplaats), yaitu yang bertalian dengan hal melakukan perbuatan
hukum tertentu, maka dipilihlah domisili tertentu. Domisili ini masih dibedakan lagi, menjadi :
Domisili yang dipilih berdasarkan ketentuan undang-undang (verplichte domiciliekeuze), ini biasanya
terdapat dalam hukum acara, misalnya dalam hukum acara perdata pengajuan gugatan harus kepada
Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat di mana tergugat berdomisili (actor
sequiturforum rei);
Domisili yang dipilih secara bebas (vrijwillige domiciliekeuze), yaitu yang biasanya terjadi apabila
dalam suatu perjanjian yang dibuat secara tertulis, para pihak bersepakat memilih domisili di 12Kantor
Notaris atau Kantor Pengadilan Negeri tertentu.
Objek Hukum
Objek Hukum adalahsegala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan dapat
menjadi sasaran dari suatu hubungan hukum.
Objek hukum dapat dikuasai oleh subjek hukum, objek hukum mempunyai nilai
dan harga, sehingga perlu ada penentuan siapakah yang berhak atasnya.
Objek hukum yang berupa benda, atau dalam kepustakaan Belanda termasuk
juga dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijke Wetboek),
digunakan istilah zaak.
14
Macam – Macam Hak
Hak dalam hukum dapat dibedakan menjadi:
Hak Mutlak (hak Absolut) : hak yang memberikan wewenang kepada seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu perbuatan.
Hak mutlak terbagi menjadi:
•Hak-hak publik;
Hak yang bersumber dari hukum publik, misalnya hak negara untuk memungut pajak, untuk menjatuhkan
hukuman, untuk mencabut hak milik seseorang;
•Hak-hak asasi manusia;
Hak dasar manusia yang telah dimiliki sejak manusia dilahirkan, misalnya hak untuk membentuk keluarga, hak
untuk hidup dan bertahan hidup;
•Hak-hak keperdataan;
Hak-hak yang bersumber pada hukum perdata, yang berupa:
1. hak kepribadian, misalnya hak atas nama, hak atas kemerdekaan, hak atas kehormatan;
2. hak kekeluargaan, misalnya hak matrimonial yang berupa hak bertimbal balik, antara suami istri, hak
perwalian;
3. hak kebendaan, misalnya hak milik, hak pakai, hak pungut hasil.
Hak relatif (hak nisbi)
Hak yang memberikan wewenang kepada seseorang tertentu atau beberapa orang tertentu untuk menuntut
kepada seseorang lain tertentu atau beberapa orang lain tertentu, agar memberikan sesuatu atau melakukan
sesuatu atau agar tidak melakukan sesuatu.
Hak relatif sebagian besar terdapat pada hukum perikatan, dan terjadi sebagai akibat adanya perjanjian,
misalnya adanya hak dan kewajiban timbal balik antara: penjual dan pembeli, pemilik rumah dan penyewa.15
HFA Vollmar mengemukakan bahwa perolehan hak itu bisa dua sifatnya,
yaitu:
Perolehan hak secara asli atau langsung (originair);
Artinya seseorang memperoleh hak yang sebelumnya tidak ada, atau bukan
merupakan kelanjutan dari hak yang telah ada, misalnya: orang yang merasa dirugikan akan
membuat gugatan kepada orang yang merugikannya;
Perolehan hak karena diturunkan atau tidak langsung (derivatief);
Artinya hak yang diperoleh seseorang sebagai perlanjutan hak atau peralihan hak yang
sebelumnya telah ada pada orang lain. Misalnya perjanjian jual beli, hak milik penjual menjadi
milik pembeli;
16