Pengaruh Peer Educator Terhadap Sikap Pemilihan Jajanan Sehat Pada Siswa SDN Bendung 1 Mojokerto Catur Prasastia LD., Faisal Ibnu, Dwi Ayu Agustin

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH PEER EDUCATOR TERHADAP SIKAP PEMILIHAN JAJANAN SEHAT

PADA SISWA SDN BENDUNG 1


MOJOKERTO
Catur Prasastia LD., Faisal Ibnu, Dwi Ayu Agustin
STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
ABSTRACT
Snack behavior is influenced by attitudes of healthy snacks selection. To change the
negative attitudes of healthy snacks selection at students can use peer educator. Peer educators
are giving education conducted by peers and in this study in the school setting. This research
aims to prove the effect of peer educator on the attitudes of the healthy snacks selection at
students of SDN 1 Bendung Mojokerto. In this research, use Quasy experiments design with
the approach pre-test post-test control group design. Population in this research is 159 peoples
and sample is 96 people who are taken with the proportionate stratified random sampling. 48
people in the experimental group is given peer educators and 48 people in the control group is
given a booklet. To Collect data use a questionnaire. The result of Mc Nemar test showed that
p (0.000) < (0.05), so H0 is rejected, it means there is an influence the peer educator on the
attitudes of healthy snacks selection. In the majority of schoolchild, negative attitudes in the
selection of healthy snacks is influenced by various factors, including gender, age, pocket
money, personal experiences and their peers. Schoolchild need of health education to change
their negative attitudes. Peer educators are giving education is delivered directly by their peers
who came from their, who is able to deliver the right information that can be absorbed easily
by their peers.
Keywords: attitudes of healthy snacks selection, peer educators, schoolchild
PENDAHULUAN
Kebiasaan jajan pada anak sudah
menjadi kebiasaan umum dan ditemui di
berbagai
tingkat
sosial
ekonomi
masyarakat. Bagi anak yang tidak terbiasa
makan pagi, makanan jajanan berfungsi
sebagai makanan yang pertama kali masuk
ke saluran pencernaan, sehingga pada
sebagian orang, jajanan menjadi penting
artinya (Depkes RI, 2011). Jajan
merupakan kebiasaan makan yang kurang
baik. Karena jajan yang umumnya
digemari oleh anak-anak ialah berupa kuekue yang biasanya dibuat sebagian besar
dari tepung dan gula. Dengan jajanan kuekue ini anak semata-mata mendapat
tambahan
kalori,
sedangkan
zat
pembangun dan zat pengatur sangat
sedikit, sehingga kalau sudah jajan anakanak cenderung selera makan berkurang
(Ishadi, 2007).
Menurut
Yayasan
Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) dalam

Qonita Tahun 2010 menyimpulkan bahwa


prosentase makanan jajanan anak sekolah
dasar (SD) yang dicampur dengan berbagai
zat berbahaya masih sangat tinggi. Sebagai
salah satu alternatif makanan bagi anak
sekolah, nilai gizi dan nilai keamanan
maka makanan jajanan masih perlu
mendapat perhatian (Afandi, 2012).
Menurut
psikolog
anak,
Dr.
Rosemini A.P., M.Psi, Dari penelitian
beberapa sekolah dasar di Jakarta pada
2009 menyatakan, 68% siswa pernah jajan
di luar pagar sekolah. Sebanyak 16%
mengaku jajan di tempat yang sama 5-6
kali seminggu. Hal ini juga didukung studi
pada 2009 yang menyatakan, hanya 39
persen siswa yang membawa bekal dari
rumah (Widiyani, 2013). Menurut Deputi
Bidang Pengawasan Keamanan Pangan
dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) Roy
Sparringga anak Sekolah Dasar (SD)
adalah usia "paling sering jajan." Survey

