Ejak KST PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

KEGIATAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

KONSERVASI SUMBER DAYA MINERAL


DAERAH KABUPATEN CILACAP, PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh :
Danny Z . Herman
SUBDIT KONSERVASI

ABSTRACT

In the period of 1960 – 1972 exploration for iron sand deposit had been done by PT. Aneka
Tambang particularly along the southern coast of Cilacap Regency, East Java Province; and was
successfully identified a total iron ore reserve of 2,655, 236 tons with an average grade of 51.7% Fe
within the mining concession area of 3090.43 Ha. The reserve was classified into 2 (two) categories
such as indicated and measured with respectively sum of 724,511 tons and 1,930,725 tons. In August
1970 the reserve was initially exploited; and then during the period of 1971 – 1978, the company
produced a total of 300.000 ton iron concentrate/year to fulfil the need of exporting target to Japan.
Beginning in 1979, the iron concentrates were produced for domestic marketing with priority to
supply cement industry.
Since October 1st-2003, mining operation was legally terminated; and currently is in the process
of closing decision handled by the Centre of Mineral and Coal Reasearch and Technology –
Department of Energy and Mineral Resources. Meanwhile the company was apparently still
producing iron concentrate (originated from Kutoarjo mining concession, Central Java) in the frame
of supply fulfilment to domestic cement factories. During the period of 1971 – 2003, the company had
produced a total iron concentrate of 6,677,015 tons with marketing/saling rate reached a total of
3,972,242.28 tons. Evaluation result exhibits that conservation programme wasn’t involved within
mining activity, but there were monitored some indications of conservation application such as :
efforts to determine accuracy of the reserve, resources enhancement to become reserve, optimalizing
exploitation and examination of ore for precise utility.
Exploitation of claystone and limestone deposits done by PT. Semen Nusantara was aimed to
comply the need of supplying raw material for cement industry. The total reserve of claystone was
50,000,000 tons within an area of 250 Ha, whilst limestone reserve’s totally 413,570,812.50 tons
within an area of 1.000 Ha. The company’s planning to produce 4,100,000 tons cement/year with
consequency to provide raw materials of 1,333,517 tons claystone and 5,330,918 tons limestone/year.
There’s evaluated that the company had tried to practise some parts of conservation application
within mining sistem, such as : resource treatment to become reserve, enhancing mining/processing
recovery and quality of cement product.

SARI

Selama periode tahun 1960-1972, eksplorasi terhadap endapan pasir besi telah dilakukan oleh
PT. Aneka Tambang di sepanjang pantai selatan wilayah Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah;
dan telah berhasil mengidentifikasi cadangan bahan galian pasir besi sebesar 2.655.236 ton berkadar
rata-rata 51,7% Fe, pada wilayah seluas 3.090,43 Ha. Cadangan terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu :
terunjuk sebanyak 724.511 ton dan terukur sejumlah 1.930.725 ton. Cadangan bahan galian mulai
ditambang pada bulan Agustus 1970, dan kemudian pada periode tahun 1971- 1978 telah diproduksi
sebesar 300.000 ton konsentrat bijih besi/tahun untuk memenuhi target ekspor ke Jepang. Mulai tahun
1979, konsentrat bijih besi diproduksi untuk tujuan pemasaran di dalam negeri terutama dalam
memenuhi kebutuhan industri semen.
Sejak tanggal 1 Oktober 2003 operasional penambangan telah resmi dihentikan dan sedang
dalam proses pengkajian penutupan tambang oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Mineral dan Batubara – Badan Penelitian dan Pengembangan DESDM. Meskipun demikian, hingga
saat kegiatan pemantauan berjalan, perusahaan masih aktif memproduksi konsentrat bijih besi (yang
berasal dari wilayah pertambangan Kutoarjo, Jawa Tengah) sebagai kelanjutan pemenuhan pasokan
konsentrat bijih besi untuk pabrik-pabrik semen di dalam negeri. Selama periode tahun 1971 –2003,
perusahaan telah memproduksi konsentrat bijih besi sejumlah total 6.677.015 ton dengan
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-1
pemasaran/penjualan mencapai total sebesar 3.972.242,28 ton. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
walaupun perusahaan belum menyertakan program konservasi dalam usaha pertambangannya,
terpantau adanya kegiatan yang berkaitan dengan penerapan konservasi misalnya : upaya penetapan
cadangan secara akurat, peningkatan sumber daya menjadi cadangan, optimalisasi penambangan dan
pemanfaatn bahan galian secara tepat guna.
Penambangan bahan galian tanah liat/batulempung dan batugamping telah dilakukan oleh
PT.Semen Nusantara Cilacap dalam rangka memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku untuk industri
semen. Cadangan total tanah liat tercatat sebesar 50.000.000 ton pada wilayah seluas 250 Ha dan
batugamping sebesar 413.570.812,50 ton pada wilayah seluas 1.000 Ha. Perusahaan berencana
memproduksi 4.100.000 to semen/tahun, yang akan membutuhkan 1.333.517 ton bahan baku tanah
liat dan 5.330.918 ton batugamping/tahun. Evaluasi terhadap kegiatan usaha pertambangannya
menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan sebagian program konservasi berupa upaya
peningkatan : status sumber daya bahan galian menjadi cadangan, recovery penambangan/pengolahan
dan kualitas produk semen.

