Modul Matematika DimensiTiga Oke PDF
Modul Matematika DimensiTiga Oke PDF
Modul Matematika DimensiTiga Oke PDF
Daftar Isi........................................................................................................................ i
Daftar Gambar .............................................................................................................. ii
A. Titik, Garis dan Bidang ......................................................................................... 5
1. Titik ................................................................................................................... 5
2. Garis .................................................................................................................. 5
3. Bidang ............................................................................................................... 5
B. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang ..................................................................... 7
1. Kedudukan Titik................................................................................................ 7
2. Kedudukan Garis ............................................................................................. 10
3. Kedudukan Dua Bidang .................................................................................. 15
C. Proyeksi .............................................................................................................. 19
1. Proyeksi Titik .................................................................................................. 19
2. Proyeksi Garis ................................................................................................. 19
3. Proyeksi Dua Bidang ...................................................................................... 21
D. Jarak .................................................................................................................... 23
1. Titik ................................................................................................................. 23
2. Garis ................................................................................................................ 29
3. Bidang ............................................................................................................. 31
E. Sudut ................................................................................................................... 33
1. Sudut Antar Dua Buah Garis........................................................................... 33
2. Sudut Antara Garis Dan Bidang...................................................................... 37
3. Sudut Antara Dua Bidang ............................................................................... 40
F. Ragam Soal Aplikasi Dimensi Tiga.................................................................. 433
G. Irisan bidang dengan bangun ruang .................................................................. 477
Ringkasan Materi ....................................................................................................... 49
Uji Kompetensi .......................................................................................................... 52
Kunci Jawaban ........................................................................................................... 55
Glosarium .................................................................................................................... iv
Daftar Pustaka ............................................................................................................. vi
ii
Kompetensi Dasar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa mampu:
Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap disiplin,
rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam
memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
Mendeskripsikan konsep jarak dan sudut antar titik, garis dan bidang melalui
demonstrasi menggunakan alat peraga atau media lainnya.
Menggunakan berbagai prinsip bangun datar dan ruang serta dalam
menyelesaikan masalah nyata berkaitan dengan jarak dan sudut antara titik,
garis dan bidang.
Pengalaman belajar:
Melalui pembelajaran materi geometri, siswa memperoleh pengalaman belajar dalam:
Menemukan konsep dan prinsip geometri melalui pemecahan masalah otentik
Berkolaborasi memecahkan masalah aktual dengan pola interaksi sosial kultur
Berpikir tingkat tinggi dalam menyelidiki dan mengaplikasikan konsep dan
prinsip-prinsip bangun datar dan ruang dalam geometri untuk memecahkan
masalah otentik.
Pada bab ini, kita akan membahas ruang tiga dimensi. Topik yang akan dibahas
meliputi cara menggambar objek ruang dimensi tiga atau bangun ruang. Menggambar
bangun ruang membutuhkan imajinasi dan visualisasi yang cukup tinggi. Bab ini akan
menyajikan kemampuan dasar untuk menggambar bangun ruang seperti kubus, balok
dan limas. Pelajaran menggambar pada bab ini akan berbeda dengan pembelajaran
pada kelas kesenian karena tujuan dari pelajaran menggambar pada bab ini adalah
untuk memahami geometri matematis. Kemampuan menggambar ini akan dibutuhkan
terutama bagi mereka yang bercita-cita pada bidang yang membutuhkan teori dan
materi dalam ruang dimensi tiga seperti arsitektur, liberal arts dan teknik sipil. Bagi
orang-orang yang tidak tertarik dengan bidang yang demikian, dapat
mempertimbangkan pembahasan dalam bab ini sebagai sebuah latihan simulasi untuk
kemampuan imajinasi dan visualisasi mereka.
Bentuk Bumi dapat dianggap sebagai bola, sedangkan kutub Utara dan kutub
Selatan bumi dapat dianggap sebagai ujung-ujung garis tengah dari bola yang disebut
poros. Lingkaran-lingkaran yang melewati kutub Utara dan Selatan disebut garis bujur.
Bidang yang memotong bumi tegak lurus pada poros untuk membentuk lingkaran yang
disebut garis Lintang. Coba bayangkan bumi sebagai sebuah bola karet. Kemudian
potong bola menjadi setengah lingkaran dan regangkan bola untuk membentuk sebuah
lembaran persegi panjang. Lingkaran garis bujur akan menjadi garis vertikal yang
sejajar dan lingkaran garis lintang menjadi garis horizontal yang sama dan sejajar.
Garis-garis ini mempermudah untuk mengetahui posisi dan jarak dari suatu tempat ke
tempat lain. Ini merupakan salah satu aplikasi ilmu ukur ruang (dimensi tiga).
Tahukah Anda?
Ahli Astronomi menggunakan ilmu ukur ruang (dimensi tiga) untuk
menafsirkan ruang angkasa dan menghitung jarak serta kedudukan benda ruang
angkasa. Dengan dimensi tiga, kita dapat mengetahui jarak dari suatu titik ke titik lain
dan juga dapat mengetahui luas permukaan dan volume dari suatu bangun ruang
dengan akurat.
4
Menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok,
prisma dan limas)
1. Perbandingan panjang rusuk kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dan panjang rusuk kubus
𝐾𝐿𝑀𝑁. 𝑃𝑄𝑅𝑆 adalah 3 : 4. Jika jumlah volume kedua kubus = 728 𝑐𝑚3 ,
maka hitunglah panjang rusuk masing-masing kubus tersebut.
2. Tentukan luas permukaan dan volume dari limas berikut!
T
D C
𝟔 𝒄𝒎
P
O
A 𝟖 𝒄𝒎 B
3. Rani diminta ibunya untuk mengisi penuh sebuah bak mandi yang berbentuk
balok dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi berturut-turut adalah 1.5 𝑚, 1 𝑚
dan 1 𝑚. Di saat yang bersamaan Rani juga harus pergi ke sebuah tempat untuk
menyelesaikan urusan lainnya dan dia akan kembali lagi setelah 4 jam. Jika
Rani dapat mengisi air sebanyak 0.5 liter dalam 5 detik, akankah air meluap
dari bak mandi setelah Rani kembali dari urusannya?
4. Tentukan luas permukaan dan volume dari prisma berikut!
𝟒 𝒄𝒎
𝟔 𝒄𝒎 Answer Key
1. 6 𝑐𝑚 dan 8 𝑐𝑚
2. 178.6 𝑐𝑚2 dan 139.2 𝑐𝑚3
3. Hampir penuh dan belum meluap
4. 216 𝑐𝑚2 dan 144 𝑐𝑚3
5
Dalam ilmu Geometri, terdapat beberapa istilah atau sebutan yang tidak
memiliki definisi (undefined terms), antara lain titik dan garis.
1. Titik
Titik tidak memiliki ukuran, biasanya dideskripsikan menggunakan tanda
noktah dan penamaannya menggunakan huruf kapital seperti titik A, titik B atau titik
C seperti gambar 7.1.
2. Garis
Garis merupakan dibentuk dari kumpulan titik-titik dan merupakan kurva lurus
yang tidak memiliki ujung maupun pangkal. Artinya garis dapat diperpanjang kedua
arahnya. Namun, garis lurus yang mempunyai pangkal dan ujung, disebut segmen
garis dan dilambangkan dengan ̅̅̅̅
𝐴𝐵 yang artinya panjang garis AB terbatas (gambar
7.2). Selain menggunakan segmen garis, nama garis juga dapat ditentukan dengan
menyebutkan nama wakil garis tersbut dengan memakai huruf kecil contohnya 𝑔, ℎ, 𝑘.
A 𝐴 𝐵
Gambar 7. 1 Titik Gambar 7. 1 Garis
3. Bidang
Sebuah bidang datar mempunyai luas tak terbatas. Dalam geometri, sebuah
bidang hanya digambar dengan perwakilannya yang disebut wakil bidang. Wakil
sebuah bidang mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Wakil bidang dapat
berbentuk persegi panjang, persegi atau jajar genjang.
𝑫 𝑪 𝑫 𝑪
𝜶 𝜶
𝑨 𝑩 𝑨 𝑩
Gambar 7. 2 Bidang
Bidang-bidang di atas disebut bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 atau dapat juga disebut dengan bidang 𝛼.
Postulat Garis dan Bidang
Sebuah bidang dapat dibentuk melalui:
6
1. Tiga buah titik yang tidak segaris. Pada gambar 7. 4a titik 𝐴, 𝐵 dan 𝐶 yang
tidak terletak pada garis yang sama membentuk bidang 𝛼1 .
2. Sebuah garis dan sebuah titik di luar garis tersebut. Contohnya sebuah titik 𝑃
yang terletak di luar garis 𝑔 dapat membentuk bidang 𝛼2 (gambar 7. 4b).
3. Dua buah garis yang saling berpotongan. Pada gambar 7. 4c Garis 𝑔 dan garis
ℎ saling berpotongan dapat membentuk bidang 𝛼3 .
4. Dua garis yang sejajar. Pada gambar 7. 4d garis 𝑔 sejajar dengan garis ℎ
mampu membentuk bidang 𝛼4 .
𝑃
𝐵 𝐶
𝜶𝟏 𝐴 𝜶𝟐
𝑔
(a) (b)
𝑔
ℎ
𝜶𝟑 𝜶𝟒
𝑔
(c) (d)
Gambar 7. 3 Bidang 𝛼1 , 𝛼2 , 𝛼3 dan 𝛼4
Postulat atau aksioma adalah pernyataan yang kebenarannya diterima tanpa
ada pembuktian. Dalam geometri terdapat tiga buah postulat yang penting yang
diperkenalkan oleh Euclides (±300 SM), seorang ahli matematika dari Alexandria.
Berikut ini adalah postulat-postulat Euclides:
Postulat 1
Melalui dua buah titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis lurus.
𝑔 𝐵
𝐴
Gambar 7. 4 Dua titik membentuk garis
7
Postulat 2
Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua titik persekutuan,
maka garis itu seluruhnya terletak pada bidang.
