Garis suksesi takhta Malaysia
Malaysia menerapkan sistem monarki terpilih, sehingga tidak memiliki garis suksesi takhta secara langsung. Dalam hal kedudukan Yang di-Pertuan Agong lowong (mangkat, tidak layak, atau mengundurkan diri), Majelis Raja-Raja akan mengadakan pertemuan untuk memilih Yang di-Pertuan Agong yang baru dari sembilan penguasa negara bagian Melayu. Sementara itu, jabatan Timbalan Yang di-Pertuan Agong (Wakil Yang di-Pertuan Agong) tidak secara langsung menjadi penerus takhta kerajaan. Pemilihan Yang di-Pertuan Agong sendiri didasarkan pada Pasal 32 Konstitusi Malaysia.
Menurut konvensi, Yang di-Pertuan Agong dipilih berdasarkan urutan kesenioran kerajaan negara bagian.[1]
Takhta federal
[sunting | sunting sumber]Penyusunan | Negara Bagian | Pemimpin | Pada takhta federal Yang di-Pertuan Agong |
Catatan |
---|---|---|---|---|
1 | Negeri Sembilan | Tuanku Muhriz (sejak 29 Desember 2008) |
N/A | |
2 | Selangor | Sultan Sharafuddin Idris Shah (sejak 21 November 2001) |
N/A | |
3 | Perlis | Tuanku Syed Sirajuddin (sejak 17 April 2000) |
13 Desember 2001–12 Desember 2006 | Yang di-Pertuan Agong ke-12 |
4 | Terengganu | Sultan Mizan Zainal Abidin (sejak 15 Mei 1998) |
13 Desember 2006–12 Desember 2011 | Yang di-Pertuan Agong ke-13 |
5 | Kedah | Sultan Sallehuddin (sejak 12 September 2017) |
N/A | |
6 | Kelantan | Sultan Muhammad V (sejak 13 September 2010) |
13 Desember 2016–6 Januari 2019 | Yang di-Pertuan Agong ke-15 |
7 | Pahang | Al-Sultan Abdullah (sejak 15 Januari 2019) |
31 Januari 2019–30 Januari 2024 | Yang di-Pertuan Agong ke-16 |
8 | Johor | Sultan Ibrahim Ismail (sejak 23 Januari 2010) |
31 Januari 2024–sekarang | Yang di-Pertuan Agong ke-17 |
9 | Perak | Sultan Nazrin Mu'izzuddin Shah (sejak 28 Mei 2015) |
N/A |
Takhta negara bagian
[sunting | sunting sumber]Sembilan negara bagian dari kesemua negara bagian Malaysia dikepalai oleh seorang penguasa Melayu dan berbentuk monarki. Garis suksesi dari sembilan negara bagian tersebut adalah sebagai berikut:[2]
Negeri Sembilan
[sunting | sunting sumber]Dalam garis suksesi takhta, Negeri Sembilan menggunakan sistem monarki elektif dan bukan wangsa monarki linear. Empat luak (distrik) terbesar di Negeri Sembilan memiliki hak untuk memilih seorang Undang, yang juga merupakan seorang pelantik Raja. Jika kedudukan Yang di-Pertuan Besar lowong, maka keempat Undang tersebut akan dikumpulkan dan menunjuk penerus di antara Empat Pangeran. Empat Pangeran tersebut terdiri atas Tunku Besar Seri Menanti (saat ini Tunku Ali Redhauddin), Tunku Laksamana (saat ini Tunku Naquiyuddin), Tunku Muda Serting (saat ini Tunku Imran), serta Tunku Panglima Besar (saat ini Tunku Nadzaruddin). Yang di-Pertuan Besar yang menjabat saat ini adalah Tuanku Muhriz.
