Corporate Governance Terhadap Independensi Auditor: Pengaruh Kompetensi Auditor, Audit Fee Dan Good

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR, AUDIT FEE DAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR

Onne Arfiangga 1)
Djoko Kristianto 2)
1, 2)
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Email: 2) [email protected]

ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the significance of the
influence of the competence of auditors, the audit fee and good
corporate governance partially and simultaneously to the
independence of the auditor in public accounting firm. To analyze the
influence of the dominant variable against the independence of the
auditor in public accounting firm. The research method used survey
method, the type of data used quantitative and qualitative data. The
population in this study is the auditors who work in public accounting
firms in the region of Surakarta and Yogyakarta, the sampling
technique using quota sampling that a number of 44 respondents, the
data collection methods used: questionnaires, observation and
documentation. Data analysis techniques used validity, reliability,
classic assumption test, multiple linear regression analysis, t test. F
test and coefficient of determination. The results were obtained:
Competence and significant auditor positive effect on auditor
independence in Public Accounting Firm Surakarta and Yogyakarta
City. Audit fee and a significant negative effect on the independence of
the auditor in public accounting firm. Good corporate governance is
positive and significant impact on the independence of the auditor in
public accounting firm. Competence of auditors, the audit fee and
good corporate governance simultaneously significant effect on the
independence of the auditor in public accounting firm. Good corporate
governance is the dominant variable influence on the independence of
the auditor in public accounting firm.

Keywords: Competence of auditors, the audit fee, good corporate


governance and independence of auditors

PENDAHULUAN
Laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan merupakan
refleksi dari kondisi perusahaan secara umum tentang kinerja manajemen
dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan dana yang diinvestasikan oleh
pemilik, dan kondisi perusahaan secara khusus mengenai tingkat posisi
keuangan perusahaan. Agar informasi yang terkandung dalam laporan
keuangan dapat dipercaya maka dibutuhkan suatu pengesahaan oleh pihak
166 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. 2, Oktober 2014: 166 181
ketiga yang independen untuk menjembatani berbagai kebutuhan para pihak
yang berkepentingan. Pihak yang dipercaya untuk melakukan audit atas
laporan keuangan yaitu akuntan publik atau auditor eksternal. Profesi auditor
merupakan profesi yang dipercaya masyarakat, karena masyarakat
mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi
yang disajikan manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Jasa auditor
sangat bermanfaat dalam memberi informasi yang akurat dan terpercaya
dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor kewajarannya lebih dipercaya daripada laporan keuangan yang
belum diaudit.
Salah satu manfaat dari jasa auditor adalah memberikan informasi
yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Guna
menunjang profesionalisme maka auditor dalam melaksanakan tugas
auditnya harus berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan
lapangan dan standar pelaporan. Standar umum bersifat pribadi yang harus
dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur
auditor. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan
mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang
dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk
menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah kodifikasi
berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam
memberikan jasa bagi akuntan publik di Indonesia yang bertujuan untuk
mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di
Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI). Sandar Profesional
Akuntan Publik terdiri dari enam standar yaitu: Standar Auditing, Standar
Atestasi, Standar Jasa Akuntansi dan Review, Standar Jasa Konsultasi,
Standar Pengendalian Mutu, dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik. Kelima standar yang pertama merupakan standar teknis yang
diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik., sedangkan
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan aturan moral yang
diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Keenam standar profesional
ini disusun untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan akuntan publik bagi
masyarakat.
Selain standar audit, auditor juga harus mematuhi kode etika profesi
yang mengatur perilaku auditor dalam menjalankan praktik profesinya baik
dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode etika ini
mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