menunjukkan dari ratusan responden, ada


sekitar 49 persen anak SD jajan setidaknya
4 kali setiap minggunya, 50% setidaknya 1
kali setiap minggunya. Dan hanya 1% yang
tidak pernah jajan melainkan membawa
makanan sendiri dari rumah (Kartika,
2013).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti pada tanggal 3
Februari 2014 di SDN 1 Bendung
Mojokerto dari 10 siswa yang diwawancari
oleh peneliti 9 siswa (90%) suka jajan di
luar sekolah dan 1 siswa (10%) suka jajan
di kantin sekolah dan 8 siswa (80%) suka
makanan yang bersaos dan tidak ada yang
membawa bekal makanan dari rumah sama
sekali. Serta berdasarkan hasil observasi
peneliti terdapat 4 pedagang yang
berjualan di lingkungan sekolah dengan
bahan makanan makan tambahan pewarna
yang sangat mencolok. Untuk mengubah
kebiasaan jajan pada siswa pihak sekolah
sudah melakukan berbagai macam cara
diantaranya pembatasan area bagi penjual
jajanan di sekolah dan himbauan oleh guru
kepada
siswa
agar
tidak
jajan
sembarangan.
Tidak
semua
jajanan
yang
dikonsumsi oleh anak memenuhi syarat
pangan. Sumber makanan yang di sebut
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) sebagai Pangan Tidak Memenuhi
Syarat (TMS) ini kebanyakan tercemar
mikroba, 66% pada tahun 2012 dan
mengalami peningkatan menjadi 76% pada
tahun 2013 (Fajri, 2013). Menurut data
Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan
pangan yang dihimpun oleh Direktorat
Surveilans dan Penyuluhan Keamanan
Pangan (SPKP) BPOM, dari 26 BPOM di
seluruh Indonesia pada tahun 2007
menunjukkan 15,64% kasus keracunan
terjadi di lingkungan sekolah dan 78,57%
kelompok siswa anak SD paling sering
mengalami keracunan Pangan Jajanan
Anak Sekolah (PJAS) (BPOM RI, 2009).
Akhir-akhir ini juga terungkap
bahwa reaksi simpang makanan tertentu
ternyata dapat mempengaruhi fungsi otak
termasuk gangguan perilaku pada anak

sekolah. Gangguan perilaku tersebut


meliputi gangguan tidur, gangguan
konsentrasi, gangguan emosi, hiperaktif
dan memperberat gejala pada penderita
autism.
Pengaruh
jangka
pendek
penggunaan Bahan Tambahan Pangan
(BTP) ini menimbulkan gejala-gejala yang
sangat umum seperti pusing, mual,
muntah, diare atau bahkan kesulitan buang
air besar (Judarwanto, 2006).
Adapun
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan pemilihan jenis
makanan jajanan di sekolah yaitu faktor
pemudah meliputi pengetahuan gizi dan
kesehatan,
kebiasaan
sarapan
dan
pemilihan jenis makanan berdasarkan
empat nilai (rasa, status sosial, kesehatan,
harga). Nilai yang paling berpengaruh
dalam pemilihan jenis makanan jajanan di
sekolah adalah interaksi antara nilai rasa
dan harga. Faktor pemungkin meliputi
uang saku, makanan jajanan di kantin
sekolah dan iklan di televisi. Faktor
penguat meliputi orang tua, teman sekolah
dan wali kelas (Purwantiningsih, 2006).
Menurut Azwar tahun 2011, Faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan
jajanan meliputi faktor intern dan faktor
ekstern.
Faktor
intern
mencakup
pengetahuan khususnya pengetahuan gizi,
kecerdasan, persepsi, sikap, emosi dan
motivasi dari luar. Dan yang dimaksud
dengan sikap seorang anak adalah
komponen penting yang berpengaruh
dalam memilih jajanan. Sikap merupakan
respon evaluatif yang dapat berbentuk
positif maupun negatif (Sudarmawan,
2013).
Berkaitan dengan sikap pemilihan
jajanan sehat anak sekolah, ada hal yang
perlu diteliti yaitu
sikap anak yang
mendukung pemilihan jajanan. Untuk
mengubah sikap siswa dalam memilih
jajanan perlu adanya peer educator yang
memberi wawasan siswa mengenai sikap
dalam memilih jajanan di era seperti ini.
Karena kecenderungan anak di masa usia
sekolah seperti ini anak tidak mau
menuruti perintah namun lebih cenderung
dipengaruhi oleh teman sebayanya dari

