Manajemen Kualitas
Manajemen Kualitas
Manajemen Kualitas
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
demikian
Gambar 1
Model hubungan Faktor Strategik (SF) terhadap Faktor Operasional (OP)
Gambar 2
Model hubungan Faktor Taktis (TF) terhadap Kinerja Operasional (OP)
Pada
umumnya,
pelanggan
menginginkan produk yang memiliki
karakteristik lebih cepat, lebih murah, dan
lebih baik. Dengan memahami dimensi
kualitas, maka dapat diketahui apa
karakteristik produk yang diinginkan
pelanggan (Nasution, 2005: 53). Sehingga
dengan memahami karakteristik produk yang
diinginkan pelanggan, perusahaan dapat
menjadikannya sebagai masukan dalam
proses perbaikan produknya. Hasil penelitian
Salaheldin (2008) menunjukkan adanya
pengaruh
yang
signifikan
antara
implementasi faktor operasional terhadap
kinerja operasional. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan adalah :
1
:
Faktor
Operasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Operasional.
Gambar 3
Model hubungan Faktor Operasional (OF) terhadap Kinerja Operasional (OP)
Gambar 4
Model hubungan Faktor Strategik (SF) terhadap Kinerja Finansial (FM)
Gambar 5
Model hubungan Faktor Taktis (TF) terhadap Kinerja Finansial (FM)
Sehingga
hasil
dari
pelaksanaan
pengendalian kualitas akan berpengaruh
terhadap kualitas suatu produk. Pengendalian
kualitas adalah sebuah sistem yang secara
ekonomi memproduksi barang atau jasa
sesuai dengan mutu yang disyaratkan oleh
pelanggan (Darwis, 2000).
Hasil dari manajemen kualitas yang
berupa
produk
yang
baik
dapat
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan
yang berasal dari pendapatan penjualan yang
lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah,
dimana gabungan keduanya menghasilkan
profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan
(Nasution, 2005: 42). Hasil penelitian
Salaheldin (2008) menunjukkan adanya
pengaruh
yang
signifikan
antara
implementasi faktor operasional terhadap
kinerja finansial. Dengan demikian hipotesis
yang diajukan adalah :
2
:
Faktor
Operasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja
Finansial.
Gambar 6
Model hubungan Faktor Operasional (OF) terhadap Kinerja Finansial (FM)
Gambar 7
Model hubungan Faktor Strategik (SF) terhadap Kinerja Non-Finansial (NFM)
Gambar 8
Model hubungan Faktor Taktis (TF) terhadap Kinerja Non-Finansial (NFM)
Gambar 9
Model hubungan Faktor Operasional (OF) terhadap Kinerja Non-Finansial (NFM)
konsumen
pada
akhirnya
dapat
menghindarkan perusahaan dari adanya
keluhan
para
konsumen
setelah
menggunakan produk yang dibelinya. Hasil
penelitian Salaheldin (2008) menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan antara
Gambar 10
Model hubungan Kinerja Operasional (OP) terhadap Kinerja Finansial (FM)
Gambar 11
Model hubungan Kinerja Operasional (OP) terhadap Kinerja Non-Finansial (NFM)
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 6 variabel
laten, yang terdiri dari variabel Faktor
Strategik, Faktor Taktis, Faktor Operasional,
Kinerja Operasional, Kinerja Finansial, dan
Kinerja Non-Finansial. variabel-variabel
dalam penelitian ini merujuk pada penelitian
yang dilakukan oleh Salaheldin (2008).
Variabel Variabel Faktor Strategik dijelaskan
Metode Analisis
Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan analisis multivariate yang dijalankan
melalui program SmartPLS. Analisis data
melalui partial Least Square (PLS) dilakukan
melalui dua tahap, yaitu :
1. Menilai outer model atau model
pengukuran, yang dapat dilihat dari nilai :
a. Composite Reliability :
2
=
( )2 + ( )
sebagai
ukuran
internal
consistence hanya dapat digunakan
untuk konstruk dengan refleksif
indikator.
b. Convergent Validity : Convergent
Validity dari model pengukuran
dengan refleksif indikator dinilai
berdasarkan nilai loading factor
masing-masing indikator pembentuk
konstruk laten. Suatu konstruk laten
dinilai
mempunyai
convergent
validity yang baik jika nilai loading
factor lebih dari 0,70 dan signifikan.
