Laporan Pendahuluan DHF A. Pengertian
Laporan Pendahuluan DHF A. Pengertian
Laporan Pendahuluan DHF A. Pengertian
A. Pengertian
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam
Dengue Syok Sindrom (DSS) adalah kasus demam berdarah dengue disertai
(DSS) adalah sindroma syok yang terjadi pada penderita Dengue Hemorrhagic
disebabkan oleh virus dengue dengan menifestasi klinis demam disertai gejala
memahami DHF perlu pemahaman terkait Anatomi fisiologi pada sistem sirkulasi.
B. Anatomi Fisiologi
metabolisme dari sel-sel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat
ekskresi sisa-sisa metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung,
1. Jantung.
2. Pembuluh Darah
1) Arteri koronaria
3) Arteri Brachialis
4) Arteri radialis
Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari
5) Arteri karotis
6) Arteri temporalis
7) Arteri facialis
8) Arteri femoralis
9) Arteri Tibia
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah mikroskop.
selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang lebih besar
Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa darah kotor dari
3) Vena jugularis
4) Vena pulmonalis
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair
yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah (Evelyn.P,
2002). Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh
darah yang berwarna merah (Syaifudin, 1997). Darah adalah suatu cairan
Jadi darah adalah jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah
yang berwarna merah yang cair disebut plasma dan yang padat di sebut sel
Volume darah pada tubuh yang sehat / organ dewasa terdapat darah
kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah
tersebut pada tiap orang tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan
Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari
0
pada air yaitu mempunyai berat jenis 1.041 – 1.067 dengan temperatur 38 C
a. Sumsum Tulang
1) Tulang Vertebrae
(badan ruas tulang belakang) terbentuk kotak dan terletak di depan dan
membawa serabut dari otak ke semua bagian tubuh. Pada arkus terdapat
bagian yang menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh otot-otot yang
Sternum adalah tulang dada. Tulang dada sebagai pelekat tulang kosta
maupun tidak langsung, bahkan ada yang sama sekali tidak melekat.
b. Hepar
diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus
c. Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk setengah bulan
100 – 150 gram. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfaed dan
berdarah adalah Virus Dengue, di indonesia virus tersebut sampai saat ini telah di
isolsi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam grup B dalam
Arthropedi bone viruses (arbu viruses), yaitu DEN-1,DEN -2,DEN-3, dan DEN-
Infeksi oleh salah satu serotipe meninbulkan anti badi seumur hidup
aegypti.nyamuk aedes albopictus, aedes poly nesiensis, dan beberapa spesies lain
kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh indonesia kecuali di
biokimia DHF hingga kini belum di ketahi secara pasti. Sebagian besar sarjana
dapat terjadi bila seorang seteleh terinfeksi degue untuk pertamakalinya mendapat
infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berbeda (Nursalam, 2005).
D. Patofisiologi
terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yang
jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal di
seluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah pada
kulit. Selain itu kelainan dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau seperti
Selain itu sistem reikulo endotel bisa terganggu sehingga menyebabkan reaksi
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan
depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang
sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan
plasma yang tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi anoksia
meluas pada intravaskuler (DIC) juga bisa terjadi saat renjatan. Perdarahan yang
E. Manifestasi Klinik
Kasus DHF di tandai oleh manifestasi klinis, yaitu : demam tinggi dan
mendadak yang dapat mencapa 40 C atau lebih dan terkadang di sertai dengan
discomfort, nyeri perut kana atas atau seluruh bagian perut; dan perdarahan,
itu, perdarahan kulit dapat terwujud memar atau dapat juga dapat berupa
perdarahan spontan mulai dari ptechiae (muncul pada hari-hari pertama demam
dan berlangsung selama 3-6 hari) pada extremitas, tubuh, dan muka, sampai
jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang
berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Perdarahan lain
konvalisen sering kali di temukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan
penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratanya penyakit.
Nyeri tekan seringkali di temukan tanpa ikterus maupun kegagalan
Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF, dengan
masa inkubasi antara 13-15 hari menurut WHO (1975) sebagai berikut
dan melena)
4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menjadi 80 mmHg atau kurang dan diastolik 20 mmHg atau
kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung
hidung, jari dan kaki, penderita gelisah timbul sianosis disekitar mulut.
gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF
adalah:
a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.
Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,
tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada saluran
tubuh dll.
3
(kurang atau sama dengan 100.000 mm ) dan hemokonsentrasi (peningkatan
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitanya dengan
pengelolaan dan prognosis, WHO (1975) membagi DBD dalam 4 derajat setelah
1. Derajat I
Demem mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya
2. Derajat II
Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau perdarahan lain.
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah tekanan
4. Derajat IV
G. Penatalaksaaan
1. Medis
dehidrasi dan haus. Pada pasien ini perlu diberi banyak minum, yaitu 1,5
sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu, dan
bila mau lebih baik oralit. Cara memberikan minum sedikit demi sedikit
dan orang tua yang menunggu dilibatkan dalam kegiatan ini. Jika anak
kompres dingin. Jika terjadi kejang diberi luminal atau anti konfulsan
mg IM, anak lebih 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti
lminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kg BB. Anak diatas 1 tahun diveri
mendahului naiknya hematokrit. Oleh karena itu, pada pasien yang diduga
menderita DHF harus diperiksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari mlai hari
ke-3 sakit sampai demam telah turun 1-2 hari. Nilai hematokrit itlah yang
tidak ada respon diberikan plasma atau plasma ekspander, banyaknya 20-
infus dipertahankan sampai 1-2 hari lagi walaupn tanda-tanda vital telah
baik.
Pada pasien renjtan berat atau renjaan berulang perlu dipasang CVP
(Central Venous Pressure) untuk mengukur tekanan vena sentral melalui vena
magna atau vena jugularis, dan biasanya pasien dirawat di ICU. Trafusi
klinik yang telah disebut, maka engan keadaan ini dianjurka pemberian
darah.
2. Keperawatan
sirkulasi darah, resiko terjadi pendarahan, gangguan suhu tubuh, akibat infeksi
terlihat pada tubuh pasien menjadi sembab (edema) dan darah menjadi
kental.
Pengawasan tanda vital (nadi, TD, suhu dan pernafasan) perlu
dilakukan secara kontinyu, bila perlu setiap jam. Pemeriksaan Ht, Hb dan
ada kencing / tidak. Bila dijumpai kelainan dan sebagainya segera hubungi
dokter.
intestinal didahului oleh adanya rasa sakit perut yang hebat (Febie, 1966)
diukur. Karena melihat seberapa banyak darah yang keluar perlu tindakan
darah disediakan.
dingin dan lembab, nadi lembut halus waspada karena gejala renjatan.
Kontrol TD dan nadi harus lebih sering dan dicatat secara baik dan
memberitahu dokter.
penyakitnya dan akibat tindakan selama dirawat. Hanya pada pasien DHF
periodic (stp 4 jam) dan mudah terjadi hematom, serta ukurannya mencari
beberapa tempat. jika sudah musim banyak pasien DHF sebaiknya selalu
Dalam penyakit DHF atau demam berdarah jika tidak segera di tangani akan
1. Perdarahan
2. Kegagalan sirkulasi
kerusakan fungsi sel secara progresif dan irreversibel, terjadi kerusakan sel
dengan nekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel sel
kapiler. Terkadang tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan lebih
4. Efusi pleura
adanya cairan dalam rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi
I. Pengkajian Fokus
1. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
2. Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF datang ke rumah sakit
saat demam kesadaran kompos mentis. Panas turun terjadi antara hari ke-3
anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri
ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi
perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematemasis.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya mengalami
5. Riwayat imunisasi
6. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat berisiko, apabila ada faktor
muntah,dan nafsu akan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak
7. Kondisi lingkungan
sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan lingkumgan yang
kurang bersih (seperti yang mengenang dan gantungan baju yang di kamar).
8. Pola kebiasaan
Eliminasi BAK : perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit atau banyak, sakit
Tidur dan istirahat : anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur
aegypti.
Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upa untuk menjaga
kesehatan.
