Denta Megazine
Denta Megazine
Denta Megazine
LAPORAN PENELITIAN
ABSTRACT
Background: Root canal treatment is the most common method to perserve a tooth from
infection of the root canal mixed bacteria. Enterococcus faecalis is one of the bacteria that
often causes failure of the root canal treatment. Persea americana leaves extract has
antibacterial activities because of containing active compounds such as alkaloid, flavonoid,
saponin, and tanin that may cause inhibit the growth of certain bacteria. Based on previous
study Persea americana leaves extract proven to be able inhibit the growth of Staphylococcus
aureus and Streptococcus mutans which are the same type with Enterococcus faecalis.
Purpose: The aim of this study was to examine the inhibition effect of Persea americana
leaves extract in concentrations of 25%, 50%, and 100% to the growth of Enterococcus
faecalis bacteria. Methods: This study was using diffusion method in BHI gelatin, and
incubated anaerobically at 37C for 48 hours. Result: The mean of the inhibition effect of
Persea americana leaves extract in one of each concentrations, 25%, 50%, and 100% are
8.99 mm, 10.73 mm, and 11.8 2mm, while the positive control group (ChKM) is 10.53 mm.
Data were analyzed with ANOVA (one way) test and the result showed that there are
significant differences (p<0.05) between all groups. LSD test showed that there are
significant differences in all groups except the ChKM group and the 50% group. Conclusion:
Persea americana leaves extracts having inhibition effect to the growth of Enterococcus
faecalis bacteria.
Keywords: Root canal treatment, Enterococcus faecalis bacteria, Persea americana leaves
extract.
1
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
Kata Kunci: Perawatan saluran akar, Bakteri Enterococcus faecalis, Ekstrak daun alpukat
2
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
3
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
4
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
kaca, kertas saring berbentuk lingkaran 100% didapat dari 2 gr ekstrak pekat
diameter 5 mm, beaker glass, dan 2 ml aquades steril. Untuk
inkubator, petridish, spuit, burner, konsentrasi 50% dilakukan
osse, mikropipet, vortex, anaerobic pengenceran dengan mengambil 1 mg
jar, lidi kapas steril, digital calipers ekstrak konsentrasi 100% dan 1 ml
krisbow dengan ketelitian 0.01 mm, aquades steril. Selanjutnya konsentrasi
dan syringe mikroporus membrane 25% didapat dari 1 mg ekstrak
diameter 0,2 m. Bahan yang konsentrasi 50% dan 1 ml aquades
diperlukan adalah bakteri steril. Ekstrak daun alpukat yang akan
Enterococcus faecalis, ekstrak daun diuji terlebih dahulu disterilkan dengan
alpukat, ChKM, aquades steril, etanol syringe mikroporus membrane
96%, media Brain Heart Infusion diameter 0,2 m untuk mencegah
(BHI) agar, media Brain Heart kontaminasi.
Infusion (BHI) cair, dan larutan standar Penelitian dilakukan dengan
Mc Farland 0,5. metode difusi pada media BHI agar.
Ekstrak daun alpukat dibuat dari Pada kelompok perlakuan, kertas
serbuk daun alpukat yang ditambahkan saring berbentuk lingkaran berdiameter
pelarut etanol 96% dan digoyang 5 mm dicelupkan dalam ekstrak daun
dengan menggunakan water bath alpukat selama 10 detik. Kertas saring
dengan kecepatan 120 rpm selama 1 untuk kelompok kontrol positif
jam. Serbuk daun alpukat kemudian dicelupkan dalam ChKM dan untuk
dimaserasi selama 24 jam pada suhu kelompok kontrol negatif dicelupkan
kamar, lalu difiltrasi dengan penyaring dalam aquades steril. Kertas saring
Buchner, dan dilakukan maserasi ulang diletakkan pada tiap zona media BHI
terhadap residu selama 24 jam. Proses agar dengan menggunakan pinset steril
ini dilakukan hingga 3 kali sehingga dan agak ditekan-tekan, kemudian
didapatkan 3 filtrat. Ketiga filtrat petridish dimasukkan ke dalam
tersebut kemudian dicampur dan anaerobic jar dan diinkubasi selama 2
dipekatkan dengan rotary vakum x 24 jam dengan suhu 37C. Zona
evaporator dengan suhu 50C sampai hambat yang dihasilkan berupa zona
didapatkan ekstrak pekat. Pembuatan jernih (clear zone) disekitar kertas
Ekstrak daun alpukat konsentrasi saring dan diukur menggunakan digital
5
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
calipers (dalam satuan mm). Zona Tabel 1. Hasil Rerata Zona Hambat
HASIL
Hasil penelitian berupa
perhitungan rerata diameter dan
standar deviasi zona hambat ekstrak
daun alpukat terhadap pertumbuhan
Gambar 1. Grafik Hasil Rerata Zona
Enterococcus faecalis.
Hambat
6
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
Hasil uji ANOVA (tabel 2) ekstrak daun alpukat 50% (10.73 mm)
50% dan 100%, ekstrak daun alpukat mengikat dan mengendapkan protein.11
100%, dan ChKM terhadap ekstrak yang akan berikatan pada protein
daun alpukat 25% dan 100%. ChKM membran sel melalui ikatan gugus
dengan ekstrak daun alpukat 50% polar, sedangkan gugus non polar
saponin akan berikatan dengan lemak
7
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
8
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
resistensi inilah bakteri Enterococcus Cleaning and Shaping. In: Walton RE,
Torabinejad M. Endodontics principles and
faecalis dapat resisten terhadap banyak
practice, 4th ed. India: Thomson Press.p.
obat termasuk ChKM, maka 258-83.
diasumsikan bahwa bakteri 3. Stuart CH, Schwartz SA, Beeson TJ, Owatz
Enterococcus faecalis juga memiliki CB. 2006. Enterococcus faecalis: Its role in
root canal treatment failure and current
kemungkinan resisten terhadap ekstrak
concepts in retreatment.JOE, 32(2): 93-8.
daun alpukat karena mekanisme kerja
4. Suchitra U dan Kundabala M. 2006.
yang sama berdasarkan kandungan Enterococcus faecalis: An Endodontic
fenol yang terkandung didalamnya. pathogen. medIND journals.p.11-3.
9
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
10. Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri 12. Noer IS dan Nurhayati L. 2006.
Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.) Bioaktivitas Ulva reticulate Forsskal. Asal
terhadap Bakteri Vibrio alginolyticus. Gili Kondo Lombok Timur terhadap
Universitas Institut Teknologi Sepuluh Bakteri. Jurnal Biotika, 5(1): 60-45.
Nopember. h.8-7. 13. Marsa RD. 2010. Efek Antibakteri Ekstrak
11. Katja DG, Suryanto E, Wehantouw F. Lerak dalam Pelarut Etanol terhadap
2009. Potensi Daun Alpukat (Persea Enterococcus faecalis (Penelitian In Vitro).
Americana Mill.) Sebagai Sumber Skripsi, Universitas Sumatera Utara,
Antioksidan Alami. Chem. Prog, 2(1): 64- Medan.h. 21-4, 41-3.
58.
10
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
ABSTRACT
11
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
12
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
13
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
14
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
15
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
Tabel 1. Diameter zona hambat terhadap bakteri Mixed periodontopatogen (dalam satuan
mm)
16
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
17
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
18
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
19
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
dinding sel bakteri ini berlapis tiga ekstrak daun Avicennia marina
yang tersusun atas peptidoglikan dan mempunyai efek antibakteri terhadap
lipid dengan kadar yang tinggi (11-22 bakteri Mixed periodontopatogen. Hal
%). Selain itu, 20 % membran luar ini disebabkan dalam ekstrak daun
bakteri mengandung lipid sehingga Avicennia marina terdapat berbagai
senyawa metabolit sekunder ini sulit senyawa aktif flavonoid, alkaloid,
masuk ke dalam membran luar dinding terpenoid, tannin dan saponin yang
sel, dimana lipid ini berfungsi mampu berperan dan memberikan
mencegah masuknya bahan kimia dari hasil yang efektif sebagai antibakteri.
luar.16 Besarnya diameter zona hambat pada
Senyawa aktif Avicennia marina minosiklin dibandingkan dengan
mempunyai cara kerja yang ekstrak Avicennia marina membuat
mengganggu lapisan peptidoglikan peneliti berinisiatif untuk menjadikan
yang merupakan komponen luar bahan alam ini sebagai preventif di
bakteri sehingga lapisan dinding sel bidang kedokteran gigi yaitu untuk
tidak terbentuk secara utuh. Hal itu menjaga oral hygiene dengan sediaan
dikarenakan lapisan lipid bakteri gram sebagai obat kumur.
negatif yang sangat tebal sehingga Penelitian ini masih bersifat
senyawa Avicennia marina kesulitan kualitatif yaitu menunjukkan adanya
untuk menembus lapisan tersebut. daya hambat ekstrak daun Avicennia
Sedangkan minosiklin seperti pada marinaterhadap pertumbuhan bakteri
penjelasan diatas yang mampu masuk Mixed periodontopatogen sehingga
melewati membran menyerang DNA perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
bakteri karena bersifat lipofilik,
dengan lebih brusaknya struktur DNA SIMPULAN
bakteri sehingga sintesis DNA bakteri Terdapat daya hambat ekstrak
terganggu. Perbedaan cara kerja daun mangrove (Avicennia marina)
tersebut, sehingga Avicennia terhadap pertumbuhan bakteri Mixed
marinalebih bersifat bakteriostatik, periodontopatogen pada konsentrasi
sedangkan minosiklin bersifat 750 g/ml, 1500 g/ml, 3000 g/ml
bakterisid. Sesuai dengan hasil dengan semakin besar konsentrasi
penelitian ini, dapat diketahui bahwa semakin besar pula daya
20
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
21
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
22
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
ABSTRACT
Background: Enterococcus faecalis is one caused bacteria of root canal infections. ChKM is
mostly used as sterilization agent in endodontic treatment but has some disadvantages.
Nannochloropsis oculata extract has been reported to have antibacterial effects for gram-
negative bacteria, so could be potentially developed as a root canal sterilization agent.
Purpose: The aim of this study was to determine the inhibitory effect of Nannochloropsis
oculata extract to the growth of E. faecalis. Methods: This study was an experimental study
with post test only control group design and were tested by diffusion methods with 4 groups
concentration of 10%, 20%, 40%, 80%, and 2 controls groups using DMSO 1% as negative
control, and ChKM as positive control, each group consisted of 5 samples. The inhibition
effect were examined by measure the diameter of the clear zone around the disc. Data were
analyzed by one way ANOVA test and followed by LSD test. Result: Results showed that there
were clear zone around the disc, the greater concentration of the extract the greater diameter
of the clear zone. Mean of inhibition zone at concentrations of 10% (6.2160 mm), 20%
(6.5880 mm), 40% (8.0020 mm), 80% (9.5160 mm), DMSO 1% (6 mm) and ChKM (10.9940
mm). It had been proved that N oculata extract could inhibit the growth of E. faecalis
(p<0,05). The largest diameter of the clear zone was in the concentration of 80%.