𝒈
𝐴 𝐵
𝜶
Gambar 7. 5 Garis terletak pada bidang
Postulat 3
Melalui tiga buah titik sembarang hanya dapa dibuat sebuah bidang.
𝐶
𝐴 𝐵
𝜶
Gambar 7. 6 Tiga titik membentuk bidang
1. Kedudukan Titik
a. Kedudukan Titik Terhadap Garis
Perhatikan gambar 7. 8 misalkan kabel listrik
adalah suatu garis dan burung adalah titik, maka
posisi burung terhadap kabel listrik merupakan
sebuah titik yang terletak pada garis. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa
Gambar 7. 8 Burung
𝒈 𝑃
𝑃
Gambar 7. 11 Titik di luar garis
Contoh
H G Simak kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 di samping dengan
̅̅̅̅
𝐴𝐵 sebagai wakil garis ℎ. Sebutkan kedudukan
E F
titik-titik sudut kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 terhadap
garis ℎ!
D C Penyelesaian:
𝒉 i. Titik-titik sudut kubus yang terletak pada
A B
garis ℎ adalah titik A dan titik B
ii. Titik-titik sudut kubus yang berada di luar
garis ℎ adalah titik-titik C, D, E, F, G dan H.
Jika titik A dapat dilalui oleh bidang 𝛼 maka titik A terletak pada
bidang 𝛼 (gambar 7. 13a). Jika titik A tidak dapat dilalui bidang 𝛼 maka
titik A berada di luar bidang 𝛼 (gambar 7. 13b).
𝐴
𝐴
𝜶 𝜶
(a) (b)
Gambar 7. 13 (a) Titik dalam bidang (b) Titik di luar bidang
Contoh
Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻, bidang 𝐷𝐶𝐺𝐻 sebagai perwakilan bidang 𝛽.
Tentukan kedudukan titik-titik sudut kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 terhada bidang 𝛽!
Penyelesiaan: H G
i. Titik-titik sudut kubus yang terletak
E F
pada bidang 𝛽 adalah titik-titik C, D, G
dan H. 𝜷
ii. Titik-titik sudut kubus yang berada di D C
luar bidang 𝛽adalah titik-titik A, B, F
A B
dan E.
Latihan 7. 1
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 , rusuk 𝐵𝐶 mewakili garis 𝑘 dan 𝐷𝐸
mewakili garis 𝑚. Sebutkan titik-titik sudut
T
kubus yang:
a. Terletak pada garis 𝑘
b. Berada di luar garis 𝑘
c. Terletak pada garis 𝑚
D
d. Berada di luar garis 𝑚 C
O
2. Diketahui limas beraturan 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷 seperti
gambar di samping. Sebutkan: A B
a. Titik-titik sudut limas yang terletak pada rusuk-rusuk alas
10
Gambar 7. 16 Rel kereta api Pada lintasan rel kereta api, jarak antara dua rel akan
11
selalu tetap dan tidak pernah saling berpotongan antara satu dengan
lainnya. Apabila dua buah rel kereta api dianggap sebagai dua buah
garis, maka dapat digambarkan seperti:
Garis 𝑚 dan garis 𝑛 di atas dikatakan sejajar, karena kedua garis
terletak pada bidang yang sama dan apabila kedua garis diperpanjang
sampai tak berhingga maka kedua garis tidak akan pernah
berpotongan. Garis sejajar dinotasikan dengan “//”.
Hukum dua garis sejajar
Sebuah titik yang berada di luar sebuah garis, hanya dapat dibuat
sebuah garis yang sejajar dengan garis itu.
Pada gambar 7. 18, tiik A berada di luar garis 𝑙. Melalui titik A dan
𝒌
A
𝒍
𝜶
4) Bersilangan (Skew)
Pada gambar di bawah, garis a dan b adalah garis bersilangan
karena garis a dan b bukanlah garis yang sejajar dan kedua garis
terletak pada sisi atau bidang yang berbeda. Apabila kedua garis
diperpanjang, kedua garis tersebut tidak akan pernah berpotongan.
Jadi, dua buah garis dikatakan bersilangan jika kedua garis tidak
memiliki titik persekutuan, tidak sejajar, dan tidak terletak pada
bidang yang sama.
Contoh
Jika garis 𝑔 sejajar dengan bidang 𝛼, maka bidang 𝛼 memuat sebuah garis
yang sejajar dengan garis 𝑔.
3) Garis yang menembus atau memotong bidang
Sebuah garis 𝑔 dikataan memotong 𝑔
bidang 𝛼 jika garis 𝑔 tidak terletak
pada bidang 𝛼 dan tidak sejajar
dengan bidang 𝛼 . Pada kasus ini,
garis 𝑔 dan bidang 𝛼 mempunyai A
Contoh
Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan 𝐴𝐵𝐶𝐷 sebagai perwakilan bidang 𝛼.
Tentukan kedudukan rusuk-rusuk kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 terhadap bidang 𝛼.
Penyelesaian:
a. Rusuk-rusuk kubus yang terletak pada bidang 𝛼 adalah rusuk-rusuk 𝐴𝐵, 𝐴𝐷,
𝐵𝐶 dan 𝐶𝐷.
b. Rusuk-rusuk kubus yang sejajar pada bidang 𝛼 adalah rusuk-rusuk 𝐸𝐹, 𝐸𝐻, 𝐹𝐺
dan 𝐺𝐻.
c. Rusuk-rusuk kubus yang menembus pada bidang 𝛼 adalah rusuk-rusuk 𝐸𝐴,
𝐹𝐵, 𝐺𝐶 dan 𝐻𝐷.
(𝛼, 𝛽)
A P B
𝜶
Latihan 7. 2
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻. Sebutkan kedudukan rusuk-rusuk kubus
terhadap rusuk 𝐴𝐵!
15
𝑃 𝑄
𝜷 𝒍
𝜷
𝒏 𝜶
𝜶
Gambar 7. 26 Dua bidang sejajar
(𝛼, 𝛽)
(𝛼, 𝛾) 𝑄
𝜶
𝜶
(𝛽, 𝛾)
𝜷 𝑃
𝜸
Jika bidang 𝛼 dan 𝛽 sejajar dengan bidang 𝛼 dilalui oleh bidang lain
(bidang 𝛾), maka bidang 𝛽 juga dilalui oleh bidang lain tersebut (bidang 𝛾).
Jika perpotongan antara dua bidang selalu membentuk sebuah garis, maka
perpotongan antara tiga bidang atau lebih dapat membentuk sebuah garis atau
sebuah titik. Misalkan bidang 𝛼, 𝛽, 𝛾, 𝛿 saling berpotongan maka terdapat tiga
kemungkinan kedudukan garis persekutuan dari bidang-bidang tersebut yaitu
berpotongan pada sebuah titik, berpotongan pada sebuah garis dan
berpotongan pada tiga buah garis sejajar.
T 𝜶
(𝜶, 𝜷)
(𝜷, 𝜸)
𝛿
D C
𝛽 (𝜶, 𝜸)
𝜶
𝜶
(𝜶, 𝜷, 𝜸) A B
Contoh
Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan bidang sisi 𝐴𝐵𝐶𝐷 sebagai perwakilan
bidang 𝛼 . Tentukan kedudukan bidang-bidang sisi H G
kubus terhadap bidang 𝛼!
E F
Penyelesaian:
a. Bidang sisi kubus yang berimpit dengan bidang
𝛼 adalah bidang sisi 𝐴𝐵𝐶𝐷.
D C
b. Bidang sisi kubus yang sejajar dengan bidang 𝛼 𝜶
adalah bidang sisi 𝐸𝐹𝐺𝐻. A B
18
c. Bidang sisi kubus yang berpotongan dengan bidang 𝛼 adalah bidang sisi
𝐴𝐵𝐹𝐸, 𝐵𝐶𝐺𝐹, 𝐶𝐷𝐻𝐺 dan 𝐴𝐷𝐻𝐸.
Latihan 7. 3
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 . Tentukanlah T
kedudukan bidang-bidang kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻
terhadap bidang 𝐴𝐷𝐻𝐸! Kemudian tentukanlah garis
persekutuan antara bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 dan bidang 𝐸𝐹𝐺𝐻
2. Perhatikan limas di samping. Tentukan kedudukan D C
titik T terhadap bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷!
3. Diketahui balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang 𝐴𝐵 =
5 𝑐𝑚, lebar 𝐴𝐷 = 4 𝑐𝑚 dan tinggi 𝐴𝐸 = 3 𝑐𝑚 . A B
D
E C
A B
19
1. Proyeksi Titik
a. Proyeksi titik terhadap garis
2. Proyeksi Garis
a. Proyeksi garis terhadap garis lain.
20
θ C
𝑎 𝑐𝑜𝑠 𝜃
A′ B′
𝜶
Gambar 7. 33 Proyeksi garis pada bidang
Kasus I: Jika garis 𝐴𝐵 tegak lurus terhadap bidang 𝛼, maka proyeksi garis
𝐴𝐵 terhadap bidang 𝛼 hanyalah sebuah titik yang terletak pada bidang 𝛼
(gambar 7. 34a).
A
A
B
B 𝐀′
𝜶 𝜶
(a) (b)
Gambar 7. 34 (a) Proyeksi garis tegak lurus pada bidang (b) Proyeksi garis menembus bidang
Kasus II. Jika sebuah garis 𝐴𝐵 menembus bidang 𝛼 (gambar 7. 34b), maka
langkah-langkah meproyeksikannya adalah sebagai berikut:
Step 1 Step 2 Step 3
Proyeksikan titik 𝐴 Proyeksikan titik Garis 𝐴′𝐵′ adalah
terhadap bidang 𝛼. 𝐴′ 𝐵 terhadap bidang 𝛼 proyeksi dari garis 𝐴𝐵
adalah proyeksi titik 𝐴 yaitu titik 𝐵 itu sendiri terhadap bidang 𝛼.
