Pola Ruang - Rtrw-Kota-Ambon-Bab-3 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

RENC A N A  P
POL A  R
RU ANG

RENCANA POLA RUANG 3.1.1.1. Kawasan Hutan Lindung


Pola ruang merupakan suatu distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi Berdasarkan SK Kehutanan No. 415/KPTS-11/99 rencana kawasan hutan lindung ini dimaksudkan
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya . untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan untuk menghindari terjadinya erosi dan sebagai daerah
Rencana Pola Ruang kota Ambon meliputi : resapan serta cadangan air (Catchment Area).
Area) . Kawasan hutan lindung terletak di Gunung Salahutu,
1. Kawasan Lindung Gunung leihitu seluas 5.234,22Ha, Gunung Nona seluas 877,78Ha, dan Gunung Sirimau 3.449Ha.
2. Kawasan Budidaya Sebagian kawasan ini, terutama sekitar lereng Gunung
Gunung Sirimau telah beralih fungsi menjadi kawasan
terbangun untuk fungsi permukiman dan bangunan umum serta menjadi kawasan pertanian berupa
3.1. RENCANA KAWAS AN LINDUNG kebun campuran sehingga
sehingga sebahagian telah beralih fungsi dari kawasan lindung menjadi kawasan
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
areal penggunan lain dengan luasan 158,68 Ha.
lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya
Dalam perencanaan pemanfaatan ruang Kawasan Lindung direncanakan untuk Pengelolaan
bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan ini dipertahankan sebagai
kawasan lindung untuk mengembalikan fungsi tata air Daerah Aliran Sungai (DAS), dan untuk
kawasan lindung sesuai fungsinya untuk menjaga tata air kawasan bawahnya terutama Hutan
pencegahan erosi, longsor, dan bencana banjir serta untuk pemeliharaan kesuburan tanah.
Lindung di Gunung Nona dan Gunung Sirimau.
Di masa mendatang pola pemanfaatannya tetap diarahkan berupa hutan lindung dimana kegiatan-
Kawasan lindung di Kota Ambon direncanakan berupa :
kegiatan eksisting yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang tersebut akan dibatasi (tidak diijinkan
1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya
kegiatan baru di lokasi tersebut) .
2. Kawasan Perlindung an Setempat
3. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
3.1.1.2.
3.1.1.2. Kawasan Konservasi dan Resapan Air
4. Kawasan Pelestarian Alam
Kawasan Konservasi dan Resapan Air Kota Ambon merupakan kawasan yang harus di jaga,
5. Kawasan Rawan Bencana
dilestarikan supaya sesuai fungsinya dalam menyediakan air tanah dan juga dalam penanggulangan
penanggulangan
6. Kawasan lindung Geologi
bahaya banjir. Kriteria kawasan Resapan Air ditentukan berdasarkan curah hujan yang tinggi,
7. Kawasan Lindung lainnya.
struktur tanah yang mudah meresapkan air.

3.1.1.
3.1.1. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya.
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya untuk dipertahankan sesuai fungsi
untuk menjaga tata air kawasan bawahannya meliputi :
1. Kawasan Hutan Lindung
2. Kawasan Konservasi dan Resapan Air.

RENCANA POLA RUANG 3-1


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Gambar 3.1
PETA POLA RUANG KOTA AMBON

Gambar 3.1.
PETA RENCANA POLA RUANG KOTA AMBON

RENCANA POLA RUANG 3-2


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Kondisi karetiristik lahan atau topografi Kota Ambon merupakan kawasan berbukit yang membetang 3.1.2.1. Kawasan sepandan Pantai
dari Negeri Laha sampai Negeri Latulahat . Kawasan perbukitan ini dapat berfungsi sebagai wilayah Kawasan sempadan pantai adalah wilayah tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat
tangkapan air yang menyediakan air bagi kebutuhan masyarakat. penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai termasuk di dalamnya kawasan hutan
Kondisi perkembangaan yang terjadi perubahan pemanfaatan lahan di kawasan perbukitan akan bakau dengan bentuk mengikuti garis pantai.
mempengaruhi wilayah di sekitarnya terutama yang berada tepat di bawah/ lembah bukit tersebut. Kondisi penggunaan lahan di kawasan sempadan pantai saat ini (eksisting) per kecamatan :
Melihat keadaan ini tentunya pemanfaatan ruang di kawasan perbukitan perlu diperhatikan dan  Kecamatan Sirimau : berupa permukiman, semak belukar, kebun campuran
dikendalikan. Pembukaan lahan yang tidak terkendali akan mengakibatkan bahaya erosi, banjir,  Kecamatan Teluk Ambon : berupa permukiman, kebun campuran dan semak belukar
tanah longsor, dan berkurangnya persediaan air tanah.  Kecamatan Teluk Ambon Baguala : berupa permukiman, semak belukar, hutan sekunder, dan
Kawasan Konservasi dan Resapan Air di Kota Ambon meliputi : kebun campuran
1. kawasan resapan air Kecamatan Sirimau; meliputi Kawasan Lindung dan Penyangga Gunung  Kecamatan Nusaniwe : berupa permukiman, semak belukar dan kebun campuran
Sirimau; Hulu DAS Air Besar, Air Panas, Wai Niwu 1 dan Wai Niwu 2 di Negeri Soya; Hulu DAS  Kecamatan Leitimuar Selatan : berupa permukiman, semak belukar, hutan sekunder dan
Wairuhu; Hulu DAS Batu Merah; dan Hulu DAS Waitomu; kebun campuran.
2. kawasan resapan air Kecamatan Nusaniwe; meliputi hulu DAS Air Keluar dan Dusun Seri
Negeri Urimessing, Kawasan Lindung dan Penyangga Gunung Nona, Hulu DAS Wai Ila Negeri Kawasan sempadan pantai dapat dikatakan kurang diperhatikan keberadaannya, seperti bangunan
 Amahusu; dan kegiatan yang langsung di pesisir, dan pemanfaatan ruang pesisir yang dapat mengganggu
3. kawa san resapan air Kecamatan Teluk Ambon Baguala, meliputi Hulu DAS Wai Pompa Negeri langsung kepada perairan terdapat di kawasan Teluk Ambon Dalam seperti perumahan BTN yang
Halong; Hulu DAS Wai Tonahitu Negeri Passo; dan Hulu DAS Waiheru, Desa Waiheru; menjorok dan langsung berada di tepi Teluk Dalam sehingga diperkirakan keberadaannya dan limbah
4. kawasan resapan air Kecamatan Teluk Ambon; meliputi Hulu DAS Wailela Negeri Rumah Tiga; domestik langsung pula mempengaruhi kualitas Teluk Dalam.
Hulu DAS Wai Pia Kecil, Wai P ia Besar, Wai Webi, dan Wai Wesa di Negeri Hative Besar; Hulu
Kawasan sempadan pantai untuk Kota Ambon dengan lokasi sepanjang pesisir pantai Kota Ambon
DAS Wai Lawa di Negeri Tawiri, dan Hulu DAS Wai Sikula di Negeri Laha;
tidak seluruh wilayah yang terletak di pinggir pantai merupakan kawasan lindung dengan bentuk
5. kawasan resapan air Kecamatan Leitimur Selatan, meliputi Hulu Daerah Aliran Sungai-Sungai
kawasan sempadan pantai, pengecualiannya adalah pada kawasan terbangun seperti kawasan
di Kecamatan Leitimur Selatan.
permukiman, pelabuhan, dermaga, penangkapan ikan dan lain sebagainya.
Dalam upaya Pengeloaan kawasan kopnservasi dan resapan air dilakukan guna memberikan Bentuk arahan pengembangan atas kegiatan-kegiatan eksisting yang tidak sesuai dengan arahan
ruang yang cukup bagi peresapan air hujan untuk keperluaan penyediaan kebutuhan air tanah dan pola ruang akan dikaji secara lebih rinci dikaitkan dengan aspek sosial, ekonomi dan budaya
penanggulangan banjir pada kawasan di bawahnya maupun disekitar kawasan. masyarakat terkait. Lebih jelasnya lokasi kawasan sempadan pantai dapat dilihat di Peta Pola Ruang.
Kawasan Sempadan Pantai Kota Ambon direncanakan :
3.1.2. Kawasan Perlindungan setempat a. Memilik i lebar 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat dan pada kawasan yang belum
Kawasan perlindungan setempat meliputi : berkembang di Kota Ambon
1. Kawasan Sepandan pantai b. Pada kawasan-kawasan yang sudah berkembang, lebar kawasan sempadan pantai adalah 5
2. Kawasan sepandan sungai sampai 25 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
3. Kawasan sekitar mata air