Namun demikian, menurut Chin
dalam Ghozali (2008: 24) untuk
penelitian tahap awal pengembangan
skala pengukuran, maka nilai loading
0,5 sampai 0,6 dianggap cukup.
c. Discriminant Validity :
2
AVE =
2 + ( )
Tabel 1
Proporsi UKM yang mendapat SPP IRT
Keterangan
Jumlah
Presentase
Sudah mendapat SPP IRT
42
44,21 %
Belum mendapat SPP IRT
53
55,79 %
Sumber : DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA
Dimana nama-nama Usaha Kecil Menengah (UKM) yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Tabel 2
UKM yang mendapat sertifikat SPP IRT
NAMA PERUSAHAAN/ MERK
JENIS PRODUK
KLENTENG & 2 HOLLO
Enting-enting gepuk
GLATIK
Dendeng sapi, abon sapi
DUNUK SNACK
Kacang telur, cistik, keripik tela, susu kedelai
IMPERIO
Selai sokade
ROSE CATHERING
Snack, roti
DUA POHON KELAPA
Enting-enting, makanan ringan
KBU NUSA INDAH
Telur asin
GETHUK KETHEK
Gethuk singkong
WAHYU BAKERY
Aneka roti
BAKSO PLANET
Bakso sapi, tahu bakso
UPPKS CEMPAKA
Aneka kue kering, keripik tempe
KWT LANCAR
Aneka makanan ringan
CLUSTER
Kripik paru, kripik bayam
WONDER
Aneka roti
SACHI
Ayam goreng renyah
BENDENG PRESTO
Bandeng duri lunak
CERIPING SINGKONG CAP PRESTO Ceriping singkong
LARIS SNACK
Makanan ringan
CASSAVA
Gethuk singkong
UD. JACKSEN HAIDA SATRIA
Aneka minuman bubuk
MBAK PARTI
Aneka makanan kecil
TAJ MAHAL
Enting-enting gepuk
AMANAH
Aneka kue dan makanan kecil
INDRA
Aneka roti kering dan basah
IMPERIO
Selai sokade aneka rasa
BANDENG PRESTO JUWANA
Bandeng presto
LUWES
Abon, dendeng, usus, makanan ringan
JITU MAJU
Abon, dendeng sapi, enting-enting gepuk
WAHYU BAKERY
Aneka roti dan kue
30.
31.
32.
33.
34.
35.
BUDI SANTOSO
ARYA MAS SNACK
ARUM SARI
TOKO TEGAL
CAP JEMPOL
ADA RASA
36. SUKOWATI
37. WISH
38. FANNY
39. GRUBI TIGA BINTANG
40. NEW ENAK
41. MONACOM
42. DEWA REJEKI
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Salatiga
R Square
0,227266
0,519855
0,319342
0,138560
0,267487
0,115393
0,230765
0,322451
0,245208
0,211355
0,264091
Tabel 4
Hasil Pengujian Hipotesis
Original
Standard Deviation
T hitung
Sample (O)
(STDEV)
SF -> OP
0,476725
0,242321
1,967325
TF -> OP
0,721010
0,037061
19,454701
OF -> OP
0,565104
0,070198
8,050115
SF -> FM
0,372236
0,169981
2,189872
TF -> FM
0,517191
0,076084
6,797629
OF -> FM
0,339696
0,111420
3,048784
SF -> NFM
0,426620
0,067060
6,361807
TF -> NFM
0,567848
0,084555
6,715692
OF -> NFM
0,495185
0,052304
9,467358
OP -> FM
0,459734
0,052382
8,776585
OP -> NFM
0,513898
0,051700
9,940057
Sumber : Output SmartPLS 2013
Hasil
pengujian
hipotesis
menunjukkan bahwa hipotesis pertama
diterima. Hasil tersebut berarti bahwa Faktor
Strategik berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
Kinerja
Operasional.
Kepemimpinan dan komitmen manajemen
puncak merupakan faktor penting dalam
sukses
organisasi.
Dalam
mengimplementasikan manajemen kualitas,
dibutuhkan adanya transformasi kultural
dalam organisasi. Dan transformasi kultural
dalam organisasi hanya dapat dimulai dari
pimpinan puncak yang menguasai sistem dan
prosesnya (Hardjosoedarmo, 1996: 33).
Kesimpulan tersebut dapat dilihat dari nilai
Hipotesis
H1a
H1 b
H1 c
H2a
H2 b
H2 c
H3 a
H3 b
H3 c
H4 a
H4 b
Keputusan
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Diterima
Dterima
Diterima
Diterima
Diterima
KESIMPULAN
Hasil
pengujian
hipotesis
menunjukkan bahwa semua hipotesis yang
diajukan dapat diterima. Variabel Faktor
Strategik, Faktor Taktis, dan Faktor
Operasional
berpengaruh positif
dan
signifikan terhadap Kinerja Operasional,
Kinerja Finansial, dan Kinerja Non-Finansial.
Variabel Kinerja Operasional berpengaruh
Fakhri,
http://www.undip.ac.id.com. Diakses
tanggal 10 Oktober 2012.
dan
Kaizen
Sebagai
Metode
Pengendalian dan Perbaikan Kualitas
Produk. Jurnal Teknologi, Vol. 4,
No.1, h. 61-53. Diakses tanggal 28
September
2012,
dari
http://www.google.com.