pada oleh orang tua dan anggota keluarga


yang lain (Hurlock, 2010).
Berdasarkan
hasil
penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriani
(2011) di Desa Baru Kecamatan Manggar
Belitung Timur, menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan berupa peningkatan
sikap hidup bersih dan sehat yang
bermakna sesudah diberikan edukasi
sebaya antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol yang tidak diberikan
edukasi
sebaya
(p
value
0.000,
alpha=0,05).
Berdasarkan latar belakang diatas
maka penulis ingin meneliti tentang
Pengaruh Peer educator terhadap Sikap
Pemilihan Jajan Sehat Pada Siswa SDN 1
Bendung Mojokerto.
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasi
experiment, yaitu pengembangan dari true
experiment design, desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Rancangan yang
dipakai adalah pre test- post test control
group design, dalam design ini terdapat
dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pre test untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol,
kelompok
pertama
diberi
perlakuan dan kelompok yang lain tidak.
Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang
tidak diberi perlakuan disebut kelompok
control
(Sugiyono,
2011).
Desain
penelitian ini berupaya mengungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping
kelompok eksperimental (Nursalam, 2011).
Pada kelompok perlakuan diberikan
peer educator sebagai upaya perubahan
sikap pemilahan jajanan sehat pada siswa
SDN 1 Bendung Mojokerto. Pada
kelompok kontrol diberikan leaflet.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua


Siswa kelas 1,2,3 dan 4 SDN 1 Bendung
Mojokerto sejumlah 159 orang.Besar
sampel pada penelitian ini didapatkan 96
responden menggunakan metode simple
random sampling berdasarkan kriteria
inklusi yaitu: 1. Terdaftar secara resmi
pada SDN 1 Bendung Mojokerto. Anak
usia sekolah yang duduk di kelas 1,2,3,4
SDN 1 Bendung Mojokerto. Tidak
memiliki jumlah absensi yang banyak
(maksimal 2 kali absensi selama
pelatihan). Penelitian ini akan dilaksanakan
di SDN 1 Bendung Mojokerto pada
Desember 2013 sampai dengan Juni 2014.
Dengan waktu penelititian pemberian peer
educator 7 April sampai dengan 10 Mei
2014
Variabel
independen
dalam
penelitian ini adalah peer educator.
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah sikap pemilahn jajanan sehat pada
siswa SDN 1 Bendung Mojokerto.
Intrumen pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner sikap yang telah
diuji validitas dan reabilitas terlebih
dahulu. Yang mengahasikan kuisioner
valid berisi 17 soal mengenai aspek
kognitif sebanyak 5 soal ( 3 positif dan 2
negatif), Afektif 6 soal ( 3 positif dan 3
negatif) serta aspek konatif 6 soal ( 3
positif dan 3 negatif). Skala yang
digunakan adalah skala data nominal. Skor
total keseluruhan jawaban responden
dengan rentang skor 17-68. Dikatakan
positif jika skor T > mean T. Dikatakan
negatif jika skor T mean T

0 Kali
1 Kali
>1 kali
Total
Uang
Saku:
< 1000
20004000
> 5000
Total

HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan
usia,
jenis
kelamin, pernah tidaknya
membicarakan jajanan sehat,
frekuensi
dalam
membicarakan jajanan sehat
dan uang saku pada siswa
SDN 1 Bendung Mojokerto
tanggal 14 April 10 Mei 2014
Karakter
istik

Kelompok Responden
Intervensi
Kontrol
F
%
F
%

Total
F

Usia:
7-8 Tahun
9-10
Tahun
11-12
Tahun
Total
Jenis
Kelamin:
Laki- Laki
Perempua
n
Total
Membica
rakan
Jajanan:
Tidak
Pernah
Pernah
Total
Frekuens
i:

26
18

54,2
37,5

26
19

54,2
39,5

52
37

8,3

6,3

48

27
21

100

48

100

27
21

56,3
43,7

100

48

100

26

54,2

28

58,3

54

58,3
22,9
18,8
100

54
24
18
96

34

12,5
70,8

18,8
28 58,3

15
62

48

16,7
100

11 22,9
48 100

19
96

48

Tabel 4.2 Perubahan sikap responden


sebelum
dan
sesudah
pemberian peer educator pada
kelompok
eksperimen,
sebelum
dan
sesudah
pemberian
booklet
pada
kelompok kontrol pada siswa
SDN 1 Bendung Mojokerto
tanggal 14 April 10 Mei 2014