RENCANA POLA RUANG 3-3


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Dalam pengelolaan Kawasan Sepandan Pantai diprogramkan meliputi : Rencana Pengembangan Kawasan sempadan sungai direncanakan meliputi :
a. Penetapan kembali garis sempandan pantai disesuaik an dengan kondisi eksisti ng wilayah 1. untuk sungai bertanggul , di dalam kawasan perkotaan, gari s sempadannya sekurang-
pesisir kota Ambon kurangnya 1 (satu) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;
b. Normalisa si sistem drainase dan/atau daerah muara sungai 2. untuk sungai tidak bertanggul, di dalam kawasan perkotaan sempadannya sekurang-
c. Pembangunan tanggul penahan abrasi di tepi pantai kurangnya 3 (tiga) meter dari tepi sungai;
3. untuk sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan, garis sempadannya sekurang-kuran gnya
3.1.2.2 Kawasan Sempadan Sungai 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul; dan
Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai termasuk sungai 4. Untuk sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan sepandan sungainya sekurang-
buatan/ kanal/ saluran primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian kurangnya 10 (sepuluh) meter dari tepi sungai.
fungsi sungai. Adapun kawasan sempadan sungai di Kota Ambon meliputi sungai Wai Batu Merah, Untuk program pengelolaan kawasan sempandan sungai meliputi :
Wai Tomu, Wai Batu Gajah, Wai Batu Gong, Wai Ruhu, Wai Tonihatu, Wai Tatiri, Wai Sahuru, Wai a. penetapan kembali garis sempandan sungai dari hulu hingga hilir disesuaikan dengan kondisi
Yame, Wai Hatu Tengah, Wai Pia Besar, Wai Lama, Wai Wesa, Wai W eti dan Wai Pia Kecil Kawasan eksisting sungai;
ini harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang dapat mengurangi b. penetapan jalur hijau di sungai-sungai
fungsi lindungnya. c. penetapan jalan inspeksi sepanjang sungai dengan lebar jalan 5 – 10 m dari tepi sungai pada
Kondisi penggunaan lahan di kawasan sempadan sungai saat ini (eksisting) per kecamatan : sungai-sungai dalam wilayah Kota Ambon
 Kecamatan Sirimau: berupa permukiman , semak belukar dan kebun campuran
 Kecamatan Teluk Ambon : berupa kebun campuran dan semak belukar 3.1.2.3. Kawasan Sekit ar Mata Air

 Kecamatan Teluk Ambon Baguala : berupa hutan primer dan hutan sekunder Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan di sekitar mata air yang mempunyai manfaat penting

 Kecamatan Nusaniwe : berupa permukiman, semak belukar dan kebun campuran dalam mempertahankan kelestarian fungsi tata air. Adapun kawasan sekitar mata air terletak di Wai

 Kecamatan Leitimur Selatan : berupa hutan sekunder dan kebun campuran Nitu, Air Keluar, Air Besar, Wai Pompa, Air Panas, Wai Niwu 1, Wai Niwu 2 dan Wai Batu Gajah.
Kawasan ini harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang dapat

Kawasan sempadan sungai berguna untuk menahan erosi dan kestabilan pinggir sungai. mengurangi fungsi lindungnya. Pembatasan pola pemanfaatan daerah sekitar mata air berfungsi

Kebijaksanaan sempadan sungai meliputi : sebagai daerah konservasi guna menjaga kualitas dan kuantitas sumber air yang ada juga akan

1. Pada daerah sempadan sungai dilarang membuang sampah, limbah padat atau cair, serta bermanfaat bagi upaya penyediaan ruang hijau pada wilayah perencanaan dan kawasan ini perlu

dilarang mendirikan bangunan permanen untuk hunian atau tempat usaha yang dapat perlindungan karena berfungsi sebagai pengatur tata air di kawasan bawahnya, juga memberikan

menggangu atau merusak kualitas air, kondisi fisik dasar sungai serta alirannya. mata air sebagai sumber air baku kawasan perkotaan di sekitarnya.

2. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai agar tetap memperhatikan bahwa Untuk lebih jelasnya lokasi kawasan sekitar mata air dapat dilihat pada Peta Rencana Pengelolaan

kawasan sempadan sungai harus berfungsi lindung. Jaringan Air Bersih .

3. Tidak ada kegiatan atau pemanfaatan yang diijinkan untuk dilakukan pada kawasan sempadan Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sekitar mata air meliputi :

sungai. 1. Pencegahan kegiatan budidaya di sekitar mata air yang dapat mengganggu fungsi mata air

4. Jarak pemanfaatan ruang dari sempadan sungai di perkotaan antara 3 meter (untuk sungai yang terutama sebagai sumber air baku/ air bersih.

memiliki tanggul/dinding pengaman) dan 10 meter (untuk sungai yang tidak memiliki 2. Pengendalian kegiatan di sekitar mata air agar tetap memperhatikan bahwa kawasan sempadan

tanggul/dinding pengaman). mata air tetap berfungsi lindung.


3. Radius pengamanan sekitar mata air 200 m.

RENCANA POLA RUANG 3-4


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Perencanaan dan Program pengembangan dan pemeliharaan kawasan sekitar mata air meliputi:
1. Mata Air Dusun Seri di Kecamatan Nusaniwe berlokasi di Negeri Urimesing
2. Mata Air Wai Ila di Kecamatan Nusaniwe berlokasi di Negeri Amahusu
3. Mata air Wai Nitu di kecamatan Nusaniwe berlokasi di Kelurahan Wainitu
4. Air Keluar di kecamatan Sirimau berlokasi di Negeri Urimesing
5. Air Besar di kecamatan Sirimau seluas 12,5 Ha, berlokasi di Negeri Soya
6. Wai Pompa di kecamatan Teluk Ambon Baguala berlokasi di Negeri Halong
7. Air Panas, di Kecamatan Sirimau di Negeri Soya
8. Wai Niwu 1 di kecamatan Sirimau berlokasi di Negeri Soya
9. Wai Niwu 2 di kecamatan Sirimau berlokasi di Negeri Soya
10. Wai Batu Gajah di kecamatan Sirimau berlokasi di Kelurahan Batu Gajah
Tidak ada kegiatan atau pemanfaatan yang diijinkan untuk dilakukan pada kawasan ini, kecuali bagi
bangunan/ kegiatan yang terkait dengan pengamanan dan pemanfaatan mata air. Kawasan lindung
yang berbentuk kawasan sekitar mata air berlokasi di SWP 1, SWP 3, dan SWP 4. Ketentuan
tersebut diatas berlaku untuk keseluruhan mata air yang ada di Kota Ambon, baik yg telah menjadi
sumber air baku maupun yang belum menjadi sumber air baku. Untuk lebih jelasnya arahan lokasi
kawasan sekitar mata air ini dapat dilihat di Peta Pola Ruang .

RENCANA POLA RUANG 3-5


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Gambar 3.2.
PETA RENCANA ZONA PENGENDALIAN

RENCANA POLA RUANG 3-6


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

3.1.3. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)  Tempat Olah Raga; Vegetasi untuk tempat olah raga skala lingkungan tidak boleh
Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu menghalangi orang dalam melakukan aktifitas olah raga.
wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik maupun introduksi) 4. Greenbelt/ Pembatas
guna mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat Vegetasi untuk greenbelt  harus merupakan vegetasi yang harus mampu menjadi pembatas baik
ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya (Lokakarya RTH, 30 November 2005) antar kawasan maupun antar kegiatan dalam kawasan.
Vegetasi merupakan salah satu faktor penentu dalam perencanaan lansekap. Penentuan vegetasi
5. Ar ena Olah Raga
untuk ruang terbuka hijau khususnya sepanjang jalan utama kawasan sebaiknya komposisi dari
Fasilitas berolah raga merupakan bagian dari ruang terbuka hijau. Vegetasi yang sebaiknya ada
vegetasi tersebut harus terdiri dari 3 vegetasi yaitu pohon besar, perdu, dan termak/ herba. Fungsi
di ruang terbuka berupa lapangan olah raga sebagian besar adalah rumput,akan tetapi pohon
dari ketiga komposisi tersebut selain fungsi visualisasi yaitu agar pemandangan tidak monoton juga
perdu atau termak/ herba (tumbuhan hias) yang tidak mengganggu pergerakan orang
berfungsi ekologis yaitu untuk menahan tumbukan air hujan secara langsung terhadap tanah yang
diperbolehkan.
akan mengakibatkan pengikisan permukaan tanah. Vegetasi yang dapat di tanam pada rencana
6. Jalur Hijau Pinggir Jalan
masing-masing jenis ruang terbuka hujau adalah sebagai berikut :
Vegetasi untuk taman yang berada di sepanjang pinggir jalan sebaiknya berupa vegetasi
1. Hutan Kawasan
campuran yang terdiri dari pohon, perdu, dan herba.
Vegetasi atau tumbuhan yang terdapat pada ruang terbuka hutan kawasan perumahan harus
7. Taman Pekarangan Rumah
mampu menciptakan iklim mikro yang nyaman.
Bentuk dan jenis taman bergantung pada luas masing-masing pekarangan. Vegetasi untuk taman
pekarangan dapat berupa tanaman hias, perdu atau buah-buahan yang sesuai dengan luas/
2. Sempadan Kolam Retensi
keadaan pekarangan.
Untuk melindungi fungsi kolam retensi perlu dibuat ruang terbuka hijau di sekeliling kolam retensi
8. Pemakaman umum
tersebut. Penentuan vegetasi terutama peletakan komposisi vegetasi merupakan hal yang sangat
Vegetasi yang dapat tumbuh di ruang terbuka pemakaman umum adalah tumbuhan/ pohon
penting di mana vegetasi termak/ herba (rumput-rumputan) adalah vegetasi yang seharusnya
besar, perdu dan herba. Vegetasi tersebut harus mampu menjadi peneduh.
diletakkan paling dekat dengan kolam retensi (air), vegetasi perdu adalah vegetasi yang
diletakkan setelah vegetasi herba, dan yang letaknya paling luar adalah vegetasi pohon besar.
Untuk lebih jelasnya mengenai vegetasi berdasarkan jenis ruang terbuka hijau, dapat dilihat pada
Peletakan komposisi vegetasi tersebut berguna untuk mencegah terjadinya proses verlandung
Tabel 3.1 berikut.
yaitu pendangkalan kolam retensi oleh lumpur yang terbawa oleh air permukaan/ run off   yang
Tabel 3.1
akan masuk ke kolam.
 ARAHAN VEGETASI YANG DAPAT DITANAM B ERDASARKAN J ENIS RUANG TERBUKA
HIJAU
3. Pertamanan Kawasan
Pertamanan kawasan dapat pula berfungsi sebagai tempat bermain anak serta tempat melakukan NO JENIS RTH SYARAT VEGETASI JENIS POHON JENIS PERDU JENIS HERBA

