Denta Megazine

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 112

Vol 8 No.

1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Daya Hambat Ekstrak Daun Alpukat (Persea


americana, Mill.) Terhadap Pertumbuhan
Enterococcus faecalis
(The Inhibition Effect of Avocado Leaves Extract (Persea
americana, Mill.)to the Growth of Enterococcus faecalis)
Felina Lucia Charyadie, Soegijanto Adi*, Rima Parwati Sari**
*Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT

Background: Root canal treatment is the most common method to perserve a tooth from
infection of the root canal mixed bacteria. Enterococcus faecalis is one of the bacteria that
often causes failure of the root canal treatment. Persea americana leaves extract has
antibacterial activities because of containing active compounds such as alkaloid, flavonoid,
saponin, and tanin that may cause inhibit the growth of certain bacteria. Based on previous
study Persea americana leaves extract proven to be able inhibit the growth of Staphylococcus
aureus and Streptococcus mutans which are the same type with Enterococcus faecalis.
Purpose: The aim of this study was to examine the inhibition effect of Persea americana
leaves extract in concentrations of 25%, 50%, and 100% to the growth of Enterococcus
faecalis bacteria. Methods: This study was using diffusion method in BHI gelatin, and
incubated anaerobically at 37C for 48 hours. Result: The mean of the inhibition effect of
Persea americana leaves extract in one of each concentrations, 25%, 50%, and 100% are
8.99 mm, 10.73 mm, and 11.8 2mm, while the positive control group (ChKM) is 10.53 mm.
Data were analyzed with ANOVA (one way) test and the result showed that there are
significant differences (p<0.05) between all groups. LSD test showed that there are
significant differences in all groups except the ChKM group and the 50% group. Conclusion:
Persea americana leaves extracts having inhibition effect to the growth of Enterococcus
faecalis bacteria.

Keywords: Root canal treatment, Enterococcus faecalis bacteria, Persea americana leaves
extract.

Correspondence: Soegijanto Adi, Department of Conservation, Faculty of Dentistry, Hang


Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0816511661

1
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar Belakang:Perawatan saluran akar adalah salah satu perawatan yang


biasanyadilakukan untuk mempertahankan gigi yang telah terinfeksi oleh bakteri mixed pada
saluran akar. Enterococcus faecalis adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan
terjadinya kegagalan perawatan saluran akar. Ekstrak daun alpukat telah diketahui memiliki
aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin,
dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Berdasarkan penelitian
sebelumnya ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans yang merupakan golongan bakteri yang
sama dengan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat ada tidaknya daya hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan
100% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian dilakukan
dengan metode difusi pada media BHI agar dan diinkubasi secara anaerob pada 37C
selama 48 jam. Hasil:Hasil perhitungan rerata diameter zona hambat ekstrak daun alpukat
dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% masing-masing sebesar 8.99 mm, 10.73 mm, dan
11.82 mm, sedangkan pada kelompok kontrol positif (ChKM) sebesar 10.53 mm. Data
kemudian dianalisis dengan uji ANOVA (one way) dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan bermakna pada seluruh kelompok karena nilai (p<0.05). Hasil uji LSD
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada seluruh antar kelompok kecuali kelompok
ChKM dengan kelompok perlakuan konsentrasi 50% karena nilai (p>0.05).
Kesimpulan:Ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Enterococcus faecalis

Kata Kunci: Perawatan saluran akar, Bakteri Enterococcus faecalis, Ekstrak daun alpukat

Korespondensi: Soegijanto Adi, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi,


Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp
0816511661

PENDAHULUAN penetrasi bakteri melalui tubulus


Perawatan saluran akar dentin, maka tindakan preparasi
merupakan prosedur perawatan yang saluran akar yang disertai irigasi
bermaksud mempertahankan gigi dan kurang cukup untuk dapat
kenyamanannya agar dapat diterima membebaskan saluran akar dari bakteri
secara biologik oleh jaringan dengan baik, sehingga perlu dilakukan
sekitarnya. Kemampuan bakteri untuk pemberian obat-obatan saluran akar.2
tetap bertahan di dalam saluran akar, Diantara berbagai jenis bakteri
memegang peranan penting terhadap yang terdapat pada saluran akar,
timbulnya kegagalan perawatan bakteri Enterococcus faecalis
saluran akar.1 merupakan bakteri yang umumnya
Mengingat anatomi ruang pulpa ditemukan pada perawatan saluran
yang cukup rumit serta jauhnya akar yang gagal. Hal ini dibuktikan

2
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

dari beberapa hasil penelitian yang beberapa antibiotik. Beberapa obat-


dilakukan dengan metode kultur dan obatan saluran akar selain relatif mahal
metode polymerase chain reaction juga memiliki beberapa
(PCR), prevalensi keberadaan bakteri kelemahan/keburukan, contohnya
Enterococcus faecalis pada perawatan golongan obat non spesifik yaitu
saluran akar yang gagal semakin Chlorophenol Kamfer Menthol
meningkat dari tahun 1964 2004 (ChKM) yang bersifat toksik, dapat
sebesar 24% hingga 77%.3 menyebabkan iritasi dan nekrosis
Enterococcus faecalis memiliki faktor- jaringan lunak, berbau menyengat,
faktor virulen seperti aggregation rasanya tidak enak, serta dapat
5
substance (AS), surface adhesion, sex menimbulkan reaksi alergi.
pheromones, lipoteichoic acid (LTA), Saat ini banyak dikembangkan
extracellular superoxide production penggunaan tanaman sebagai
(ESP), gelatinase, hyalurodinase, AS- alternatif, mengingat sifat resistensi
48, dan cytolysin. Faktor-faktor inilah bakteri Enterococcus faecalis dan
yang menyebabkan Enterococcus beberapa kelemahan dari obat-obatan
faecalis dapat bertahan hidup di dalam saluran akar terdahulu. Salah satu
saluran akar sebagai organisme tunggal tanaman yang dapat dimanfaatkan
dan resisten terhadap obat-obat adalah tanaman alpukat (Persea
antimikrobial sehingga sulit americana mill.). Ekstrak daun alpukat
dieliminasi dari saluran akar secara diketahui memiliki kandungan
4
sempurna. senyawa aktif seperti alkaloid, saponin,
Pemberian obat-obatan saluran dan flavonoid yang mampu
akar digunakan dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan beberapa
mengeliminasi bakteri yang tidak dapat bakteri. Beberapa diantaranya adalah
dihilangkan dengan proses chemo- bakteri Staphylococcus aureus dan
mechanical seperti bakteri Streptococcus mutans. Berdasarkan
2
Enterococcus faecalis. Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak daun
sifat kimianya, obat-obatan saluran alpukat 50% dan 100% terbukti cukup
akar dibagi menjadi golongan obat non efektif dapat menghambat
spesifik dan golongan obat spesifik pertumbuhan bakteri Streptococcus
yaitu dapat berupa satu atau kombinasi mutans.Selain sebagai antibakteri,

3
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

kelebihan lain senyawa flavonoid MATERI DAN METODE


dalam daun alpukat juga dapat bersifat Jenis penelitian ini adalah
sebagai antioksidan, analgesik, dan penelitian eksperimental laboratoris in
antiinflamasi sehingga dapat vitro dan rancangan penelitian the post
mengurangi kerusakan jaringan pulpa, test only control group design.
rasa sakit, dan keradangan pada Parameter penelitian ini adalah zona
penyakit pulpa dan periapikal. 6 jernih yang dihasilkan oleh bahan uji.
Bakteri Staphylococcus aureus Kelompok sampel penelitian ini
dan Streptococcus mutans merupakan menggunakan 3 kelompok perlakuan
golongan bakteri yang sama dengan (ekstrak daun alpukat 25%, 50%, dan
Enterococcus faecalis yaitu bakteri 100%) dan 2 kelompok kontrol
gram positif anaerob fakultatif. (kontrol positif menggunakan ChKM
Berdasarkan hal tersebut ekstrak daun dan kontrol negatif menggunakan
alpukat seharusnya dapat dijadikan aquades steril). Pembagian kelompok
sebagai suatu alternatif bahan alami ini bertujuan untuk mengetahui adanya
yang dapat dikembangkan sebagai obat perbedaan daya hambat dalam
sterilisasi saluran akar. Selain bahan berbagai konsentrasi. Sampel dalam
uji dengan konsentrasi 50% dan 100%, penelitian ini adalah biakan
penelitian ini juga menguji konsentrasi Enterococcus faecalis yang
yang lebih kecil yaitu 25%. disetarakan dengan larutan Mc Farland
Diharapkan konsentrasi yang lebih 0,5. Besar sampel yang digunakan
kecil juga memiliki daya antibakteri untuk tiap kelompok sebanyak 6
pada pertumbuhan bakteri sampel, sehingga total sampel yang
Enterococcus faecalis sehingga dapat digunakan adalah 30 sampel.
mengurangi efek sitotoksisitasnya. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Berdasarkan uraian diatas maka Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
perlu dilakukan penelitian tentang daya Gigi Universitas Hang Tuah.
hambat ekstrak daun alpukat (Persea Alat yang digunakan adalah
americana, Mill.) terhadap blender, timbangan digital, water bath,
pertumbuhan Enterococcus faecalis rotary evaporator vakum, penyaring
dalam berbagai konsentrasi. Buchner, tabung reaksi dan rak,
autoclave, erlenmeyer dan pengaduk

4
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

kaca, kertas saring berbentuk lingkaran 100% didapat dari 2 gr ekstrak pekat
diameter 5 mm, beaker glass, dan 2 ml aquades steril. Untuk
inkubator, petridish, spuit, burner, konsentrasi 50% dilakukan
osse, mikropipet, vortex, anaerobic pengenceran dengan mengambil 1 mg
jar, lidi kapas steril, digital calipers ekstrak konsentrasi 100% dan 1 ml
krisbow dengan ketelitian 0.01 mm, aquades steril. Selanjutnya konsentrasi
dan syringe mikroporus membrane 25% didapat dari 1 mg ekstrak
diameter 0,2 m. Bahan yang konsentrasi 50% dan 1 ml aquades
diperlukan adalah bakteri steril. Ekstrak daun alpukat yang akan
Enterococcus faecalis, ekstrak daun diuji terlebih dahulu disterilkan dengan
alpukat, ChKM, aquades steril, etanol syringe mikroporus membrane
96%, media Brain Heart Infusion diameter 0,2 m untuk mencegah
(BHI) agar, media Brain Heart kontaminasi.
Infusion (BHI) cair, dan larutan standar Penelitian dilakukan dengan
Mc Farland 0,5. metode difusi pada media BHI agar.
Ekstrak daun alpukat dibuat dari Pada kelompok perlakuan, kertas
serbuk daun alpukat yang ditambahkan saring berbentuk lingkaran berdiameter
pelarut etanol 96% dan digoyang 5 mm dicelupkan dalam ekstrak daun
dengan menggunakan water bath alpukat selama 10 detik. Kertas saring
dengan kecepatan 120 rpm selama 1 untuk kelompok kontrol positif
jam. Serbuk daun alpukat kemudian dicelupkan dalam ChKM dan untuk
dimaserasi selama 24 jam pada suhu kelompok kontrol negatif dicelupkan
kamar, lalu difiltrasi dengan penyaring dalam aquades steril. Kertas saring
Buchner, dan dilakukan maserasi ulang diletakkan pada tiap zona media BHI
terhadap residu selama 24 jam. Proses agar dengan menggunakan pinset steril
ini dilakukan hingga 3 kali sehingga dan agak ditekan-tekan, kemudian
didapatkan 3 filtrat. Ketiga filtrat petridish dimasukkan ke dalam
tersebut kemudian dicampur dan anaerobic jar dan diinkubasi selama 2
dipekatkan dengan rotary vakum x 24 jam dengan suhu 37C. Zona
evaporator dengan suhu 50C sampai hambat yang dihasilkan berupa zona
didapatkan ekstrak pekat. Pembuatan jernih (clear zone) disekitar kertas
Ekstrak daun alpukat konsentrasi saring dan diukur menggunakan digital

5
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

calipers (dalam satuan mm). Zona Tabel 1. Hasil Rerata Zona Hambat

jernih diukur pada bidang horizontal,


vertikal, dan diagonal lalu dibagi 3
Berdasarkan data hasil penelitian
sehingga didapatkan rerata (mean)
(Tabel 1) menunjukkan bahwa terdapat
diameter zona hambat. Besar diameter
daya hambat ekstrak daun alpukat
zona jernih yang dihasilkan
dengankonsentrasi 25%, 50%, dan
menunjukkan adanya daya hambat
ekstrak daun alpukat.
100% terhadap
Data dianalisis dengan uji
pertumbuhanEnterococcus faecalis.
statistik Shapiro Wilk untuk melihat
Daya hambat terkecil dihasilkan oleh
apakah data yang didapat berdistribusi
ekstrak daun alpukat konsentrasi 25%
normal. Dilanjutkan dengan uji
sebesar 8.99 mm, dan daya hambat
statistik Levene Test untuk mengetahui
terbesar dihasilkan oleh ekstrak daun
apakah data yang didapat homogen
alpukat konsentrasi 100% sebesar
variansnya. Data kemudian dilakukan
11.82 mm. Terlihat bahwa semakin
uji statistik Oneway Anova (ANOVA)
tinggi konsentrasi ekstrak daun alpukat
untuk melihat perbedaan antar
maka daya hambat yang dihasilkan
kelompok dan selanjutnya dilakukan
juga semakin besar (Gambar 1).
uji Least Significant Difference (LSD)
untukmengetahui perbedaan
kemaknaan diantara setiap kelompok.

HASIL
Hasil penelitian berupa
perhitungan rerata diameter dan
standar deviasi zona hambat ekstrak
daun alpukat terhadap pertumbuhan
Gambar 1. Grafik Hasil Rerata Zona
Enterococcus faecalis.
Hambat

6
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Tabel 2.Hasil Uji ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan


bermakna karena nilai p>0.05, hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan
rerata daya hambat yang dihasilkan
(*) adalah terdapat perbedaan bermakna
kelompok ChKM (10.53 mm) dan

Hasil uji ANOVA (tabel 2) ekstrak daun alpukat 50% (10.73 mm)

menunjukkan terdapat perbedaan yang memiliki perbedaan yang tidak

bermakna pada masing-masing signifikan.

kelompok karena nilai p<0.05, maka


PEMBAHASAN
disimpulkan bahwa ekstrak daun
Daun alpukat menurut penelitian
alpukat dapat menghambat
sebelumnya mengenai analisis
pertumbuhan bakteri Enterococcus
fitokimia beberapa tumbuhan obat
faecalis dan perlu dilanjutkan dengan
menunjukkan bahwa daun alpukat
uji LSD.
memiliki kandungan senyawa aktif

Tabel 3.Hasil Uji LSD seperti alkaloid, flavonoid, saponin,


dan tanin.9 Senyawa-senyawa ini dapat
bekerja sebagai senyawa aktif
antibakteri. Alkaloid akan berikatan
dengan DNA sel sehingga
menimbulkan perubahankeseimbangan
(*) adalah terdapat perbedaan bermakna
genetik pada rantai DNA.10 Flavonoid

Hasil uji LSD (tabel 3) bersifat lipofilik, bekerja dengan

menunjukkan adanya perbedaan membentuk ikatan kompleks dengan

bermakna antara ekstrak daun alpukat protein ekstraseluler serta adanya

25% terhadap ekstrak daun alpukat senyawa tanin bekerja dengan

50% dan 100%, ekstrak daun alpukat mengikat dan mengendapkan protein.11

50% terhadap ekstrak daun alpukat Saponin memiliki ujung hidrofobik

100%, dan ChKM terhadap ekstrak yang akan berikatan pada protein

daun alpukat 25% dan 100%. ChKM membran sel melalui ikatan gugus

dengan ekstrak daun alpukat 50% polar, sedangkan gugus non polar
saponin akan berikatan dengan lemak

7
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

membran sel.12 Akan tetapi, dimungkinkan karena viskositasnya


pemeriksaan skrining fitokimia hanya yang kental sehingga aliran (flow)
sebatas membuktikan ada atau bahan uji lebih lambat. Selain itu, bisa
tidaknya senyawa aktif dalam suatu juga dikarenakan ChKM memiliki
bahan uji. Pemeriksaan tersebut tidak daya larut dalam air yang rendah, daya
dapat menunjukkan kadar dari alir yang tinggi, difusi yang lambat
senyawa aktif yang terkandung di pada media agar, dan sifat penguapan,
dalamnya. Untuk memeriksa kadar oleh karena itu pada penelitian in vitro
dari senyawa-senyawa aktif tersebut tampak daya hambat yang dihasilkan
perlu dilakukan pengujian dengan ChKM terbatas. Sebaliknya pada
teknik tertentu dan peralatan yang penelitian dengan metode dilusi,
lebih canggih, misalnya metode mengindikasikan bahwa ChKM
kromatografi lapis tipis (KLT). merupakan bahan yang sangat efektif
Beberapa metode lain yang dapat sebagai antiseptik.8
dilakukan diantaranya pemeriksaan Enterococcus faecalis adalah
secara fisika, organoleptis, bakteri yang memilki kemampuan
pemeriksaan kromatografi dan resisten hampir pada semua obat
pemeriksaan spektofotometri.9 antiseptik. Bakteri ini memiliki
Daya hambat yang dihasilkan kemampuan resistensi intrinsik dan
ekstrak daun alpukat 100% resistensi yang didapat (acquired).
menghasilkan daya hambat terbesar Resistensi intrinsik adalah suatu
bahkan bila dibandingkan dengan daya karakteristik pada terdapat pada
hambat kelompok ChKM. Hal ini bisa hampir atau semua strain spesies yang
jadi disebabkan karena pengaruh dari mana gen untuk resistensi intrinsik
kadar kandungan senyawa aktif dan tersebut dibawa dalam kromoson,
dari kepekatan bahan uji. Kepekatan sedangkan resistensi yang didapat
bahan uji bisa mempengaruhi berat (acquired) adalah resistensi yang
molekulnya yang menjadi lebih besar didapat karena mutasi DNA atau
sehingga viskositasnya lebih adanya pembentukan DNA baru
kental.7Pada ekstrak daun alpukat melalui transfer plasmid dan
100% memiliki efek antibakteri yang transposon. Gen resisten pada bakteri
lebih lama dibandingkanChKM, ini disimpan di plasmid sehingga dapat

8
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ditransfer kapan saja.13 Dengan 2. Johnson WT dan Noblet WC. 2009.

resistensi inilah bakteri Enterococcus Cleaning and Shaping. In: Walton RE,
Torabinejad M. Endodontics principles and
faecalis dapat resisten terhadap banyak
practice, 4th ed. India: Thomson Press.p.
obat termasuk ChKM, maka 258-83.
diasumsikan bahwa bakteri 3. Stuart CH, Schwartz SA, Beeson TJ, Owatz

Enterococcus faecalis juga memiliki CB. 2006. Enterococcus faecalis: Its role in
root canal treatment failure and current
kemungkinan resisten terhadap ekstrak
concepts in retreatment.JOE, 32(2): 93-8.
daun alpukat karena mekanisme kerja
4. Suchitra U dan Kundabala M. 2006.
yang sama berdasarkan kandungan Enterococcus faecalis: An Endodontic
fenol yang terkandung didalamnya. pathogen. medIND journals.p.11-3.

Disimpulkan ekstrak daun alpukat 5. Fouad AF. 2009. Endodontic Microbiology.


USA: Wiley-Blackwell.p. 249.
dapat digunakan sebagai alternatif obat
6. Fauzia dan Larasati A. 2008. Uji Efek
sterilisasi saluran akar namun belum
Ekstrak Air dari Daun Avokad (Persea
bisa mengatasi resistensi Enterococcus gratissima) terhadap Streptococcus Mutans
faecalis. dari Saliva dengan Kromatografi Lapisan
Tipis (TLC) dan Konsentrasi Hambat
Minimum (MIC). Majalah Kedokteran
SIMPULAN Nusantara,41(3):173-8.
Hasil penelitian ini dapat 7. Staf Pengajar Departemen Farmakologi
disimpulkan bahwa ekstrak daun Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi.
alpukat(Persea americana,
Fakultas Kedokteran Sriwijaya, Ed.2.,
Mill.)konsentrasi 25%, 50%, dan
Jakarta: EGC.h.163-4.
100% mempunyai daya hambat 8. Athanassiadis B, Abbott PV, Walsh LJ.
terhadap pertumbuhan Enterococcus 2007. The use of calcium hydroxide,

faecalis. antibiotics and biocides as antimicrobial


medicaments in endodontics.
AustralianDental Journal Supplement,52:
DAFTAR PUSTAKA S82-S64. Available
1. Cogulu D, Uzel A,Oncag O, Aksoy SC, fromhttp://espace.library.uq.edu.au/eserv.ph
Eronat C. 2007. Detection of Enterococcus p?pid=UQ:13789&dsID=Antimicrobial_me
faecalis in necrotic teeth root canals by dicaments_in_endodontics.pdf Accessed
culture and polymerase chain reaction Jan 12, 2013.
methods. European Journal of Denstistry,1: 9. Sangi, dkk. 2008. Analisis Fitokimia
216-21. Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa
Utara. Chem. Prog,1(1):53-47.

9
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

10. Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri 12. Noer IS dan Nurhayati L. 2006.
Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.) Bioaktivitas Ulva reticulate Forsskal. Asal
terhadap Bakteri Vibrio alginolyticus. Gili Kondo Lombok Timur terhadap
Universitas Institut Teknologi Sepuluh Bakteri. Jurnal Biotika, 5(1): 60-45.
Nopember. h.8-7. 13. Marsa RD. 2010. Efek Antibakteri Ekstrak
11. Katja DG, Suryanto E, Wehantouw F. Lerak dalam Pelarut Etanol terhadap
2009. Potensi Daun Alpukat (Persea Enterococcus faecalis (Penelitian In Vitro).
Americana Mill.) Sebagai Sumber Skripsi, Universitas Sumatera Utara,
Antioksidan Alami. Chem. Prog, 2(1): 64- Medan.h. 21-4, 41-3.
58.

10
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Daya Hambat Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia


marina)Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Mixed periodontopatogen
(The Inhibition Effect of Avicennia marina Mangrove Leaves
Extract to The Growthof Mixed periodontopathogen bacteria)
Adrianus Bagus Krisnata, Yoifah Rizka*, Dian Mulawarmanti**
*Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
**Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT

Background: Periodontitis is a periodontal tissue disease in which one of main factors is


caused by bacteria periodontopathogen. Some antibiotics had been used to eliminate the
mixed periodontopathogen on periodontitis and antibiotic resistance has increased rapidly
during the last decade. Avicennia marina is one of mangrove species which has potent as a
source of antibacterial compound, such as flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, and
saponin.Purposes: The aim of this research was to study the inhibitory effect of mangrove
leaves (Avicennia marina) on the growth of mixed periodontopathogen. Methods: Mangrove
leaves was extracts with ethanol 96%. The antibacterial effect of Avicennia marina extract to
the growth of mixed periodontopathogen that were tested by diffusion methods on Brain
Heart Infusion (BHI) medium with 3 concentration 750 g/ml, 1500 g/ml and 3000 g/ml,
each consisted of 6 samples. The Inhibition effect were examined by measuring the clear zone
surrounding diffusion disc with a digital calipers , stated in millimeters. Results : Data were
analized with ANOVA (one way) test and result showed the significant different (p < 0,05)
between all groups and it was found that there is inhibition growth power of mixed
periodontopathogen bacterial by leaves extract of Avicennia marina with concentration
750 g/ml (6,8067 0,03386), 1500 g/ml (6,9067 0,03266), 3000 g/ml (7,2167
0,02582), DMSO 1% (6 0,0000) and minosiklin 0,1% (48,835 0,4764).Conclusions:
Leaves extract of Avicennia marina could inhibit the growth of mixed periodontopathogen
bacteria.

Keywords: Avicennia marina, antibacterial, periodontal disease,mixed periodontopathogen,


inhibitory effect.

Correspondence: Yoifah Rizka, Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Hang


Tuah University, Arief Rahman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Phone 031-
5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :[email protected]

11
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar Belakang: Periodontitis merupakan sebuah penyakit periodontal dimana faktor


utamanya adalah bakteri periodontopatogen. Antibiotik telah digunakan untuk membunuh
bakteri mixed periodontopathogen pada periodontitis dan resistensi antibiotik meningkat
pesat dalam decade terakhir. Kandungan antibakteri dari alam mempunyai keunggulan
sebagai obat alternatif.Avicennia marina adalah salah satu jenis mangrove yang mempunyai
kandungan anti bakteri seperti flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, dan saponin.Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek daya hambat ekstrak daun mangrove
(Avicennia marina) terhadap pertumbuhan bakteri mixed periodontopathogen dengan
berbagai konsentrasi. Metode: Daun mangrove diekstrak dengan etanol 96%. Efek
antibakteri dari ekstrak Avicennia marina terhadap bakteri mixed periodontopathogen diuji
dengan menggunakan metode difusi pada media Brain Heart Infusion (BHI) dengan 3
konsentrasi 750 g/ml, 1500 g/ml and 3000 g/ml dimana tiap kelompok terdiri dari 6
sampel. Efek daya hambat diteliti dengan mengukur daerah jernih pada disk menggunakan
kaliper digital satuan millimeter.Hasil: Data dianalisa dengan uji one way ANOVA dan
hasilnya menunjukkan perbedaan signifikan (p < 0,05) antara semua kelompok dan terdapat
daya hambat pertumbuhan bakteri mixed periodontopatogen oleh ekstrak daun mangrove
(Avicennia marina) dengan konsentrasi 750g/ml(6,8067 0,03386), 1500 g/ml(6,9067
0,03266), 3000 g/ml(7,2167 0,02582), DMSO 1% (6 0,0000) dan minosiklin 0,1%
(48,835 0,4764). Simpulan: Ekstrak daun mangrove (Avicennia marina) dapat
menghambat pertumbuhan bakteri mixed periodontopatogen.

Kata kunci: Avicennia marina, antibakteri, penyakit periodontal, Mixed periodontopathogen,


daya hambat.

Korespondensi: Yoifah Rizka, Bagian Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi,Universitas


Hang Tuah, Jl. Arief Rahman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Telp 031-5945964,5945894,
Fax. 5946261, Email :[email protected]

PENDAHULUAN mucronata, Sonneratia caseolari.3


Indonesia memiliki mangrove Tumbuhan mangrove jenis Avicennia
yang terluas di dunia dan keragaman marina paling banyak ditemukan
hayati yang terbesar serta strukturnya karena memiliki batas toleran yang
yang bervariasi.1 Mangrove Indonesia cukup tinggi terhadap perairan dengan
Center tahun 2006 memperlihatkan kondisi yang ekstrim salinitas yang
luas hutan mangrove di Indonesia tinggi, kondisi berlumpur, mampu
mencapai 25% dari total 18 juta tumbuh dengan baik pada salinitas
hektare mangrove di dunia.2 yang mendekati air tawar sampai
Tumbuhan mangrove di dengan 90%.4 Ekstrak daun mangrove
Indonesia jenisnya bermacam-macam, Avicennia marina banyak ditemukan
tetapi hanya didominasi oleh senyawa-senyawa aktif meliputi
Avicenniamarina, Rhizophora flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin,

12
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

dan saponin daripada kulit, batang, Penyakit periodontal pada


getah, akar dan buah.5Ekstrak daun umumnya dibagi menjadi dua macam
mangrove mampu menunjukkan yaitu gingivitis jika mengenai jaringan
aktivitas antimikrobanya terhadap gingiva dan periodontitis jika
bakteri gram negatif, gram positif dan mengenai jaringan periodontal lebih
jamur meliputi Staphylococcusaureus, luas yaitu ligamen peridontal,
Staphylococcus epidermides, sementum, dan tulang alveolar.11
Escherichia coli, Bacillus subtilis, Bakteri-bakteri patogen yang diduga
Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella memiliki peranan penting sebagai
pneumonia, Aspergilus niger, penyebab kerusakan jaringan
Rhyzopus oryzae, Candida albicans periodontal adalah Actinobacillus
dan Saccharomyces cerevisiae. Hal itu actinomycetemcommitans (Aa),
menunjukkan bahwa senyawa aktif Porphyromonas gingivalis,Tannerella
tersebut mempunyai antibakteri.6 forshytensis, Prevotella intermedia,
Penggunan antibiotik yang Fusobacterium neucleatum,
berlebihan dan tidak tepat pada Selenomonas dan Capnocytophaga
beberapa kasus, dapat ,menyebabkan yang merupakan bakteri-bakteri jenis
masalah kekebalan antimikrobial.7 anaerob gram negatif.12 Bakteri-bakteri
Resistensi bakteri ini merupakan tersebut yang disebut dengan bakteri
ancaman keberhasilan terapi terhadap Mixed periodontopathogen yang
penyakit infeksi baik dirumah sakit, berada dalam rongga mulut pasien
pelayanan kesehatan lain, maupun di dengan kelainan periodontitis.
masyarakat.8 Terapi periodontal selain dengan
Penyakit periodontal merupakan cara scaling dan root planning, juga
penyakit pada jaringan pendukung gigi dilakukan pemberian antibiotik,
yang terutama disebabkan oleh bakteri. dimana dapat diberikan secara sistemik
Inflamasi dan kehilangan tulang maupun secara lokal.13
merupakan tanda-tanda adanya Pemberian antibiotika secara
penyakit periodontal.9 Di Indonesia, lokal mempunyai keuntungan yaitu
penyakit periodontal menduduki secara langsung mencapai daerah
urutan kedua setelah karies dan masih target yang spesifik, sehingga dosis
merupakan masalah di masyarakat.10 maupun konsentrasinyadapat dikurangi

13
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

serta efek sampingnya juga BAHAN DAN METODE


berkurang.14 Penelitian ini adalah penelitian
Ada beberapa golongan true eksperimental laboratoris dengan
antimikroba yang efektif untuk rancangan the post test only control
pengobatan penyakit periodontal. group design. Sampel penelitian ini
Minosiklin sebagai salah satu dari menggunakan bakteri Mixed
golongan antimikroba yang dapat periodontopatogen yang diambil dari
digunakan sebagai pilihan pada kasus biakan penderita dengan diagnosis
periodontitis, di bidang kedokteran periodontitis yang diinokulasi pada
gigi, kecenderungan pemakaian media Brain Heart Infusion (BHI) cair
minosiklin terus meningkat, karena dengan teknik pengambilan sampel
minosiklin mempunyai kelebihan menggunakan simple random
dibandingkan antibiotika lainnya untuk sampling.
terapi penyakit periodontal. Daun Avicennia marina diambil
Keuntungan minosiklin adalah efektif dari Balai Pengelolaan Mangrove
melawan pertumbuhan bakteri wilayah I Wonorejo Surabaya. Daun
periodontophatogen gram negatif Avicennia marina yang sudah kering
anaerob, konsentrasi yang tinggi pada dan halus seberat 1,1 kg diekstrak
gingival crevikular fluid (GCF), dan menggunakan pelarut etanol 96% 3
efek antimikroba yang baik dengan liter dengan cara maserasi
pelepasan yang pelan pada poket menghasilkan ekstrak seberat 96 gram.
15
periodontal. Berdasarkan penjelasan Subyek pada penelitian dibagi
di atas, maka perlu dilakukan dalam 5 kelompok yaitu kelompok
penelitian mengenai daya hambat kontrol negatif dengan DMSO 1%,
ekstrak daun mangrove (Avicennia kelompok kontrol positif
marina) terhadap pertumbuhan bakteri menggunakan minosiklin 0,1%, dan 3
Mixed periodontopatogen yang kelompok diberi ekstrak daun
merupakan etiologi utama penyakit mangrove Avicennia marina dengan
periodontal, sehingga nantinya dapat konsentrasi 750 g/ml, 1500 g/ml
bermanfaat sebagai obat alternatif dan 3000 g/ml sehingga total sampel
dalam bentuk obat kumur untuk yang digunakan pada penelitian ini
mengobati penyakit periodontal. adalah 30 sampel.