Contoh H G
Kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 memilikipanjang rusuk 5
E F
cm. Tentukan panjang proyeksi
a. Garis 𝐴𝐸 ke bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹
b. Garis 𝐴𝐸 ke bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷
D C
c. Bidang 𝐴𝐶𝐺𝐸 ke bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷
Penyelesaian: A B
a. Proyeksi 𝐴𝐸 ke bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 adalah garis 𝐵𝐹, panjang 𝐵𝐹 = 5 cm
b. Proyeksi 𝐴𝐸 ke bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah titik 𝐴, panjang 𝐴𝐴 = 0 cm
c. Proyeksi bidang 𝐴𝐶𝐺𝐸 pada bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah garis 𝐴𝐶 . Luas dari
proyeksi 𝐴𝐶 = 0 𝑐𝑚2
Latihan 7.4
1. Diberikan kotak 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻. Tentukan:
a. Proyeksi garis 𝐵𝐸 dan 𝐶𝐸 terhadap bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷
b. Proyeksi garis 𝐴𝐸 pada bidang 𝐵𝐷𝐻𝐹
2. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻. carilah proyeksi dari:
a. Garis 𝐹𝐷 pada bidang b. Garis 𝐸𝐶 pada bidang
𝐴𝐵𝐶𝐷 𝐶𝐷𝐻𝐺
23
Pada kajian geometri analitis, konsep jarak yang dipelajari adalah jarak antara
dua titik menggunakan koordinat titik kartesius sehingga dapat dicari dengan
menggunakan rumus
𝑑 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
Selain jarak antar dua titik, dapat dihitung pula jarak antara sebuah titik dengan sebuah
garis jika diketahui persamaan garis tersebut menggunakan rumus
𝑎𝑥1 +𝑏𝑦1 +𝑐
𝑑=| |
√𝑎2 +𝑏2
Teknis perhitungan jarak dalam geometri ruang lebih banyak menggunakan Teorema
Phytagoras dan sifat-sifat bangun ruang. Konsep jarak yang pernah dipelajari pada
geometri analitik tersebut selanjutnya diperluas dalam geometri menjadi menghitung
jarak antara
i. Dua titik, titik ke garis dan titik ke bidang
ii. Dua garis dan garis ke bidang
iii. Dua bidang.
1. Titik
a. Jarak antara dua titik
24
𝐴 𝐵
Gambar 7. 36 Jarak dua titik
Contoh
Sebuah kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 6 cm. Jika titik 𝑃 merupakan titik
perpotongan antara diagonal sisi 𝐸𝐹𝐺𝐻, hitunglah panjang antara titik 𝑃 dan titik 𝐴.
Penyelesaian: H G
Perhatikan bahwa ∆𝐴𝐸𝑃 merupakan segitiga siku-siku
dengan siku-siku di titik 𝐸 (𝐴𝐸 ⊥ bidang 𝐸𝐹𝐺𝐻). E F
𝐴𝑃2 = 𝐴𝐸 2 + 𝐸𝑃2
1
= 62 + (2 𝐸𝐺)2
D C
2
= 36 + (3√2)
= 54 A 𝟔 𝒄𝒎 B
𝐴𝑃 = 3√6 cm
Rumah Asri, Benny dan Claudia berada dalam sebuah pedesaan. Rumah Benny
terletak di sebelah Timur dari rumah Asri dan jarak antara rumah Benny dan Asri
adalah 4 km, sedangkan rumah Claudia terletak 3 km di bagian Utara dari rumah
Benny. Tentukan jarak sesungguhnya antara rumah Asri dan Claudia!
Ambil alat ukur sejenis meteran dan gunakan alat ukur tersebut
untuk mengukur jarak antara titik penalti terhadap titik yang
berada di garis gawang pada lapangan sepak bola yang ada di
sekolahmu. Lakukan hal ini berulang-ulang hingga mendapatkan
jarak minimum antara titik penalti dengan garis gawang tersebut!
Buatlah tabel yang memuat hasil pengukuran tersebut kemudian
buatlah kesimpulan dari hasil yang diperoleh!
Jika sebuah titik terletak di luar garis, maka ada jarak antara titik ke garis
tersebut.
Kasus I: Jika titik 𝑃 dan garis 𝑔 terletak pada bidang 𝛼 dan titik 𝑃 berada di
luar garis 𝑔 (gambar 7. 37a), maka jarak antara titik 𝑃 dan garis 𝑔 dapat
ditentukan dengan langkah-langkah berikut
Step 1 Step 2 Step 3
Buatlah bidang 𝛼 yang Pada bidang 𝛼, buatlah Segmen garis 𝑃𝑄
melalui titik 𝑃 dan garis 𝑃𝑄 tegak lurus merupakan jarak titik
garis 𝑔. terhadap garis 𝑔. 𝑃 ke garis 𝑔.
𝒅
𝑸
𝑸
𝒅 R
𝜶 P 𝑔 𝜶 𝑔
(a) (b)
Gambar 7. 37 Jarak titik ke garis
Kasus II: Jika titik garis 𝑔 terletak pada bidang 𝛼 namun titik 𝑃 berada di luar
bidang 𝛼 (gambar7. 37b) maka jarak antara titik 𝑃 dan garis 𝑔 dapat
ditentukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
Step 1 Step 2 Step 3
Buatlah segmen garis Gambar garis 𝑄𝑅 Segmen garis 𝑃𝑅
𝑃𝑄 yang tegak lurus tegak lurus terhadap merupakan jarak antara
dengan bidang 𝛼 garis 𝑔 titik 𝑃 dan garis 𝑔.
26
Contoh
Sebuah kotak 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 mempunyai ukuran panjang 8 cm, lebar 6 cm dan
tinggi 6 cm. Titik 𝑃 merupakan titik perpotongan antara diagonal sisi permukaan
atas kotak tersebut yaitu 𝐹𝐻 dan 𝐸𝐺 . Titik 𝑅 dan 𝑄 berturut-turut adalah titik
tengah dari garis 𝐸𝐻 dan garis 𝐴𝐷. Tentukan jarak antara:
a. Titik 𝑃 dan garis 𝐴𝐷
b. Titik 𝐶 dan garis 𝐸𝐻
Penyelesaian:
a. Titik 𝑃 berada di luar bidang 𝐴𝐷𝐻𝐸 sehingga jarak antara titik 𝑃 dan garis 𝐴𝐷
dapat dicari dengan menggunakan langkah-langkah berikut:
(i) Gambar garis 𝑃𝑅 ⊥ 𝐸𝐻 H G
(ii) Gambar garis 𝑅𝑄 ⊥ 𝐴𝐷 R P
E F
(iii) 𝑃𝑄 merupakan jarak antara
𝟔 𝒄𝒎
titik 𝑃 dengan garis 𝐴𝐷.
𝑃𝑄 2 = 𝑃𝑅 2 + 𝑅𝑄 2 D C
2 2
= 4 + 6 = 52 Q 𝟔 𝒄𝒎
𝑃𝑄 = √52 = 2√13 𝑐𝑚 A 𝟖 𝒄𝒎 B
𝜶 Q
𝑔
Gambar 7. 38 Jarak titik dan bidang
Contoh
Diberikan sebuah kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 6 cm. Tentukan jarak antara
titik 𝐵 dan bidang 𝐴𝐹𝐶!
Penyelesaian:
Perhatikan gambar kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 di samping! H G
Titik 𝐵 terletak pada bidang 𝐵𝐷𝐻𝐹. Bidang 𝐵𝐷𝐻𝐹 dan
𝐴𝐹𝐶 saling berpotongan pada garis 𝐹𝐿 . Jika 𝐵𝐾 E F
𝐹𝐿2 = 𝐿𝐵 2 + 𝐵𝐹 2 = 18 + 36 = 54
𝐹𝐿 = √54 = 3√6 𝑐𝑚 6 𝑐𝑚
𝐾
𝐹𝐵 6 1
𝑠𝑖𝑛 𝜃 = = 3√6 = 3 √6
𝐹𝐿
𝐵𝐾 𝜃
𝑠𝑖𝑛 𝜃 = → 𝐵𝐾 = 𝐵𝐿 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝐵
𝐵𝐿 𝐿 3√2 𝑐𝑚
1
= 3√2 (3 √6) = √12 = 2√3 𝑐𝑚
Latihan 7. 5
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 5 cm. Titik 𝑃 pertengahan
rusuk 𝐶𝐺. Hitunglah jarak:
a. Titik 𝐴 ke titik 𝐶 c. Titik 𝐴 ke titik 𝑃
b. Titik 𝐴 ke titik 𝐺 d. Titik 𝐵 ke titik 𝑃
2. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 5 cm. Titik 𝑃 pertengahan
rusuk 𝐶𝐺. Hitunglah jarak:
a. Titik A ke garis 𝐵𝐶 c. Titik 𝑃 ke garis 𝐶𝐷
b. Titik 𝐶 ke garis 𝐹𝐻 d. Titik 𝑃 ke garis 𝐵𝐷
3. Diketahui balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan 𝐴𝐵 = 10 𝑐𝑚, 𝐴𝐷 = 8 𝑐𝑚 dan 𝐴𝐸 =
6 𝑐𝑚. Titik 𝑂 adalah titik potong diagonal-diagonal bidang alas 𝐴𝐶 dan 𝐵𝐷 .
Hitunglah jarak:
a. Titik 𝐴 ke bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 c. Titik 𝑂 ke bidang 𝐴𝐵𝐹𝐸
b. Titik 𝐴 ke bidang 𝐶𝐷𝐻𝐺 d. Titik 𝑂 ke bidang 𝐸𝐹𝐺𝐻
4. Bidang alas limas tegak 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷 berbentuk persegi panjang, 𝐴𝐵 = 4 𝑐𝑚, 𝐵𝐶 =
3 𝑐𝑚, dan 𝑇𝐴 = 𝑇𝐵 = 𝑇𝐶 = 𝑇𝐷 = 6,5 𝑐𝑚. Hitunglah:
a. Panjang 𝐴𝐶
b. Jarak titik 𝑇 ke bidang alas 𝐴𝐵𝐶𝐷.