kegiatan olahraga. Vegetasi yang ditanam harus disesuaikan dengan fungsi taman tersebut. Hutan Kawasan a. Vegetasi berupa a. Kiara Payung a. Kembang bokor a. Episcia cupreata
vegetasi campuran (Filicium decipiens) (Plumbogo capensis) b. Mangkuk (Iresine
 Taman; Vegetasi taman yang terdapat di kawasan berfungsi untuk memberikan nilai estetis (pohon besar,perdu, b. Bungur b. Begonia (Begonia herbstii)
rumput dan bunga) (Legerstroemia flos- glabra) c. Maranta
dan memperbaharui iklim mikro b. Dianjurkan ditanami reginae) c. Nusa Indah leuconeura
spesies tanaman c. Kenari (Canarium (Mussaenda sp) d. Maranta bicolor 
1 langka commune) d. Kembang Asoka e. Peperomia
 Tempat Bermain; Pada dasarnya vegetasi yang ada di tempat bermain tidak boleh
c. Berbunga indah dan d. Angsana (Ixora coccinea) sandersii
harum (Pterocarpus e. Hanjuang (Cordyline f. Catharantus roseus
mengganggu aktifitas anak-anak dalam bermain. d. Harus bisa menjadikan indicus) fruticosa) g. Canna sp
ciri dari kawasan e. Kecerutan f. Kacapiring (Gardenia h. Plumbogo capensis
tersebut (Spathodea  jasminoides) i. Coleus
e. Tumbuhan yang campanulata) g. Saliara Tahi Ayam scutellarioides

RENCANA POLA RUANG 3-7


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

NO JENIS RTH SYARAT VEGETASI JENIS POHON JENIS PERDU JENIS HERBA NO JENIS RTH SYARAT VEGETASI JENIS POHON JENIS PERDU JENIS HERBA
ditanam tidak berduri f. Flamboyant (Delonix (Lantana camara)  j. Rumput Embun campuran antara b. Flamboyan (Delonix c. Lantana Ungu b. Polong-polongan
f. Tumbuhan yang regia) h. Oleander (Nerium (Polytrias amaura) pohon (tidak terlalu regia) d. Lantana Putih (Calopogonium) c.
ditanam tidak g. Salam (Syzygium indicum) k. Polong-polongan besar), perdu, dan c. Palem Raja e. Oleander (Nerium Rumput (Maranta
menghasilkan getah polyanthum) i. Anak Nakal (Durante (Calopogonium) rumput (Roystonea regia) indicum) bicolor)
yang berbahaya h. Huni (Antidesma erecta) l. Kembang Telang b. Pohon yang dipilih d. Palem Botol f. Nusa Indah
g. Bukan merupakan bunius)  j. Kembang Sepatu (Clitoria ternatea) sebaiknya yang (Mascarena sp) (Mussaenda
pohon buah-buahan i. Cempaka (Michelia (Hibiskus rosa-  j. Rumput  Axonophus percabangannya tidak philippica) a. Rumput Embun
h. Pohon yang dapat campaka) siaeasisi) c mengganggu aktivitas a. Teh-tehan (Durante r) (Polytrias amaura)
merangsang datangnya  j. Mahoni (Swietenia /ruang gerak orang b. lantana merah b. Polong-polongan
burung mahagoni) disekitarnya c. Lantana Ungu (Calopogonium) c.
Sempadan a. Dianjurkan ditanami a. Bambu (Bambusa a. kembang Orok-orok a. Rumput Embun d. Lantana Putih Rumput (Maranta
Kolam retensi dengan spesies sp) Kuning (Crotalaria (Polytrias amaura) e. Oleander (Nerium bicolor)
tanaman langka untuk b. Kaliandra Merah sp) b. Polong-polongan indicum)
ikut membantu (Caesalpinia sp) b. Nanas-nanasan (Calopogonium) f. Nusa Indah
konservasi tanaman c. Glodokan Biasa (Bromeliacea sp) cl. Kembang Telang (Mussaenda
langka (sebagai plasma (Polyalthea) c. Lantana Jingga (Clitoria ternatea) philippica)
nutfah) d. Biola Cantik (Ficus Kuning (Lantana d. Rumput d.
b. Berbunga indah dan lyrata) hybrida) Maranta bicolor    Lapangan a. Jenis vegetasi di area
harum e. Kiara Payung d. Teh-tehan (Durante r) e. Peperomia Olah Raga taman bermain adalah
c. Tumbuhan yang (Filicium decipiens) e. Soka (Ixora javanica) sandersii campuran antara perdu
ditanam tidak berduri f. Salam (Syzygium f. Tripana tripolia f. Catharantus roseus (tidak terlalu besar) dan
2 d. Tumbuhan yang polyanthum) g. Oleander (Nerium  Axonophus c rumput
ditanam tidak g. Huni (Antidesma indicum) b. Pohon yang dipilih
menghasilkan getah bunius) h. Kembang Asoka sebaiknya yang
yang berbahaya h. Cempaka (Michelia (Ixora coccinea) percabangannya tidak
e. Bukan merupakan i. Angsana i. Kacapiring (Gardenia mengganggu aktivitas
pohon buah-buahan (Pterocarpus  jasminoides) /ruang gerak orang
f. Pohon yang dapat indicus)  j. Saliara Tahi Ayam disekitarnya
merangsang datangnya (Lantana camara)  Arena Olah Vegetasi untuk lapangan a. Glodogan (polyalthia a. Teh-tehan (Durante r) a. Rumput Embun
burung misalnya pohon Raga olah raga sebagian besar longifolia) b. lantana merah (Polytrias amaura)
huni (Antidesma adalah rumput, tetapi b. Flamboyan (Delonix c. Lantana Ungu b. Polong-polongan
bunius), pohon salam tumbuhan hias yang tidak regia) d. Lantana Putih (Calopogonium) c.
(Syzygium polyanthum) 4 mengganggu pergerakan c. Palem Raja e. Oleander (Nerium Rumput (Maranta
Pertamanan orang diperbolehkan (Roystonea regia) indicum) bicolor)
Kawasan d. Palem Botol f. Nusa Indah
  Taman
 a. Vegetasi untuk ruang a. Tanjung (Mimusops a. Hanjuang a. Rumput Embun (Mascarena sp) (Mussaenda
terbuka pertamanan elengi) b. lantana merah (Polytrias amaura) philippica)
sebaiknya berupa b. Ketapang c. Lantana Ungu b. Polong-polongan Jalur hijau a. Vegetasi berupa a. Glodogan (polyalthia a. Teh-tehan (Durante r) a. Rumput Embun
vegetasi campuran (Terminalia cattapa) d. Lantana Putih (Calopogonium) Pinggir Jalan vegetasi campuran longifolia) b. lantana merah (Polytrias amaura)
yaitu pohon besar, c. Biola Cantik (Ficus e. Teh-tehan (Durante r) cl. Kembang Telang (pohon besar,perdu, b palm raja. c. Lantana Ungu b. Polong-polongan
perdu, dan lyrata) f. Soka (Ixora javanica) (Clitoria ternatea) rumput dan bunga) (Roystonea regia) d. Lantana Putih (Calopogonium)
termak/herba (rumput d. Pakis Haji Kasar g. Tripana tripolia d. Rumput d. b. Pohon untuk jalur c. kelapa sawit (Elaeis e. Oleander (Nerium cl. Kembang Telang
dan bunga-bungaan) (Cycos rumphii) h. Nusa Indah Maranta bicolor  pinggir jalan sebaiknya guinensis) indicum) (Clitoria ternatea)
b. Tumbuhan yang mampu e. Acasia (Acassia (Mussaenda e. Peperomia pohon yang tinggi d. Kelapa Gading f. Nusa Indah d. Rumput d.
menjadi peneduh fistula) philippica) sandersii c. Percabangan pohon (Cocos capitata) (Mussaenda Maranta bicolor 
c. Berbunga indah dan f. Flamboyan (Delonix i. Kembang Sepatu f. Catharantus roseus tidak boleh mudah e. Acasia (Acassia philippica) e. Peperomia
harum regia) (Hibiskus rosa-  Axonophus c patah dan tidak mangium) g. Soka (Ixora javanica) sandersii
d. Harus bisa menjadikan g. Palem Raja siaeasisi) mengganggu sirkulasi f. Kiputri (Podocarpus h. Tripana tripolia f. Catharantus roseus
ciri dari kawasan (Roystonea regia)  j. Saliara Tahi Ayam kendaraan maupun neriforium) i. Saliara Tahi Ayam  Axonophus c
tersebut h. Palem Botol (Lantana camara) pejalan kaki g. Biola Cantik (Ficus (Lantana camara)
3 e. Tumbuhan yang (Mascarena sp) k. Oleander (Nerium d. Perakaran tidak lyrata)
ditanam tidak berduri i. Kiara Payung (Filicum indicum) mengganggu jalan h. Glodogan (polyalthia
f. Tumbuhan yang ditanam decipiens) 5 e. Tumbuhan yang longifolia)
tidak menghasilkan  j. Glodogan (polyalthia ditanam tidak berduri i. Kiara Payung
getah yang berbahaya longifolia) f. Tumbuhan yang (Filicium decipiens)
g. Bukan merupakan ditanam tidak  j. Tanjung (Mimusops
pohon buah-buahan menghasilkan getah elengi)
h. Pohon yang dapat yang berbahaya
merangsang datangnya g. Bukan merupakan
burung misalnya pohon pohon buah-buahan
huni (Antidesma h. Pohon tidak
bunius), pohon salam menghasilkan buah
(Syzygium polyanthum) yang membahayakan
baik bagi pejalan kaki
atau kendaraan
i. Pohon todak
   Tempat a. Jenis vegetasi di area a. Glodogan (polyalthia a. Teh-tehan (Durante r) a. Rumput Embun menghasilkan sampah
Bermain taman bermain adalah longifolia) b. lantana merah (Polytrias amaura) yang berlebihan (tidak