Conclution: Nannochloropsis oculata extract could inhibit the growth of Enterococcus
faecalis and the mosteffectiveinhibitory concentrationis 80% butitsmaller thanpositive
control(ChKM).
23
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
Latar belakang: Enterococcus faecalis merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi pada
saluran akar. Perawatan saluran akar terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya yaitu
sterilisasi saluran akar .ChKM merupakan obat yang sering digunakan pada tahapan ini,
namun obat ini masih memiliki kekurangan.Ekstrak Nannochloropsis oculata diketahui
memiliki efek antibakteri terhadap bakteri gram negatif, sehingga potensial untuk
dikembangkan sebagai obat sterilisasi saluran akar. Tujuan: Untuk mengetahui kemampuan
ekstrak Nannochloropsis oculata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus
faecalis. Metode: Penelitian eksperimental dengan desain penelitian the post test only control
group. Efek antibakteri ekstrak Nannochloropsis oculata terhadap pertumbuhan bakteri
Enterococcus faecalis diuji menggunakan metode difusi dengan 4 konsentrasi dan 2 kontrol,
yaitu 10%, 20%, 40%, 80%, dan kontrol negatif menggunakan DMSO 1% serta kontrol
positif menggunakan ChKM, dimana tiap kelompok terdiri dari 5 sampel. Daya hambat
diperiksa dengan mengukur diameter zona jernih disekitar kertas saring. Analisis data
menggunakan uji one way ANOVA diikuti dengan uji LSD. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan adanya zona jernih disekitar kertas saring dari ekstrak Nannochloropsis
oculata, makin besar konsentrasi maka makin besar diameter zona hambatnya. Rata rata
zona hambat pada konsentrasi 10% (6,2160 mm), 20% (6,5880 mm), 40% (8,0020 mm), 80%
(9,5160 mm), untuk kontrol negatif DMSO 1% (6 mm) dan kontrol positif ChKM (10,9940
mm). Ini menunjukkan bahwa ekstrak Nannochloropsis oculata dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis (p<0,05). Diameter terbesar dari zona jernih di
sekitar kertas saring terdapat pada konsentrasi 80%. Kesimpulan: Ekstrak Nannochloropsis
oculata dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis dengan konsentrasi
hambat yang paling efektif adalah 20% namun daya hambatnya masih lebih kecil bila
dibandingkan kontrol positif (ChKM).
24
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
25
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
26
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
27
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
larutan etanol 96% selama 24 jam permukaan lempeng BHI agar steril
kemudian disaring dengan corong dengan menggunakan kapas lidi steril.
buchner yang diletakkan diatas labu 30 cakram kertas saring
hisap yang telah dihubungkan dengan disiapkan. 5 cakram kertas saring
pompa vacum. Perendaman dan masing masing dicelupkan kedalam
penyaringan ekstrak ini dilakukan bahan antibakteri yaitu ekstrak N.
sebanyak 3 kali. Filtrat hasil oculata 10% 2 ml selama 10 detik. 5
penyaringan dievaporasi dengan alat cakram kertas saring masing masing
yaitu vacum rotavapour selama 7 8 dicelupkan kedalam bahan antibakteri
jam. Kemudian didapatkan hasil akhir yaitu ekstrak N. oculata 20% 2 ml
berupa ekstrak Nannochloropsis selama 10 detik. 5 cakram kertas
oculata sebanyak 29 gram.9Persiapan saring masing masing dicelupkan
ekstrak Nannochloropsis oculata kedalam bahan antibakteri yaitu
dengan berbagai konsentrasi di dalam ekstrak N. oculata 40% 2 ml selama 10
tabung tabung steril dengan detik. 5 cakram kertas saring masing
menggunakan pengenceran DMSO masing dicelupkan kedalam bahan
12
1%. antibakteri yaitu ekstrak N. oculata
Bakteri Enterococcus faecalis 80% 2 ml selama 10 detik. 5 cakram
biakan murni berupa biakkan dalam kertas saring masingmasing
BHI cair yang sudah diinkubasi selama dicelupkan kedalam larutan ChKM 2
24 jam dalam suasana anaerob, ml selama 10 detik. Dan 5 cakram
selanjutnya kekeruhannya disetarakan kertas saring lainnya masing masing
dengan standar Mc Farland 0,5. dicelupkan kedalam DMSO 1% 2 ml
Daya hambat diuji selama 10 detik.
menggunakan metode difusi (metode Kertas saring tersebut kemudian
Kirby Bauer). Pertama, disiapkan 1 diletakkan pada media BHI agar
tabung reaksi. Tabung reaksi diisi Enterococcus faecalis dengan
dengan BHI cair yang telah menggunakan pinset steril agak
diinokulasikan dengan 1 ml suspensi ditekan tekan. Petri dish dimasukkan
bakteri Enterococcus faecalis yang kedalam inkubator selama 2x24 jam
setara dengan larutan Mc. Farland 0,5. dengan suhu 37 C dalam sungkup
Biakan bakteri diusapkan pada seluruh anaerob. Setelah 48 jam, diameter
28
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
zona hambat yang terbentuk berupa Tabel 1. Hasil uji statistik deskriptif
29
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
30
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
31
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
32
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
berasal dari alam (sumber daya laut) practice 4th ed. Michigan: Saunders. p 46-38
3. Bodrumlu E, Semiz M. 2006. Antibacterial
karena memiliki daya hambat terhadap
activity of a new endodontic sealer against
pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. J Can Dent Assoc.
Enterococcusfaecalis yang merupakan 72(7): 637.
33
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
34
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
KhasiatEkstrakSargassumsp.
TerhadapKepadatanKolagen
pada ProsesPenyembuhan
Ulkus Traumatikus
(Effectivity Extract of Sargassum Sp. TowardsDensity
of Collagen in Traumatic UlcusHealing)
Asa Karina, Syamsulina Revianti*, Isidora Karsini S.**
*Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
**Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
ABSTRACT
Background: Oral traumatic ulcus is the most common oral soft tissue lession in people and
cause pain, difficulty in speaking, eating and swallowing. Sargassum sp. is a marine natural
resources that can be used as an alternative therapy that contains saponins, flavonoids, vit. K,
vit.C, Fe, Mg, Zn useful in wound healing. Objectives: To prove the effectivity of the extract
Sargassum sp. towards density of collagen in oral traumatic ulcus healing. Materials and
Methods: This research used the post test only control group design. Twenty five male Wistar
rats divided into 5 groups which consist of 5 rats in each group. Traumatic ulcus were
performed in all of the labial mucosa. K1 group was treated with aquadest as a control
group, K2 group was treated with hyaluronic acid 0,2% as a control positive, K3 group was
treated with extract of Sargassum sp. 25%, K4 group was treated with extract of Sargassum
50%, and K5 was treated with extract of Sargassum sp. 75%. The extract Sargassum sp. were
applied topically once a day to experiment groups until seventh day. At the eighth day, rat
were sacrificed at labial mucosa being biopsied and preparated for histopatological
examination with Massons Trichrom staining to analized the collagen density. Results: This
data were analized with Kruskal-Wallis and Mann-Whitney U test. There are significant
differences in the density of collagen in K1 (x = 1.00) and K2 (x = 2.00), K1 and K4 (x =
1.80), K5 (x = 3.00) and K1, K2 and K5, K3 (x = 1.40) and K5, K4 and K5. Conclusions:
ExtractSargassum sp. 25% is not effective towards collagen density in traumatic ulcus
healing. Sargassum sp. 50% and 75% were effective towards collagen density in traumatic
ulcus healing, especially Sargassum sp. 75% is the most effective. There are significant
differences between Sargassum sp. 75% and hyaluronic acid 0,2% towards collagen density
on traumatic ulcus healing. Sargassum sp. 75% can increase collagen density more than
hyaluronic acid 0,2%.
35
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
Latar Belakang:Ulkus sering dijumpai pada masyarakat dan menyebabkan rasa nyeri,
kesulitan berbicara, makan maupun menelan. Sargassum sp. adalahsumber daya alam laut
yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi alternatif yang mengandung saponin, flavonoid,
vit.K, vit. C, Fe, Mg, Zn berguna dalam penyembuhan luka.Tujuan: Mengetahui efektivitas
ekstrak Sargassum sp. kepadatan kolagen dalam penyembuhan ulkus traumatikus. Bahan dan
Metode: Tikus Wistar berumur 6 bulan, jenis kelamin jantan dan berat badan 200-300 gram.
Tikus Wistar dibagi menjadi 5 kelompok.Tikus Wistar diaklimatisasi selama 1 minggu. Pada
hari ke-8 tikus Wistar diberi traumatikus ulkus mukosa labial menggunakanamalgam stopper
yang telah dipanaskan. Pada hari ke-9, tikus Wistar diberi perlakuan (aquades, asam
hialuronat, Sargassum sp. 25%,50%, dan75% selama 7 hari). Pada hari ke-16 tikus
dikorbankan dan biopsi insisi di bibir bawah. Membuat preparat dengan pengecatan
Massons Trichrom untuk melihat kolagen.Hasil: Terdapat perbedaan kepadatan kolagen
secara signifikan di K1 (x=1,00) dan K2 (x=2,00), K1 dan K4 (x=1,80), K5 (x=3,00) dan K1,
K2 dan K5, K3 (x=1,40) dan K5, dan K4 dan K5. Kesimpulan: Sargassum sp. 25% adalah
tidak berkhasiat, Sargassum sp. 50% dan 75% berkhasiat terhadap kepadatan kolagen pada
penyembuhan ulkus traumatik.Konsentrasi yang paling efektif adalah Sargassum sp 75%.
Adaperbedaan nyata antaraSargassum sp. 75% dan asam hialuronat terhadap kepadatan
kolagen pada traumatikus penyembuhan ulkus.
