Jurnal Fraktur PDF
Jurnal Fraktur PDF
Jurnal Fraktur PDF
Abstract: Mobilization is an important activity in the postoperative recovery to prevent complications, one of
which contractures. Mobilization especially Range of Motion exercises can improve blood circulation which
will speed healing and reduce pain. Immobilization in a long time because fracture will stimulate muscle
artrofi skletal especially extremity which causes decreased muscle strength up to 5.5% per day. To increase
knowledge the fracture patients about exercises must be do post operative is through health education
preoperative. The goal of this research was to know effect of health education to knowledge and
implementation ROM active post ORIF in patients with fractures of the extremity. Design of reseach is quasy
experiment with Post-test Only Control Group Design. Taking of sampling using accidental sampling
technique, 20 patients with fractures of extremity plan ORIF surgery divided 2 groups: 10 patients to be
experiment group and 10 patients to be control group. Analyzing the data is using independent t-test. The
result showed that there were significant differences in knowledge scores (p = 0.000), scores of
implementation (p = 0.000) among patients who received health education and patient are not given health
education. it is suggested that nurses as service providers can implement health education preoperative
especially range of motion exercises on the extremity fracture patients as a nursing intervention in a hospital
to improve patients knowledge about postoperative exercises and motivate the patient to do range of motion
exercises postoperative.
Abstrak: Mobilisasi merupakan kegiatan yang penting dalam pemulihan post operasi untuk mencegah
terjadinya komplikasi, salah satunya kontraktur. Mobilisasi khususnya latihan rentang gerak sendi akan
meningkatkan sirkulasi darah untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi nyeri. Immobilisasi yang
lama karena fraktur akan merangsang artrofi otot skletal terutama ekstremitas yang menyebabkan menurunnya
kekuatan otot sampai 5,5% perhari. Untuk meningkatkan pengetahuan pasien fraktur tentang latihan yang
harus dilakukan post operasi adalah melalui pendidikan kesehatan pre operasi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatn terhadap pengetahuan dan pelaksanaan rentang gerak sendi
aktif post operasi ORIF pada pasien Fraktur Ekstremitas. Jenis penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen
dengan pendekatan Post-test Only Control Group Design. Pengambilan sampel menggunakan teknik
accidental sampling sebanyak 20 orang pasien fraktur ekstremitas dengan 10 orang pasien menjadi kelompok
eksperimen dan 10 pasien menjadi kelompok kontrol. Analisa data menggunakant independent t-test. Hasil
penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada skor pengetahuan (p=0,000), skor
pelaksanaan (p=0,000) antara pasien yang diberikan pendidikan kesehatan dan pasien yang tidak diberikan
pendidikan kesehatan. Disarankan perawat sebagai pemberi pelayanan dapat menerapkan pemberian
pendidikan kesehatan preoperasi khususnya tentang latihan rentang gerak sendi pada pasien fraktur
ekstremitas sebagai kegiatan intervensi keperawatan dirumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan pasien
dan memotivasi pasien dalam melakukan latihan rentang gerak sendi post operasi.
Kata kunci: Pendidikan kesehatan, Pengetahuan, Pelaksanaan rentang gerak sendi aktif
94
Oktasari, Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan rentang gerak sendi...
95
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 9, No 2, Oktober 2013 : 94-102
salah satunya melalui pendidikan Djamil Padang jumlah pasien fraktur pada
kesehatan. ekstremitas tahun 2011 ada sebanyak 380
Pendidikan kesehatan sebelum operasi orang, dan tahun 2012 terdapat 405 kasus.
tentang perilaku yang diharapkan dilakukan Tahun 2011 jumlah pasien fraktur pada
oleh klien pada pascaoperatif, yang ekstremitas yang menjalani operasi ORIF
diberikan melalui format yang sistematik adalah 165 pasien, dan tahun 2012 dari
dan terstruktur sesuai dengan prinsi-prinsip bulan Januari sampai September meningkat
belajar-mengajar, mempunyai pengaruh menjadi 178 pasien.
yang positif bagi pemulihan klien. Apabila Berdasarkan studi pendahuluan yang
klien memahami alasan pentingnya latihan dilakukan oleh peneliti di ruang Trauma
rentang gerak sendi untuk memulihkan Center RSUP Dr. M Djamil Padang pada
kondisi pada pasca operasi dan klien tanggal 1 September 2012, dari 4 orang
mengetahui cara melakukannya dengan pasien fraktur pada ekstremitas post operasi
benar, maka komplikasi pada tahap ORIF yang diwawancarai, 2 orang post
pemulihan akan berkurang (Potter & Perry, operasi hari kedua mengatakan nyeri
2005). sehingga pasien masih merasa takut untuk
Menurut penelitian yang dilakukan menggerakkan tungkainya,dan 2 orang
oleh Titi (2010) tentang pengaruh pasien post operasi hari ketigamengeluh
pendidikan kesehatan terhadap kaku dan bengkak disekitar area tungkai
pengetahuan, sikap, dan tindakan yang patah karena tidak ada ada dilatih
pencegahan penularan TB Paru pada untuk menggerakkan,dan mereka juga tidak
keluarga di Kecamatan Sitiung Kabupaten tahu bahwa latihan rentang gerak sendi
Dhamasraya, didapatkan bahwa penting untuk pemulihan post operasi.