RENCANA POLA RUANG 3-8


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

NO JENIS RTH SYARAT VEGETASI JENIS POHON JENIS PERDU JENIS HERBA NO JENIS RTH SYARAT VEGETASI JENIS POHON JENIS PERDU JENIS HERBA
gugur daun pada f. Tumbuhan yang ditanam
musim panas) tidak menghasilkan
 j. Percabangan pohon getah yang berbahaya
tidak mengganggu g. Bukan merupakan
aktivitas /ruang gerak pohon buah-buahan
orang disekitarnya h. Pohon yang dapat
Green a. Vegetasi untuk ruang a. Bambu (Bambusa a. Hanjuang a. Rumput Embun merangsang datangnya
Belt/pembatas terbuka green belt sp) b. lantana merah (Polytrias amaura) burung
kawasan dan sebaiknya berupa b. Kaliandra Merah c. Lantana Ungu b. Polong-polongan i. Sebagai peneduh
Green Belt/ vegetasi campuran (Caesalpinia sp) d. Lantana Putih (Calopogonium)
pembatas di yaitu pohon besar, c. Glodokan Biasa e. Teh-tehan (Durante r) cl. Kembang Telang
sekitar lokasi perdu, dan (Polyalthea) f. Soka (Ixora javanica) (Clitoria ternatea)
pengolahan termak/herba (rumput d. Biola Cantik (Ficus g. Tripana tripolia d. Rumput d.
Ruang terbuka hijau di Kota Ambon direncanakan sebesar 30% dari luas kawasan yang bersifat
sampah dan bunga-bungaan) lyrata) h. Nusa Indah Maranta bicolor 
b. Tumbuhan yang mampu e. Palem Raja (Mussaenda e. Peperomia urban/ pekotaan. Ruang terbuka hijau ini memiliki skala pelayanan kota, SWP dan lingkungan.
menjadi peneduh (Roystonea regia) philippica) sandersii
c. Berbunga indah dan f. Palem Botol i. Kembang Sepatu f. Catharantus roseus RTH dengan skala pelayanan kota direncanakan tersebar di wilayah pusat-pusat pelayanan kegiatan
harum (Mascarena sp) (Hibiskus rosa-  Axonophus c
d. Tumbuhan yang g. Kiara Payung siaeasisi) kota, RTH dengan skala pelayanan SWP direncanakan berada pada setiap SWP di Kota Ambon dan
ditanam tidak berduri (Filicum decipiens)  j. Saliara Tahi Ayam
6 untuk skala lingkungan berada di wilayah-wilayah permukiman penduduk. Mengenai kebutuhan ruang
e. Tumbuhan yang h. Glodogan (polyalthia (Lantana camara)
ditanam tidak longifolia) k. Oleander (Nerium
menghasilkan getah i. kelapa sawit (Elaeis indicum) untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Ambon dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.
yang berbahaya guinensis)
f. Bukan merupakan pohon
buah-buahan
g. Pohon yang dapat
merangsang datangnya Tabel 3.2
burung KEBUTUHAN LUAS RUANG TERBUKA HIJAU
h. Pohon todak
menghasilkan sampah
yang berlebihan (tidak JML PENDUDUK SKALA
LUAS
gugur daun pada NO JENIS RTH YANG DILAYANI 2 LOKASI PELAYANAN
(M )
musim panas) (JIWA) WILAYAH
Pekarangan a. Vegetasi berupa Tidak ada ketentuan Tidak ada ketentuan Tidak ada ketentuan Di dalam
Rumah vegetasi campuran khusus disesuaikan khusus disesuaikan khusus disesuaikan kawasan yang
1 Taman Hutan Kawasan 50.000 9.000 Kota
(pohon besar,perdu, dengan kebutuhan dan dengan kebutuhan dan dengan kebutuhan strategis dan
rumput dan bunga selera pemilik rumah selera pemilik rumah dan selera pemilik mudah dicapai
b. Pemilihan spesies rumah Bergantung pada
Ruang terbuka hijau di
tanaman bergantung curah hujan dan jml Di sekeliling
2 sepanjang kolam retensi 50.000 Kota
pada luasan masing- limbah rumah tangga kolam retensi
(sempadan kolam)
masing pekarangan yang dihasilkan
7 c. Berbunga indah dan Di pusat-pusat
3 Pertamanan kawasan 50.000 50.000 SWP
harum permukiman
d. Pemilihan spesies Di bagian wilayah
maupun pola Lapangan olah raga kawasan pada
penanaman harus 4 30.000 9.000 SWP
skala kasiba lokasi yang
memiliki nilai estetika strategis
yang tinggi Mengikuti
e. Harus menciptakan iklim 5 Jalur hijau pinggir jalan 50.000 750.000  jaringan jalan Kota
mikro yang nyaman yang ada
Pemakaman a. Vegetasi untuk ruang a. Cemara Angin a. Kembang Sepatu a. Rumput Axonopus Green Belt/ pembatas Disesuaikan dengan Pada ruas jalan
terbuka pertamanan (Cassuarina (Hibiskus rosa- b. Rumput manila 6 50.000 SWP
kawasan keliling kasiba utama
sebaiknya berupa equisetifolia) siaeasisi) (Zoysea matrella) Di sekeliling
vegetasi campuran b. Biola Cantik (Ficus b. kembang Melati c. Polong-polongan Green Belt/ pembatas di
tempat
yaitu pohon besar, lyrata) c. Kacapiring (Caloponium p) 7 sekitar lokasi 50.000 140 Lingkungan
pengolahan
perdu, dan c. Thevetia (Tevetia pengolahan sampah
sampah
termak/herba (rumput peruviana)
dan bunga-bungaan) d. Kamboja Putih Taman pekarangan
8 b. Tumbuhan yang mampu (Plumeria alba) rumah
2
menjadi peneduh e. Kamboja Merah 8 a. Luas kavling 90 m 50.000 Lingkungan
2 13,5
c. Berbunga indah dan (Plumeria rubra) b. Luas kavling 120 m Di sekitar rumah
2 20
harum f. Acasia (Acassia c. Luas kavling 180 m tinggal
32
d. Harus bisa menjadikan fistula)
Di bagian wilayah
ciri dari kawasan g. Bugur
tersebut (Langerstroemia sp) kawasan letaknya
9 Pemakaman umum 50.000 100.000 SWP
e. Tumbuhan yang tidak terlalu
ditanam tidak berduri strategis
Sumber : Hasil Analisa, 2008