1. PENDAHULUAN hasil yang menunjukkan bahwa pada


1.1. Latar Belakang umumnya bahan galian yang
Tercatat beragam kegiatan eksplorasi teridentifikasi diklasifikasikan ke dalam
yang berkaitan dengan usaha pertambangan sumber daya hipotetik dan walaupun
bahan galian di wilayah Kabupaten Cilacap. sebagian kecil tanpa kejelasan, tetapi
Beberapa diantaranya telah mencapai telah dieksploitasi (Tabel 1).
peningkatan hingga mencapai tahap (2) Kegiatan eksplorasi untuk
eksploitasi. Dalam perjalanannya, tidak semua mengidentifikasi cadangan bahan galian
usaha pertambangan tersebut berhasil pasir besi telah dilakukan oleh PT.Aneka
dikembangkan sampai tahap Tambang di pantai selatan Kabupaten
penambangan/eksploitasi karena kuantitas dan Cilacap, Provinsi Jawa Tengah; pada
kualitas sumber daya atau cadangan bahan wilayah seluas 2.004 Hektar yang
galian yang diharapkan masih dalam proses meliputi KP Nomor Du 109, 110, 207,
pembuktian atau tidak memenuhi persyaratan 208, 209 dan 291. Jumlah potensi bahan
kelayakan untuk ditambang berdasarkan galian pasir besi yang teridentifikasi
pengkajian geologi, kelayakan dan ekonomi. berdasarkan informasi Indonesian
Informasi di bawah mungkin dapat Minerals Exploration and Mining
dijadikan gambaran sejauh mana kegiatan (Directory 1999/2000) dan Peta Potensi
penyelidikan dan usaha pertambangan telah dan Neraca Sumber Daya/Cadangan
dilakukan wilayah Kabupaten Cilacap, Mineral Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
Provinsi Jawa Tengah : (tahun 2003) adalah terdiri dari cadangan
(1) Kegiatan penyelidikan terhadap bahan terunjuk sebesar 724.511 ton dan terukur
galian non logam telah lama dilakukan sebesar 1.930.725 ton bijih besi dengan
oleh beberapa penanam modal; dengan kadar rata-rata 51,7% Fe.