Pengaruh Kompetensi Auditor, Audit Fee dan Good Corporate Governance (Onne A., Djoko K.) 167
profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi
seorang auditor dalam menjalankan profesinya. Di sektor bisnis kepercayaan
yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan terhadap akuntan publik
sebagai auditor eksternal perusahaan mengharuskan akuntan publik
memperhatikan independensinya dalam melakukan pemeriksaan laporan
keuangan. Pertanyaan tentang independensi auditor yang dilakukan akuntan
publik oleh masyarakat bertambah besar setelah terjadi banyak skandal yang
melibatkan akuntan publik, baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
Skandal yang terjadi di luar negeri melibatkan perusahaan besar
seperti yang menimpa Enron, Andersen, Xerox, WorldCom, Tyco, Global
Crossing, Adelphia dan Walt Disney (Sunarsip dalam Christiawan, 2002:
83). Kasus di dalam negeri dapat terlihat dengan adanya sanksi pembekuan
yang diberikan oleh Menteri Keuangan terhadap beberapa KAP dalam
beberapa tahun terakhir. Mereka adalah AP Rutlat Hidayat dan Muhamad
Zen, serta KAP Atang Djaelani. Izin AP Rutlat Hidayat dibekukan selama 9
bulan melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 866/KM.1/2008
terhitung mulai tanggal 15 Desember 2008. Rutlat telah melakukan
pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) saat melakukan audit umum
atas laporan keuangan PT Serasi Tunggal Mandiri untuk tahun yang berakhir
31 Desember 2006, yaitu berupa ketidak jujuran secara pribadi dalam
memeriksa fakta yang ditemukan dalam laporan keuangan yang diperiksa
dan berkolusi dengan pihak yang laporan keuangannya diperiksa, hal
tersebut melanggar aturan profesionalitas akuntan publik yang independen
(tidak memihak) dan kompeten, sehingga berpengaruh cukup signifikan
terhadap laporan auditor independen.
Muhammad Zen selaku pemimpin rekan KAP Drs. Muhammad Zen
dan Rekan, dikenai pembekuan izin selama 3 bulan melalui KMK Nomor
896/KM.1/2008 terhitung mulai tanggal 22 Desember 2008. Sanksi terhadap
Muhammad Zen disebabkan karena yang bersangkutan telah melakukan
pelanggaran yaitu berupa pemberian opini wajar tanpa pengecualian untuk
laporan keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi tertentu menurut Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas
laporan keuangan PT Pura Binaka Mandiri tahun buku 2007, sehingga
berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen.
Sementara KAP Atang Djaelani dikenai pembekuan izin selama 3
bulan melalui KMK Nomor 877/KM.1/2008 terhitung mulai tanggal 17
Desember 2008. KAP tersebut telah dikenai sanksi peringatan sebanyak 3
kali dalam jangka waktu 48 bulan terakhir dan masih melakukan pelanggaran
berikutnya, yaitu tidak menyampaikan laporan kegiatan usaha dan laporan
keuangan KAP tahun takwim 2004 dan 2007 (Hukumonline.com).
Berdasarkan kasus di atas menunjukkan bahwa independensi auditor