36
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
37
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
dan 75%. Terdapat perbedaan antara test only control group design untuk
kepadatan kolagen pada pengamat yang ditujukan pada 5 (lima)
pengaplikasian gel -glukan 50 % hari kelompok yang masing- masing dipilih
ke-7 terlihat kepadatan kolagen yang secara random.
memenuhi kriteria padat, dibandingkan Alat yang digunakan pada
dengan kelompok asam hialuronat penelitian ini adalah kandang hewan
yang bervariasi antara renggang hingga coba, amalgam stopper, pinset
padat. Tidak terdapat perbedaan yang anatomi, pinset chirurgis, tabung
nyata antara pengaplikasian gel - tempat gel Sargasum sp., spiritus
glukan 75% dibandingkan dengan burner, cotton buds, handle dan
asam hialuronat. Dosis efektif dalam scalpel, handscone, spidol warna
pengaplikasian topikal gel -glukan (merah, hitam, dan biru), tabung
pada ulkus traumatikus adalah dengan erlenmeyer untuk tempat whole
konsentrasi 50%. Kolagen pertama kali ekstrak Sargassum sp., blender, freeze
terdeteksi pada hari ke-3 setelah luka, dryer, micro pipet, tabung untuk
meningkat terus sampai minggu ke-3, spesimen mukosa labial tikus Wistar.
mencapai puncaknya pada hari ke-7 Bahan yang digunakan pada
dan fase maturasi berlangsung mulai penelitian ini adalah alga coklat
hari ke-7.13 Pada penelitian ini (Sargassum sp.) yang diperoleh dari
bertujuan mengetahui khasiat Sumenep, Madura, aquadest, HPMC
ekstrakSargassum sp. terhadap (Hidroksi Propil Metil Sellulosa) (Pro
kepadatan kolagen pada penyembuhan Analisis), asam hialuronat 0,2%, dietyl
ulkus traumatikus. eter, pakan tikus, dan alkohol 70%
untuk sterilisasi alat, larutan formalin
BAHAN DAN METODE buffer (larutan formalin 10% dalam
Penelitian ini merupakan phospat buffer saline pada pH 7,0),
penelitian trueeksperimental karena bahan- bahan untuk membuat sediaan
dalam penelitian, peneliti dapat histopatologis beserta bahan
mengontrol kemungkinan munculnya pewarnaan Massons trichrom, dan
semua variabel luar yang dapat mikroskop.
mempengaruhi proses dan hasil Waktu penelitian mulai dari
penelitian.14Rancangan penelitian post bulan April 2012 Januari 2013.
38
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
Tempat penelitian pada penelitian ini (kelompok yang diberi perlakuan ulkus
adalah di Unit Hewan Coba traumatikus, diberi pakan standart dan
Laboratorium Ilmu Biokimia Fakultas aquadest secara per oral dan diberi
Kedokteran Universitas Hang Tuah ekstrak Sargassum sp. dengan
Surabaya, Laboratorium Sintesis konsentrasi 50%), dan K5 (kelompok
Kimia Fakultas Farmasi Universitas yang diberi perlakuan ulkus
Airlangga, dan Laboratorium Patologi traumatikus, diberi pakan standart dan
Anatomi Gedung Diagnostic Center aquadest secara per oral dan diberi
(GDC) Rumah Sakit Dr. Soetomo ekstrak Sargassum sp. dengan
Surabaya. konsentrasi 75%).Tikus diaklimatisasi
Gel Sargassum sp. hasil ekstraksi selama 7 hari.Pada hari ke-8,
alga coklat dilihat dengan campuran dilakukan pembuatan traumatik ulkus
bahan HPMC (pro analisis) sehingga pada daerahsentral mukosa labial
didapatkan konsentrasi 25%, 50%, dan bawah tikus Wistardibawah anastesi
75%.15 Selanjutnya mempersiapkan umum (berdasarkan persetujuan
tikus Wistar sesuai dengan kriteria Komisi Etik Fakultas Kedokteran Gigi
sampel sebanyak 25 ekor tikus. Tikus Universitas Hang Tuah).Pada hari ke-
dibagi menjadi 5 kelompok yang 9, dilakukan pengamatan apakah sudah
masing- masing kelompok berisi 5 terbentuk ulkus atau tidak.Apabila
tikus yaitu K1 (kelompok yang diberi ulkus telah terbentuk, tikus diberikan
perlakuan ulkus traumatikus dan hanya perlakuan sehari sekali selama 7
diberi pakan standart dan aquadest hari.Pada hari ke-16 tikus dikorbankan
secara per oral), K2 (kelompok yang dengan biopsi eksisi pada bibir bawah
diberi perlakuan ulkus traumatikus, (diameter 1 cm).Selanjutnya dibuatkan
diberi pakan standart dan aquadest preparat dan dilakukan pengecatan
secara per oral dan diberi obat yang Massons Trichrom untuk melihat
mengandung asam hialuronat 0,2%), kepadatan kolagen.
K3 (kelompok yang diberi perlakuan
ulkus traumatikus, diberi pakan HASIL PENELITIAN
standart dan aquadest secara per oral Penelitian ini bertujuan untuk
dan diberi ekstrak Sargassum sp. mengetahui khasiat ekstrakSargassum
dengan konsentrasi 25%), K4 sp. terhadap kepadatan kolagen pada
39
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
40
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
41
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
42
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
proliferasi fibroblas, dan memacu 75%. Hal ini bisa disebabkan karena
pembentukan kolagen.16,17 kandungan antioksidan pada
Hasil pada penelitian ini adalah Sargassum sp. yang berperan adalah
terdapat perbedaan yang signifikan flavonoid yang berperan dalam
antara kepadatan kolagen pada tikus meningkatkan proliferasi sel fibroblas
yang diberi aquadest dibandingkan untuk pembentukan kolagen dan dapat
dengan tikus yang diberi asam mengurangi inflamasi.Selain
hialuronat 0,2%. Kolagen pada tikus antioksidan ada juga protein yang
yang diberi asam hialuronat 0,2% lebih sangat penting dalam pemeliharaan
padat secara signifikan dibanding tikus dan perbaikan jaringan tubuh. Apabila
yang diberi aquadest. Hal ini bisa jumlah persediaan protein dalam tubuh
disebabkan karena asam hialuronat rendah akan dapat menyebabkan
menginbisi proliferasi fibroblas, turunnya proses sintesis kolagen
fibroblas yang terekspos dengan AH sehingga memperlambat proses
secara signifikan meningkatkan penyembuhan luka. Sedangkan apabila
sintesis protein non kolagen serta jumlah persediaan protein cukup
sintesis kolagen absolut.Asam memadai maka proses penyembuhan
hialuronat menstimulasi sintesis luka akan dapat berlangsung secara
kolagen lebih banyak daripada sintesis cepat atau optimal.16
protein non kolagen. Asam hialuronat Saponin juga berperan penting
berperan penting dalam mempengaruhi dalam penyembuhan luka. Senyawa ini
kecepatan migrasi sel pada proses mempunyai struktur yang hampir mirip
penutupan luka, inflamasi, dengan senyawa aktif dalam ginseng,
angiogenesis, reepitelisasi dan ganoderma, dan tumbuhan herbal
proliferasi sel.11 terkenal lainnya.Dari beberapa
Pada tikus yang diberi ekstrak penelitian diketahui bahwa senyawa ini
Sargassum sp. dengan konsentrasi bisa berfungsi sebagai antikanker dan
25%, 50% dan 75%, konsentrasi yang anti inflamasi. Saponin merupakan
paling efektif terhadap kepadatan senyawa yang penting dalam
kolagen pada proses penyembuhan penyembuhan luka. Saponin dapat
ulkus traumatikus adalah ekstrak memacu pembentukan kolagen, yaitu
Sargassum sp. dengan konsentrasi
43
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
protein struktur yang berperan dalam banyak mengandung nutrisi yang dapat
proses penyembuhan luka.17 mempercepat penyembuhan ulkus
Beberapa vitamin dan mineral traumatikus dan nutrisi terbanyak ada
dalam Sargassum sp. juga berperan pada ekstrak Sargassum sp. dengan
dalam penyembuhan luka.Vitamin C konsentrasi 75%.
berperan meningkatkan migrasi Terdapat perbedaan yang
neutrofil dan transformasi limfosit, signifikan antara kepadatan kolagen
penting untuk sintesis kolagen, dan pada tikus yang diberi asam hialuronat
untuk menjaga daya tahan 0,2% dibandingkan dengan tikus yang
tubuh.Vitamin A berperan untuk diberi ekstrak Sargassum sp. dengan
meningkatkan fase inflamasi awal, konsentrasi 75%. Kolagen pada tikus
membantu diferensiasi sel epitel. yang diberi ekstrak Sargassum sp. 75%
Vitamin K berperan dalam proses lebih padat secara signifikan dibanding
pembekuan darah dan penutupan tikus yang diberi asam hialuronat
luka.17 0,2%. Hal ini bisa disebabkan karena
MineralCa berperan dalam ekstrak Sargassum sp. dengan
mengendalikan pembekuan konsentrasi 75% yang didalamnya
darah.mineral Fe dan Mg berpengaruh banyak mengandung nutrisi yang dapat
pada proses pertumbuhan sel dan meningkatkan kepadatan kolagen
pemeliharaan jaringan, berfungsi dalam proses penyembuhan ulkus
sebagai kofaktor untuk sintesis traumatikus.
kolagen, mineral Zn juga berperan
dalam penyembuhan luka, selain itu SIMPULAN
juga mampu meningkatkan imunitas. Ekstrak Sargassum sp. dengan
Kandungan abu pada rumput laut lebih konsentrasi 25% tidak berkhasiat
tinggi dibandingkan dengan sayuran terhadap kepadatan kolagen pada
seperti bayam dan sayuran penyembuhan ulkus
lainnya.Bagian batang dan daun pada traumatikus.Ekstrak Sargassum sp.
rumput laut mempunyai kandungan dengan konsentrasi 50% berkhasiat
abu yang tinggi sehingga diperoleh terhadap kepadatan kolagen pada
kandungan mineral yang tinggi penyembuhan ulkus traumatikus.
pula.Pada ekstrak Sargassum sp. Ekstrak Sargassum sp. dengan
44
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
antara aplikasi topikal gel ekstrak Treatment., 2nd ed., Philadelphia: Elsevier
5. Field A and LongmanL. 2003. Tyldesleys
Sargassum sp. dengan konsentrasi
Oral Medicine., Liverpool: Oxford
75% dan asam hialuronat terhadap University Press.
peningkatan kepadatan kolagen pada 6. Neville BD, Damm DD, Bouquot JE. 2002.
Oral & Maxillofacial Pathology., 2nd ed.,
penyembuhan ulkus traumatikus.
Philadelphia : W.B. Sauders.p. 258-255
7. Topazian RG, Goldberg MH.2002. Oral and
UCAPAN TERIMA KASIH Maxillo Infection. 4th Ed. Philadelphia: WB
Pada kesempatan ini ucapan Saunders co. p. 25.
8. Ibelgaufts H. 2002. Wound Healing.,
terima kasih disampaikan kepada
Cytokines & Cells Online Pathfinder
Laboratorium Biokimia Fakultas
Encyclopedia. Available
Kedokteran Universitas Hang Tuah frommwww.coper.cfi.htm. Accessed at 10
dan Laboratorium Patologi Anatomi Juni, 2012.
9. Schultz GS, Ladwig G, Wysocki A. 2005.
Gedung Diagnostic Center (GDC)
Extracelluler Matrix: Review of Its Roles on
Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya Acute and Chronic Wounds. Available from
yang telah memberikan kesempatan www.worldwidewounds.com/2005/august/S
45
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
cinereum, Sargassum echinocarpum dan 15. Putri KH.2011. Pemanfaatan rumput Laut
Sargassum filipendula) dari Padike Talongo Coklat (Sargassum sp) sebagai Serbuk
Sumenep Madura. Skripsi, Brawijaya Minuman Pelangsing. Skripsi, Institut
University, Malang. Pertanian Bogor, Bogor.