Selangor
[sunting | sunting sumber]- Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah (1926–2001)
- Sultan Sharafuddin Idris Shah (lahir 1945)
- (1) Tengku Amir Shah, Raja Muda Selangor, Putra Mahkota [3] (lahir 1990)
- (2) Tengku Allaeddin Sulaiman Shah III, Tengku Laksamana Selangor, Timbalan Putra Mahkota (lahir 1950)
- (3) Tengku Shakirinal Sulaiman Shah (lahir 1980)
- (4) Tengku Mahmood Shakirinal Shah (lahir 2010)
- (5) Tengku Allaeddin Sulaiman Shah IV (lahir 2013)
- (6) Tengku Abdulaziz Shakirinal Shah (lahir 2017)
- (7) Tengku Salehuddin Sulaiman Shah, Tengku Indera Bijaya Diraja (lahir 1982)
- (8) Tengku Ibrahim Salehuddin Shah (lahir 2014)
- (9) Tengku Shahrain Sulaiman Shah (lahir 1985)
- (10) Tengku Shariffuddin Sulaiman Shah (lahir 1987)
- (3) Tengku Shakirinal Sulaiman Shah (lahir 1980)
- (11) Tengku Abdul Samad Shah, Tengku Panglima Besar Selangor (lahir 1953)
- (12) Tengku Musahiddin Shah, Tengku Seri Perkasa Diraja Selangor (lahir 1984)
- (13) Tengku Ahmad Shah, Tengku Panglima Raja Selangor (lahir 1955)
- (14) Tengku Alam Shah Ammiruddin (lahir 1982)
- Sultan Sharafuddin Idris Shah (lahir 1945)
Perlis
[sunting | sunting sumber]- Tuanku Syed Putra (1920–2000)
- Tuanku Syed Sirajuddin (lahir 1943)
- (1) Tuanku Syed Faizuddin Putra, Raja Muda, Putra Mahkota (lahir 1967)
- (2) Syed Sirajuddin Areeb Putra (lahir 2009)
- (1) Tuanku Syed Faizuddin Putra, Raja Muda, Putra Mahkota (lahir 1967)
- (3) Syed Badaruddin, Tengku Sharif Bendahara (lahir 1945)
- (4) Syed Mashafuddin (lahir 1974)
- (5) Syed Amir Zainal Abidin, Tengku Sharif Temenggong (lahir 1950)
- (6) Syed Budriz Putra, Engku Maharaja Lela Setia Paduka Selangor (lahir 1972)
- (7) Syed Aqil Harrith (lahir 2001)
- (6) Syed Budriz Putra, Engku Maharaja Lela Setia Paduka Selangor (lahir 1972)
- (8) Syed Razlan, Tengku Sharif Laksamana (lahir 1951)
- (9) Syed Muhammad Hazrain (lahir 1978)
- (10) Syed Hazriq (lahir 2012)
- (11) Syed Hazriv (lahir 2013)
- (12) Syed Muhammad Hafiz (lahir 1981)
- (9) Syed Muhammad Hazrain (lahir 1978)
- (13) Syed Zainol Anwar, Tengku Sharif Panglima (lahir 1952)
- (14) Syed Haizam Hishamuddin, Engku Panglima Setia Diraja Selangor (lahir 1983)
- (15) Syed Azlan Salahuddin Putra
- (16) Syed Jufri Ziauddin (lahir 1992)
- (17) Syed Ayden Husain Mateen Aziz Putra
- (14) Syed Haizam Hishamuddin, Engku Panglima Setia Diraja Selangor (lahir 1983)
- (18) Syed Zainal Rashid (lahir 1953)
- (19) Syed Azni (lahir 1954)
- (20) Syed Fariz Naqiuddin (lahir 1985)
- (21) Syed Haniff Iskandar (lahir 1992)
- (22) Syed Badlishah (lahir 1958)
- (23) Syed Fezriq (lahir 1980)
- (24) Syed Felsham (lahir 1984)
- (25) Syed Fernash (lahir 1988)
- Tuanku Syed Sirajuddin (lahir 1943)
Terengganu
[sunting | sunting sumber]- Sultan Mahmud al-Muktafi Billah Shah (1930–1998)
- Sultan Mizan Zainal Abidin (lahir 1962)