9. Pemeriksaan fisik
Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut sampai ujung
a. Kesadaran : Apatis
anemis
Pendengaran
f. Hidung : ada perdarahan hidung / epsitaksis
i. Dada
Perkusi : Sonor
j. Abdomen :
Perkusi : tympani
tulang
kateter
Adanya peteki pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin
dan lembab.
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata
II,III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telingga (grade II, III, IV).
b. Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak. Pada fhoto thorax terdapat
adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan, (efusi pleura),
rales, ronchi, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
c. Abdomen
Ekstremitas : akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
adalah :
d. Serologi
e. Isolasi virus
atau penggabungan)
f. Identifikasi virus
Pada fhoto thorax selalu didapatkan efusi pleura terutama disebelah hemi
thorax kanan
Gigitan nyamuk
Aedes Aegypti
Terjadi viremia
DO :
– Klien lemah
– Perdaharan
– Oedema
– Bibir kering, diare
– Ht meningkat, TD
menurun
2 DS: Proses infeksi virus Hipertermi
Ibu mengatakan anak
demam
– Ibu mengatakan anak
selalu rewel dan gelisah
DO :
– Suhu tubuh meningkat >
38o C
– Leukosit meningkat
– Keringat banyak
– Nafas cepat
– KU lemah
3 DS : Anoreksia Nutrisi Kurang dari
– Ibu mengatakan klien Kebutuhan Tubuh
susah untuk makan
– Ibu mengatakan setiap
yang dimakan selalu
dikeluarkan
DO :
– Klien kelihatan lemah
– Klien tampak mual dan
muntah
– BB menurun
– TD menurun
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan b/d peningkatan permeabilitas, perdarahan
2. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) b/d proses infeksi virus
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d anoreksia
M. INTERVENSI KEPERAWATAN
No DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Defisit volume cairan Fluid balance Fluid management
Hydration Timbang popok/pembalut jika
b/d peningkatan Nutritional Status: di perlukan
Food and Fluid Pertahankan catatan intake
permeabilitas,
Intake dan output yang akurat
perdarahan Monitor status hidrasi
Kriteria Hasil : (kelembaban membran
Mempertahankan mukosa, nadi adekuat, tekanan
urine output sesuai darah ortostatik), jika
dengan usia dan BB, diperlukan
BJ urine normal, HT Monitor vital sign
normal Monitor masu kan makanan /
Tekanan darah, nadi, cairan dan hitung intake kalori
suhu tubuh dalam harian
batas normal Kolaborasikan pemberian
Tidak ada tanda tanda cairan IV
dehidrasi, Elastisitas Monitor status nutrisi
turgor kulit baik, Berikan cairan IV pada suhu
membran mukosa ruangan
lembab, tidak ada rasa Dorong masukan oral
haus yang berlebihan Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
Kolaborasi dengan dokter
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
Hypovolemia Management
Monitor status cairan
termasuk intake dan output
cairan
Pelihara IV line
Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
Monitor tanda vital
Monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
Monitor berat badan
Dorong pasien untuk
menambah intake oral
Pemberian cairan IV monitor
adanya tanda dan gejala
kelebihan volume cairan
Monitor adanya tanda gagal
ginjal
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama
makan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Azis Alimul.2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 2. Salemba Medika :
Jakarta
Hockenberry, Wilson.2007. Wong’s Nursing Care Of Infants And Children Eighth Edition.
Mosby Elsevter : Canada.
Mansjoer, Arif & Suprohaita. 2000. Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas Kedokteran
UI : Media Aescullapius : Jakarta.
Nadesul, Handrawan.2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Kompas : Jakarta.
Soedarmo SSP,dkk. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia :
Jakarta.
Soedarto.1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi. F.K. Universitas Airlangga : Surabaya.
Sutaryo.2004. Dengue. Medika Fak.Kedokteran UGM : Yogyakarta.
Tatty ES. 2004. Pengelolaan Syok Pada Demam Berdarah Dengue Anak Dalam Sutaryo.
Tatalaksana Syok Dan Perdarahan Pada Demam Berdarah Dengue. Medika FK UGM :
Yogyakarta.