14
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Bakteri Mixed Tahap berikutnya yaitu


periodontopatogen setelah mencelupkan kertas saring yang
diinkubasikan, diambil dengan sebelumnya telah dicelupkan ke dalam
mikropipet yang diletakkan pada ekstrak daun Avicennia marina selama
obyek glass untuk dibuat preparat yang 10 detik pada kelompok perlakuan.
kemudian akan dilakukan pengecatan Untuk kelompok kontrol, kertas saring
untuk melihat jenis bakteri yang dicelupkan pada DMSO 1% untuk
mendominasi. Bakteri yang kontrol negatif dan minosiklin 0,1%
mendominasi yaitu bakteri untuk kontrol positif selama 10 detik.
gramnegatif. Setelah pengecatan, Meletakkan kertas saring tersebut pada
suspensi bakteri tersebutdisetarakan media agar Mixed periodontopatogen
kekeruhannya dengan larutan standar dengan menggunakan pinset steril agak
Mc Farland 0,5 atau setara dengan ditekantekan. Memasukkan petri dish
konsentrasi 1,5x108 CFU/ml. ke dalam inkubator selama 2x24 jam
Selanjutnya, menyiapkan dengan suhu 370C dalam suasana
petridisk yang telah berisi bakteri anaerob. Pengukuran zona hambat
Mixed periodontopatogen dengan yaitu selisih diameter zona jernih
media BHI agar. Setelah itu dikurangi diameter kertas saring
mencelupkan kertas saring yang menggunakan digital kalipers dalam
sebelumnya telah dicelupkan ke dalam satuan millimeter (mm).
ekstrak daun Avicennia marina selama Dari hasil penelitian perlu
10 detik pada kelompok perlakuan. dilakukan tes normalitas (Uji Shapiro
Untuk kelompok kontrol, kertas saring Wilk karena besar sampel < 50).
dicelupkan pada aquadest steril selama Setelah itu menggunakan uji one way
10 detik. Meletakkan kertas saring Anova (satu arah) yang dilanjutkan
tersebut pada media agar Mixed dengan uji LSD (Least Significant
periodontopatogen dengan Difference).
menggunakan pinset steril agak
ditekan tekan. Memasukkan petri HASIL PENELITIAN
dish ke dalam inkubator selama 2x24 Dari hasil penelitian tentang
jam dengan suhu 370C dalam suasana daya hambat ekstrak daun mangrove
anaerob. Avicennia marina terhadap

15
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

pertumbuhan bakteri Mixed berikut:


periodontopatogen adalah sebagai

Tabel 1. Diameter zona hambat terhadap bakteri Mixed periodontopatogen (dalam satuan
mm)

Berdasarkan tabel 1 diatas g/ml menunjukkan adanya daya


menunjukkan bahwa tidak terdapat hambat terhadap bakteri Mixed
daya hambat pada kelompok kontrol periodontopatogen dan semakin tinggi
negatif DMSO 1%, sedangkan pada konsentrasi ekstrak Avicennia marina,
kelompok perlakuan ekstrak daun semakin besar pula zona hambat yang
Avicennia marina dengan konsentrasi dihasilkan.
750 g/ml, 1500 g/ml dan 3000

Daya Hambat (mm)


55
50 K
45
40
35
30
25
20
15
10
5 750 1500 3000
0 K

Gambar 1. Gambar rata-rata diameter zona hambat

Berdasarkan gambar 1 di atas jauh lebih besar dibandingkan dengan


dapat dilihat bahwa daya hambat pada kelompok perlakuan ekstrak Avicennia
kelompok kontrol positif marina.
menggunakan minosiklin 0,1% yang

16
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

PEMBAHASAN terhentinya sintesis protein.15


Hasil analisa penelitian ini Antibiotik yang memiliki mekanisme
menggunakan uji statistik ANOVA dan kerja menghambat sintesis protein
LSD dengan signifikansi 5% (p<0,05) mempunyai daya antibakteri sangat
terlihat perbedaan bermakna antara kuat.16
kelompok kontrol positif (minosiklin Hasil kontrol negatif DMSO 1 %
0,1 %) dengan rerata sebesar 48,835 (6,00 mm) dan kelompok perlakuan
mm dan kelompok kontrol negatif Avicennia marina pada konsentrasi
(DMSO 1%) dengan rerata sebesar 750 g/ml (6,8067 mm),ekstrak
6,00 mm. Hal itu membuktikan bahwa Avicennia marina 1500 g/ml (6,9067
DMSO 1% tidak memiliki daya mm), ekstrak Avicennia marina 3000
hambat dan tidak mempengaruhi hasil g/ml (7,2167 mm), serta pada uji
dari penelitian, sedangkan minosiklin statistik ANOVA dan LSD dengan
merupakan antibiotik golongan signifikansi 5% (p<0,05) pada semua
tetrasiklin dimana sifatnya adalah konsentrasi memiliki perbedaan yang
lipofilik yang mampu menembus bermakna.Hal itu membuktikan
membran lemak di dinding sel dan bahawa adanya daya hambat ekstrak
menghambat sintesis atau merusak daun Avicennia marina terhadap
asam nukleat sel bakteri dan pertumbuhan bakteriMixed
menghambat sintesis protein pada periodontopatogen dikarenakan
ribosomnya, Paling sedikit terjadi 2 adanya senyawa aktif yang terkandung
proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ekstrak daun Avicennia marina
dalam bakteri gram negatif, pertama antara lain flavonoid, alkaloid,
secara difusi pasif melalui kanal terpenoid, tannin dan saponin.5
hidrofilik, kedua melalui sistem Flavonoid merupakan senyawa
transpor aktif. Setelah masuk antibiotik polar yang umumnya mudah larut
berikatan seraca reversibel dengan dalam pelarut polar seperti etanol,
ribosom 30S dan mencegah ikatan methanol, butanol dan
tRNAaminoasit pada kompleks aseton.Flavonoid merupakan golongan
mRNA-ribosom. Hal tersebut terbesar dari senyawa fenol, senyawa
mencegah perpanjangan rantai peptida fenol mempunyai sifat efektif
yang sedang tumbuh dan berakibat menghambat pertumbuhan virus,

17
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

bakteri dan jamur. Mekanisme kerja menyebabkan kematian sel pada


flavonoid dalam menghambat bakteri.16 Penelitian sebelumnya
pertumbuhan bakteri adalah flavonoid menunjukkan pada konsentrasi 400
menyebabkan terjadinya kerusakan 500 g/ml alkaloid mampu
permeabilitas dinding sel bakteri dan membunuhbakteri gram negatif
flavonoid mampu menghambat maupun gram positif.18
motilitas bakteri.17 Flavonoid Terpenoid mempunyai manfaat
mempunyai sifatnya bakteriostatik, penting sebagai obat tradisional,
tetapi pada konsentrasi yang semakin antibakteri, antijamur dan gangguan
tinggi flavonoid mampu membunuh kesehatan. Senyawa terpenoid dapat
bakteri gram negatif maupun gram menghambat pertumbuhan dengan
positif.18 mengganggu proses terbentuknya
Alkaloid memiliki kemampuan membran dan atau dinding sel,
sebagai antibakteri. Mekanisme membran atau dinding sel tidak
alkaloid yaitu dengan cara terbentuk atau terbentuk tidak
17
mengganggu komponen penyusun sempurna. Karena mekanisme itulah
peptidoglikan pada sel bakteri, terpenoid lebih bersifat
sehingga lapisan dinding sel tidak bakteriostatik.20 Senyawa senyawa
terbentuk secara utuh dan ini yang mempunyai aktivitas
menyebabkan kematian sel tersebut. Di bakteristatik itu dapat meningkat
dalam senyawa alkaloid juga terdapat menjadi bakterisid, jika kadar senyawa
gugus basa yang mengandung reaksi antibakteri itu ditingkatkan melebihi
nitrogen yang akan bereaksi dengan kadar hambat minimal.21
senyawa asam amino yang menyusun Senyawa tannin menyebabkan
dinding sel bakteri dan DNA bakteri. denaturasi protein dengan membentuk
Reaksi ini mengakibatkan perubahan kompleks dengan protein melalui
struktur dan susunan asam amino, kekuatan nonspesifik seperti ikatan
dimana akan menimbulkan perubahan hidrogen dan efek hidrofobik
keseimbangan genetik pada pada rantai sebagaimana pembentukan ikatan
DNA sehingga akan mengalami kovalen, menginaktifkan adhesi
kerusakan yang akan mendorong mikroba terhadap molekul untuk
terjadinya lisis sel bakteri yang akan menempel pada sel inang,

18
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

menstimulasi sel-sel fagosit yang Antar perlakuan ekstrak daun


berperan dalam sespon imun selular.22 Avicennia marina dengan konsentrasi
Tannin pada konsentrasi rendah 750 g/ml (6,8067 mm), 1500 g/ml
mempunyai sifat bakteriostatik, tetapi (6,9067 mm), dan 3000 g/ml (7,2167
tannin dengan konsentrasi 12,5 - 50 mm) yang menunjukkan bahwa
g/ml mempunyai sifat bakterisid baik semakin besar konsentrasi ekstrak
untuk bakteri gram negatif maupun daun Avicennia marina semakin besar
gram positif.23 pula zona hambat pertumbuhan bakteri
Saponin merupakan glukosida Mixed periodontopatogen yang
yang larut dalam air dan etanol, tetapi dihasilkan. Hal itu disebabkan pada
tidak larut dalam eter. Saponin bekerja konsentrasi yang semakin besar,
sebagai antibakteri dengan semakin besar kandungan bahan aktif
mengganggu stabilitas membran sel dan semakin besar juga efek
bakteri sehingga menyebabkan sel antibakterinya.
bakterilisis, jadi mekanisme kerja Hasil penelitian tampak adanya
saponin termasuk dalam kelompok perbedaan diameter selisih zona
antibakteri yang mengganggu hambat pertumbuhan bakteri Mixed
permeabilitas membran sel bakteri, periodontopatogen yang signifikan
yang mengakibatkan kerusakan pada perlakuan kelompok kontrol
membran sel dan menyebabkan positif (minosiklin) dengan konsentrasi
keluarnya berbagai komponen penting ekstrak Avicennia marina konsentrasi
dalam sel bakteri yaitu protein, asam 750 g/ml, 1500 g/ml, dan 3000
nukleat dan nukleotida.17 Karena sifat g/ml. Hal itu dikarenakan bakteri
itulah saponin pada konsentrasi 1 12 Mixed periodontopatogen didominasi
g/ml tidak bisa menghambat oleh bakteri gram negatif. Kandungan
pertumbuhan bakteri gram negatif protein porin pada membran terluar
E.coli sehingga saponin mempunyai dinding sel bakteri gram negatif
24
sifat bakteriostatik. Saponin juga bersifat hidrofilik. Kemungkinan porin
tidak mampu menghambat bakteri yang terkandung pada membran terluar
gram negatif dan jamur tetapi saponin tersebut menyebabkan molekul-
mampu menghambat pertumbuhan molekul komponen ekstrak lebih sukar
bakteri gram positif.25 masuk ke dalam sel bakteri. struktur

19
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

dinding sel bakteri ini berlapis tiga ekstrak daun Avicennia marina
yang tersusun atas peptidoglikan dan mempunyai efek antibakteri terhadap
lipid dengan kadar yang tinggi (11-22 bakteri Mixed periodontopatogen. Hal
%). Selain itu, 20 % membran luar ini disebabkan dalam ekstrak daun
bakteri mengandung lipid sehingga Avicennia marina terdapat berbagai
senyawa metabolit sekunder ini sulit senyawa aktif flavonoid, alkaloid,
masuk ke dalam membran luar dinding terpenoid, tannin dan saponin yang
sel, dimana lipid ini berfungsi mampu berperan dan memberikan
mencegah masuknya bahan kimia dari hasil yang efektif sebagai antibakteri.
luar.16 Besarnya diameter zona hambat pada
Senyawa aktif Avicennia marina minosiklin dibandingkan dengan
mempunyai cara kerja yang ekstrak Avicennia marina membuat
mengganggu lapisan peptidoglikan peneliti berinisiatif untuk menjadikan
yang merupakan komponen luar bahan alam ini sebagai preventif di
bakteri sehingga lapisan dinding sel bidang kedokteran gigi yaitu untuk
tidak terbentuk secara utuh. Hal itu menjaga oral hygiene dengan sediaan
dikarenakan lapisan lipid bakteri gram sebagai obat kumur.
negatif yang sangat tebal sehingga Penelitian ini masih bersifat
senyawa Avicennia marina kesulitan kualitatif yaitu menunjukkan adanya
untuk menembus lapisan tersebut. daya hambat ekstrak daun Avicennia
Sedangkan minosiklin seperti pada marinaterhadap pertumbuhan bakteri
penjelasan diatas yang mampu masuk Mixed periodontopatogen sehingga
melewati membran menyerang DNA perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
bakteri karena bersifat lipofilik,
dengan lebih brusaknya struktur DNA SIMPULAN
bakteri sehingga sintesis DNA bakteri Terdapat daya hambat ekstrak
terganggu. Perbedaan cara kerja daun mangrove (Avicennia marina)
tersebut, sehingga Avicennia terhadap pertumbuhan bakteri Mixed
marinalebih bersifat bakteriostatik, periodontopatogen pada konsentrasi
sedangkan minosiklin bersifat 750 g/ml, 1500 g/ml, 3000 g/ml
bakterisid. Sesuai dengan hasil dengan semakin besar konsentrasi
penelitian ini, dapat diketahui bahwa semakin besar pula daya

20
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

hambatnya.Konsentrasi yang memiliki 4. Susanto AH, Soedarti T, Purnobasuki H.


2012. Struktur Komunitas Mangrove Di
daya hambat paling optimal terhadap
Sekitar Jembatan Suramadu Sisi
pertumbuhan bakteri Mixed Surabaya,Program Study S-1 Biologi,
periodontopatogen secara in vitro Departemen Biologi fakultas Sains dan

adalah 3000 g/ml. Namun, Teknologi, Universitas Airlangga,


Surabaya.
penggunaan minosiklin 0,1%
5. WibowoC, dkk. 2009.Pemanfaatan pohon
mempunyai daya hambat yang lebih mangrove api-api (Avicennia spp.) sebagai
besar bila dibandingkan dengan bahan pangan dan obat.

ekstrak daun Avicennia marina. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/


123456789/45052/Pemanfaatan%20Pohon
%20Mangrove.pdf?sequence=1. Diakses
UCAPAN TERIMA KASIH tanggal 5 Mei 2012.
Ucapan terima kasih kepada 6. Kumar VA, Amnani K, Siddhardha B.
2011. In Vitro Antimicrobial Activity of
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Leaf Exstracs of Certain Mangrove Plants
Hang Tuah Surabaya dan
Collected from Godavari Estuarine of
Laboratorium Fitokimia Fakultas Konaseema delta India. Journal Med Arom
Farmasi Universitas Airlangga Plants, 1(2): 136-132.
7. Hooton, TM and Levy, SB. 2001.
Surabaya atas kesempatan dan fasilitas
Confronting The Antibiotics Resistence
yang diberikan untuk pelaksanaan
Crisis: Making Appropriate Therapeutic
penelitian ini. Decisions in Community Medical Practice,
Medscape Portals, Inc.
8. Wahjono H dan Kristina TN. 2008.
DAFTAR PUSTAKA
Auditing Peta Medan Kuman dan
1. Noor YR, Khazali, Suryadiputra. 2006.
Antibiogram sebagai Educated-guess
Panduan Pengenalan Mangrove di
Penanganan Penyakit Infeksi. Media
Indonesia.PHKA-WIIP. Bogor.
Medika Indonesiana, 43 (1):22-17.
2. Bayu A. 2009. Hutan Mangrove Sebagai
9. Putri AR. 2009. Inflamasi dan Kehilangan
Salah Satu Sumber Produk Alam Laut.
Tulang pada Penyakit Periodontal. Skripsi,
Oseana, 19(2):23-15.
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
3. Purnobasuki H. 2004. Potensi Mangrove
Sumatera Utara, Medan.
sebagai Tanaman Obat.
10. Amalina R. 2010. Perbedaan Jumlah
http://herypurba.blog.unair.ac.id/files/2010/
Actinobacillus Actinomycetemcomitans
02/botani_mangrove-pemanfaatan-potensi-
pada Periodontitis Agresif berdasarkan
mangrove-sebagai-tanaman-obat.pdf.
Jenis Kelamin. Majalah Sultan Agung, 1-
Diakses tanggal 5 Mei 2012.
14. Available from
http://unissula.ac.id/newver/images/jurnal/J

21
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

uli/rizki%20-periodontitis%20agresif-.pdf. 19. Torres Yohatra R, dkk. 2002. Antibacterial


Diakses tanggal 30 Juni 2012. Activity Against Resistent Bacterial and
11. Newman MG, Takei HH, Klokkevoid PR, Cytotoxicity of Four Alakaloid Toxin
Carranza FA. 2006.Clinical Isolated from the Marine Sponge
th
Periodontology, 10 edition, St Louis: Arenosclera Brasiliensis. Toxixon,
Saunders.p 245-241. Vol4(7): 891-885.
12. Samaranayake. 2006. Essential 20. Meng Xue, Zhiying Wang, Hui Lv.2010.
Microbiology for Dentistry, thirdedition; Constituents and Bacteriostatic Activity of
Addison Churchil Livingstone. p 283-275. Volatile Matter from Four Flower Plants
13. Widyastuti dan Rizka Y. 2006. Species. Indian J. Agric. Res,44 (3) : 167
Pengurangan Kedalaman Poket Periodontal 157.
dengan Terapi Non Bedah. Denta Jurnal 21. Jaya AM. 2010. Isolasi dan Uji
Kedokteran Gigi.1(1): 13-9. EfektivitasAntibakteri Senyawa Saponin
14. Nilawati Niha dan Wibisono Poernomo A. dari Akar Putri Malu(Mimosa
2003. Efektifitas tetrasiklin 1% dan pudica).Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas
metronidazole 25% pada perawtan adult Sains dan teksnologi Universitas Islam
periodontitis. Dental Jurnal Edisi Khusus Negeri, Malang
ilmiah Nasional. UNAIR. h.152-150. 22. Rahman FA. 2009. Daya Anti Mikroba
15. Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Tanaman Berkhasiat Obat.
Elysabeth. 2009. Farmakologi dan Terapi. http://fatma.student.umm.ac.id/2010/11/15/
Edisi 5. Jakarta. Penerbit Fakultas 109/ . Diakses tanggal 19 November 2012.
Kedokteran Universitas Indonesia. p. 585 23. Hayashi Shinji, Keiji Funatogawa,
16. Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri Yoshikazu Hirai. 2008. Antibacterial Effect
Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete l.) of Tannin in Children and Adult. Botanical
Terhadap Bakteri Vibrio alginolyticus. medicines in clinical practice, Vol 3(111):
Tugas Akhir, Surabaya : Jurusan Biologi, 146-141.
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan 24. Arabski M, dkk. 2012. Effect of Saponin
Alam, Institut Teknologi Sepuluh Againts Clinical E.coli Stains and
Nopember. Eukaryotic Cell Line. Journal of Biometric
17. Darsana I Gede Oka, Besung INK, and biotechnology VI 2012.
Mahatmi Hapsari. 2012. Potensi Daun 25. Soetan K, dkk. 2006. Evaluation of the
Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Antimicrobial Activity of Saponin Extract
Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan of Sorghum Bicolor. African Journal of
Bakteri Escherichia Coli secara In Vitro. Bioteknologi,Vol5(23):2407-2405.
Indonesia Medicus Veterinus, 1(3) : 351-
337.
18. Fenska JE. 2008.The Antimicrobial Effects
of Flavonoid Extracts on Selected
Bacteria.Miami. Miami High School.

22
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Daya Hambat Ekstrak Nannochloropsis


oculataTerhadap Pertumbuhan Bakteri
Enterococcusfaecalis
(Inhibition effect of Nannochloropsis oculata Extract to the
Growth of Enterococcus faecalis Bacteria)
Ayu Fadhilah, Kristanti Parisihni*, Henu Sumekar**
*Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT

Background: Enterococcus faecalis is one caused bacteria of root canal infections. ChKM is
mostly used as sterilization agent in endodontic treatment but has some disadvantages.
Nannochloropsis oculata extract has been reported to have antibacterial effects for gram-
negative bacteria, so could be potentially developed as a root canal sterilization agent.
Purpose: The aim of this study was to determine the inhibitory effect of Nannochloropsis
oculata extract to the growth of E. faecalis. Methods: This study was an experimental study
with post test only control group design and were tested by diffusion methods with 4 groups
concentration of 10%, 20%, 40%, 80%, and 2 controls groups using DMSO 1% as negative
control, and ChKM as positive control, each group consisted of 5 samples. The inhibition
effect were examined by measure the diameter of the clear zone around the disc. Data were
analyzed by one way ANOVA test and followed by LSD test. Result: Results showed that there
were clear zone around the disc, the greater concentration of the extract the greater diameter
of the clear zone. Mean of inhibition zone at concentrations of 10% (6.2160 mm), 20%
(6.5880 mm), 40% (8.0020 mm), 80% (9.5160 mm), DMSO 1% (6 mm) and ChKM (10.9940
mm). It had been proved that N oculata extract could inhibit the growth of E. faecalis
(p<0,05). The largest diameter of the clear zone was in the concentration of 80%.
Conclution: Nannochloropsis oculata extract could inhibit the growth of Enterococcus
faecalis and the mosteffectiveinhibitory concentrationis 80% butitsmaller thanpositive
control(ChKM).

Key words:Endodontic treatment, antibacterial, Nannochloropsis oculata Enterococcus


faecalis

Correspondence: Kristanti Parisihni, Department of Microbiology, Faculty of Dentristry,


Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Phone 031-
5912191, e-mail: [email protected]

23
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar belakang: Enterococcus faecalis merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi pada
saluran akar. Perawatan saluran akar terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya yaitu
sterilisasi saluran akar .ChKM merupakan obat yang sering digunakan pada tahapan ini,
namun obat ini masih memiliki kekurangan.Ekstrak Nannochloropsis oculata diketahui
memiliki efek antibakteri terhadap bakteri gram negatif, sehingga potensial untuk
dikembangkan sebagai obat sterilisasi saluran akar. Tujuan: Untuk mengetahui kemampuan
ekstrak Nannochloropsis oculata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus
faecalis. Metode: Penelitian eksperimental dengan desain penelitian the post test only control
group. Efek antibakteri ekstrak Nannochloropsis oculata terhadap pertumbuhan bakteri
Enterococcus faecalis diuji menggunakan metode difusi dengan 4 konsentrasi dan 2 kontrol,
yaitu 10%, 20%, 40%, 80%, dan kontrol negatif menggunakan DMSO 1% serta kontrol
positif menggunakan ChKM, dimana tiap kelompok terdiri dari 5 sampel. Daya hambat
diperiksa dengan mengukur diameter zona jernih disekitar kertas saring. Analisis data
menggunakan uji one way ANOVA diikuti dengan uji LSD. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan adanya zona jernih disekitar kertas saring dari ekstrak Nannochloropsis
oculata, makin besar konsentrasi maka makin besar diameter zona hambatnya. Rata rata
zona hambat pada konsentrasi 10% (6,2160 mm), 20% (6,5880 mm), 40% (8,0020 mm), 80%
(9,5160 mm), untuk kontrol negatif DMSO 1% (6 mm) dan kontrol positif ChKM (10,9940
mm). Ini menunjukkan bahwa ekstrak Nannochloropsis oculata dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis (p<0,05). Diameter terbesar dari zona jernih di
sekitar kertas saring terdapat pada konsentrasi 80%. Kesimpulan: Ekstrak Nannochloropsis
oculata dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis dengan konsentrasi
hambat yang paling efektif adalah 20% namun daya hambatnya masih lebih kecil bila
dibandingkan kontrol positif (ChKM).

Kata kunci: Perawatan endodontik, antibakteri, Nannochloropsis oculata, Enterococcus


faecalis

Korespondensi: Kristanti Parisihni, Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Gigi,


Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Telp 031-
5912191, e-mail: [email protected]

PENDAHULUAN pulpa. Apabila terjadi keradangan pada


Karies gigi merupakan suatu pulpa salah satu perawatan yang dapat
infeksi endogenous yang menyebabkan dilakukan oleh dokter gigi adalah
terjadinya demineralisasi enamel dan perawatan saluran akar.
bisa berlanjut pada dentin oleh karena Bakteri yang paling banyak
asam yang diproduksi oleh diisolasi dari saluran akar yang
mikroorganisme plak yang terinfeksi adalah obligat anaerob.2
memetabolisme karbohidrat.1Karies Sundqvist (2006) menemukan
gigi yang tidak dilakukan perawatan sejumlah bakteri anaerob seperti
lambat laun akan mencapai pulpa dan Enterococcus faecalis (E. faecalis),
mengakibatkan keradangan pada Streptococcus anginosus, Bacteroides

24
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

gracilis, dan Fusobacterium nucleatum akar karena keberadaan bakteri


pada perawatan saluran akar yang memegang perananpenting dalam
gagal.3 Penelitian menunjukkan bahwa patogenesis pulpa dan periradikular
dari 100 pengisian saluran akar yang serta keberhasilan dari perawatan
5
gagal disertai periodontitis apikalis, saluran akar.
terdapat bakteri fakultatif sebanyak 69 Perawatan kasus endodontik
% dan 50 % diantaranya merupakan membutuhkan penggunaan obat
Enterococci. Walaupun Enterococcus sterilisasi yang mampu mengeliminasi
biasanya ditemukan pada saluran akar endotoksin bakteri yang telah melekat
yang tidak dirawat dalam jumlah pada struktur gigi yang tidak
sedikit, bakteri ini sering ditemukan tereliminasi sempurna saat proses
pada perawatan saluran akar yang instrumentasi saluran akar.Penggunaan
gagal dan dapat menyebabkan infeksi obat sterilisasi saluran akar selama
saluran akar yang persisten.3 perawatan endodonti harus dapat
Enterococcus faecalissering mensterilisasi dan mengurangi jumlah
terdeteksi sebagai spesies pada infeksi mikroorganisme patogen dalam
rongga mulut, termasuk periodontitis saluran akar. Salah satu obat sterilisasi
marginalis, infeksi pada saluran akar saluran akar yang sering digunakan
dan periradikular abses. Enterococcus adalah golongan fenol, seperti ChKM
faecalis terbukti dapat bertahan hidup dan Cresofene. Obat sterilisasi
di dalam saluran akar sebagai golongan fenol ini memiliki beberapa
organisme tunggal dan resisten kelemahan yaitu bau yang menyengat,
terhadap bahan-bahan antimikrobial rasa tidak enak, dapat terserap oleh
yang umum digunakan sehingga sulit tumpatan sementara dan dapat
dieliminasi dari saluran akar secara menyebar ke rongga mulut sehingga
sempurna.4 pasien akan mengeluhkan rasa yang
Perawatan saluran akar terdiri tidak enak dan bersifat allergen
dari tiga tahapan penting yaitu sehingga dapat menyebabkan reaksi
preparasi, sterilisasi dan imun yang dapat membahayakan
pengisian.Eliminasi mikroorganisme pulpa.6
dari akar yang terinfeksi telah menjadi Untuk mengeliminasiE. faecalis
fokusutama dalam perawatan saluran dari saluran akar dan melihat

25
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

kelemahan beberapa obat sterilisasi Griffithsia, Ulva, Enteromorpha,


tersebut, perlu dikembangkan obat Gracilaria dan Euchema telah dikenal
sterilisasi saluran akar yang berasal luas sebagai sumber potensial
dari bahan alami serta memiliki daya karagenan yang dibutuhkan oleh
antibakteri yang baik. industri gel. Begitupun Sargasssum,
Dua pertiga luas wilayah Chlorella, Nannochloropsis yang telah
Indonesia terdiri dari lautan dan di dimanfaatkan sebagai adsorden logam
dalamnya terdapat bermacam-macam berat, Osmudaria, Hypnea dan
makhluk hidup baik berupa tumbuhan Gelidium sebagai sumber senyawa
maupun hewan. Salah satu makhluk bioaktif, Laminariales dan
hidup yang tumbuh dan berkembang di Sargassummuticum yang mengandung
perairan laut adalah alga laut. Ditinjau senyawa alginate yang berguna dalam
secara biologi, alga merupakan industri farmasi. Pemanfaatan berbagai
kelompok tumbuhan yang berklorofil jenis alga lain adalah sebagai
terdiri dari satu atau banyak sel dan biometanol dan biodiesel ataupun
7
berbentuk koloni. Di dalam alga pupuk organik.
terkandung bahan-bahan organik Hasil penelitian menunjukkan
seperti hormon, vitamin, mineral, bahwa ekstrak Nannochloropsis
poliskarida dan senyawa bioaktif. Oculata memiliki sifat sebagai
Sejauh ini pemanfaatan alga sebagai antibakteri,8 salah satunya mampu
komoditas perdagangan atau bahan menghambat pertumbuhan bakteri
9
baku industri masih relatif kecil jika Vibrio alginolitycus. Penelitian Kafaie
dibandingkan dengan keanekaragaman dkk, menunjukkan bahwa
jenis alga yang ada di Indonesia. Nannochloropsis oculata tidak
Padahal komponen kimiawi yang memiliki efek toksisitas.10 Tujuan
terdapat dalam alga sangat bermanfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagi bahan baku industri makanan, kemampuan ekstrak Nannochloropsis
7
kosmetik, farmasi dan lain-lain. oculata dalam menghambat
Alga merupakan salah satu pertumbuhan bakteri Enterococcus
sumber potensial senyawa bioaktif faecalis.
yang dapat digunakan sebagai Berdasarkan data tersebut,
antibakteri.8 Berbagai jenis alga seperti peneliti ingin mengembangkan

26
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Nannochloropsis oculata sebagai diperoleh jumlah sampel keseluruhan


alternatif obat sterilisasi saluran akar adalah 30 sampel. Sampel penelitian
yang memiliki kemampuan antibakteri diambil secara acak (random) dari
dan tidak memiliki efek toksisitas populasi.11
menjadi alasan dilakukannya Bahan yang digunakan meliputi
penelitian dengan cara mengeksplor suspensi bakteri Enterococcus faecalis,
sumber daya laut yang kedepannya ekstrak Nannochloropsis oculata
bisa dimanfaatkan di bidang dengan konsentrasi 10%, 20%, 40%
kedokteran gigi. Salah satu penelitian dan 80%, ChKM, etanol 96 %, DMSO
yang harus dilakukan adalah pengujian 1%, larutan Mc Farland 0,5, media
daya hambat ekstrak Nannochloropsis BHI (Brain Heart Infusion) cair, media
oculata terhadap pertumbuhan bakteri BHI (Brain Heart Infusion) agar.
Enterococcus faecalis sebagai bakteri Bakteri Enterococcus faecalis
yang sulit dieliminasi dari saluran akar didapatkan dari Laboratorium
dan resisten terhadap antimikrobial Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
yang umum digunakan. Gigi Universitas Airlangga Surabaya.
Tujuan dari penelitian ini adalah Pembuatan ekstrak Nannochloropsis
mengetahui daya hambat ekstrak oculata dilakukan di Laboratorium
Nannochloropsis oculata terhadap Fitokimia dan Farmakognosi Fakultas
pertumbuhan bakteri Enterococcus Farmasi Universitas Airlangga
faecalis pada konsentrasi 10%, 20%, Surabaya, dan untukpenelitian uji daya
40% dan 80%, dibandingkan dengan hambat dilakukan di Laboratorium
obat sterilisasi saluran akar ChKM. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah Surabaya.
MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan
Penelitian ini tergolong April 2012 Februari 2013.
penelitian true experimental dengan Sampel Nannochloropsis oculata
rancangan penelitian the post test only diambil dari Balai Budidaya Air Payau
control group design.11 Sitobondo. Proses ekstraksi dilakukan
Besar sampel pada penelitian ini dengan metode maserasi, dengan cara
adalah sebanyak 5 sampel untuk setiap 600 gram bubuk Nannochloropsis
kelompok perlakuan, sehingga oculata direndam kedalam 500 ml

