Jalan Rawa Belong
Jalan Rawa Belong adalah salah satu jalan di Jakarta. Jalan ini menghubungkan kawasan Palmerah di selatan dan Kemanggisan di utara. Jalan ini melintang sepanjang 850 meter dari persimpangan Rawa Belong (Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat) sampai persimpangan Jalan Raya Kebon Jeruk dan Jalan Kemanggisan Raya. Jalan ini melintasi tiga kelurahan, yaitu:
- Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
- Kebon Jeruk, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
- Palmerah, Palmerah, Jakarta Barat
Asal usul
[sunting | sunting sumber]Nama jalan ini diambil dari nama kampung yang terletak di jalan ini, yaitu Kampung Rawa Belong. Kampung ini memiliki banyak asal usul. Menurut Yahya Andi Saputra dalam acara Jangan Lupakan Sejarah (Jamlurah), Rawa Belong berasal dari dua kata, yakni rawa dan balong. Rawa adalah daerah yang digenangi air dan biasanya cukup dalam dan tidak terawat, sedangkan balong menunjukkan empang yang dalam.[1] Rawa Belong bisa jadi dulunya adalah kawasan rawa yang dalam-dalam.
Menurut Nur Ali Akbar, sesepuh Rawa Belong, nama pertigaan ini diambil dari nama lokasi dekat kubur batu Kampung Srengseng, Jakarta Barat, yaitu Rawa Balong. Dulu tempat tersebut kerap menjadi ajang para jawara bermain jurus-jurus silat.[2] Selain itu asal usul kampung ini berasal dari seorang marsose yang menyebutkan nama Rawa Balong menjadi Rawa Blong. Hingga warga yang mendengarnya menyebut wilayah ini dengan Rawa Belong.[3]
Sementara itu bedasarkan Ensiklopedia Jakarta, asal usul nama Rawa Belong memiliki beragam versi. Seperti pada akhir abad ke-19, Rawa Belong merupakan bagian tanah partikelir Kampung Rawa yang berbatasan dengan tanah partikelir Rawa Kemanggisan.[4]
Supaya membedakan Kampung Rawa dengan Kampung Rawa Kemanggisan, penduduk melengkapi sebutan Kampung Rawa dengan nama tuannya, van Blommesterjin yang kemudian disingkat menjadi Blomen. Lambat laun nama Kampung Rawa Blomen berubah menjadi menjadi Rawa Belong.[4]
Selain itu, ada juga yang menyebut bahwa Rawa belong itu dulunya adalah kawasan rawa-rawa. Di bantaran rawa, hidup sebuah keluarga yang amat dermawan terhadap orang-orang yang lemah yaitu Keluarga Bang Balong. Bang Balong memiliki tanah yang luas dan ternak yang banyak. Hidupnya sangat makmur, sehingga orang-orang di sekitar tempat tersebut menyebut tempat itu milik Bang Balong. Penduduk sekitar yang mayoritas orang Betawi lebih fasih menyebutnya Belong, sehingga nama tempat tersebut disebut sebagai Rawa Belong.[5]
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah trayek transportasi umum yang melayani Jalan Rawa Belong:
- Transjakarta Jaklingko JAK-14 Tanah Abang—Meruya
- Transjakarta Jaklingko JAK-53 Grogol—Pos Pengumben via Slipi
- Mikrolet M11 Tanah Abang—Meruya
- Mikrolet M24 Pasar Slipi—Srengseng
Persimpangan
[sunting | sunting sumber]Jalan ini memiliki persimpangan utama, yaitu:
- Persimpangan Rawa Belong (Jalan Bang Pitung/Jalan Raya Kebayoran Lama dan Jalan Palmerah Barat)
- Persimpangan Jalan Raya Kebon Jeruk dan Jalan Kemanggisan Raya
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Liputan6.com (2019-10-14). "Rawa Belong, dari Sejarah, Kuliner, hingga Pencak Silat". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ Purwoko, Sidik (2021-12-15). "Rawa Belong, Dari Kandang Buaya Hingga Sentra Toko Bunga - Betawi Pos". Rawa Belong, Dari Kandang Buaya Hingga Sentra Toko Bunga - Betawi Pos. Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ Adi, Windoro (2013-01-12). BATAVIA 1740–Menyisir Jejak Betawi. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-602-03-4677-9.
- ^ a b Kusumo, Rizky. "Kisah Rawa Belong, Kampung Jawara Betawi yang Penuh dengan Bunga". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ Setyadi, Bima (2022-02-28). "Asal Usul Rawa Belong dan Kisah Kedermawanan Bang Balong". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2022-12-05.