- (1) Tengku Muhammad Ismail, Yang di-Pertuan Muda Terengganu, Putra Mahkota (lahir 1998)
- (2) Tengku Muhammad Muaaz, Tengku Sri Setia Mahkota Raja Terengganu (lahir 2000)
- (3) Tengku Mustafa Kamil, Tengku Sri Bendahara Raja Terengganu (lahir 1968)
- (4) Tengku Sharif Mahmud
- (5) Tengku Daniel Haqim
- (6) Tengku Nabil al-Muktafi
- (7) Tengku Bhadr ul-Zamman, Tengku Sri Panglima Raja Terengganu (lahir 1974)
- (8) Tengku Muhammad Ryan Faiz
- (9) Tengku Reyad Feysal
- (10) Tengku Bhadr ul-Hissham Baharuddin, Tengku Sri Temenggung Raja Terengganu (lahir 1976)
- (11) Tengku Muhammad Ashman
- (12) Tengku Muhammad Ariesh
- (13) Tengku Muhammad Ozaer
- (14) Tengku Muhammad Adreez
- (15) Tengku Muhammad Mahmud Akbar Nasreddine Haqqani
- Sultan Mizan Zainal Abidin (lahir 1962)
Kedah
[sunting | sunting sumber]- Sultan Badlishah (1894–1958)
- Sultan Abdul Halim Mu'adzam Shah (1927–2017)
- Sultan Sallehuddin (lahir 1942)
- (1) Tunku Sarafuddin Badlishah, Raja Muda, Putra Mahkota (lahir 1967)[4]
- (2) Tunku Sulaiman Badlishah, Tunku Laksamana (lahir 2007)
- (3) Tunku Shazudin Ariff, Tunku Mahkota[4] (lahir 1970)
- (1) Tunku Sarafuddin Badlishah, Raja Muda, Putra Mahkota (lahir 1967)[4]
- (4) Tunku Abdul Hamid Thani, Tunku Bendahara (lahir 1951)
Kelantan
[sunting | sunting sumber]- Sultan Ismail Petra (1949–2019)
- Sultan Muhammad V (lahir 1969)
- (1) Tengku Muhammad Fakhry Petra (lahir 1978) - Tengku Putera mahkota Kelantan (dari 2024)
Pahang
[sunting | sunting sumber]- Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah (1930–2019)
- Al-Sultan Abdullah Riayatuddin Al-Mustafa Billah Shah (lahir 1959)
- (1) Tengku Hassanal Ibrahim Alam Shah, Tengku Mahkota, Putra Mahkota (lahir 1995)
- (2) Tengku Muhammad Iskandar Ri'ayatuddin Shah, Tengku Arif Bendahara (lahir 1997)
- (3) Tengku Ahmad Ismail Mu'adzam Shah, Tengku Panglima Perang (lahir 2000)
- (4) Tengku Abdul Rahman, Tengku Muda (lahir 1960)
- (5) Tengku Eddie Akasyah (lahir 2004)
- (6) Tengku Ahmad Firhan Shah (lahir 2005)
- (7) Tengku Armaan Alam Shah (lahir 2010)
- (8) Tengku Fahd Mua'adzam, Tengku Arif Temenggong (lahir 1994)
- Al-Sultan Abdullah Riayatuddin Al-Mustafa Billah Shah (lahir 1959)
Johor
[sunting | sunting sumber]- Sultan Iskandar (1932–2010)
- Sultan Ibrahim (lahir 1958)
- (1) Tunku Ismail Idris, Tunku Mahkota, Putra Mahkota (lahir 1984)
- (2) Tunku Iskandar Abdul Jalil Abu Bakar Ibrahim, Raja Muda, Wakil Putra Mahkota (lahir 2017)
- (3) Tunku Abu Bakar Ibrahim (lahir 2019)
- (4) Tunku Idris, Tunku Temenggong (lahir 1987)
- (5) Tunku Abdul Rahman Hassanal Jefri, Tunku Panglima (lahir 1993)
- (6) Tunku Abu Bakar, Tunku Putera (lahir 2001)
- (1) Tunku Ismail Idris, Tunku Mahkota, Putra Mahkota (lahir 1984)
- (7) Tunku Abdul Majid, Tunku Aris Bendahara (lahir 1970)
- (8) Tunku Mahmood Iskandar (lahir 2006)