1.2. Maksud dan Tujuan c) Kegiatan usaha pertambangan yang


Kegiatan pemantauan dan evaluasi meliputi metode penambangan dan
konservasi di wilayah Kabupaten Cilacap pengolahan; recovery penambangan dan
dimaksudkan untuk : (a) inventarisasi usaha- pengolahan; penanganan bahan galian
usaha pertambangan bahan galian dan (b) nilai/kadar marginal dan rendah;
pendataan segala informasi yang berkaitan penanganan mineral ikutan, sisa
dengan optimalisasi pemenfaatan bahan galian cadangan, tailing dan limbah tambang;
tersebut; dengan ruang lingkup pemantauan dampak lingkungan dan lain sebagainya.
terhadap :
a) Penerapan peraturan/kebijakan oleh Program konservasi diterapkan dengan
Pemerintah Daerah dalam kegiatan usaha tujuan agar para pelaku usaha pertambangan
pertambangan. di wilayah Kabupaten Cilacap dapat
b) Aspek potensi sumber daya mineral yang melakukan pengelolaan bahan galian hasil
meliputi luas daerah; metode eksplorasi; penambangan secara baik, benar, bijaksana,
sebaran, jenis, cadangan bahan galian dan berdayaguna dan berhasilguna untuk
asosiasi mineral. memperoleh manfaat yang optimal dan
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-2
berkesinambungan bagi masyarakat; serta akhir dan tailing yang terdapat pada unit
memberikan kontribusi bagi perekonomian pengolahan.
daerah. Pemercontohan bulk dari singkapan
batulempung dan batugamping di lokasi
1.3. Lokasi Kegiatan dan Kesampaian penambangan bahan galian tersebut.
Daerah
Kabupaten Cilacap termasuk kedalam 2.1.3. Analisis laboratorium
Wilayah Provinsi Jawa Tengah, yang dapat Pengujian kualitas bijih besi (Fe) dengan
dicapai dengan perjalanan darat : melibatkan metodologi analisis laboratorium :
1. Melalui jalur utara (Pantura) yaitu a) Kimiawi, untuk mendeteksi kandungan
Bandung – Sumedang – Cirebon – Fe total, Al2O3, TiO2 dan SiO2 (dalam
Brebes - Purwokerto – Kroya - %).
Cilacap. b) Mineralogi butir, untuk mendeteksi
2. Melalui jalur selatan yaitu Bandung – asosiasi kandungan mineral bijih
Ciamis – Majenang – Wangon – magnetit, hematite, ilmenit,
Cilacap. titanomagnetit dan mineral-mineral
ikutan.
1.4. Kendala Teknis dan Non Teknis
Kendala yang dihadapi pada saat Pengujian terhadap bahan galian
melakukan kegiatan pemantauan konservasi : batulempung (tanah liat) dan batugamping
(1) Merupakan program baru dalam bidang menggunakan metodologi analisis :
usaha pertambangan; a) Petrografi, untuk mengidentifikasi
(2) Belum lengkapnya perangkat landasan mineral-mineral pembentuk batugamping.
hokum (kebijakan, standarisasi dan b) Kimiawi, untuk mendeteksi kandungan
pedoman) untuk melaksanakan SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, CaO, MgO,
pemantauan/pengawasan konservasi Na2O, K2O, MnO, TiO2, P2O5 dan H2O
terhadap pengelolaan bahan galian. (dalam tanah liat); CaCO3, CaO, MgO
dan H2O (dalam batugamping).
Pada umumnya perusahaan-perusahaan
yang dipantau menunjukkan sikap kooperatif 2.1.4. Pengolahan data dan laporan
dalam pelaksanaan wawancara, penyediaan Data sekunder dan primer digabungkan
data sekunder dan peninjauan lapangan di agar dapat menjadi informasi yang berarti dan
wilayah pertambangan terkait. dijadikan bahan referensi untuk pembuatan
laporan, dengan kandungan hasil pemantauan
dan evaluasi tentang hal-hal yang berkaitan
2. KEGIATAN PEMANTAUAN DAN dengan aspek landasan hukum, potensi
EVALUASI KONSERVASI sumber daya atau cadangan, usaha
pertambangan dan penerapan konservasi
2.1. Metodologi Pemantauan, Pendataan mineral/bahan galian. Prioritas pelaporan
dan Evaluasi Konservasi khususnya untuk wilayah-wilayah
2.1.1. Pengumpulan data pertambangan PT. Aneka Tambang Tbk. Unit
Pengumpulan data sekunder dari Pertambangan Pasir Besi dan PT. Semen
dokumen-dokumen di perpustakaan milik para Nusantara, serta umumnya usaha-usaha
pelaku usaha pertambangan dan Pemerintah pertambangan bahan galian lain di daerah
Daerah, yang berkaitan dengan segala Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa tengah.
informasi tentang usaha pertambangan bahan
galian di wilayah Kabupaten Tulungagung. 2.1.5. Evaluasi konservasi
Pengumpulan data primer dengan Metodologi evaluasi mengacu kepada
melakukan pengamatan lapangan dan petunjuk pelaksanaan teknis resmi/formal
pengambilan contoh bahan galian dari daerah- yang berkaitan dengan konservasi di bidang
daerah penambangan tertinggal/tidak aktif dan energi dan sumber daya mineral, berdasarkan
sekitarnya, untuk keperluan analisis Peraturan Perundang-undangan yang
laboratorium dan evaluasi. diterbitkan oleh Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral. Secara legal hukum
2.1.2. Pemercontohan acuan pelaksanaan evaluasi adalah Pedoman
Pemercontohan grab untuk pasir besi Pengawasan Konservasi Bahan Galian –
dari stock pile bijih asal (run of mine), produk Pertambangan Umum, yang tercantum dalam
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-3
Lampiran XI Keputusan Menteri Energi dan Halang, Kumbang dan Tapak; yang sebagian
Sumber Daya Mineral, Nomor : 1453 besar ditutupi oleh aluvium dengan endapan
K/29/MEM/2000 Tanggal 3 November 2000. pantai menutupi terutama bagian pantai
selatan dari kota Cilacap hingga muara S.
2.2. Hasil yang diharapkan Bengawan di bagian timur kota.
Hasil dari pengumpulan data sekunder Formasi Rambatan berumur Miosen
dan primer diharapkan dapat digunakan untuk Tengah disusun oleh endapan turbidit yang
: terdiri dari batupasir gampingan bersisipan
1. Evaluasi terhadap penerapan kaidah napal, batulempung dan breksi. Formasi
konservasi yang telah dilakukan dalam Halang terdiri dari perselingan batupasir,
usaha pertambangan bahan galian di batulempung, napal dan tuf bersisipan breksi;
wilayah-wilayah penambangan, sebagai yang ditutupi secara tidak selaras oleh
rekomendasi perencanaan dan penerapan Formasi Kumbang berumur Pliosen Awal
konservasi sumber daya mineral di berupa endapan breksi gunungapi bersisipan
wilayah Kabupaten Cilacap di masa lava, batupasir dan konglomerat bersisipan
mendatang. napal. Sementara Formasi Tapak merupakan
