Lompat ke isi

Stasiun Mantrianom

Koordinat: 7°23′47″S 109°37′42″E / 7.39647°S 109.62835°E / -7.39647; 109.62835
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Mantrianom
Mantrianom+232 m
Perkiraan lokasi Stasiun Mantrianom, 2024
Lokasi
Koordinat7°23′47″S 109°37′42″E / 7.39647°S 109.62835°E / -7.39647; 109.62835
Ketinggian+232 m
Operator
Letak
km 77+491 lintas MaosPurwokerto Timur–BanjarnegaraWonosobo[1]
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka18 Mei 1898
Ditutup1986 (pascaproyek PLTA Mrica)
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Mantrianom (MTA) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Bandingan, Bawang, Banjarnegara; termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset V Purwokerto pada ketinggian +232 m.[3] Walaupun bernama Mantrianom, stasiun ini berlokasi di sebelah utara Desa Mantrianom. Stasiun ini berlokasi di selatan Bendungan Panglima Besar Soedirman (PLTA Mrica), serta terhubung dengan jalan akses yang berstatus milik PLN Indonesia Power selaku pengelola PLTA Mrica.

Stasiun ini dibuka bersama dengan jalur kereta api segmen Purwareja–Banjarnegara. Jalur ini dibuka pada tanggal 18 Mei 1898 oleh Serajoedal Stoomtram Maatschappij.[4] Namun, SDS mengiklankan bahwa stasiun ini tidak lagi melayani penumpang mulai tanggal 1 Januari 1926, dan hanya difokuskan untuk pengangkutan barang dan hasil bumi.[5]

Pada masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda, stasiun ini dijadikan gudang bahan pokok makanan (beras dan jagung). Komoditas bahan pokok yang disimpan di stasiun ini harus diserahkan kepada Pegawai Pamong Praja di Kecamatan Bawang setelah pemilik komoditas melaporkan kepada camat. Tujuan penyerahan bahan pokok untuk Jepang masih dirahasiakan; kemungkinan untuk keperluan prajurit Jepang, meski tak sempat diambil.[6]

Stasiun ini akhirnya ditutup pada tahun 1978 untuk pelayanan barang dan penumpang umum karena prasarana yang sudah tua. Stasiun ini sempat dibuka lagi pada 1982 karena dijadikan titik langsir untuk mengangkut bahan bangunan PLTA Mrica. Untuk menunjang pengangkutan bahan bangunan PLTA tersebut, PJKA membangun sepur simpang yang berada 3 km ke arah barat stasiun ini di antara Halte Gumiwang dan Halte Binorong. Dengan selesainya pembangunan PLTA Mrica pada 1986, maka stasiun ini pun ditutup.[7]

Saat ini stasiun ini tak dapat dikenali jejaknya. Di atas area bangunan stasiun ini dibangun sebuah peternakan babi. Yang tersisa dari bekas stasiun ini adalah rumah dinas serta bekas rel dan peron. Semasa aktifnya, stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. hlm. 12-128. 
  4. ^ Serajoedal Stoomtram Maatschappij (1917). Verslag der Serajoedal Stoomtram Maatschappij. SDS. 
  5. ^ "Serajoedal Stoomtram Maatschappij (advertentie)". Bataviaasch nieuwsblad. 24 Desember 1925. hlm. 3. 
  6. ^ "Peristiwa-peristiwa yang menonjol selama kekuasaan Jepang". Yudhagama. XI (38): 67. 
  7. ^ Mediatama, Grahanusa (2016-01-19). "KAI aktifkan kembali rute Purwokerto-Banjarnegara". PT. Kontan Grahanusa Mediatama. Diakses tanggal 2024-09-11. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Binorong
menuju Purwokerto
Purwokerto–Wonosobo Pucang
menuju Wonosobo