RENCANA POLA RUANG 3-9


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Kawasan Ruang Terbuka Hijau direncanakan seluas 30% dari wilayah kota meliputi Ruang Rerbuka 3.1.4.1. Kawasan perlind ungan sumberdaya hayati
Hijau Publik dan Ruang Terbuka Hijau Privat. Kawasan perlindungan sumber daya hayati direncanakan meliputi :
Ruang Terbuka Hijau Publik diarahkan pengembangannya kurang lebih seluas 20% meliputi hutan a. Taman Wisata Alam
lindung, hutan kota, kawasan konservasi dan resapan air, sepandan sungai, sepandan mata air, Rencana pengelolaan dan pelestarian Taman Wisata Alam meliputi Gua Liang Ekang di
taman kota, tempat pemakaman umum, jalur hijau di sepanjang jalan, lapangan olahraga, dan jalur Negeri Urimessing, Kawasan Gunung Nona di Negeri Amahusu dan Air Besar di Negeri
hijau median jalan. Dalam perencanaan pengembangan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Ambon Laha.
direncanak an untuk mempertahankan luasan dan kualitas RTH eksisting, merehabili tasi RTH yang b. Taman Wisata Alam Laut
telah mengalami penurunan fungsi, membangun taman-taman lingkungan di setiap SWP, Rencana Pengelolaan dan pelestaria n Taman Wisata Alam Laut diarahkan pada Taman
membangunan RTH jalan baru terutama jalur hijau jalan pada rencana pembangunan dan bekerja Wisata Pantai dan Laut yang berlokasi di Negeri Latuhalat, Dusun Airlouw - Negeri
sama dengan lembaga pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah Nusaniwe, Negeri Hutumuri, Negeri Hukurila, Negeri Leahari, Negeri Laha, Negeri Passo,
kabupaten/kota, lembaga penelitian, perguruan tinggi, pihak swasta dan masyarakat dalam NegeriHalong, Negeri Tawiri.
perwujudan ruang terbuka hijau publik c. Pantai Berhutan Bakau
Ruang Terbuka Hijau Privat diarahkan pengembangannya kurang lebih seluas 10% meliputi ruang Rencana pengelolaan dan pelestari an pantai berhutan bakau diarahkan untuk Pantai
terbuka hijau pekarangan rumah, ruang terbuka hijau perkantoran, ruang terbuka hijau pertokoan dan berhutan bakau yang berlokasi di kawasan Waiheru, Negeri Lama, Negeri Passo, Negeri
ruang terbuka hijau tempat usaha dan dalam Rencana pengembangan ruang terbuka hijau privat Lateri, Negeri Laha, Negeri Tawiri, Negeri Rutong dan Negeri Leahari .
direncanak an untuk menyediakan RTH privat pada setiap pembangunan bangunan rumah, 3.1.4.2. Kawasan perlind ungan cagar budaya
perkantoran, pertokoan dan tempat usaha baru, merehabilitasi RTH privat yang telah mengalami Kawasan perlindungan cagar budaya direncanakan meliputi:
penurunan fungsi, mendorong penyediaan dan pembangunan RTH privat pada bangunan rumah, kawasan cagar budaya pada pelestarian kawasan/bangunan bersejarah yang meliputi Benteng
perkantoran, pertokoan dan tempat usaha yang belum memiliki RTH privat. Victoria, Tugu Slamet Riyadi dan Tugu Pattimura/ Thomas Matulessy di Kelurahan Uritetu, Tugu
Lokasi Ruang Terbuka Hijau yang tersebar di Kota Ambon seperti Taman Kota, Jalur Hijau ,Hutan Martha Chistina Tiahahu dan Makam Jozef Kam di Kelurahan Karang Panjang, Tugu Trikora di
kota Taman Pemakaman Umum (TPU). Kelurahan Ahusen, Tugu Doland di Kelurahan Kuda Mati, Makam Pahlawan Tentara Australia di
Kelurahan Pandan Kasturi, Rumah Radja, Baileo, Tempayang Gunung Sirimau di Negeri Soya,
3.1.4. Kawasan Pelestarian alam
Mesjid Djame di Kelurahan Honipopu, Mesjid agung An'Nur di Negeri Batu Merah, Makam Anak Cucu
Kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi
Pangeran di Ponegoro di Negeri Batu Merah, Gereja Tua di Negeri Passo dan Negeri Hutumuri dan
perlidungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa ,
Kawasan Museum Siwalima di Negeri Amahusu
serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
3.1.4.3. Kawasan perlind ungan ilmu p engetahuan
Kawasan pelestarian alam merupakan kawasan perlindungan yang meliputi :
Kawasan perlindungan ilmu pengetahuan diarahkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan
1. Sumberdaya Hayati
pelestarian keanekaragaman spesies endemik dan direncanakan pengembangannya pada Kawasan
2. Cagar Budaya
hutan pendidikan di Taman Maluku Makmur di Negeri Amahusu, Laboratorium Plasma Nuftah di
3. Ilmu Pengetahuan.
Gunung Nona dan Kawasan hutan bakau di Kelurahan Lateri, Negeri Passo, Negeri Lama, dan
Negeri Waiheru.

3.1.5. Kawasan Rawan Bencana


Berdasarkan analisis yang dilakukan, di Kota Ambon terdapat beberapa kawasan rawan bencana
yang mencakup kawasan rawan gempa dan gerakan tanah, kawasan rawan longsor, kawasan rawan

RENCANA POLA RUANG 3-10


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

banjir, dan kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami. Untuk kawasan rawan longsor sebagian 3.1.7. Kawasan Lindung Lainnya
besar berada di wilayah perbukitan, untuk kawasan rawan banjir sebagian besar berupa cekungan Rencana kawasan lindung lainnya meliputi : kawasan Terumbu Karang dan Padang Lamun ini
yang ada di seluruh wilayah Kota Ambon sehingga air berpotensi berkumpul pada titik-titik tersebut. dimaksudkan untuk menjaga kelestarian biota pesisir dimana terumbu karang dan padang lamun
Kawasan rawan bencana alam direncanakan meliputi: dapat menjadi habitat tempat hidup ikan yang ada di wilayah perairan Kota Ambon.
a. Kawasan rawan gempa, dan gerakan tanah Rencana Kawasan terumbu karang dan kawasan padang lamun meliputi :
Kawasan rawan gempa dan gerakan tanah direncanakaan pengelolaannya diarahkan untuk  Kawasan Terumbu Karang terletak di Sepanjang pesisir timur Kecamatan Leitimur Selatan
seluruh wilayah Kota Ambon dan sepanjang pesisir selatan Kecamatan Nusaniwe, pesisir Negeri Laha sampai Wayame
b. kawasan rawan longsor dan pesisir antara negeri Latuhalat sampai Negeri Nusaniwe
Rencana pengelolaan kawasan rawan longsor diarahkan pada negeri Hukurila, Negeri Soya,  Kawasan Padang Lamun terletak di sepanjang pesisir Negeri Hutumuri hingga Negeri Leahari.
Negeri hatalai, Negeri Ema, Negeri Kilang, Negeri Naku, Dusun Mahia, Dusun Tuni,
Rencana pengelolaan kawasan terumbu karang dan padang lamun meliputi :
Negeri Amahusu, Negeri Batu Merah, Negeri Hative Besar dan Negeri Nusaniwe.
 Pemeli haraan dan mempertahankan kondisi terumbu karang dan padang lamun yang
c. kawasan rawan banjir
masih baik
Rencana pengelolaan kawasan rawan banjir diarahkan pada sepanjang bantaran sungai
 Konservasi dan rehabilitasi kawasan terumbu karang dan padang lamun yang telah rusak.
Wairuhu, Wai Batu Merah, Waitomu, Wai Batu Gajah, Wai Batu Gantung, Waiame, dan
Wailela
Tabel 3.3
d. kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami. KAWASAN LINDUNG KOTA AMBON
Rencana pengelolaan kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami diarahkan untuk
JENIS TUJUAN LUAS
DEFINISI KRITERIA LOKASI
kawasan pesisir Kota Ambon. KAWASAN PERLINDUNGAN (HA)
KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN
KAWASAN DI BAWAHNYA
1.Kawasan Kawasan Hutan Lindung Mencegah terjadinya Kawasan hutan Kawasan
3.1.6. Kawasan Lindung Geologi Hutan adalah kawasan hutan yang erosi,bencana dengan faktor-faktor Sirimau –
Lindung memiliki sifat khas yang banjir,sedimentasi dan lereng lapangan,jenis Gn. Nona,
Kawasan Lindung Geologi di wilayah Kota Ambon adalah kawasan kars (batuan karang) Kawasan ini mampu memberikan menjaga fungsi hidrolik tanah, curah hujan Leihitu
perlindungan kepada tanah untuk menjamin menurut SK. Meneteri
mempunyai fungsi sebagai daerah resapan air sekaligus sebagai kawasan yang terletak pada zona berbagai pengaturan tata air, ketersediaan unsur hara Pertanian No.
pencegahan banjir dan erosi tanah,air tanah,dan air 837/Kpts/Um/11/1980 9.075
patahan aktif ( kawasan yang rawan terhadap gerakan tanah ). serta pemeliharaan permukaan
kesuburan tanah
Lokasi kawasan kars meliputi : Negeri Latuhalat, Negeri Amahusu, Kelurahan Benteng, Kelurahan Kawasan hutan yang Kawasan
mempunyai lereng Sirimau –
Kudamati, Kawasan Gunung Nona, Kelurahan Karang Panjang, Negeri Hative Kecil, Negeri Galala, lapangan 40 % atau Gn. Nona,
lebih(Inmendagri Leihitu
Negeri Halong, Kelurahan Lateri, Negeri Passo, Negeri Hutumuri, Negeri Rumah Tiga dan Negeri 8/1985)
2. Kawasan Kawasan dengan bentuk fisik perbukitan dapat berfungsi Kemiringan lebih dari SWP 4
Hative Besar. Perbukitan perbukitan dengan sebagai wilayah tangkapan 40%
kemiringan lebih dari 40% air dan dapat juga 115.19
Rencana pengelolaan Kawasan Lindung Geologi diarahkan untuk pengamanan kawasan tersebut digunakan sebagai fungsi
pariwisata
dengan pembuatan jalur hijau ( green belt ) dengan radius 100 m sepanjang garis patahan dan
dilarang membangun .