pengetahuan responden tentang pencegahan Mereka mengatakan tidak ada diberi
penularan TB Paru sebelum diberikan penyuluhan tentang latihan gerak sendi oleh
pendidikan kesehatan berpengetahuan baik perawat, dan perawat hanya memberitahu
(25,9%), dan setelah diberi pendidikan tentang persiapan menjelang operasi tapi
kesehatan pengetahuan responden sehari setelah operasi pasien ada disuruh
meningkat menjadi (88,9%). Hasil gerak oleh perawat, tapi pasien tidak tahu
penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh gerakan seperti apa yang akan dilakukan.
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan Pasien takut nanti patah pada tulangnya
pasien TB Paru. makin menjadi jika digerakkan, sehingga
Selain itu, menurut penelitian yang klien tidak ada melakukan gerakan pada
dilakukan oleh Okwerita (2010) di Ruang tungkainya yang patah setelah operasi dan
Kebidanan RSUD Sungai Dareh tentang hanya berbaring di tempat tidur.
“Pengaruh penyuluhan terhadap Sementara berdasarkan hasil wawancara
pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
paska bedah sesar” didapatkan bahwa latihan rentang gerak sendi tanggal 1
pasien yang mendapatkan penyuluhan pre September, dari 4 orang pasien post operasi,
operatif sebagian besar melaksanakan didapatkan 2 orang pasien tidak tahu tentang
mobilisasi dini dengan kategori baik (60%), pengertian, kapan dilakukan, tujuan, cara
dan pasien yang tidak mendapatkan gerakannnya latihan rentang gerak sendi,
penyuluhan preoperatif sebagian besar sementara 2 orang pasien tahu pengertian dan
melaksanakan mobilisasi dini dengan tujuannya, tapi tidak tahu kapan dilakukan,
kategori sedang (73,3%). dan cara gerakannya seperti apa.
Rumah sakit M. Djamil Padang Berdasarkan hasil observasi yang
merupakan rumah sakit rujukan, dan dilakukan penulis tanggal 15 September
banyak pasien yang menjalani pengobatan 2012 di ruangan Trauma Center RSUP Dr.
dengan kasus-kasus orthopedi. Berdasarkan M Djamil Padang, jika ada pasien rencana
data dari Rekam Medis di RSUP Dr. M. operasi, perawat tidak ada melakukan
96
Oktasari, Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan rentang gerak sendi...
penyuluhan tentang latihan rentang gerak Populasi dalam penelitian ini adalah
sendi yang perlu dilakukan pasca operasi, seluruh pasien fraktur ekstremitas yang
perawat hanya menjelaskan pada pasien akan melakukan operasi ORIF di Ruang
tentang persiapan operasi. Informasi yang Bedah Trauma Center RSUP Dr. M. Djamil
didapat dari 2 orang perawat bahwa belum Padang dengan jumlah rata-rata perbulan
ada SOP (Standar Operasional Prosedur) sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan
tentang latihan rentang gerak sendi di sampel yang digunakan dalam penelitian ini
ruangan. adalah dengan metode Accidental Sampling
(Notoadmodjo, 2010). Jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 20 responden yang
METODE dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 10
Jenis penelitian adalah yang digunakan responden masuk kedalam kelompok
adalah Quasi Eksperimen dengan desain intervensi (diberi pendidikan kesehatan)
Post-test Only Control Group Design. dan 10 responden masuk ke kelompok
Penelitian ini dilakukan di Ruang Bedah kontrol (tidak diberi pendidikan kesehatan),
Trauma Center RSUP Dr. M Djamil Padang dengan kriteria antara lain: bersedia jadi
pada bulan Agustus 2012 sampai dengan responden, pasien fraktur ekstremitas yang
April 2013, sedangkan pengumpulan data rencana akan operasi ORIF dengan
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2013 kesadaran penuh, mampu berkomunikasi
sampai dengan 28 Februari 2013. dengan baik, dan tidak mengalami
gangguan pendengaran.
Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Pasien Fraktur Ekstremitas Pre Operasi tentang Latihan
Rentang Gerak Sendi pada Kelompok yang Diberi Pendidikan Kesehatan dan
Kelompok yang Tidak Diberi Pendidikan Kesehatan di Ruang Bedah Trauma Center
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013
Tabel 2. Distribusi Pelaksanaan Rentang Gerak Sendi Aktif Post Operasi ORIF pada Pasien
Fraktur Ekstremitas pada Kelompok yang Diberi Pendidikan Kesehatan dan
Kelompok yang Tidak Diberi Pendidikan Kesehatan di Ruang Bedah Trauma Center
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013
97
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 9, No 2, Oktober 2013 : 94-102
98
Oktasari, Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan rentang gerak sendi...