12. Kadi A dan Genisa SA. 1993. Produksi, 16. Triyono. 2005. Perbedaan Tampilan
Sebaran Jenis, Kandungan Bahan Kimia, Kolagen di Sekitar Luka Insisi pada Tikus
Rumput Laut Nilai Ekonomi.Available from Wistar yang Diberi Infiltrasi Penghilang
www.elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/s Nyeri Levobupivakain dan yang Tidak
earchkatalog/downloadDatabyId/7059/7059. Diberi Levobuvipakan (Studi Histokimia).
pdf. Accessed at 10 Juni, 2012. Available from
13. Novriansyah, Robin. 2008. Perbedaan http://eprints.undip.ac.id/16709/1/Bambang_
Kepadatan Kolagen di Sekitar Luka Insisi Triyono.pdf. Accessed at 22 Juni, 2012.
Tikus Wistar yang Dibalut Kasa 17. Arissandi Dian. 2009. Pengaruh Basis Gel
46
Vol 9 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
ABSTRACT
Background: Anadara granosa is one of the best fishery commodity in Indonesia. Anadara
granosa shell waste extract contains calcium and addition fluor that is important to maintain
tooth remineralization. Purpose : The aim of this study was to evaluate the surface roughness
of enamel in bovine after application of anadara granosa shell gel extract and the addition of
fluor for 3, 14, and 28 days. Material and Methods: Thirty six freshly extracted bovine teeth
were collected. The sample were randomly assigned to three controls and three observations
(n=6). T01, T02, and T03 as the control group which placebo was applied after microabrassion
for 3, 14, and 28 days. O1, O2, and O3 as the observation group which anadara granosa shell
gel extract and the addition of fluor was applied after microabrassion for 3, 14, and 28 days.
The remaining specimens all was soaked twice a day for ten minutes. The sample were soaked
in artificial saliva and evaluated after 30 days using surface roughness tester. The result were
tabulated and analyzed using one way anova. Result: There was significant differences the
surface roughness of enamel after aplication of anadara granosa shell gel extract and
addition of flour between 3 and 28 days application.. The surface roughness of enamel in
observation group was smaller than the control group. Conclusion: There was significant
differences the surface roughness of enamel after application of anadara granosa shell gel
extract and addition of fluor in observation group during 28 days.
Keywords: Anadara granosa shell gel extract, fluor, surface roughness of enamel,
bovineteeth.
47
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
Latar Belakang: Kerang darah adalah salah satu komoditas perikanan terbaik di Indonesia.
Limbah cangkang kerang darah yang mengandung kalsium dan ditambahkan fluor berfungsi
untuk remineralisasi gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi yang diulasi gel ekstrak cangkang kerang darah
yang ditambahkan fluor selama 3, 14, dan 28 hari. Metode: Sampel terdiri dari 36 gigi sapi
yang baru diekstraksi. Sampel dipilih secara random dan dibagi menjadi 3 kelompok kontrol
dan 3 kelompok perlakuan dengan jumlah sampel (n=6). Kelompok kontrol T01, T02, T03 yang
diulasi etsa dan gel plasebo selama 3 , 14, dan 28 hari. Kelompok perlakuan O1, O2, O3 yang
diulasi etsa dan gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor selama 3, 14,
dan 28 hari.Pengaplikasian gel pada kelompok kontrol dan perlakuan dilakukan 2x setiap 12
jam sehari dan sampel disimpan dalam saliva buatan. Setelah hari ke 30, sampel diuji
kekasaran permukaan enamel dengan menggunakan surface roughness tester. Data
kekasaran permukaan enamel yang telah didapat dianalisis statistik dengan menggunakan
one way anova. Hasil: Ada perbedaan kekasaran permukaan enamel yang signifikan antara
kelompok perlakuan dengan lama pengulasan selama 3 hari dan 28 hari. Kekasaran
permukaan enamel kelompok perlakuan lebih kecil daripada kelompok kontrol. Kesimpulan:
Terdapat perbedaan yang signifikan dengan lama pengulasan gel ekstrak cangkang kerang
darah yang ditambahkan fluor pada kelompok perlakuan selama 28 hari
Kata Kunci: Gel ekstrak cangkang kerang darah, fluor, kekasaran permukaan enamel, gigi
sapi.
Korespondensi: Sularsih, Bagian Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi, Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl.Arief Rakhman Hakim No.150, Sukolilo,
Surabaya, Telp031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :[email protected]
48
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
cangkang kerang darah terdiri dari : lebih tahan terhadap asam sehingga
CaO 97,93%, SiO0,17%, Fe2O3 0,04%, dapat menghambat proses
MgO 0,85% dan lainnya kurang dari demineralisasi dan meningkatkan
1,00%3. Menurut Setiabudhi (2012) remineralisasi yang merangsang
terdapat kadar kalsium dalam perbaikan dan penghentian lesi
cangkang kerang darah sebesar karies.6,7
98,61%4. Kalsium adalah mineral Karies gigi adalah suatu proses
penting untuk pertumbuhan tulang dan terjadinya pelepasan kalsium pada
gigi dengan proses remineralisasi gigi5. enamel, sehingga menyebabkan
Selain itu dibutuhkan pula fluor dalam terjadinya bercak putih pada
mencegah proses terjadinya karies. permukaan gigi yang ditumpuki oleh
Adapun fluor dapat dijumpai di dalam plak gigi. Enamel gigi disusun oleh
bahan makanan dan minuman.6 kristal-kristal yang terdiri dari berbagai
Pencegahan karies dengan fluor mineral, komponen utamanya adalah
dapat dilakukan pada masa pra erupsi kompleks calcium phosphate, yang
dan pasca erupsi. Tindakan yang disebut hydroxyapatite.Kalsium
dilakukan dengan memberikan merupakan mineral yang berperan
fluoridasi pada air minum sehingga dalam pembentukan jaringan keras
gigi akan kuat dan tahan terhadap gigi. Dari 1200 gram kalsium yang
serangan karies biasanya ini dilakukan terdapat di dalam tubuh, sekitar 90%
pada masa pra erupsi, sedangkan pada terdapat dalam jaringan keras (tulang
masa pasca erupsi salah satu dan gigi). Peningkatan kebutuhan
diantaranya dengan berkumur-kumur kalsium dapat terjadi pada masa
memakai larutan fluor sehingga pertumbuhan, kehamilan, menyusui,
diperoleh efek topikal dari fluor dan defisiensi kalsium.Kalsium
terhadap enamel. Cara fluor bekerja mempunyai berbagai fungsi dalam
dengan menghambat metabolisme tubuh, diantaranya adalah
bakteri plak yang dapat pembentukan tulang dan pembentukan
memfermentasi karbohidrat melalui gigi.4 Kekasaran permukaan enamel
perubahan hidroksil apatit pada enamel disebabkan oleh hilangnya
menjadi fluor apatit. Pemberian hidroxyapatite, dan jika terlalu banyak
fluordapat menghasilkan enamel yang maka dapat mengakibatkan
49
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
50
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
51
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
52
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
Hasil uji independent sample test permukaan enamel gigi sapi terhadap lama
pengulasan antara kelompok kontrol dan
antara kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari.
perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari
dapat dilihat pada tabel 2.
53
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
adanya perbedaan yang bermakna pada adalah bahan organik dan air. Bahan
besar kekasaran permukaan enamel anorganik pada enamel terdiri dari
gigi sapi setelah pengulasan gel kalsium 36,7%, fosfat 17,4%. Enamel
ekstrak cangkang kerang darah sebagian besar terdiri dari
yangditambahkan fluor selama 28 hari hidroksiapatit dan sebagian kecil fluor
dibandingkan kelompok kontrol yang apatit.16 Kalsium merupakan mineral
diulasi dengan gel plasebo. yang berperan dalam pembentukan
jaringan keras gigi. Dari 1200 gram
PEMBAHASAN kalsium yang terdapat di dalam tubuh,
Penelitian ini dilakukan dengan sekitar 90% terdapat dalam jaringan
tujuan untuk mengembangkan keras (tulang dan gigi). Peningkatan
pemanfaatan ekstrak cangkang kerang kebutuhan kalsium dapat terjadi pada
darah yang ditambahkan dengan fluor masa pertumbuhan, kehamilan,
dalam menunjang proses menyusui, dan defisiensi
demineralisasi dan remineralisasi gigi. kalsium.Kalsium mempunyai berbagai
Cangkang kerang darah memiliki fungsi dalam tubuh, diantaranya adalah
kadar kalsium yang sangat tinggi, pembentukan tulang dan pembentukan
diketahui dari mulai dilakukan gigi.Fungsi utama kalsium adalah
penelitian dalam dunia medis yang mengisi kepadatan tulang.Jumlahnya
membutuhkan cangkang kerang darah di tulang dan gigi terdiri dari 99%
untuk perkembangan dalam pembuatan kalsium. Selebihnya tersebar luas
biomaterial yang berguna untuk dalam tubuh, termasuk di dalam cairan
implan, dimana sumber kalsium intraseluler dan ekstraseluler.4
menjadi alasan utama dari penelitian Selain kalsium, peran fluor
tersebut.2 Setiabudhi (2012) sangat penting dalam proses
menyatakan bahwa terdapat kadar remineralisasi dan demineralisasi gigi.
kalsium dalam cangkang kerang darah Manfaat dari fluor itu sendiri berguna
4
sebesar 98,61%. Struktur jaringan gigi untuk menghambat enzim yang terlibat
terdiri dari jaringan keras gigi (enamel, dalam pembentukan asam serta
dentin, sementum) dan jaringan lunak pengangkutan dan penyimpanan
gigi (pulpa). Komponen enamel terdiri glukosa dalam streptococcus oral dan
dari 96% bahan anorganik, sisanya juga membatasi penyediaan bahan
54
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
cadangan untuk pembuatan asam Pada penelitian ini bahan fosfat (PO42-)
dalam sintesis polisakarida.13 Adanya tidak digunakan karena tidak tersedia
fluor pada saat pembentukan enamel dipasaran, dan hanya HPO42- yang
atau aplikasi topikal pada permukaan dijual dipasaran. Berdasarkan teori
enamel menyebabkan penurunan Mount (2005) menyatakan bahwa
kelarutan permukaan enamel. HPO42- tidak berperan dalam
Penambahan fluor mempengaruhi keseimbangan HA karena HA
kekasaran, aktivitas kimia, dan mengandung PO43- dibanding HPO42-
stabilitas enamel. Apabila fluor dalam sehingga kristal HA akan larut.17
jumlah sedikit akan menstabilkan Pada penelitian ini waktu yang
enamel dengan menurunkan kelarutan digunakan dalam pengulasan gel
terhadap asam, menurunkan ekstrak cangkang kerang darah adalah
demineralisasi dan meningkatkan 3, 14, dan 28 hari, karena berdasarkan
remineralisasi.8 penelitian yang dilakukan Oshiro dkk
Hasil penelitian yang dilakukan (2007) yang membandingkan porositas
oleh Maki Oshiro (2007) menyatakan tubuli dentin dalam jangka waktu
bahwa ada perbedaan kekasaran tersebut dengan menggunakan SEM
permukaan enamel pada aplikasi (Scanning Electron Microscopy) sudah
Casein Phosphopeptide-Amorphous cukup efektif untuk mengetahui
Calcium Phosphate plus fluoride pengaruh pengulasan.14 Pada penelitian
(CCP-ACP) selama 3 hari, 14 hari, dan ini pengulasan gel ekstrak cangkang
28 hari secara topikal. Salah satu kerang darah dalam sehari dilakukan
indikator terjadinya proses dua kali, hal ini mengacu pada
remineralisasi gigi adalah penelitian yang dilakukan oleh
pembentukan kembali sebagian kristal Paramitha (2011) dan menurut aturan
apatit pada enamel yang larut pemakaian yang dibuat oleh pabrik
dikarenakan demineralisasi, sehingga pada penggunaan CCP-ACP.15 Alasan
mengurangi kekasaran permukaan lain bahwa kandungan yang terdapat
enamel yang dapat menyebabkan pada CCP-ACP dan sediaan gel
terbentuknya kavitas.17 ekstrak cangkang kerang darah yang
Selain fluor, fosfat (PO42-) ditambahkan fluor mempunyai
berperan dalam proses remineralisasi.