RENCANA POLA RUANG 3-11


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Lanjutan Tabel 3.3  Dalam hal kegiatan budidaya yang telah ada mengganggu dan atau terpaksa mengkonversi
JENIS TUJUAN LUAS
DEFINISI KRITERIA LOKASI
KAWASAN PERLINDUNGAN (HA) kawasan berfungsi lindung, diatur sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT
1.Sempadan Sempadan sungai adalah Melindungi sungai dari minimal 100 meter di Sungai – peraturanpemerintah.
Sungai kawasan sepanjang kiri kegiatan manusia yang kanan kiri sungai sungai di
kanan sungai,termasuk dapat mengganggu dan besar dan 50 meter Kota Ambon  Kegiatan yang sudah ada di kawasan dan mengganggu fungsi lindung harus dicegah
sungai buatan/kanal/saluran merusak kualitas air dikanan kiri anak
irigasi primer,yang sungai, kondisi fisik dan sungai yang berada perkembangannya.
mempunyai manfaat penting dasar sungai, serta diluar pemukiman.
untuk mempertahankan mengamankan aliran Untuk sungai dalam
116
  Apabila ternyata di kawasan lindung tersebut terdapat adanya deposit mineral atau kekayaan alam lainnya
kelestarian fungsi sungai sungai kota 5 -10 meter untuk
sungai yang tidak yang bila diusahakan dinilai amat berharga bagi negara, maka kegiatan budidaya di kawasan lindung
bertanggul dan 3 – 5
meter untuk sungai
yang bertanggul (SK
tersebut dapat diijinkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dan tetap memelihara
Menteri No.
837/Kpts/Um/11/1980) fungsi lindung kawasan yg bersangkutan.
2.Kawasan Kawasan sekitar mata air Melindungi mata air dari Minimal dalam radius SWP 1,
Sekitar Mata Air adalah kawasan disekeliling kegiatan budidaya yang 200 meter disekeliling SWP 3,
mata air yang mempunyai dapat merusak kualitas air, mata air, kecuali untuk SWP 4
manfaat penting untuk kondisi fisik kawasan kepentingan umum
3.2. RENCANA KAWAS AN BUDIDAYA
mempertahankan kelestarian sekitarnya (SK Menteri No. Pola ruang untuk Kawasan Budidaya direncanakan meliputi:
fungsi mata air 837/Kpts/Um/11/1980)
3. Kawasan Wilayah tertentu yang Melindungi kelestarian minimal 100 meter dari Pantai di 1. Kawasan perumahan;
Sempadan mempunyai manfaat penting fungsi pantai. titik pasang tertinggi Kota Ambon
Pantai untuk mempertahankan Melindungi keberadaan ke arah darat pada yg tidak 2. Kawasan perdagangan dan jasa;
kelestarian fungsi pantai Hutan Bakau wilayah pulau besar. berfungsi
Namun untuk Kota budidaya 3. Kawasan perkantoran;
 Ambon yang termasuk
535
pulau kecil, sempadan 4. Kawasan industri kecil dan menengah;
pantai berkisar antara
20 - 30 meter dari titik 5. Kawasan pariwisata;
pasang tertinggi atau
disesuaikan dengan 6. Kawasan ruang terbuka non hijau;
perda setempat
4. Kawasan Hutan Melindungi kelestarian dan Batu 7. kawasan ruang evakuasi bencana;
Bakau menambah jumlah Hutan Koneng,
Bakau Hunuth, 8. kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal ; dan
145
Negeri
Lama, dan 9. Kawasan peruntukan lainnya
Latta
5. Kawasan Melindungi kelestarian Sepanjang
Terumbu Terumbu Karang dan pesisir timur
Karang, Padang Lamun Kecamatan 3.2.1. Kaw asan Perumahan
Padang Lamun Leitimur
dan Laguna Selatan dan Pengembangan perumahan di Kota Ambon sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk.
sepanjang
pesisir Penyediaan perumahan beserta lahannya ditentukan oleh :
selatan 1.487
Kecamatan  Daya beli masyarakat
Nusaniwe;
Pesisir  Kemampuan pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarananya
Hutumuri-
Leahari;  Tersedian ya lahan yang layak untuk pembangunan perumahan.
Timur Laut
Tj. Hatiari

Pengadaan perumahan tersebut ditunjang pula dengan adanya suatu kelembagaan yang dapat
Catatan :
memenuhi pengadaan perumahan. Aspek kelembagaan adalah salah satu aspek penting dalam
 Kegiatan budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang sudah ditetapkan diteruskan sejauh
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman karena mengatur siapa yang
tidak mengganggu fungsi lindung.
melakukan dan apa yang dilakukan, sesuai dengan azas pengorganisasian yang dianut oleh sistem
pemerintahan kita, yaitu azas pembagian tugas dan azas fungsionalisasi.

RENCANA POLA RUANG 3-12


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Dalam UU No. 1 Tahun 2011 mengenai Perumahan dan Permukiman disebutkan bahwa Tabel 3.4
PROYEKSI JUMLAH KEBUTUHAN RUMAH DI KOTA AMBON
kelembagaan pemerintah dititikberatkan pada fungsi pembinaan daripada fungsi pelaksanaan, hal ini
diakibatkan permasalahan perumahan dan permukiman yang begitu kompleks yang jika SPM LUAS
SWP I
NO TIPE PENDUDUK LAHAN JUMLAH
penanganannya dilakukan tidak secara struktural kurang dapat mengatasi permasalahan yang timbul. (JIWA/KK)
2
(M ) PENDUDUK
JUMLAH JUMLAH LUAS
KK (UNIT) (HA)
(30%)
Hal ini sejalan dengan UU No. 32 Tahun 2004 mengenai Otonomi Daerah yang menitikberatkan
1 Tipe Kecil 90 17.529 157,76
pemberdayaan potensi lokal termasuk di dalamnya masyarakat dalam proses pembangunan. Oleh 2 Tipe Sedang 5 135 146.076 29.215 8.765 118,32

karena itu, dengan keterbatasan yang dimiliki oleh pemerintah dalam pembangunan perumahan dan 3 Tipe Besar 180 2.922 52,59
JUMLAH KEBUTUHAN 29.215 328,67
permukiman maka diperlukan upaya-upaya dari pemerintah untuk mendorong masyarakat untuk ikut
Sumber : Hasil Analisa, 2008
berperan aktif dalam pembangunan perumahan dan permukiman melalui mobilisasi sumber daya
secara kolektif dalam suatu wadah/ organisasi formal. Kondisi tersebut perlu segera dirintis dan
Berdasarkan hasil perhitungan sesuai SPM di atas, maka di tahun 2029 SWP I diproyeksikan
diwujudkan mengingat sifat pendekatan dari atas (Top Down) dalam mengorganisasikan partisipasi
membutuhkan rumah sebanyak 29.215 unit dengan lahan seluas 328,67 Ha di mana rencana lokasi
masyarakat seringkali menghasilkan komitmen yang lemah dari para anggota, ketergantungan yang
penyebarannya terdapat di sebelah timur Galala untuk permukiman kepadatan sedang-rendah,
tinggi pada pemerintah, dan harapan yang berlebihan untuk mendapatkan bantuan dan subsidi yang
sedangkan permukiman kepadatan tinggi dapat diarahkan di Gunung Nona, Kuda Mati, Air Salobar,
 justru akan mematikan prakarsa dari bawah (Bottom Up). Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem
Kusu-kusu, dan Karang Panjang. Pengalokasian ini disesuaikan dengan konsep pengembangan
kelembagaan yang transparan, koordinatif, dan kooperatif serta berkelanjutan. Untuk itu diperlukan 3
permukiman bahwa daerah pusat kota yang masuk ke dalam SWP I diarahkan pengembangannya
(tiga) prinsip dasar, antara lain :
selain dengan sistem ektensifikasi (Landed House)  juga akan dikembangkan secara intensifikasi
1. Pengkondisian
dengan pembangunan vertikal yaitu Pembangunan Rumah Susun untuk memenuhi kebutuhan
 Peningkatan kepedulian
masyarakat golongan menengah ke bawah dan pembangunan Apartemen untuk memenuhi
 Pengkoordina sian masyarakat/ penyiapan komunitas
kebutuhan masyarakat golongan menengah ke atas. Pelaksanaan dari konsep ini memerlukan kajian
 Penyiapan lokasi
lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2 (Peta Pola Ruang).
2. Pemberdayaan
 Peningkatan sumber daya manusia Lanjutan Tabel 3.4
 Fasilitasi dana dan stimulasi lainnya SPM LUAS SWP II
NO TIPE PENDUDUK LAHAN JUMLAH
3. Perlindungan 2 JUMLAH JUMLAH LUAS
(JIWA/KK) (M ) PENDUDUK
KK (UNIT) (HA)
(30%)
 Pengaturan yang berkeadila n 1 Tipe Kecil 90 17.529 157,76
 Perlindu ngan pada yang lemah 2 Tipe Sedang 5 135 146.076 29.215 8.765 118,32
3 Tipe Besar 180 2.922 52,59