99
NERS JURNAL KEPERAWATAN VOLUME 9, No 2, Oktober 2013 : 94-102
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat keatas sehingga responden semakin mudah
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap memahami tentang pentingnya melakukan
pelaksanaan rentang gerak sendi aktif post latihan rentang gerak sendi post operasi.
operasi ORIF pada pasien fraktur Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat
ekstremitas. pendidikan mempengaruhi perilaku dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menghasilkan banyak perubahan,
oleh Okwerita (2010) di Ruang Kebidanan khususnya pengetahuan dibidang
RSUD Sungai Dareh tentang “Pengaruh kesehatan. Semakin tinggi tingkat
penyuluhan terhadap pelaksanaan pendidikan formal akan semakin mudah
mobilisasi dini pada pasien paska bedah seseorang menyerap informasi dan
sesar ” didapatkan bahwa pasien yang semakin tinggi pula kesadaran untuk
mendapatkan penyuluhan preoperative berprilaku hidup sehat.
melaksanakan mobilisasi dini dengan Potter & Perry (2005) mengatakan
kategori baik (60%), dan pasien yang tidak bahwa latihan rentang gerak sendi
mendapatkan penyuluhan preoperatif merupakan hal yang sangat penting bagi
melaksanakan mobilisasi dini dengan pemulihan post operasi, khususnya pasien
kategori sedang (73,3%). Hasil penelitian fraktur yang akan mempercepat proses
didapatkan bahwa pendidikan kesehatan penyembuhan. Pendidikan preoperasi
berpengaruh terhadap pelaksanaan tentang latihan rentang gerak sendi dapat
mobilisasi dini paska bedah sesar. memberikan pemahaman yang baik pada
Wood (1926) dalam Mubarak (2006) pasien tentang latihan post operasi.
mengemukakan bahwa pendidikan Perilaku latihan post operasi yang baik
kesehatan adalah sebagai sekumpulan dapat terjadi karena suatu proses
pengalaman yang mendukung kebiasaan, pembelajaran melalui edukasi preoperasi,
sikap dan tindakan pengetahuan yang baik berupa penambahan pengetahuan dan
berhubungan dengan kesehatan juga penambahan keterampilan.
perorangan, masyarakat dan bangsa. Salah Pendidikan kesehatan adalah proses
satu upaya yang dilakukan untuk yang menjembatani kesenjangan antara
meningkatkan derajat kesehatan informasi kesehatan dan praktek kesehatan,
masyarakat adalah melalui pendidikan yang memotivasi seseorang untuk
kesehatan. memperoleh informasi dan berbuat sesuatu
Berdasarkan analisa peneliti, dari sehingga menjadi lebih sehat dan
hasil penelitian tampak bahwa pada membentuk kebiasaan yang
kelompok yang diberikan pendidikan menguntungkan kesehatan. Pengetahuan
kesehatan sebagian besar responden sudah sangat erat kaitannya dengan motivasi,
mengikuti pelaksanaan rentang gerak sendi dengan seseorang mengetahui tentang
aktif, dimana skor rata-rata adalah 28,40, sesuatu hal, maka ia akan termotivasi
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata untuk mencari tahu lebih rinci lagi tentang
kelompok yang tidak diberikan pendidikan hal tersebut yang akhirnya akan mengubah
kesehatan yaitu 3,30. Hal ini juga perilaku seseorang. Umumnya motivasi
diperkuat oleh rata-rata skor pengetahuan akan meningkat setelah mengenal
responden pada kelompok intervensi lebih kebutuhannya dan merasa yakin
tinggi dibandingkan kelompok kontrol, kebutuhan tersebut dapat terpenuhi (Suliha,
sehingga dengan tingginya pengetahuan 2002).
maka tingkat kesadaran responden untuk Berdasarkan pendapat diatas, maka
melaksanakan latihan rentang gerak sendi peneliti berasumsi bahwa pendidikan
juga lebih besar, selain itu juga dapat kesehatan pre operasi akan meningkatkan
dilihat dari pendidikan responden pada pengetahuan yang seseorang mengenai
kelompok intervensi lebih dari separuh latihan post operasi, dengan pengetahuan
(60%) responden berpendidikan menengah tersebut maka seseorang akan cendrung
100
Oktasari, Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pelaksanaan rentang gerak sendi...
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Suliha Uha. (2002). Pendidikan kesehatan
Fundamental Keperawatan : dalam keperawatan. Jakarta : EGC.
Konsep, Proses, dan Praktik (Edisi
4). Jakarta : EGC. Titi. (2010). Pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan,
Smeltzer, S &Brenda G. Bare. (2001). sikap, dan tindakan pencegahan
Buku Ajar Keperawatan Medikal penularan TB Paru pada keluarga
Bedah Brunner & Suddarth (Edisi di Kecamatan Sitiung Kabupaten
8). Jakarta : EGC. Dhamasraya.
102