Uji Bebas Alkohol
Uji Bebas Alkohol
Uji Bebas Alkohol
Antibacterial Activity Test of Ethanol Extract of Faloak Tree Skin (Sterculia sp.) On
Staphylococcus Aureus Bacteria
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Pohon Faloak (Sterculia sp.) Terhadap
Bakteri Staphylococcus Aureus
1a
Priska Ernestina Tenda, 1bMaria Yangsye Lenggu, 1cMarini Sriyuni Ngale
1
Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Kupang
a
Email: [email protected]
b
Email: [email protected]
c
Email: [email protected]
HIGHLIGTS
• The purpose of this research is to know the antibacterial activity of ethanol extract of faloak bark (Sterculia
sp.) On the growth of Staphylococcus aureus bacteria.
Kata Kunci: Faloak merupakan tumbuhan obat yang tumbuh pada kondisi ekstrim di
wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Faloak mempunyai manfaat untuk
Ekstrak Etanol Kulit Pohon Faloak
pengobatan herbal dimana pada kandungan senyawa saponin, steroid
Aktivitas Antibakteri
dan triterpenoid, flavonoid dan alkaloida yang terdapat pada kulit pohon
Metode Difusi
faloak berfungsi untuk pengobatan berbagai penyakit yang disebabkan
oleh bakteri. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya aktivitas
antibakteri ekstrak etanol kulit pohon faloak (Sterculia sp.) terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penentuan aktivitas
antibaketri dengan metode difusi menggunakan silinder, dan melihat
adanya zona bening disekitar silinder. Hasil analisis menunjukkan bahwa
konsentrasi 22,5% b/v; 45% b/v; 75% b/v dan 100% b/v mampu
P a g e | 228
kassa steril, kapas, karet hisap, labu ditambahkan 750 mL etanol 70%
erlemeyer 250 mL, labu ukur 5 mL & 10 kemudian ditutup. Campuran tersebut
mL, laminar Air Flow, lampu bunsen, kemudian diserkai. Ampas dicuci
silinder, pinset, pipet ukur 0,1 dan 0,5 dengan etanol 70% secukupnya
mL, pipet volume 1 ml, 5 mL, dan 10 hingga memperoleh 1000 mL
mL, tabung reaksi. maserat. Pindahkan dalam bejana
penutup dan dibiarkan di tempat yang
Bahan
sejuk terlindung dari cahaya selama 2
Aquadest, alkohol 70%, aquadest steril, hari, kemudian dienaptuang. Maserat
bakteri Staphylococcus aureus, ekstrak diuapkan dengan alat rotavapor pada
etanol kulit pohon faloak, media BPA, suhu 68°C kemudian dipekatkan lagi
media Brain heart Infusion Broth menggunakan waterbath.
(BHIB), media Pepton Dilution Fluid
e. Uji bebas etanol
(PDF), media Plate Count Agar (PCA).
Pengujian bebas etanol
Prosedur Penelitian dilakukan dengan cara dimasukkan
sampel ke dalam tabung reaksi,
a. Persiapan alat dan bahan
tambahkan asam asetat dan asam
Sebelum dilakukan percobaan,
sulfat kemudian dipanaskan. Ekstrak
terlebih dahulu alat dan bahan
dikatakan bebas etanol bila tidak ada
disterilkan.
bau ester yang khas dari etanol.
b. Pengambilan sampel
f. Identifikasi kualitatif ekstrak
Kulit faloak diambil dari pohon
etanol
faloak yang sudah tua kemudian
1. Identifikasi flavonoid
dicuci lalu dikeringkan, setelah kering
Ekstrak kental 0,1 g dilarutkan
kulit faloak dirajang lalu dihaluskan
dalam 10 mL etanol kemudian
dengan cara ditumbuk sampai halus.
dibagi kedalam empat tabung
c. Pembuatan ekstrak etanol kulit reaksi. Tabung pertama digunakan
d. Pembuatan ekstrak etanol sebagai tabung kontrol, tabung
simplisia kulit batang faloak kedua, ketiga, dan keempat
sebagai berikut: berturut-turut ditambahkan NaOH,
Sebanyak 100 g serbuk simplisia H2SO4 pekat, dan serbuk Mg-HCl
dimasukkan ke dalam bejana tertutup, pekat. Warna pada masing-masing
P a g e | 232
Tabel 1. Hasil Identifikasi Kualitatif Esktrak Etanol Kulit Pohon FaloakKulit Pohon
Faloak(Sterculiasp.)