JUMLAH KEBUTUHAN 29.215 328,67


Berdasarkan hal tersebut di atas, kebutuhan perumahan di Kota Ambon pada tahun 2029 Sumber : Hasil Analisa, 2008

diperthitungkan berdasarkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) penduduk adalah sebanyak 97.384
unit rumah dengan perincian : untuk tipe kecil dengan luas kapling 90 M 2 sebanyak 58.430 unit, untuk Berdasarkan hasil perhitungan sesuai SPM di atas, maka di tahun 2029 SWP II diproyeksikan
2
tipe sedang dengan luas kapling 135 M  sebanyak 29.215 unit, dan tipe besar dengan luas kapling membutuhkan rumah sebanyak 29.215 unit dengan lahan seluas 328,67 Ha. Kebutuhan ini akan
2
180 M   sebanyak 9.738 unit. Kebutuhan lahan total yang diperlukan seluas kurang lebih 1.096 Ha. dipenuhi dengan membangun permukiman kepadatan sedang rendah di selatan Halong, sebelah
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut. barat Nania, sebelah Utara Passo ke arah hutan lindung (sebelah selatan kawasan penyangga), dan
sebelah Barat dan Utara Hunuth (berbatasan dengan Kawasan Cadangan). Selain itu terdapat

RENCANA POLA RUANG 3-13


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

kawasan cadangan yang dapat diperuntukkan sebagai permukiman namun memerlukan kajian lebih Lanjutan Tabel 3.4
SWP V
SPM LUAS
lanjut terkait kondisi geologinya yang berupa batuan gamping yaitu yang berlokasi di sebelah Selatan NO TIPE PENDUDUK LAHAN JUMLAH
2 JUMLAH JUMLAH LUAS
(JIWA/KK) (M ) PENDUDUK
dan Tenggara Latta (sebelah Selatan Kawasan Pertahanan Keamanan), sebelah Tenggara Lateri, (8%)
KK (UNIT) (HA)

Utara dan Timur Laut Nania, Utara Wayheru (ke arah Hutan Lindung), dan sekitar Telaga Godok. 1 Tipe Kecil 90 4.674 42,07
2 Tipe Sedang 5 135 38.954 7.791 2.337 31,55
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 3.1 (Peta Pola Ruang).
3 Tipe Besar 180 779 14,02
JUMLAH KEBUTUHAN 7.791 87,65
Lanjutan Tabel 3.4 Sumber : Hasil Analisa, 2008

SPM LUAS SWP III


NO TIPE PENDUDUK LAHAN JUMLAH
2
PENDUDUK
JUMLAH JUMLAH LUAS Berdasarkan hasil perhitungan sesuai SPM di atas, maka di tahun 2029 SWP V diproyeksikan
(JIWA/KK) (M ) KK (UNIT) (HA)
(20%)
membutuhkan rumah sebanyak 7.791 unit dengan lahan sebesar 87,65 Ha. Kebutuhan ini akan
1 Tipe Kecil 90 11.686 105,17
2 Tipe Sedang 5 135 97.384 19.477 5.843 78,88 dipenuhi dengan membangun permukiman kepadatan tinggi di sebelah Barat Laut dan Timur Airlouw,
3 Tipe Besar 180 1.948 35,06 dan permukiman kepadatan sedang-rendah di sekitar Seilale - Latuhalat - Airlouw. Selain itu terdapat
JUMLAH KEBUTUHAN 19.477 219,11
kawasan cadangan yang dapat diperuntukkan sebagai permukiman namun memerlukan kajian lebih
Sumber : Hasil Analisa, 2008
lanjut terkait kondisi geologinya yang berupa batuan gamping yaitu yang berlokasi di selatan Gunung
Berdasarkan hasil perhitungan sesuai SPM di atas, maka di tahun 2029 SWP III diproyeksikan Nona, Selatan Amahusu sampai ke arah Eri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 3.1 (Peta
membutuhkan rumah sebanyak 19.477 unit dengan lahan sebesar 219,11 Ha. Kebutuhan ini akan Pola Ruang).
dipenuhi dengan membangun permukiman kepadatan sedang rendah di Utara Perumnas dan sekitar
Wayame. Selain itu terdapat kawasan cadangan yang dapat diperuntukkan sebagai permukiman Lanjutan Tabel 3.4

SPM LUAS KAWASAN KHUSUS (SEKITAR BANDARA)


namun memerlukan kajian lebih lanjut terkait kondisi geologinya yang berupa batuan gamping yaitu TIPE PENDUDUK LAHAN JUMLAH
NO 2 JUMLAH JUMLAH LUAS
(JIWA/KK) (M ) PENDUDUK
yang berlokasi di sebelah Barat Laut Perumnas ke arah Kabupaten Maluku Tengah. Untuk lebih (2%)
KK (UNIT) (HA)

 jelasnya dapat dilihat Gambar 3.1 (Peta Pola Ruang). 1 Tipe Kecil 90 1.169 10,52
2 Tipe Sedang 5 135 9.738 1.948 584 7,89
3 Tipe Besar 180 195 3,51
Lanjutan Tabel 3.4
JUMLAH KEBUTUHAN 1.948 21,91
SPM LUAS SWP IV
Sumber : Hasil Analisa, 2008
NO TIPE PENDUDUK LAHAN JUMLAH
2 JUMLAH JUMLAH LUAS
(JIWA/KK) (M ) PENDUDUK
KK (UNIT) (HA)
(10%)
1 Tipe Kecil 90 5.843 52,59
Berdasarkan hasil perhitungan sesuai SPM di atas, maka di tahun 2029 Kawasan Khusus (Sekitar
2 Tipe Sedang 5 135 48.692 9.738 2.922 39,44
3 Tipe Besar 180 974 17,53 Bandara) diproyeksikan membutuhkan rumah sebanyak 1.948 unit dengan lahan seluas 21,91 Ha.
JUMLAH KEBUTUHAN 9.738 109,56 Kawasan ini dibatasi pengembangan hanya sebesar 2% yang berlokasi di sekitar kompleks bandara
Sumber : Hasil Analisa, 2008
terbatas untuk menunjang kegiatan operasional Bandara Pattimura. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Gambar 3.1 (Peta Pola Ruang).
Berdasarkan hasil perhitungan sesuai SPM di atas, maka di tahun 2029 SWP IV diproyeksikan
membutuhkan rumah sebanyak 9.738 unit dengan lahan sebesar 109,56 Ha. Kebutuhan ini akan Secara keseluruhan jumlah dan luasan kebutuhan perumahan tersebut masih dapat dipenuhi sampai
dipenuhi dengan membangun permukiman kepadatan sedang rendah sepanjang Leahari - Hutumuri, akhir tahun perencanaan mengingat besaran kebutuhan lahan bagi perumahan masih dapat
sekitar Naku, dan sekitar Kilang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 3.1 (Peta Pola Ruang). ditampung pada luasan lahan yang sesuai bagi pembangunan perumahan perkotaan sebesar
9.630,75 Ha. Sebagai bahan pertimbangan dalam jangka menengah dan jangka panjang, sudah