54
42

22
48

45,8
100

20
48

41,7
100

42
96

96

.
Kelom
pok
Ekspe
rimen

Krite
ria
Sika
p
Neg
atif
Posit
if

Total

PEMBAHASAN
Hasil penelitian berdasarkan Mc.
Nemar diketahui bahwa sikap responden
sebelum dan sesudah pemberian peer
educator pada kelompok eksperimen yakni,
yang memiliki sikap sebelum perlakuan
negatif dan sesudah perlakuan tetap negatif
sebesar 6 responden, yang sebelum
perlakuan memiliki sikap positif kemudian
sesudah perlakuan berubah menjadi negatif
sebesar 2 reponden, responden yang
memiliki sikap sebelum perlakuan negatif
kemudian berubah menjadi positif sesudah
perlakuan sebesar 28 responden, dan
reponden yang tetap memliki sikap positif
baik sebelum maupun sesudah perlakuan
sebesar 12 responden.
Dari tabel 4.2 juga dapat diketahui
hasill uji Mc Nemar menggunakan bantuan
spss versi 20.0 bahwa titik significant
(0,000)< (0,05), artinya H0ditolak, jadi

28
11

48

54,2
27,0
18,8
100

96

56,3
43,7
48

26
13

Kontr
ol
Total

Neg
atif
Posit
if

Sebelum

Sesudah

70,

16,

29,

83,

100
66,

100
41,

33,

58,

100

100

p
Val
ue
0,00
0*

0,02
3*

terdapat perubahan yang bermakna pada


kelompok yang diberikan perlakuan oleh
peer educator, sehingga terdapat pengaruh
peer educator terhadap perubahan sikap
pemilihan jajanan sehat pada siswa SDN 1
Bendung Mojokerto.
Dengan melihat hasil uji statistik dari
kelompok eksperimen, dapat dijelaskan
bahwa terdapat pengaruh pemberian peer
educator terhadap sikap pemilihan jajanan
sehat pada siswa SDN 1 Bendung
Mojokerto. Hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan seseorang yang dianggap
penting, yang diharapkan persetujuannya
bagi setiap gerak tingkah dan pendapat,
seseorang yang tidak ingin kita kecewakan,
atau seseorang yang berarti khusus, akan
banyak mempengaruhi pembentukan sikap
terhadap sesuatu. Bagi seorang anak suatu
persetujuan atau kesesuaian sikap sendiri
dengan sikap kelompok sebaya adalah

sangat penting untuk menjaga status


afiliasinya dengan teman-teman, untuk
menjaga agar ia tidak dianggap asing serta
dikucilkan oleh kelompok. (Azwar, 2007).
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian sebelumnya dari Dianita Fitriani
bahwa edukasi sebaya efektif untuk
mengubah sikap tentang PHBS cuci tangan
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan rata-rata skor sikap yang
bermakna antara sebelum dan sesudah
diberikan edukasi sebaya pada kelompok
intervensi (p value 0.000, alpha=
0.05).Peningkatan rata-rata skor sikap yang
bermakna pada kelompok intervensi
dipengaruhi oleh adanya pemberian edukasi
sebaya oleh edukator sebaya dalam bentuk
sharing,
bermain
dengan
menggunakanmedia video dan materi
permainan. Jika dibandingkan dengan hasil
dari penelitian ini, berarti peer educator
sama-sama mempunyai pengaruh terhadap
sikap pemilihan jajanan sehat, baik siakap
mengenai phbs cuci tangan maupun
mengenai jajanan sehat. Hal tersebut
dikarenakan perubahan sikap yang terjadi
dalam penelitian ini, diperoleh sebagai
dampak perubahan pengetahuan anak usia
sekolah dari proses edukasi sebaya yang
diperoleh. Proses edukasi sebaya yang
dilakukan selama 4 minggu tersebut
meningkatkan kontak atau interaksi yang
terus menerus antar satu dan yang lainnya
dalam anggota kelompok sebaya terutama
di lingkungan sekolah, yang akhirnya
mempengaruhi nilai anak usia sekolah.
Peer educator adalah seseorang dari satu
group yang sama yang menunjukkan peran
sebagai pemberi edukasi untuk anggota
yang lain yang bekekrja dengan dia atau
sebagai
kolega
yang
bertujuan
mempengaruhi perubahan sikap dan
perilaku (NACO, 2013).
Peer group menurut Vembrianto
tahun 1992 merupakan istitusi sosial kedua
sesudah keluarga yang memiliki peranan
sangat penting bagi kehidupan anak dan
remaja. Di dalam proses peer group terjadi
proses belajar sosial, yaitu individu
mengadopsi
kebiasaan,
sikap,
ide,

keyakinan, nilai-nilai dan pola-pola tingkah


laku
dalam
masyarakat,
serta
mengembangkannya menjadi kesatuan
sistem dalam dirinya. Selain itu, mereka
juga bebas mengekspresikan sikap,
penilaian, serta sikap kritisnya dan belajar
mendalami hubungan yang sifatnya
personal (Imron, 2012). Menurut BKKBN
dan YAI tahun 2001, dalam konteks peer
group, pendidikan kesehatan dilakukan
melalui pendidik sebaya (peer educator).
Pendidik sebaya adalah orang yang menjadi
narasumber bagi kelompok sebayanya
(Imron, 2012).
Pendidikan sebaya sering digunakan
untuk mengubah tingkat perilaku pada
individu dengan cara memodifikasi
pengetahuan, sikap, keyakinan, atau
perilaku seseorang. Namun, pendidikan
sebaya
juga
dapat
mempengaruhi
perubahan di tingkat kelompok atau
masyarakat dengan memodifikasi normanorma dan merangsang tindakan kolektif
yang mengarah pada perubahan program
dan kebijakan yang ada dalam masyarakat
(Astuti, 2013).
Sehingga untuk merubah sikap
seseorang dalam penelitian ini adalah sikap
pemilihan
jajanan
sehat
dapat
menggunakan peer educator sebagai role
model serta dengan menggunakan metodemetode yang mudah dipahami oleh anakanak.
Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.9
diketahui bahwa sikap responden sebelum
dan sesudah pemberian booklet pada
kelompok kontrol yakni, yang memiliki
sikap sebelum perlakuan negatif dan
sesudah perlakuan tetap negatif sebesar 15
responden, yang sebelum perlakuan
memiliki sikap positif kemudian sesudah
perlakuan berubah menjadi negatif sebesar
2 reponden, responden yang memiliki sikap
sebelum perlakuan negatif kemudian
berubah menjadi positif sesudah perlakuan
sebesar 17 responden, dan reponden yang
tetap memliki sikap positif baik sebelum
maupun sesudah perlakuan sebesar 14
responden.

Dari tabel 4.2 juga dapat diketahui


hasill uji Mc Nemar menggunakan bantuan
spss versi 20.0 bahwa p value (0,023)<
(0,05), artinya H0 ditolak, jadi terdapat
perubahan yang bermakna pada kelompok
yang diberikan perlakuan berupa booklet,
sehingga terdapat pengaruh booklet
terhadap perubahan sikap pemilihan jajanan
sehat pada siswa SDN 1 Bendung
Mojokerto.
Dengan melihat hasil uji statistik dari
kelompok kontrol, dapat dijelaskan bahwa
terdapat pengaruh pemberian booklet
terhadap perubahan sikap pemilihan jajanan
sehat pada siswa SDN 1 Bendung
Mojokerto. Hal tersebut dapat terjadi
pemberian pengetahuan melalui booklet
dapat meningkatkan pengetahuan pada
anak sekolah yang menjadi dasar seseorang
dalam membentuk sikap dalam dirinya
namun tidak seperti peer educator yang
banyak menglami peningkatan.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian
sebelumnya
yakni
pada
penelitian Hayati kelompok kontrol terjadi
penurunan rata-rata skor sikap yang
bermakna antara sebelum dan sesudah
penelitian (p value 0.00, alpha= 0.05)
namun tetap terjadi perubahan sikap yang
bermakna anatara sebelum dan sesudah
penelitian (Fitriani, 2009).
Dengan melihat perbedaan sikap
antara sebelum dan sesudah pemberian
perlakuan baik pada kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol, berarti dapat
dikatakan pemberian peer educator
maupun booklet berpengaruh terhadap
perubahan sikap pemilihan jajanan sehat
pada siswa SDN 1 Bendung Mojokerto.
Namun pemberian peer educator lebih
efektif jika dibandingkan dengan hanya
pemberian booklet.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan :
Terdapat pengaruh pemberian peer
educator terhadap sikap pemilihan jajajnan
serhat pada siswa SDN 1 Bendung
Mojokerto.
Perubahan
sikap
yang