2. Melengkapi database Konservasi Bahan satuan batuan sedimen hasil pengendapan laut
Galian, Direktorat Inventarisasi Sumber dangkal, yang terdiri dari batupasir
Daya Mineral. mengandung cangkang moluska bersisipan
napal dan breksi; berumur Pliosen dan
diendapkan secara tidak selaras di atas
3. KEADAAN GEOLOGI, BAHAN Formasi Halang.
GALIAN DAN PENAMBANGAN Formasi Halang diterobos oleh retas-retas
bersusunan basalt sebagai pengisian bukaan-
3.1. Geologi Regional dan Daerah Kegiatan bukaan batuan berarah hampir sejajar dengan
3.1.1. Geologi regional struktur antiklin, yang kemudian dipotong
Wilayah Kabupaten Cilacap secara oleh sesar-sesar berarah timurlaut-baratdaya
geologi dibentuk oleh formasi-formasi batuan atau hampir utara-selatan. Luasnya sebaran
gunungapi dan sedimen endapan alluvium alluvium berarah baratlaut-tenggara diduga
menutupi sebagian besar wilayah barat hingga sebagai pengisian blok yang mengalami
ke bagian selatan (Djuri, 1975; Asikin dkk., penurunan/terban (graben) akibat bentukan
1992 dan Simanjuntak dkk., 1992). struktur sesar normal di wilayah pemantauan.
Formasi-formasi batuan berumur Miosen
Tengah yang tersingkap terutama di P. 3.1.2. Geologi wilayah pertambangan
Nusakambangan terdiri dari Formasi Wilayah PT. Aneka Tambang Tbk. Unit
Nusakambangan dan Pamutuan, dimana Pertambangan Pasir Besi Cilacap dibentuk
formasi yang kedua menindih secara selaras oleh batuan dasar dari Formasi Tapak, yang
formasi pertama. Kedua formasi tersebut sebagian besar telah ditutupi oleh aluvium dan
diatas ditutupi oleh Formasi Kalipucang yang endapan pantai. Endapan aluvium menempati
berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal, bagian utara wilayah terdiri dari lempung,
diendapkan secara tidak selaras di atas lanau, pasir, kerikil dan kerakal; sebagai hasil
Formasi Nusakambangan; sementara bagian erosi dari pegunungan Karang Bolong dan P.
bawahnya menjemari dengan anggota Nusakambangan yang diendapkan oleh aliran
kalkarenit dari Formasi Pamutuan. sungai-sungai ke daerah tersebut. Sedangkan
Formasi Nusakambangan disusun oleh endapan pantai terdiri dari pasir lepas yang
tuf, tuf lapili, tuf pasir/kerikilan dengan telah menunjukkan kesan perlapisan, dimana
sisipan batupasir sela di bagian bawah; ditemukan sumber daya bahan galian pasir
dimana batupasir sela semakin bertambah ke besi.
bagian atas, berselingan dengan batulempung Wilayah pertambangan PT. Semen
bersisipan breksi. Formasi Pamutuan terdiri Nusantara terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu :
dari batupasir, kalkarenit, napal, tuf, (a) Daerah Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi
batulempung dan batugamping; sedangkan yang dibentuk oleh terutama satuan
Formasi Kalipucang merupakan endapan laut batulempung dari Formasi Halang;
dangkal yang didominasi oleh batugamping dimana bahan galian tanah
terumbu. liat/batulempung ditambang sebagai
Bagian daratan Kabupaten Cilacap bahan baku pembuat semen.
dibentuk oleh Formasi-formasi Rambatan,
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-4
(b) Bagian utara P. Nusakambangan yang pertambangan seluas 1.000 Ha di P.
ditutupi oleh Formasi Kalipucang, Nusakambangan, yang mempunyai cadangan
merupakan sumber daya batugamping sebesar ± 413.570.812,50 ton. Kualitas bahan
untuk kebutuhan salah satu bahan baku galian tanah liat ditunjukkan oleh kandungan :
utama untuk industri semen. 50,38 – 51,31% SiO2 dan 32,81 – 33,59%
H2O; sedangkan batugamping mengandung :
Wilayah pertambangan tanah liat disusun 52,37 – 53,16% CaO, 0,51 – 0,65% MgO dan
oleh terutama batulempung berselang-seling 8,02 – 9,04% H2O.
dengan batupasir gampingan; setempat
dijumpai lensa-lensa batupasir, batulanau 3.2.3. Pertambangan tanpa izin
gampingan dan batulempung hijau. Pertambangan tanpa izin (PETI) di luar
Batulempung dapat mencapai ketebalan wilayah-wilayah pertambangan resmi tercatat
hingga 1,20 m dan membentuk punggungan- dalam data sekunder berupa usaha
punggungan; berwarna abu-abu, kompak, pertambangan bahan galian golongan C yang
keras, relatif kedap air dan mengandung fosil terdiri dari : pasir urug, pasir dan batu
foraminifara. Batupasir gampingan sungai/kali; dijalankan oleh perorangan, baik
mempunyai ketebalan hingga 25 cm, berwarna dengan melibatkan modal relatif kecil dan
abu-abu dan setempat mengandung kerikil. teknik penambangan sederhana, maupun
Lensa batulanau gampingan berwarna abu- dengan menggunakan alat-alat berat dan
abu, dapat mencapai ketebalan hingga 2 m dan bermodal cukup besar.
mengandung foraminifera.
Wilayah pertambangan P.
Nusakambangan dibentuk oleh batugamping 3.3. Kondisi Pertambangan
dari Formasi Kalipucang; mengandung 3.3.1 Wilayah PT. Antam Tbk. Unit
pecahan fosil terumbu, ganggang dan Pertambangan Pasir Besi Cilacap
pelecypoda, berwarna putih Periode 1960 – 1972 : Eksplorasi pada
kemerahan/keabuan/kekuningan, kompak dan wilayah pertambangan seluas 3.090,43 Ha;
masif. pada bulan Agustus tahun 1970 sudah mulai
melakukan penambangan dengan sistem
3.2. Bahan Galian tambang terbuka (open pit mining) dan back
3.2.1.Wilayah PT. Antam Tbk. Unit filling.
Pertambangan Pasir Besi Cilacap Periode 1971 – 1978 : Perusahaan
Eksplorasi selama waktu yang panjang memproduksi konsentrat bijih besi untuk
(1960 – 1972) terhadap endapan pasir besi kebutuhan ekspor ke Jepang sebanyak
telah mengidentifikasi cadangan bernilai 300.000 ton/tahun; dengan spesifikasi kadar
ekonomis; berupa cebakan yang dibentuk oleh 55% Fe total, 10% TiO2, 6% Al2O3 dan 10%
partikel-partikel dari terutama mineral kelembaban (moisture content/MC).
magnetit, hematite dan ilmenit dengan asosiasi Periode 1979 – 2004 : Perusahaan hanya
unsur S, P, Mg, Zn dan Al2O3. Cebakan pasir memproduksi konsentrat bijih besi untuk
besi terbentuk dengan lebar 500 m dari garis memasok kebutuhan pabrik-pabrik semen di
pantai ke arah daratan dan ketebalan antara 3 dalam negeri; dengan spesifikasi 48% Fe total,