5. 𝑇. 𝐴𝐵𝐶 adalah limas dengan 𝐴𝑇 tegak lurus terhadap garis 𝐴𝐵 dan 𝐴𝐶 panjang
𝐴𝑇 = 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶 = 5 𝑐𝑚. Tentukan jarak titik 𝐴 ke bidang 𝑇𝐵𝐶!
6. Panjang setiap rusuk kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 ialag √3 sedangkan panjang titik 𝑄
pada 𝐴𝐷dan 𝐴𝑄 = 1 𝑐𝑚. Tentuan jarak titik 𝐴 ke bidang 𝑄𝐵𝐹!
7. Pada prisma segi empat beraturan 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 6 cm dan tinggi
prisma 8 cm. titik potong diagonal 𝐴𝐶 dan 𝐵𝐷 adalah
𝑇. Tentukan jarak titik 𝐷 ke 𝑇𝐻! W V
2. Garis
a. Jarak antara dua garis sejajar
Jika dua garis sejajar, garis 𝑔 dan garis ℎ terletak pada bidang yang sama
bidang 𝛼 maka garis 𝑙 memotong garis 𝑔 dan ℎ secara tegak lurus dengan titik
potong berturut-turut 𝑃 dan 𝑃′, maka jarak antara titik 𝑔 dan titik ℎ adalah panjang
dari segmen garis 𝑃𝑃′.
𝑔
𝑃
𝒉
𝑃′
𝜶
Gambar 7. 39 Jarak antar dua garis sejajar
30
𝜷
𝑸 𝑔 ℎ
𝑷 P 𝑔
𝑔′ 𝜶
𝜶 ℎ
(a) (b)
Gambar 7. 40 Jarak dua garis bersilangan
langkah berikut:
Step 1 Step 2 Step 3 Step 4
Gambar bidang 𝛼 Asumsikan garis Gambar garis yang melalui 𝑃𝑄 merupakan
yang memuat garis 𝑔 ℎ menembus 𝑃 dan tegak lurus terhadap jarak antara garis g
yang tegak lurus bidang 𝛼 pada garis 𝑔. Asumsikan garis dan ℎ yang saling
terhadap garis ℎ. titik 𝑃. ini memotong garis 𝑔 pada bersilangan tegak
titik 𝑄. lurus.
P′
𝜶
Gambar 7. 41 Jarak garis dan bidang
3. Bidang
Jika bidang 𝛼 sejajar dengan bidang 𝛽. Maka untuk menentukan jarak
antara dua bidang sejajar tersebut adalah sebagai berikut:
Step 1 Step 2 Step 3
Pilih sebuah Dari titik 𝑃 ditarik garis yang Segmen garis 𝑃𝑄
perwakilan titik pada tegak lurus terhadap bidang 𝛼 merupakan jarak
pada bidang 𝛽 dan menembus bidang 𝛼 di titik dari bidang 𝛽 ke
misalnya titik 𝑃. 𝑄. (Titik 𝑄 adalah proyeksi titik bidang 𝛼.
𝑃 pada bidang 𝛼)
𝑃
𝜷
𝑄
𝜶
Contoh
Balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 mempunyai panjang 8 cm, lebar 4 cm dan tinggi 6 cm.
tentukan jarak antara:
H G
a. Garis 𝐴𝐵 dan 𝐺𝐻
b. 𝐴𝐻 dan bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 E F
d. Garis 𝐴𝐸 dan 𝐶𝐻
D C
Penyelesaian: 𝟒 𝒄𝒎
a. 𝐴𝐵 dan 𝐺𝐻 terletak dalam bidang A 𝟖 𝒄𝒎 B
𝐴𝐵𝐺𝐻 . 𝐴𝐵 sejajar dengan 𝐺𝐻 sehingga jarak antara 𝐴𝐵 dan 𝐺𝐻 dapat
diwakili oleh panjang garis 𝐵𝐺.
𝐵𝐺 = √62 + 42 = 2√13 𝑐𝑚
∴ Jarak antara garis 𝐴𝐵 dan 𝐺𝐻 adalah 2√13 𝑐𝑚.
b. Garis 𝐴𝐻 sejajar dengan bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 . Garis 𝐴𝐻 sejajar dngan 𝐵𝐺 pada
bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 . Jarak antara garis 𝐴𝐻 dan bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 dapat diwakili
dengan jarak 𝐴𝐵 = 8 𝑐𝑚.
∴ Jarak antara garis 𝐴𝐻 dan bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 adalah 8 𝑐𝑚.
c. Bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 sejajar dengan 𝐴𝐷𝐻𝐸. Segmen garis 𝐴𝐵 mewakili jarak antara
dua bidang ini dikarenakan 𝐴𝐵 ⊥ 𝐵𝐶𝐺𝐹.
∴ Jarak antara bidang 𝐵𝐶𝐺𝐹 dan 𝐴𝐷𝐻𝐸 adalah 8 𝑐𝑚.
d. Garis 𝐴𝐸 dan 𝐶𝐻 saling bersilangan. Garis 𝐷𝐻 sejajar dengan 𝐴𝐸 dan
memotong 𝐶𝐻 pada titik 𝐻 . garis 𝐷𝐻 dan 𝐶𝐻 membentuk sebuah bidang
𝐷𝐶𝐺𝐻. Garis 𝐻𝐸 tegak lurus terhadap bidang 𝐷𝐶𝐺𝐻 dan memotong dengan
tegak lurus garis 𝐴𝐸 sehingga 𝐻𝐸 dapat mewakili jarak garis 𝐴𝐸 dan 𝐶𝐻.
∴ Jarak antara garis 𝐴𝐸 dan 𝐶𝐻 adalah 4 𝑐𝑚.
Latihan 7. 6
1. Diketahui balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang 𝐴𝐵 = 6 𝑐𝑚 , 𝐵𝐶 = 4 𝑐𝑚
dan 𝐵𝐹 = 8 𝑐𝑚. Hitunglah jarak antara:
a. Garis 𝐴𝐵 dan 𝐻𝐺
33
Pada bidang dua dimensi, sudut hanya dapat dibentuk oleh dua garis yang tidak
sejajar. Dalam ruang dimensi tiga, konsep sudut diperbesar menjadi sudut antar
dua garis yang berpotongan, dua garis yang bersilangan, sudut antara garis dengan
bidang dan sudut antara dua buah bidang.
1. Sudut Antar Dua Buah Garis
Pada gambar 7. 43 sebuah tiang bendera disambung dan diikat
menjadi sebuah tiang. Tiang tersebut berdiri tegak dengan bantuan tali
yang diikat pada tongkat dan ditarik dengan kuat ke pasak yang telah
ditancapkan ke tanah ke tiga arah. Melalui gambar 7. 43 dapat
disketsakan menjadi sudut antar dua garis perhatikan gambar 7. 44.
Gambar 7. 43 Tiang bendera
34
𝛼
𝛽
𝑨 𝑪
𝜸 𝑩
𝑄′ 𝑔 ℎ
𝑃 𝐵 𝑃
𝜽 𝜽
𝑶 𝜽 𝑔
𝑃′ 𝑄 ℎ 𝑃′ 𝐴
𝜶 𝜶
(a) (b)
Gambar 7. 45 Sudut dua garis berpotongan
Cara menentukan sudut antar dua garis berpotongan adalah sebagai berikut:
Step 1 Step 2
Ambil sembarang titik 𝐴 pada garis Besar sudut 𝐴𝑃𝐵 ditetapkan
𝑔 dan sembarang titik 𝐵 pada garis sebagai ukuran sudut antara
ℎ. Dengan garis 𝑔 dan ℎ garis 𝑔 dan garis ℎ yang
berpotongan di titik 𝑃 berpotongan
𝑔′
𝑔
ℎ′
ℎ
𝜶
Note: lebih praktis memilih titik 𝑂 dari salah satu garis (garis 𝑔 atau garis ℎ)
Contoh
1. Pada limas segi empat beraturan 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷. Tentukan T
sudut antara garis 𝑇𝐴 dan garis 𝐷𝐶!
Penyelesaian:
Garis 𝑇𝐴 dan garis 𝐷𝐶 merupakan dua garis
bersilangan, maka sudut antara garis 𝑇𝐴 dan 𝐷𝐶 D C
adalah ∠𝑇𝐴𝐵, sebab garis 𝐴𝐵 sejajar dengan garis 𝐷𝐶.
𝜶
A B
2. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk tentukan sudut yang terbentuk antara
garis
a. 𝐴𝐸 dan 𝐸𝐷 H G
b. 𝐸𝐶 dan 𝐻𝐷
E F
D C
A 𝟒 𝒄𝒎 B
36
Penyelesaian:
Garis 𝐴𝐸 dan garis 𝐸𝐷 saling berpotongan pada titik 𝐸. E
Sudut antara garis 𝐴𝐸 dan 𝐸𝐷 adalah ∠𝐴𝐸𝐷 .
𝜽
Perhatikan sama kaki ∆𝐴𝐸𝐷 di samping. ∠𝐴𝐸𝐷 = 45°.
∴ Garis 𝐴𝐸 dan 𝐸𝐷 membentuk sudut 45°. 𝟒 𝒄𝒎
4
G
C 4 𝑐𝑚
𝜃 = tan−1 √2
𝜃 = 54,74°
𝜽
Latihan 7. 7
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻, tentukan sudut antara garis
a. 𝐶𝐷 dan 𝐹𝐻 c. 𝐵𝐸 dan 𝐴𝐻
b. 𝐴𝐹 dan 𝐵𝐷 d. 𝐹𝐶 dan 𝐻𝐷
2. Tuliskan rusuk-rusuk pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 yang membentuk sudut 45°
terhadap rusuk 𝐴𝐶
3. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 4 cm. Hitunglah besar
sudut yang terbentuk antara:
a. Garis 𝐷𝐸 dan garis 𝐻𝐹 c. Garis 𝐷𝐸 dan garis 𝐵𝐺
b. Garis 𝐴𝐻 dan garis 𝐵𝐹
4. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 12 cm. Hitunglah tangen
sudut yang terbentuk antara garis 𝐴𝐶 dan 𝐵𝐺!
5. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan 𝛼 adalah sudut antara diagonal 𝐴𝐺 dan
rusuk 𝐴𝐷. Tentukan nilai 𝑐𝑜𝑠 𝛼!
6. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 panjang rusuk 8 cm. 𝛼 adalah sudut antara garis 𝐴𝐷
dengan garis diagonal ruang 𝐻𝐵. Tentukan nilai 𝑠𝑖𝑛 𝛼 dan 𝑐𝑜𝑠 𝛼!
7. Tentukan besar sudut yang dibentuk antar diagonal bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 pada kubus
𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 𝑠!
37
Proyeksi
Bayangan Pohon 𝜶
𝑹
𝑷
a. Jika sebuah garis terletak pada bidang, maka sudut yang terbentuk
adalah sebesar 0°
b. Jika sebuah garis sejajar dengan sebuah bidang, maka sudut yang
terbentuk juga sebesar 0°
c. Jika sebuah garis memotong atau menembus sebuah bidang maka
terdapat sudut yang dibentuk oleh garis dan bidang itu. Langkah-
langkah dalam menentukan sudut yang terbentuk oleh garis yang
memotong bidang adalah sebagai berikut:
ℎ
Gambar 7. 48 Sudut garis menembus bidang
Contoh
1. Kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 6 cm. Hitunglah besar
a. ∠(𝐴𝐻, 𝐴𝐵𝐶𝐷)
b. 𝑠𝑖𝑛 ∠(𝐴𝐺, 𝐴𝐵𝐶𝐷), 𝑐𝑜𝑠∠(𝐴𝐺, 𝐴𝐵𝐶𝐷), dan 𝑡𝑎𝑛 ∠(𝐴𝐺, 𝐴𝐵𝐶𝐷)
Penyelesaian:
H G
a. ∠(𝐴𝐻, 𝐴𝐵𝐶𝐷) = ∠𝐷𝐴𝐻, yaitu sudut yang
dibentuk oleh garis 𝐴𝐻 dan garis 𝐴𝐷, sebab 𝐴𝐷 E F
merupakan proyeksi 𝐴𝐻 pada bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 .
∆𝐴𝐷𝐻 adalah segitiga siku-siku sama kaki
𝛼 D C
sehingga ∠𝐷𝐴𝐻 = 45°.
∴ ∠(𝐴𝐻, 𝐴𝐵𝐶𝐷) = 45° A 𝟔 𝒄𝒎 B
39
Latihan 7. 8
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 6 cm. Hitunglah besar
∠(𝐴𝐻, 𝐵𝐷𝐻𝐹)!
2. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 10 cm. Hitunglah:
a. ∠(𝐵𝐺, 𝐸𝐹𝐺𝐻)
b. cos ∠(𝐺𝐶, 𝐵𝐷𝐺)
3. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 2 cm. Tentukan sudut yang terbentuk
antara garis 𝐵𝐻 dengan bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan hitunglah tan ∠(𝐵𝐻, 𝐴𝐵𝐶𝐷)!
4. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 12 cm. Titik 𝑃 dan 𝑄 berturut-turut
terletak di tengah rusuk 𝐺𝐻 dan 𝐹𝐺. Hitunglah sin ∠(𝐶𝐺, 𝐵𝐷𝑃𝑄)!
5. Bidang alas dari limas 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷 berbentuk persegi panjang dengan 𝐴𝐵 =
12 𝑐𝑚, 𝐴𝐷 = 5 𝑐𝑚, dan 𝑇𝐴 = 𝑇𝐵 = 𝑇𝐶 = 𝑇𝐷 = 7 𝑐𝑚 . Hitunglah besar sin
∠(𝑇𝐴, 𝐴𝐵𝐶𝐷)!
6. Pada limas tegak beraturan 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷 dengan rusuk alas 4 cm dan rusuk tegaknya
6 cm. Hitunglah ∠(𝐴𝐵, 𝐴𝐶𝑇)!
7. Diketahui limas segi empat beraturan 𝑃. 𝑄𝑅𝑆𝑇 dengan rusuk alas 3 cm dan rusuk
tegak 3√2 cm. Hitunglah tan ∠(𝑃𝑇, 𝑄𝑅𝑆𝑇)!
8. Pada limas segi empat beraturan yang semua rusuknya sama panjang. Tentukan
besar ∠(𝑇𝐴, 𝐴𝐵𝐶𝐷)!
40
9. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 4 cm. titik 𝑇 adalah titik
perpanjangan 𝐶𝐺 sehingga 𝐶𝐺 = 𝐺𝑇. Hitunglah tan ∠(𝑇𝐶, 𝐵𝐷𝑇) !
10. Balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 = 3 𝑐𝑚 dan 𝐴𝐸 = 5 𝑐𝑚. Titik 𝑃
terletak pada 𝐴𝐷 sehingga 𝐴𝑃: 𝑃𝐷 = 1: 2 dan titik 𝑄 terletak pada 𝐹𝐺 sehingga
𝐹𝑄: 𝑄𝐺 = 2: 1. Hitunglah tan ∠(𝑃𝑄, 𝐴𝐵𝐶𝐷) !
11. 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah persegi panjang pada bidang horizontal dal 𝐴𝐷𝐸𝐹 adalah persegi
panjang pada bidang vertikal. Panjang 𝐴𝐹 = 3 𝑚, 𝐵𝐶 = 4 𝑚 dan 𝐶𝐸 = 7 𝑚 .
Jika 𝛼 dan 𝛽 berturut-turut sudut antara 𝐵𝐸 dengan bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan bidang
𝐴𝐷𝐸𝐹, tentukan;ah tan 𝛼 . tan 𝛽!
3. Sudut Antara Dua Bidang
Sebuah buku terbuka seperti gambar 7. 49. Jika sampul depan buku dimisalkan
bidang 𝛼 dan sampul belakang buku adalah bidang 𝛽 berpotongan pada tulang
buku yang dimisalkan garis 𝑘 dan disketsakan seperti gambar (), maka akan ada
sudut yang terbentuk antara sampul depan buku dengan sampul belakang buku.
Pada gambar () garis 𝑃𝑄 dan garis 𝑅𝑄 tegak lurus degan garis 𝑘. Dengan demikian,
sudut yang dibentuk oleh bidang 𝛼 dan bidang 𝛽 adalah sudut yang dibentuk oleh
garis 𝑃𝑄 dan 𝑅𝑄.
Sampul depan
𝑘
Sampul belakang
Tulang buku
Gambar 7. 49 Buku
Langkah-langkah dalam menentukan sudut yang terbentuk oleh dua bidang, bidang 𝛼
dan bidang 𝛽 adalah sebagai berikut:
𝑸 𝑆
𝑅
𝑷
𝜶
(𝛼, 𝛽)
Gambar 7. 50 Sudut bidang berpotongan
Contoh
Kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 4 cm. H G
Tentukan besar ∠(𝐵𝐷𝐺, 𝐴𝐵𝐶𝐷)!
Penyelesaian: E F
𝛼 = tan−1 √2 = 54,7°
∠(𝐵𝐷𝐺, 𝐴𝐵𝐶𝐷) = 54,7°.
42
Latihan 7. 9
1. Kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 10 cm. Hitunglah
a. ∠(𝐴𝐷𝐺𝐹, 𝐴𝐵𝐶𝐷) c. tan ∠(𝐵𝐷𝐻𝐹, 𝐴𝐹𝐻)
b. ∠(𝐴𝐵𝐺𝐻, 𝐴𝐵𝐶𝐷)
2. Sebuah balok dengan 𝐴𝐵 = 6 𝑐𝑚, 𝐵𝐶 = 9 𝑐𝑚 dan 𝐶𝐺 = 3 𝑐𝑚. Hitunglah:
a. ∠(𝐵𝐶𝐻𝐸, 𝐸𝐹𝐺𝐻) c. ∠(𝐵𝐻𝐺, 𝐶𝐷𝐻𝐺)
b. ∠(𝐵𝐻𝐸, 𝐴𝐷𝐻𝐸)
3. Diketahui titik 𝑃 dan 𝑄 berturut-turut adalah titik tengah rusuk tegak 𝐵𝐹 dan
𝐶𝐺. Hitunglah sin ∠(𝐸𝑃𝑄𝐻, 𝐸𝐹𝐺𝐻) !
4. Pada limas segi empat 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷, bidang alas 𝐴𝐵𝐶𝐷 berbentuk persegi panjang
dengan 𝐴𝐵 = 8 𝑐𝑚, 𝐵𝐶 = 6 𝑐𝑚 dan 𝑇𝐴 = 𝑇𝐵 = 𝑇𝐶 = 𝑇𝐷 = 13 𝑐𝑚 .
Hitung:
a. tan ∠(𝑇𝐵𝐶, 𝐴𝐵𝐶𝐷)
b. cos ∠(𝑇𝐴𝐵, 𝑇𝐶𝐷)
5. Bidang empat beraturan 𝑇. 𝐴𝐵𝐶 dengan panjang rusuk-rusuknya 6 cm.
Hitunglah cos ∠(𝑇𝐴𝐵, 𝐴𝐵𝐶)!
6. Diketahui limas beraturan 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷 dengan titik 𝑀 adalah titik potong
diagonal 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan 𝑇𝑀 merupakan tinggi limas. Panjang 𝐴𝐵 = 8 𝑐𝑚 dan
𝑇𝐶 = 4√5. Tentukan besar ∠(𝑇𝐵𝐶, 𝐴𝐵𝐶𝐷)!
7. Balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan alas berbentuk persegi. Jika 𝐴𝐵 = 4 𝑐𝑚, 𝐴𝐸 =
8 𝑐𝑚, dan 𝛼 adalah ∠(𝐴𝐶𝐻, 𝐴𝐵𝐶𝐷) mka hitunglah sin 2𝛼!
8. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 12 cm. Hitung
sin 2𝛼 ∠(𝐴𝐶𝐻, 𝐸𝐺𝐷)!
9. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan 𝑃 dan 𝑄 berturut-turut adalah titik tengah
𝐹𝐺 dan 𝐸𝐻. Hitunglah tan ∠(𝐴𝐵𝐺𝐻, 𝐴𝐵𝑃𝑄)!
10. Bidang empat (Tetrahedron) 𝑇. 𝐴𝐵𝐶 mempunyai alas segitiga siku-siku 𝐴𝐵𝐶𝐷
dengan sisi 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶 . 𝑇𝐴 = 5√3 tegak lurus pada alas, jika 𝐵𝐶 = 10 𝑐𝑚
maka tentukan ∠(𝑇𝐵𝐶, 𝐴𝐵𝐶)!
43
Proyeksi dan jarak titik ke garis, antar dua garis, garis terhadap bidang, antar
dua bidang serta sudut antar dua garis, garis dengan bidang dan antar dua bidang dapat
dikombinasikan untuk menyelesaikan berbagai soal penerapan dimensi tiga.
Contoh
1. Sebuah limas dengan alas persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan titik puncak limas adalah 𝐸. Jika
luas alas adalah 196 𝑐𝑚2 dan ∆𝐴𝐵𝐸 = 105
serta ∆𝐶𝐷𝐸 = 91 , maka volume limas E
tersebut adalah . . .
Penyelesaian: 𝒉
Misalkan ℎ adalah tinggi limas dan 𝑎 merupakan
D 𝒙 C
jarak dari ℎ ke garis 𝐶𝐷 . Cari tinggi ∆𝐴𝐵𝐶
dengan rumus luas ∆𝐴𝐵𝐸
1
𝐿∆𝐴𝐵𝐸 = 2 . 𝑎. 𝑡∆𝐴𝐵𝐸 (𝑎 adalah sisi persegi)
A B
1
105 = 2 . 14. 𝑡∆𝐴𝐵𝐸 → 𝑡∆𝐴𝐵𝐸 = 2 × 105 ÷ 14 = 15
Sedangkan 𝑡∆𝐶𝐷𝐸 :
1
𝐿∆𝐴𝐵𝐸 = 2 . 𝑎. 𝑡∆𝐶𝐷𝐸
1
91 = 2 . 14. 𝑡∆𝐶𝐷𝐸 → 𝑡∆𝐶𝐷𝐸 = 2 × 91 ÷ 14 = 13
𝐴𝐺 2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐺𝐶 2
212 = (3𝑥√5)2 + (2𝑥)2
212 = 49𝑥 2
21 = √49𝑥 2
21 = 7𝑥 → 𝑥 = 3
Jadi panjang balok: 6𝑥 = 6 × (3) = 18
lebar balok: 3𝑥 = 3 × (3) = 9
tinggi balok: 2𝑥 = 2 × (3) = 6,
sehingga volume balok adalah 𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 = 18 × 9 × 6 = 972 𝑐𝑚3
Latihan 7. 10
1. Sebuah tiang listrik setinggi 6 m ditopang oleh tiga buah kawat yang ditancapkan
ke tanah. Jika jarak antara tiang dan posisi kawat yang ditancapkan ke tanah
adalah 2,5 m dan posisi tiang tegak lurus dengan posisi kawat yang ditancapkan
di tanah. Tentukan panjang kawat yang diperlukan!
2. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan titik 𝑃, 𝑄, dan 𝑅 masing-masing terletak
1 1
pada pepanjangan 𝐵𝐴, 𝐷𝐶, dan 𝐹𝐸 . Jika 𝐴𝑃 = 2 𝐴𝐵, 𝐶𝑄 = 2 𝐶𝐷, DAN 𝐸𝑅 =
1
𝐸𝐹 . Tentukan perbandingan volume kubus yang dibagi oleh bidang yang
2
melalui 𝑃, 𝑄, dan 𝑅!
45
3. Dalam kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻, titik 𝑆 adalah titik tengah sisi 𝐶𝐷 dan 𝑃 adalah titik
tengah diagonal ruang 𝐵𝐻. Tentukan perbandingan antara volume limas 𝑃𝐵𝐶𝑆
dan volume kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻!
4. Diketahui prisma tegak segitiga 𝐴𝐵𝐶. 𝐷𝐸𝐹. jika 𝐵𝐶 = 5 𝑐𝑚, 𝐴𝐶 = 5√3 𝑐𝑚 dan
𝐴𝐷 = 8 𝑐𝑚. Tentukan volume prisma!
5. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 4. Jika titik 𝐼 dan 𝐽
masing-masing adalah titik tengah dari garis 𝐴𝐵 dn 𝐺𝐹 , tentukanlah luas
segitiga 𝐼𝐶𝐽!
6. Sebuah piramida tegak 𝑇. 𝐴𝐵𝐶𝐷 mempunyai alas berbentuk persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷
dengan luas 100 𝑐𝑚2 dan panjang rusuk tegaknya 13 cm. jika 𝑥 adalah sudut
1
antara bidang 𝑇𝐴𝐵 dan 𝑇𝐶𝐷. Tentukan nilai sin 2 𝑥!
Perhatikan berbagai objek yang kamu temui di sekelilingmu. Pilihlah minimal tiga
objek dan rancanglah masalah yang pemecahannya menerapkan sifat dan rumus
jarak titik ke garis atau jarak titik ke bidang kemudian buatlah laporan dan sajikan
di depan kelas!
46
Sebuah bangun ruang jika diiris sebuah bidang maka hasilnya berupa sebuah
(a) (b)
Gambar 7. 51 Bidang irisan
bidang datar. Gambar 7. 51a menunjukkan bahwa suatu kubus diiris vertikal oleh
bidang α hasuil irisannya berbentuk bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan gambar 7. 51b menunjukkan
bahwa limas segitiga yang diiris oleh bidang 𝛽 hasil irisannya berupa bidang
berbentuk segitiga 𝐴𝐵𝐶.
Langkah-langkah dalam menggambar bidang hasil irisan adalah sebagai
berikut:
Contoh
Diketahui suatu kubus ABCD.EFGH. Titik P terletak pada rusuk EF sedemikian
rupa sehingga EP:PF = 1:3. Titik Q terletak pada garis BC sehingga BQ:BC =
1:3, dan titik R terletak pada garis CG sehingga GR:RC = 1:3. Gambarlah bidang
irisan kubus tersebut dengan bidang yang melalui titik P, Q, dan R!
Penyelesaian:
48
Latihan 7. 11
1. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 𝑎. Gambarlah irisan bidang yang
melalui diagonal 𝐷𝐹 dan titik tengah rusuk 𝐴𝐸 dan tentukan luas bidang di
dakam kubus tersebut!
2. Kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan rusuk 𝑎 cm. Titik 𝑃, 𝑄 dan 𝑅 adalah titik-titik
tengah dari 𝐴𝐷, 𝐴𝐵 dan 𝐵𝐹. Tentukan bentuk bangun datar bidang 𝑃𝑄𝑅?
3. Diketahui kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻. Titik 𝑃 adalah titik tengah rusuk 𝐴𝐸. Tentukan
bentuk irisan bidang yang melalui titik 𝑃, 𝐷 dan 𝐹 dengan kubus!
4. Balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 memiliki titik 𝑅, 𝑆 dan 𝑇 yang berturut-turut terletak pada
1 1 2
rusuk 𝐴𝐸, 𝐵𝐶 dan 𝐶𝐺 . Diketahui 𝐴𝑅 = 3 𝐴𝐸, 𝐵𝑆 = 2 𝐵𝐶 dan 𝐶𝑇 = 3 𝐶𝐺 .
Tentukanlah bentuk irisan bidang yang melalui titik 𝑅, 𝑆 dan 𝑇 pada balok
𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻!
5. Diketahui limas segi-empat beraturan 𝑋. 𝑃𝑄𝑅𝑆 dengan 𝑃𝑄 = 6 𝑐𝑚 dan tinggi
limas 8 cm. Titik 𝐾 terletak pada perpanjangan 𝑆𝑃 sehingga 𝑃𝐾 = 𝑆𝑃, titik 𝐿
terletak pada perpanjangan 𝑄𝑃 sehingga 𝑃𝐿 = 𝑄𝑃 dan 𝑀 merupakan titik
tengah 𝑋𝑃. Tentukanlah bentuk irisan bidang antara limas dengan bidang yang
melalui titik 𝐾, 𝐿 dan 𝑀!
49
𝜶
2. Garis sejajar dengan bidang, jika garis dan bidang tersebut tidak mempunyai
titik persekutuan.
𝒌
𝜶
50
3. Garis menembus bidang, jika garis dan bidang tersebut mempunyai titik
pesekutuan. 𝑔
A
𝜶
Kedudukan dua buah bidang:
1. Berhimpit, jika setiap titik pada
bidang 𝛼 juga terletak pada bidang 𝛽 kedua bidang tersebut memiliki
bidang daerah persekutuan.
2. Sejajar, jika terdapat dua buah bidang yang tidak memiliki titik maupun
garis persekutuan.
3. Berpotongan, jika terdapat dua buah bidang yang tidak sejajar dan memiliki
titik tepat sebuah garis persekutuan (garis potong).
Proyeksi
Proyeksi titik pada bidang
Proyeksi titik 𝑃 pada bidang 𝛼 adalah sebuah titik yang dilalui oleh garis yang
berpangkal di titik 𝑃 yang tegaklurus terhadap bidang 𝛼.
Proyeksi garis pada bidang
Proyeksi garis 𝐴𝐵 pada bidang 𝛼 adalah 𝐴′𝐵′ dengan garis 𝐴𝐴′ dan 𝐵𝐵′ tegak
lurus terhadap bidang 𝛼.