55
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
56
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
57
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
58
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
ABSTRACT
Background: Avicennia marina which has role in wound healing process, but its effect in
wound healing in oral mucosa has not been researched yet. Purposes: To prove the effect of
extract avicennia marina against traumatic ulcer and effective concentration of the extract of
avicennia marina in traumatic ulcer healing. Methods: The subjects of this research are 25
wistar rats that were randomized into 5 different groups; K0 control, K1 were given
hyaluronic acid, P1 were given extract of avicennia marina 10%, P2 were given extract of
avicennia marina 20%, and P3 were given extract of avicennia marina 40%. The subject is
wounded using amalgam stopper that has been heated before. Subject was given topical
application once dailyuntil seven days. The ulcer diameter was measured at the second day
and day 8 using caliper digital. The data obtained were analyzed using Kruskal-Wallis
test.Results: The result showed signification of p<0,05, showing that theres difference in
diameters between two groups. The average diameter differences of traumatic ulcer among
rats are: K0 =0.5700 mm .09721, K1 = 0.8380 mm .04438, P1 = 0.7240 mm .08385,
P2 = 0.8440 mm .02074, and P3 = 0.9500 mm .03674. Conclusions: Avicennia marina
extract concentration of 10%, 20% and 40% have effect in the healing of traumatic ulcer, and
avicennia marina 40% is the most effective concentration against traumatic ulcer healing.
59
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
Kata Kunci: Perawatan saluran akar, bakteri Enterococcus faecalis, ekstrak daun alpukat
Correspondence : Isidora Karsini S, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 031-
5912191, e-mail : [email protected]
60
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
61
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
kesehatan umum yang baik dan pada kelompok P2, aplikasi topikal gel
penyesuaian dengan lingkungan.11 daun mangrove Avicennia marina gel
Pada hari pertama masing- 40% pada kelompok P3. Aplikasiobat
masing tikus Wistar sebelum mendapat secara topikal dilakukan 1 kali sehari
perlakuan dilakukan anastesi secara selama 7 hari.
inhalasi dengan menggunakan ether Dari hasil penelitian diatas maka
bertujuan agar hewan coba tidak data penelitian dianalisis dengan
mengalami rasa sakit pada saat menggunakan statistik analitik dan
perlakuan awal. Kemudian membuat kemudian dilakukan uji normalitas dan
ulkus dengan menggunakan amalgam homogenitas. Skala data dalam
stopper yang mempunyai ukuran penelitian ini adalah skala data ratio.
penampang 3 mm yang telah Bila data terdistribusi secara normal
dipanaskan diatas burner yang diberi dan memiliki varian yang homogen
spiritus. maka dilanjutkan dengan uji hipotesis
Pada hari kedua dilakukan dengan menggunakan statistik
pengamatan apakah sudah terbentuk parametrik yaitu One Way ANOVA
ulkus atau tidak. Jika sudah terbentuk yang kemudian dilanjutkan dengan
ulkusyang ditandai dengan adanya lesi menggunakan LSD dengan taraf
berbentuk bulat, berwarna putih signifikan. Bila dalam uji normalitas
dengan sentral kekuningan yang berisi distribusi data tersebut tidak normal
eksudat fibrinosa dengan tepi ataupun tidak homogen maka dapat
1
kemerahan (eritem). Ulkus diukur dilakukan transformasi data. Apabila
dengan menggunakan kaliper digital setelah dilakukan transformasi data
yang dilakukan pada hari kedua dan tetap tidak ada perubahan maka dapat
hari kedelapan. dilakukan uji hipotesis dengan
Aplikasi topikal aquades steril menggunakan statistik non parametrik
pada kelompok K0, aplikasi topikal gel yaitu Kruskal-Wallis yang kemudian
Asam hialuronat 0,2% pada kelompok dilanjutkan dengan menggunakan
K1, aplikasi topikal gel daun mangrove Mann-Whitney dengan taraf signifikan.
Avicennia marina gel 10% pada
kelompok P1, aplikasi topikal gel daun
mangrove Avicennia marina gel 20%
62
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
63
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
64
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
65
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
dari ulkus traumatikus. Saponin dapat acid, dan camosin.14 Asam amino
berperan sebagai anti mikroba, anti glycine adalah asam amino dengan
radang, antibiotik, obat hemolitik, konsentrasi tertinggi pada Avicennia
hipoglikemi, dan sitotoksik,8 selain itu marina.
dari beberapa penelitian diketahui Glycine merupakan salah satu
bahwa saponin dapat berfungsi sebagai komponen utama pembentuk kolagen
antikanker dan anti inflamasi.9 Saponin pada tubuh manusia yang bekerja
merupakan senyawa penting dalam secara sinergis bersama asam amino
proses penyembuhan luka. Saponin esensial lainnya untuk membentuk
dapat memacu pembentukan kolagen sebuah polipeptida yang merangsang
yaitu protein struktur yang berperan perbaikan jaringan dan proses
dalam proses penyembuhan luka. penyembuhan,15 selain itu Avicennia
Senyawa golongan flavonoid marina juga mengandung vitamin C
dapat berperan sebagai antioksidan yang cukup tinggi di bagian daun
dengan menghambat peroksidasi dari 15,32 mg.16
lipid dan berpotensi menginaktifasi Vitamin C berperan
8
oksigen triplet, serta anti inflamasi meningkatkan migrasi neutrofil dan
yang dapat mengurangi peradangan transformasi limfosit, penting dalam
serta membantu mengurangi rasa sakit sintesis kolagen, dalam pembentukan
bila terjadi pendarahan atau ikatan antara serat kolagen yaitu
pembengkakan pada ulkus pembentukan triple helix
13
traumatikus. colagen,dimana kolagen merupakan
Kandungan lain pada Avicennia protein yang membantu pembentukan
marina yang berperan dalam proses jaringan ikat dikulit ligament dan
penyembuhan ulkus traumatikus untuk menjaga daya tahan tubuh.5,17
adalah asam amino. Asam amino Vitamin C diketahui bisa mempercepat
glisin, betaine, asparagine merupakan penyembuhan ulkus dikarenakan
asam amino yang terdapat pada ekstrak fungsinya yang juga dapat menangkap
Avicennia marina.8 Asam amino yang radikal bebas sehingga memutus ikatan
berperan dalam proses penyembuhan Reactive Oxygen Species (ROS).18
luka yaitu, arginine, glycine, lysine, Berdasarkan hasil penelitian
proline, glucosamine, D-glucoronic yang telah dilakukan, kelompok P3
66
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
10% tidak memiliki pengaruh lebih 6. Kapoor, Pranav, Shabina Sachdeva, and
Silonie Sachdeva. 2010. Topical
baik sedangkan konsentrasi 20%, 40%
Hyaluronic Acid in the Management of
terbukti memiliki pengaruh lebih baik Oral Ulcers. Available from
dibandingkan asam hialuronat 0,2% http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
67
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
12. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, 16. Wibowo C, Kusmana C, Suryani A, Hartati
Rodwell VW. 2003. Biokimia Herper. Edisi Y, Oktadiyani P. 2009. Pemanfaatan Pohon
25. Jakarta: EGC. h. 680-662. Mangrove Api-api (Avicennia spp) Sebagai
Bahan Pangan dan Obat. Available from
13. Abdullah Y. 2008. Efektivitas Ekstrak
Daun Paci-paci Leucas lavandulaefolia http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/
dan Hematologi Ikan Lele Dumbo Clarias 17. Pongsipulung GR, Paulina VYY, Yos
sp. Available from Banne. 2012. Formulasi dan Pengujian
http://repository.ipb.ac.id/handle/12345678 Salep Ekstrak Bonggol Pisang Ambon
9/57527. Accesed in Des 28th, 2012. (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L.))
Terhadap Luka Terbuka Pada Kulit Tikus
14. Gam LH, et al. 2006. Proteomic analysis of
snakehead fish (Channa Striata) muscle Putih Jantan Alur Wistar (Rattus
68
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
ABSTRACT
Background: Mangrove especially Rhizophora mucronata is plant from coast that can be the
alternative medicine as antibacterial in periodontal disease due to its componen tannin.
Purpose:Todetermine the antimicrobial extracts of leaves, stems and roots of mangrove
(Rhizophora mucronata) on periodontopathogen Mixed bacterial growth. Methods: This
research was experimental laboratoris. Treatment group consisted of six(6) groups with
different concentrations 1.56 %, 3.125 %, 6.25 %, 12.5 %, 25 %, 50%of extracts from roots ,
stems and leaves of Rhizophora mucronata. Negative control group DMSO 1%, whereas the
positive control group was given tetracycline disc. Antibacterial examination of the mixed
periodontopathogen by diffusion method in Mueller Hinton (MH) agar. Extract was prepared
by percolation methods 83 % ethanol. Measurement of inhibition zone was using digital
calipers (mm). All the data were analysed with Kruskall-walis and Mann Withney-U.
Results:there is significant different (p=0; p <0.05) between extract the root, bark, and leaves
of Rhizophoramucronatawith positive control at all concentrations. The roots extract
(p=0,317 and 0,85), barkss extract (p= 0,536 and 0,127)and leaves extract (p= 0,536 and
0,127)has no significant difference with the negative control, except Rhizophoramucronata
bark is significant different with negative control at concentration of 25% (0,019) and 50%
(0,019).Conclusion: Barks extract showed inhibit zone againts bacteria mixed
periodontopathogen at concentration of 25% and 50%. Root and leaf extracts showed has no
inhibitionagainst bacteria.
69
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
Latar Belakang: Mangrove terutama Rhizophora mucronata adalah tanaman pantai yang
dapat menjadi pengobatan alternatif sebagai antibakteri pada penyakit periodontal karena
memiliki komponen tannin. Tujuan: Untuk menentukan daya antimikroba ekstrak daun,
batang dan akar bakau (Rhizophora mucronata) pada pertumbuhan bakteri mixed
periodontopathogen. Methods: Jenis Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris.