– 4 m pada wilayah seluas 3.090,43 Ha, yang 68% Fe2O3 dan 10% kelembaban. Tanggal 1
umumnya diendapkan di bawah tanah penutup Oktober 2003 : Operasi penambangan pasir
berpasir; mengandung cadangan total sebesar besi Cilacap secara resmi dihentikan.
2.655.236 ton bijih besi berkadar rata-rata Keputusan tentang penutupan tambang sedang
51,7% Fe, terdiri dari terunjuk (indicated) dan dalam proses dan tergantung kepada hasil
terukur (measured) sebesar masing-masing pengkajian oleh instansi/badan terkait yang
724.511 ton dan 1.930.725 ton. berwenang (Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dan
3.2.2. Wilayah pertambangan PT. Semen Batubara, Balitbang DESDM).
Nusantara Kondisi pada saat kegiatan pemantauan
Bahan galian tanah liat diambil dari bulan Mei 2004 : (a) Secara operasional
wilayah pertambangan seluas 250 Ha di Desa sedang melakukan pengelolaan bahan galian
Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi; pasir besi yang berasal dari Wilayah
teridentifikasi sebagai cadangan dengan Pertambangan Kutoarjo, Jawa Tengah;
jumlah total ± 50.000.000 ton; sementara terutama pengolahan bahan galian untuk
batugamping ditambang dari wilayah mendapatkan konsentrat bijih besi, dalam
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-5
memenuhi kebutuhan industri semen di dalam pengupasan tanah penutup (overburden
negeri. (b) Sedang melanjutkan upaya stripping), penggalian (ripping dan dozing),
reklamasi lahan bekas tambang, agar dapat peledakan (blasting), pemuatan (loading),
dimanfaatkan kembali oleh masyarakat pengangkutan (hauling), transportasi,
setempat untuk pesawahan, perkebunan dan penimbunan (dumping) dan penghancuran
penghijauan. (crushing). Penimbunan/penyimpanan dan
Produksi konsentrat bijih besi selama penghancuran dilakukan di luar wilayah
periode 1970 – 2003 mencapai jumlah total penambangan bahan galian.
6.677.015 ton, dengan pemasaran/penjualan Upaya reklamasi dilakukan bersamaan
mencapai 3.972.242,28 ton. dengan kegiatan penambangan, yang meliputi
: pengembalian lapisan pucuk, penghijauan,
3.3.2. Wilayah pertambangan PT. Semen penataan vegetasi asli/lokal cepat tumbuh,
Nusantara pengolahan tanah baru dan pembuatan saluran
Perusahaan melakukan perencanaan drainase dan kolam penampungan air bersih.
pengembangan produksi semen portland type
1 sebesar 4.100.000 ton/tahun, dengan 3.3.3. Pertambangan tanpa izin bahan
kebutuhan bahan baku tanah liat sebesar galian golongan C
1.333.517 ton/tahun dan batugamping Pada saat pelaksanaan pemantauan,
sebanyak 5.330.918 ton/tahun; sehingga teridentifikasi dari data sekunder bahwa usaha
memerlukan masa penambangan masing- pertambangan tersebut menunjukkan jumlah
masing 37,5 dan 76 tahun. yang signifikan; dan beberapa diantaranya
Penambangan tanah liat dan batugamping telah mengajukan permohonan untuk
dilakukan dengan sistem tambang terbuka, mendapatkan Surat Izin Pertambangan Daerah
yang melibatkan kegiatan : Land clearing, (SIPD).
pelaku usaha pertambangan di Kabupaten
4. HASIL EVALUASI Cilacap, dengan kegiatan terutama di wilayah
pertambangan milik PT. Aneka Tambang Tbk.
Upaya konservasi terhadap bahan galian Unit Pertambangan Pasir Besi dan secara
dilakukan untuk menciptakan pengelolaan umum usaha-usaha di luar wilayah kerja,
sumber daya/cadangannya secara baik, benar, diantaranya PT. Semen Nusantara dan
bijaksana, efektif dan efisien. Oleh karena itu Pertambangan lain dalam wilayah Kabupaten
program konservasi menjadi penting Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
diterapkan untuk menjaga keseimbangan Hasil evaluasi terhadap data sekunder
antara pemanfaatan dan penghematan sumber dan primer yang diperoleh dari wilayah
daya/cadangan bahan galian yang tersedia. pertambangan memberikan indikasi tentang
Penerapan program tersebut diharapkan upaya-upaya yang berkaitan dengan
akan lebih memberikan nilai tambah apabila konservasi, sebagai berikut :
dilakukan mulai dari kegiatan hulu (tahap
penyelidikan) hingga kegiatan hilir (usaha PT. Antam Tbk. Unit Pertambangan Pasir
pertambangan); terutama dengan melibatkan Besi
pengkajian geologi, keekonomian dan a) Kegiatan eksplorasi secara rinci yang
kelayakan tambang dalam mengidentifikasi telah dilakukan pada periode KP
kuantitas dan kualitas dari sumber Eksplorasi hingga KP Eksploitasi
daya/cadangan suatu bahan galian. mengindikasikan bahwa pihak perusahan
Kegiatan pemantauan dan evaluasi telah mencapai tahap pelaksanaan upaya :
konservasi sumber daya mineral di wilayah Akurasi penetapan sumber daya/cadangan
Kabupaten Cilacap adalah wujud pelaksanaan bahan galian pasir besi (Fe) di seluruh
tugas dan fungsi Subdirektorat Konservasi wilayah pertambangan, peningkatan
DIM yang dibiayai oleh Proyek Daftar Isian sumber daya menjadi cadangan dan untuk
Kegiatan Suplemen (DIK-S) Tahun Anggaran menambang seluruh cadangan yang
2004 dalam rangka upaya penerapan tersedia. Ini dinyatakan dengan penetapan
konservasi terhadap usaha-usaha wilayah yang mengandung cadangan total
pertambangan bahan galian logam dan non- 2.655.236 ton, terdiri dari terunjuk
logam yang ada pada daerah dimaksud. (indicated) dan terukur (measured) bahan
Pemantauan dilakukan dengan tujuan untuk galian yang tersedia dalam wilayah
mengetahui sejauh mana penerapan pertambangan berjumlah masing-masing
konservasi telah dilaksanakan oleh para
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-6
724.511 ton dan 1.930.725 ton dengan sebesar 9,69% hingga yang terbesar sebesar
kualitas kandungan rata-rata 51,7% Fe. 18,34%.
b) Dalam rangka upaya optimalisasi Seperti telah diketahui, bahwa sejak
penambangan bahan galian pasir besi, terhentinya kegiatan ekspor konsentrat bijih
pihak perusahaan telah melakukan besi ke Jepang pada tahun 1978 menyebabkan
pengkajian terhadap kondisi : lingkungan pada periode tahun 1979 – 2004 pengolahan
setempat, topografi, geologi dan struktur bahan galian hanya menggunakan perangkat
tubuh cadangan bahan galian. Dengan pemisah magnetik (Magnetic Separator)