Jarak dalam bangun ruang
Jarak antar dua buah titik adalah panjang segmen garis tependek yang
menghubungkan dua buah garis tersebut.
Jarak titik ke garis adalah jarak titik ke proyeksinya pada garis tersebut.
Jarak antar dua buah garis:
1. Jarak antar dua garis sejajar adalah jarak salah satu titik di salah satu garis
ke garis lainnya
2. Jarak atara dua garis bersilangan adalah panjang ruas garis yang tegak lurus
terhadap kedua garis tersebut.
Jarak antar dua buah bidang yang sejajar adalah jarak dari salah satu titik pada
bidang yang satu ke bidang yang lainnya.
Sudut dalam bangun ruang
51
Sudut antara dua buah garis adalah sudut yang terbentuk akibat perpotongan
dua garis pada satu titik.
𝑔
𝜽
𝑶
ℎ
Sudut antara garis dan bidang adalah sudut antara garis dengan poyeksi
bidangnya.
𝑔
𝑄
𝑸′ 𝑷
𝜶
ℎ
Sudut antara dua buah bidang adalah sudut yang terbentuk akibat perpotogan
dua bidang pada satu garis.
𝑸 𝑆
𝑷 𝑅
𝜶
(𝛼, 𝛽)
52
A. Pilihan Berganda
1. Pusat dari permukaan-permukaan prisma yang alasnya berbentuk belahketupat
akan digabung membentuk sebuah oktahedron. Volume dari oktahedron tersebut
adalah . . . (American Mathematics Competition, 2015)
75
a. 12
b. 10
c. 12
3
d. 10√2
e. 15 5
4
2. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 4, titik 𝑃 terletak pada segmen
garis 𝐴𝐹 sehingga 𝑃𝐹 = 2𝐴𝑃. Titik 𝑄 adalah titik potong garis 𝐺𝑃 dan bidang
𝐴𝐵𝐶𝐷. Jika 𝛼 adalah sudut yang terbentuk antara garis 𝐺𝑄 dan garis 𝐷𝐴, maka
nilai cos 𝛼 adalah . . . (SBMPTN, 2015)
1 2 5
a. c. e.
√3 √17 √19
2 3
b. d.
√13 √17
3. Segitiga 𝑃𝐴𝐵 dan persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷 saling tegak lurus pada sebuah bidang jika
𝑃𝐴 = 3, 𝑃𝐵 = 4 dan 𝐴𝐵 = 5 , maka panjang 𝑃𝐷
C D
adalah . . . (American High School Mathematics
Examination, 1996)
a. 5 d. 2√13
B A
b. √34 e. 8 P
c. √41
4. Sebuah kubus dipotong sama panjang pada setiap
sudutnya seperti pada gambar sehingga membentuk
enam buah oktagon yang beraturan maka volume
𝒙
oktagon tersebut adalah . . . (American Mathematics
Competition, 2007)
5√2−7
a. 3
8√2−11
10−7√2 d.
b. 3
3
6−4√2
3−2√2 e.
c. 3
3
53
B. Essay
1. Sebuah tong berbentuk tabung yang penuh dengan air memiliki jari-jari 4 dm dan
tinggi 10 dm. Sebuah kubus padat dengan rusuk 8 m
dicelupkan ke dalam tong sehingga diagonal ruang kubus
menjadi tegak lurus dan volume air (𝑣) yang berada di dalam
tong meluap keluar. Tentukan nilai 𝑣 2 ! (American
Invitational Mathematics Examination, 2015)
B
54
A B
5. Titik 𝑂 merupakan titik tengah dari sebuah tetrahedron 𝐴𝐵𝐶𝐷. Titik 𝐿, 𝑀 dan 𝑁
berturut-turut adalah titik tengah dari 𝐵𝐶, 𝐶𝐴 dan 𝐴𝐵. Asumsikan bahwa 𝐴𝐵 +
𝐵𝐶 = 𝐴𝐷 + 𝐶𝐷, 𝐵𝐶 + 𝐶𝐴 = 𝐵𝐷 + 𝐴𝐷 dan 𝐶𝐴 + 𝐴𝐵 = 𝐶𝐷 + 𝐵𝐷 . Buktikan
bahwa ∠𝐿𝑂𝑀 = ∠𝑀𝑂𝑁 = ∠𝑁𝑂𝐿! (Internasional Mathematics Olimpiad, 1991)
Challenge Question!
Titik 𝐴, 𝐵, 𝐶 dan 𝐷 merupakan empat titik dalam sebuah bangun ruang dan 𝐴𝐵
merupakan jarak antara titik 𝐴 dan 𝐵. Tunjukkan bahwa 𝐴𝐶 2 + 𝐵𝐷 2 + 𝐴𝐷2 +
𝐵𝐶 2 ≥ 𝐴𝐵 2 𝐶𝐷 2! (USA Mathematical Olimpiad, 1975)
C
55
c. Titik 𝐷 dan 𝐸 𝐴𝐶
5 1. a. ∠𝐹𝐻𝐺 b. ∠𝐴𝐹𝐻
c. 7,5 d. 2 √5
5 c. ∠𝐸𝐵𝐺 d. ∠𝐸𝐷𝐻
2. a. 5 b. 2 √6
2. 𝐵𝐶, 𝐶𝐷, 𝐴𝐷 dan 𝐴𝐵
5 5
c. 2 d. 2 √3 3. a. 60° b. 45°
3. a. 10 b. 8 c. 90°
c. 4 d. 6 4. 60°
4. a. 5 b. 6 1
5. 3
√3
5
5. 3
√3 1 1
6.
3
√6; 3 √3
1
6. 2
√3 7. 90°
24
7. 41
√41 8. a. 29,82° b. 60°
c. 8 𝑐𝑚 Latihan 9
5. a. 6√2 b. 6 1. a. 4° b. 4°
1
c. 2√3 c. 2 √2
6. 6 2. a. 26,57° b. 63,43°
Latihan 7 c. 71,57°
58
1 7. 3:1
3. 5
√5
15 8. 𝑎2 √15
4. a. 3 b. 17
1
1 9. 𝑎√3
2
5. 3 1
10.
6. 60° 2√𝑡 2 +1
7.
4
√2
Latihan 11
9
4
8. 9
√5
1
9. 3
10. 60°
Latihan 10
1. 19.5 1
1. 2
𝑎2 √6
2. 1:1
3. 1:24
2. Segi enam beraturan
4. 50√3
3. Belah ketupat
5. 2√21
5
4. Segi enam beraturan
6. ± 12
5. Layang-layang
Uji Kompetensi
Pilihan Berganda
1. Jawaban: B
Oktaheron merupakan dua limas yang saling
kongruen satu dengan yang lain yang digabungkan
oleh kedua alas limas tersebut seperti gambar di
samping.
1 1
Luas alas limas: 𝐿𝑎 = 2 . 𝑑1 . 𝑑2 = 2 . (4)(5) = 10
2. Jawaban: D
59
C 𝑃
B
𝑄
D A
Perhatikan dua segitiga 𝑃𝐹𝐺 dan 𝑃𝐴𝑄. Karena garis 𝐹𝐺 ⊥ 𝐴𝐵𝐹𝐸 dan 𝐴𝑄 ⊥
𝐴𝐵𝐹𝐸 maka 𝐹𝐺 ⊥ 𝑃𝐹 dan 𝐴𝐺 ⊥ 𝑃𝐹, sehingga 𝑮 𝟒 𝑭
∠𝑃𝐹𝐺 − ∠𝑃𝐴𝑄. Selain itu, ∠𝐹𝑃𝐺 − ∠𝐴𝑃𝑄
(bertolak belakang). Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa ∆𝑃𝐹𝐺 sebangun dengan 𝑷
∆𝑃𝐴𝑄. Karena 𝐴𝐹 merupakan diagonal sisi kubus
𝜶
maka, 𝑨 𝑸
𝐴𝐹 = 4√2 dan 𝑃𝐹 = 2𝐴𝑃, maka diperoleh:
1 4
𝐴𝑃 = 2+1 × (4√2) = 3 √2
4 2 2 𝐴𝑄 2 3
𝑃𝑄 = √𝐴𝑃2 + 𝐴𝑄 2 = √(3 √2) + 22 = 3 √17, sehingga cos 𝛼 = 𝑃𝑄 = 2 =
√17 √17
3
3. Jawaban: B
Karena dua bidang tersebut saling tegak lurus maka ∆𝑃𝐴𝐷 merupakan segitiga
siku-siku sehingga 𝑃𝐷 = √𝑃𝐴2 + 𝐴𝐷2 = √𝑃𝐴2 + 𝐴𝐵 2 = √32 + 52 = √34
4. Jawaban: B
Tinjau salah satu sudut pada sisi kubus, 𝑥 merupakan sisi miring dari sebuah
segitiga siku-siku sehingga panjang
𝒂
𝑥 = √𝑎2 + 𝑎2
𝒂 𝒙
𝑥 = √2𝑎2 = √2𝑎
𝑥
𝑎=
√2
𝑥 1
2( ) + 𝑥 = 1 → 𝑥 = = √2 − 1 (rasionalkan), maka
√2 √2+1
√2−1 1
𝑎= =1−
√2 √2
1
𝐿∆ = 2 . 𝑎. 𝑡 (𝑎 = 𝑡)
1 1 1 2 3−2√2
= 2 . 𝑎2 = 2 . (1 − ) =
√2 4
Karena setiap perpotongan sudut kubus membentuk sebuah limas maka volume 8
limas yang ada pada sudut-sudut kubus adalah
1
𝑉 = 8 × 3 × 𝐿∆ 𝑡𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠 (tinggi limas adalah 𝑥)
1 3−2√2 1 10−7√2 10−7√2
𝑉 = 8×3×( ) × (1 − )=8× =
4 √2 24 3
5. Jawaban: E
Luas alas (𝐿𝐴𝐵𝐶𝐷 ) = 1
1
𝑉𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠 = 3 (𝐿𝐴𝐵𝐶𝐷 )(𝑡𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠 )
cos 2𝜃 √cos 2𝜃
𝑡𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠 = √4 sin2 𝜃 = 2 sin 𝜃
1 1 √cos 2𝜃 √cos 2𝜃
𝑉𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠 = 3 (𝐿𝐴𝐵𝐶𝐷 )(𝑡𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠 ) = 3 (1) ( 2 sin 𝜃 ) = 6 sin 𝜃