168 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. 2, Oktober 2014: 166 181
dalam melakukan review laporan keuangan klien banyak disalahgunakan
oleh auditor. Olah kerana itu akuntan publik dituntut untuk dapat
mempertahankan kepercayaan dari klien dan pihak ketiga dengan cara
mempertahankan independensinya. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang
mempengaruhi independensi akuntan publik dibatasi pada faktor kompetensi
auditor, audit fee dan Good Corporate Governance.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku atau
setiap tingkah laku yang mementingkan suatu kinerja yang baik dari suatu
konteks pekerjaan. Kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasar
perilaku yang menggambarkan motif dasar perilaku yang menggambarkan
motif, karakteristik pribadi, konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau
keahlian yang dibawa seseorang yang unggul di tempat kerja. Kompetensi
terdiri dari beberapa karakteristik yang berbeda, yang mendorong perilaku.
Pencapaian kompetensi dimulai dengan pendidikan formal, yang diperluas
melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk
memenuhi persyaratan sebagai akuntan publik yang pertama yaitu harus
lulus Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi, mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntan (PPA), mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), dan
memiliki gelar sertifikasi lisensi untuk praktik yaitu Certified Public
Accountant (CPA). Selain persyaratan tersebut auditor juga harus menjalani
pelatihan teknis yang cukup, pelatihan ini harus secara memadai mencakup
aspek teknis maupun pendidikan umum. Pendidikan formal dan pengalaman
profesional saling melengkapi satu sama lain.
Peran profesi akuntan selama ini masih belum optimal dalam
mewujudkan good governance. Oleh karena itu tuntutan terhadap
terwujudnya good governance (tata kelola yang baik) sangat diperlukan,
baik oleh perusahaan bisnis manufaktur maupun non-manufaktur termasuk
KAP sendiri. Peran profesi auditor dalam hal ini harus lebih diberdayakan
baik secara internal (KAP) maupun eksternal (stakeholder) agar mempunyai
kontribusi yang lebih besar dalam mewujudkan good governance tersebut.
Pemberdayaan auditor antara lain: pemahaman good governance yang lebih
baik, tanggungjawab yang lebih besar dan kebebasan mengkreasi pekerjaan
dalam membantu stakeholder namun tidak menyalahi etika profesi yang ada.
Pengetahuan akan hukum bisnis agar mampu mengidentifikasi perilaku
bisnis yang lebih kompleks. Keahlian dalam menganalisis kondisi
mendatang (future) yang lebih baik sehingga opini yang dihasilkan akan
sangat aktual dan terpercaya. Aturan yang mengacu prinsip good governance
tidak hanya akan mencegah skandal tetapi juga bisa mendongkrak kinerja
korporat. Tinggi rendahnya kinerja auditor dapat diukur melalui komitmen
organisasi, pemahaman good governance dan budaya organsisasi. Seorang
auditor komitmen terhadap profesinya maka akan loyal terhadap profesinya

Pengaruh Kompetensi Auditor, Audit Fee dan Good Corporate Governance (Onne A., Djoko K.) 169
seperti yang dipersepsikan oleh audititor tersebut (Fernando, dkk 2005: 32).
Faktor audit fee adalah besar atau kecilmya pemberian rewards atau
fee (biaya audit) dari klien pada auditor dapat merusak moral dan perilaku
etis auditor dalam independensi. Sama halnya dengan profesi medis dan
hukum, auditor independen bekerja berdasarkan imbalan (fee). Para
pengguna mengandalkan jasa auditor independen serta menarik manfaat
yang bernilai dengan adanya kenyataan bahwa auditor tidak memihak klien
yang sedang diaudit (Boyton, 2002: 8).
Penelitian ini dilakukan di Kota Surakarta dan Daerah Istimewa
Yogyakarta karena terbatasnya KAP di Kota Surakarta, sedangkan
Yogyakarta jumlah KAP cukup banyak, sehingga sampel yang digunakan
dalam penelitian ini representatif. Selain itu, alasan peneliti memilih lokasi
objek penelitian KAP di Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
karena pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode
survey dan pada saat pengiriman kuesioner peneliti ingin menyampaikannya
sendiri kepada responden.

METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan survei pada auditor Kantor Akuntan
Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta. Penelitian bertujuan menguji
pengaruh kompetensi auditor, audit fee dan good corporate governance
terhadap independensi auditor dalam memberikan jasa audit (atensi)
bukan jasa non atensi. Dengan pertimbangan lokasi data yang diperlukan
dalam penelitian tersedia dan diperolehnya izin penelitian.

2. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan yaitu:
a. Data Kualitatif
Adalah data yang tidak berwujud angka, antara lain:
1) Hasil jawaban responden tentang kompetensi auditor
2) Hasil jawaban responden tentang audit fee
3) Hasil jawaban responden tentang good corporate governance
4) Hasil jawaban responden tentang independensi auditor
Data kualitatif tersebut selanjutnya akan dikuantitatifkan dengan
menggunakan skala Likert.
b. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang diukur dengan skala numerik
(angka). Adapun data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jumlah
auditor masing-masing kantor akuntan publik di wilayah Surakarta
dan Yogyakarta.

170 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. 2, Oktober 2014: 166 181
3. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian, data primer dalam
penelitian ini berupa jawaban responden atas pertanyaan yang
diajukan melalui lembar kuesioner yang diberikan kepada auditor
Kantor Akuntan Publik di Kota Surakata dan Yogyakarta.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan objek penelitian, misalnya struktur organisasi
perusahaan, jumlah karyawan dan lain sebagainya.

4. Populasi, Teknik Sampling dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi Arikunto,
2002: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang
bekerja di kantor akuntan publik di wilayah Surakarta dan
Yogyakarta.

b. Sampel
Adapun untuk bahan pertimbangan pengambilan sampel, seorang
tokoh berpendapat bahwa: Sebagai pedoman pengambilan sampel,
apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil
semuanya, sehingga penelitian merupakan sampel total, akan tetapi
jika jumlah subjeknya lebih besar, dapat diambil antara 10% sampai
dengan 15% atau 20% sampai dengan 25% atau lebih (Suharsimi
Arikunto, 2002: 107).
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini semua
anggota populasi diambil sebagai sampel penelitian, berdasarkan
jumlah kuesioner yang kembali.
c. Teknik Sampling
Teknik penarikan sampel dengan menggunakan teknik quota
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan
jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam
pengambilan sampel dari populasi (Suharsimi Arikunto, 2006: 130).
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan cara
memberikan daftar pernyataan kepada auditor yang bekerja di kantor
akuntan publik di wilayah Surakarta dan Yogyakarta.

5. Metode Pengumpulan Data


a. Kuesioner
Yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar

Pengaruh Kompetensi Auditor, Audit Fee dan Good Corporate Governance (Onne A., Djoko K.) 171
pertanyaan yang diberikan kepada auditor Kantor Akuntan Publik di
wilayah Surakarta dan Yogyakarta.
b. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data guna memperoleh data yang
berkaitan dengan penelitian, meliputi jurnal penelitian, buku-buku
maupun artikel yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

6. Uji Instrumen Penelitian


a. Uji Validitas
Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian dan
kecermatan fungsi ukur dari alat yang digunakan.
Tinggi rendahnya validitas suatu angket dihitung dengan teknik
korelasi product moment.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari
alat ukur yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut
akurat, stabil dan konsisten. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian tersebut dikatakan andal (reliable) apabila memiliki
koefisien cronbachs alpha > 0,60 sebaliknya apabila memiliki
koefisien cronbachs alpha < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel
(Imam Ghozali, 2005: 140).
7. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan yang berarti antara masing-masing variabel independen
dalam model regresi. Metode untuk menguji ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau variance
inflation factor (VIF).
b. Uji Autokorelasi
Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan
menggunakan Uji Runs Test, yaitu untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas terjadi apabila kesalahan atau residual dari model
yang diamati memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke
observasi yang lain. Artinya bahwa jika variasi variabel independen
semakin besar maka sebaran variabel dependen makin lebar atau
menyempit. Konsekuensi adanya heterokedastisitas adalah penaksir
(estimator) yang diperoleh tidak efisien, dengan demikian penaksir
yang diperoleh menggambarkan populasi yang bias. Adapun uji yang
digunakan adalah dengan uji Glejser.

172 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. 2, Oktober 2014: 166 181
d. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk
mengukur data berskala ordinal, interval maupun rasio. Jika analisis
menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus
terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data
tidak berdistribusi normal, maka metode alternatif yang bisa
digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam penelitian ini uji
normalitas dilakukan terhadap Nilai Residual dengan menggunakan
metode Kolmogorov Smirnov Test.

8. Teknik Analisis Data


Untuk mencapai hasil analisis yang menuju sasaran, maka dalam
menganalisis data digunakan serangkaian analisis sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah teknik analisis data dengan cara
mengklasifikasi data berdasarkan perbedaan tingkat karakteristik
yang ada dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
numerikal, yaitu pengelompokkan atau klasifikasi frekuensi yang
didasarkan pada keterangan kualitatif yang diperoleh dari data yang
dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner. Dalam penelitian ini
analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan karakteristik dari
responden yang dijadikan sampel penelitian.
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. Adapun rumus yang digunakan
adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e


(Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 2006: 299)
Di mana:
Y = Independensi auditor
X1 = Kompetensi auditor
X2 = Audit fee
X3 = Good corporate governance
a = Konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien regresi
e = Error
c. Uji t
Digunakan untuk membuktikan signifikansi pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial.