pertimbangan kondisi tersebut dihasilkan dengan susunan 3 (tiga) Drum Magnet (DM)
keputusan bahwa rancangan tambang berkekuatan masing-masing : 1.200, 1.000,
terbuka (open pit mining) bersistem 800 Gause untuk pasir besi Cilacap dan 1.200,
tambang semprot (hydraulic mining) 1.000, 500 Gause untuk pasir besi Kutoarjo.
adalah pilihan terbaik untuk menambang Perangkat pengolah yang digunakan
cadangan yang tersedia. berjumlah 3 (tiga) unit dengan kapasitas 53,0
c) Pengujian terhadap kualitas bahan galian ton bahan galian/jam.
menunjukkan bahwa perusahaan telah Studi banding dan analisis terhadap
berupaya untuk mengetahui manfaatnya informasi diatas, memberikan petunjuk ke
secara tepat guna. arah dugaan bahwa rendahnya tingkat
recovery pengolahan kemungkinan berkaitan
PT. Antam Unit Pertambangan Pasir Besi dengan terbatasnya jumlah perangkat pemisah
Cilacap telah secara resmi menghentikan magnetik yang digunakan dan kapasitas
operasi penambangan bahan galian pasir besi peralatan dalam menampung umpan (feeding)
sejak 1 Oktober 2003, dan hingga saat ini bahan galian yang akan diolah.
hanya melakukan kegiatan pengolahan bahan Hasil analisis kimia terhadap beberapa
galian yang berasal dari sumber conto bahan galian asal, tailing dan konsentrat
daya/cadangan di wilayah pertambangan yang berasal dari wilayah pertambangan
Kutoarjo, Jawa Tengah. Kutoarjo menunjukkan kandungan rata-rata Fe
Meskipun kegiatan usaha pertambangan Total masing-masing : 42,96%; 43,96% dan
pasir besi di wilayah pertambangan Cilacap 54,82%. Sementara berdasarkan analisis butir,
telah berjalan sejak tahun 1970, terindikasi teridentifikasi mineral-mineral mengandung
bahwa perusahaan tidak melakukan Fe dalam conto tersebut yang terdiri dari :
pencatatan secara lengkap data produksi Magnetit, ilmenit, piroksen dan intergrowth
penambangannya (Tabel 3); sementara magnetit-piroksen (Tabel 4).
produksi konsentrat tercatat sejak dimulainya Berdasarkan hasil-hasil analisis di atas,
usaha pertambangan (tahun 1970) hingga dapat diketahui dan diyakini bahwa
sebelum waktu penutupan operasional kandungan Fe Total dari ketiga jenis conto
penambangan (1 Oktober 2003). Berkaitan merupakan akumulasi unsur Fe yang terdapat
dengan ketidak-lengkapan informasi, maka dalam mineral-mineral yang membentuknya
perhitungan recovery pengolahan bahan galian dengan magnetit dan ilmenit sebagai mineral-
pasir besi dari wilayah pertambangan tersebut mineral bijih utama yang mengandung Fe.
hanya dapat dilakukan berdasarkan catatan Dari kedua hasil analisis, terdeteksi
data periode tahun 1990 – 2003; dengan hasil bahwa kandungan magnetit dan ilmenit dalam
perhitungan yang menunjukkan bahwa tingkat tailing tidak menunjukkan perbedaan yang
recovery pengolahan berada antara terkecil menyolok dibandingkan dengan kandungan
10,61% dan terbesar 19,47%. pada bahan galian asalnya, sehinga menuntun
Dibukanya wilayah pertambangan pasir ke arah kemungkinan pengolahan ulang tailing
besi di Kutoarjo, Jawa Tengah mulai tahun tersebut (reprocessing) secara optimal dalam
1987 adalah untuk mengantisipasi meningkatkan kuantitas perolehan mineral-
peningkatan permintaan konsentrat bijih besi mineral dimaksud. Pengolahan ulang dapat
untuk pabrik-pabrik semen di dalam negeri dilakukan dalam rangka rencana menciptakan
dan menipisnya cadangan bahan galian pasir nilai tambah dari perolehan magnetit dan
besi di wilayah pertambangan Cilacap. Dari ilmenit, sebagai salah satu upaya konservasi
wilayah ini tercatat data produksi bahan galian selain hanya menghasilkan
penambangan pada periode tahun 1990 – 2004 konsentrat bijih besi untuk kebutuhan
dan produksi konsentrat pada periode 1988 – campuran semen.
2004; dengan recovery pengolahan
memperlihatkan tingkatan antara terkecil PT. Semen Nusantara
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-7
Pada saat pemantauan kegiatan msyarakat di lingkungan tersebut. Terdapat
perusahaan telah mencapai tahap : beberapa faktor yang kemungkinan menjadi
penambangan bahan galian tanah liat dan pemicu perkembangan jenis pertambangan ini,
batugamping, pengolahan bahan galian untuk diantaranya terutama berkaitan dengan kondisi
menjadi bahan baku semen dan penjualan :
semen; dimana sebagian dari program a) Belum optimalnya peran instansi
konservasi telah disertakan dalam usaha berwenang dalam mensosialisasikan
pertambangan, diantaranya : peraturan perundang-undangan tentang
a) Penambangan secara terbuka berpola usaha pertambangan bahan galian.
medan berjenjang (quarry) dilakukan b) Belum berjalannya fungsi pengawasan
dengan acuan ketentuan teknik yang secara optimal terhadap setiap usaha
dihasilkan berdasarkan kajian terhadap : pertambangan bahan galian.
kondisi bentang alam dari wilayah c) Keterbatasan penguasaan masyarakat
pertambangan, kuantitas cadangan dan terhadap peraturan perundangan
kemampuan peralatan tambang yang pertambangan dan kepemilikan modal
dimiliki; dalam rangka upaya untuk usaha pertambangan.
memperjelas dan meningkatkan sumber
daya yang tersedia menjadi cadangan 5. KESIMPULAN
yang dapat ditambang.
b) Peningkatan recovery penambangan 1.Belum terlaksananya program konservasi
dengan cara pemisahan lapisan pucuk dari dalam sistem usaha pertambangan di
bahan galian, dan menambang seluruh Wilayah Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
cadangan yang tersedia secara optimal. Tengah diduga diantaranya :
c) Peningkatan recovery pengangkutan a) Karena para pelaku usaha melakukan
dilakukan dengan cara pengisian muatan usaha pertambangan berdasarkan acuan
alat angkutan (dump truck dan tongkang) SK. Kuasa Pertambangan atau SIPD
yang disesuaikan rancangan kapasitas dengan kewajiban menjalankan
pabrik semen. eksploitasi, pengangkutan dan penjualan;
d) Peningkatan recovery pengolahan bahan melakukan reklamasi, pengawasan dalam
galian batugamping melalui : bidang keselamatan dan kesehatan Kerja
pencampuran (blending) batugamping (K3), pemantauan dan pengelolaan
berkadar MgO/CaO tinggi (>1,8%/>48%) lingkungan.