Essay
1. Sisi-sisi tabung menyentuh kubus pada tiga titik. Karena ruang diagonal kubus
tegak lurus maka terdapat tiga buah titik yang akan membentuk tiga buah segitiga
sama sisi. Dengan aturan kosinus dan jari-jari tabung = 4 di dapat sisi segitiga,
𝑠 2 = (2)(42 ) − 2(42 ) cos 120° = 3(42 )
61
∆𝐴𝐵𝐶 maka,
F
nilai 𝑥 dapat dicari dengan menghitung volume
𝟑 𝒄𝒎
limas dengan alas berupa ∆𝐴𝐵𝐶:
1 D
𝑉𝐿,𝐴𝐵𝐶 = 3 (𝑥)(𝐿∆𝐴𝐵𝐶 ) B
𝟒 𝒄𝒎
Alas dari limas adalah ∆𝐴𝐵𝐶 dengan
𝟒 𝒄𝒎 C
𝐴𝐵 = √𝐴𝐷2 + 𝐷𝐵 2 = √32 + 42 = 5,
𝐴𝐶 = √𝐴𝐷2 + 𝐷𝐶 2 = √32 + 42 = 5,
𝐵𝐶 = √𝐵𝐷2 + 𝐷𝐶 2 = √42 + 42 = 4√2 dan
𝐵𝐶 2
tinggi ∆𝐴𝐵𝐶 = √𝐴𝐶 2 − = √17
2
1 1
𝐿∆𝐴𝐵𝐶 = 2 . 𝑎. 𝑡∆𝐴𝐵𝐶 = 2 . (4√2). √17 = 2√34
∴ 𝑉𝐿,𝐵𝐶𝐷 = 𝑉𝐿,𝐴𝐵𝐶
1
8 = 3 𝑥(2√34)
24 6√34
𝑥 = 2√34 = = 2.1
17
62
3. Proyeksi 𝑇𝐶 pada bidang 𝑇𝐴𝐵 segaris dengan 𝑇𝐶′ . Sudut ∠(𝑇𝐶, 𝑇𝐴𝐵) =
∠𝐶𝑇𝐶′ = 𝛼
𝑇𝐶′ = √𝑇𝐴2 − 𝐴𝐶′2 = √102 − 62 = T
8 𝑐𝑚
𝐶𝐶′ = √𝐵𝐶 2 − 𝐵𝐶′2 = √82 − 62 = 𝜶
C
√28 𝑐𝑚
Pada ∆𝐶𝑇𝐶 berlaku aturan kosinus:
(𝐶𝐶′)2 = (𝑇𝐶′)2 + (𝑇𝐶)2 −
A
2(𝑇𝐶′). (𝑇𝐶) cos 𝛼 𝑪′
28 = (8)2 + (4)2 − 2(8). (4) cos 𝛼 B
13
64 cos 𝛼 = 52 → cos 𝛼 = 16
1
∴ Luas segi empat 𝐷𝑃𝐹𝑄 = 2 √6
𝐿𝑀 𝑵𝟏
1
𝐿1 𝑀 = 2 𝐶𝐷 = 𝐿𝑀1 sehingga 𝐿1 𝑀 ∥ 𝐶𝐷 ∥ 𝑳𝟏 𝑴𝟏
𝑪
𝑸
𝐿𝑀1 .
𝑴
Titik 𝐿, 𝑀, 𝐿1 dan 𝑀1 merupakan titik-titik
yang terletak pada bidang yang sama dan 𝑨 𝑩
Challenge Question
Jika proyeksi dari titik 𝐴, 𝐵, 𝐶 dan 𝐷
A
terhadap bidang yang sejajar dengan garis
𝐴𝐵 dan 𝐶𝐷, serta sejajar dengan garis 𝐴𝐵
dan 𝐶𝐷 adalah tetap sama hanya saja D
panjang garis 𝐵𝐶, 𝐴𝐶, 𝐴𝐷 dan 𝐵𝐷 menjadi
berkurang sehingga membuat adanya suatu
pertidaksamaan. B
Jika 𝐴𝐷 = 𝑎, 𝐴𝐶 = 𝑏, 𝐵𝐶 = 𝑐, 𝐵𝐷 =
C
𝑑, 𝐴𝐵 = 𝑚 dan 𝐶𝐷 = 𝑛 maka untuk
membuktikan 𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑐 2 + 𝑑 2 ≥ 𝑚2 𝑛2 harus memfokuskan pada ∆𝐵𝐶𝐷 dan
panjang garis 𝐴𝐵.
64
Asumsikan titik 𝐴 berada pada lingkaran yang berpusat di titik 𝐵 dengan jari-jari 𝑚.
Dengan aturan kosinus diperoleh
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2 + 𝑑 2 + 2𝑚2 − 2𝑐𝑚 cos 𝜃 − 2𝑑𝑚 cos(𝜃 − 𝛼)
(𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑐 2 − 𝑑2 − 2𝑚2 )2 = 4𝑚2 [𝑐 2 cos 2 𝜃 + 𝑑 2 cos2 (𝜃 − 𝛼) +
2𝑐𝑑 cos 𝜃 cos(𝜃 − 𝛼)]
𝑎 2 + 𝑏 2 + 𝑐 2 + 𝑑 2 ≥ 𝑚 2 + 𝑛2
∴ Terbukti bahwa 𝐴𝐶 2 + 𝐵𝐷2 + 𝐴𝐷2 + 𝐵𝐶 2 ≥ 𝐴𝐵 2 𝐶𝐷2
iv
A
Aksioma : Pernyataan yang kebenarannya diterima tanpa ada pembuktian
B
Bangun Ruang : Bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik atau
garis-garis yang terdapat pada seluruh permukaan bangun
tersebut
Bidang : permukaan datar dua dimensi yang dibatasi
Bidang Berimpit : Dua buah bidang yang memiliki bidang daerah persekutuan
yang sama
Bidang Sejajar : Dua buah bidang yang tidak memiliki garis perpotongan
Bidang Berpotongan : Dua buah yang tidak sejajar dan tidak memiliki garis
persekutuan (garis perpotongan)
G
Garis : Kurva lurus yang tidak memiliki ujung maupun pangkal
Garis Berhimpit : Suatu garis terletak pada garis lain atau sebaliknya dan
membentuk satu garis lurus
Garis Berpotongan : Dua buah garis yang memiliki satu titik persekutuan
Garis Bersilangan : Dua buah garis tidak memiliki titik persekutuan, tidak sejajar
dan tidak terletak pada bidang yang sama
Garis Sejajar : Dua buah garis yang terletak pada satu bidang datar yang tidak
akan berpotongan meskipun diperpanjang tanpa batas
H
Hipotenusa : Sisi miring pada segitiga siku-siku
I
Irisan Bidang : Bangun datar yang dibatasi oleh garis-garis potong antara
bidang datar dengan sisi-sisi bangun ruang tersebut
P
Proyeksi : Pemetaan suatu daerah secara tegak lurus terhadap
daerah lainnya
S
Segmen Garis : Kurva lurus yang mempunyai pangkal dan ujung
v
Sudut : Daerah yang dibentuk oleh dua buah segmen garis yang titik
pangkalnya sama
Sumbu Afinitas : Garis perpotongan antara bidang irisan dengan alas bangun
ruang yang dibangun oleh dirinya sendiri
vi
Andreescu, T., & Enescu, B. (2011). Mathematical olimpiad treasures (2nd ed.).
London: Birkhauser.
Andreescu, T., & Gelca, R. (2009). Mathematical olimpiad challenges (2nd ed.).
Boston: Birkhauser.
Andreescu, T., Kedlaya, K., & Feng, Z. (2003). Mathematical olimpiads: problems
and solutions from around the world. Lincoln: American Mathematical
Competition.
Brown, P., Evans, E., Hunt, D., Mclntosh, J., Pender, B., & Ramagge, J. (2011).
Introduction to plane geometry: Measurement and geometry. Melbourne:
Australian Mathematical Sciences Institute.
Djukic, D., Jankovic, V., Matic, I., & Petrovic, N. (2004). The IMO compedium: A
collection of problems suggested for international mathematical olimpiads.
Belgrade.
Goldie, S. (2012). Pure mathematics 2 and 3. London: Hodder Education.
Haese, R., Haese, S., Haese, M., Bruce, M., Harris, K., & Kappelle, D. (2006).
Mathematics: For year 10 (6th ed.). Adelaide: Raskar Nominees Pty Ltd.
Jiagu, X. (2010). Lecture notes on mathematical olympiad courses. Toh Tuck Link,
Singapore: World Scientific Publishing Co. Ltd.
Kurnianingsih, S., Kuntarti, & Sulistiyono. (2009). Mathematics: For senior high
school grade X. Jakarta: Esis.
Laksana, A. (2012). Metode bimbel perivat kuasai rumus matematika SMA kelas X, XI
dan XII. Yogyakarta: Planet Ilmu.
Noormandiri, B. K. (2007). Matematika: Untuk kelas X. Jakarta: Erlangga.
Sinaga, B., Sinambela, P. J., Sitanggang, A. K., Hutapea, T. A., Manulang, S., Sinaga,
L. P., & Simanjorang, M. (2014). Matematika kurikulum 2013 (Revisi 2014
ed.). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Titu Andreescu, B. E. (2011). Mathematical olimpiad treasures (2nd ed.). London:
Birkhauser.
Wirodikromo, S. (2008). Matematika: untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga.