Diafragma (kontrasepsi)
Diafragma | |
---|---|
Latar belakang | |
Jenis kontrol kelahiran | Penghalang |
Penggunaan pertama | 1880s[1] |
Tingkat Kegagalan (tahun pertama dengan spermisida) | |
Penggunaan terbaik | 6%[2] |
Penggunaan umum | 12%[2] |
Penggunaan | |
Reversibilitas | Segera |
Pengingat pengguna | Dimasukkan sebelum berhubungan seks dengan spermisida. Dibiarkan selama 6-8 jam setelahnya |
Tinjauan klinik | Untuk penyesuaian ukuran dan pemberian resep di beberapa negara |
Keuntungan dan kerugian | |
Perlindungan PMS | Mungkin |
Periode menstruasi | Menangkap aliran menstruasi |
Manfaat | Dapat digunakan kembali 1 hingga 3 tahun |
Risiko | Infeksi saluran kemih, sindrom syok toksik (jarang) |
Diafragma adalah sejenis metode penghalang pengaturan kelahiran.[3] Metode ini cukup efektif, dengan tingkat kegagalan selama satu tahun sekitar 12% pada penggunaan yang umum.[4] Diafragma diletakkan di atas leher rahim dengan spermisida sebelum berhubungan seks dan dibiarkan di tempatnya selama setidaknya enam jam setelah berhubungan seks.[5][6] Penyesuaian ukuran oleh penyedia layanan kesehatan biasanya diperlukan.[5]
Efek samping yang ditimbulkan biasanya sangat sedikit.[6] Penggunaannya dapat meningkatkan risiko vaginosis bakterialis dan infeksi saluran kemih.[3] Jika dibiarkan di dalam vagina selama lebih dari 24 jam, sindrom syok toksik dapat terjadi.[6] Meskipun diafragma dapat mengurangi risiko infeksi menular seksual, cara ini tidak terlalu efektif untuk melakukannya.[3] Terdapat beberapa jenis diafragma dengan desain tepi dan pegas yang berbeda.[7] Diafragma dapat dibuat dari lateks, silikone, atau karet alam.[7] Diafragma bekerja dengan cara memblokir akses dan menahan spermisida di dekat leher rahim.[7]
Diafragma mulai digunakan sekitar tahun 1882.[1] Diafragma termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[8][9]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Everett, Suzanne (2014). Handbook of Contraception and Sexual Health (dalam bahasa Inggris). Routledge. hlm. 62. ISBN 9781135114114. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-24.
- ^ a b Trussell, James (2011). "Contraceptive efficacy" (PDF). Dalam Hatcher, Robert A.; Trussell, James; Nelson, Anita L.; Cates, Willard Jr.; Kowal, Deborah; Policar, Michael S. Contraceptive technology (edisi ke-20th revised). New York: Ardent Media. hlm. 779–863. ISBN 978-1-59708-004-0. ISSN 0091-9721. OCLC 781956734. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-11-12.
- ^ a b c Hillard, Paula J. Adams; Hillard, Paula Adams (2008). The 5-minute Obstetrics and Gynecology Consult (dalam bahasa Inggris). Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 240. ISBN 9780781769426. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-24.
- ^ Wipf, Joyce (2015). Women's Health, An Issue of Medical Clinics of North America (dalam bahasa Inggris). Elsevier Health Sciences. hlm. 508. ISBN 9780323376082. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-24.
- ^ a b "Contraception | Reproductive Health | CDC". www.cdc.gov. 21 June 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 January 2017. Diakses tanggal 1 January 2017.
- ^ a b c Helms, Richard A.; Quan, David J. (2006). Textbook of Therapeutics: Drug and Disease Management (dalam bahasa Inggris). Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 419. ISBN 9780781757348. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-24.
- ^ a b c Corson, S. L.; Derman, R. J. (1995). Fertility Control (dalam bahasa Inggris). CRC Press. hlm. 211–212. ISBN 9780969797807. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-24.
- ^ World Health Organization (2019). World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019. Geneva: World Health Organization. hdl:10665/325771 . WHO/MVP/EMP/IAU/2019.06. License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
- ^ World Health Organization (2021). World Health Organization model list of essential medicines: 22nd list (2021). Geneva: World Health Organization. hdl:10665/345533 . WHO/MHP/HPS/EML/2021.02.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Marks, Olivia (10 July 2015). "Is the diaphragm making a comeback?". The Guardian..