27
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

larutan etanol 96% selama 24 jam permukaan lempeng BHI agar steril
kemudian disaring dengan corong dengan menggunakan kapas lidi steril.
buchner yang diletakkan diatas labu 30 cakram kertas saring
hisap yang telah dihubungkan dengan disiapkan. 5 cakram kertas saring
pompa vacum. Perendaman dan masing masing dicelupkan kedalam
penyaringan ekstrak ini dilakukan bahan antibakteri yaitu ekstrak N.
sebanyak 3 kali. Filtrat hasil oculata 10% 2 ml selama 10 detik. 5
penyaringan dievaporasi dengan alat cakram kertas saring masing masing
yaitu vacum rotavapour selama 7 8 dicelupkan kedalam bahan antibakteri
jam. Kemudian didapatkan hasil akhir yaitu ekstrak N. oculata 20% 2 ml
berupa ekstrak Nannochloropsis selama 10 detik. 5 cakram kertas
oculata sebanyak 29 gram.9Persiapan saring masing masing dicelupkan
ekstrak Nannochloropsis oculata kedalam bahan antibakteri yaitu
dengan berbagai konsentrasi di dalam ekstrak N. oculata 40% 2 ml selama 10
tabung tabung steril dengan detik. 5 cakram kertas saring masing
menggunakan pengenceran DMSO masing dicelupkan kedalam bahan
12
1%. antibakteri yaitu ekstrak N. oculata
Bakteri Enterococcus faecalis 80% 2 ml selama 10 detik. 5 cakram
biakan murni berupa biakkan dalam kertas saring masingmasing
BHI cair yang sudah diinkubasi selama dicelupkan kedalam larutan ChKM 2
24 jam dalam suasana anaerob, ml selama 10 detik. Dan 5 cakram
selanjutnya kekeruhannya disetarakan kertas saring lainnya masing masing
dengan standar Mc Farland 0,5. dicelupkan kedalam DMSO 1% 2 ml
Daya hambat diuji selama 10 detik.
menggunakan metode difusi (metode Kertas saring tersebut kemudian
Kirby Bauer). Pertama, disiapkan 1 diletakkan pada media BHI agar
tabung reaksi. Tabung reaksi diisi Enterococcus faecalis dengan
dengan BHI cair yang telah menggunakan pinset steril agak
diinokulasikan dengan 1 ml suspensi ditekan tekan. Petri dish dimasukkan
bakteri Enterococcus faecalis yang kedalam inkubator selama 2x24 jam
setara dengan larutan Mc. Farland 0,5. dengan suhu 37 C dalam sungkup
Biakan bakteri diusapkan pada seluruh anaerob. Setelah 48 jam, diameter

28
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

zona hambat yang terbentuk berupa Tabel 1. Hasil uji statistik deskriptif

area jernih (clear zone) disekitar kertas


saring diukur dengan menggunakan
digital calipers (dalam satuan mm).
Pengukuran tersebut dilakukan
dari batas jernih terakhir yang
berdekatan dengan koloni di sebelah
kiri hingga batas kanan yang diukur
pada jarak daerah jernih
terpanjang.Biasanya diameter zona
hambat yang timbul menunjukkan
adanya daya antibakteri pada masing-
masing konsentrasi ekstrak
Nannochloropsis oculata.
Teknik analisa data yang dipakai Gambar 1. Grafik rerata diameter zona
hambat (mm)
untuk membandingkan daya hambat
pemberian ekstrak Nannochloropsis
Sebelum dilakukan uji hipotesis,
oculata dengan konsentrasi 10%, 20%,
maka setiap kelompok kontrol dan
40% dan 80% terhadap pertumbuhan
kelompok perlakuan diuji
bakteri Enterococcus faecalis adalah
normalitasnya dengan menggunakan
dengan uji one way analysis of varians
uji Shapiro Wilk (karena sampel
(ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji
yang digunakan < 50).13
LSD.13
Hasil uji Shapiro Wilk
menunjukkan bahwa data berdistribusi
HASIL
normal dan hasil uji Levene didapatkan
Tabel dibawah ini menunjukkan
nilai signifikansi 0,07, sehingga dapat
rerata zona hambat ekstrak
disimpulkan bahwa data hasil
Nannochloropsis oculata sesudah
penelitian homogen (p> 0,05).
perlakuan pada kelompok kontrol.
Data penelitian yang
berdistribusi normal dan variansnya
homogen kemudian dianalisis dengan

29
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

menggunakan uji parametrik yaitu one PEMBAHASAN


way ANOVA untuk mengetahui adanya Penyakit pulpa dan jaringan
perbedaan antara kontrol positif sekitar akar gigi secara langsung
dengan kelompok perlakuan maupun tidak langsung ada
konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80% hubungannya dengan mikroorganisme.
dari ekstrak Nannochloropsis oculata Bakteri yang paling banyak diisolasi
pada masing masing sampel . dari saluran akar yang terinfeksi
Hasil uji one way ANOVA dengan pulpa terbuka adalah obligat
diperoleh nilai signikansi sebesar anaerob.2 Sundqvist menemukan
0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan sejumlah bakteri anaerob seperti
adanya perbedaan makna antara Enterococcus faecalis (E.faecalis),
kontrol positif dengan masing Streptococcus anginosus, Bacteroides
masing kelompok perlakuan yang gracilis, dan Fusobacterium nucleatum
memiliki konsentrasi berbeda beda. pada perawatan saluran akar yang
Berdasarkan hal tersebut maka gagal.3 Saat ini, bakteri Enterococcus
dilanjutkan dengan uji LSD. Dari hasil faecalis berada pada peringkat ketiga
uji LSD diketahui bahwa ekstrak bakteri pathogen nasokomial, serta
Nannochloropsis oculata terhadap resisten pada beberapa antibiotik
semua perlakuan menunjukkan seperti aminoglikosida, penisilin,
perbedaan yang bermakna (p< 0,05). tetrasiklin, kloramphenikol, dan
Untuk menentukan perbedaan yang vankomisin. Selain itu, adanya
dominan ditentukan dengan rerata zona mekanisme yang mempertahankan
hambat yang paling baik yaitu ekstrak level pH cytoplasmic tetap optimal
Nannochloropsis oculata pada menyebabkan bakteri tersebut juga
konsentrasi 80%. Dimana daya hambat resisten terhadap antimikroba kalsium
dengan konsentrasi tertinggi memiliki hidroksida. Enterococcus faecalis
zona hambat yang paling baik jika mampu mengkatabolisme berbagai
dibandingkan dengan konsentrasi 10%, sumber energi dan dapat bertahan
20% dan 40%, namun daya hambatnya hidup dalam berbagai lingkungan
masih lebih rendah jika dibandingkan termasuk pH alkali yang ekstrim, juga
dengan kontrol (+). pada berbagai suhu.14

30
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Perawatan saluran akar terdiri system imun ikan kerapu. Berdasarkan


dari tiga tahapan penting yaitu hasil penelitian tersebut menunjukkan
preparasi, sterilisasi dan pengisian.5Hal bahwa ekspresi sel CD4 terbentuk
yang terpenting dari perawatan akibat adanya suatu pemaparan bahan
endodontik adalah aktivitas reduksi antigen atau bahan Nannochloropsis
atau eliminasi bakteri yang oculata, yang mampu membangkitkan
menginfeksi.15 Mengingat anatomi respons imun secara seluler.9Melalui
ruang pulpa yang sangat rumit serta senyawa ini berbagai jenis senyawa
jauhnya penetrasi bakteri ke dalam metabolit sekunder diproduksi
tubulus dentin, maka tindakan diantaranya Terpenoid, Alkaloid dan
preparasi saluran akar disertai irigasi Flavonoid. Oxylipin ini salah satunya
tidak dapat membebaskan saluran akar bersifat sebagai antibakteri,8salah
dari bakteri, sehingga diperlukan satunya mampu menghambat
medikamen saluran akar atau sterilisasi pertumbuhan bakteri Vibrio
saluran akar.6 alginolitycus pada konsentrasi 20%,
Pada penelitian ini terlihat bahwa 25%, 30%, dan 35% dan
ekstrak Nannochloropsis oculata berkemampuan membunuh bakteri
mampu menghambat pertumbuhan pada konsentrasi 40% koloni.9
bakteri Enterococcus faecalis pada Penelitian Kafaie dkk, menunjukkan
semua kelompok perlakuan dengan bahwa Nannochloropsis oculata tidak
konsentrasi 10%, 20%, 40% dan memiliki efek toksisitas terhadap sel
80%.Telah diketahui pada penelitian plasma dan jaringan pada tikus.10
sebelumnya, ekstrak Nannochloropsis Senyawa terpenoid diduga
Oculata mengandung senyawa turunan memilikiaktivitasantiradang,antikarsin
dari oksidasi lemak yang disebut ogenik,antihypercholesterolemia,antih
oxylipin.Senyawa oxylipin ini epatoprotective dan anti serangga oleh
mempunyai efek fisiologis pada ikan adanya kandungan taraxerol, lupeol, -
kerapu yang dapat ditunjukkan pada amyrin, -amyrin dan germanicol.16
sel CD4.Hasil ekspresi sel CD4 yang Senyawa alkaloid memiliki
telah dipapar Vibrio alginolyticus mekanisme kerja penghambatan
secara in vivo menunjukkan adanya dengan cara mengganggu komponen
reaksi silang antara antigen dengan penyusun peptidoglican pada sel

31
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

bakteri, sehingga lapisan dinding sel lipid dan berpotensi menginaktifkan


tidak terbentuk secara utuh dan oksigen triplet.19
menyebabkan kematian sel tersebut. Peneliti menggunakan ChKM
Didalam senyawa alkaloid juga sebagai kontrol positif.20,21ChKM
terdapat gugus basa yang mengandung termasuk dalam derivat senyawa fenol,
reaksi nitrogen yang akan bereaksi yang dimana mekanisme kerja
dengan senyawa asam amino senyawa fenol dalam menghambat sel
menyusun dinding sel bakteri dan bakteri, yaitu dengan cara
DNA bakteri. Reaksi ini mendenaturasi protein sel bakteri,
mengakibatkan terjadinya perubahan menghambat fungsi selaput sel
struktur dan susunan asam amino, (transpor zat dari sel satu ke sel yang
sehingga akan menimbulkan lain) dan menghambat sintesis asam
perubahan keseimbangan genetik pada nukleat sehingga pertumbuhan bakteri
rantai DNA sehingga akan mengalami dapat terhambat. Salah satu
kerusakan yang akan mendorong mekanisme kerja ChKM dalam
terjadinya lisis sel bakteri yang akan menghambat bakteri sama dengan
menyebabkan kematian sel pada mekanisme kerja flavonoid yang
bakteri.17 merupakan kandungan didalam ekstrak
Flavonoid adalah struktur phenol Nannochloropsis oculata.
yang memiliki satu kelompok carbonyl Diameter zona hambat diukur
dengan ekstrasel dan larut protein, dan diuji statistik menggunakan one
dengan ikatan tersebut dapat way ANOVATest dengan tingkat
menghambat sintesis protein dari sel kesalahan sebesar 5%. Kemudian
bakteri. Hal tersebut lah yang untuk membandingkan hubungan
memberikan aktivitas antibakteri.18 antara zona hambat pada konsentrasi
Senyawa golongan flavonoid dan satu dengan yang lain digunakan Post
turunan flavonol lain yang diperoleh Hoch Test berupa uji Least significant
dapat berperan sebagai antioksidan, Difference (LSD) atau uji beda nyata
aktifitas menghambat jamur dan terkecil.13 Dari analisa statistik tersebut
sebagai antihistamin alami. Flavonoid terlihat adanya perbedaan bermakna
dapat menghambat peroksidasi dari antara kelompok kontrol positif
(ChKM), kelompok kontrol negatif

32
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

(DMSO 1%), dengan kelompok 80%.Konsentrasi yang paling efektif


perlakuan (ekstrak Nannochloropsis dalam menghambat pertumbuhan
occulata). bakteri Enterococcus faecalis adalah
Dari hasil penelitian, terlihat 80%, namun masih lebih kecil
bahwa makin besar konsentrasi ekstrak hambatannya dibandingkan ChKM.
Nannochloropsis oculata maka makin
besar pula diameter zona hambatnya. UCAPAN TERIMA KASIH
Rata rata zona hambat pada Ucapan terima kasih ditujukan
konsentrasi 10% (6,2160 mm), 20% kepada Fakultas Kedokteran Gigi
(6,5880 mm), 40% (8,0020 mm) dan Universitas Hang Tuah dan Balai
80% (9,5160 mm). Berdasarkan data Budidaya Air Payau Situbondo atas
tersebut, diketahui bahwa rata rata kesempatan dan fasilitas yang
zona hambat pada konsentrasi 80% diberikan untuk pelaksanaan penelitian
hampir mendekati rata rata zona ini.
hambat pada kontrol positif ChKM
yaitu sebesar 10,9940 mm, sehingga DAFTAR PUSTAKA
ekstrakNannochloropsis oculata dapat 1. Samaranayake LP. 2006. Essential
microbiology for dentistry. Edinburgh:
dikembangkan sebagai material
Churcil Livingstone. p. 270-267.
kedokteran gigi dalam hal ini sebagai 2. Squiera JF, IN Rocas. 2008. Endodontic
obat sterilisasi saluran akar yang microbiology in : endodontic principles and

berasal dari alam (sumber daya laut) practice 4th ed. Michigan: Saunders. p 46-38
3. Bodrumlu E, Semiz M. 2006. Antibacterial
karena memiliki daya hambat terhadap
activity of a new endodontic sealer against
pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. J Can Dent Assoc.
Enterococcusfaecalis yang merupakan 72(7): 637.

bakteri yang sulit dieliminasi dari 4. Kundabala M, Suchitra. 2002.


Enterococcus faecalis: an endodontic
dalam saluran akar.
pathogen. J Endod. p. 11-3 .
5. Ford, T.R.P. 2004. Endodontics in clinical
SIMPULAN practice, 5th ed. Ediburg London New York
Oxford Philadelphia St Louis Sydney
Ekstrak Nannochloropsis oculata
Toronto. p. 7-1.
mampu menghambat pertumbuhan
6. Walton RE, Torabinejad M. 2008. Prinsip
bakteri Enterococcus faecalis pada dan praktek ilmu endodonsi. Alih bahasa:
konsentrasi 10%, 20%, 40% dan

33
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Narlan S, Winiati S, Bambang N. ed ke-3. actions : Short Review. Indian Journal


Jakarta: EGC. h 278-41. Physiol Pharmacol, 49(2): 125 31 .
7. Putra SE. 2007. Alga laut sebagai biotarget 15. Cogulu D, Atac Uzel. 2007. Detection of
industri. Available from Enterococcus faecalis in necrotic teeth
http://www.energi.lipi.go.id . Accesed rooth canals by culture and polymerase
April, 2012. chain reaction methods. European Journal
8. Chasanah E. 2007. Bioaktif dari biota laut of Dentistry, 23(1): 145-52.
untuk mendukung industri 16. Bayu Asep. 2009. Hutan mangrove sebagai
bioteknologi.Availablefromhttp://elip.pdii.li salah satu sumber produk alam laut. Jakarta
pi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/by : Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI.
Id/267190 . Accesed April, 2012. Oseana, 34(2): 23-15.
9. Yanuhar U, Asus M, Bambang I, Rahmi N. 17. Rinawati ND. 2011. Daya antibakteri
2011. Eksplorasi dan pengembangan bahan tumbuhan majapahit (Crescentia cujete I)
aktif mikroalga laut (Nannochloropsis terhadap bakteri Vibrio alginolyticus. Tugas
oculata) sebagai antibakteri Vibrio Akhir, Surabaya: Jurusan Biologi, Fakultas
alginolyticus dan respons imun secara in Matematika Ilmu Pengetahuan Alam,
vivo pada ikan kerapu. Humback grouper. Institut Teknologi Sepuluh November.h. 9.
Berk. Penel Hayati Edisi Khusus: 6C (1-5). 18. Ravikumar S. et al., 2011. Antibacterial
10. Kafaie S, SP Loh dan N Mohtarrudin. 2011. activity of chosen mangrove plants against
Acute and subacute toxilogical assessment bacterial specified pathogens. World
of Nannochloropsis oculata in rats. Africal Applied Science Journal, 14(8):1202-1198.
Journal of Agricultural Research, 19. Bandaranayake WM. 2002. Bioactivities,
7(7):1225-1220. bioactive compounds and chemical
11. Sudibyo. 2009. Statistik penelitian aplikasi constituens of mangrove plants.
penelitian di bidang kesehatan. Universitas Netherlands: Kluwer Academic Publisher.
Negeri Surabaya: Surabaya. University Wetlands Ecology and Managements.p.
Press.h. 96. 452-421.
12. Patel JD, Anshu Kumar S, Vipin Kumar. 20. Bachtiar SY, Wahju Tjahjaningsih dan
2009. Evaluation of some medicinal plants Nanik Sianita. 2012. Pengaruh ekstrak alga
used in traditional wound healing cokelat (Sargassum sp.) terhadap
preparations for antibacterial property pertumbuhan bakteri Escherichia
against some pathogenic bacteria. Journal coli.Journal of Marine and Coastal Science,
of Clinical Immunology and 1(1): 60-53.
Immunopathology Research, 1(1): 012-007. 21. Osswald R. 2005. The problem of
13. Dahlan S. 2011. Statistik untuk kedokteran endodontitis and managing it through
dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.h. conservative dentistry.p. 134 14.
87. .
14. Prakash P, Gupta N. 2005. Therapeutic uses
of Ocimum sanctum Linn (Tulsi) with a
note on eugenol and its pharmacological

34
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

KhasiatEkstrakSargassumsp.
TerhadapKepadatanKolagen
pada ProsesPenyembuhan
Ulkus Traumatikus
(Effectivity Extract of Sargassum Sp. TowardsDensity
of Collagen in Traumatic UlcusHealing)
Asa Karina, Syamsulina Revianti*, Isidora Karsini S.**
*Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT

Background: Oral traumatic ulcus is the most common oral soft tissue lession in people and
cause pain, difficulty in speaking, eating and swallowing. Sargassum sp. is a marine natural
resources that can be used as an alternative therapy that contains saponins, flavonoids, vit. K,
vit.C, Fe, Mg, Zn useful in wound healing. Objectives: To prove the effectivity of the extract
Sargassum sp. towards density of collagen in oral traumatic ulcus healing. Materials and
Methods: This research used the post test only control group design. Twenty five male Wistar
rats divided into 5 groups which consist of 5 rats in each group. Traumatic ulcus were
performed in all of the labial mucosa. K1 group was treated with aquadest as a control
group, K2 group was treated with hyaluronic acid 0,2% as a control positive, K3 group was
treated with extract of Sargassum sp. 25%, K4 group was treated with extract of Sargassum
50%, and K5 was treated with extract of Sargassum sp. 75%. The extract Sargassum sp. were
applied topically once a day to experiment groups until seventh day. At the eighth day, rat
were sacrificed at labial mucosa being biopsied and preparated for histopatological
examination with Massons Trichrom staining to analized the collagen density. Results: This
data were analized with Kruskal-Wallis and Mann-Whitney U test. There are significant
differences in the density of collagen in K1 (x = 1.00) and K2 (x = 2.00), K1 and K4 (x =
1.80), K5 (x = 3.00) and K1, K2 and K5, K3 (x = 1.40) and K5, K4 and K5. Conclusions:
ExtractSargassum sp. 25% is not effective towards collagen density in traumatic ulcus
healing. Sargassum sp. 50% and 75% were effective towards collagen density in traumatic
ulcus healing, especially Sargassum sp. 75% is the most effective. There are significant
differences between Sargassum sp. 75% and hyaluronic acid 0,2% towards collagen density
on traumatic ulcus healing. Sargassum sp. 75% can increase collagen density more than
hyaluronic acid 0,2%.

Key words: Sargassum sp., collagen, masson's trichrom, traumatic ulcus.

Correspondence: Syamsulina Revianti, Department of Oral Biology,Faculty of Dentistry,


Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 031-
5946261, 031-5945894, email: [email protected]

35
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar Belakang:Ulkus sering dijumpai pada masyarakat dan menyebabkan rasa nyeri,
kesulitan berbicara, makan maupun menelan. Sargassum sp. adalahsumber daya alam laut
yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi alternatif yang mengandung saponin, flavonoid,
vit.K, vit. C, Fe, Mg, Zn berguna dalam penyembuhan luka.Tujuan: Mengetahui efektivitas
ekstrak Sargassum sp. kepadatan kolagen dalam penyembuhan ulkus traumatikus. Bahan dan
Metode: Tikus Wistar berumur 6 bulan, jenis kelamin jantan dan berat badan 200-300 gram.
Tikus Wistar dibagi menjadi 5 kelompok.Tikus Wistar diaklimatisasi selama 1 minggu. Pada
hari ke-8 tikus Wistar diberi traumatikus ulkus mukosa labial menggunakanamalgam stopper
yang telah dipanaskan. Pada hari ke-9, tikus Wistar diberi perlakuan (aquades, asam
hialuronat, Sargassum sp. 25%,50%, dan75% selama 7 hari). Pada hari ke-16 tikus
dikorbankan dan biopsi insisi di bibir bawah. Membuat preparat dengan pengecatan
Massons Trichrom untuk melihat kolagen.Hasil: Terdapat perbedaan kepadatan kolagen
secara signifikan di K1 (x=1,00) dan K2 (x=2,00), K1 dan K4 (x=1,80), K5 (x=3,00) dan K1,
K2 dan K5, K3 (x=1,40) dan K5, dan K4 dan K5. Kesimpulan: Sargassum sp. 25% adalah
tidak berkhasiat, Sargassum sp. 50% dan 75% berkhasiat terhadap kepadatan kolagen pada
penyembuhan ulkus traumatik.Konsentrasi yang paling efektif adalah Sargassum sp 75%.
Adaperbedaan nyata antaraSargassum sp. 75% dan asam hialuronat terhadap kepadatan
kolagen pada traumatikus penyembuhan ulkus.

Kata kunci: Sargassum sp., kolagen, massons trichrom, traumatic ulcer.

Correspondence: Syamsulina Revianti, Bagian Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi,


Universitas Hang Tuah Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 031-
5946261, 031-5945894, email: [email protected]

PENDAHULUAN Pada prinsipnya perawatan ulkus


Ulkus merupakan suatu bentuk traumatikus seharusnya mengeliminasi
lesi dimana epitelium hilang, berbatas nyeri dan ketidaknyamanan pada
jelas dan membentuk cekungan.1 pasien, memperpendek waktu
Ulkus yang paling sering dijumpai perawatan, mempercepat waktu
pada masyarakat adalah ulkus penyembuhan, dan mereduksi ukuran
traumatikus dan Stomatitis Aftosa lesi.4 Obat yang sering digunakan
Rekuren (SAR).2 Ulkus traumatikus untuk terapi SARadalah obat analgesik
merupakan lesi rongga mulut yang untuk mengurangi rasa sakit, agent
umum dan dapat disebabkan oleh antiseptik untuk mengurangi infeksi
trauma, iritasi basis akrilik, sikat gigi sekunder, antibodi topikal untuk
yang terlalu kuat, iritasi karena gigi menghilangkan berbagai gejala yang
yang patah, dan kesalahan penggunaan timbul akibat infeksi sekunder,
alat kedokteran gigi.3 kemudian steroid topikal sebagai anti
inflamasi.5 Aplikasi kortikosteroid

36
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

secara topikal dapat membantu glikosaminoglikan (GAG) utama yang


mengurangi rasa nyeri. Namun dikeluarkan selama perbaikan
penggunaan kortikosteroid dalam jaringan.Asam hialuronat diproduksi
rencana perawatan ulkus traumatikus oleh fibroblas selama proliferasi pada
masih kontroversial karena beberapa penyembuhan luka merangsang
dokter yang menggunakan migrasi dan mitosis dari fibroblas dan
kortikosteroid mengalami kegagalan sel epitel.Kolagen merupakan protein
dalam pengobatannya, namun ada pula paling melimpah dalam tubuh yang
yang berhasil menggunakan sangat dibutuhkan pada proses
kortikosteroid untuk terapi ulkus penyembuhan luka. Hidroksiprolin
6
traumatikus kronis. Salah satu merupakan penguat kestabilan dari
pengobatan yang digunakan sekarang kolagen disebabkan ikatan hidrogen
di pasaran adalah asam hialuronat intramolekul yang membentuk
0,2%.7 jembatan
Proses penyembuhan luka air.Hidroksilasiprolinmemerlukan
merupakan suatu proses kompleks dan asamaskorbat(vitaminC).10
terkait satu sama lain, dari perbaikan Salah satu kekayaan hayati laut
jaringan dan remodeling jaringan Indonesia adalah rumput
sebagai respons atas terjadinya jejas.8 laut.11Sargassum sp. adalah alga laut
Pada proses regenerasi jaringan yang merupakan salah satu sumber
membutuhkan aktif makronutrien daya alam laut yang dapat
(karbohidrat, lemak, dan protein) dan dimanfaatkan sebagai terapi alternatif.
mikronutrien (mineral dan vitamin). Penelitian ini menggunakan alga
Asam Hialuronat (AH) adalah Sargassumsp., karena Sargassum
komponen terbesar matriks sp.mudah diperoleh di perairan
ekstraseluler yang bersifat menarik air Indonesia, dan kandungan kimia
dan banyak ditemukan pada jaringan utamanya sebagai sumber alginat dan
9
tumbuh atau rusak. Asam hialuronat mengandung protein, vitamin C, tanin,
merupakan bagian penting dari matriks iodium, fenol, dan anti bakteri.12 Pada
ekstraseluler dan merupakan bagian penelitian terdahulu digunakan ekstrak
penting dari matriks ekstraseluer dan -Glukan yang diambil dari Sargassum
merupakan salah satu sp. dengan 2 konsentrasi yaitu, 50%,

37
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

dan 75%. Terdapat perbedaan antara test only control group design untuk
kepadatan kolagen pada pengamat yang ditujukan pada 5 (lima)
pengaplikasian gel -glukan 50 % hari kelompok yang masing- masing dipilih
ke-7 terlihat kepadatan kolagen yang secara random.
memenuhi kriteria padat, dibandingkan Alat yang digunakan pada
dengan kelompok asam hialuronat penelitian ini adalah kandang hewan
yang bervariasi antara renggang hingga coba, amalgam stopper, pinset
padat. Tidak terdapat perbedaan yang anatomi, pinset chirurgis, tabung
nyata antara pengaplikasian gel - tempat gel Sargasum sp., spiritus
glukan 75% dibandingkan dengan burner, cotton buds, handle dan
asam hialuronat. Dosis efektif dalam scalpel, handscone, spidol warna
pengaplikasian topikal gel -glukan (merah, hitam, dan biru), tabung
pada ulkus traumatikus adalah dengan erlenmeyer untuk tempat whole
konsentrasi 50%. Kolagen pertama kali ekstrak Sargassum sp., blender, freeze
terdeteksi pada hari ke-3 setelah luka, dryer, micro pipet, tabung untuk
meningkat terus sampai minggu ke-3, spesimen mukosa labial tikus Wistar.
mencapai puncaknya pada hari ke-7 Bahan yang digunakan pada
dan fase maturasi berlangsung mulai penelitian ini adalah alga coklat
hari ke-7.13 Pada penelitian ini (Sargassum sp.) yang diperoleh dari
bertujuan mengetahui khasiat Sumenep, Madura, aquadest, HPMC
ekstrakSargassum sp. terhadap (Hidroksi Propil Metil Sellulosa) (Pro
kepadatan kolagen pada penyembuhan Analisis), asam hialuronat 0,2%, dietyl
ulkus traumatikus. eter, pakan tikus, dan alkohol 70%
untuk sterilisasi alat, larutan formalin
BAHAN DAN METODE buffer (larutan formalin 10% dalam
Penelitian ini merupakan phospat buffer saline pada pH 7,0),
penelitian trueeksperimental karena bahan- bahan untuk membuat sediaan
dalam penelitian, peneliti dapat histopatologis beserta bahan
mengontrol kemungkinan munculnya pewarnaan Massons trichrom, dan
semua variabel luar yang dapat mikroskop.
mempengaruhi proses dan hasil Waktu penelitian mulai dari
penelitian.14Rancangan penelitian post bulan April 2012 Januari 2013.

38
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Tempat penelitian pada penelitian ini (kelompok yang diberi perlakuan ulkus
adalah di Unit Hewan Coba traumatikus, diberi pakan standart dan
Laboratorium Ilmu Biokimia Fakultas aquadest secara per oral dan diberi
Kedokteran Universitas Hang Tuah ekstrak Sargassum sp. dengan
Surabaya, Laboratorium Sintesis konsentrasi 50%), dan K5 (kelompok
Kimia Fakultas Farmasi Universitas yang diberi perlakuan ulkus
Airlangga, dan Laboratorium Patologi traumatikus, diberi pakan standart dan
Anatomi Gedung Diagnostic Center aquadest secara per oral dan diberi
(GDC) Rumah Sakit Dr. Soetomo ekstrak Sargassum sp. dengan
Surabaya. konsentrasi 75%).Tikus diaklimatisasi
Gel Sargassum sp. hasil ekstraksi selama 7 hari.Pada hari ke-8,
alga coklat dilihat dengan campuran dilakukan pembuatan traumatik ulkus
bahan HPMC (pro analisis) sehingga pada daerahsentral mukosa labial
didapatkan konsentrasi 25%, 50%, dan bawah tikus Wistardibawah anastesi
75%.15 Selanjutnya mempersiapkan umum (berdasarkan persetujuan
tikus Wistar sesuai dengan kriteria Komisi Etik Fakultas Kedokteran Gigi
sampel sebanyak 25 ekor tikus. Tikus Universitas Hang Tuah).Pada hari ke-
dibagi menjadi 5 kelompok yang 9, dilakukan pengamatan apakah sudah
masing- masing kelompok berisi 5 terbentuk ulkus atau tidak.Apabila
tikus yaitu K1 (kelompok yang diberi ulkus telah terbentuk, tikus diberikan
perlakuan ulkus traumatikus dan hanya perlakuan sehari sekali selama 7
diberi pakan standart dan aquadest hari.Pada hari ke-16 tikus dikorbankan
secara per oral), K2 (kelompok yang dengan biopsi eksisi pada bibir bawah
diberi perlakuan ulkus traumatikus, (diameter 1 cm).Selanjutnya dibuatkan
diberi pakan standart dan aquadest preparat dan dilakukan pengecatan
secara per oral dan diberi obat yang Massons Trichrom untuk melihat
mengandung asam hialuronat 0,2%), kepadatan kolagen.
K3 (kelompok yang diberi perlakuan
ulkus traumatikus, diberi pakan HASIL PENELITIAN
standart dan aquadest secara per oral Penelitian ini bertujuan untuk
dan diberi ekstrak Sargassum sp. mengetahui khasiat ekstrakSargassum
dengan konsentrasi 25%), K4 sp. terhadap kepadatan kolagen pada

39
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

penyembuhan ulkus traumatikus. Data


hasil pemeriksaan kepadatan kolagen
merupakan data dengan skala ordinal
sehingga dilakukan uji hipotesis
nonparametrik Kruskal-Wallis
dilanjutkan dengan uji beda Mann-
Whitney U. Batas derajat
kemaknaanapabila p < 0,05 dengan
interval kepercayaan 95%. Analisis
Gambar 1. Grafik kepadatan kolagen
data dilakukan dengan program
komputer SPSS 19
Tabel diatas menunjukkan
Uji deskripstif merupakan jenis
distribusi kepadatan kolagen pada
analisis deskriptif yang menampilkan
setiap subyek dalam masing- masing
tabulasi silang yang menunjukkan
kelompok perlakuan.Pada kelompok
suatu distribusi bersama dan pengujian
K1 terdapat 5 subyek dengan kriteria
hubungan antara 2 variabel atau lebih.
kolagen renggang.Pada kelompok K2
Analisis deskriptif ini digunakan untuk
terdapat 1 subyek dengan kriteria
uji ketergantungan antara masing-
kolagen renggang, 3 subyek dengan
masing kelompok dengan kepadatan
kriteria kolagen sedang dan 1 subyek
kolagen
dengan kriteria kolagen padat.Pada
kelompok K3 terdapat 3 subyek
Tabel 1. Tabel deskriptif kepadatan kolagen
dengan kriteria kolagen renggang dan
2 subyek dengan kriteria kolagen
sedang.Pada kelompok K4 terdapat 1
subyek dengan kriteria kolagen
renggang, 4 subyek dengan kriteria
kolagen sedang.Pada kelompok K5
terdapat 5 subyek dengan kriteria
kolagen padat.