bermakna pada kelompok intervensi


dipengaruhi oleh adanya pemberian edukasi
sebaya oleh edukator sebaya dalam bentuk
sharing, bermain dengan menggunakan
media video dan materi permainan.
Sehingga siswa lebih mampu menyerap
materi yang disampaikan. Sehingga
semakin diberikan peer educator maka
semakin bisa merubah sikap menuju ke
arah yang positif.
Saran :
Bagi Peer educator
Diharapkan kegiatan peer educator
ini tetap dilaksanakan walaupun kegiatan
penelitian sudah berakhir. Untuk mengubah
pengetahuan, sikap dan perilaku teman
sebaya mereka yang negatif menjadi
positif. Sehingga membutuhkan foolow up
dikarenakan untuk mengubah sikap dan
perilaku memerlukan waktu yang panjang
untuk itulah diharapkan peer educator tetap
berfungsi sebagaimana mestinya dalam
memberikan edukasi sebaya .
Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan peer educator dijadikan
salah satu alternatif tindakan keperawatan
komunitas yang dapat digunakan oleh
perawat untuk menjangkau promosi
kesehatan di setting sekolah.
Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan data dasar dan menambah
referensi bagi pihak sekolah dalam
mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku
negatif dari anak didik untuk menjadi
positif. Dan diharapakan memberikan
sistem keamanan untuk siswanya serta
memebrikan kebijakan kepada siswa dan
orang tua siswa untuk membawa bekal
makanan ke sekolah sehingga keamanan
jajanan siswa terjamin.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Dikarenakan pada penelitian ini
pemberian peer educatorhanyaberlangsung
selama 4 minggu. Diharapkan penelitian ini
dilakukan secara berkelanjutan, sehingga

efek dari peer educator terhadap perubahan


sikap pada siswa SD dalam memilih
jajanan sehat dapat diketahui lebih jelas.
Untuk penelitian selanjutnya yang
terkait dengan judul penelitian ini,
diharapkan tidak hanya sampai meneliti
sebatas sikap dari siswa tetapi sampai
dengan perilaku dari siswa.
Dikarenakan pada penelitian ini,
pengawasan yang dilakukan peneliti
terhadap responden yang melaksanakan
peer educator beberapa hari saja, maka
untuk penelitian yang terkait dengan
penelitian ini diharapkan agar peneliti
mengawasi responden setiap kegiatan
dalam melaksanakan peer educatoragar
peer educator
dan responden dapat
melaksanakan kegiatan edukasi sebaya
sesuai dengan prosedur yang ada.
.
KEPUSTAKAAN
Adams, M. 2004. Dasar-Dasar Keamanan
Makanan. Jakarta : EGC.
Afandi, A. T. 2012. Pengaruh Peer Group
Support
terhadap
Perilaku
Jajanan Sehat Siswa Kelas 5 SDN
Ajung 2 Kalisat Jember. Fakultas
Keperawatan
Universitas
Airlangga Kampus C Surabaya ,
2.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF
/Alfid%20Tri%20A.doc
diakses
pada tanggal 25 Desember 2013.
ALPI. 2011. BPOM Keluarkan Panduan
Keamanan Pangan Jajajnana
Anak
Sekolah.
Asosiasi
Laboratorium Pangan Indonesia.
http://www.alpindonesia.org/index
1.php?view&id=481
diakses
tanggal 5 Januari 2011.
Aprilia,

B. A. 2011. Faktor Yang


Berhubungan Dengan Pemilihan
Makanan Jajanan Pada Anak
Sekolah Dasar . Program Studi
Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/32606/1/
403_Bondika_Ariandani_aprillia_