dan rendah (<1,8%/<48%). b) Karena konservasi bahan galian termasuk
e) Peningkatan nilai tambah juga dapat program baru dalam sector energi dan
dipantau dari tindakan perusahan untuk sumber daya mineral, sehingga belum
mendapatkan produk semen yang sesuai tersosialisasikan secara luas di
acuan standar kualitas industri semen dan masyarakat dan khususnya di lingkungan
permintaan konsumen/pasar. pengusaha pertambangan bahan galian.
c) Belum semua pelaku usaha pertambangan
Pertambangan Tanpa Izin Bahan Galian mengetahui dan memiliki Pedoman
Golongan C Konservasi Bahan Galian yang tercantum
Seperti telah disebutkan, Kabupaten dalam Lampiran XI Kep.Men.ESDM
Cilacap secara geologi dibentuk oleh beraneka No.1453.K/29/MEM/2000, Buku
formasi batuan dengan susunan terdiri dari Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas
batuan gunungapi, sedimen dan endapan Pemerintah di Bidang Pertambangan
alluvium; dimana didalamnya terkandung Umum.
sumber-sumber daya bahan galian golongan C
berpotensi ekonomis, yang dapat mengundang 2. Meskipun PT. Antam Tbk. Unit
pihak-pihak tidak bertanggungjawab untuk Pertambangan Pasir Besi Cilacap belum
menciptakan wilayah-wilayah pertambangan menerapkan program konservasi dalam
tanpa izin (PETI). sistem pertambangannya; terindikasi bahwa
Pertambangan tersebut mempunyai beberapa kegiatan mempunyai keterkaitan
kecenderungan berkembang pada wilayah- dengan upaya konservasi diantaranya :
wilayah dengan sumber daya bahan galian penetapan cadangan secara akurat,
dimaksud, relatif mudah untuk dikelola secara peningkatan sumber daya menjadi
teknis dan dapat memberikan kontribusi cadangan, optimalisasi penambangan dan
secara cepat terhadap kebutuhan ekonomi pemanfaatan bahan galian secara tepat guna.
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-8
3. PT. Semen Nusantara telah mencoba 4726, ICS 73.020, Klasifikasi
melaksanakan sebagian dari penerapan Sumberdaya Mineral dan Cadangan.
konservasi, yaitu upaya peningkatan :
sumber daya menjadi cadangan, recovery Departemen Energi dan Sumber Daya
penambangan/pengolahan dan kualitas Mineral, Direktorat Jenderal Geologi dan
produksi semen. Sumber Daya Mineral, Direktorat
4. Perlu waktu untuk menguasai dan Inventarisasi Sumber Daya Mineral;
mendalami filosofi/prinsip konservasi, 2003; Peta Potensi dan Neraca Sumber
terutama tentang manfaat penerapan Daya/Cadangan Mineral Seluruh
konservasi dalam suatu usaha pertambangan Kabupaten di Jawa, Edisi Tahun 2003.
bahan galian.
5. Karena keberhasilan program konservasi Djuri, M.; 1975; Peta Geologi Lembar
sangat tergantung kepada segi pengawasan Purwokerto dan Tegal, Jawa; Lembar
terhadap kegiatan penambangan, 10/XIV-C & 10/XIII-F Skala 1 :
pengolahan, penggunaan produksi, 100.000; Direktorat Geologi,
penanganan limbah tambang/tailing dan Ditjen.Pertambangan Umum,
pemasaran produksi; maka diperlukan Dep.Pertambangan.
sumber daya manusia dengan keahlian di
bidang-bidang terkait. Jensen, M.L.; and Bateman, A.M.; 1981;
6. Mengingat wilayah Kabupaten Cilacap Economic Mineral Deposits, Third
memiliki potensi khususnya sumber daya Edition, John Wiley & Sons, New York.
bahan galian Golongan C yang dapat
menjadi andalan di sektor Energi dan Peters, William C; 1987, Exploration and
Sumber Daya Mineral, dalam menunjang Mining Geology, Second Edition,
perekonomian daerah otonom; maka Departmen of Mining and Geological
menjadi kewajiban instansi terkait untuk Engineering, The University of Arizona,
menjaga keseimbangan antara penambangan John Wiley & Sons, New York.
dan pemanfaatan bahan galian yang tersedia
dengan cara penerapan program konservasi PT. Antam Tbk., Unit Bisnis Pertambangan
dalam sistem pertambangannya. Pasir Besi Cilacap; 2001; Riwayat
Singkat Unit Bisnis Pertambangan Pasir
Besi.
DAFTAR PUSTAKA
--------------------, Unit Pertambangan Pasir
Annels, Alwyn E.; 1991, Mineral Deposit Besi; 2003; Laporan Kegiatan
Evaluation – A Practical Approach, Penambangan Triwulan III Tahun
Department of Geology, University of 2003, Wilayah Penambangan Cilacap
Wales, Cardiff; Chapman and Hall, (KW.99PPO029).
London.
PT. Semen Cibinong Tbk. Pabrik Cilacap,
Asian Journal of Mining, 1999/2000, 2004; Laporan Bulanan Kegiatan
Indonesian Minerals Exploration and Penambangan Batukapur, SIPD
mining; GoldGroup produced in co- No.540/32/2000, Bulan Mei 2004.
operation with Departemen Pertambangan
dan Energi, Australian Trade Commission --------------------, 2004; Laporan Bulanan
and Masindo, 782 pages. Kegiatan Penambangan Batukapur,
SIPD No.540/31/2000, Bulan Juni 2004.
Asikin, S.; Handoyo A.; Prastisho B.; dan
Gafoer S.; 1992; Geologi Lembar --------------------, 2004; Laporan Bulanan
Banyumas, Jawa; Lembar 1308-3 skala Kegiatan Penambangan Batukapur,
1 : 100.000; Dep.Pertambangan dan SIPD No.540/31/2000, Bulan Juli 2004.
Energi, Ditjen.Geologi dan Sumberdaya
Mineral, DPE., Pusat Penelitian dan PT. Semen Nusantara, 1997; Analisis
Pengembangan Geologi. Dampak Lingkungan (ANDAL),
Kegiatan Terpadu Pembangunan dan
Badan Standardisasi Nasional-BSN, 1998; Peningkatan Kapasitas Produksi Semen
Standar Nasional Indonesia, SNI 13-
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-9
PT. Semen Nusantara di Cilacap, Jawa dalam Buku Teknologi Pertambangan di
Tengah. Indonesia, oleh : Spriatna Suhala dkk.,
Pusat penelitian dan Pengembangan
Simanjuntak, T.O.; dan Surono; 1992; Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal
Geologi Lembar Pangandaran, Jawa; Pertambangan Umum, DPE; hal.3-265
Lembar 1308-2 Skala 1 : 100.000; s.d. 3-275.
Dep.Pertambangan dan Energi,
Ditjen.Geologi dan Sumberdaya Mineral, United Nations, 1996; United Nations
Pusat Penelitian dan pengembangan International Framework Classification
Geologi. for Reserves/Resources-Solid Fuels and
Mineral Commodities; United Nations
Suwandhi, Awang; Maryanto dan Abubakar; Economic and Social Council, Economic
1995; Pertambangan Pasir Besi PT. Commission for Europe, Committee on
Aneka Tambang, Cilacap, Jawa Tengah; Sustainable Energy.