40
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Tabel 2. Hasil analisis kepadatan kolagen kelompok, kemudian dilanjutkan


dengan uji Mann-Whitney U.

Tabel 3. Hasil analisis Kruskal-Wallis


disertai dengan nilai rerata dan simpangan
baku

Uji Mann-Whitney U digunakan


untuk mengetahui apakah ada
perbedaan yang signifikan antara dua
kelompok dengan derajat kemaknaan
p<0,05.

Tabel 4. Hasil uji beda dengan Mann-


Whitney U

Gambar 1. Kepadatan kolagen a. Kelompok


1, b. Kelompok 2, c. Kelompok 3, d.
Kelompok 4, dan e. Kelompok 5.

Selanjutnya dilanjutkan tes


nonparametrik dengan menggunakan
uji Kruskal-Wallis dengan derajat Berdasarkan data hasil penelitian
kemaknaan p=0,05. Berdasarkan hasil diatas didapatkan data kepadatan
uji Kruskal-Wallis diperoleh p=0,002 kolagen dengan uji nonparametrik
(p<0,05) yang menunjukkan adanya yaitu uji Kruskal-Wallis dengan nilai
perbedaan yang signifikan pada semua signifikan p=0,002 (p<0,05). Hasil dari

41
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

uji Kruskal-Wallis menunjukkan hewan coba karena memiliki


adanya perbedaan yang signifikan, metabolisme tubuh yang hampir sama
kemudian dilanjutkan dengan uji dengan manusia. Dengan
bedaMann-Whitney U untuk melihat menggunakan tikus, hasilnya dapat
signifikansi data 2 kelompok. digeneralisasikan pada manusia.16
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U Kolagen pertama kali terdeteksi
didapatkan bahwa terdapat perbedaan pada hari ke-3 setelah luka. Meningkat
yang signifikan antara kepadatan terus sampai minggu ke-3. Kolagen
kolagen pada K1 dibandingkan dengan mencapai puncaknya pada hari ke-7
K2 (p=0,017), K1 dibandingkan dan fase maturasi berlangsung mulai
dengan K4 (p=0,014), K1 hari ke-7, maka pada penelitian ini
dibandingkan dengan K5 (p=0,003), dilakukan perhitungan kepadatan
K2 dibandingkan dengan K5 (p-0,017), kolagen pada hari ke-7.13
K3 dibandingkan dengan K5 Penelitian ini menggunakan alga
(p=0,005), dan K4 dibandingkan coklat Sargassum sp. dalam keadaan
dengan K5 (p=0,004). Kolagen pada segar yang diperoleh dari perairan
K2 lebih padat secara signifikan Sumenep, Madura dan mendapat
dibanding K1.Kolagen pada K4 lebih sertifikat dari Fakultas Sains dan
padat secara signifikan dibandingkan Teknologi, Universitas Airlangga.
K1. Kolagen pada K5 lebih padat Alga coklat merupakan biota laut yang
secara signifikan dibandingkan kaya akan kandungan senyawa organik
K1,K2,K3,dan K4. dan anorganik yang dapat
dimanfaatkan dalam beberapa aspek,
PEMBAHASAN akan tetapi masih banyak yang belum
Sampel yang digunakan dalam bisa memanfaatkan Sargassum ini
penelitian ini sebanyak 25 ekor tikus khususnya dibidang kedokteran gigi.
Wistar jantan dengan dasar Peran Sargassum sp. terhadap
pertimbangan sifat jenis kelamin jantan penyembuhan ulkus traumatikus
yang lebih mudah dikontrol dalam adalah mengurangi inflamasi, berperan
proses penyembuhan karena tidak dalam pembekuan darah,
terpengaruh oleh faktor hormonal pada meningkatkan migrasi neutrofil dan
saat menstruasi. Tikus Wistar sebagai transformasi limfosit, meningkatkan

42
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

proliferasi fibroblas, dan memacu 75%. Hal ini bisa disebabkan karena
pembentukan kolagen.16,17 kandungan antioksidan pada
Hasil pada penelitian ini adalah Sargassum sp. yang berperan adalah
terdapat perbedaan yang signifikan flavonoid yang berperan dalam
antara kepadatan kolagen pada tikus meningkatkan proliferasi sel fibroblas
yang diberi aquadest dibandingkan untuk pembentukan kolagen dan dapat
dengan tikus yang diberi asam mengurangi inflamasi.Selain
hialuronat 0,2%. Kolagen pada tikus antioksidan ada juga protein yang
yang diberi asam hialuronat 0,2% lebih sangat penting dalam pemeliharaan
padat secara signifikan dibanding tikus dan perbaikan jaringan tubuh. Apabila
yang diberi aquadest. Hal ini bisa jumlah persediaan protein dalam tubuh
disebabkan karena asam hialuronat rendah akan dapat menyebabkan
menginbisi proliferasi fibroblas, turunnya proses sintesis kolagen
fibroblas yang terekspos dengan AH sehingga memperlambat proses
secara signifikan meningkatkan penyembuhan luka. Sedangkan apabila
sintesis protein non kolagen serta jumlah persediaan protein cukup
sintesis kolagen absolut.Asam memadai maka proses penyembuhan
hialuronat menstimulasi sintesis luka akan dapat berlangsung secara
kolagen lebih banyak daripada sintesis cepat atau optimal.16
protein non kolagen. Asam hialuronat Saponin juga berperan penting
berperan penting dalam mempengaruhi dalam penyembuhan luka. Senyawa ini
kecepatan migrasi sel pada proses mempunyai struktur yang hampir mirip
penutupan luka, inflamasi, dengan senyawa aktif dalam ginseng,
angiogenesis, reepitelisasi dan ganoderma, dan tumbuhan herbal
proliferasi sel.11 terkenal lainnya.Dari beberapa
Pada tikus yang diberi ekstrak penelitian diketahui bahwa senyawa ini
Sargassum sp. dengan konsentrasi bisa berfungsi sebagai antikanker dan
25%, 50% dan 75%, konsentrasi yang anti inflamasi. Saponin merupakan
paling efektif terhadap kepadatan senyawa yang penting dalam
kolagen pada proses penyembuhan penyembuhan luka. Saponin dapat
ulkus traumatikus adalah ekstrak memacu pembentukan kolagen, yaitu
Sargassum sp. dengan konsentrasi

43
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

protein struktur yang berperan dalam banyak mengandung nutrisi yang dapat
proses penyembuhan luka.17 mempercepat penyembuhan ulkus
Beberapa vitamin dan mineral traumatikus dan nutrisi terbanyak ada
dalam Sargassum sp. juga berperan pada ekstrak Sargassum sp. dengan
dalam penyembuhan luka.Vitamin C konsentrasi 75%.
berperan meningkatkan migrasi Terdapat perbedaan yang
neutrofil dan transformasi limfosit, signifikan antara kepadatan kolagen
penting untuk sintesis kolagen, dan pada tikus yang diberi asam hialuronat
untuk menjaga daya tahan 0,2% dibandingkan dengan tikus yang
tubuh.Vitamin A berperan untuk diberi ekstrak Sargassum sp. dengan
meningkatkan fase inflamasi awal, konsentrasi 75%. Kolagen pada tikus
membantu diferensiasi sel epitel. yang diberi ekstrak Sargassum sp. 75%
Vitamin K berperan dalam proses lebih padat secara signifikan dibanding
pembekuan darah dan penutupan tikus yang diberi asam hialuronat
luka.17 0,2%. Hal ini bisa disebabkan karena
MineralCa berperan dalam ekstrak Sargassum sp. dengan
mengendalikan pembekuan konsentrasi 75% yang didalamnya
darah.mineral Fe dan Mg berpengaruh banyak mengandung nutrisi yang dapat
pada proses pertumbuhan sel dan meningkatkan kepadatan kolagen
pemeliharaan jaringan, berfungsi dalam proses penyembuhan ulkus
sebagai kofaktor untuk sintesis traumatikus.
kolagen, mineral Zn juga berperan
dalam penyembuhan luka, selain itu SIMPULAN
juga mampu meningkatkan imunitas. Ekstrak Sargassum sp. dengan
Kandungan abu pada rumput laut lebih konsentrasi 25% tidak berkhasiat
tinggi dibandingkan dengan sayuran terhadap kepadatan kolagen pada
seperti bayam dan sayuran penyembuhan ulkus
lainnya.Bagian batang dan daun pada traumatikus.Ekstrak Sargassum sp.
rumput laut mempunyai kandungan dengan konsentrasi 50% berkhasiat
abu yang tinggi sehingga diperoleh terhadap kepadatan kolagen pada
kandungan mineral yang tinggi penyembuhan ulkus traumatikus.
pula.Pada ekstrak Sargassum sp. Ekstrak Sargassum sp. dengan

44
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

konsentrasi 75% berkhasiat terhadap www.thejedp.com. Accessed at 22 Juni,


2012.
kepadatan kolagen pada penyembuhan
3. Cunningham SJ and Quinn FB. 2002.
ulkus traumatikus. Konsentrasi ekstrak Ulcerative Lesions of The Oral Cavity.
Sargassum sp. yang paling efektif Available from

dalam meningkatkan kedapatan www.utmb.edu/otoref/grnds/Ulcer-oral-


021016/Ulcer-oral-021016-slidesB.pdf .
kolagen pada proses penyembuhan
Accessed at 10 Juni, 2012.
ulkus traumatikus adalah konsentrasi 4. Katsambas AD and Lotti TL. 2003.
75%. Ada perbedaan yang signifikan European Handbook of Dermatological

antara aplikasi topikal gel ekstrak Treatment., 2nd ed., Philadelphia: Elsevier
5. Field A and LongmanL. 2003. Tyldesleys
Sargassum sp. dengan konsentrasi
Oral Medicine., Liverpool: Oxford
75% dan asam hialuronat terhadap University Press.
peningkatan kepadatan kolagen pada 6. Neville BD, Damm DD, Bouquot JE. 2002.
Oral & Maxillofacial Pathology., 2nd ed.,
penyembuhan ulkus traumatikus.
Philadelphia : W.B. Sauders.p. 258-255
7. Topazian RG, Goldberg MH.2002. Oral and
UCAPAN TERIMA KASIH Maxillo Infection. 4th Ed. Philadelphia: WB
Pada kesempatan ini ucapan Saunders co. p. 25.
8. Ibelgaufts H. 2002. Wound Healing.,
terima kasih disampaikan kepada
Cytokines & Cells Online Pathfinder
Laboratorium Biokimia Fakultas
Encyclopedia. Available
Kedokteran Universitas Hang Tuah frommwww.coper.cfi.htm. Accessed at 10
dan Laboratorium Patologi Anatomi Juni, 2012.
9. Schultz GS, Ladwig G, Wysocki A. 2005.
Gedung Diagnostic Center (GDC)
Extracelluler Matrix: Review of Its Roles on
Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya Acute and Chronic Wounds. Available from
yang telah memberikan kesempatan www.worldwidewounds.com/2005/august/S

melakukan penelitian ini. chultz/Extrace-Matric-Acute-Chronic-


Wounds.html. Accessed at 20 Juni 2012.
10. MacKay DND and Miller ALND. 2003.
DAFTAR PUSTAKA Nutritional Support for Wound Healing
1. Greenberg MS. 2003. Ulserative, Vesicular, Alternative Medicine Review. Available
and Bulous Lesions in Burkets Oral from
Medicine Diagnosis and Treatment., 10th www.pilonidal.org/books/betaglucan.pdf.
Ed., New York: BC Decker Inc. p. 65-63. Accessed at 15 Juli, 2012.
2. Terry TSI and McDowell J. 2002. 11. Zailani K dan Purnomo H. 2011. Studi
Differential Diagnosis: Is it Herpes or Kandungan dan Identifikasi Fukosantin dari
Aphtous., Vil 3 no. 1. Available from Tiga Jenis Rumput Laut Cokelat (Sargassum

45
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

cinereum, Sargassum echinocarpum dan 15. Putri KH.2011. Pemanfaatan rumput Laut

Sargassum filipendula) dari Padike Talongo Coklat (Sargassum sp) sebagai Serbuk
Sumenep Madura. Skripsi, Brawijaya Minuman Pelangsing. Skripsi, Institut
University, Malang. Pertanian Bogor, Bogor.
12. Kadi A dan Genisa SA. 1993. Produksi, 16. Triyono. 2005. Perbedaan Tampilan
Sebaran Jenis, Kandungan Bahan Kimia, Kolagen di Sekitar Luka Insisi pada Tikus
Rumput Laut Nilai Ekonomi.Available from Wistar yang Diberi Infiltrasi Penghilang
www.elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/s Nyeri Levobupivakain dan yang Tidak
earchkatalog/downloadDatabyId/7059/7059. Diberi Levobuvipakan (Studi Histokimia).
pdf. Accessed at 10 Juni, 2012. Available from
13. Novriansyah, Robin. 2008. Perbedaan http://eprints.undip.ac.id/16709/1/Bambang_
Kepadatan Kolagen di Sekitar Luka Insisi Triyono.pdf. Accessed at 22 Juni, 2012.
Tikus Wistar yang Dibalut Kasa 17. Arissandi Dian. 2009. Pengaruh Basis Gel

Konvensional dan Penutup Oklusif Poloxamer dan Karbopol terhadap


Hidrokoloid Selama 2 dan 14 Hari. Tesis, Penyembuhan Luka Bakar Gel Ekstrak
Universitas Diponegoro, Semarang. Etanol Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada
14. Sudibyo. 2008. Metodologi Penelitian Kulit Punggung Kelinci. Skripsi, Fakultas
Aplikasi Penelitian Bidang Kesehatan Buku Farmasi Universitas Muhammadiyah,
2, Surabaya: Unesa University Press. p. 4-2. Surakarta.p.5.

46
Vol 9 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi


Sapiyang Diulasi Gel Ekstrak Cangkang Kerang
Darahyang Ditambahkan Fluor
(The Difference of Enamel Surface Roughness In Bovine
TeethAfter Application of Anadara Granosa Shell Gel Extract
andthe Addition of Fluor)
Fajar Alexander, Sularsih*, Aprilia**
*Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT

Background: Anadara granosa is one of the best fishery commodity in Indonesia. Anadara
granosa shell waste extract contains calcium and addition fluor that is important to maintain
tooth remineralization. Purpose : The aim of this study was to evaluate the surface roughness
of enamel in bovine after application of anadara granosa shell gel extract and the addition of
fluor for 3, 14, and 28 days. Material and Methods: Thirty six freshly extracted bovine teeth
were collected. The sample were randomly assigned to three controls and three observations
(n=6). T01, T02, and T03 as the control group which placebo was applied after microabrassion
for 3, 14, and 28 days. O1, O2, and O3 as the observation group which anadara granosa shell
gel extract and the addition of fluor was applied after microabrassion for 3, 14, and 28 days.
The remaining specimens all was soaked twice a day for ten minutes. The sample were soaked
in artificial saliva and evaluated after 30 days using surface roughness tester. The result were
tabulated and analyzed using one way anova. Result: There was significant differences the
surface roughness of enamel after aplication of anadara granosa shell gel extract and
addition of flour between 3 and 28 days application.. The surface roughness of enamel in
observation group was smaller than the control group. Conclusion: There was significant
differences the surface roughness of enamel after application of anadara granosa shell gel
extract and addition of fluor in observation group during 28 days.

Keywords: Anadara granosa shell gel extract, fluor, surface roughness of enamel,
bovineteeth.

Correspondence:Sularsih, Department of Materials Science and Technology


Dentistry,Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arief Rakhman Hakim 150, Sukolilo,
Surabaya, Phone031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :[email protected]

47
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar Belakang: Kerang darah adalah salah satu komoditas perikanan terbaik di Indonesia.
Limbah cangkang kerang darah yang mengandung kalsium dan ditambahkan fluor berfungsi
untuk remineralisasi gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi yang diulasi gel ekstrak cangkang kerang darah
yang ditambahkan fluor selama 3, 14, dan 28 hari. Metode: Sampel terdiri dari 36 gigi sapi
yang baru diekstraksi. Sampel dipilih secara random dan dibagi menjadi 3 kelompok kontrol
dan 3 kelompok perlakuan dengan jumlah sampel (n=6). Kelompok kontrol T01, T02, T03 yang
diulasi etsa dan gel plasebo selama 3 , 14, dan 28 hari. Kelompok perlakuan O1, O2, O3 yang
diulasi etsa dan gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor selama 3, 14,
dan 28 hari.Pengaplikasian gel pada kelompok kontrol dan perlakuan dilakukan 2x setiap 12
jam sehari dan sampel disimpan dalam saliva buatan. Setelah hari ke 30, sampel diuji
kekasaran permukaan enamel dengan menggunakan surface roughness tester. Data
kekasaran permukaan enamel yang telah didapat dianalisis statistik dengan menggunakan
one way anova. Hasil: Ada perbedaan kekasaran permukaan enamel yang signifikan antara
kelompok perlakuan dengan lama pengulasan selama 3 hari dan 28 hari. Kekasaran
permukaan enamel kelompok perlakuan lebih kecil daripada kelompok kontrol. Kesimpulan:
Terdapat perbedaan yang signifikan dengan lama pengulasan gel ekstrak cangkang kerang
darah yang ditambahkan fluor pada kelompok perlakuan selama 28 hari

Kata Kunci: Gel ekstrak cangkang kerang darah, fluor, kekasaran permukaan enamel, gigi
sapi.

Korespondensi: Sularsih, Bagian Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi, Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl.Arief Rakhman Hakim No.150, Sukolilo,
Surabaya, Telp031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :[email protected]

PENDAHULUAN kerang yang bagus yang diambil untuk


Kerang Darah (Anadara dibuat handycraft.Sisanya yang tidak
granosa) merupakan salah satu jenis bagus dan berbau dibuang disekitar
kerang yang berpotensi dan bernilai bibir pantai atau di tempat
ekonomis untuk dikembangkan pembuangan sampah dan menjadi
sebagai sumber protein dan mineral limbah alam. Pemanfaatan cangkang
untuk memenuhi kebutuhan pangan kerang darah dalam dunia medis, yaitu
masyarakat Indonesia. Kebanyakan potensi kalsium dari cangkang kerang
masyarakat Indonesia hanya darah sebagai bahan rehabilitas tulang
menggunakan daging kerang saja dan gigi.1,2
sebagai asupan makanan dan Cangkang kerang darah
membuang kulit kerangnya.Banyaknya mengandung kalsium yang tinggi.
sisa cangkang kerang tidak Berdasarkan pemeriksaan dengan x-
dimanfaatkan karena dianggap tidak ray fluorescence (XRF) dan x-ray
dapat didaur ulang. Hanya cangkang diffraction (XRD), kandungan

48
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

cangkang kerang darah terdiri dari : lebih tahan terhadap asam sehingga
CaO 97,93%, SiO0,17%, Fe2O3 0,04%, dapat menghambat proses
MgO 0,85% dan lainnya kurang dari demineralisasi dan meningkatkan
1,00%3. Menurut Setiabudhi (2012) remineralisasi yang merangsang
terdapat kadar kalsium dalam perbaikan dan penghentian lesi
cangkang kerang darah sebesar karies.6,7
98,61%4. Kalsium adalah mineral Karies gigi adalah suatu proses
penting untuk pertumbuhan tulang dan terjadinya pelepasan kalsium pada
gigi dengan proses remineralisasi gigi5. enamel, sehingga menyebabkan
Selain itu dibutuhkan pula fluor dalam terjadinya bercak putih pada
mencegah proses terjadinya karies. permukaan gigi yang ditumpuki oleh
Adapun fluor dapat dijumpai di dalam plak gigi. Enamel gigi disusun oleh
bahan makanan dan minuman.6 kristal-kristal yang terdiri dari berbagai
Pencegahan karies dengan fluor mineral, komponen utamanya adalah
dapat dilakukan pada masa pra erupsi kompleks calcium phosphate, yang
dan pasca erupsi. Tindakan yang disebut hydroxyapatite.Kalsium
dilakukan dengan memberikan merupakan mineral yang berperan
fluoridasi pada air minum sehingga dalam pembentukan jaringan keras
gigi akan kuat dan tahan terhadap gigi. Dari 1200 gram kalsium yang
serangan karies biasanya ini dilakukan terdapat di dalam tubuh, sekitar 90%
pada masa pra erupsi, sedangkan pada terdapat dalam jaringan keras (tulang
masa pasca erupsi salah satu dan gigi). Peningkatan kebutuhan
diantaranya dengan berkumur-kumur kalsium dapat terjadi pada masa
memakai larutan fluor sehingga pertumbuhan, kehamilan, menyusui,
diperoleh efek topikal dari fluor dan defisiensi kalsium.Kalsium
terhadap enamel. Cara fluor bekerja mempunyai berbagai fungsi dalam
dengan menghambat metabolisme tubuh, diantaranya adalah
bakteri plak yang dapat pembentukan tulang dan pembentukan
memfermentasi karbohidrat melalui gigi.4 Kekasaran permukaan enamel
perubahan hidroksil apatit pada enamel disebabkan oleh hilangnya
menjadi fluor apatit. Pemberian hidroxyapatite, dan jika terlalu banyak
fluordapat menghasilkan enamel yang maka dapat mengakibatkan

49
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

terbentuknya kavitas. Adanya fluoride CPP-ACP ke bagian dalam email


pada saat pembentukan enamel atau untuk menggantikan mineral yang larut
aplikasi topikal pada permukaan sehingga dapat terjadi remineralisasi.12
enamel menyebabkan penurunan Fungsi dari kalsium dan fluoride
kelarutan permukaan enamel. dengan pemberian secara topikal
Penambahan fluoride mempengaruhi adalah untuk mempercepat
kekerasan, aktivitas kimia, dan pertumbuhan remineralisasi yang telah
stabilitas enamel. Apabila fluoride hilang akibat terjadinya demineralisasi,
dalam jumlah sedikit akan dimana fluoride masuk ke dalam
menstabilkan enamel dengan enamel rods untuk menghambat
menurunkan kelarutan terhadap asam, kerusakan pada enamel, sehingga
menurunkan demineralisasi dan metabolisme kalsium dapat terjadi
meningkatkan remineralisasi.8 Kadar tanpa harus terganggu oleh bakteri dan
fluoride yang sering digunakan pada plak.13
pasta gigi maupun tooth mouse adalah Maki Oshiro (2007) menyatakan
9,10
0,2%. bahwa ada perbedaan kekasaran
Berbagai metode serta teknik permukaan enamel pada aplikasi
pencegahan karies sering dilakukan, Casein Phosphopeptide-Amorphous
salah satunya adalah dengan Calcium Phosphate plus fluoride
meningkatkan kekuatan permukaan (CPP-ACP) selama 3 hari, 14 hari, dan
email. Mathias (2009) 28 hari secara topikal dengan
memperkenalkan suatu bahan yang pengukuran SEM (Scanning Electron
dapat digunakan untuk pencegahan Microscopy).14
karies, yaitu Casein Phosphopeptide- Dari uraian di atas gel ekstrak
Amorphous Calcium Phosphate plus cangkang kerang darah yang
fluoride (CPP-ACP).11 Bahan ini ditambahkan fluor memiliki potensi
berbentuk pasta berisi suatu protein sebagai bahan yang menunjang
susu kasein yang mengandung mineral remineralisasi. Oleh karena itu peneliti
kalsium fosfat dan fluoride. Email gigi ingin mengetahui perbedaan besar
yang mengalami proses demineralisasi kekasaran permukaan enamel gigi sapi
dapat diperbaiki dengan pemberian ion (bovine) yang diulasi gel ekstrak
kalsium dan fosfat yang terdapat pada cangkang kerang darah yang

50
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ditambahkan fluor selama 3 hari, 14 dengan placebo) sebanyak 2x sehari


hari, dan 28 hari. dan dibagi dalam kelompok T01 3 hari,
T02 14 hari, T03 28 hari. kelompok
BAHAN DAN METODE perlakuan sebanyak 6 gigi insisivus
Penelitian ini tergolong sapi yang diulas etsa dan gel ekstrak
penelitian eksperimental laboratoris cangkang kerang darah yang
dengan menggunakan rancangan ditambahkan fluoride sebanyak 2x
penelitian post test only group design. sehari dan dibagi dalam kelompok T1 3
Sampel penelitian menggunakan gigi hari, T2 14 hari, T3 28 hari.
insisivus sapi dengan kriteria, berusia Pengukuran dilakukan setelah 30
3 tahun, mahkota erupsi dalam hari menggunakan alat surface
keadaan utuh, mahkota tidak abrasi, roughness tester dengan cara spesimen
mahkota tidak fraktur/ retak, mahkota diletakkan dengan posisi melintang
tidak ada karies.15 pada meja alat pengukur (surface
Bahan yang digunakan pada saat roughness) sampai jarum pengukur
penelitian antara lain Etsa asam dapat bergerak bebas menyentuh
phospat 37%, Normal saline, Saliva permukaan yang akan diukur.
buatan, Sediaan gel ekstrak cangkang Permukaan yang diukur rata 10 mm
kerang, Gigi sapi dari Rumah Potong untuk dilewati jarum pengukur
Hewan Kedurus Kota Surabaya, kekasaran, yaitu pada bagian tengah
fluoride, NaCl (Natrium Chloride), tengah labial. Pada layar monitor
KCl (Potassium Chloride), CaCl2 dapat dipantau posisi jarum pengukur
(Calcium Chloride), NaHCO3, CmcNa harus menyentuh permukaan spesimen
(Carboxyl Methyl Cellulose-Natrium), dengan benar, yaitu menyentuh dengan
nipasin, dan nipasol. tanpa tekanan.Tombol start ditekan
Teknik pengambilan sampel maka alat jarum pengukur) akan
menggunakan simple random sampling bergerak dengan kecepatan 1 mm/det.
dan dibagi menjadi 6 kelompok secara Setelah selesai pengukuran, pada layar
acak, dimana kelompok kontrol monitor akan ditampilkan data-data
sebanyak 6 gigi insisivus sapi yang tentang keadaan permukaan spesimen,
hanya diulas etsa, tanpa gel ekstrak yaitu Rz yang menunjukkan rata-rata
cangkang kerang darah (tetapi diulas aritmatik lima perbedaan ujung puncak

51
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

tertinggi dan ujung puncak terendah 3,5


bentukan kekasaran terhadap panjang 3
2,5
permukaan yang diukur dalam satuan 2
placebo
mikron. Pengukuran tiap spesimen 1,5
gel
1 ekstrak
dilakukan sebanyak satu kali, serta 0,5 cangkang
spesimen tidak perlu dilakukan 0 kerang
darah
3 14 28 (perlakua
pemotongan baik secara vertikal, hari hari hari n)
maupunhorizontal.
Gambar 1. Grafik rerata hasil uji kekasaran

HASIL permukaan enamel gigi sapi antara kontrol


dan kelompok perlakuan selama 3, 14, dan
Nilai rerata dan simpang baku
28 hari
hasil uji kekasaran permukaan enamel
gigi sapi antara kontrol dan kelompok
Berdasarkan gambar 1, rerata
perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari
besar permukaan enamel gigi yang
dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar
diulasi gel ekstrak cangkang kerang
1.
darah yang ditambahkan fluoride
selama 3, 14, dan 28 hari antara
Tabel 1.Nilai rerata dan simpang baku hasil
kelompok kontrol dan perlakuan, pada
uji kekasaran permukaan enamel gigi sapi
antara kontrol dan kelompok perlakuan kelompok perlakuan menunjukkan
selama 3, 14, dan 28 hari hasil rerata yang lebih kecil. Diantara
lama pengulasan gel ekstrak cangkang
kerang darah ditambahkan fluoride
selama 3,14, dan 28 hari rerata besar
kekasaran permukaan enamel gigi
yang diulasi selama 28 hari
menunjukkan rerata paling kecil.
Rerata dan simpang baku hasil
kekasaran permukaan enamel gigi sapi
dianalisa dengan uji saphirowilk
menunjukkan bahwa data berdistribusi
normal (p>0,05) sehingga memenuhi

52
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

persyaratan menggunakan uji terhadap lama pengulasan antara


parametrik. Uji Levene menunjukkan kelompok kontrol dan gel perlakuan
nilai probabilitas > 0,05, maka asumsi selama 3, 14, dan 28 hari dapat dilihat
homogen terpenuhi, sehingga pada tabel 3
memenuhi persyaratan menggunakan
uji parametrik. Tabel 3. Taraf signifikan besar kekasaran

Hasil uji independent sample test permukaan enamel gigi sapi terhadap lama
pengulasan antara kelompok kontrol dan
antara kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari.
perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Taraf signifikan besar kekasaran


permukaan enamel gigi sapi antara
kelompok plasebo dan gel ekstrak cangkang
kerang darah selama 3, 14, dan 28 hari.
Hasil uji one-way anova besar
kekasaran permukaan enamel gigi sapi
terhadap lama pengulasan antara
kelompok kontrol dan perlakuan
Hasil uji independent sample test selama 3, 14, dan 28 hari menunjukkan
antara kelompok plasebo dan gel bahwa terdapat perbedaan yang
ekstrak cangkang kerang darah selama bermakna pada kelompok gel ekstrak
3, 14, dan 28 hari menunjukkan bahwa cangkang kerang darah 3 hari dan 28
tidak ada perbedaan yang bermakna hari (p<0,05). Tidak ada perbedaan
(p>0,05). Dengan demikian tidak ada yang bermakna antara hari ke 3 sampai
perbedaan dari hasil pengukuran besar hari ke 14 maupun hari ke 14 sampai
kekasaran permukaan enamel yang hari ke 28 (p>0,05) pada kelompok
dilihat perbandingannya antara perlakuan, serta pada kelompok
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang
kontrol selama 3, 14, dan 28 hari. bermakna pada hari ke 3, 14, sampai
Hasil uji one-way anova besar hari ke 28 (p>0,05). Dengan demikian
kekasaran permukaan enamel gigi sapi kelompok perlakuan menunjukkan

53
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

adanya perbedaan yang bermakna pada adalah bahan organik dan air. Bahan
besar kekasaran permukaan enamel anorganik pada enamel terdiri dari
gigi sapi setelah pengulasan gel kalsium 36,7%, fosfat 17,4%. Enamel
ekstrak cangkang kerang darah sebagian besar terdiri dari
yangditambahkan fluor selama 28 hari hidroksiapatit dan sebagian kecil fluor
dibandingkan kelompok kontrol yang apatit.16 Kalsium merupakan mineral
diulasi dengan gel plasebo. yang berperan dalam pembentukan
jaringan keras gigi. Dari 1200 gram
PEMBAHASAN kalsium yang terdapat di dalam tubuh,
Penelitian ini dilakukan dengan sekitar 90% terdapat dalam jaringan
tujuan untuk mengembangkan keras (tulang dan gigi). Peningkatan
pemanfaatan ekstrak cangkang kerang kebutuhan kalsium dapat terjadi pada
darah yang ditambahkan dengan fluor masa pertumbuhan, kehamilan,
dalam menunjang proses menyusui, dan defisiensi
demineralisasi dan remineralisasi gigi. kalsium.Kalsium mempunyai berbagai
Cangkang kerang darah memiliki fungsi dalam tubuh, diantaranya adalah
kadar kalsium yang sangat tinggi, pembentukan tulang dan pembentukan
diketahui dari mulai dilakukan gigi.Fungsi utama kalsium adalah
penelitian dalam dunia medis yang mengisi kepadatan tulang.Jumlahnya
membutuhkan cangkang kerang darah di tulang dan gigi terdiri dari 99%
untuk perkembangan dalam pembuatan kalsium. Selebihnya tersebar luas
biomaterial yang berguna untuk dalam tubuh, termasuk di dalam cairan
implan, dimana sumber kalsium intraseluler dan ekstraseluler.4
menjadi alasan utama dari penelitian Selain kalsium, peran fluor
tersebut.2 Setiabudhi (2012) sangat penting dalam proses
menyatakan bahwa terdapat kadar remineralisasi dan demineralisasi gigi.
kalsium dalam cangkang kerang darah Manfaat dari fluor itu sendiri berguna
4
sebesar 98,61%. Struktur jaringan gigi untuk menghambat enzim yang terlibat
terdiri dari jaringan keras gigi (enamel, dalam pembentukan asam serta
dentin, sementum) dan jaringan lunak pengangkutan dan penyimpanan
gigi (pulpa). Komponen enamel terdiri glukosa dalam streptococcus oral dan
dari 96% bahan anorganik, sisanya juga membatasi penyediaan bahan

54
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

cadangan untuk pembuatan asam Pada penelitian ini bahan fosfat (PO42-)
dalam sintesis polisakarida.13 Adanya tidak digunakan karena tidak tersedia
fluor pada saat pembentukan enamel dipasaran, dan hanya HPO42- yang
atau aplikasi topikal pada permukaan dijual dipasaran. Berdasarkan teori
enamel menyebabkan penurunan Mount (2005) menyatakan bahwa
kelarutan permukaan enamel. HPO42- tidak berperan dalam
Penambahan fluor mempengaruhi keseimbangan HA karena HA
kekasaran, aktivitas kimia, dan mengandung PO43- dibanding HPO42-
stabilitas enamel. Apabila fluor dalam sehingga kristal HA akan larut.17
jumlah sedikit akan menstabilkan Pada penelitian ini waktu yang
enamel dengan menurunkan kelarutan digunakan dalam pengulasan gel
terhadap asam, menurunkan ekstrak cangkang kerang darah adalah
demineralisasi dan meningkatkan 3, 14, dan 28 hari, karena berdasarkan
remineralisasi.8 penelitian yang dilakukan Oshiro dkk
Hasil penelitian yang dilakukan (2007) yang membandingkan porositas
oleh Maki Oshiro (2007) menyatakan tubuli dentin dalam jangka waktu
bahwa ada perbedaan kekasaran tersebut dengan menggunakan SEM
permukaan enamel pada aplikasi (Scanning Electron Microscopy) sudah
Casein Phosphopeptide-Amorphous cukup efektif untuk mengetahui
Calcium Phosphate plus fluoride pengaruh pengulasan.14 Pada penelitian
(CCP-ACP) selama 3 hari, 14 hari, dan ini pengulasan gel ekstrak cangkang
28 hari secara topikal. Salah satu kerang darah dalam sehari dilakukan
indikator terjadinya proses dua kali, hal ini mengacu pada
remineralisasi gigi adalah penelitian yang dilakukan oleh
pembentukan kembali sebagian kristal Paramitha (2011) dan menurut aturan
apatit pada enamel yang larut pemakaian yang dibuat oleh pabrik
dikarenakan demineralisasi, sehingga pada penggunaan CCP-ACP.15 Alasan
mengurangi kekasaran permukaan lain bahwa kandungan yang terdapat
enamel yang dapat menyebabkan pada CCP-ACP dan sediaan gel
terbentuknya kavitas.17 ekstrak cangkang kerang darah yang
Selain fluor, fosfat (PO42-) ditambahkan fluor mempunyai
berperan dalam proses remineralisasi.