Pengaruh Kompetensi Auditor, Audit Fee dan Good Corporate Governance (Onne A., Djoko K.) 173
d. Uji F
Uji ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu kompetensi
auditor (X1), audit fee (X2), dan good corporate governance (X3)
secara simultan terhadap variabel terikat yaitu independensi akuntan
publik (Y).
e. Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat yang
ditunjukkan dengan persentase.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


1. Deskripsi Data Penelitian
Dalam penelitian ini sebagai populasinya adalah seluruh auditor
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Surakarta dan
Yogyakarta. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik quota sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus
dipenuhi dalam pengambilan sampel dari populasi.
a. Jenis Kelamin
Berdasarkan kategori jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa
responden dalam penelitian ini terdiri 28 orang (63,64%) berjenis
kelamin laki-laki dan 16 orang (36,36%) berjenis kelamin perempuan.
b. Usia
Berdasarkan kategori usia, maka jumlah responden paling banyak
berada pada usia 31 40 tahun, yaitu 27 orang (61,36%), responden
yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 9 orang (20,45%),
responden yang berusia 40 50 tahun sebanyak 6 orang (13,64%), dan
responden yang berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 2 orang (4,55%).
c. Masa Kerja
Berdasarkan masa kerja responden, dapat disimpulkan bahwa
responden paling banyak memiliki masa kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak
26 orang (59,09%), kemudian yang memiliki masa kerja 0-5 tahun
sebanyak 6 orang (13,64%), dan responden yang memiliki masa kerja
lebih 10 tahun sebanyak 12 orang (27,27%).
d. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan responden, dapat disimpulkan
bahwa responden paling banyak berpendidikan S-1 yaitu sebanyak 32
orang (73,73%), kemudian yang berpendidikan S-2 sebanyak 12 orang
(27,27%), dan responden yang berpendidikan S-3 tidak ada.

174 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. 2, Oktober 2014: 166 181
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Berdasarkan item kuesioner yang diberikan dalam kuesioner yang
disampaikan kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik
di wilayah Surakarta dan Yogyakarta, kemudian dilakukan uji
validitas terhadap item pertanyaan. Hasil tes validitas dapat diketahui
bahwa semua item kuesioner mengenai variabel kompetensi auditor
(X1) yang diajukan kepada responden sebanyak 10 item kuesioner
dinyatakan valid karena p-value < 0,05.Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa semua item kuesioner mengenai variabel audit fee
(X2) yang diajukan kepada responden sebanyak 10 item kuesioner
dinyatakan valid karena p-value < 0,05.Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa semua item kuesioner mengenai variabel good
corporate governance (X3) yang diajukan kepada responden
sebanyak 10 item kuesioner dinyatakan valid karena p-value < 0,05.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa semua item kuesioner
mengenai variabel independensi auditor (Y) yang diajukan kepada
responden sebanyak 10 item kuesioner dinyatakan valid karena p-
value < 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat
dari alat ukur yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut
akurat, stabil dan konsisten. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian tersebut dikatakan andal (reliable) apabila memiliki
koefisien cronbach alpha lebih dari 0,60. Hasil uji reliabilitas dari
variabel-variabel penelitian yang menggunakan Cronbachs alpha.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa semua item kuesioner
mengenai variabel kompetensi auditor (X1), audit fee (X2), good
corporate governance (X3), dan Independensi auditor (Y)
menunjukkan nilai yang reliabel karena nilai Cronbachs alpha >
0,60.

3. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan yang berarti antara masing-masing variabel
independen dalam model regresi. Metode untuk menguji ada
tidaknya multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau
variance inflation factor (VIF) yang dapat dihitung melalui program
SPSS versi 16.0. Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas
VIF adalah 10 jika tolerance value di bawah 0,10 dan nilai VIF di