G2C007016.pdf diakses pada


tanggal 25 Desember 2013.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta
Arisman. 2009. Keracunan Makanan.
Jakarta: EGC.
Astuti, A. S. 2013. Peranan Peer Educator
dalam Mengendalikan Konsumsi
Rokok
untuk
Perencanaan
Program Promosi Kesehatan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas
Indonesia.
http://fhuiguide.files.wordpress.co
m/2013/03/contoh-dan-penjelasanpkm-artikel-ilmiah-inti.pdf diakses
pada tanggal 26 Desember 2013.
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia .
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. 2011. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
BPOM RI. 2009. Prosiding Lokakarya
Jejaring
Intelijen
Pangan
Program Nasional Peningkatan
Keamanan Pangan Jajanan Anak
Sekolah.
Jakarta:
Badan
Pengawas Obat dan Makanan RI
Deputi
Bidang
Pengawasan
Keamanana Pangan dan Bahan
Berbahaya Direktorat Surveilan
dan
Penyuluhan
Keamanan
Pangan.
www2.pom.go.id/surv/events/jippj
as23juli.pdf diakses pada tanggal
30 Desember 2013.
Cahyaningsih, D. S. 2011. Pertumbuhan
Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: Trans Info Media.
Dahlan, M. S. 2009. Statistik Untuk
Kedokteran
dan
Kesehatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Dahlan, M. S. 2010. Membuat Proposal
Penelitian Bidang Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: CV Sagung
Seto.
Depkes RI. 2011. Hati-Hati Jangan Jajan
Sembarangan.
Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
www.gizikia.depkes.go.id diakses
pada tanggal 2 Januari 2014 .

Fajri, W. 2013. Sebab dan cara Cegah


Kontaminasi
Makanan
.
www.kompas.com diakses pada
tanggal 2 Januari 2014.
Fitriani, D. 2011. Pengaruh Edukasi
Sebaya terhadap Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Pada
Agregat Anak Usia Sekolah yang
Beresiko Kecacingan di Desa
Baru
Kecamatan
Manggar
Belitung Timur. Tesis Fakultas
Ilmu
Keperawatan
Program
Magister
Ilmu
Keperawatan
Pemunatan
Keperawatan
Komunitas Universitas Indonesia
Jakarta.http:// lontar.ui.ac.id/file?
file=digital/20280655-T
%20Dianita%20Fitriani.pdf
diakses pada tanggal 25 Desember
2013.
Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan .
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ford and colier. 2006. How to Use Peer
Education for Suistainability.
SidneySouth: Departemen of
Environment and Conservation
NSW
www.tissues.com.au/slippery.pdf
diakses pada tanggal 26 Desember
2013.
Ginanjar. N. S. 2009. Hubungan Pelatihan
dan Lingkungan Kerja dengan
Kinerja Karyawan Front Office di
Novotel Nusa Dua Bali.
http://lontar.ui.ac.id/file?
file=digital/122657-T+25839hubungan+pelatihan-.pdf. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2014
Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis
Data . Jakarta: Salemba Medika.
. 2008. Riset Keperawatan
dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
.
2010.
Paradigma
Kuantitatif. Surabaya : Health
Book Publishing.
Hurlock, E. B. 2010. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendektan

Sepanjang Rentang Kehidupan.


Jakarta: Erlangga.
Imron, A. 2012. Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja. Jakarta: ArRuzz Media.
Ishadi. 2007. Mendidik Dokter Kecil .
Surabaya : Duta Graha Pustaka.
Judarwanto, W. 2006. Perilaku Makan
Anak Sekolah., Pusat Data dan
Informasi
Persi:
www.pdpersi.co.id diakses pada
tanggal 27 Desember 2013.
Kartika, U. 2013.. Pentingnya Awasi
Jajanan Anak Di Sekolah.
www.kompas.com
.
Diakses
tanggal 28 Desember 2013.
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak
(Psikologi Perkembangan).
Bandung: Mandar Maju
Kozier.
2010.
Fundamental
Keperawatan . Jakarta : EGC .
Ladauda, A. 2011. Pengaruh Makanan
Jajanan Terhadap Perkembangan.
Teachers College Universitas
Pelita
Harapan.
https://docs.google.com/document/
d/1MbzgfgvDJpt4pexpKsfXUsV6ttGNgipb1V
63nlSiss/edit?pli=1 diakses pada
tanggal 25 Desember 2013
LPPM. 2013. Buku Panduan Penyusunan
KTI dan Skripsi. Mojokerto:
LPPM Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto.
Maulana, H. D. 2009. Promosi Kesehatan .
Jakarta: EGC.
McDonald, J. 2003. Peer Education From
Evidance to Practice. University
of South Australia. National
Center For Education and Training
on Addiction (NCETA), from
www.nceta.flinder.edu.au diakses
pada tanggal 1 Januari 2014.
Mead, M. 2013. Module I. from Peer
Education:
http://www.unodc.org/pdf/youthne
t/action/message/escap_peers_01.p
df diakses pada tanggal 1 Januari
2014.