55
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

kesamaan bahan yaitu pada kadar permukaan enamel. Lama pengulasan


kalsium dan fluoride. gel ekstrak cangkang kerang darah
Pada penelitian ini menggunakan yang ditambahkan fluor selama 14 hari
gigi sapi permanen insisivus rahang belum menunjukkan pengaruh
bawah (bovine fresh extracted). terhadap perbedaan waktu pengulasan
Penggunaan gigi sapi permanen antara 3 hari dan 28. Hal tersebut
insisivus rahang bawah pada penelitian kemungkinan karena faktor sediaan gel
ini karena gigi insisivus sapi rahang ekstrak cangkang kerang darah yang
bawah memiliki bentuk yang sama ditambahkan fluor dimana
dengan bentuk gigi insisivus pada konsistensinya masih terlalu padat
rahang bawah manusia, dan mudah dibandingkan dengan bahan topikal
didapatkan dari rumah potong lain seperti CCP-ACP, sehingga terjadi
hewan.14,16 kesulitan pada saat absorbsi. Selain itu
Hasil uji one-way anova besar faktor bentuk anatomi gigi insisivus
kekasaran permukaan enamel gigi sapi rahang bawah sapi yang berbeda-beda
terhadap lama pengulasan antara dan permukaan gigi yang kurang rata
kelompok perlakuan selama 3, 14, dan pada penelitian ini, menyebabkan
28 hari menunjukkan perbedaan kesulitan pada pengukuran.
secara bermakna pada lama pengulasan Fungsi dari kalsium dan fluoride
selama 28 hari. Hasil analisis dengan pemberian secara topikal
menunjukkan bahwa perkembangan adalah untuk mempercepat
terjadi setelah pengulasan selama 28 pertumbuhan remineralisasi yang telah
hari, tidak ada perbedaan antara lama hilang akibat terjadinya demineralisasi.
pengulasan selama 3 hari dan 14 hari, Bahan fluoride masuk ke dalam
dan 14 hari dengan 28 hari, tetapi ada enamel rods untuk menghambat
perbedaan pengulasan antara 3 hari kerusakan pada enamel dan akan
dan 28 hari. Jadi dapat disimpulkan berikatan kuat dengan ion-ion bebas
bahwa lama pengulasan gel ekstrak Ca2+ dan HPO42- membentuk kristal
cangkang kerang darah yang fluorapatit [Ca10(PO4)6(OH).F]
ditambahkan fluor selama 14 hari pada sehingga metabolisme kalsium dapat
penelitian ini belum menunjukkan terjadi tanpa harus terganggu oleh
pengaruh terhadap besar kekasaran bakteri dan plak.13 Faktor - faktor yang

56
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

mempengaruhi kekasaran permukaan dapat digunakan sebagai biomaterial


enamel pada manusia secara umum kedokteran gigi untuk menunjang
dipengaruhi oleh diet yang tidak terjadinya remineralisasi, serta dapat
seimbang terutama karbohidrat yang menekan angka karies gigi di masa
tinggi kandungan sukrosanya, depan.
tingginya aktivitas bakteri karies
terutama bakteri Streptococcus mutans, SIMPULAN
dan struktur gigi itu sendiri yang Terdapat perbedaan yang
kurang baik.15 Pada penelitian ini bermakna pada kekasaran permukaan
faktor lainnya yang mempengaruhi enamel dengan lama pengulasan gel
pengukuran kekasaran permukaan ekstrak cangkang kerang darah yang
enamel adalah lama waktu pengulasan ditambahkan fluor selama 3 hari dan
gel ekstrak cangkang kerang darah 28 hari.
yang ditambahkan fluor.
Dari hasil penelitian didapatkan DAFTAR PUSTAKA
rerata jumlah kekasaran permukaan 1. PKSPL. 2004. Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Perikanan
enamel antara kelompok kontrol lebih
(Kerang Darah) di Kabupaten Boalemo
besar dibandingkan kelompok Provinsi Gorontalo. Kerjasama BAPPEDA
perlakuan. Hal ini menunjukkan dan PKSPL. Laporan Penelitian. p.24-15.

dengan pemberian gel ekstrak 2. Wheelers. 2003. Dental Anatomy,


Physiology, and Occlusion. United States.
cangkang kerang darah yang
p. 6.
ditambahkan fluor dapat menurunkan 3. Wiraningsih. 2010. Sintesis kalsium
besar kekasaran permukaan pirosofat dari kulit kerang darah (anadara

enamel.Semakin lama pengulasan gel granosa) melalui metode presipitasi. Tesis,


Universitas Andalas. p.2-1.
ekstrak cangkang kerang darah yang
4. Mustakimah,dkk. 2012. Decomposition
ditambahkan dengan fluor dapat Study of Calcium Carbonate in Cockle
menurunkan besar kekasaran Shell. World engineering congres 2010, 2nd
5th August, Kuching. Sarawak, Malaysia.
permukaan enamel. Lama pengulasan
Conference on advance Processes and
gel selama 28 hari signifikan berbeda
Materials. Vol. 7, No. 1: 10 1.
dibandingkan lama pengulasan 3 hari. 5. Setiabudhi M. 2012. Kadar kalsium gigi
Gel ekstrak cangkang kerang darah sapi setelah pengulasan dengan gel ekstrak
kerang darah (anadara granosa). Skripsi,
yang ditambahkan fluor diharapkan

57
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Universitas Hang Tuah, Surabaya. p.9-5, using CPP-ACP: An in vitrostudy. J


11-10, 18-13, 27-26. Conserv Dent. Vol 12. p. 225.
6. Ito D. 2010. Optimal level of calcium 13. Afanty A. 2009. Pengaruh aplikasi pasta
intake for caries prevention. Tesis. casein phophopeptide-amorphous calcium
Universitas Kedokteran Gigi. Toronto. p.3- phosphate pada white spot gigi desidui.
1. Tesis, Universitas Gadjah Mada,
7. Lubis S. 2001. Fluor dalam pencegahan Yogyakarta. p. 78-71.
karies gigi. Skripsi. Universitas Sumatera 14. Herdiyati Y. 2010. Penggunaan Fluor
Utara. Medan. p.10-3. Dalam Kedokteran Gigi. Tesis, Bandung,
8. Angela A. 2005. Pencegahan primer pada Universitas Padjadjaran. p. 12.
anak yang berisiko karies tinggi. Maj. Ked. 15. Oshiro M, Yamaguchi K, et al. 2007. Effect
Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli of CCP-ACP paste on tooth mineralization:
September 2005: 134130. Medan: an FE-SEM study. Journal of Oral Science.
Universitas Sumatera Utara. Vol 49, no. 2: 120-115.
9. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. 16. Paramitha K. 2011. Perbandingan
2006. Art and science of operative kekasaran permukaan enamel terhadap
th
dentistry. 5 ed. Mosby Inc. St. Louis, lama pengulasan Casein phosphopeptide-
Missouri. p.24-18, 122, 182, 246-8, 497-8, amorphous calcium phosphate berfluoride.
517-8, 637. Skripsi, Universitas Hang Tuah, Surabaya.
10. Arida D. 2009. Efek pemberian fluoride p. 25-20.
varnish di kedokteran gigi. Skripsi, USU. p. 17. Nurliza C. 2002. Program Pencegahan
6. Erosi Gigi Dengan Berkumur Larutan
11. Walsh LJ. 2010. MI paste, MI paste plus. Baking Soda 1% Untuk Menurunkan Kadar
Anthology of applications. Asam Sulfat di Dalam Rongga Mulut Pada
http://www.gcamerica.com/products/hp/MI Karyawan Pabrik Alumunium Sulfat. Tesis.
Paste/mipaste_cookbook.pdf. Accesed 24- Medan, Universitas Sumatera Utara. p.5
6-2010 18. Mount GJ, Hume WR. 2005. Preservation
12. Mathias J, S Kavitha, S Mahalaxmi. 2009. and restoration of tooth structure. 2nd ed.
A comparison of surface roughness after Knowledge book and software. Australia. p.
micro abrasion of enamel with and without 2, 25, 39, 87, 212.

58
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Mangrove


(Avicennia marina) Terhadap Kesembuhan
Ulkus Traumatikus
(The effect of the extract of mangrove leaf (Avicennia marina)
towards the healing of traumatic ulcer)
Arvian Novanolo Mendrofa, Isidora Karsini S*, Dian Mulawarmanti**
*Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

ABSTRACT

Background: Avicennia marina which has role in wound healing process, but its effect in
wound healing in oral mucosa has not been researched yet. Purposes: To prove the effect of
extract avicennia marina against traumatic ulcer and effective concentration of the extract of
avicennia marina in traumatic ulcer healing. Methods: The subjects of this research are 25
wistar rats that were randomized into 5 different groups; K0 control, K1 were given
hyaluronic acid, P1 were given extract of avicennia marina 10%, P2 were given extract of
avicennia marina 20%, and P3 were given extract of avicennia marina 40%. The subject is
wounded using amalgam stopper that has been heated before. Subject was given topical
application once dailyuntil seven days. The ulcer diameter was measured at the second day
and day 8 using caliper digital. The data obtained were analyzed using Kruskal-Wallis
test.Results: The result showed signification of p<0,05, showing that theres difference in
diameters between two groups. The average diameter differences of traumatic ulcer among
rats are: K0 =0.5700 mm .09721, K1 = 0.8380 mm .04438, P1 = 0.7240 mm .08385,
P2 = 0.8440 mm .02074, and P3 = 0.9500 mm .03674. Conclusions: Avicennia marina
extract concentration of 10%, 20% and 40% have effect in the healing of traumatic ulcer, and
avicennia marina 40% is the most effective concentration against traumatic ulcer healing.

Keywords:Avicennia marina, traumatic ulcer diameter, wound healing

Correspondence: Isidora Karsini S, Department of Oral Pathology, Faculty of Dentistry,


Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 031-
5912191, e-mail : [email protected]

59
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar Belakang:Perawatan saluran akar adalah salah satu perawatan yang


biasanyadilakukan untuk mempertahankan gigi yang telah terinfeksi oleh bakteri mixed pada
saluran akar. Enterococcus faecalis adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan
terjadinya kegagalan perawatan saluran akar. Ekstrak daun alpukat telah diketahui memiliki
aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin,
dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Berdasarkan penelitian
sebelumnya ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans yang merupakan golongan bakteri yang
sama dengan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat ada tidaknya daya hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan
100% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian dilakukan
dengan metode difusi pada media BHI agar dan diinkubasi secara anaerob pada 37C
selama 48 jam. Hasil: Hasil perhitungan rerata diameter zona hambat ekstrak daun alpukat
dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% masing-masing sebesar 8.99 mm, 10.73 mm, dan
11.82 mm, sedangkan pada kelompok kontrol positif (ChKM) sebesar 10.53 mm. Data
kemudian dianalisis dengan uji ANOVA (one way) dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan bermakna pada seluruh kelompok karena nilai (p<0.05). Hasil uji LSD
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada seluruh antar kelompok kecuali kelompok
ChKM dengan kelompok perlakuan konsentrasi 50% karena nilai (p>0.05). Kesimpulan:
Ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus
faecalis

Kata Kunci: Perawatan saluran akar, bakteri Enterococcus faecalis, ekstrak daun alpukat

Correspondence : Isidora Karsini S, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 031-
5912191, e-mail : [email protected]

PENDAHULUAN tak sengaja, luka bakar dari makanan


Ulkus merupakan kerusakan dan minuman yang terlalu panas
pada jaringan mukosa yang umumnya terjadi pada palatum, cedera
menyebabkan hilangnya sebagian akibat kuku jari yang mencungkil-
struktur epitel hingga melebihi cungkil mukosa mulut.2Prevalensi TU
membran basalis atau dapat mencapai pada mukosa rongga mulut cukup
1
lamina propia. Sedangkan, ulkus tinggi yaitu sekitar 83,6%.3
traumatikus adalah suatu lesi pada Kebanyakan orang sering
rongga mulut yangdisebabkan mengabaikan terjadinya ulkus
olehbahan kimia,panas, listrik, traumatikus, padahal ulkus traumatikus
kekuatan mekanik, kontak dengan gigi yang berkepanjangan atau resistensi
yang patah, cengkraman gigi tiruan dan tidak kunjung sembuh atau luka
sebagian atau mukosa tergigit secara yang kurang baikpenyembuhannya

60
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

dapat menjadi ulkus traumatikus antiradang dan antikarsinogenik.


kronis.4 Flavonoid berperan sebagai
Akhir-akhir ini ini mulai antioksidan dengan menghambat
digunakan asam hialuronat 0,2 % peroksidasi dari lipid dan berpotensi
sebagai salah satu obat terapi ulkus menginaktifasi oksigen triplet.8
traumatikus. Asam hialuronat
merupakan suatu bagian matriks MATERI DAN METODE
ekstraselular dan merupakan Penelitian yang dilakukan
glikosaminoglikan utama yang merupakan penelitian true
disekresikan selama perbaikan experimental laboratory. Rancangan
jaringan. Asam hialuronat dapat penelitian ini adalah post test only
merangsang penyembuhan luka, control group design. Sampel yang
migrasi, dan mitosis dari fibroblas dan digunakan dalam penelitian ini
sel epitel.5 Namun penggunaan asam sebanyak 25 ekor tikus wistar jantan
hialuronat dapat menyebabkan alergi dengan dasar pertimbangan sifat jenis
atau reaksi hipersensitivitas dan kelamin jantan yang lebih mudah
6
harganya yang masih relatif mahal. dikontrol dalam proses penyembuhan
Asam hialuronat terdapat di semua karena tidak terpengaruhi oleh faktor
organ tubuh manusia, tetapi lebih hormonal pada saat menstruasi. Tikus
banyak di jaringan mesenkimal.7 wistar dipilih sebagai hewan coba
Avicennia marina merupakan karena memiliki metabolisme tubuh
salah satu jenis mangrove yang yang hampir sama dengan manusia.10
mengandung beberapa senyawa Pada penelitian ini tikus
metabolit sekunder seperti; saponin, diadaptasi dalam kandang ukuran 40
flavonoid, dan triterpenoid. Saponin cm x 30 cm x 14 cm dan ditempatkan
yang berperan sebagai antimikroba, dalam ruangan yang cukup udara dan
antiradang, antibiotik, obat hemolitik, cahaya. Makanan diberikan tiap pagi,
8
hipoglikemi, dan sitotoksik, selain itu siang, dan malam. Sedangkan
dari beberapa penelitian diketahui minuman diberikan dalam botol 300
bahwa saponin dapat berfungsi sebagai ml yang dilengkapi pipa kecil dan diisi
antikanker dan anti inflamasi.9 air matang. Hewan coba diadaptasikan
Triterpenoid berperan sebagai selama 1 minggu untuk mendapatkan

61
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

kesehatan umum yang baik dan pada kelompok P2, aplikasi topikal gel
penyesuaian dengan lingkungan.11 daun mangrove Avicennia marina gel
Pada hari pertama masing- 40% pada kelompok P3. Aplikasiobat
masing tikus Wistar sebelum mendapat secara topikal dilakukan 1 kali sehari
perlakuan dilakukan anastesi secara selama 7 hari.
inhalasi dengan menggunakan ether Dari hasil penelitian diatas maka
bertujuan agar hewan coba tidak data penelitian dianalisis dengan
mengalami rasa sakit pada saat menggunakan statistik analitik dan
perlakuan awal. Kemudian membuat kemudian dilakukan uji normalitas dan
ulkus dengan menggunakan amalgam homogenitas. Skala data dalam
stopper yang mempunyai ukuran penelitian ini adalah skala data ratio.
penampang 3 mm yang telah Bila data terdistribusi secara normal
dipanaskan diatas burner yang diberi dan memiliki varian yang homogen
spiritus. maka dilanjutkan dengan uji hipotesis
Pada hari kedua dilakukan dengan menggunakan statistik
pengamatan apakah sudah terbentuk parametrik yaitu One Way ANOVA
ulkus atau tidak. Jika sudah terbentuk yang kemudian dilanjutkan dengan
ulkusyang ditandai dengan adanya lesi menggunakan LSD dengan taraf
berbentuk bulat, berwarna putih signifikan. Bila dalam uji normalitas
dengan sentral kekuningan yang berisi distribusi data tersebut tidak normal
eksudat fibrinosa dengan tepi ataupun tidak homogen maka dapat
1
kemerahan (eritem). Ulkus diukur dilakukan transformasi data. Apabila
dengan menggunakan kaliper digital setelah dilakukan transformasi data
yang dilakukan pada hari kedua dan tetap tidak ada perubahan maka dapat
hari kedelapan. dilakukan uji hipotesis dengan
Aplikasi topikal aquades steril menggunakan statistik non parametrik
pada kelompok K0, aplikasi topikal gel yaitu Kruskal-Wallis yang kemudian
Asam hialuronat 0,2% pada kelompok dilanjutkan dengan menggunakan
K1, aplikasi topikal gel daun mangrove Mann-Whitney dengan taraf signifikan.
Avicennia marina gel 10% pada
kelompok P1, aplikasi topikal gel daun
mangrove Avicennia marina gel 20%

62
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

HASIL ANOVA yang kemudian dilanjutkan


Rerata dan simpangan baku dengan menggunakan LSD. Data
selisih diameter penyembuhan ulkus berdistribusi tidak normal atau data
traumatikus pada kelompok perlakuan tersebut tidak homogen dilakukan
serta kelompok kontrol positif (asam transformasi data.
hialuronat 0,2%) dan kelompok Tabel 2. Hasil Uji Normalitas

kontrol negatif (aquadest) dapat dilihat


pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil rerata dan simpang baku


selisih diameter penyembuhan ulkus
traumatikus

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat


dilihat bahwa data berdistribusi normal
Dari data hasil rerata dan (p > 0.05) pada semua kelompok,
simpang baku selisih diameter namun berdasarkan tabel 3 diatas dapat
penyembuhan ulkus traumatikus diatas dilihat bahwa varians data tidak sama
dapat dilihat bahwa terjadi karena memiliki nilai signifikansi (p <
pengurangan diameter ulkus 0.05). Dari hasil tersebut maka harus
traumatikus paling banyak pada dilakukan transformasi data agar
kelompok perlakuan ekstrak daun varians data sama.
mangrove Avicennia marina 40%.
Sedangkan pengurangan diameter Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Setelah
ulkus traumatikus paling sedikit terjadi Transformasi Data
pada kelompok kontrol negatif
(aquadest).
Data di uji dengan menggunakan
statistik parametrik yaitu One Way

63
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat Berdasarkan tabel 6 diatas dapat


dilihat bahwa varians data tetap tidak dilihat bahwa terdapat perbedaan yang
sama karena memiliki nilai signifikansi bermakna antara selisih diameter pada
(p < 0.05). Dari hasil tersebut maka kelompok K0 dibandingkan dengan
sebagai alternatif dapat menggunakan kelompok K1 (p=0.009), kelompok K0
uji non parametrik yaitu Kruskal- dibandingkan dengan kelompok P1
Wallis. (p=0.033), kelompok K0 dibandingkan
dengan kelompok P2 (p=0.009),
Tabel 5. Hasil Uji Kruskal-Wallis kelompok K0 dibandingkan dengan
kelompok P3 (p=0.008), kelompok K1
dibandingkan dengan kelompok P3
(p=0.009), kelompok P1 dibandingkan
Berdasarkan tabel 5 diatas dengan kelompok P2 (p=0.012),
dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kelompok P1 dibandingkan dengan
selisih diameter antara dua kelompok kelompok P3 (p=0.008), kelompok P2
karena memiliki nilai signifikansi (p < dibandingkan dengan kelompok P3
0.05), untuk mengetahui kelompok (p=0.009).
yang mempunyai perbedaan yang
bermakna maka dapat dilanjutkan PEMBAHASAN
dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian yang di uji
statistik rata-rata selisih diameter pada
Tabel 6. Hasil Uji Mann-Whitney kelompok P2 lebih tinggi dibanding
kelompok P1, K1 dan K0. Namun rata-
rata selisih diameter dari kelompok P2
tidak terlalu besar terhadap kelompok
K1. Hal ini dimungkinkan karena P2
memiliki kadar kandungan saponin,
flavonoid, asam amino, serta vitamin C
yang tidak terlalu tinggi, sehingga
Keterangan: dapat diasumsikan bahwa ekstrak P2
* : Mempunyai perbedaan bermakna (p <
memiliki kemampuan yang hampir
0.05)

64
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

sama dengan K1 terhadap relatif kecil, namun hal tersebut


penyembuhan ulkus traumatikus. didukung oleh adanya produksi asam
Rata-rata selisih diameter pada hialuronat oleh fibroblas selama tahap
kelompok K1 lebih tinggi dibanding proliferasi.5
kelompok P1 dan kelompok K0. Hal Proses penyembuhan ulkus
ini dikarenakan asam hialuronat adalah traumatikus yang terjadi pada
komponen terbesar matriks ekstra kelompok P3 berlangsung lebih
seluler yang sifatnya menarik air dan optimal dibandingkan kelompok P1,
banyak ditemukan pada jaringan yang kelompok P2, kelompok K1, dan
tumbuh atau rusak. Asam hialuronat kelompok K0. Hal ini diduga karena
merupakan bagian penting dari matriks kadar nutrisi yang terdapat dalam P3
ekstraseluler dan juga salah satu GAG mencukupi kebutuhan metabolik bagi
utama yang dikeluarkan selama penyembuhan ulkus traumatikus,
perbaikan jaringan.5 Asam hialuronat terutama pada fase proliferasi dimana
diproduksi oleh fibroblas selama fase terjadi proses epitelisasi yang
proliferasi pada penyembuhan luka membutuhkan banyak asupan energi.
merangsang migrasi dan mitosis dari Selain itu, P3 memiliki kandungan
fibroblas dan sel epitel,5,12 selain itu yang berkhasiat terhadap
dapat dimungkinkan karena kadar penyembuhan ulkus traumatikus lebih
kandungan pada P1 seperti: saponin, tinggi dibandingkan pada P1 dan P2.
flavonoid, asam amino, serta vitamin C Kandungan berkhasiat tersebut,
yang relatif rendah sehingga terjadi seperti: saponin, flavonoid, asam
penyembuhan ulkus traumatikus yang amino, serta vitamin C yang cukup
lebih baik pada kelompok K1 tinggi. Percepatan penyembuhan pada
dibandingkan P1. P3 juga didukung oleh adanya
Rata-rata selisih diameter pada produksi asam hialuronat oleh
kelompok P1 lebih tinggi dibanding fibroblas selama tahap proliferasi.5
kelopok K0. Hal ini dimungkinkan Kelompok P1, P2, P3 dapat lebih
karena adanya kandungan pada P1 cepat dibandingkan dengan K0
seperti: saponin, flavonoid, asam disebabkan banyak kandungan yang
amino, serta vitamin C. Sekalipun terdapat dalam Avicennia marina yang
kandungan yang terdapat dalam P1 berperan dalam proses penyembuhan

65
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

dari ulkus traumatikus. Saponin dapat acid, dan camosin.14 Asam amino
berperan sebagai anti mikroba, anti glycine adalah asam amino dengan
radang, antibiotik, obat hemolitik, konsentrasi tertinggi pada Avicennia
hipoglikemi, dan sitotoksik,8 selain itu marina.
dari beberapa penelitian diketahui Glycine merupakan salah satu
bahwa saponin dapat berfungsi sebagai komponen utama pembentuk kolagen
antikanker dan anti inflamasi.9 Saponin pada tubuh manusia yang bekerja
merupakan senyawa penting dalam secara sinergis bersama asam amino
proses penyembuhan luka. Saponin esensial lainnya untuk membentuk
dapat memacu pembentukan kolagen sebuah polipeptida yang merangsang
yaitu protein struktur yang berperan perbaikan jaringan dan proses
dalam proses penyembuhan luka. penyembuhan,15 selain itu Avicennia
Senyawa golongan flavonoid marina juga mengandung vitamin C
dapat berperan sebagai antioksidan yang cukup tinggi di bagian daun
dengan menghambat peroksidasi dari 15,32 mg.16
lipid dan berpotensi menginaktifasi Vitamin C berperan
8
oksigen triplet, serta anti inflamasi meningkatkan migrasi neutrofil dan
yang dapat mengurangi peradangan transformasi limfosit, penting dalam
serta membantu mengurangi rasa sakit sintesis kolagen, dalam pembentukan
bila terjadi pendarahan atau ikatan antara serat kolagen yaitu
pembengkakan pada ulkus pembentukan triple helix
13
traumatikus. colagen,dimana kolagen merupakan
Kandungan lain pada Avicennia protein yang membantu pembentukan
marina yang berperan dalam proses jaringan ikat dikulit ligament dan
penyembuhan ulkus traumatikus untuk menjaga daya tahan tubuh.5,17
adalah asam amino. Asam amino Vitamin C diketahui bisa mempercepat
glisin, betaine, asparagine merupakan penyembuhan ulkus dikarenakan
asam amino yang terdapat pada ekstrak fungsinya yang juga dapat menangkap
Avicennia marina.8 Asam amino yang radikal bebas sehingga memutus ikatan
berperan dalam proses penyembuhan Reactive Oxygen Species (ROS).18
luka yaitu, arginine, glycine, lysine, Berdasarkan hasil penelitian
proline, glucosamine, D-glucoronic yang telah dilakukan, kelompok P3

66
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

memiliki penyembuhan paling cepat Philadelphia, US: Lippincott Williams &


Wilkins. p. 297-295.
dibandingkan dengan kelompok P1
4. Mitchell RN, Kumar V, Abbas AK, Fausto
dan P2. Sangat besar kemungkinan
N. 2009. Robbins and Cotran. Buku Saku
terjadi proses penyembuhan ulkus Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7 (Pocjet
traumatikus yang lebih cepat dengan Companion to Robbins and Cotran
th
Pathologic Basis of Disease, 7 edition).
menggunakan konsentrasi ekstrak
Alih bahasa: Andry Hartanto.
Avicennia marina yang lebih tinggi.
Editor:Inggrid Tania et al. Jakarta: EGC.
h.75-29.
SIMPULAN 5. MacKay DND and Miller ALND. 2003.

Ekstrak Avicennia marina Nutritional Support for Wound Healing.


Alternative Medicine Review. Vol.8,
memiliki pengaruh terhadap
Number 4: 377-359. Available from
kesembuhan ulkus traumatikus. http://www.pilodinal.org/_assets/pdf/nutriti
Konsentrasi ekstrak Avicennia marina on.pdf. Accessed in June 25th, 2012.

10% tidak memiliki pengaruh lebih 6. Kapoor, Pranav, Shabina Sachdeva, and
Silonie Sachdeva. 2010. Topical
baik sedangkan konsentrasi 20%, 40%
Hyaluronic Acid in the Management of
terbukti memiliki pengaruh lebih baik Oral Ulcers. Available from
dibandingkan asam hialuronat 0,2% http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P

terhadap kesembuhan ulkus MC3132908. Accesed in August 8th 2012.

traumatikus. Konsentrasi ekstrak 7. Topazian RG, Goldberg MH, Hupp JR.


2002. Oral Maxillofacial Infection. 4th
Avicennia marina 40% adalah
edition. USA: WB Saunders. p. 25.
merupakan konsentrasi yang paling 8. Bayu A. 2009. Hutan Mangrove Sebagai
efektif. Salah Satu Sumber Produk Alam Laut.
Available from
http://isdj.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/34209
DAFTAR PUSTAKA
1523.pdf. Accessed in June 13th, 2012.
1. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. 2008.
9. Sendih S dan Gunawan. 2006. Keajaiban
Oral Pathologic Correlations. 5th edition. St.
Teripang Penyembuhan Mujarab dari Laut.
Louis: WB Saunders. p. 24-21.
Jakarta: PT. Argo Media Pustaka.
2. Langlais RP, Miller CS. 2000. Atlas
10. Rukmini Ambar. 2007. Regenerasi Minyak
Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang
Goreng Bekas dengan Arang Sekam
Lazim. Jakarta: Hipokrates. p. 94.
Menekan Kerusakan Organ Tubuh.
3. Delong L,et al. 2008. General and Oral Available on
Pathology for The Dental Higienist. http://p3m.amikom.ac.id/p3m69%20%20R
EGENERASI%20MINYAK%20GORENG

67
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

%20BEKAS%20DENGAN%20ARANG% extract (HTE). Boeletin Latinoamericano y


20SEKAM%20MENEKAN%20KERUSA del Caribe de Plantas Medicinales y
KAN%20ORGAN%20TUBUH.pdf. Aromaticas Vol. 9 No.5 : 429-414.
Accesed at Desember 07, 2012. Available from
11. Kusumawati D. 2004. Biologi Hewan Coba http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/856/8
Bersahabat dengan Hewan Coba. Gajah 5615225012.pdf. Accesed on November 10,
Mada University Press. p. 22-5. 2012.

12. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, 16. Wibowo C, Kusmana C, Suryani A, Hartati
Rodwell VW. 2003. Biokimia Herper. Edisi Y, Oktadiyani P. 2009. Pemanfaatan Pohon
25. Jakarta: EGC. h. 680-662. Mangrove Api-api (Avicennia spp) Sebagai
Bahan Pangan dan Obat. Available from
13. Abdullah Y. 2008. Efektivitas Ekstrak
Daun Paci-paci Leucas lavandulaefolia http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/

untuk Pencegahan dan Pengobatan Infeksi 123456789/45052/Pemanfaatan%20Pohon

Penyakit MAS Motile Aeromonad %20Mangrove.pdf?sequence=1. Accessed

Septicaemia Ditinjau dari Patologi Makro in June 1st, 2012.

dan Hematologi Ikan Lele Dumbo Clarias 17. Pongsipulung GR, Paulina VYY, Yos
sp. Available from Banne. 2012. Formulasi dan Pengujian
http://repository.ipb.ac.id/handle/12345678 Salep Ekstrak Bonggol Pisang Ambon
9/57527. Accesed in Des 28th, 2012. (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L.))
Terhadap Luka Terbuka Pada Kulit Tikus
14. Gam LH, et al. 2006. Proteomic analysis of
snakehead fish (Channa Striata) muscle Putih Jantan Alur Wistar (Rattus

tissue. Malaysian Journal Biochemistry and norvegicus). Available

Molecular Biology, No 14: 32-25. fromhttp://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/p

Available from harmacon/article/viewFile/462/370.

http://majlis.fsktm.um.edu.my/document.as Accessed in Des 26th, 2012.

px?FileName=584.pdf. Accessed on 18. Niki E, N. Noguchi, M. Iwatsuki, and


November 29, 2012. Y.Kato. 1996. Dynamics of Antioxidation
by Phenolic Antioxidant: AOCS Press. p. 8-
15. Daud CKD,et al. 2010. Amino and fatty
acid compositions in haruan traditional 1.

68
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN PENELITIAN

Potensi Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Mangrove


Rhizophora mucronata Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Mixedperiodontopatogen
(Antibacterial Potency Of Rhizophora mucronatas Ekstrak
AgainstMixedperiodontopathogen)
Dwi Andriani*, Yoifah Rizka**
*Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
**Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT

Background: Mangrove especially Rhizophora mucronata is plant from coast that can be the
alternative medicine as antibacterial in periodontal disease due to its componen tannin.
Purpose:Todetermine the antimicrobial extracts of leaves, stems and roots of mangrove
(Rhizophora mucronata) on periodontopathogen Mixed bacterial growth. Methods: This
research was experimental laboratoris. Treatment group consisted of six(6) groups with
different concentrations 1.56 %, 3.125 %, 6.25 %, 12.5 %, 25 %, 50%of extracts from roots ,
stems and leaves of Rhizophora mucronata. Negative control group DMSO 1%, whereas the
positive control group was given tetracycline disc. Antibacterial examination of the mixed
periodontopathogen by diffusion method in Mueller Hinton (MH) agar. Extract was prepared
by percolation methods 83 % ethanol. Measurement of inhibition zone was using digital
calipers (mm). All the data were analysed with Kruskall-walis and Mann Withney-U.
Results:there is significant different (p=0; p <0.05) between extract the root, bark, and leaves
of Rhizophoramucronatawith positive control at all concentrations. The roots extract
(p=0,317 and 0,85), barkss extract (p= 0,536 and 0,127)and leaves extract (p= 0,536 and
0,127)has no significant difference with the negative control, except Rhizophoramucronata
bark is significant different with negative control at concentration of 25% (0,019) and 50%
(0,019).Conclusion: Barks extract showed inhibit zone againts bacteria mixed
periodontopathogen at concentration of 25% and 50%. Root and leaf extracts showed has no
inhibitionagainst bacteria.

Key words:Mixed periodontopathogen, mangrove, Rhizophora mucronata, antibacterial

Correspondence: Dwi Andriani, Department of Oral Biology, Faculty of Dentistry, Hang


Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Phone 031-5912191,
e-mail :[email protected]

69
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar Belakang: Mangrove terutama Rhizophora mucronata adalah tanaman pantai yang
dapat menjadi pengobatan alternatif sebagai antibakteri pada penyakit periodontal karena
memiliki komponen tannin. Tujuan: Untuk menentukan daya antimikroba ekstrak daun,
batang dan akar bakau (Rhizophora mucronata) pada pertumbuhan bakteri mixed
periodontopathogen. Methods: Jenis Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris.
Kelompok perlakuan terdiri dari enam (6) kelompok dengan konsentrasi yang berbeda
1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50% ekstrak dari akar, batang dan daun Rhizophora
mucronata. Kelompok kontrol negatif DMSO 1%, sedangkan kelompok kontrol positif diberi
tetrasiklin disc. Pemeriksaan antibakteri dari mixed periodontopathogen dengan metode
difusi dalam Mueller Hinton (MH) agar. Ekstrak dibuat dengan metode perkolasi 83% etanol.
Pengukuran zona hambatan menggunakan kaliper digital (mm). Semua data dianalisis
dengan Kruskall-wali dan Mann Whitney-U. Hasil: ada perbedaan yang signifikan (p = 0, p
<0,05) antara ekstrak akar, battang, dan daun Rhizophora mucronata dengan kontrol positif
pada semua konsentrasi. Ekstrak akar (p = 0.317 dan 0,85), ekstrak batang (p = 0.536 dan
0.127) dan ekstrak daun (p = 0.536 dan 0.127) tidak memiliki perbedaan yang signifikan
dengan kontrol negatif, kecuali ekstrak batang Rhizophora mucronata signifikan berbeda
dengan kontrol negatif pada konsentrasi 25% (0,019) dan 50% (0,019). Kesimpulan: Ekstrak
batang menunjukkan zona hambat terhadap bakteri mixed periodontopathogen pada
konsentrasi 25% dan 50%. Akar dan daun ekstrak menunjukkan tidak memiliki hambatan
terhadap bakteri.

Kata kunci : Mixed periodontopatogen, mangrove, Rhizophora mucronata, antibakteri

Korespondensi: Dwi Andriani, Bagian Biologi Oral, FakultasKedokteran Gigi Universitas


Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Telp 031-5912191, e-
mail :[email protected]

PENDAHULUAN peradangan dan juga perubahan resesif


Penyakit periodontal merupakan pada gingiva dan jaringan periodontal
kelainan dalam rongga mulut yang disebabkan oleh mikroorganisme
memiliki prevalensi cukup tinggi di spesifik dengan berbagai manifestasi
masyarakat hampir diseluruh dunia. Di klinis, dimulai dari perdarahan,
Inggris, 54% orang dewasa memiliki keradangan, kehilangan tulang,
poket periodontal 4 mm atau kegoyangan gigi hingga terjadinya
lebih.1Levineet,almenemukan 25,9% kehilangan gigi.4,5
dari subyek yang diteliti menderita Faktor etiologi utama pada
periodontitis kronis dan agresif.2Di penyakit periodontal adalah bakteri
Indonesia, prevalensi penyakit yang berakumulasi pada dental plak
periodontal pada semua kelompok (biofilm) dipermukaan gigi dan poket
umur adalah 96,58%.3 Penyakit gingiva (plaksubgingiva).6 Spesies sub
periodontal merupakan suatu gingival tertentu kebanyakan terdiri

70
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

dari bakteri Gram-negatif yang ini antara lain taninmemiliki


dihubungkan dengan etiologi penyakit mekanisme menghambat enzim
periodontal destruktif seperti : ekstraseluler mikroba, sehingga dapat
Actinobacillus mengakibatkan kematian pada bakteri
actinomycetemcomitans,Porphyromon tersebut sedangkan kandungan lainnya
as gingivalis (P. gingivalis), Provotella seperti Alkaloid, Flavanoid, Terpenoid
Intermedia dan beberapa spesies dan Saponin juga memiliki
7
bakteroid lainnya. kemampuan anti bakteri dengan
Selain perawatan scaling and merusak membran bakteri.10,11,12
root planningterkadang dibutuhkan Ekstrak daun Rhizophora
antibiotik sebagai terapi tambahan mucronata memiliki efek antibakteri
untuk menurunkan jumlah bakteri pada spektrum yang luas.13 Kulit
penyebab periodontal.8Meskipun batang, daun, dan bunga Rhizophora
memiliki efek inhibitor kuat, diketahui mucronata telah diteliti memiliki sifat
penggunaan antibiotik telah antibakteri terhadap bakteri gram
menimbulkan fenomena baru dengan positif maupun gram
munculnya resistensi, reaksi alergi dan negatif.12Dibidang kedokteran gigi,
reaksi toksik.9 Berkaitan dengan Ekstrak batang bakau besar
kondisi tersebut, diperlukan Rhizophora mucronata mempunyai
antimikroba alternatif yang dapat daya hambat terhadap pertumbuhan
digunakan untuk menurunkan aktifitas bakteri Mixed periodontopatogen.14
bakteri. Berdasarkan latar belakang
Pemanfaatan sumber daya alam diatas dan adanya potensi antibakteri
sebagai obat alternatif semakin dari tanaman mangrove, peneliti
berkembang penggunaannya karena tertarik untuk membandingkan daya
sifatnya yang alami dan relative aman, hambat ekstrak daun, kulit batang, dan
tumbuhan mangrove Rhizophora akar mangrove dengan spesies
mucronatasalah satunya. Tumbuhan Rhizophora mucronata terhadap
ini diketahui sebagai tanaman obat bakteri Mixed periodontopatogen,
yang dapat digunakan untuk mengobati sehingga dapat dijadikan bahan dasar
angina, desentri, hematuria dan lain- pengobatan alternatif untuk penyakit
lain. Kandungan kimia aktif tumbuhan periodontal.

71
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

METODE 0,02m. Metode pemeriksaan


Penelitian ini termasuk jenis antibakteri terhadap Mixed
penelitian laboratorium (Experimental periodontopatogen dengan cara difusi
Research) atau penelitian pada media Mueller Hinton (MH).
experimental, dengan menggunakan Sebelum melakukan inokulasi, bakteri
rancangan penelitian post test only disetarakan dengan larutan Mc.Farland
control group design.Kelompok dibagi 0,5. Kertas saring yang sebelumnya
3 yairu kelompok kontrol positif (K1), telah dicelupkan ke dalam ekstrak R.
Kelompok kontrol negatif (K2) dan mucronata selama 10 detik kemudian
kelompok perlakuan (K3). Kelompok diletakkan pada media agar kelompok
perlakuan terdiri dari enam kelompok perlakuan. Untuk kelompok kontrol
yang diberi konsentrasi ekstrak dari negatif, kertas saring dicelupkan pada
akar, batang dan daun Rhizophora DMSO1% selama 10 detik, sedangkan
mucronata berbeda tiap kelompoknya untuk kontrol positif, tetradisc
yaitu, 1,56%; 3,125%; 6,25%; 12,5%; langsung diletakkan pada media.
25%; 50%. Pada kelompok kontrol Media agardiinkubator selama 2x24
negatif dengan DMSO1%, sedangkan jam dengan suhu 370C dalam suasana
kelompok kontrol positif diberi anaerob. Pengukuran zona hambat
tetrasiklin disc. ekstrak Rhizophora mucronata yang
Metode ekstrak tumbuhan bakau berupa area jernih di sekitar kertas
besar (Rhizophoramucronata) adalah saring dengan menggunakan digital
ekstrak etanol 83% dari daun, batang calipers (dalam satuan mm).
dan akar tumbuhan Rhizophora Semua data hasil penelitian
mucronata masing-masing 10g dengan dilakukan tabulasi, uji tatistik
menggunakan metode Perkolasi. deskriptif dan analisis statistik dengan
Ektrak Rhizophora mucronata menggunakan SPSS 17.0.
dilarutkan dengan larutan DMSO1%
diencerkan sesuai dengan konsentrasi HASIL PENELITIAN
50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% dan Setelah dilakukan rangkaian
1,56%. Proses pencampuran dengan penelitian daya hambat ekstrak Akar,
menggunakan vortex dan disaring Kulit Batang dan Daun Rhizophora
dengan microporus membrane mucronata dengan beberapa

72
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

konsentrasi terhadap pertumbuhan Tuah, didapatkan data hasil


bakteri Mixed periodontopatogen di pengamatan berupa rata-rata zona
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas hambat pertumbuhan adalah sebagai
Kedokteran Gigi Universitas Hang berikut :

Gambar 1. Grafik Rerata Daya Hambat Tumbuhan R.mucronata

Berdasarkan hasil penelitian Mann Withney-U dengan signifikansi


dengan menggunakan metode difusi p<0,05, bahwa daya hambat
diketahui daya hambat tertinggi pada pertumbuhan bakteri Mixed
kontrol (+) yaitu diatas 20 mm. periodontopatogen oleh ekstrak
Sedangkan daya hambat ekstrak tumbuhan Rhizophora mucronata jauh
tumbuhan mangrove, terbesar pada lebih rendah dibandingkan dengan
ekstrak batang konsentrasi 50% tetradisc (Gambar 2). Hal ini
(Gambar 1). menunjukkan bahwa tetrasiklin lebih
Terdapat perbedaan signifikan baik dibandingan dengan ekstrak
pada kelompok kontrol positif dan tiap tumbuhanini.
kelompok. Hasil ini diperoleh dari uji

73
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Gambar 2. Grafik signifikansi Mann Withney-U Tumbuhan Mangrove R.Mucrona

Hasil uji Mann Withney-U juga penyakit periodontal terutama


menunjukkan tidak adanya perbedaan periodontitis maka terapi dengan
yang signifikan masing-masing pemberian antibakteri merupakan
kelompok perlakuan dengan ekstrak upaya untuk mengatasi faktor
Rhizophora mucronata terhadap penyebab utama. Salah satu antibakteri
kelompok DMSO1% sebagai kontrol atau antibiotik yang sering digunakan
negatif, kecuali pada kelompok kulit adalah tetrasiklin dan derivatnya.
batang dengan konsentrasi 25% dan Tetrasiklin terbukti memiliki efek
50% (Gambar 2). Hal ini menunjukkan antimikroba yang tinggi (26-28mm)
bahwa bagian kulit batang adalah yang sesuai dengan The Classification of
terbaik dalam menghambat bakteri Growth Inhibition Response oleh
15
Mixed periodontopatogen. Pada Greenwood. Hal ini disebabkan
konsentrasi 25% diameter zona karena tetrasiklin bekerja dengan cara
antibakteri adalah 7 mm dan pada mengikatkan dirinya pada subunit 30S
konsentrasi 50% diameter zona 8,6 dari ribosom bakteri, sehingga dapat
mm, dibandingkan dengan kontrol menghambat sintesis protein dengan
negatif (6mm) memang terdapat menghalangi pelekatan tRNA-
perbedaan diameter zona hambatnya. aminoasil yang bermuatan. Adanya
gangguan sintesis protein pada bakteri
PEMBAHASAN berakibat sangat fatal yaitu
Bakteri Mixedperiodontopatogen terhambatnya atau terhentinya sintesis
merupakan etiologi utama pada protein dan dapat mengakibatkan

74
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

kematian sel bakteri.16 Namun setelah menggunakan etanol p.a (83%) sebagai
diketahui bahwa tetrasiklin sebagai pelarutnya. Metode ini digunakan
antibiotik non alamiah memiliki mengingat lebih sederhana dan tidak
beberapa kekurangan seperti yang memerlukan energi untuk
12
telah dijelaskan sebelumnya, pemanasan.
penggunaan antibiotik yang tidak Pada konsentrasi 25% diameter
sesuai dengan aturan pakai dapat zona antibakteri adalah 7 mm dan pada
menyebabkan residu dalam jaringan konsentrasi 50% diameter zona 8,6
organ yang dapat menyebabkan reaksi mm, dibandingkan dengan kontrol
alergi, resistensi, dan mungkin negatif (6mm) memang terdapat
9
keracunan sehingga cukup berbahaya. perbedaan diameter zona hambatnya.
Selain itu tetrasiklin memiliki efek Hasil uji Mann Withney-U juga
samping pada pemakaian jangka menunjukkan tidak adanya perbedaan
panjang dapat menyebabkan terjadinya yang signifikan masing-masing
disgenesis berupa perubahan warna kelompok perlakuan dengan ekstrak
intrinsik gigi permanen yang sifatnya Rhizophora mucronata terhadap
17
menetap. Maka pemilihan ekstrak kelompok DMSO1% sebagai kontrol
kulit batang Rhizophora mucronata negatif, kecuali pada kelompok kulit
sebagai antibakteri alam alternatif batang dengan konsentrasi 25% dan
dalam menangani penyakit periodontal 50%. Hal ini menunjukkan bahwa
merupakan pilihan yang dapat ekstrak kulit batang memiliki daya
diaplikasikan. hambat walaupun kecil dibandingkan
Menggunakan tiga bagian dari dengan kontrol maupun dengan ekstrak
bakau besar (Rhizophora mucronata) dari akar dan daun. Menurut The
yaitu akar, kulit batang dan Classification of Growth Inhibition
daundiharapkan mencari bagian Response oleh Greenwood,15 zona
terbaik dan termudah dalam hambat dibawah 10 mm dikatakan
mendapatkan bahan, mengingat bakau tidak memiliki daya hambat sehingga
merupakan tanaman yang dilindungi. konsentrasi 50% pada ekstrak kulit
Pembuatan ekstrak Rhizophora batang masih belum memenuhi syarat.
mucronata dilakukan dengan Pada penelitian yang dilakukan
menggunakan metode perkolasi dan sebelumnya oleh Firdianto14 daya

75
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

hambat yang paling efektif pada p<0,05 didapatkan bahwa daya hambat
konsentrasi 80 mg/ml sebesar 13,55 pertumbuhan bakteri Mixed
mg/ml. Dengan konsentrasi diatas 50% periodontopatogen oleh ekstrak
ekstrak ini dapat menghambat tumbuhan Rhizophora mucronata jauh
pertumbuhan bakteri Mixed lebih rendah dibandingkan dengan
periodontopatogen. tetradisc. Terdapat beberapa alasan
Komponen pada ekstrak yang menyebabkan hal ini dapat
tumbuhan mangrove ini mungkin saja terjadi. Pertama, Bakteri Mixed
tidak cukup kuat untuk menghambat periodontopatogen didominasi oleh
pertumbuhan bakteri Mixed bakteri gram negatif, sedangkan
18
periodontopatogen dan hanya mampu menurut Iskandaret.al menyatakan
mengambat bakteri tertentu pada bahwa kandungan protein porin pada
konsentrasi yang rendah. Beberapa membran terluar dinding sel bakteri
bakteri dengan metode ekstrak yang gram negatif bersifat hidrofilik.
berbeda dapat dihambat oleh ekstrak Kemungkinan porin yang terkandung
batang rhizophora jenis ini. Pimpliskar pada membran terluar tersebut
et.al dalam penelitiannya menyebabkan molekul-molekul
menyimpulkan ekstrak batang komponen ekstrak lebih sukar masuk
Rhizophora mucronata menghambat ke dalam sel bakteri. Selain itu, 20 %
S.aureus, E.coli, dan S.typhi dengan membran luar bakteri mengandung
konsentrasi 0,5 mg/mL dengan metode lipid sehingga senyawa metabolit
pengekstrak water dan acetone, dan 1 sekunder ini sulit masuk ke dalam
mg/mL pada pneumatophore dari membran luar dinding sel, dimana lipid
ekstrak metanol dan etanol.19,20 Hal ini ini berfungsi mencegah masuknya
menunjukkan metode ekstrak juga bahan kimia dari luar. Kedua, ekstrak
mempengaruhi daya hambat bahan yang digunakan adalah ekstrak kasar,
terhadap bakteri. dimana ekstrak tersebut memiliki
Berdasarkan hasil penelitian, kandungan senyawa polar dan non
diperoleh perbedaan signifikan pada polar yang bersatu sehingga daya kerja
kelompok kontrol positif dan tiap senyawa bioaktifnya kurang optimal.16
kelompok. Hasil ini diperoleh dari uji
Mann Withney-U dengan signifikansi

76
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

SIMPULAN terhadap Ciprofloxacin berdasarkan teknik


Polymerase Chain Reaction. Jurnal
Ekstrak kulit batang
Kedokteran YARSI, 17 (1) : 020-011.
menunjukkan adanya zona inhibisi 8. Tanjung A. 2001. Pemberian Minosiklin
pada konsentrasi 25% dan 50%, padda Perawatan Periodontal. Skripsi.

sedangkan ekstrak akar dan daun tidak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara. Available at
menunjukkan zona inhibisi terhadap
http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/12345
bakteri Mixed periodontopatogen. 6789/8128/950600001.pdf. diakses 12 Juni
2013.
DAFTAR PUSTAKA 9. Newman MG, Takei HH, Klokkevoid PR,
1. Daly, B., Watt, R. G., Batchelo, P. et.al. Carranza FA. 2006. Clinical
th
2003. Trends in Oral Health. Essential Periodontology, 10 edition, St Louis:
Dental Public Health. New York, Oxford Saunders. p. 245-241.
University Press. 10. Kariem, Ichwan Doel. 2002. Distribusi
2. Levine L, V Baev, R Lev, A Stabholz and Kandungan Zat Ekstraktif Tanin
Ashkenazi. 2006. Aggressive Periodontitis Terkondensasi Pada Tegakan Rhizophora
Among Young Israeli Army Personel. J mucronata Pada Ekosistem Tambak
Periodontol, 77:1392-6. Tumpangsari di Blanakan Purwakarta.
3. Tampubolon, Nurmala Situmorang. 2010. 11. Hidayaningtyas P. 2008.
Dampak Karies Gigi dan Penyakit PerbandinganEfekAntibakteri Air
Periodontal Terhadap Kualitas Hidup. SeduhanDaunSirih (Piper betle Linn)
Available at: TerhadapStreptococcus
http://repository.usu.ac.id/handle/12345678 mutansPadaWaktuKontakdanKonsentrasi
9/20526 diakses 29 Januari, 2014. yang Berbeda. Skripsi
4. Hatta M. 2011. Penyakit Periodontal dan UniversitasDiponegoro Semarang.
Hubungannya dengan Atherosklerosis. 12. Ravikumar S, Gnanadesigan M, Suganthi P,
Skripsi. Universitas Hasanudin Makasar. Ramalakshmi A. 2010.Antibacterial
5. Kamma JJ, Slots J. 2003. Herpesviral- Potential of Chosen Mangrove Plants
bacterial infection in aggresive Against Isolated Urinary Tract Infectious
periodontitis. J.Clin. Periodontal, vol 30: Bacterial Pathogens. International Journal
426-420. of Medicine and Medical Sciences Vol.
6. Yoshino T. 2007. Genotypic and 2(3) pp. 99-94, Maret 2010.Available form:
Phenotypic Characterization http:www.academicjournal.org/ijmms
OfPorphyromonasGingivalis In Relation To diaksespada: 9 Januari 2013.
Virulence. Thesis, Sweden: Goteborg 13. Joel EL, Bhimba V. 2010. Isolation and
University. p. 20-6. characterization of secondary metabolites
7. Rieuwpassa I.E dan Hatta M.2009. from the mangrove plant Rhizophora
Deteksi Mutasi Gen Gyrase A mucronata . Asian Pacific Journal of
Porphyromonas Gingivalis Resisten Tropical Medicine. p. 602-4.

77
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

14. Firdianto G. 2013. Daya Hambat Kulit Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi
Batang Spesies Mangrove Rhizophora Unversitas Sumatera Utara.
mucronata Terhadap Pertumbuhan Bakteri 18. Iskandar, Y., D. Rusmiati, dan R.R. Dewi.
Mixed periodonthopatogen. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
KaryaTulisAkhir. Surabaya Etanol Rumput Laut (Eucheuma cottonii)
:FakultasKedokteran Gigi Universitas Hang Terhadap Bakteri Escherichia coli Dan
Tuah. Bacillus cereus. Universitas Padjadjaran
15. Greenwood. 1995. Antibiotics, Jatinangor, Sumedang.
Susceptibility (Sensitivity) Test, 19. Plimpiskar MR, Jadhav RN, Jadhav BL.
Antimicrobial And Chemoterapy. Mc. 2012. Evaluation of Antimicrobial
Graw Hill Company, USA. principles of Rhizophora species along
16. Rinawati DN. 2008. Mumbai Coast. Journal of Advanced
DayaHambatTumbuhanMajapahit(Crescent Scientific Research, 3(3): 33-30.
iacujute L.) TerhadapBakteriVibrio 20. Plimpiskar M, Shinde P, Savakare V,
alginolycticus. Skripsi, JadhavV, Jadhav BL.2012. Comparative
InstitutTeknologiSepuluh November Performance of Antimicrobial Principles of
Surabaya, Jawa Timur. Mangroves Rhizopora Species Along
17. Aprilisa. 2007. Pengaruh Tetrasiklin Mumbai Coast. Indo-Global Research
Terhadap Perubahan Warna Gigi Anak. Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 2
Issue 4: 429-426.

78
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN KASUS

Mini Screw sebagai Temporary Anchorage Devices


pada Kasus Bimaxillary Dental Protrusion
denganFree End Di Rahang Bawah
(Mini Screw as Temporary Anchorage Devices in Bimaxillary
Dental Protrusion and Free End Mandibular Posterior Teeth )
Arya Brahmanta
Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya

ABSTRACT

Background: Orthodontic treatment on the bimaxillary dental protrusion is to reduce the


proclination of the mandibular and maxillary anterior teeth. Lost of posterior teeth (free end)
often occured in adult cases and required additional skeletal anchorage. Purpose: Mini
screw implant orthodontic as temporary anchorage devices is indicated to help this
movement without worried about loss anchorage. Case: In this case report, a woman , 38
years old presented class I malocclusion with bimaxillary dental protrusion and free end
mandibular posterior teeth.Case Management: The patient was treated using standart
edgewise orthodontic appliance with mini screw implant as temporary anchorage
devices.Conclusion: The result of this treatment indicated that mini screw can be consider an
effective therapy choice

Keywords: Bimaxillary dental protrusion, free end mandibular teeth, mini screw implant

Correspondence : Arya Brahmanta, Department of Orthodonti, Faculty of Dentistry, Hang


Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya. Phone (031) 5912191, Email:
[email protected]

79
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Pendahuluan: Perawatan Ortodonti pada kasus Protrusi bimaksiler adalah dengan cara
mengoreksi proklinasi dari gigi geligi anterior rahang atas dan rahang bawah. Pada kasus
kehilangan banyak pada gigi posterior (free end) seringkali dijumpai pada penderita dewasa,
sehingga dibutuhkan penjangkaran yang kuat (skeletal anchorage). Tujuan: Mini screw
implant orthodontic sebagai alat bantu penjangkaran yang bersifat sementara dapat
digunakan untuk koreksi kelainan tersebut, tanpa kekhawatiran adanya kehilangan
penjangkaran. Kasus: Pada laporan kasus ini , seorang wanita, usia 38 tahun dengan
diagnosis Maloklusi kelas I Angle disertai Protrusi bimaksiler dan kehilangan gigi geligi
posterior rahang bawah. Tatalaksana kasus: Penderita ini telah dirawat dengan
menggunakan peranti cekat ortodonti (standart edgewise) dan mini screw implant sebagai
alat penjangkaran tambahan sementara. Simpulan: Hasil dari perawatan ini menunjukkan
bahwa miniscrew dapat dijadikan sebagai pilihan terapi yang efektif.

Kata kunci: Protrusi bimaksiler, kehilangan gigi geligi posterior rahang bawah, mini screw
implant.

Korespondensi: Arya Brahmanta, Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas


Hang Tuah. Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya. Telp (031) 5912191, Email:
[email protected]

PENDAHULUAN sementara (TADs) temporary


Pada perawatan ortodonti, anchorage devices. Salah satu jenis
penjangkaran merupakan faktor yang TADs adalah miniscrew.
sangat penting diperhatikan untuk Miniscrew banyak digunakan
mencapai hasil perawatan yang dalam perawatan ortodonti karena
maksimal. Menurut (Proffit, 2007) mempunyai beberapa keuntungan
penjangkaran didefinisikan sebagai seperti metode insersi yang sederhana,
pertahanan terhadap pergerakan gigi nyaman dan tidak membutuhkan
yang tidak diinginkan atau sebagai kerjasama pasien, mudah aplikasinya
reaksi dari gigi posterior yang dan merupakan alat penjangkar yang
diinginkan pada mekanoterapi kuat.1,2,3
penutupan ruangan.1 Secara umum, miniscrew
Penjangkaran sendiri terbagi memiliki diameter 1,2 2 mm dengan
menjadi penjangakaran maksimum, panjang 6 15 mm. Miniscrew
sedang dan minimal. Untuk digunakan untuk berbagai tujuan
mendapatkan penjangkaran maksimum dalam perawatan ortodontik, termasuk
salah satunya dapat diperoleh dengan diantaranya adalah penutupan ruang,
implant sebagai alat penjangkar perawatan open bite, up righting gigi

80
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

posterior,intrusi gigi anterior maupun LAPORAN KASUS


4
posterior dan retraksi gigi. Penderita wanita, usia 38 tahun
Bimaxillary dental protrusion datang ingin meratakan gigi atas dan
mempunyai karakteristik dentoalveolar bawahnya yang maju
dari gigi anterior atas dan bawah yang untukmemperbaiki penampilannya.
protrusif sehingga menyebabkan profil Pasien belum pernah dirawat ortodonti
wajah menjadi cembung.5 Perawatan sebelumnya.
kasus bimaxillary dental protrusion
ditujukan untuk mengurangi Diagnosa
kecembungan wajah dan protrusi bibir Pemeriksaan ekstra oral
melalui retraksi gigi anterior yang menunjukkan profil cembung, muka
dilakukan secara en masse untuk ovoid, kepala brakisefalik dan bibir
menghasilkan perubahan profil wajah.6 inkompeten dengan bentuk muka
Gigi posterior yang hilang (free simetris. Pemeriksaan intra oral
end) dapat menimbulkan kerugian kebersihan mulut sedang , fase geligi
pada gigi tetangga maupun gigi tetap. Mutilasi gigi regio 36,37,38 dan
lawannya seperti terjadi drifting dan 46,47,48. Mahkota porselen pada
over erupsi pada gigi lawan. Pada 35.Pada pemeriksaan fungsional tidak
kondisi intra oral kehilangan banyak didapatkan kelainan. Analisis model
gigi diregio posterior maka akan didapatkan diskrepansi rahang atas
menimbulkan kesulitan saat hendak kurang tempat 7 mm dan rahang
melakukan retraksi gigi anterior karena bawah kurang tempat 4 mm. Kelainan
diperlukannya penjangkar, untuk itu kelompok gigi terdapat protrusi pada
dalam laporan kasus ini akan rahang atas dan pada rahang bawah.
menampilkan kasus bimaxillary dental Tumpang gigit 2 mm dan jarak gigit 4
protrusion pada pasien yang mm. Hubungan kaninus kanan dan kiri
kehilangan gigi posteriornya (free end) atas terhadap kaninus kanan dan kiri
di rahang bawah dikoreksi dengan bawah gigitan neutroklusi.
bantuan miniscrew implant sebagai Kemungkinan etiologi adanya faktor
alat penjangkar sementara (TADs) herediter bimaxillary dental protrusion
temporary anchorage devices. dan mutilasi gigi regio 36, 37, 38 dan
46, 47, 48.

