Video game dengan konsep crossover selalu menjadi hal yang menarik bagi masing-masing penggemarnya. Konsep ini memang bukan sesuatu yang baru dan bahkan sudah sering dilakukan oleh pengembang game sejak lama, sebut saja game Street Fighter X Tekken yang mempertemukan petarung andalan Street Fighter dengan Tekken, dan masih banyak lagi.
Nah, salah satu proyek crossover game fighting yang paling ditunggu-tunggu peluncurannya tahun ini tak lain dan tak bukan adalah Jump Force. Bisa dibilang game ini menjadi salah satu proyek ambisius Bandai Namco yang bekerjasama dengan Shonen Jump, sebuah perusahaan penerbit manga dan majalah mingguan terbesar di Jepang.
Lewat Jump Force, Bandai Namco berusaha untuk meracik sebuah game yang dihuni oleh sejumlah karakter dari beberapa judul anime. Judul anime yang dimasukkannya pun tidak sembarangan, melainkan judul-judul anime yang memiliki basis penggemar sangat besar. Sebetulnya ini bukan kali pertama Bandai Namco merilis game fighting crossover karakter anime.
Di tahun 2014 lalu publisher game raksasa Jepang ini pernah merilis game J-Stars Victory VS yang sayangnya kurang begitu populer. Game tersebut berakhir hanya sebagai pemuas hati para pecinta anime. Tak putus asa, Bandai Namco kembali melahirkan game serupa dengan judul Jump Force itu tadi.
Lalu apa sih yang ditawarkan oleh Jump Force ini? Apakah game ini hanya sekadar pemuas dahaga bagi penggemar anime? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Baca Juga: Review Resident Evil 2 Remake: Sebuah Game Remake yang Sempurna
Review Jump Force
Alur cerita standar
Pada dasarnya alur cerita yang ditawarkan oleh Jump Force memang tidak begitu menarik dan seperti alur cerita yang disuguhkan oleh game fighting pada umumnya. Walaupun kita tahu bahwa tidak semua game fighting punya alur cerita yang buruk.
Hal ini berhasil dibuktikan oleh Netherrealm Studios lewat game Injustice 2 dan Mortal Kombat X. Namun, sayangnya ini tidak berlaku bagi Jump Force. Bahkan bisa dibilang alur cerita yang ditawarkan di dalam game ini sangat klise dan hanya diposisikan sebagai dasar untuk memperkenalkan karakter-karakternya.
Jadi, alkisah ada sebuah kekuatan yang pada akhirnya menggabungkan antara dunia nyata dan dunia Jump. Dunia Jump ini adalah dunia yang penghuninya berasal dari manga atau komik anime. Dunia nyata yang damai tiba-tiba diserbu oleh karakter anime yang jahat yang memorak -porandakan hampir seluruh isi dunia.
Adegan dibuka dengan kemunculan Frieza (musuh dalam serial Dragon Ball) di puing-puing kehancuran TImes Square, New York. Di dalam cerita ini kamu sebenarnya adalah seorang manusia biasa yang menjadi korban invansi Frieza. Kamu pun kemudian ditolong oleh Trunks dengan memberikanmu sebuah kotak kubus sakti bernama Umbras Cube.
Secara mengejutkan, Umbras Cube ini ternyata juga memberikanmu kekuatan layaknya superhero. Dengan kekuatan baru itu, Trunks dan Son Goku pun mengajakmu bergabung ke dalam sebuah organisasi bernama Jump Force yang diciptakan untuk menyelamatkan dunia dari serangan organisasi jahat bernama Venom.
Tugasmu di sini adalah menyelamatkan dunia dari serangan Venoms yang liciknya telah memanipulasi para karakter anime dengan Umbras Cube yang telah terkontaminasi. Jadi, selain menyelamatkan dunia, kamu juga harus menyelamatkan para karakter anime yang mendadak jahat akibat Umbras Cube itu tadi.
Lalu bagaimanakah kelanjutannya? Siapakah di balik dalang kekacauan ini? Bagaimana ceritanya dunia nyata dan manga bisa bergabung? Kamu harus memainkannya langsung untuk mencari tahu jawabannya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Game PC Terbaik yang Hanya Butuh RAM 2 GB
Gameplay dan grafis
Jump Force adalah sebuah game fighting dengan karakter anime yang notabene adalah karakter 2D kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk grafis 3D. Ini cukup menarik karena biasanya game fighting anime digarap dengan proses cel-shading.