Kelompok perlakuan terdiri dari enam (6) kelompok dengan konsentrasi yang berbeda
1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50% ekstrak dari akar, batang dan daun Rhizophora
mucronata. Kelompok kontrol negatif DMSO 1%, sedangkan kelompok kontrol positif diberi
tetrasiklin disc. Pemeriksaan antibakteri dari mixed periodontopathogen dengan metode
difusi dalam Mueller Hinton (MH) agar. Ekstrak dibuat dengan metode perkolasi 83% etanol.
Pengukuran zona hambatan menggunakan kaliper digital (mm). Semua data dianalisis
dengan Kruskall-wali dan Mann Whitney-U. Hasil: ada perbedaan yang signifikan (p = 0, p
<0,05) antara ekstrak akar, battang, dan daun Rhizophora mucronata dengan kontrol positif
pada semua konsentrasi. Ekstrak akar (p = 0.317 dan 0,85), ekstrak batang (p = 0.536 dan
0.127) dan ekstrak daun (p = 0.536 dan 0.127) tidak memiliki perbedaan yang signifikan
dengan kontrol negatif, kecuali ekstrak batang Rhizophora mucronata signifikan berbeda
dengan kontrol negatif pada konsentrasi 25% (0,019) dan 50% (0,019). Kesimpulan: Ekstrak
batang menunjukkan zona hambat terhadap bakteri mixed periodontopathogen pada
konsentrasi 25% dan 50%. Akar dan daun ekstrak menunjukkan tidak memiliki hambatan
terhadap bakteri.
70
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
71
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
72
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
73
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
74
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
kematian sel bakteri.16 Namun setelah menggunakan etanol p.a (83%) sebagai
diketahui bahwa tetrasiklin sebagai pelarutnya. Metode ini digunakan
antibiotik non alamiah memiliki mengingat lebih sederhana dan tidak
beberapa kekurangan seperti yang memerlukan energi untuk
12
telah dijelaskan sebelumnya, pemanasan.
penggunaan antibiotik yang tidak Pada konsentrasi 25% diameter
sesuai dengan aturan pakai dapat zona antibakteri adalah 7 mm dan pada
menyebabkan residu dalam jaringan konsentrasi 50% diameter zona 8,6
organ yang dapat menyebabkan reaksi mm, dibandingkan dengan kontrol
alergi, resistensi, dan mungkin negatif (6mm) memang terdapat
9
keracunan sehingga cukup berbahaya. perbedaan diameter zona hambatnya.
Selain itu tetrasiklin memiliki efek Hasil uji Mann Withney-U juga
samping pada pemakaian jangka menunjukkan tidak adanya perbedaan
panjang dapat menyebabkan terjadinya yang signifikan masing-masing
disgenesis berupa perubahan warna kelompok perlakuan dengan ekstrak
intrinsik gigi permanen yang sifatnya Rhizophora mucronata terhadap
17
menetap. Maka pemilihan ekstrak kelompok DMSO1% sebagai kontrol
kulit batang Rhizophora mucronata negatif, kecuali pada kelompok kulit
sebagai antibakteri alam alternatif batang dengan konsentrasi 25% dan
dalam menangani penyakit periodontal 50%. Hal ini menunjukkan bahwa
merupakan pilihan yang dapat ekstrak kulit batang memiliki daya
diaplikasikan. hambat walaupun kecil dibandingkan
Menggunakan tiga bagian dari dengan kontrol maupun dengan ekstrak
bakau besar (Rhizophora mucronata) dari akar dan daun. Menurut The
yaitu akar, kulit batang dan Classification of Growth Inhibition
daundiharapkan mencari bagian Response oleh Greenwood,15 zona
terbaik dan termudah dalam hambat dibawah 10 mm dikatakan
mendapatkan bahan, mengingat bakau tidak memiliki daya hambat sehingga
merupakan tanaman yang dilindungi. konsentrasi 50% pada ekstrak kulit
Pembuatan ekstrak Rhizophora batang masih belum memenuhi syarat.
mucronata dilakukan dengan Pada penelitian yang dilakukan
menggunakan metode perkolasi dan sebelumnya oleh Firdianto14 daya
75
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
hambat yang paling efektif pada p<0,05 didapatkan bahwa daya hambat
konsentrasi 80 mg/ml sebesar 13,55 pertumbuhan bakteri Mixed
mg/ml. Dengan konsentrasi diatas 50% periodontopatogen oleh ekstrak
ekstrak ini dapat menghambat tumbuhan Rhizophora mucronata jauh
pertumbuhan bakteri Mixed lebih rendah dibandingkan dengan
periodontopatogen. tetradisc. Terdapat beberapa alasan
Komponen pada ekstrak yang menyebabkan hal ini dapat
tumbuhan mangrove ini mungkin saja terjadi. Pertama, Bakteri Mixed
tidak cukup kuat untuk menghambat periodontopatogen didominasi oleh
pertumbuhan bakteri Mixed bakteri gram negatif, sedangkan
18
periodontopatogen dan hanya mampu menurut Iskandaret.al menyatakan
mengambat bakteri tertentu pada bahwa kandungan protein porin pada
konsentrasi yang rendah. Beberapa membran terluar dinding sel bakteri
bakteri dengan metode ekstrak yang gram negatif bersifat hidrofilik.
berbeda dapat dihambat oleh ekstrak Kemungkinan porin yang terkandung
batang rhizophora jenis ini. Pimpliskar pada membran terluar tersebut
et.al dalam penelitiannya menyebabkan molekul-molekul
menyimpulkan ekstrak batang komponen ekstrak lebih sukar masuk
Rhizophora mucronata menghambat ke dalam sel bakteri. Selain itu, 20 %
S.aureus, E.coli, dan S.typhi dengan membran luar bakteri mengandung
konsentrasi 0,5 mg/mL dengan metode lipid sehingga senyawa metabolit
pengekstrak water dan acetone, dan 1 sekunder ini sulit masuk ke dalam
mg/mL pada pneumatophore dari membran luar dinding sel, dimana lipid
ekstrak metanol dan etanol.19,20 Hal ini ini berfungsi mencegah masuknya
menunjukkan metode ekstrak juga bahan kimia dari luar. Kedua, ekstrak
mempengaruhi daya hambat bahan yang digunakan adalah ekstrak kasar,
terhadap bakteri. dimana ekstrak tersebut memiliki
Berdasarkan hasil penelitian, kandungan senyawa polar dan non
diperoleh perbedaan signifikan pada polar yang bersatu sehingga daya kerja
kelompok kontrol positif dan tiap senyawa bioaktifnya kurang optimal.16
kelompok. Hasil ini diperoleh dari uji
Mann Withney-U dengan signifikansi
76
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
sedangkan ekstrak akar dan daun tidak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara. Available at
menunjukkan zona inhibisi terhadap
http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/12345
bakteri Mixed periodontopatogen. 6789/8128/950600001.pdf. diakses 12 Juni
2013.
DAFTAR PUSTAKA 9. Newman MG, Takei HH, Klokkevoid PR,
1. Daly, B., Watt, R. G., Batchelo, P. et.al. Carranza FA. 2006. Clinical
th
2003. Trends in Oral Health. Essential Periodontology, 10 edition, St Louis:
Dental Public Health. New York, Oxford Saunders. p. 245-241.
University Press. 10. Kariem, Ichwan Doel. 2002. Distribusi
2. Levine L, V Baev, R Lev, A Stabholz and Kandungan Zat Ekstraktif Tanin
Ashkenazi. 2006. Aggressive Periodontitis Terkondensasi Pada Tegakan Rhizophora
Among Young Israeli Army Personel. J mucronata Pada Ekosistem Tambak
Periodontol, 77:1392-6. Tumpangsari di Blanakan Purwakarta.
3. Tampubolon, Nurmala Situmorang. 2010. 11. Hidayaningtyas P. 2008.
Dampak Karies Gigi dan Penyakit PerbandinganEfekAntibakteri Air
Periodontal Terhadap Kualitas Hidup. SeduhanDaunSirih (Piper betle Linn)
Available at: TerhadapStreptococcus
http://repository.usu.ac.id/handle/12345678 mutansPadaWaktuKontakdanKonsentrasi
9/20526 diakses 29 Januari, 2014. yang Berbeda. Skripsi
4. Hatta M. 2011. Penyakit Periodontal dan UniversitasDiponegoro Semarang.
Hubungannya dengan Atherosklerosis. 12. Ravikumar S, Gnanadesigan M, Suganthi P,
Skripsi. Universitas Hasanudin Makasar. Ramalakshmi A. 2010.Antibacterial
5. Kamma JJ, Slots J. 2003. Herpesviral- Potential of Chosen Mangrove Plants
bacterial infection in aggresive Against Isolated Urinary Tract Infectious
periodontitis. J.Clin. Periodontal, vol 30: Bacterial Pathogens. International Journal
426-420. of Medicine and Medical Sciences Vol.
6. Yoshino T. 2007. Genotypic and 2(3) pp. 99-94, Maret 2010.Available form:
Phenotypic Characterization http:www.academicjournal.org/ijmms
OfPorphyromonasGingivalis In Relation To diaksespada: 9 Januari 2013.
Virulence. Thesis, Sweden: Goteborg 13. Joel EL, Bhimba V. 2010. Isolation and
University. p. 20-6. characterization of secondary metabolites
7. Rieuwpassa I.E dan Hatta M.2009. from the mangrove plant Rhizophora
Deteksi Mutasi Gen Gyrase A mucronata . Asian Pacific Journal of
Porphyromonas Gingivalis Resisten Tropical Medicine. p. 602-4.
77
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
14. Firdianto G. 2013. Daya Hambat Kulit Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi
Batang Spesies Mangrove Rhizophora Unversitas Sumatera Utara.
mucronata Terhadap Pertumbuhan Bakteri 18. Iskandar, Y., D. Rusmiati, dan R.R. Dewi.
Mixed periodonthopatogen. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
KaryaTulisAkhir. Surabaya Etanol Rumput Laut (Eucheuma cottonii)
:FakultasKedokteran Gigi Universitas Hang Terhadap Bakteri Escherichia coli Dan
Tuah. Bacillus cereus. Universitas Padjadjaran
15. Greenwood. 1995. Antibiotics, Jatinangor, Sumedang.
Susceptibility (Sensitivity) Test, 19. Plimpiskar MR, Jadhav RN, Jadhav BL.
Antimicrobial And Chemoterapy. Mc. 2012. Evaluation of Antimicrobial
Graw Hill Company, USA. principles of Rhizophora species along
16. Rinawati DN. 2008. Mumbai Coast. Journal of Advanced
DayaHambatTumbuhanMajapahit(Crescent Scientific Research, 3(3): 33-30.
iacujute L.) TerhadapBakteriVibrio 20. Plimpiskar M, Shinde P, Savakare V,
alginolycticus. Skripsi, JadhavV, Jadhav BL.2012. Comparative
InstitutTeknologiSepuluh November Performance of Antimicrobial Principles of
Surabaya, Jawa Timur. Mangroves Rhizopora Species Along
17. Aprilisa. 2007. Pengaruh Tetrasiklin Mumbai Coast. Indo-Global Research
Terhadap Perubahan Warna Gigi Anak. Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 2
Issue 4: 429-426.