- (9) Tunku Abdul Mateen Idris Ismail Ibrahim Iskandar (lahir 2015)
- Sultan Ibrahim (lahir 1958)
Perak
[sunting | sunting sumber]Berbeda dengan negara bagian lainnya, wangsa penguasa Perak menerapkan urutan suksesi yang lebih kompleks. Sultan yang sedang berkuasa akan menunjuk pangeran dari jalur laki-laki untuk mendapat gelar tinggi tertentu. Pangeran-pangeran ini berada di susunan tata tempat yang ketat dan mengindikasikan urutannya dalam suksesi takhta Perak. Sejak keputusan pada 25 Februari 1953, hierarki gelar dan urutan suksesi takhta dapat dilihat sebagai berikut:
- Raja Muda (Pangeran Mahkota, saat ini Raja Jaafar)
- Raja di-Hilir (Wakil Pangeran Mahkota, saat ini Raja Iskandar Zulkarnain)
- Raja Kechil Besar (saat ini Raja Azlan Muzzaffar Shah)
- Raja Kechil Sulong (saat ini Raja Ahmad Nazim Azlan Shah)
- Raja Kechil Tengah (saat ini Raja Iskandar)
- Raja Kechil Bongsu (saat ini Raja Izuddin Chulan)
Walau pemegang gelar biasanya ditunjuk untuk menjabat gelar seumur hidup, gelar tersebut bisa saja dicabut dengan alasan tidak mampu maupun tidak layak. Jika seorang pemegang gelar wafat ataupun dinaikkan jabatannya, maka pemegang gelar di bawahnya akan menjadi pemegang gelar yang baru. Raja Muda merupakan seorang penerus takhta yang akan menggantikan Sultan setelah wafat maupun turun takhta, sementara Raja di-Hilir akan menjadi Raja Muda setelahnya. Setelah itu, Raja Kechil Besar akan menjadi Raja di-Hilir dan begitupun seterusnya. Sultan yang baru kemudian akan menunjuk Raja Kechil Bongsu yang lowong setelah dirinya menaiki takhta Sultan.
- Sultan Ahmad ud-din Shah (wafat 1806; berkuasa 1792–1806)
- Sultan Abdul-Malik Mansur Muazzam Shah Jamalullah (wafat 1825; berkuasa 1806–1825)
- Sultan Abdullah Muazzam Shah Khalilullah (sekitar 1805–1830; berkuasa 1825-1830)
- Tuanku Ahmad Shah Johan Berdaulat Khalifatullah, Yang di-Pertuan Muda (wafat 1820)
- Sultan Jaafar Safi ud-din Muazzam Shah Waliullah (wafat 1865; berkuasa 1857–1865)
- Sultan Abdullah Muhammad Shah II Habibullah (1842–1922; berkuasa 1874–1877)
- Raja Chulan, Raja Di-Hilir (1869–1933)
- Raja Zainal Azman, Raja Kechil Tengah (1903–1956)
- (6) Raja Izuddin Chulan (lahir 1951; Raja Kechil Bongsu: 2016–2022)
- Raja Zainal Azman, Raja Kechil Tengah (1903–1956)
- Raja Chulan, Raja Di-Hilir (1869–1933)
- Raja Musa I, Raja Muda (wafat 1906)
- Sultan Abdul-Aziz al-Mutasim Billah Shah Nikmatullah (1887–1948; berkuasa 1938–1948)
- Raja Dato Sri Musa II, Raja Muda (1919–1983)
- (1) Raja Dato Sri Jaafar Saffiud-din Muazzam II, Raja Muda, Wakil us-Sultan, Wazir ul-Azam, Pangeran Mahkota (lahir 1941; Raja Muda, Pangeran Mahkota: 2014–sekarang)
- Raja Dato Sri Musa II, Raja Muda (1919–1983)
- Sultan Abdul-Aziz al-Mutasim Billah Shah Nikmatullah (1887–1948; berkuasa 1938–1948)