1 Flavonoid Mg-HCl - -
Salkowski’s
etanol + 2 mL
CHCl3 + 3
ml H2SO4
Replikasi
Perlakuan Jumlah Rata- rata
I 2 3
kontrol (-) 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
25% 0,9 cm 1,30 cm 1,80 cm 4 cm 1,33 cm
50% 1,30 cm 1,60 cm 2,10 cm 5 1,66 cm
Hasil pengukuran diameter zona 45% b/v; 75% b/v dan 100% b/vmempunyai
hambat menunjukkan bahwa ekstrak etanol aktivitas daya hambat terhadap pertumbuhan
kulit pohon faloak dengan pengenceran pada bakteri Staphylococcus aureus ,
konsentrasi 22,5% b/v; 45% b/v; 75% b/v dan dankonsentrasi yang semakin tinggi
100% b/v mampu menghambat pertumbuhan menghasilkan zona hambat yang lebih besar
bakteri Staphylococcus aureus. Adapun sehingga konsentrasi efektif mengambat
diameter rata-rata zona hambat dari masing- pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
masing konsentrasi adalah 22,5% sebesar 1,33 adalah 100%b/v.Faktor yang mempengaruhi
cm, 45% sebesar 1,66 cm, 75% sebesar 1,90 dalam penelitian adalah pembuatan
cm, 100% sebesar 2,13 cm. konsentrasi ekstrak etanol kulit pohon faloak
pada penggunaan vial untuk seri konsentrasi
Data hasil pengukuran diameter zona
larutan zat uji karena alat pengukuran yang
hambat ekstrak etanol kulit pohon faloak
digunakan tidak kuantitatif.
kemudian dianalisis menggunakan uji
ANOVA menurut Rancangan Acak Lengkap IV. KESIMPULAN
(RAL), dan menunjukkan nilai pvalue = 0,000
1. Simpulan
sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak
a. Ekstrak etanol kulit pohon faloak
etanol kulit pohon faloak memiliki efek
dengan konsentrasi 22,5% b/v; 45%
antibakteri. Data analisis dengan
b/v; 75% b/v dan 100%
menggunakan SPSS versi 16,0 menunjukkan p
b/vmempunyai aktivitas antibakteri
value 0, 30 maka data dikatakan terdidtribusi
terhadap pertumbuhan bakteri
dengan normal.
Staphylococcus aureus.
Hasil yang diperoleh selanjutnya b. Semakin tinggi konsentrasi maka
dilanjutkan dengan uji LSD untuk melihat zona hambat makin besar sehingga
perbedaan makna pada setiap konsentrasi konsentrasi efektif dalam
maupun kontrol. Kemudian dilakukan uji SNK mengambat pertumbuhan bakteri
untuk mengetahui adanya beda nyata pada Staphylococcus aureus adalah100%
setiap konsentrasi, dan hasil yang didapat tidak b/v.
terdapat adanya beda nyata, karena pada setiap 2. Saran
konsentrasi memiliki zona hambat yang Untuk peneliti selanjutnya dapat
terpaut kecil sehingga tidak terdapat beda melakukan pengujian aktivitas
nyata antara setiap konsentrasi, sehingga dapat antibakteri ekstrak etanol kulit pohon
ditarik kesimpulan bahwa Ekstrak etanol kulit faloak denganmetode yang berbeda
pohon faloak dengan konsentrasi 22,5% b/v;
P a g e | 239