Banyak yang cukup skeptis dengan versi beta dari Jump Force, walaupun pada akhirnya harus diakui bahwa tangan dingin developer Spike Chunsoft di versi final ini membuat tampilan grafis dalam game semakin baik.
Memang beberapa karakter anime terkesan tidak cocok untuk tampilan 3D. Tapi, ada juga karakter anime yang ternyata menjadi sedap dilihat ketika diterjemahkan ke dalam tampilan 3D, seperti misalnya karakter Deku dari game My Hero Academia, lalu ada juga Himura Kenshin dari anime Rurouni Kenshin atau Samurai X.
Bukan cuma desain karakter, di sini kami juga akan membicarakan desain lingkungan yang tertata apik. Jika biasanya kamu bertarung di arena yang memang dibuat sesuai dengan tempat tinggal di karakter anime, maka kali ini kamu akan bertarung di arena dunia nyata. Bayangkan Luffy dan Naruto bertarung di kawasan Hong Kong atau Paris misalnya, sesuatu yang langka terjadi.
Efek kehancuran juga terlihat memukau. Serangan-serangan dahsyat mampu menghancurkan permukaan tanah. Walau memang efek kehancurannya tidak permanen, tetap ini akan membuat permainan terasa menyenangkan melihat serangan yang dilancarkan akan membuat kerusakan di sekitarmu.
Selain permukaan tanah yang hancur, kostum para pemain juga akan terlihat kacau jika HP atau darah berada di titik rendah. Efek kostum yang hancur menariknya disesuaikan dan terlihat sama persis dengan kondisi setiap karakter anime ketika mereka kacau di serialnya.
Son Goku misalnya, baju atas robek-robek, begitu juga dengan karakter Seiya yang dari awal berpakaian lengkap dengan mahkota khasnya hanya menjadi bertelanjang dada. Namun tentu saja yang paling ditunggu-tunggu oleh kaum pria tentu saja adalah pakaian compang-camping Boa Hancock yang menggoda.
Masih soal karakter, di sini Bandai Namco tetap tidak menghilangkan indentitas dari karakter itu sendiri. Jika kamu mengikuti serial One Piece, maka sudah bukan rahasia umum jika Sanji adalah seorang pria yang lemah terhadap wanita. Karenanya, jangan harap jika kamu bisa memukul lawan yang berjenis kelamin wanita dalam game ini. Alih-alih memukul, Sanji malah akan mengeluarkan sinyal berupa hati.
Skill bertarung karakter juga disesuaikan dengan kemampuan aslinya di dalam anime. Salah satu contohnya adalah serangan Jan Ken Gu milik karakter Gon (Hunter X Hunter). Kamu bisa melepas serangan sesuai dengan waktu yang kamu inginkan.
Kesimpulan
Jump Force tak lain adalah game fighting yang diciptakan untuk melepas dahaga para penggemar anime. Meski game fighting, Jump Force tidak serta merta diciptakan sebagai game kompetitif yang bisa dipertandingkan di event macam EVO dan lainnya.
Skema pertarungan bisa diakses secara sederhana dengan beberapa tombol saja. Berbeda dengan game-game yang dipertandingkan di event EVO, di mana kamu harus meracik kombo dengan tombol-tombol yang rumit, Jump Force justru menawarkan kemudahan. Kamu cukup menekan satu tombol untuk mengkombinasikan beberapa hit.
Serangan pamungkasnya sendiri juga bisa dikeluarkan hanya dengan penggabungan dua tombol saja. Tentunya game fighting seperti ini tidak dirancang untuk skema pertarungan kompetitif, toh jika kamu dalam keadaan terdesak, maka kamu bisa mengandalkan serangan pamungkas yang dahsyat.
Baca Juga: 10 Game PC Online Terbaik di 2019
Jump Force sendiri bisa dimainkan secara online dan offline. Ia tak lagi hadir dengan menu-menu konvensional, namun justru Bandai Namco memilih untuk menempatkan pemain di dalam sebuah hub yang membosankan. Di dalam hub ini kamu bisa berkeliling mencari misi cerita utama atau hanya sekadar bertarung offline atau online.
Namanya hub pasti ia akan menghubungkan kamu dengan pemain lain. Namun, sayangnya Bandai Namco tidak menyertakan fitur interaktif sesama pemain. Dengan kata lain kamu hanya bisa memandangi pemain lain wara-wiri di depanmu tanpa ada interaktif seperti misalnya mengajak bertarung.