78
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN KASUS
ABSTRACT
Keywords: Bimaxillary dental protrusion, free end mandibular teeth, mini screw implant
79
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
Pendahuluan: Perawatan Ortodonti pada kasus Protrusi bimaksiler adalah dengan cara
mengoreksi proklinasi dari gigi geligi anterior rahang atas dan rahang bawah. Pada kasus
kehilangan banyak pada gigi posterior (free end) seringkali dijumpai pada penderita dewasa,
sehingga dibutuhkan penjangkaran yang kuat (skeletal anchorage). Tujuan: Mini screw
implant orthodontic sebagai alat bantu penjangkaran yang bersifat sementara dapat
digunakan untuk koreksi kelainan tersebut, tanpa kekhawatiran adanya kehilangan
penjangkaran. Kasus: Pada laporan kasus ini , seorang wanita, usia 38 tahun dengan
diagnosis Maloklusi kelas I Angle disertai Protrusi bimaksiler dan kehilangan gigi geligi
posterior rahang bawah. Tatalaksana kasus: Penderita ini telah dirawat dengan
menggunakan peranti cekat ortodonti (standart edgewise) dan mini screw implant sebagai
alat penjangkaran tambahan sementara. Simpulan: Hasil dari perawatan ini menunjukkan
bahwa miniscrew dapat dijadikan sebagai pilihan terapi yang efektif.
Kata kunci: Protrusi bimaksiler, kehilangan gigi geligi posterior rahang bawah, mini screw
implant.
80
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
81
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
bawah hingga busur mencapai ukuran pada free end rahang bawah
panjang 8 mm, di regio molar pertama minggu sekali untuk mengganti elastik
kaninus atas kanan dan kiri guna Relasi kaninus Kelas I. Retraksi
Releveling dengan busur ukuran 0,016 dan bawah berkurang. Perubahan pada
83
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
84
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
dibandingkan dengan alat ortodontik 9. Park HS, Jeong SH, Kwon OW. 2006.
Fsctor affecting the clinical succes of screw
lainnya pada kasus bimaxillary dental
implants used as orthodontic anchorage.
protrusion dengan free end dirahang Am J Orthod Dentofacial Orthop, 130: 25
bawah. Miniscrew implant ortodonti 18.
sebagai (TADs) temporary anchorage 10. Miyawaki, et al. 2003. Factor associated
with the stability of titanium screw placed
devices dapat dipakai sebagai
in the posterior region for orthodontic
penjangkar pada gerakan retraksi anchorage. Am J Orthod Dentofacial
anterior secara en masse. Orthop, 124: 378- 373.
85
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
11. Moon CH, Lee DG, Lee HS, Im JS, Baek upper and lowwer posterior buccal region.
SH. 2008. Factor associated with the succes Angle Orthod, 78: 106-01.
rate of orthodontic miniscrew placed in the
86
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN KASUS
ABSTRACT
87
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
Latar belakang: Oral candidosis adalah penyakit mukokutan. Menyerang pada beberapa
keadaan yang menurunkan sistem imun, seperti infeksi HIV & AIDS. Tujuan: Tulisan ini
melaporkan tatalaksana kasus oral candidosis pada ibu rumah tangga, usia 53 tahun. Tata
laksana kasus: Diberikan obat-obatan berupa anti jamur topikal, antijamur sistemik,
multivitamin, obat kumur, borax glyserin dan susu peptisol yang berisi mikronutrient dan
makronutrient. Disamping obat-obatan juga diedukasi untuk peningkatan oral hygiene.
Kesimpulan: Tata laksana kasus dari oral candidosis harus ada erpaduan pada kesehatan
mulut dan nutrisi yang bagus
Kata kunci :Oral candidosis, tatalaksana, ibu rumah tangga, infeksi HIV
Korespondensi: Dwi Setianingtyas, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Hang Tuah. Jl. Arief Rahman Hakim 150 Surabaya 60111, Telp. (031) 5945864,
Ext 204,Fax : 031-847, Email : [email protected]
88
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
akan berhubungan suami istri juga diri berupa Universal Precaution (UP)
tanpa pengaman. Sehingga baik bagi kita sebagai operator,
kemungkinan besar istri yang perawat gigi juga penderita lain yang
pekerjaannya sebagai Ibu Rumah selanjutnya akan kita rawat, sehingga
Tangga (IRT) ikut terjangkit penyakit terhindar dari transmisi (penularan)
infeksi HIV & AIDS.2.5 secara horizontal.
Dari tulisan artikel di Jawa Pos
(30 November 2011) yang mendapat LAPORAN KASUS
sumber dari Dinas Kesehatan Jawa Pada tanggal 29 Desember 2011
Timur (Jatim), bahwa profesi IRT datang ke salah satu Rumah Sakit di
rawan kena HIV & AIDS.Bahkan Surabaya,seorang perempuan 53 tahun
jumlahnya dua kali lebih banyak dengan keluhan gigi kiri atas (64)
daripada profesi PSK.Kasus HIV & goyang dan ingin membuat gigi tiruan
AIDS di Jatim berdasar pekerjaan baru.Sebenarnya penderita sudah
hingga September 2011, profesi pernah mempunyai gigi tiruan, tapi
terbanyak adalah IRT (639 penderita). hilang ketlisut bersamaan
Terbanyak kedua setelah profesi dengankesibukan ketika suaminya
wiraswasta.6 meninggal dunia secara mendadak.
Tujuan penulisan ini untuk Kurang lebih 9 bulan yang lalu
melaporkan tata laksana kasus Oral (Maret2011). Penderita bercerita sejak
Candidosis (OC) pada penderita yang suaminya meninggal, Berat Badannya
diagnosisnya ditegakkan berdasarkan turun sekitar 10 kg karena tidak bisa
anamnesis, manifestasi klinis yang makan dan dilanda kesedihan bila
karakteristik dan ditegakkan dengan teringat suami. Penderita sedang dalam
pemeriksaan laboratorium. Dengan perawatan di Dokter spesialis Penyakit
demikian penting bagi dokter gigi (Internist) dalam karena seluruh mulut
untuk mengetahui secara klinis lesi terdapat bercak keputihan disertai
khas rongga mulut pada penderita HIV sariawan yang sangat nyeri. Penderita
& AIDS.Hal ini perlu agar dapat sudah menghabiskan sebanyak 5 botol
mendeteksi lebih dini dan memberikan obat Nystatin Oral suspension (yang 1
tata laksana secara tepat dan adekuat. botol mendapat resep dokter, yang 4
Paling penting adalah untuk proteksi lagi beli sendiri), Dari anamnesis
89
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
90
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
91
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
Gambar 1. Pada Lidah tampak bercak Gambar 4. Pada mukosa bukal fold
putih yang dapat dikerok, kiri atas: ulser, single, bentuk lonjong,
meninggalkan daerah kemerahan dan 15 mm, batas jelas, tepi indurasi dan
nyeri nyeri
92
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
Gambar 5.Pada mukosa bukal kiri Gambar 8. Pada kaki kiri tampak
bawah bercak putih dapat dikerok makula, hiperpigmentasi, multipel,
meninggalkan daerah kemerahan dan bentuk bulat, tidak gatal dan tidak
nyeri. nyeri
93
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
94
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
95
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
96
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
97
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
Airlangga University Press. Kampus C 7. Sonis ST, Fazio Rc & Fang LCT. 2003.
Unair. Surabaya. h. 2. Burkets Oral medicine secrets. Hainley &
2. Nasrodin. 2007. HIV & AIDS pendekatan Beltus. Inc Philadelphia.p.183-7.
biologi molekuler klinis dan sosial. Edisi 8. Sutedjo AY. 2006. Buku saku Mengenal
pertama. Airlangga University Press. penyakit melalui hasil pemeriksaan
Kampus C Unair. Surabaya. h. 15; 37-27; laboratorium. Cetakan pertama. Penerbit
177-99. Amara books. Jogyakarta. h. 140-2.
3. Little JW, Falace DA, Miller CS & Rhodus 9. Putra ST. 2005. Psikoneuroimunologi
NL. 2008. Dental management of the Kedokteran. Gramik Fakultas Kedokteran
medically compromised patient. Mosby Unair.RSU Dr Soetomo. Surabaya. h. 141-
elsevier. p. 280 137;177.
4. Murtiastutik D. 2008. Buku ajar Infeksi 10. Scully C & Cawson RA. 1999. Colour
menular seksual. Cetakan ke 2. Airlangga guide. Oral desease. Second edition.
University press. Surabaya. h. 220- Churchill livingstone. Edinburg. p. 159.
211;253-8 11. Barakbah J, Soewandojo E & Nasrodin.
5. Setianingtyas D. Deteksi dini melalui oral 2009. Protap HIV & AIDS. RSU Dr
infeksi HIV & AIDS & Universal Soetomo Surabaya / Fakultas Kedokteran
Precaution. Temu ilmiah Rumkital Dr Unair. Cetakan pertama. Airlangga
Ramelan. Tanggal 16 April 2009. University Press. h. 307-47.
6. Jawa Pos Metropolis. 2011. Ibu rumah
tangga rawan kena. Jumlahnya dua kali
lebih banyak dari PSK. Surabaya.h. 25.
98
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN KASUS
ABSTRACT
Introduction: Acute urticaria is a skin response with clear boundaries , occurs in the
superficial epidermis . Acute urticaria suffered by patients who are less than 6 weeks after
exposure alergren . Acute urticaria is a reaction caused by systemically circulating antigen ,
thus causing a good reaction in the mucosa and skin . In lesions that appear on the oral
mucosa commonly referred to as allergic stomatitis .Objective: This case report discusses the
management of acute urticaria in the oral cavity with the etiology of inhalant allergens .Case
Male patients aged 43 years suffering from acute urticaria was referred to the Oral Diagnosis
poly Naval Hospital dr . Ramelan Surabaya . On clinical examination of the oral cavity
obtained on oral mucosal erosions and papules on the dorsal tongue , and teeth are suspected
of focal infection . Case Management: Patients referred for release denture and tooth decay
to be treated as well as the scaling due to focal infection is suspected . Conclusion: Giving
betadine gargle to avoid secondary infections in the oral cavity .
99
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
ABSTRAK
Pendahuluan: Urtikaria akut adalah respons kulit dengan batas yang jelas, terjadi pada
epidermis superfisial. Urtikaria akut diderita oleh pasien yang kurang dari 6 minggu setelah
paparan alergren.Urtikaria akut merupakan reaksi yang terjadi akibat antigen yang beredar
secara sistemik, sehingga menyebabkan reaksi baik pada mukosa dan kulit.Pada lesi yang
muncul di mukosa mulut biasa disebut dengan stomatitis alergika.Tujuan: Laporan kasus ini
membahas tentang penatalaksanaan urtikaria akut pada rongga mulut dengan etiologi
alergen dari inhalan. Kasus: Pasien laki-laki berusia 43 tahun menderita urtikaria akut
dirujuk ke poli Oral Diagnosis Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Pada
pemeriksaan klinis rongga mulut didapatkan erosi pada mukosa rongga mulut dan papula
pada dorsal lidah, serta terdapat gigi yang dicurigai menjadi fokal infeksi. Tata Laksana
Kasus: Pasien dirujuk untuk melepaskan gigi tiruan dan gigi berlubang untuk dilakukan
perawatan serta scalling karena di curigai sebagai fokal infeksi. Kesimpulan: Pemberian
betadine kumur untuk menghindari infeksi sekunder di rongga mulut.