81
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Gambar 1. Foto extra oral dan intra oral


pasien sebelum perawatan

Analisis sefalometrik didapatkan


profil cembung FH-NP 83 , NAP
7 dengan hubungan maksila dan
mandibulaterhadap basis kranium : Gambar 2. Foto panoramic dan lateral
SNA 78; SNB 76 ; ANB 2 cephalometri pasien.

;dengan inklinasi RA RB protrusi I-


Rencana perawatan adalah
grs NA 35 ; I-grs NB 55 ; Inter
untuk koreksi Bimaxillary dental
Insisal 88 (bimaxillary dental
protrusion dengan pencabutan
protrusion ). Analisis jaringan
premolar pertama kanan dan kiri di
lunakdengan Ricketts Lip
rahang atas dan dengan menggunakan
Analysis:bibir atas dan bibir bawah
mini screw implant ortodonti untuk
maju. Analisis foto panoramik terlihat
retraksi secara en masse pada gigi
mutilasi pada regio 36,37,38 dan
anterior rahang bawah. Pada kasus ini
46,47,48. Supra posisi pada regio
tidak diperkenankan adanya
16,17 dan 26,27. Sisa akar pada regio
kehilangan penjangkaran dan dengan
48.Mahkota gigi tiruan tetap pada
adanya free end di rahang bawah maka
regio 45.
diputuskan menggunakan mini screw
implant ortodonti. Pada akhir
perawatan akan dilakukan pembuatan
gigi tiruan pada regio posterior rahang
bawah.
82
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

TATA LAKSANA KASUS


Perawatan
Pertama pasien diinstruksikan
untuk menjaga kebersihan mulutnya,
pembersihan karang gigi, pencabutan
sisa akar pada regio 48 dan pencabutan
regio 14,24 sebelum dilakukan
perawatan ortodonti aktif.
Dilakukan tahap leveling dan
aligning pada rahang atas dan rahang Gambar 3. Pemasangan miniscrew implant

bawah hingga busur mencapai ukuran pada free end rahang bawah

0,016 NiTi. Hal ini kemudian diikuti


dengan penempatan 2 buah mini screw Kemajuan perawatan

implant ortodonti diameter 1,8 mm dan Kontrol dilakukan setiap 4

panjang 8 mm, di regio molar pertama minggu sekali untuk mengganti elastik

rahang bawah sebagai penjangkar chain disesuaikan dengan kekuatan

kemudian satu minggu kemudian yang dibutuhkan dan juga memeriksa

dilakukan retraksi regio anterior keadaan klinis mini screw implant

dengan elastik chain. Distalisasi pada ortodonti (mobilitas). Dalam 18 bulan

regio 35,34,33,43,44,45. Retraksi dicapai hasil retraksi yang dinginkan.

kaninus atas kanan dan kiri guna Relasi kaninus Kelas I. Retraksi

mempersiapkan tempat untuk koreksi anterior pada rahang atas masih

bimaxillary dental protrusion. dilanjutkan. Protrusi gigi anterior atas

Releveling dengan busur ukuran 0,016 dan bawah berkurang. Perubahan pada

x 0,016 NiTi. ekstra oral terlihat baik, kecembungan


wajah pasien berkurang dan pasien
merasa puas dengan perubahan pada
profil wajahnya. Upaya perrbaikan
masih terus dilakukan sampai
didapatkan hasil dan stabilitas
perawatan ortodonti yang maksimal.

83
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

palatum, retro molarpad, korteks bukal


maksila dan mandibula. Penempatan
mini implant perlu mempertimbangkan
anatomi jaringan lunak, jarak
interradikuler, morfologi sinus, lokasi
saraf dan kedalaman tulang
Gambar 4. Kemajuan perawatan, perubahan bukolingual. Selain hal tersebut yang
proklinasi anterior rahang atas dan bawah perlu dipertimbangkan saat memasang
mini implant adalah kualitas tulang
PEMBAHASAN yaitu rasio antara korteks dan trabekula
Mini implant ortodonti / tulang. Dimana korteks tulang lebih
miniscrew / plates merupakan kuat, tahan terhadap deformitas
Temporary anchorage device (TADs) daripada tulang trabekular, maka
yang digunakan untuk menambah makin tebal korteks tulang makin
penjangkaran pada perawatan stabil. 10
ortodonti. Mini implant ortodonti Posisi pemasangan miniscrew
membutuhkan osseointregrasi untuk harus diperhatikan dengan baik untuk
stabilitas. Salah satu keuntungan dari keberhasilannya. Menurut Park et al,
sistem ini adalah dapat meletakkan posisi pemasangan miniscrew adalah
penjangkar yang bersifat kuat, stabil, dengan sudut 300 400 terhadap sumbu
absolut di regio anterior maupun gigi pada maksila, sedangkan pada
posterior sehingga kekuatan dapat mandibula sebaiknya bersudut 10 0

7,8
langsung dan terkontrol. Miniscrew 20 0
terhadap sumbu gigi. Sudut yang
mempunyai diameter antara 1,3 2,0 tajam saat insersi dapat menyebabkan
9
mmdengan panjang antara 6 15 mm. iritasi jaringan lunak dan miniscrew
Menurut Miyawaki kestabilan dapat meleset dari kontaknya dengan
miniscrew sebagai penjangkar di regio tulang kortikal.9 Pada pengguanaan
posterior dipengaruhi beberapa faktor miniscrew untuk retraksi anterior perlu
seperti densitas tulang dan ketebalan diperhatikan ketinggianya agar gaya
tulang kortikal. Tempat insersi Mini dapat melalui center of resisitance dari
implant tergantung indikasi dan faktor gigi anterior sehingga hasil retraksi
biomekaniknya,sering terdapat pada dapat lebih maksimal.11

84
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Perawatan ortodonti pada kasus DAFTAR PUSTAKA


Bimaxillary dental protrusion 1. Profft WR. 2007. Contemporary
Orthodontic. 3 rd . St. Louis : Mosby, Inc.
ditujukan untuk mengurangi proklinasi
p. 685 677
gigi insisif atas dan bawah serta 2. Park S, Bae M, Kyung M, Sung H. 2004.
mengurangi proklinasi bibir atas dan Micro implant anchorages for treatment

bawah. Pada rahang atas dilakukan of skeletal Class I bialveolar protruison. J


Clin Orthod. p. 74 , 710 - 703
pencabutan pada regio premolar
3. Kyung HM, Park S, Bae SM, Sung JH,
pertama untuk tempat bagi koreksi Kim IB.2003. Development of orthodontic
prokinasi gigi anterior rahang atas. micro implants for intraoral anchorage. J

Pada rahang bawah tidak dilakukan Clin Orthod, 37(6) : 321-8


4. Young CP,Seung YL, Doo HK, Sung HJ.
pencabutan gigi dikarenakan telah
2003. Intrusion of posterior teeth using mini
terdapat banyak ruangan pada regio screw implants. Am J Orthod Dentofacial
36, 37, 38 dan 46, 47, 48 karena Orthop, 123:694- 690.
5. Bills DA, Handelman CS, Be Gole EA.
mutilasi untuk itu dilakukan
2005. Bimaxillary dentoalveolar protrusion:
pemasangan miniscrew implant
Traits and Orthodontics correction. Angle
ortodonti sebagai (TADs) temporary Orthod, 75: 339-333.
anchorage devices agar bisa digunakan 6. Leonardi R, Annunziata A, Licciardello V,
Barbato E. 2010. Soft tissue Changes
sebagai penjangkar saat dilakukan
following the extraction of premolars in
koreksi en masse gigi anterior rahang
non growing patient with bimaxilarry
bawah yang mengalami proklinasi. protrusion. Angle Orthod, 80 : 216- 211
7. Nanda R, Kapila S. 2010. Current Therapy
in Orthodonthic , Mosby Elsevier.
SIMPULAN
8. Canaro A, Velo, Leone, Siciliani. 2007.
Pemakaian miniscrew implant Clinical Applications of the Miniscrew
ortodonti lebih efisien dan efektif bila Anchorage System. J Clin Orthod.

dibandingkan dengan alat ortodontik 9. Park HS, Jeong SH, Kwon OW. 2006.
Fsctor affecting the clinical succes of screw
lainnya pada kasus bimaxillary dental
implants used as orthodontic anchorage.
protrusion dengan free end dirahang Am J Orthod Dentofacial Orthop, 130: 25
bawah. Miniscrew implant ortodonti 18.

sebagai (TADs) temporary anchorage 10. Miyawaki, et al. 2003. Factor associated
with the stability of titanium screw placed
devices dapat dipakai sebagai
in the posterior region for orthodontic
penjangkar pada gerakan retraksi anchorage. Am J Orthod Dentofacial
anterior secara en masse. Orthop, 124: 378- 373.

85
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

11. Moon CH, Lee DG, Lee HS, Im JS, Baek upper and lowwer posterior buccal region.
SH. 2008. Factor associated with the succes Angle Orthod, 78: 106-01.
rate of orthodontic miniscrew placed in the

86
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN KASUS

Oral Candidosis pada Ibu Rumah Tangga (IRT)


yang Didiagnosis HIV dan AIDS
(Oral candidosis on a house wife with HIV & AIDS diagnosis )

Dwi Setianingtyas*, Nafiah*, Cane L*, Astrid P**,Ramadhan HP***


*Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah dan poli
Oral DiagnosisGigi dan Mulut RSAL Dr Ramelan Surabaya.
**Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
*** Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya.

ABSTRACT

Background: Oral candidosis is a mucocutaneus desease. It is be attacking for several


circumstance, which decreased imun system condition, such as HIV & AIDS infection.
Objective: This paper reported the management of oral candidosis on a house wife 53 years
old with HIV infection. Case management: The therapy drugs had been given were, topical
antimicotic, systemic antimicotic, multivitamin, mouth wash, borax glyserin and milk peptisol
contain ismacronutrient and micronutrient. Beside drugs the above suggestion for good oral
hygiene. Conclusion: The management of oral candidosis must to be joint good oral health
and good nutrition..

Key words: Oral candidosis, management, house wife, HIV infection

Correspondence: Dwi Setianingtyas, Department of Oral Pathology, Faculty of Dentistry,


Hang Tuah University,Arief Rahman Hakim 150 Surabaya 60111,Phone (031) 5945864, Ext
204, Fax : 031-847, Email : [email protected]

87
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar belakang: Oral candidosis adalah penyakit mukokutan. Menyerang pada beberapa
keadaan yang menurunkan sistem imun, seperti infeksi HIV & AIDS. Tujuan: Tulisan ini
melaporkan tatalaksana kasus oral candidosis pada ibu rumah tangga, usia 53 tahun. Tata
laksana kasus: Diberikan obat-obatan berupa anti jamur topikal, antijamur sistemik,
multivitamin, obat kumur, borax glyserin dan susu peptisol yang berisi mikronutrient dan
makronutrient. Disamping obat-obatan juga diedukasi untuk peningkatan oral hygiene.
Kesimpulan: Tata laksana kasus dari oral candidosis harus ada erpaduan pada kesehatan
mulut dan nutrisi yang bagus

Kata kunci :Oral candidosis, tatalaksana, ibu rumah tangga, infeksi HIV

Korespondensi: Dwi Setianingtyas, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Hang Tuah. Jl. Arief Rahman Hakim 150 Surabaya 60111, Telp. (031) 5945864,
Ext 204,Fax : 031-847, Email : [email protected]

PENDAHULUAN mengandung, persalinan dan menyusui


Sebagaimana kita maklumi ) ; (2) secara transeksual
bersama bahwa kasus HIV & AIDS (homoseksual); (3) secara horisontal,
(Human Immunodeficiency Virus & yaitu kontak antar darah atau produk
Acquired Immuno Deficiency darah yang terinfeksi.2.3 AIDS
Syndrome) di Indonesia akan terus dikelompokkan dalam infeksi menular
bertambah banyak, Oleh karena itu seks (IMS) karena paling banyak
petugas kesehatan utamanya para ditularkan melalui hubungan seks (95
dokter dituntut untuk lebih waspada %).4 Dari Keterangan diatas pada
terhadap berbagai macam kelainan transmisi yang secara transeksual bisa
yang berhubungan dengan infeksi HIV terjadi pada suami yang karena
& AIDS. Beberapa kelainan di Rongga pekerjaannya tinggal berjauhan dan
mulut dan kulit bahkan menjadi gejala dalam waktu lama dengan istri,
klinis pertama yang dapat mudah sehingga memungkinkan suami harus
dikenal dan dilihat pada orang dengan berhubungan dengan PSK (Perempuan
infeksi HIV & AIDS tersebut.1 Pekerja Sosial). Pada hubungan
Transmisi (penularan) HIV & dengan PSK yang tanpa pengaman,
AIDS masuk ke dalam tubuh manusia akan mengakibatkan tertularnya
melalui 3 cara, yaitu : (1) secara Penyakit Menular Seksual, disini
vertikal dari ibu yang terinfeksi HIV & adalah HIV & AIDS. Selanjutnya bila
AIDS masuk ke anak (selama suami sudah pulang, pasti si suami

88
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

akan berhubungan suami istri juga diri berupa Universal Precaution (UP)
tanpa pengaman. Sehingga baik bagi kita sebagai operator,
kemungkinan besar istri yang perawat gigi juga penderita lain yang
pekerjaannya sebagai Ibu Rumah selanjutnya akan kita rawat, sehingga
Tangga (IRT) ikut terjangkit penyakit terhindar dari transmisi (penularan)
infeksi HIV & AIDS.2.5 secara horizontal.
Dari tulisan artikel di Jawa Pos
(30 November 2011) yang mendapat LAPORAN KASUS
sumber dari Dinas Kesehatan Jawa Pada tanggal 29 Desember 2011
Timur (Jatim), bahwa profesi IRT datang ke salah satu Rumah Sakit di
rawan kena HIV & AIDS.Bahkan Surabaya,seorang perempuan 53 tahun
jumlahnya dua kali lebih banyak dengan keluhan gigi kiri atas (64)
daripada profesi PSK.Kasus HIV & goyang dan ingin membuat gigi tiruan
AIDS di Jatim berdasar pekerjaan baru.Sebenarnya penderita sudah
hingga September 2011, profesi pernah mempunyai gigi tiruan, tapi
terbanyak adalah IRT (639 penderita). hilang ketlisut bersamaan
Terbanyak kedua setelah profesi dengankesibukan ketika suaminya
wiraswasta.6 meninggal dunia secara mendadak.
Tujuan penulisan ini untuk Kurang lebih 9 bulan yang lalu
melaporkan tata laksana kasus Oral (Maret2011). Penderita bercerita sejak
Candidosis (OC) pada penderita yang suaminya meninggal, Berat Badannya
diagnosisnya ditegakkan berdasarkan turun sekitar 10 kg karena tidak bisa
anamnesis, manifestasi klinis yang makan dan dilanda kesedihan bila
karakteristik dan ditegakkan dengan teringat suami. Penderita sedang dalam
pemeriksaan laboratorium. Dengan perawatan di Dokter spesialis Penyakit
demikian penting bagi dokter gigi (Internist) dalam karena seluruh mulut
untuk mengetahui secara klinis lesi terdapat bercak keputihan disertai
khas rongga mulut pada penderita HIV sariawan yang sangat nyeri. Penderita
& AIDS.Hal ini perlu agar dapat sudah menghabiskan sebanyak 5 botol
mendeteksi lebih dini dan memberikan obat Nystatin Oral suspension (yang 1
tata laksana secara tepat dan adekuat. botol mendapat resep dokter, yang 4
Paling penting adalah untuk proteksi lagi beli sendiri), Dari anamnesis

89
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

sementara penulis mulai curiga laborotorium patologi klinik


penderita menderita HIV & AIDS. didapatkan CD4 =84 dan CD3 =186.
Penulis kemudian menggali lebih Pada tanggal 19-12-2011.Lidah masih
dalam lagi tentang riwayat kesehatan sariawan, warna putih, badan lemah,
selanjutnya. Suami meninggal kemarin muntah dan diare sehari 3
dikarenakan udun dan herpes pada usia kali.Tensi : 110 / 90. Di konsul ke poli
yang relatif muda , yaitu 57 tahun. Gastro Intestinal dengan Diagnosis
Suami penderita bekerja sebagai pelaut masih OC. Didapatkan stomatitis
yang dan pulang setiap 6 bulan sekali. sekitar 3 bulan, mual : positif , muntah
Penderita juga bercerita pada kulitnya : positif dan diare : positif. Terapi
timbul bercak kehitaman bila Erystatin, prednisone dan ada beberapa
mengkomsumsi obat-obatan tertentu. yang tidak terbaca pada rekam medis
Oleh dokter spesialis penyakit dalam penderita.
setempat di konsul ke VCT (Voluntary Hasil pemeriksaan laboratorium
Counselling Testing), tapi penderita klinik pada tanggal 6-12-2011
mengaku , bila hasilnya negatif. didapatkan Lekosit : 5800 (Normal
Penderita juga mengaku sulit makan, 4000 10 000/mm), Hemoglobin :
bila ingin makan, maka makanan 10,7 (Normal 11,516) dan Trombosit
tersebut harus di blender dulu. : 315 000(Normal 150 450 rb/
Riwayat pemeriksaan di mm3).Pada tanggal 12-6- 2011 yang
poliklinik terkait didapat kan. Pada lalu juga ada riwayat Gula Darah
tanggal 5-12-2011. Internist Puasa 178 (Normal 76- 110).
menemukan lidah putih. Diagnosisnya Pada pemeriksaan Intra Oral
OC. Mendapat terapi Sohobion dan pada regio palatum molle kanan dan
Interhistin 10 tablet untuk dikomsumsi mukosa labial kiri atas menunjukkan
masing-masing sehari sekali, dan adanya bercak keputihan seperti kepala
ketokonazol sebanyak 20 tablet susu, dapat dikerok, meninggalkan
diminum sehari 3 kali, tanpa dijelaskan daerah kemerahan, multiple, batas
dosisnya. jelas, bentuk ireguler dan nyeri. Selain
Pada tanggal 6-12-2011 hasil itu pada mukosa bucal fold regio kiri
konsul dari poli VCT penderita di atas ada ulser, singel,bentuk
diagnosis Suspect HIV & AIDS. Hasil

90
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

lonjong,diameter 15mm, batas jelas, mengurangi terjadinya infeksi


tepi ada indurasi dan nyeri. sekunder. Juga diberikan Dental
Pada pemeriksaan Ekstra oral Hygiene Education supaya terjadi
pada kaki kanan dan kiri terdapat, peningkatan kebersihan rongga mulut.
makula, hiperpigmentasi, multipel, Penderita diminta kontrol 7 hari
batas jelas, tidak sakit dan tidak gatal. kemudian untuk melihat
perkembangannya.
TALAKSANA KASUS.
Kunjungan I (29 Desember 2012) Kunjungan II (5 Januari 2012 hari
Dari anamnesis, pemeriksaan ke 8)
klinis dan melihat data-data yang ada Rekam medis yang datang pada
di rekam medik dari poli-poli lain. kontrol pertama pada kunjungan ke II
Diagnosis akhir pada penderita adalah ini telah menyatakan bahwa penderita
OC yang dicurigai karena infeksi HIV dinyatakan positif menderita HIV &
& AIDS. Selanjutnya penderita AIDS.Dengan hasil CD4 yang makin
mendapat terapi antimikotik topikal menurun yaitu 73dan CD3 180.
berupa Nystatin oral suspension, Penderita tidak bisa datang tepat
penggunaannya diteteskan pada daerah waktukontrol ke dokter gigi
yang ada bercak putihnya kemudian dikarenakan setelah terapi harus
dikulum sehari 3 kali.Dikarenakan menjalani pemeriksaan di poli
jamur banyak dan sudah lama, maka terkait.Hasil anamnesis penderita
ditambah antimikotik secara sistemik, merasa lebih nyaman, hanya masih
yaitu Ketokonazol 200 mg sehari 3 kurang nafsu makan nya dan bila
kali. Obat yang diminum ditambah makan masih di blender.Penderita
vitamin B dan C. Karena penderita ingin benar-benar sembuh agar bisa
kesulitan untuk makan diberikan sehat kembali dan minta diberi obat
nutrisi tambahan berupa susupeptisol yang paling bagus. Penderita sudah
yang mengandung susu dan suplemen mengkomsumsi obat sesuai aturan dan
kesehatan serta Obat kumur obat sudah habis.
Chlorhexidin gluconate yang isinya Pemeriksaan Intra Oralsemua
antara lain mengandung antiseptik dan bercak keputihan sudah hilang. Hanya
anti mikotik. Gunanya untuk tinggal di palatum molleregio kanan.

91
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Ditemukanstomatitis di regio labial


kanan atas. Sedang pemeriksaan extra
oral pada kaki masih tetap tidak ada
perubahan.
Terapi yang diberikan
meneruskan nystatin oral suspension,
susu peptisol, vitamin B dan C. Untuk
Gambar 2. Pada Palatum mollekanan
obat kumur dihentikan sementara bercak putih dapat dikerok
meninggalkan daerah kemerahan dan
karena dana yang tidak mencukupi. nyeri
Untuk lesi ulser diterapi menggunakan
Borax Glyserin. Penderita di
instruksikan untuk mengerok lidah
dengan sikat gigi bayi yang bulu
sikatnya halus tanpa menggunakan
pasta gigi juga dianjurkan untuk
kontrol 7 hari kemudian.
Gambar 3. Pada mukosa labial kiri
bercak putih dapat dikerok
GAMBAR KUNJUNGAN meninggalkan daerah kemerahan dan
nyeri
PERTAMA (29 Desember 2011)

Gambar 1. Pada Lidah tampak bercak Gambar 4. Pada mukosa bukal fold
putih yang dapat dikerok, kiri atas: ulser, single, bentuk lonjong,
meninggalkan daerah kemerahan dan 15 mm, batas jelas, tepi indurasi dan
nyeri nyeri

92
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Gambar 5.Pada mukosa bukal kiri Gambar 8. Pada kaki kiri tampak
bawah bercak putih dapat dikerok makula, hiperpigmentasi, multipel,
meninggalkan daerah kemerahan dan bentuk bulat, tidak gatal dan tidak
nyeri. nyeri

GAMBAR KUNJUNGAN KEDUA (


5 Januari 2012- Hari ke 8)

Gambar 6. Pada mukosa labial fold


kiri atas bercak putih dapat dikerok
meninggalkan daerah kemerahan dan
nyeri.

Gambar 9.Pada mukosa labial kiri


atas tidak ada kelainan dan sudah
sembuh.

Gambar 7. Pada kaki kanan tampak


makula, hiperpigmentasi, multipel,
bentuk bulat, tidak gatal dan tidak
nyeri Gambar 10. Pada mukosa labial kanan
atas: ulser, single, bentuk bulat, 15
mm,batas jelas, dasar ulser putih
kekuningan, tepi indurasi, dan nyeri

93
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

bila sudah matang virus tersebut baru


keluar dan selanjutnya masuk ke dalam
sel limfosit CD4 lainnya, berkembang
biak dan selanjutnya merusak sel
tersebut. Sel limfosit CD4 berperan
sebagai pengatur utama respon imun.4
Gambar 11.Pada Lidah bercak putih
tampak menipis dan sudah tidak sakit. Target utama dari HIV adalah
membran CD4.7 CD kepanjangan dari
Cluster Designation atau Cluster of
PEMBAHASAN
Differentiation. CD3 merupakan
Difinisi AIDS adalah kumpulan
glikoprotein bagian integral dari
gejala yang timbul akibat menurunnya
reseptor sel T (TcR), berperan untuk
sistem kekebalan tubuh yang didapat,
menimbulkan energi sementara sel T
disebabkan infeksi virus HIV. Virus ini
terhadap antigen pada respon imun.8
menyerang dan merusak sel-sel
Kadar CD4 (T4) sekitar 500
limfosit T CD 4+, sehingga kekebalan
8
1000. CD normal diatas 600
penderita rusak dan rentan terhadap
7 8
sel/mm3. Sutedjo mengatakan bahwa
infeksi.1.2.4.5
kadar CD4 pada HIV dibawah ini
Sasaran utama virus HIV adalah
menandakan, bila CD4 500-1000
subset limfosit yang berasal dari
berarti terjadi sindrom retroviral akut,
thymus, yaitu sel helper / inducer.
gejala intermiten, OC dan ulser. Bila
Pada permukaan sel ini terdapat
CD4 dibawah 500, maka terjadi
molekul glikoprotein disebut CD4,
gangguan AIDS kronis.
yang diketahui berikatan dengan
Limfadenopati, OC, lesi oral, muntah,
glikoprotein envelope virus HIV. HIV
diare dan TBC. Pada CD4 dibawah
yang sudah masuk ke dalam sel
200 akan terjadi gejala parah AIDS,
limfosit CD4 tersebut akan
peningkatan masalah kanker, kelainan
mengadakan multiplikasi dengan cara
paru dan susunan syaraf pusat. Yang
menumpang dalam proses
terakhir bila CD4 dibawah 200, maka
pertumbuhan sel inangnya. Didalam
terjadi peningkatan probabilitas infeksi
sel limfosit CD4, HIV mengadakan
oportunistik dan mortalitas.3.8
replikasi dan merusak sel tersebut, dan

94
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Pada kasus ini, pada kunjungan candidosis(Acut pseudomembaran


pertama didapatkan CD4 hanya 84, candidosis / thrush, erythematous
kemudian menurun menjadi 73 pada candidosis, chronic hyperplastic
kunjungan selanjutnya. Maka menurut candidosis), Angular cheilitis,
9
Putra , bila CD4 kurang dari 200 maka Recurrent Aphthous ulcer, xerostoma,
sudah dipastikan menderita AIDS. cervical caries occuring in association
Karena memang diagnosis berdasarkan withxerostoma, necrotizing stomatitis
pada keberadaan anti HIV dalam darah (progresive), depapilated tongue, ulser
tepi atu pengukuran dari jumlah CD4. persisten (non healing ulcers),
Sedangkan menurut ciri-ciri stadium Submandibular lymphadenopathy dan
klinis infeksi HIV pada penderita ini squamous cell carcinoma, salivary
diperkirakan memasuki stadium 2, gland enlargement dan palatal
karena pada stadium 2 terjadi petechiae secondary to
penurunan Berat Badan kurang 10% thrombocytopenia. 5.7.10
dari Berat Badan penderita, adanya Menurut Murtiastutik4 bahwa
manifestasi mukokutaneus dan infeksi OC merupakan penyakit paling sering
saluran nafas atas rekuren. Dengan ditemukan. Sebab Nasrodin2
performan scale 2 : simptomatis dan berpendapat bahwa OC jarang pada
aktifitas masih normal. 2.4.5 orang muda yang sehat, namun
Macam manifestasi lesi Rongga merupakan MARKER untuk infeksi
mulut pada penderita HIV & AIDS HIV, menunjukkan sistem imun
adalah Kaposis sarcoma, Non tertekan dan perjalanan menjadi AIDS
Hodkin Lymphoma, HIV-related dapat terjadi. OC harus dimonitor
periodontitis, Linear gingival erythema setiap saat, penyebaran ke sistem
(LGE), Necrotizing ulceratif respirasi atau digestif dapat
Ginggivitis, Necrotizing ulceratif menyebabkan morbiditas yang
periodontitis, Herpetic stomatitis signifikan.
(Herpes labialis), Herpes zoster Pada penderita dalam kasus ini
(shingles), Oral hairy leukoplakia of juga didapatkan pada seluruh tungkai
the tongue (oral viral leukoplakia), kaki kanan dan kiri ditemukan makula,
condyloma acuminata (Warts),HPV hiperpigmentasi, batas jelas, multipel,
associated with warts, oral tidak gatal dan tidak nyeri. Sesuai

95
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

pendapat Murtiastutik4 tentang mendapat perhatian. Ketika lndividu


diantara individu yang terinfeksi HIV dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian
beberapa tipe kelainan akan besar menunjukkan perubahan karakter
berkembang sekitar 80%. Penyakit psikososial (hidup dalam stress,
kulit umum yang terjadi adalah depresi, merasa kurangnya dukungan
dermatitis atau erupsi obat. sosial, perubahan perilaku). Efek dari
Kemungkinan diagnosisnya adalah infeksi HIV pada individu tersebut
suspek erupsi obat morbiliform atau mendorong reaksi penolakan hingga
dermatitis1.4 Kelainan kulit muncul syok yang berlangsung berbulan-
hampir secara umum terjadi pada bulan, hingga tahun dan kondisi ini
perjalanan penyakit HIV sebagai potensial semakin mendorong
akibat dari defisiensi imun yang timbul progresivitas infeksi HIV ke AIDS.
atau berhubungan dengan pengobatan Jadi karakter psikososial erat terkait
yang didapat penderita selama ini. dengan progresivitas infeksi
Tata laksana penderita AIDS HIV.Penderita umumnya dihadapkan 3
secara umum adalah istirahat, stressor, yaitu stressor biologis,
dukungan nutrisi yang memadai psikologis dan psikososial.
berbasis makronutrien dan Untuk terapi yang telah
mikronutrien untuk penderita HIV & dilakukan pada tanggal 5 Desember
AIDS, konseling termasuk pendekatan 2011 lalu kurang memberikan respon,
psikologis dan psikososial, kemungkinan karena terapi yang
membiasakan gaya hidup sehat , diberikan kurang berfungsi oleh karena
seperti rutin senam.2 Pada kasus ini hitung sel CD4 yang menurun
konseling sudah dilakukan di poli VCT responnya, sehingga sering tidak
Rumah Sakit tempat penderita dirawat. memuaskan. Juga kurang melibatkan
Sebab menurut Putra,9 bahwa peningkatan Oral Hygiene, pemberian
diagnosis terinfeksi HIV & AIDS obat kumur serta tambahan nutrisi.
merupakan suatu kejadian yang mirip Penulis sudah melakukan tata
dengan bencana besar, karena penyakit laksana sesuai dengan Protap
infeksi ini mempunyai prognosis penanganan OC pada penderita HIV &
kurang baik, sehingga strategi untuk AIDS RSUD Dr Soetomo Surabaya11
mengurangi tekanan psikologis perlu dengan pemberian Nystatin topikal 4-5

96
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

kali sesudah makan. Untuk efektifitas yang menyebabkan menurunnya fungsi


preparat ini tergantung lamanya kontak biologis tubuh. Nutrisi sangat penting
antara suspensi dan mukosa yang dalam tata laksana penderita HIV &
terkena.Harus ditahan didalam mulut AIDS, selain mendorong perubahan
beberapa menit sebelum kea rah perbaikan juga berperan untuk
ditelan.Setelah pemberian obat menekan progresivitas AIDS.2
dianjurkan tidak makan atau minum Banyak penderita mendapat
selama 20 menit.Respon terapi terlihat keuntungan dengan meningkatkan oral
dalam 5 hari pertama.Tambahan hygiene dan seringnya melakukan
berupa ketokonasol sistemik dan obat kebersihan mulut.Perubahan diet
kumur. seperti mengkomsumsi yogurt
Penambahan vitamin disini acidophilis, Echinacea dan antioksidan
dikarenakan vitamin C bersama sangat bermanfaat.Pada penderita OC.
2
kalsium dan berbagai vitamin, Pada kasus ini penderita diminta
misalnya B6 dan E penting dalam menjaga kebersihan mulut. Karena bila
mempertahankan intregitas tulang, tidak akan memperparah kasus OC.
gigi, jaringan ikat, serta dinding
pembuluh darah. Membantu SIMPULAN
meningkatkan absorpsi zat besi non- Bila ada penderita datang dengan
henil, meningkatkan resistensi kondisi dincurigaiadanya lesi HIV &
terhadap infeksi primer maupun AIDS di rongga mulut, maka
oportunistik dan berperan sebagai anti sebaiknya kita bisa mengarahkan
oksidan yang larut dalam air terbukti penderita untuk dikonsul ke poli VCT
menurunkan symptom dan derajat untuk mengetahui jumlah CD4 demi
beratnya penyakit infeksi akibat kepentingan penderita sendiri dan kita
virus.Kebutuhan vitamin C meningkat sebagai tenaga medis agar bisa
selama berlangsungnya infeksi.2 memberikan tata laksana dengan tepat
Terapi disini juga dikombinasi dan adekuat.
dengan susu peptisol, sebab
dibutuhkan dukungan nutrisi. Pada DAFTAR PUSTAKA
penderita yang terinfeksi HIV sering 1. Murtiastutik D. 2009. Atlas HIV & AIDS
dengan kelainan kulit. Edisi pertama.
mengalami gangguan asupan nutrisi

97
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Airlangga University Press. Kampus C 7. Sonis ST, Fazio Rc & Fang LCT. 2003.
Unair. Surabaya. h. 2. Burkets Oral medicine secrets. Hainley &
2. Nasrodin. 2007. HIV & AIDS pendekatan Beltus. Inc Philadelphia.p.183-7.
biologi molekuler klinis dan sosial. Edisi 8. Sutedjo AY. 2006. Buku saku Mengenal
pertama. Airlangga University Press. penyakit melalui hasil pemeriksaan
Kampus C Unair. Surabaya. h. 15; 37-27; laboratorium. Cetakan pertama. Penerbit
177-99. Amara books. Jogyakarta. h. 140-2.
3. Little JW, Falace DA, Miller CS & Rhodus 9. Putra ST. 2005. Psikoneuroimunologi
NL. 2008. Dental management of the Kedokteran. Gramik Fakultas Kedokteran
medically compromised patient. Mosby Unair.RSU Dr Soetomo. Surabaya. h. 141-
elsevier. p. 280 137;177.
4. Murtiastutik D. 2008. Buku ajar Infeksi 10. Scully C & Cawson RA. 1999. Colour
menular seksual. Cetakan ke 2. Airlangga guide. Oral desease. Second edition.
University press. Surabaya. h. 220- Churchill livingstone. Edinburg. p. 159.
211;253-8 11. Barakbah J, Soewandojo E & Nasrodin.
5. Setianingtyas D. Deteksi dini melalui oral 2009. Protap HIV & AIDS. RSU Dr
infeksi HIV & AIDS & Universal Soetomo Surabaya / Fakultas Kedokteran
Precaution. Temu ilmiah Rumkital Dr Unair. Cetakan pertama. Airlangga
Ramelan. Tanggal 16 April 2009. University Press. h. 307-47.
6. Jawa Pos Metropolis. 2011. Ibu rumah
tangga rawan kena. Jumlahnya dua kali
lebih banyak dari PSK. Surabaya.h. 25.

98
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN KASUS

Penatalaksanaan Urtikaria Akut Di Rongga Mulut


(Management Of Acute Urticaria In Oral Cavity)
Herlambang Prehananto*, Dwi Setianingtyas**
*PPDGS Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya
*Poli Oral Medicine Departemen Gigi dan Mulut Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya

ABSTRACT

Introduction: Acute urticaria is a skin response with clear boundaries , occurs in the
superficial epidermis . Acute urticaria suffered by patients who are less than 6 weeks after
exposure alergren . Acute urticaria is a reaction caused by systemically circulating antigen ,
thus causing a good reaction in the mucosa and skin . In lesions that appear on the oral
mucosa commonly referred to as allergic stomatitis .Objective: This case report discusses the
management of acute urticaria in the oral cavity with the etiology of inhalant allergens .Case
Male patients aged 43 years suffering from acute urticaria was referred to the Oral Diagnosis
poly Naval Hospital dr . Ramelan Surabaya . On clinical examination of the oral cavity
obtained on oral mucosal erosions and papules on the dorsal tongue , and teeth are suspected
of focal infection . Case Management: Patients referred for release denture and tooth decay
to be treated as well as the scaling due to focal infection is suspected . Conclusion: Giving
betadine gargle to avoid secondary infections in the oral cavity .

Key words: Allergic stomatitis, urticaria, acute.

Correspondence: Herlambang Prehananto, PPDGS Oral Pathology,Faculty of Dentistry,


Airlangga University, Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Phone (031) 5030255
ext123, HP : 08562508507, email : [email protected]

99
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Pendahuluan: Urtikaria akut adalah respons kulit dengan batas yang jelas, terjadi pada
epidermis superfisial. Urtikaria akut diderita oleh pasien yang kurang dari 6 minggu setelah
paparan alergren.Urtikaria akut merupakan reaksi yang terjadi akibat antigen yang beredar
secara sistemik, sehingga menyebabkan reaksi baik pada mukosa dan kulit.Pada lesi yang
muncul di mukosa mulut biasa disebut dengan stomatitis alergika.Tujuan: Laporan kasus ini
membahas tentang penatalaksanaan urtikaria akut pada rongga mulut dengan etiologi
alergen dari inhalan. Kasus: Pasien laki-laki berusia 43 tahun menderita urtikaria akut
dirujuk ke poli Oral Diagnosis Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Pada
pemeriksaan klinis rongga mulut didapatkan erosi pada mukosa rongga mulut dan papula
pada dorsal lidah, serta terdapat gigi yang dicurigai menjadi fokal infeksi. Tata Laksana
Kasus: Pasien dirujuk untuk melepaskan gigi tiruan dan gigi berlubang untuk dilakukan
perawatan serta scalling karena di curigai sebagai fokal infeksi. Kesimpulan: Pemberian
betadine kumur untuk menghindari infeksi sekunder di rongga mulut.

Kata kunci :Stomatitis alergika, urtikaria, akut.

Korespondensi:Herlambang Prehananto, PPDGS Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran


Gigi, Universitas Airlangga, Jl. Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Telepon : (031)
5030255 ext123, HP : 08562508507, email : [email protected]

PENDAHULUAN pernah sekali mengalami serangan


Urtikaria merupakan respons urtikaria akut dalam
kulit dengan batas yang jelas, terjadi hidupnya.Diagnosis urtikaria akut
pada epidermis superfisial, berupa dapat ditegakkan berdasar catatan
urtika, yaitu lesi eritematous dan riwayat pasien, anamnesis, dan
menonjol (1- 2 mm sampai beberapa pemeriksaan klinis.Urtikaria
cm) yang timbul dan hilang dalam menyebabkan pembesaran pembuluh
beberapa jam disertai rasa gatal yang darah kapiler disertai peningkatan
hebat. Urtikaria diklasifikasikan permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurut lamanya, yaitu urtikaria akut sebagian besar cairan plasma melewati
dan urtikaria kronis.1 Urtikaria akut endotel dinding pembuluh darah keluar
bila bentol kemerahan dengan ukuran ke jaringan. Hal ini mengakibatkan
yang bervariasi serta gatal, timbul dan hipovolaemia yang berarti turunnya
tidak lebih dari 6 minggu.2 Sedang tekanan darah secara berlebihan.1,4
urtikaria kronis berlangsung lebih dari Urtikaria akut biasanya
atau sama dengan 6 minggu.2,3 menimbulkan rasa gatal yang hebat
Urtikaria akut terjadi pada 15- disertai bercak merah di seluruh tubuh,
20% populasi di Rumah Sakit telapak tangan dan kaki. Timbul rasa
Dermatologi di Inggris dan setidaknya panas dan terjadinya ulser pada

100
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Rongga Mulut (RM), disertai keluhan pada RM. Pada anamnesis, ternyata
pusing, lemah, perasaan tidak enak awalnya pasien melakukan kegiatan di
badan.Bronkospasmus (pengerutan lapangan yang penuh debu limbah
otot bronkus) yang mengakibatkan sekitar tempat latihan. Kemudian
sesak nafas. Hiperperistaltik yang pasien merasa sesak nafas dan muncul
menyebabkan rasa mual disertai bentol-bentol pada seluruh tubuhnya
muntah. Kejang otot tubuh karena dan rasa tidak enak pada mukosa RM
1
adanya gangguan pusat syaraf. sejak tanggal 22 Oktober 2013. Karena
Urtikaria akut dapat rasa gatal yang berlebihan dan merasa
menyebabkan munculnya lesi pada berat bila bernafas kemudian pasien
permukaan mukosa RM. Reaksi ini berobat ke poli Kulit dan Kelamin
dapat terjadi akibat antigen yang RSAL dr. Ramelan Surabaya. Dokter
beredar secara sistemik, yang memberinya obat eritromycin 500 mg
menyebabkan reaksi baik pada mukosa diminum 3 kali sehari, loratadin
dan kulit. Reaksi antigen-antibodi diminum sehari sekali,
dapat menyebabkan penyakit klinis Methylprednisolon salep digunakan 3
pada mulut dan wajah. Jenis anafilatik kali sehari 2 oles, antihistamin 3 kali
atau jenis segera ditandai dengan sehari, cimetidin 3 kali sehari, dan
edema seperti misalnya urtikaria.3 dipenhydramin. Kemudian pasien
dikonsulkan ke departemen gigi dan
KASUS mulut, poli THT dan penyakit dalam
Pada tanggal 11 November 2013, untuk dilakukan penelusuran penyakit
pasien laki-laki berusia 43 tahun yang mungkin menyertai.
datang ke bagian Oral Medicine Keadaan umum pasien cukup,
Departemen Gigi dan Mulut Rumah Glasgow Coma Scale (GCS) 4 5 6,
Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84
Ramelan Surabaya atas konsulan dari kali/menit. Pasien tidak mempunyai
poli rawat inap kulit dan kelamin riwayat alergi sebelumnya.
dengan keluhan utama gatal diseluruh Pemeriksaan ekstraoral didapatkan
kulit. Selain itu Dokter Spesialis Kulit pada seluruh kulit muka dan hampir
dan Kelamin (Sp.KK) juga meminta seluruh tubuh dimulai lengan, kaki,
untuk mencari adanya fokal infeksi punggung dan dada pasien terdapat

101
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

papula dan makula, multipel, hematokrit 45,0 (37,0 54,0 %), SGPT
berwarana merah, berbatas jelas, 22 (0 45 U/L), SGOT 25 (0 35
diameter 2-3 mm, terasa gatal.Pada U/L), BUN 12,3 (8,0 23,0 mg/dL),
pemeriksaan kelenjar limfe kreatinin 1,4 (0,9 1,5 mg/dL), gula
submandibularis, palpasi kanan dan darah acak (GDA) 116 mg/dl, laju
kiri teraba, kenyal, dapat digerakkan, endap darah (LED) 35 mm/jam.
bentuk bulat, ukuran sekitar 1x1x1 cm,
dan sakit. TATA LAKSANA KASUS
Pemeriksaan intraoral pada regio Kunjungan I (11 November 2013)
palatum, nampak erosi, bilateral, Pada kunjungan awal , dari
multipel, warna merah, berbatas jelas, anamnesis dan pemeriksaan klinis
bentuk irreguler, luas sekitar 3 mm, kasus ini didiagnosis klinis sebagai
dan terasa sakit. Pada lidah nampak stomatitis alergika, dengan diagnosis
papula, multipel, bilateral, diameter 1 banding eritema multiformis.
mm, berbatas jelas, berwarna putih. Selanjutnya pasien dikonsulkan ke
Nampak gigi 21 dan 37 hilang, gigi 22 laboratorium Radiologi untuk
karies gangren pulpa, dan gigi 36 dilakukan pemeriksaan rontgen foto
terdapat tumpatan komposit. Secara panoramik untuk mengetahui adanya
umum Oral hygene (OH) pasien jelek fokal infeksi.
karena banyak kalkulus dan stain pada Hasil yang didapat dari
seluruh permukaan gigi, hal ini pemeriksaan rontgen foto terdapat
dikarenakan pasien adalah perokok dan karies pada gigi 22 yang memakai gigi
seluruh permukaan mukosa RM terasa tiruan tetap, karies superfisialis gigi 46
parestesi. dan gangren pulpa (GP) gigi 36.
Pada pemeriksaan penunjang Pasien dirujuk untuk melepaskan
darah lengkap didapatkan Sel Darah gigi tiruan pada gigi 22, dilakukan
Putih (SDP) 20,7 (4,0 10,0 10/L), penumpatan pada gigi 22 dan 46, dan
granulosit 18,3 (2,0 7,0 10/L), ekstraksi gigi 36. Pasien diinstruksikan
limfosit 7,5 (20,0 40,0 %), granulosit untuk kumur dengan betadine gargle
88,3 (50,0 70,0 %), sel darah merah sehari 4 kali tanpa dibilas dan
(SDM) 4,92 (3,50 5,50 10/L), multivitamin diberikan sehari sekali.
hemoglobin 15,0 (11,0 16,0 g/dL), Pasien disarankan kontrol seminggu

102
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

setelahnya tetapi pasien melakukan susah untuk dihubungi dan tidak ada
pulang paksa dari rawat inap kemudian kunjungan berikutnya.

Gambar 1. Kunjungan 1 (A) Tampak papula dan makula pada permukaan punggung, (B)
kaki, (C) dada, (D) tangan, dan (E) wajah. (F) Terdapat bentukan papula diseluruh permukaan
dorsal lidah dan (G) tampak erosi, kemerahan yang berbatas jelas. (H) Gigi karies 21 dan 22
yang dicurigai menjadi fokal infeksi.

Dari data rekam medis pada dengan hasil SDP 19, 5 (4,0 10,0
tanggal 1 Desember 2013 pasien 10/L), granulosit 16,5 (2,0 7,0
kembali melakukan rawat inap (MRS) 10/L), limfosit 8,9 (20,0 40,0 %),
lagi di RSAL dr. Ramelan Surabaya granulosit 84,3 (50,0 70,0 %). Sehari
dengan keluhan rasa gatal dan kemudian dilakukan lagi pemeriksaan
kemerahan di kulit seluruh tubuh yang penunjang dengan hasil SDP 20,9 (4,0
tak kunjung sembuh. Pada 10,0 10/L), granulosit 16,9 ( 2,0
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan 7,0 10/L), limfosit 11,8 (20,0 40,0
umum pasien cukup, GCS 4 5 6, %), granulosit 80,7 (50,0 70,0 %),
tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88 dan LED 35 mm/jam, SGPT 52 (0 45
x/menit, suhu badan 36C. U/L), SGOT 18 (0 35 U/L), GDP 65
Pada tanggal 1 Desember 2013 (70 105 mg/dL). Sembilan hari
dilakukan pemeriksaan penunjang kemudian dilakukan pemeriksaan

103
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

penunjang lagi dengan hasil SDP 15,4 PEMBAHASAN


(4,0 10,0 10/L), granulosit 12,3 Urtikaria dapat timbul tiap hari
(2,0- 7,0 10/L), limfosit 13,9 (20,0 atau intermiten, lamanya beberapa
40,0 %), granulosit 79,9 (50,0 70,0 menit sampai beberapa jam bahkan
%). Hasil pemeriksaan penunjang beberapa hari. Dapat terjadi pada
tujuh belas hari setelah perawatan semua umur baik laki-laki maupun
adalah SDP 21,7 (4,0 10,0 10/L), perempuan, dengan faktor etiologi
granulosit 19,1 (2,0 7,0 10/L), yang jelas antara lain yaitu reaksi obat,
limfosit 6,2 (20,0 40,0 %), granulosit reaksi terhadap bahan makanan,
87,7 (50,0 70,0 %) dan Mean produk dari pembuluh darah, dan
Corpuspular Volume (MCV) 100,9 infeksi dari bakteri maupun virus.
(80,0 100,0 fL). Namun kadang kala etiologinya
Tindakan yang dilakukan dengan idiopatik.3,4
pemberian delladryl intra muscular Pada kasus ini seorang pria usia
(i.m) dan dexametasoneintra vena 43 tahun, tidak ada riwayat alergi
(i.v). Dokter juga memberikan resep makanan maupun alergi yang lain,
eritromycin 500mg diminum 3 kali riwayat atopik tidak jumpai, serta
sehari, dexametasone diminum sehari keluhan urtikaria kurang dari 6
3 kali 2 tablet, loratadine diminum minggu. Jika urtikaria (bentol
sehari sekali, CTM diminum sehari 3 kemerahan) dengan bentuk dan ukuran
kali, dan bedak salisil untuk yang bervariasi, gatal, timbul tersebar
mengurangi rasa gatal di kulit. diseluruh kulit tubuh, tidak ada riwayat
Setelah dilakukan perawatan atopi dalam keluarga, tidak ada riwayat
selama 17 hari keadaan pasien belum alergi dan gejala berkepanjangan, dan
membaik, dengan warna merah kurang dari 6 minggu disebut uritkaria
ditubuh masih menetap tetapi gatal akut.
pada tubuh sudah menghilang.Pasien Penyakit alergi umumnya terjadi
disarankan untuk tetap melakukan jika sistem imun salah dalam
perawatan untuk dilakukan observasi merespons paparan suatu bahan yang
lebih lanjut, tetapi pasien melakukan dalam keadaan normal sebenarnya
pulang paksa karena alasan ingin tidak berbahaya, misalnya tepungsari
berobat jalan. (pollen), rumput atau debu rumah,

104
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

dengan mengadakan reaksi berlebihan imun tubuhnya akan mengenali antigen


untuk menyingkirkan bahan yang tersebut sebagai benda asing dan
diduga merupakan benda asing. Bahan segera berupaya mengatasinya. Sistem
ini disebut sebagai alergen.3 imun tubuh segera membentuk
Pada pasien ini diduga sejumlah besar antibodi yang disebut
munculnya urtikaria dikarenakan immunoglobulin E (IgE).5
alergen inhalan. Alergen dari inhalan Jika alergen bertemu IgE yang
berupa serbuk saribunga (polen), spesifik terhadapnya, maka akan
sporajamur, debu, bulubinatang, dan melekat pada antibodi mirip anak
aerosol, umumnya lebih mudah kunci dalam lubang kuncinya.
menimbulkan urtikaria alergik (tipe I). Perlekatan ini akan merangsang sel
Reaksi ini sering dijumpai pada pasien tempat IgE melekat untuk melepaskan
atopi dan disertai gangguan napas.5 dan membentuk histamin, yang
Dikarenakan pasien berada pada memicu terjadinya proses inflamasi
tempat dengan paparan udara yang atau keradangan.5
penuh debu dari limbah maka pasien Penatalaksanaan urtikaria akut
mengeluh sesak nafas dan timbul dengan menghindari NSAID, aspirin,
bentol yang disertai rasa gatal. penghambat angiotensin converting
Pada alergi terhadap debu atau enzyme (ACE), alkohol, kelelahan fisik
tepungsari (pollen), setiap antibodi dan stres karena dapat menyebabkan
tertentu yang bereaksi terhadap satu urtikaria non immunologik. NSAID
jenis alergen tertentu saja.Misalnya dan aspirin dapat menimbulkan
antibodi tertentu yang bereaksi urtikaria karena menghambat sintesis
terhadap tepungsari bunga regweed. prostaglandin dari asam arakhidonat,
Molekul IgE mempunyai sifat khusus, obat penghambat ACE dapat
karena IgE merupakan satu-satunya menyebabkan angioedema, sedang
antibodi yang mampu merekat erat alkohol, kelelahan fisik dan stress
pada badan sel mast, yaitu sel jaringan dapat merangsang pembuluh darah
(tissues cells) dan basofil (sel darah).5 kapiler menjadi vasodilatasi dan
Jika seseorang pasien alergi peningkatan permeabilitas yang
mengalami kontak atau paparan berakibat terjadinya transudasi cairan
dengan suatu alergen, maka sistem dan pengumpulan cairan setempat

105
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

sehingga secara klinis tampak edema beberapa faktor, data mutakhir telah
disertai kemerahan.2 menerangkan hubungan antara flora
Pemberian terapi medikamentosa normal usus manusia dengan alergi.7
bersifat simtomatis.Obat lini pertama Penyebab alergi lainnya dapat
adalah antihistamin generasi II bersumber dari bakteri yang ada di RM
(Nonsedating second-generation) dan tenggorokan seperti Streptococcus
loratadine, cetrizine. Waktu pemberian mutans dan Streptococcus aureus.8
antihistamin sebaiknya mengikuti Penatalaksanaan pada stomatitis
ritme diurnal urtikaria.Penambahan alergika di RM pemberian obat kumur
antihistamin AH2 (simetidin) pada antiseptik diharapkan bisa mengurangi
beberapa kasus memberikan paparan mikroorganisme yang bisa
perbaikan.Jika pruritus menonjol pada memperparah keadaan RM.
malam hari bahkan tidak jarang pasien Selanjutnya pasien dirujuk ke poli
cemas maka dapat ditambahkan periodonsia untuk dilakukan
antihistamin generasi klasik yang pembersihan calculus atau scalling dan
diberikan 1 kali sehari pada malam poli konservasi untuk menumpat gigi
hari.Apabila semua tahapan terapi yang berlubang.
yang diberikan tersebut belum Seharusnya pasien menjalani
memberikan hasil dapat diberikan rujukan tersebut tetapi dari awal pasien
kortikosteroid, dan pemberiannya tidak di rujuk ke departemen gigi dan mulut
lebih dari 3 minggu. Penggunakan pasien menunjukan sifat tidak
eritromycin digunakan untuk koorperatif.Pasien merasa tidak ada
menghindari adanya infeksi sekunder.2 hubungan antara alerginya dengan
Langkah selanjutnya dokter keadaan RMnya, walaupun sudah
Sp.KK merujuk pasien ke departemen dijelaskan secara seksama tetapi pasien
gigi dan mulut, poli THT dan poli masih merasa tidak percaya.Pasien
penyakit dalam RSAL dr. Ramelan. juga sudah dua kali melakukan pulang
Hal ini dikarenakan dicurigai adanya paksa ketika menjalani rawat inap. Hal
fokal infeksi yang bisa menyebabkan ini yang membuat pasien susah untuk
terjadinya urtikaria. Populasi menjalani kontrol ke departemen gigi
mikrobiota di usus manusia bersifat dan mulut.
dinamik dan dipengaruhi oleh

106
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

SIMPULAN 2. Suryana, Ketut., Adiguna, Made Suastika.


2006 Seorang Wanita Dengan Uritkaria
Uritkaria akut dapat disebabkan
Kronik Idiopatik; J Peny Dalam Volume 7
oleh fokal infeksi dari RM. Bakteri Nomer 2; Denpasar. p.5 2.
pada gigi berlubang dan calculus dapat 3. Wolff, Klause., Goldsmith, Lowella A.,

menyebabkan timbulnya urtikaria Katz, Stephen I., Gilchrest, Barbara A.,


Paller, Amy S., Leffell, David J.
akut.Pemeriksaan penunjang dan
2003.Fitzpatricks Dermatology In General
kerjasama dari pasien sangat Medicine 7th; Mc Graw-Hill Companies;
membantu dalam terapi kesembuhan United State. p. 342 330.

urtikaria akut. 4. Greenberg, M., Glick, M. 2003. Burkets


Oral Medicine Diagnosis & Treatment 10th;
BC Decker Inc; New jersey. p. 216-215.
UCAPAN TERIMAKASIH 5. Tjekyan, Suryadi. 2008. Prevalensi
Ucapan terimakasih kepada poli Urtikaria di Kota Palembang Tahun 2007;
jurnal Berkala IImu Kesehatan Kulit
Oral Medicine Departemen Gigi dan
Kelamin Vol. 20 No. I:3 1.
Mulut Rumah Sakit Angkatan Laut dr.
6. Soedarto. 2012. Alergi dan Penyakit Sistem
Ramelan Surabaya atas kesempatan Imun; Sagung Seto; Jakarta. p. 17-13.
dan fasilitas yang diberikan untuk 7. Wikaningrum, R., Rochani, Jekti. T.,
Djannatun, T., Widiyanti, D., Pane, Abdul.
penulisan laporan kasus ini.
R. 2008.Bacterial Populations in Neonatus
Faeces : A Preliminary study; Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Kedokteran Yarsi vol. 16 No. 2; Mei
1. Manggala, Yudha. 2008Kesesuaian Hasil Agustus; p : 89 86.
Identifikasi Alergen Pada Pasien Dengan 8. Chisholm, Cary; Guttate Psoriasis;
Riwayat Urtikaria Akut Menggunakan http://emedicine.medscape.com; accesed
Metode Uji Tusuk (Prick Test) Dan Metode March 15 2014; 09:30:00.
Wawancara (Anamnesis); Universitas
Dipenogoro; Semarang. p. 15 10.

107
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

LAPORAN KASUS

Systemic Observation-Surgical Periodontic Approach


In The Managementof Amlodipine Induced
GingivalEnlargement
Rahmidian Safitri, Hardini Dyah Astuti, Poernomo Agoes
Periodontology Department Airlangga University

ABSTRACT

Background: Drug induced gingival enlargement is frequently observed in patients taking


three main group of drugs like calcium channel blockers (CCBs), immunosuppressants
and anticonvulsants. Amlodipine belongs to the dihydropyridine-a third generation calcium
channel blockers agents that may cause the side effect of drug-induced gingival enlargement
and oral bacteria intervention due to calculus retention. This case report describes the
management of gingival enlargement in a hypertensive patient taking amlodipine. Purpose:
This case report was aimed to discuss the treatment and maintenance of systemic
observationsurgical periodontic approach to restore gingival enlargement. Case: A 47-years
old man was referred to the Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Airlangga
University complaining of swellings and bleeding on his gingiva in all region. He felt very
uncomfortable as the swelling interfered while chewing and sometimes there was bleeding
spontaneously and halitosis. He had hypertension since 5 years and was on medications
Captopril 12,5 mg daily during 4 years and Amlodipine 5mg daily during last 1 year. A
provisional diagnosis and systemic observation-periodontal phases treatment were taken to
restore gingival enlargement condition. Case Management: Systemic observation of
medication use, periodontal phases treatment such as scaling root planning, periodontal surgery
as flap surgery, home oral hygiene maintenance, control recall every month during first 3 months
were taken. Conclusion:The successful of combination carefully systemic observation-
surgery periodontal approach are promising to maintain Amlodipine induced gingival
enlargement.

Key Words: Amlodipine, gingival enlargement, systemic observation, surgical periodontic

Correspondence: Rahmidian Safitri, Department of Periodontology, Faculty of Dentistry,


Airlangga University, Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Phone (031) 5030255 ext
123, email : [email protected]

INTRODUCTION immunosuppressants. Although the


Drugs associated with gingival pharmacologic effect of each of these
enlargement can be broadly divided drugs is different and directed toward
into three categories: anticonvulsants, various primary target tissues, all of
calcium channel blockers, and them seem to act similarly on a

108
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

secondary target tissue, i.e., the during 4 years and Amlodipine 5 mg


gingival connective tissue, causing daily during last 1 year. Some months
common clinical and histopathological after using Amlodipin, he developed
findings.1 gingival hyperplasia.
Amlodipine belongs to The clinical appearance of
thedihydropyridine-a third generation thetissue was exophytic and
calcium channel blockers agents that hyperplastic tissue was red, smooth
may cause the side effect of drug- and shiny in all region, with no pain
induced gingival enlargement and oral on touch, and bled easily on probing
bacteria intervention due to calculus (Fig.1). Gingival tissue around the
retention. CCBs are commonly crown reached the occlusal tooth
prescribed and used for the treatment surface, with periodontal pockets
of cardiovascular diseases. Some measuring more than 5 mm, plaque
studies have addressed the risk of and calculus (Fig. 2). A provisional
gingival hyperplasia during the use of diagnosis and systemic observation-
CCBs, it was often based on case periodontal phases treatment were
reports (Seymour et al. 1994, Bhatia et taken to restore gingival enlargement
al. 2007) or on a cross-sectional study condition.
(Meisel et al. 2005).2

CASE
A 47-years old man was referred
to the Department of Periodontology,
Faculty of Dentistry, Airlangga
University complaining of swellings Fig 1. Gingival hyperplasia in all teeth region

and bleeding on his gingiva in all


region. He felt very uncomfortable as
the swelling interfered while chewing
and sometimes there was bleeding
spontaneously and halitosis. He had
hypertension since 5 years and was on
medications Captopril 12,5 mg daily Fig. 2 Pocket measurement more than 5 mm

109
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

CASE MANAGEMENT
The dental treatment included
scaling and root planning and
instructions on appropriate method for
brushing teeth. Refferal to internist
was made, due to the possibility of
medication changing. The rontgen Fig 4. Conventional flap surgery added
panoramic result showing severe with bone graft
bone loss in the regio
16,17,18,27,28,31,32,41,42 (Fig.3).

Fig 5. Mattress suturing was done

Fig 3.Rontgen panoramic showing severe


bone loss Follow up was done one to
three monthly, once each month.
The conventional surgery Upon examination at 3 month
planning were moved from review, the periodontal pockets were
gingivectomy for reduce gingival generally reduced. There is no
pocket into flap surgery added with hyperplasia gingival recurrency during
bone graft (Fig.4& Fig.5). While the examination. Regular oral hygiene
gingival hyperplasia was relieved, but reinforcement and scaling was done
there are severe bone loss in some for him. One year after completion of
region. Commercially available the surgery, disappearance of
chlorhexidine rinse (0.12%) was used hyperplasia gingiva and satisfactory
to help control plaque accumulation periodontal condition were confirmed
and to reduce the development of (Fig 6).
gingival inflammation.

110
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

factor in the development and


expression of the gingival changes.5 In
this present case the local
environmental factors such as poor
plaque control and multiple retained
roots at the initial presentation may
act as risk factors that had
contributed to worsen the existing
Fig. 6 Clinical review after one year gingival enlargement and therefore
periodontal treatment
complicate the oral hygiene
6
procedures.
DISCUSSION
Physicians should be able to
The pathogenesis of hyperplasia
identify changes in oral cavity
gingiva is uncertain and the
related to the health of the patients.
treatment is still largely limited to the
Thus, there is a need collaboration
maintenance of an improved level of
between general doctors or internist
oral hygiene and surgical removal of
in this case with dental practicioner in
the overgrown tissue. Several factors
the care of drug induced gingival
may influence the relationship
enlargement, to have holistic result
between the drugs and gingival
both systemic and good clinical
tissues, were including age, genetic
outcome.
predisposition, pharmacokinetic
variables, and alteration in gingival
REFERENCES
connective tissue homeostasis, 1. Dongaribagtzoglou A, Cutter C. 2004.
histopathology, ultra-structural factors, The prevalence, risk factors,
pathogenesis, and clinical management of
inflammatory changes and drug action
drug-associated gingiva enlargement. Drug-
on growth factors.4 Most studies show
Associated Gingival Enlargement. J
an association between the oral hygiene Periodontol,75:1431-1424.
status and the severity of drug- 2. Kaur G, Verhamme KMC, Dieleman JP,
Vanrolleghem A, van Soest EM, Stricker
induced hyperplasia gingiva. This
BHCh, Sturkenboom MCJM. 2010.
suggests that plaque-induced gingival Association between calcium channel
inflammation may be important risk blockers and gingival hyperplasia. J Clin

111
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987

Periodontol,37:630-625. doi:10.1111/j.1600- Seymour RA. 1992. The incidence and


051X.2010.01574.x. severityof nifedipineinduced gingival
3. Upadhyay Y. Amlodipine-Induced Gingival overgrowth. J Clin Periodontol,19: 314-311.
Overgrowth: A Case Report. IOSR Journal 6. Ikawa K, Ikawa M, Shimauchi H, Iwakura
of Dental and Medical Sciences (JDMS. M and Sakamoto S. 2002. Treatment of
Volume 3, Issue 4 (Jan.-Feb. 2013), PP 20- gingival overgrowt induced by manidipine
17. www.iosrjournals.org. administration: a case report. J Periodontol,
4. Seymour, R. A., Ellis, J. S., Thomason, 72: 122-115.
J. M., Monkman, S. Idle, J. R. 1994. 7. Taib Ha, Ali TBTb, Kamin Sb. 2007. Case
Amlodipine induced gingival overgrowth. Report-Amlodipine-induced gingival
Journal of Clinical Periodontology,21 : overgrowth: a case report.Archivesof
283-281. Orofacial Sciences, 2: 64-61.
5. Barclay S, Thomason JM, Idle JR and

112

You might also like