NACO. 2013. Training Module for Peer


Educator. Natinal Aids Control
Organisation. Ministry of Health
an Family Welafare Government
of
India.
http://naco.gov.in/upload/NGO
%20&%20Targeted/Capacity
%20Building/PE%20modules/PE
%20Manual.pdf
diakses pada
tanggal 8 Januari 2014.
Notoatmodjo, S.
2010. Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.
2011. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni.
Jakarta: Rineka Cipta.
.
2007.
Kesehatan
Masyarakat . Jakarta : Rineka
Cipta.
.
2010.
Metodologi
Penelitian Kesehatan . Jakarta:
Rineka Cipta.
. 2012. Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penellitian
Ilmu
Keperawatan . Jakarta: Salemba
Medika.
Purwantiningsih, e. 2006. Beberapa
Faktor
Yang
Berhubungan
Dengan Pemilihan Jenis Makanan
Jajanan Di Sekolah Studi Pada
Siswa
SDN
Gemolong
2
Kecamatan Gemolong Kabupaten
Sragen
Tahun
2006.
http://eprints.undip.ac.id/9154/.
Diakses tanggal 20 Februari 2014.
Savitri, R. 2009. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku
Konsumsi Makanan Jajanan yang
Mengandung Pewarna Sintetik
pada Siswa Kelas Viii Dan IX
Sekolah Menengah Pertama (Smp)
Pgri 1 Dan Smp Ymj Ciputat
Tahun 2009. Skripsi. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
Program
Studi
Kesehatan
Masyarakat. Universitas Islam

Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_
digital/Skripsi%20Rahma
%20Savitri.pdf. Diakses tanggal
20 Februari 2014.
Sediaoetama, A. D. 2010. Ilmu Gizi .
Jakarta : Dian Rakyat.
Simmons. 2010. Simmons Community.
Retrieved Januari 10, 2014, from
Peer Educator for the EAT/Betsys
Friends/SEX/
Drugs
and
Alcohol/Stress
and
Time
Management/Sexual
Assault/HIV/AIDS @ Simmons
Program:
http://www.simmons.edu/campusli
fe/docs/PE_job_descriptions_10.p
df diakses pada tanggal 2 Januari
2014.
Sudarmawan. 2013. Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap Mengenai
Pemilihan
Jajanan
dengan
Perilaku Anak Memilih Jajanan di
SDN Sambikerep ii/480 Surabaya.
Artikel
fakultas
Ilmu
Keolahragaan Jurusan Pendidikan
Olahraga Program Studi S-1
Pendidikan Jasmani, Kesehatan,
dan Rekreasi Universitas Negeri
Surabaya.
http://ejournal.unesa.ac.id/data/jou
rnals/68/articles/1770/public/17703342-1-PB.pdf
diakses
pada
tanggal 25 Desember 2013.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif Dan
R&D. Bandung: Alfa Beta.
Sugiyono.
2013.
Statistika
Untuk
Penelitian. Bandung: Alfa Beta
Sulistyaningsih.
2011. Metodologi
Penelitian Kebidanan Kuantitatif
Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
.
Viarni, E. 2013. Praktek Konsumsi
Makanan Jajanan Pada Siswa Di
SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun
2013. Fakultas Ilmu Kesehatan
Peminatan
Gizi
Kesehatan

Universitas
Siliwangi
.
http://journal.unsil.ac.id/download.
php?id=1353.
Diakses
pada
tanggal 24 Desember 2013
Widiyani, R. 2013. Kenapa Anak Suka
Jajan.www.kompas.com. diakses
tanggal 28 Desember 2013.
Wong, D. L. 2009. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Jakarta :
EGC.
Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya Dibalik
Lezatnya Makanan . Yogyakarta:
CV Andi Offset.

You might also like