100
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
Rongga Mulut (RM), disertai keluhan pada RM. Pada anamnesis, ternyata
pusing, lemah, perasaan tidak enak awalnya pasien melakukan kegiatan di
badan.Bronkospasmus (pengerutan lapangan yang penuh debu limbah
otot bronkus) yang mengakibatkan sekitar tempat latihan. Kemudian
sesak nafas. Hiperperistaltik yang pasien merasa sesak nafas dan muncul
menyebabkan rasa mual disertai bentol-bentol pada seluruh tubuhnya
muntah. Kejang otot tubuh karena dan rasa tidak enak pada mukosa RM
1
adanya gangguan pusat syaraf. sejak tanggal 22 Oktober 2013. Karena
Urtikaria akut dapat rasa gatal yang berlebihan dan merasa
menyebabkan munculnya lesi pada berat bila bernafas kemudian pasien
permukaan mukosa RM. Reaksi ini berobat ke poli Kulit dan Kelamin
dapat terjadi akibat antigen yang RSAL dr. Ramelan Surabaya. Dokter
beredar secara sistemik, yang memberinya obat eritromycin 500 mg
menyebabkan reaksi baik pada mukosa diminum 3 kali sehari, loratadin
dan kulit. Reaksi antigen-antibodi diminum sehari sekali,
dapat menyebabkan penyakit klinis Methylprednisolon salep digunakan 3
pada mulut dan wajah. Jenis anafilatik kali sehari 2 oles, antihistamin 3 kali
atau jenis segera ditandai dengan sehari, cimetidin 3 kali sehari, dan
edema seperti misalnya urtikaria.3 dipenhydramin. Kemudian pasien
dikonsulkan ke departemen gigi dan
KASUS mulut, poli THT dan penyakit dalam
Pada tanggal 11 November 2013, untuk dilakukan penelusuran penyakit
pasien laki-laki berusia 43 tahun yang mungkin menyertai.
datang ke bagian Oral Medicine Keadaan umum pasien cukup,
Departemen Gigi dan Mulut Rumah Glasgow Coma Scale (GCS) 4 5 6,
Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84
Ramelan Surabaya atas konsulan dari kali/menit. Pasien tidak mempunyai
poli rawat inap kulit dan kelamin riwayat alergi sebelumnya.
dengan keluhan utama gatal diseluruh Pemeriksaan ekstraoral didapatkan
kulit. Selain itu Dokter Spesialis Kulit pada seluruh kulit muka dan hampir
dan Kelamin (Sp.KK) juga meminta seluruh tubuh dimulai lengan, kaki,
untuk mencari adanya fokal infeksi punggung dan dada pasien terdapat
101
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
papula dan makula, multipel, hematokrit 45,0 (37,0 54,0 %), SGPT
berwarana merah, berbatas jelas, 22 (0 45 U/L), SGOT 25 (0 35
diameter 2-3 mm, terasa gatal.Pada U/L), BUN 12,3 (8,0 23,0 mg/dL),
pemeriksaan kelenjar limfe kreatinin 1,4 (0,9 1,5 mg/dL), gula
submandibularis, palpasi kanan dan darah acak (GDA) 116 mg/dl, laju
kiri teraba, kenyal, dapat digerakkan, endap darah (LED) 35 mm/jam.
bentuk bulat, ukuran sekitar 1x1x1 cm,
dan sakit. TATA LAKSANA KASUS
Pemeriksaan intraoral pada regio Kunjungan I (11 November 2013)
palatum, nampak erosi, bilateral, Pada kunjungan awal , dari
multipel, warna merah, berbatas jelas, anamnesis dan pemeriksaan klinis
bentuk irreguler, luas sekitar 3 mm, kasus ini didiagnosis klinis sebagai
dan terasa sakit. Pada lidah nampak stomatitis alergika, dengan diagnosis
papula, multipel, bilateral, diameter 1 banding eritema multiformis.
mm, berbatas jelas, berwarna putih. Selanjutnya pasien dikonsulkan ke
Nampak gigi 21 dan 37 hilang, gigi 22 laboratorium Radiologi untuk
karies gangren pulpa, dan gigi 36 dilakukan pemeriksaan rontgen foto
terdapat tumpatan komposit. Secara panoramik untuk mengetahui adanya
umum Oral hygene (OH) pasien jelek fokal infeksi.
karena banyak kalkulus dan stain pada Hasil yang didapat dari
seluruh permukaan gigi, hal ini pemeriksaan rontgen foto terdapat
dikarenakan pasien adalah perokok dan karies pada gigi 22 yang memakai gigi
seluruh permukaan mukosa RM terasa tiruan tetap, karies superfisialis gigi 46
parestesi. dan gangren pulpa (GP) gigi 36.
Pada pemeriksaan penunjang Pasien dirujuk untuk melepaskan
darah lengkap didapatkan Sel Darah gigi tiruan pada gigi 22, dilakukan
Putih (SDP) 20,7 (4,0 10,0 10/L), penumpatan pada gigi 22 dan 46, dan
granulosit 18,3 (2,0 7,0 10/L), ekstraksi gigi 36. Pasien diinstruksikan
limfosit 7,5 (20,0 40,0 %), granulosit untuk kumur dengan betadine gargle
88,3 (50,0 70,0 %), sel darah merah sehari 4 kali tanpa dibilas dan
(SDM) 4,92 (3,50 5,50 10/L), multivitamin diberikan sehari sekali.
hemoglobin 15,0 (11,0 16,0 g/dL), Pasien disarankan kontrol seminggu
102
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
setelahnya tetapi pasien melakukan susah untuk dihubungi dan tidak ada
pulang paksa dari rawat inap kemudian kunjungan berikutnya.
Gambar 1. Kunjungan 1 (A) Tampak papula dan makula pada permukaan punggung, (B)
kaki, (C) dada, (D) tangan, dan (E) wajah. (F) Terdapat bentukan papula diseluruh permukaan
dorsal lidah dan (G) tampak erosi, kemerahan yang berbatas jelas. (H) Gigi karies 21 dan 22
yang dicurigai menjadi fokal infeksi.
Dari data rekam medis pada dengan hasil SDP 19, 5 (4,0 10,0
tanggal 1 Desember 2013 pasien 10/L), granulosit 16,5 (2,0 7,0
kembali melakukan rawat inap (MRS) 10/L), limfosit 8,9 (20,0 40,0 %),
lagi di RSAL dr. Ramelan Surabaya granulosit 84,3 (50,0 70,0 %). Sehari
dengan keluhan rasa gatal dan kemudian dilakukan lagi pemeriksaan
kemerahan di kulit seluruh tubuh yang penunjang dengan hasil SDP 20,9 (4,0
tak kunjung sembuh. Pada 10,0 10/L), granulosit 16,9 ( 2,0
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan 7,0 10/L), limfosit 11,8 (20,0 40,0
umum pasien cukup, GCS 4 5 6, %), granulosit 80,7 (50,0 70,0 %),
tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88 dan LED 35 mm/jam, SGPT 52 (0 45
x/menit, suhu badan 36C. U/L), SGOT 18 (0 35 U/L), GDP 65
Pada tanggal 1 Desember 2013 (70 105 mg/dL). Sembilan hari
dilakukan pemeriksaan penunjang kemudian dilakukan pemeriksaan
103
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
104
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
105
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
sehingga secara klinis tampak edema beberapa faktor, data mutakhir telah
disertai kemerahan.2 menerangkan hubungan antara flora
Pemberian terapi medikamentosa normal usus manusia dengan alergi.7
bersifat simtomatis.Obat lini pertama Penyebab alergi lainnya dapat
adalah antihistamin generasi II bersumber dari bakteri yang ada di RM
(Nonsedating second-generation) dan tenggorokan seperti Streptococcus
loratadine, cetrizine. Waktu pemberian mutans dan Streptococcus aureus.8
antihistamin sebaiknya mengikuti Penatalaksanaan pada stomatitis
ritme diurnal urtikaria.Penambahan alergika di RM pemberian obat kumur
antihistamin AH2 (simetidin) pada antiseptik diharapkan bisa mengurangi
beberapa kasus memberikan paparan mikroorganisme yang bisa
perbaikan.Jika pruritus menonjol pada memperparah keadaan RM.
malam hari bahkan tidak jarang pasien Selanjutnya pasien dirujuk ke poli
cemas maka dapat ditambahkan periodonsia untuk dilakukan
antihistamin generasi klasik yang pembersihan calculus atau scalling dan
diberikan 1 kali sehari pada malam poli konservasi untuk menumpat gigi
hari.Apabila semua tahapan terapi yang berlubang.
yang diberikan tersebut belum Seharusnya pasien menjalani
memberikan hasil dapat diberikan rujukan tersebut tetapi dari awal pasien
kortikosteroid, dan pemberiannya tidak di rujuk ke departemen gigi dan mulut
lebih dari 3 minggu. Penggunakan pasien menunjukan sifat tidak
eritromycin digunakan untuk koorperatif.Pasien merasa tidak ada
menghindari adanya infeksi sekunder.2 hubungan antara alerginya dengan
Langkah selanjutnya dokter keadaan RMnya, walaupun sudah
Sp.KK merujuk pasien ke departemen dijelaskan secara seksama tetapi pasien
gigi dan mulut, poli THT dan poli masih merasa tidak percaya.Pasien
penyakit dalam RSAL dr. Ramelan. juga sudah dua kali melakukan pulang
Hal ini dikarenakan dicurigai adanya paksa ketika menjalani rawat inap. Hal
fokal infeksi yang bisa menyebabkan ini yang membuat pasien susah untuk
terjadinya urtikaria. Populasi menjalani kontrol ke departemen gigi
mikrobiota di usus manusia bersifat dan mulut.
dinamik dan dipengaruhi oleh
106
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
107
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
LAPORAN KASUS
ABSTRACT
108
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
CASE
A 47-years old man was referred
to the Department of Periodontology,
Faculty of Dentistry, Airlangga
University complaining of swellings Fig 1. Gingival hyperplasia in all teeth region
109
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
CASE MANAGEMENT
The dental treatment included
scaling and root planning and
instructions on appropriate method for
brushing teeth. Refferal to internist
was made, due to the possibility of
medication changing. The rontgen Fig 4. Conventional flap surgery added
panoramic result showing severe with bone graft
bone loss in the regio
16,17,18,27,28,31,32,41,42 (Fig.3).
110
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
111
Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987
112