Kebudayaan Kota Semarang

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Kebudayaan kota Semarang

Kebudayaan kota Semarang


Kota Semarang adalah ibukota provinsi Jawa Tengah. Semarang merupakan kota yang
dipimpin wali kota Drs. H. Soemarmo HS, MSi dan juga wakil walikota Hendrar Prihadi, SE,
MM. kota semarang terletak sekitar 446 km disebelah timur Jakarta atau sekitar 312 km
sebelah barat Surabaya dan 624 km sebelah barat daya Banjarmasin. Kota ini berbatasan
dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan dan
Kabupaten Kendal di sebelah barat.

Penduduk
Penduduk di kota Semarang umumnya adalah suku Jawa. Mereka menggunakan
bahasa jawa untuk bertutur kata sehari-hari. Mereka menganut agama islam, dan Semarang
memiliki komunitas tionghoa yang besar. Komunitas tersebut sudah berbaur dengan
penduduk wilayah setempat dan menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi satu sama
lain.

Rumah Adat

Baju Adat

Adat Istiadat Semarang


Sebagai ibukota Jawa Tengah, Semarang memiliki budaya yang sangat kental. Salah
satu tradisi adat dari Semarang adalah perayaan tradisi Dudgeran. Dari tradisi tersebut, kita
dapat melihat percampuran seluruh budaya yang ada di Semarang. Perpaduan budaya tersebut
dapat dilihat pada warak ngendog, adalah boneka binatang rasaksa yang merupakan
mitologis yang digambarkan sebagai symbol akulturasi budaya di Semarang. Kata warak
berasal dari bahasa arab waraI yang artinya suci. Sedangkan edog (telur) merupakan
symbol pahala yang diterima manusia setelah menjalani proses suci.

Warag Ngendog
Kesenian Kota Semarang
Salah satu kesenian di Semarang adalah tarian. Salah satu tarian yang sering
ditampilkan adalah Tari Semarangan. Tarian ini merupakan salah satu kebudayaan asli kota
Semarang. Tarian ini memiliki tiga jenis gerakan dasar, yaitu ngondek, ngeyek,

dan genjot. Ketiga merupakan gerakan baku yang berpusat pada pinggul, gerakan
tangan atau lambeyan merupakan sebuah gerakan yang berpusat pada pergelangan
tangan. Selain itu, ada Tari Topeng. Para penari mengenakan topeng, namun topeng
tersebut tidak dipakai di wajah, melainkan membuat sebuah komposisi gerakan yang
memainkan dua topeng tersebut. Tari Topeng memang lebih menonjolkan pada busana
maupun properti yang dipakai oleh penarinya.
Tari

Semarangan

Tari Topeng
Julukan Kota Semarang
Kota Semarang memiliki beberapa julukan diantaranya:
1. Venice van Java: kota semarang banyak dilaui oleh sungai-sungai, seperti di Venice
(Italia) sehingga Belanda menyebut semarang dengan julukan tersebut.
2. Kota Lumpia: disebut seperti itu karena semarang terkenal dengan makanan khasnya,
yaitu lumpia. Lumpia terbuat dari akulturasi budaya Jawa dan Cina.
3. Kota Atlas: maksud kota atlas adalah aman, tertib, lancer, asri dan sehat.

Pariwisata
Beberapa tempat wisata di Semarang:
1. Wisata Alam

Pulau Marina, di kelurahan Tawangsari

Pantai Maron, di kelurahan Tambak Harjo

Pulau Maron
2. Wisata Sejarah

Museum MURI, di kelurahan Tegalsari

Museum Jamu Nyonya Meneer, di kelurahan Muktiharjo

Lawang Sewu, di kelurahan Pindrikan Kidul

Lawang Sewu

3. Wisata Religi

Masjid Agung Jawa Tengah, di kelurahan Sambirejo

Gereja Blenduk, di kecamatan Semarabg Utara

Candi Tugu, di kelurahan Tugorejo

Makanan Khas Semarang


Di bawah ini terdapat beberapa contoh makanan khas Semarang, diantaranya:
1. Bandeng presto
Makanan ini adalah masakan yang paling khas dan paling terkenal dari kota
Semarang. Bahan utamanya tentu saja ikan bandeng. Cirri yang paling khas dari bandeng
presto adalah duri ikan yang sudah lunak dan mudah diamakan.

2. Lumpia
Makan ini terbuat dari lembaran tepung terigu yang di isi rebung dan juga daging.

3. Wingko Babat
Wingko babat terbuat dari beras ketan dan juga kelapa. Pada awalnya wingki babat
berasal dari daerah babat, Jawa Timur. Akan tetapi seiring waktu, makanan tersebut menjadi
cirri khas Semarang.

Candi di Semarang
1. Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan
budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks
candi ini terdapat sembilan buah candi. Candi ini diketemukan oleh Raffles pada
tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra
abad ke-9 (tahun 927 masehi). Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi
Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas
permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 C).
Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan
alam yang indah. Selain itu, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air
panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata
berkuda.

Tugas Sosiologi
Kebudayaan Masyarakat Kota Semarang

Annisa Wijaya
X IIS 3

SMA Negeri 10 Bandarlampung


2016/2017

You might also like