Ganyang PKI!!!
Ganyang PKI!!!
Ganyang PKI!!!
Celetukan itu terngiang-ngiang
dikepala saat pertama kali menginjakan kaki di Than Sho Nhat Airport Ho Chi Min
City. Kota terbesar kedua di Vietnam yang sempat menjadi ibu kota pada masanya
itu jadi destinasi aku di akhir 2018.
Bersama seorang teman kita memutuskan untuk menjelajahi kota Saigon ini selama
3 hari 3 malam. Perjalanan kali ini seperti flashback pada awal awal mulai
traveling. Bagaimana tidak, perjalanan ini kami persiapkan hanya dalam kurun sebulan
sebelum berangkat. Beneran cuma ngobrol pengen ke Vietnam, eeh lusanya langsung
beli tiket pesawat.
Terima kasih traveloka paylater!
Kami sampai bandara Than sho nhat
pada malam hari. Berhubung sudah cukup larut dan bus sudah tidak beroperasi di jam
itu, kami memutuskan untuk naik taksi menuju hostel yang berada di District 1.
Buat kamu yang memutuskan untuk ke Vietnam, harus diketahui kalau hanya ada
satu taksi rekomendasi untuk traveler, yaitu Vinasun. Sebenarnya ada banyak perusahaan
taksi, tapi hanya Vinasun saja yang menggunakan argo. Saat itu dari bandara
menuju District 1 kami harus membayar 110.000 Dong Vietnam.
Besoknya, hari pertama ini kami
putuskan untuk mengunjungi City hall, Basilika Notre-Dame Ho Chi Minh, Ho Chi
Minh Post Office dan Ben Thanh Market. Dari district 1 cukup dekat dan hanya
perlu berjalan sekitar 15 menit saja. Tapi harus berhati hati saat berjalan di
Saigon, terutama saat kamu ingin menyebrangi jalanan. Riwuuh banget.
Di City Hall Ho Chi Minh kita
bakal melihat satu patung seseorang kakek tua berdiri gagah di tengah lapangan
luas. Kalau Amerika punya Paman Sam. Disini mereka memanggil dia Paman Ho.
Siapa paman Ho? Dia adalah seseorang yang memiliki andil besar saat perang
Vietnam, sehingga atas jasanya diabadikan dengan sebuah nama kota Ho Chi Minh
ini.
Kiri Bilang Bos
|
Dari City Hall, kami bergegas
menuju Ben Thanh Market untuk mencari makan siang. Di sekitaran Ben Thanh
Market terdapat satu jalan yang banyak terdapat restoran halal. Kalau kamu masuk
Ben Thanh Market dari pintu utama. Kamu tinggal jalan sedikit sampai ditengah
pasar, dan kamu bakal menemukan pintu keluar di sebelah kirinya. Pintu tersebut
langsung bersebrangan dengan jalan yang banyak terdapat tempat makan halal ini.
Tapi ya seperti tempat makan
halal di berbagai negara minoritas muslim lainnya, harga makanan halal disini
cukup terbilang mahal. Seperti Pho mi semangkuk harganya 55ribu. Sialnya, rasa
Pho mi ini amburadul untuk perut menengah kebawah cenderung miskin seperti aku.
Kelar makan, kita langsung memutuskan untuk mengelilingi Ben Thanh Market yang
11/12 dengan pasar Bawahnya Pekanbaru.
Kelar belanja kopi di Ben Thanh,
kita langsung bergegas menuju Basilika Notre-Dame Ho Chi Minh dan Ho Chi Minh
Post Office yang bangunannya bersebrangan. Jalan dari Benh Than Market menuju
kesana lumayan dekat, sekitar 15 menitan saja. Lumayan untuk menghemat biaya
dan membakar lemak di perut hehehe.
Suasana di Kota Santri Ben Thanh Market, Sragen
|
Di dua tempat ini, kita cuma
berfoto dan melihat beberapa kartu pos dan peninggalan sejarah abad-19. setelah
itu kita memilih untuk kembali ke hostel dan beristirahat. Kebetulan cuaca saat
itu beneran panas mampus.
Malamnya? Ya sebagai anak baik
dan benar. Kita memilih mengelilingi district 1 yang seperti backpacker
district lainnya pada malam hari. Berjejer pub dan bar di kiri kanan jalan.
Namun District 1 ini gak seramai Legian atau khaosan road.