Tabel 1
Sumber Daya Bahan Galian Non Logam
di Wilayah Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur

Kategori Kuantitas dan Tahap


No. Bahan Galian Lokasi Sumber Daya/Cadangan Kualitas Kegiatan
1 Lempung Singganangga Sumber Daya Hipotetik 4.762.000 ton Survei tinjau

2 Lempung Desa Jeruklegi Kulon


Kec.Jeruklegi -- -- Eksploitasi
3 Batugamping Tagen, Desa Rawa Jawa Sumber Daya Hipotetik 300.000 ton Survei Tinjau
Kec.Kawungaten
4 Lempung Ds.Kesugihan, Sumber Daya Hipotetik 6.000.000 ton Survei tinjau
Kec.Kesugihan
5 Batugamping Nusakambangan -- 1.800.000 ton Eksploitasi

6 Emas (Au) Cijalu-Cilumbu, Indikasi Mineralisasi -- Survei tinjau


Kec.Wanareja hidrotermal
7 Emas (Au) Cigombong, Indikasi Mineralisasi -- Survei Tinjau
Kec.Majenang hidrotermal
8 Emas (Au) Cibala-Cijati, Indikasi Mineralisasi -- Survei Tinjau
Kec.Majenang hidrotermal
9 Tembaga (Cu) Kp.Bojong, Indikasi Mineralisasi -- Survei Tinjau
Kec.Cimanggu hidrotermal
10 Besi (Fe) Pantai Selatan Cilacap Indikasi Cebakan aluvial -- Survei Tinjau
(placer)
11 Emas (Au) Muara S.Donan, Indikasi cebakan aluvial -- Survei Tinjau
Kec.Kawunga (placer)

Tabel 2
Daftar Pelaku Usaha Pertambangan Tanpa Izin Bahan Galian Golongan C
Di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

Yang Telah memiliki


No. Kecamatan Jumlah SIPD Bahan Galian
1 Wanareja 17 1 Pasir sungai/kali
2 Majenang 3 -- Pasir urug
3 Dayeuhluhur 5 3 Pasir sungai/kali
4 Cimanggu 1 -- Pasir dan batu (sirtu)
5 Kedungreja 3 -- Pasir
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-10
6 Patimuan 3 -- Pasir
7 Jeruklegi 3 -- Batu kali
8 Kesugihan 6 5 Pasir sungai/kali
9 Maos 5 1 Pasir sungai/kali

Tabel 3
Data Produksi Bahan Galian dan Konsentrat Bijih Besi
PT. Antam Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap

Wilayah Pertambangan
Cilacap Kutoarjo
Tahun Bahan galian Konsentrat Recovery Bahan galian Konsentrat Recovery
(ton) (ton) Pengolahan (ton) (ton) Pengolahan
(%) (%)
1970 - 13.988 - - - -
1971 - 286.569 - - - -
1972 - 265.627 - - - -
1973 - 280.930 - - - -
1974 - 365.206 - - - -
1975 - 352.991 - - - -
1976 - 292.334 - - - -
1977 - 311.519 - - - -
1978 - 233.546 - - - -
1979 - 79.887 - - - -
1980 - 62.914 - - - -
1981 - 86.625 - - - -
1982 - 183.022 - - - -
1983 - 132.887 - - - -
1984 - 82.997 - - - -
1985 - 130.930 - - - -
1986 - 153.271 - - - -
1987 - 193.986 - - - -
1988 - 178.782 - - 18.644 -
1989 - 121.828 - - 20.826 -
1990 831.425 110.335 13,27 252.931 35.066 13,86
1991 532.394 87.738 16,48 466.042 85.504 18,34
1992 759.287 147.882 19,47 776.015 139.999 18,04
1993 1.275.836 214.152 16,78 832.837 127.193 15.27
1994 1.260.397 218.976 17,37 962.724 115.919 12,04
1995 1.343.637 218.364 16,25 932.193 130.007 13,94
1996 1.337.304 257.027 19,22 1.196.367 168.074 14,05
1997 1.664.846 249.024 14,95 1.641.756 238.330 14,51
1998 2.111.651 317.891 15,05 1.265.108 166.850 13,18
1999 2.126.173 302.336 14,22 1.302.760 174.625 13,40
2000 1.856.602 243.149 13,09 1.374.999 168.769 12,27
2001 1.816.204 218.671 12,04 1.383.167 166.771 12,05
2002 1.635.245 188.084 11,50 1.424.531 190.498 13,37
2003 881.589 93.547 10,61 1.300.662 151.862 11,67
2004 - - - (*) 761.783 (*) 73.862 9,69

Jumlah 19.432.590 6.677.015 15.873.875 2.172.799

Keterangan : (*) Data hingga bulan Agustus 2004

Tabel 4
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-11
Daftar Kandungan Rata-rata
Fe Total-SiO2 -Al2O3 -TiO2 dan Mineral-mineral mengandung Fe
Dalam Conto Bahan Galian, Tailing dan Konsentrat

Analisis Kimia Analisis Mineral Butir

Conto Fe SiO2 Al2O3 TiO2 Magnetit Ilmenit Piroksen Intergrowth


Total % % % (Mag) (Fe.TiO3) (Px) Mag-Px
% % % % %

Bahan 42,96 5,72 4,72 7,47 60,48 7,60 28,05 -


Galian

Tailing 43,96 5,53 4,38 7,75 62,52 7,20 28,67 1,25

Konsentrat 54,82 3,91 3,79 9,75 80,53 9,58 9,74 -

Gambar 1
Peta Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-12


Foto 1
Bahan galian pasir besi hasil penambangan (run of mine)
dalam persiapan untuk dikirim ke pemisah magnetic (magnetic separator)
di Wilayah PT.Antam Tbk. Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap, Jawa Tengah

Foto 2
Alat pemisah magnetik (magnetic separator)
bersusunan drum magnet berkekuatan 1.200, 1.000 dan 500 Gause
berkapasitas 53,0 ton bahan galian/hari
di Wilayah PT.Antam Tbk. Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap, Jawa tengah

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-14


Foto 3
Penampungan konsentrat bijih besi setelah diolah oleh alat pemisah magnetik
Di Wilayah PT.Antam Tbk. Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap
Jawa Tengah

Foto 4
Hasil reklamasi lahan bekas penambangan PT.Antam Tbk. Unit Pertambangan Pasir Besi Cilacap
berupa perkebunan kelapa, palawija dan penghijauan pohon akasia,
dengan kolam penampung air

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-15


Foto 5
Kegiatan penambangan tanah liat/batulempung
Di Wilayah Pertambangan PT.Semen Nusantara
Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, KabupatenCilacap-Jawa Tengah

Foto 6
Kenampakan lahan penambangan terbuka batugamping
di Wilayah Pertambangan PT.Semen Nusantara
P.Nusakambangan, Kabupaten Cilacap-Jawa Tengah

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 48-16

You might also like