- Sultan Abdullah Muhammad Shah II Habibullah (1842–1922; berkuasa 1874–1877)
- Raja Alang Iskandar Shah, Raja Bendahara (wafat 1849)
- Sultan Idris I Murshid al-Azzam Shah Rahmatullah (1849–1916; berkuasa 1887–1916)
- Sultan Abdul Jalil Nasir ud-din al-Muhtaram Shah Radiullah (1870–1918; berkuasa 1916–1918)
- Sultan Yussuff Izzuddin Rathiullah Ghafarullahulah Shah (1890–1963; berkuasa 1948–1963)
- Sultan Azlan Muhibuddin Shah al-Maghfur (1928–2014; berkuasa 1984–2014)
- Sultan Nazrin Muizuddin Shah (lahir 1956; berkuasa 2014–sekarang)
- (3) Raja Azlan Muzzaffar Shah, Raja Kechil Besar (lahir 2008; Raja Kechil Besar: 2014–sekarang)
- Raja Datuk Sri Ashman Shah, Raja Kechil Sulong (1958–2012; Raja Kechil Sulong: 2010–2012)
- (4) Raja Ahmad Nazim Azlan Shah, Raja Kechil Sulong (lahir 1994; Raja Kechil Sulong: 2014–sekarang)
- Sultan Nazrin Muizuddin Shah (lahir 1956; berkuasa 2014–sekarang)
- Raja Ziran @ Raja Zaid (wafat 1979)
- (5) Raja Iskandar (lahir 1941; Raja Kechil Tengah: 2016–sekarang)
- Sultan Azlan Muhibuddin Shah al-Maghfur (1928–2014; berkuasa 1984–2014)
- Sultan Yussuff Izzuddin Rathiullah Ghafarullahulah Shah (1890–1963; berkuasa 1948–1963)
- Sultan Iskandar Shah al-Kaddasullah (1881–1938; berkuasa 1918–1938)
- Sultan Idris II al-Mutawakil Allahahi Afifu’llah Shah (1924–1984; berkuasa 1963–1984)
- (2) Raja Iskandar Dzulkarnain, Raja Di-Hilir, Wakil Pangeran Mahkota (lahir 1955; Raja Di-Hilir, Wakil Pangeran Mahkota: 2014–sekarang)
- Sultan Idris II al-Mutawakil Allahahi Afifu’llah Shah (1924–1984; berkuasa 1963–1984)
- Sultan Abdul Jalil Nasir ud-din al-Muhtaram Shah Radiullah (1870–1918; berkuasa 1916–1918)
- Sultan Idris I Murshid al-Azzam Shah Rahmatullah (1849–1916; berkuasa 1887–1916)
- Sultan Jaafar Safi ud-din Muazzam Shah Waliullah (wafat 1865; berkuasa 1857–1865)
- Raja Inu Muhammad Saleh, Raja Kechil Lasa
- Sultan Abdul-Malik Mansur Muazzam Shah Jamalullah (wafat 1825; berkuasa 1806–1825)
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Bagaimana proses pemilihan Yang di-Pertuan Agong?" (dalam bahasa Melayu). Sinar Harian. 7 Januari 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-28. Diakses tanggal 23 Juli 2021.
- ^ "Malaysia: Land of Nine Kings" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-10. Diakses tanggal 22 Februari 2012.
- ^ Hasnan, Harits Asyraf (15 Oktober 2016). "Tengku Amir Shah sempurnakan istiadat pemasyhuran Raja Muda Selangor". astroawani.com (dalam bahasa Melayu). Astro Awani. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-11. Diakses tanggal 25 Januari 2018.
- ^ a b Sharif, Aizat (26 November 2017). "Raja Muda Kedah ke-20 dimasyhur". myMetro. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-10. Diakses tanggal 26 November 2017.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Monarki Malaysia Diarsipkan 2012-01-26 di Wayback Machine.