Keuskupan Surabaya
Keuskupan Surabaya Dioecesis Surabayana | |
---|---|
Katolik | |
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Wilayah | Jawa Timur bagian barat
|
Semarang | |
Kevikepan |
|
Kantor pusat | Jl. Polisi Istimewa No. 17, Kel. Keputran, Kec. Tegalsari, Kota Surabaya 60265 |
Koordinat | 7°16′51″S 112°44′32″E / 7.280930°S 112.742169°E |
Statistik | |
Luas | 26.600 km2 (10.300 sq mi)[1] |
Populasi - Total - Katolik | (per 2021) 25.540.000 166.100 (0,7%) |
Paroki | 44 |
Imam | 170 (111 imam diosesan, 3 diakon diosesan) |
Informasi | |
Denominasi | Gereja Katolik |
Gereja sui iuris | Gereja Latin |
Ritus | Ritus Roma |
Pendirian | 15 Februari 1928 |
Katedral | Hati Kudus Yesus, Surabaya |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Kepemimpinan kini | |
Paus | Fransiskus |
Uskup | Agustinus Tri Budi Utomo |
Vikaris jenderal | R.D. Yosef Eko Budi Susilo[2] |
Vikaris episkopal |
|
Vikaris yudisial | R.D. Laurensius Rony |
Sekretaris jenderal | R.D. Paulus Febrianto |
Ekonom | R.D. Yohanes Darmokusumo Atmojo Sugiharto |
Peta | |
Situs web | |
www |
Keuskupan Surabaya adalah salah satu keuskupan yang terletak di Indonesia, serta menjadi keuskupan sufragan dalam provinsi gerejawi yang juga dalam kesatuan dengan Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Malang, dan Keuskupan Purwokerto. Wilayah Keuskupan Surabaya mencakup Provinsi Jawa Timur bagian barat (bekas Keresidenan Surabaya, Keresidenan Bojonegoro, Keresidenan Madiun, dan Keresidenan Kediri) serta Kabupaten Blora dan Rembang di Jawa Tengah.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1810 Surabaya hanyalah salah satu stasi dari Prefektur Apostolik Batavia (Jakarta). Pada tahun 1859 beberapa imam Serikat Yesus (Yesuit) ditempatkan melayani Surabaya sampai tahun 1923, ketika Surabaya kemudian diserahkan kepada para imam Lazaris (CM) pada bentang segitiga Surabaya-Kediri-Rembang. Selanjutnya bentang wilayah itu melebar hingga Madiun pada 1928. Umat Katolik berkembang dari 5000 orang pada 1924 menjadi 7625 pada tahun 1928. Pada 15 Februari 1928 didirikan Prefektur Apostolik Surabaya, dilepaskan dari Vikariat Apostolik Batavia (Jakarta). Status itu ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik Surabaya pada 16 Oktober 1941, dan jumlah umat bertambah menjadi 18.000 orang. Dua puluh tahun kemudian, bersamaan dengan didirikannya hierarki Gereja Katolik di Indonesia, pada 3 Januari 1961, Vikariat Apostolik Surabaya berubah status menjadi Diosis atau Keuskupan Surabaya.
Jumlah umat mengalami peningkatan hingga 21.890 orang pada tahun 1950, menjadi 57.000 pada tahun 1970, kemudian 91.000 pada tahun 1980. Selain itu, terjadi juga peningkatan jumlah imam Praja dari 6 orang pada 1980, menjadi 16 orang pada 1990, dan meningkat jadi 52 orang pada tahun 2000. Jumlah imam tarekat religius relatif konstan, dari 50 orang pada tahun 1980, menjadi 53 orang pada tahun 1990 dan 54 orang pada tahun 2000. Menurut statistik tahun 2005, jumlah umat Katolik Keuskupan Surabaya pada tahun 2004 tercatat 150.457 orang tersebar di 37 paroki, sedangkan jumlah imam terdiri dari 49 imam praja dan 53 imam tarekat religius di Keuskupan Surabaya.
Garis waktu
[sunting | sunting sumber]- Didirikan sebagai Prefektur Apostolik Surabaia pada tanggal 15 Februari 1928, memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Batavia
- Ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik Surabaia pada tanggal 16 Oktober 1941
- Ditingkatkan menjadi Keuskupan Surabaia pada tanggal 3 Januari 1961
- Berganti nama menjadi Keuskupan Surabaya pada tanggal 22 Agustus 1973
Waligereja
[sunting | sunting sumber]Ordinaris
[sunting | sunting sumber]- Prefek Apostolik Surabaia
- R.P. Teofilo Emilio de Backere, C.M. (6 Juni 1928 s.d. 24 Desember 1936, mengundurkan diri)
- Michel Thomas Verhoeks, C.M. (22 Oktober 1937 s.d. 16 Oktober 1941, naik tingkat)
- Vikaris Apostolik Surabaia
- Michel Thomas Verhoeks, C.M. (16 Oktober 1941 s.d. 8 Mei 1952, wafat)
- Jan Antonius Klooster, C.M. (19 Februari 1953 s.d. 3 Januari 1961, naik tingkat)
- Uskup Surabaia
- Jan Antonius Klooster, C.M. (3 Januari 1961 s.d. 22 Agustus 1973, berubah nama)
- Uskup Surabaya
- Jan Antonius Klooster, C.M. (22 Agustus 1973 s.d. 2 April 1982, mengundurkan diri)
- Aloysius Josef G. Dibjokarjono (2 April 1982 s.d. 26 Maret 1994, pensiun)
- Johannes Sudiarna Hadiwikarta (26 Maret 1994 s.d. 13 Desember 2003, wafat)
- Vincentius Sutikno Wisaksono (3 April 2007 s.d. 10 Agustus 2023, wafat)
- Agustinus Tri Budi Utomo (sejak 29 Oktober 2024)
Prelat tituler
[sunting | sunting sumber]- Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya
- R.P. Julius Haryanto, C.M. (13 Desember 2003 s.d. 3 April 2007, jabatan selesai)
- R.D. Yosef Eko Budi Susilo (14 Agustus 2023 s.d. 29 Oktober 2024, jabatan selesai)
Paroki
[sunting | sunting sumber]Kevikepan Surabaya Selatan
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Surabaya Barat
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Surabaya Utara
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Mojokerto
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Kediri
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Blora
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Madiun
[sunting | sunting sumber]
|
Kevikepan Blitar
[sunting | sunting sumber]
|
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Diocese of Surabaya, Indonesia 🇮🇩". GCatholic. Diakses tanggal 2024-01-21.
- ^ Thomas Putut Indarto (14 April 2017), Keuskupan Surabaya: RD Yosef Eko Budi Susilo Jadi Vikjen, Sesawi.net, diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-08, diakses tanggal 2018-01-14
Pustaka
[sunting | sunting sumber]- KWI, Buku Petunjuk Gereja Katolik
- Dr. F. Hasto Rosariyanto SY, (2001), Becermin pada Wajah-wajah Keuskupan Gereja Katolik Indonesia. Kanisius.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Situs web resmi
- (Inggris) Diocese of Surabaya
- (Inggris) Annuario Pontifico 2005