Pengaruh Kompetensi Auditor, Audit Fee dan Good Corporate Governance (Onne A., Djoko K.) 175
atas 10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil tersebut dapat diketahui
bahwa semua variabel independen yaitu kompetensi auditor (X1),
audit fee (X2) dan good corporate governance (X3) menunjukkan
tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance value > 0,10 dan
nilai VIF < 10.
b. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi menggunakan Run Test dengan bantuan
program SPSS 16.00 for Windows menunjukkan hasil signifikan
sebesar 0,170 lebih besar dari 0,05, ini berarti antara residual tidak
terdapat hubungan korelasi (Imam Gozali, 2005: 104).
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil output perhitungan uji Heteroskedastisitas menggunakan
uji Glejser dengan bantuan program SPSS 16.00 for Windows
menunjukkan probability value sebesar untuk variabel kompetensi
auditor (X1) sebesar 0,248, audit fee (X2) sebesar 0,149 dan good
corporate governance (X3) sebesar 0,104, semua p-value > 0,05 ini
berarti model regresi yang digunakan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi,variabel pengganggu memiliki distribusi normal. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non
parametrik. Kolmogorov Smirnov test (K S). Dari pengujian
Kolmogorov-Smirnov test (K S) dengan bantuan komputer progam
SPSS versi 16,00 diperoleh nilai sebesar 0,587 > 0,05. Hal ini
menunjukan keadaan yang tidak signifikan, berarti Ho diterima
artinya bahwa data residual berdistribusi normal.

4. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
bebas yaitu kompetensi auditor (X1), audit fee (X2) dan good
corporate governance (X3) secara parsial terhadap variabel terikat
yaitu independensi auditor (Y) di Kantor Akuntan Publik Kota
Surakarta dan Yogyakarta. Karena probability value sebesar 0,007 <
0,05 maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang positif dan
signifikan kompetensi auditor (X1) terhadap independensi auditor (Y)
di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta. Sehingga
hipotesis ke-1 yang menyatakan: Ada pengaruh yang positif dan

176 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. 2, Oktober 2014: 166 181
signifikan kompetensi auditor terhadap independensi auditor di
Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta, terbukti
kebenarannya. Pengujian signifikansi pengaruh audit fee (X2)
terhadap independensi auditor (Y) di Karena probability value
sebesar 0,004 < 0,05 maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang
negatif dan signifikan audit fee (X2) terhadap independensi auditor
(Y) di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta.
Sehingga hipotesis ke-2 yang menyatakan: Ada pengaruh yang
negatif dan signifikan audit fee terhadap Independensi auditor di
Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta, terbukti
kebenarannya.Pengujian signifikansi pengaruh good corporate
governance (X3) terhadap independensi auditor (Y) di Kantor
Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta, karena probability
value sebesar 0,003 < 0,05 maka Ho ditolak berarti ada pengaruh
yang positif dan signifikan good corporate governance (X3) terhadap
independensi auditor (Y) di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta
dan Yogyakarta. Sehingga hipotesis ke-3 yang menyatakan: Ada
pengaruh yang positif dan signifikan good corporate governance
terhadap Independensi auditor di Kantor Akuntan Publik Kota
Surakarta dan Yogyakarta, terbukti kebenarannya.
b. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
kompetensi auditor (X1), audit fee (X2) dan good corporate
governance (X3) terhadap variabel terikat yaitu Independensi auditor
(Y) di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta.Hasil
analisis diperoleh probability value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho
ditolak berarti ada pengaruh yang signifikan variabel bebas yaitu
kompetensi auditor (X1), audit fee (X2) dan good corporate
governance (X3) secara simultan terhadap variabel terikat yaitu
independensi auditor (Y) di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta
dan Yogyakarta. Sehingga hipotesis ke-4 yang menyatakan: Ada
pengaruh yang signifikan kompetensi auditor, audit fee dan good
corporate governance secara simultan terhadap independensi auditor
di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta, terbukti
kebenarannya.

5. Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan atau pengaruh yang diberikan variabel bebas yaitu
kompetensi auditor (X1), audit fee (X2) dan good corporate governance
(X3) terhadap variabel terikat yaitu independensi auditor (Y) di Kantor

Pengaruh Kompetensi Auditor, Audit Fee dan Good Corporate Governance (Onne A., Djoko K.) 177
Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai Adjusted R Square = 0,503 berarti diketahui bahwa
pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas yaitu kompetensi auditor
(X1), audit fee (X2) dan good corporate governance (X3) terhadap
variabel terikat yaitu independensi auditor (Y) di Kantor Akuntan Publik
Kota Surakarta dan Yogyakarta sebesar 50,3% sedangkan sisanya (100%
- 50,3%) = 49,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel
yang diteliti, misalnya jasa non atestasi, adanya hubungan individu
karena jasa non audit yang diberikan kepada klien, lama hubungan
auditor-klien, hubungan ekonomi/keluarga, ketaatan beribadah, besarnya
gaji dari KAP dan lain sebagainya.

PEMBAHASAN
1. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Independensi Auditor
Hasil analisis diperoleh probability value sebesar 0,007 < 0,05
maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan
kompetensi auditor (X1) terhadap independensi auditor (Y) di Kantor
Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta. Sehingga hipotesis ke-1
yang berbunyi: Ada pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi
auditor terhadap independensi auditor di Kantor Akuntan Publik Kota
Surakarta dan Yogyakarta, terbukti kebenarannya. Hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh auditor
berpengaruh positif terhadap independensi auditor. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Mariyati dan Dicky
Arisudhana (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi auditor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor.
Dengan demikian dapat peneliti jelaskan bahwa kompetensi auditor
adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalamannya yang
cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan
seksama. Ermayanti (2009) mengemukakan setiap auditor harus
melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan professional. Kompetensi yang
dibutuhkan dalam melakukan audit yaitu pengetahuan dan kemampuan.
Auditor harus memiliki pengetahuan untuk memahami entitas yang
diaudit, kemudian auditor harus memiliki kemampuan untuk bekerja
sama dalam tim serta kemampuan dalam menganalisa permasalahan.
Dengan memiliki kompetensi atau keahlian dalam jasa profesionalnya,
maka akan mempengaruhi kualitas audit yang dikerjakannya.

178 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. 2, Oktober 2014: 166 181
2. Pengaruh Audit Fee terhadap Independensi Auditor
Hasil analisis data diperoleh probability value sebesar 0,004 < 0,05
maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang negatif dan signifikan audit
fee (X2) terhadap independensi auditor (Y) di Kantor Akuntan Publik
Kota Surakarta dan Yogyakarta. Sehingga hipotesis ke-2 yang berbunyi:
Ada pengaruh yang negatif dan signifikan audit fee terhadap
Independensi auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan
Yogyakarta, terbukti kebenarannya. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Mariyati dan Dicky
Arisudhana (2012), Hadi Cahyadi (2013) dan Ahmad Dahlan, Gagaring
Pagalung dan Tawakkal (2013) yang menyatakan bahwa audit fee
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi auditor.
Sebagai contoh dapat peneliti kemukakan bahwa kehancuran Enron,
World Com, Global Crossing dan perusahaan lainnya disebabkan oleh
akuntan publik yang mengaudit laporan keuangannya bersikap tidak
independen. Fakta empiris tentang adanya beberapa faktor yang
menyebabkan auditor tidak independen dalam menjalankan profesinya,
disampaikan oleh beberapa peneliti. Simunic (1984) dalam Ida Bgs
Anom Yasa (2013) menyatakan bahwa fee yang diterima oleh auditor
dari auditi berupa jasa audit dan jasa non audit, dapat merusak
independensi auditor, karena mengakibatkan terjadi ikatan ekonomis
antara auditor dengan auditi. Pandangan yang sama dinyatakan oleh Fin
et.al., (1988) dalam Ida Bgs Anom Yasa (2013) bahwa, fee yang diterima
oleh akuntan dapat menimbulkan dilema, sehingga memungkinkan
akuntan menjadi tidak independen. Akuntan diminta untuk tetap
independen, namun pada saat yang sama, kebutuhan para akuntan
tergantung kepada klien, karena fee yang diterimanya.

3. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Independensi Auditor


Hasil analisis data diperoleh probability value sebesar 0,003 < 0,05
maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan good
corporate governance (X3) terhadap independensi auditor (Y) di Kantor
Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta. Sehingga hipotesis ke-3
yang berbunyi: Ada pengaruh yang positif dan signifikan good
corporate governance terhadap Independensi auditor di Kantor Akuntan
Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta, terbukti kebenarannya. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri
Trisnaningsih yang menyatakan bahwa pemahaman good corporate
governance oleh auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
independensi auditor. Penerapan good governance dalam KAP berarti
membangun kultur, nilai-nilai serta etika bisnis yang melandasi

Pengaruh Kompetensi Auditor, Audit Fee dan Good Corporate Governance (Onne A., Djoko K.) 179
pengembangan perilaku profesional akuntan. Diterapkannya good
governance pada KAP, diharapkan akan memberi arahan yang jelas pada
perilaku kinerja auditor serta etika profesi pada organisasi KAP. Upaya
ini dimaksudkan agar kiprah maupun produk jasa yang dihasilkannya
akan lebih aktual dan terpercaya, untuk mewujudkan kinerja yang lebih
baik dan optimal. Independensi akuntan publik merupakan salah satu
karakter sangat penting untuk profesi akuntan publik di dalam
melaksanakan pemeriksaan akuntansi (auditing) terhadap kliennya. Pada
saat melaksanakan pemeriksaan akuntan, akuntan publik memperoleh
kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk
membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan
oleh klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, bahkan
mungkin bertentangan dengan kepentingan para pemakai laporan
keuangan. Kepentingan pemakai laporan keuangan yang satu mungkin
berbeda dengan pemakai lainnya. Oleh karena itu dalam memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, akuntan
publik harus bersikap independen terhadap kepentingan klien, para
pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan
publik itu sendiri. Berdasarkan kajian teoritis di atas, diindikasikan
bahwa seorang auditor yang memahami good governance, maka dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan akuntan akan menjadi lebih
independen.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi auditor berpengaruh positif dan sognifikan terhadap
independensi auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan
Yogyakarta.
2. Audit fee berpengaruh negatif dan signifikan terhadap independensi
auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta.
3. Good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap
independensi auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan
Yogyakarta.
4. Kompetensi auditor, audit fee dan good corporate governance secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor di Kantor
Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta.
5. Good corporate governance merupakan variabel yang dominan
pengaruhnya terhadap independensi auditor di Kantor Akuntan Publik
Kota Surakarta dan Yogyakarta.

180 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. 2, Oktober 2014: 166 181
DAFTAR PUSTAKA
Agustin Suryaningtias, 2007, Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Independensi Akuntan Publik (Studi Survei pada Kantor Akuntan
Publik di Bandung), Universitas Widyatama, Bandung.
Ahmad Dahlan, Gagaring Pagalung dan Tawakkal, 2013, Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Independensi Auditor, Jurnal Fakultas Ilmu
Ekonomi, Universitas Fajar Makassar.
Arens, Elder dan Beasley, 2008, Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan
Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
Boynton, Wiliam C, Kell, Walter G, John Willey & Sons, Inc, 1995, Modern
Auditing, New York.
Christiawan, Yulius Jogi, 2002, Kompetensi dan Independensi Akuntan
Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol. 4 No. 2, hal. 79-91.
Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 2006, Statistik Induktif, BPFE,
Yogyakarta.
Hadi Cahyadi, 2013, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi
Akuntan Publik (Survei pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas
di Jakarta), Jurnal Media Bisnis, Universitas Tarumanagara.
Harhinto, Teguh. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap
Kualitas Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang.
Tesis Maksi: Universitas Diponegoro.
Herman Wibowo, 2008, Manajemen Kinerja, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Badan. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Saifuddin, 2004, Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Opini
Audit Going Concern (Studi Kuasieksperimen pada Auditor dan
Mahasiswa). Semarang. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas
Diponegoro. Semarang
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2010, Auditing, Konsep Dasar dan.
Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Siti Mariyati dan Dicky Arisudhana, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Independensi Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di
Jakarta), Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur, Jakarta.
Sri Trisnaningsih, 2007, Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi
Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor,
Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas, Makasar.
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta.

Pengaruh Kompetensi Auditor, Audit Fee dan Good Corporate Governance (Onne A., Djoko K.) 181

You might also like