Wajah Tiga Perempuan
Wajah Tiga Perempuan | |
---|---|
Sutradara | Nico Pelamonia |
Produser | Hendrick Gozali Sapta Suteja |
Ditulis oleh | Sjuman Djaya Hendrick Gozali |
Pemeran | Rima Melati Dana Christina Lenny Marlina Rano Karno Broery Pesolima Robby Sugara Tuty S. Aedy Moward Tina Juhara Wahab Abdi Adang Mansyur Netty Herawati Darussalam Fara Mungki |
Penata musik | Frans Haryadi |
Sinematografer | Leo Fioole |
Penyunting | Ch Dharmawan |
Tanggal rilis | 1976 |
Durasi | 100 menit |
Negara | Indonesia |
Wajah Tiga Perempuan adalah film Indonesia tahun 1976 dengan disutradarai oleh Nico Pelamonia serta dibintangi oleh Rima Melati dan Dana Christina.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Kisah tentang tiga wanita yang nyaris bernasib sama, yaitu Lindri (Rima Melati) mempunyai seorang anak hasil hubungan di luar nikah, Herman (Rano Karno); Susy (Dana Christina) dan Sarah (Lenny Marlina). Lindri bekerja di steambath Blue Star untuk memanjakan anaknya. Karena desakan anaknya ia mencuri uang tamu. Karena ketahuan, Lindri kena hukuman. Pada saat yang sama anaknya meninggal karena kebut-kebutan. Susy bekerja karena ingin membantu ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Susy menolak bantuan Iwan (Robby Sugara), pacarnya, karena Iwan bukan orang kaya.
Susy mengorbankan kehormatannya, tetapi sia-sia, karena ibunya meninggal. Sementara tamu yang dilayaninya juga meninggal karena serangan jantung. Tentang Sarah (Lenny Marlina), ia mempunyai suami penjudi, putrinya lumpuh, dan rumahnya akan digusur. Sarah terpaksa berbuat serong dengan seorang pemborong atas rayuan dan tekanan seorang germo, tetapi sia-sia, karena putrinya meninggal saat Sarah dalam pelukan sang pemborong.[1]
Pemeran
[sunting | sunting sumber]- Rima Melati - Lindri
- Dana Christina - Susy
- Lenny Marlina - Sarah
- Rano Karno - Herman
- Robby Sugara - Iwan
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Laman Wajah Tiga Perempuan[pranala nonaktif permanen], diakses pada 15 Julli 2010
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Resensi@Perfilmanjibis.pnri[pranala nonaktif permanen]