RENCANA POLA RUANG 3-14


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

harus diperkenalkan sistem hunian vertikal seperti Rumah Susun  untuk golongan masyarakat 5. Permukim an/dan atau Perumahan yang telah ada di kawasan hutan lindung, kawasan
berpenghasilan menengah ke bawah atau  Apartem en  untuk masyarakat menengah ke atas. Hal penyangga, kawasan resapan air dan kawasan sekitar mata air, serta kawasan pantai
tersebut bermanfaat bagi optimalisasi pemanfaatan lahan di kemudian hari, khususnya di kawasan berhutan bakau tidak boleh melakukan pengembangan.
padat seperti pusat kota. 6. Rencana pengembangan kawasan untuk Pertumbuhan kawasan permukiman /dan atau
Kawasan permukiman atau perumahan di Kota Ambon direncanakan meliputi: perumahan perkotaan termasuk real estate, dan perumahan pedesaan harus sesuai dengan
1. kawasan permukima n atau perumahan berkepadatan sedang/rendah dan kawasan peruntukan kawasan dalam RTRW kota dan tidak pada kawasan yang rawan terhadap
permukiman/dan atau perumahan berkepadatan tinggi becana alam dan kawasan dengan kemiringan lereng lebih dari 25% (dua puluh lima persen).
2. kawasan permukiman/ dan atau perumahan berkepadatan sedang/rendah direncanak an
3.2.2. Kawasan Jasa dan Perdagangan
terletak di: sebelah Timur Negeri Hative Kecil , sebelah Selatan Negeri Halong, sebelah Barat
Desa Nania, sebelah Utara Negeri Passo, sebelah Barat dan Utara Desa Hunuth, sepanjang Sektor perdagangan dan jasa merupakan salah satu indikator kegiatan ekonomi masyarakat.
Negeri-negeri Leahari sampai dengan Hutumuri, sekitar Negeri-negeri Naku dan Kilang, Kegiatan para pedagang atau perusahaan kecil menggerakkan ekonomi dan kegiatan kota secara
sekitar Negeri-negeri Amahusu, Nusaniwe, Seilale dan Latuhalat, dan sekitar Negeri-negeri konsisten.
Hative Besar, Tawiri dan Laha Untuk sektor yang mengalami pertumbuhan dengan nilai yang tinggi seperti, sektor perdagangan,
hotel, dan restoran serta jasa-jasa pertumbuhannya perlu dipertahankan.
3. Kawasan permukiman/dan atau perumahan berkepadatan tinggi direncanakan pada kawasan Kawasan Perdagangan dan Jasa direncanakan berada di kawasan Pusat Kota Ambon dan Kawasan
pusat kota dari Taman Makmur sampai Negeri Hative Kecil, negeri Passo, kawasan desa Passo.
Wayame, Kawasan Desa Waiheru, Desa Nania dan Negeri Lama, sebagian Desa Poka dan
sebahagian Negeri Rumah Tiga tidak termasuk kawasan Gunung Nona, Kusu-Kusu Rencana pengembangan prasarana perdagangan dan jasa meliputi :
Sereh,Kayu Putih, dan sebahagian selatan Negeri Batu Merah yang berfungsi sebagai 1. pengembangan dan/atau revitalisasi Central Business Area  (CBA), beserta prasarana dan
kawasan penyangga sarana pendukungnya di pusat Kota Ambon
Rencana Pengembangan ruang kawasan permukiman atau perumahan meliputi : 2. revitalisasi dan pengembangan pasar induk berskala regional di Pusat Kota Ambon dan di
1. Rencana pengembangan ruang kawasan permukiman/dan atau perumahan diarahkan untuk kawasan Passo
kawasan permukiman/ perumahan perkotaan dan kawasan permukiman/ perumahan 3. revitalisasi dan pengembangan pasar lokal skala kota, baik tradisional maupun modern, pada
perdesaan SWP III, SWP IV dan SWP V dengan jumlah dan hirarkhi pelayanan disesuaikan dengan
2. Rencana pengembangan kawasan permukiman/dan atau perumahan perkotaan diarahkan standart yang berlaku
pada kawasan Hative Kecil dan Kawasan Passo, kawasan Poka, kawasan Rumah Tiga, 4. pengembangan Pusat Perbelanjaan modern ( shopping centre/mall) di Pusat Kota Ambon dan
Kawasan Waiheru, Kawasan Wayame, Kawasan Hative Kecil dan Kelurahan Lateri kawasan Passo
3. Rencana Pengembangan kawasan permukiman/dan atau perumahan perdesaan diarahkan 5. revitalisasi dan pengembangan fasilitas jasa lainnya di Pusat Kota Ambon dan tersebar
pada kawasan Negeri - Negeri Amahusu, Nusaniwe, Seilale, Latuhalat, Urimessing, Hative
Besar, Soya, dan Negeri- negeri di Kcamatan Leitimur Selatan 3.2.3. Kawasan Perkantoran

4. Kawasan permukiman /dan atau perumahan berkepadatan tinggi lebih dipriori taskan untuk Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran berada di pusat Kota Ambon yaitu di Kecamatan Sirimau

pembangunan permukiman/ perumahan dengan konstruksi bangunan bertingkat yang tahan yang merupakan bagian dari SWP I dan Kecamatan Teluk Ambon Baguala yang merupakan bagian

gempa dari SWP II. Semakin meningkatn ya perkembangan penduduk maupun perdaganagn dan jasa maka
rencana pengembangan untuk kawasan perkantoran diarahkan pada kawasan SWP II dan SWP III.

RENCANA POLA RUANG 3-15


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Penentuan kawasan ini selain didasarkan atas pertimbangan rencana sebaran penduduk yang 3.2.5.1. Kawasan Wisata Alam
diarahkan di kedua wilayah ini, kedua wilayah ini direncanakan juga berkembang sebagai kawasan Kawasan Wisata Alam direncanakan meliputi Kawasan Wisata Alam Bahari dan Kawasan Wisata
perdagangan dan jasa. Sehingga terjadi guna lahan campuran di kawasan ini antara perkantoran  Alam Agro
pemerintahan dan perdagangan serta jasa-jasa. 1. Wisata Alam Bahari
Lokasi yang diarahkan untuk Kawasan Wisata Bahari / pantai adalah :
3.2.4. Kawasan Industri Keci l dan Menengah a. Sepanjang Pantai Selatan Kecamatan Nusaniwe
Kegiatan industri kecil dan menengah di Kota Ambon meliputi : Difokuskan bagi kegiatan wisata minat khusus menyelam. Pantai yang berhadapan dengan
a. Untuk Kawasan Industri k ecil diarahkan pada semua SWP sesuai dengan sentra produksi Laut Banda terdiri dari pantai pasir putih dan pantai karang yang menyajikan aneka ragam
lokal masing-masing kawasan biota laut yang cantik. Keseluruhan kawasan ini menjual pantai sebagai daya tarik utamanya.
b. Kawasan industry menengah diarahkan di SWP II, SWP III dan SWP IV. Pantai-pantai yang terdapat di kawasan ini terletak dalam satu tempat dan dapat dicapai
dengan berjalan kaki, terkecuali Pantai Pintu Kota dan Felawatu yang letaknya terpisah.
3.2.5. Kawasan Pariwisata Kondisi kawasan ini sudah memiliki fasilitas dasar seperti toilet, penginapan dan juga
Kota Ambon memiliki cukup banyak objek wisata baik yang alami maupun wisata sejarah, namun
beberapa tempat makan. Sekalipun fasilitas tersebut tidak berada di seluruh pantai, tapi dapat
belum dikelola secara optimal. Objek wisata kelautan dan objek wisata agro memiliki potensi yang
dipergunakan bersama-sama. Aktivitas wisata yang dapat dikembangkan adalah
cukup besar untuk dijadikan sebagai objek wisata.
pemandangan alam pantai, renang, snorkling, scuba-diving, wind surfing, memancing, dan
hiking. Dengan demikian maka kawasan ini dikembangkan sebagai pusat kegiatan wisata
Dari sisi keruangan maka peningkatan kualitas objek wisata yang ada menjadi penting agar objek
pantai “Dive Centre”. Berbagai fasilitas yang tersedia perlu ditingkatkan terutama menyangkut
tersebut mampu menjadi daya tarik wisatawan dari lokal, nasional maupun mancanegara serta
fasilitas dasar seperti toilet, penginapan dan tempat makan. Demikian juga dengan fasilitas-
mampu menyumbangkan devisa dan nilai tambah bagi pemerintah kota dan masyarakat. Fasilitas
lainnya seperti kolam renang, sarana telekomunikasi, panggung seni, dan pengamanan tepi
penunjang sektor ini seperti perhotelan, perhubungan udara maupun darat, fasilitas perbankan,
pantai termasuk talud-talud pemecah gelombang dan pengendalian arus.
telekomunikasi, dan teknologi informatika sudah cukup tersedia namun masih perlu ditingkatkan.
b. Pantai Timur Kecamatan Leitimur Selatan
Faktor keamanan dan stabilitas masyarakat juga merupakan prasyarat bagi suksesnya sektor
 Adalah pantai yang berhadapan dengan Teluk Ambon Baguala dan Laut Banda.
pariwisata ini.
Pantai-pantai ini menyimpan kekayaan alam bawah laut yang dapat dieksplorasi guna
kepentingan penelitian, sehingga kawasan ini difokuskan pada kegiatan minat khusus
Kawasan Pariwisata direncanakan meliputi :
wisata bawah laut, dengan tema yang dikembangkan yaitu “Pusat Wisata Eksplorasi
1. Kawasan Wisata Alam
2. Wisata Budaya dan Penelitian Flora serta Fauna”. Kondisi fasilitas pendukung wisata di kawasan ini

3. Wisata Religi belum tersedia, baik fasilitas dasar maupun non dasar. Pengembangan wisata pantai
4. Wisata Sejarah. diarahkan untuk pemandangan alam Laut Banda, matahari terbit (Sunrise),
memancing, dan scuba diving. Untuk itu fasilitas yang perlu ditingkatkan adalah
penginapan, toilet, rumah makan, fasilitas scuba, dan telekomunikasi.
c. Teluk Ambon – Teluk Ambon Dalam
Pantainya terdiri dari hamparan pasir putih. Tema yang dapat dikembangkan di kawasan ini
adalah “Pusat Rekreasi Air”. Saat ini kondisi kawasan ini belum memiliki fasilitas pendukung
wisata baik fasilitas dasar maupun fsailitas non dasar, kecuali di Pantai Passo Natsepa yang

RENCANA POLA RUANG 3-16


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

telah memiliki fasilitas dasar seperti lapangan parkir dan toilet. Pengembangan wisata pantai 3.2.5.4. Kawasan Wisata Sejarah
diarahkan untuk wisata kuliner sambil menikmati pemandangan Sunset, boating, memancing, Kawasan wisata sejarah ini merupakan suatu kawasan yang direncanakan sebagai zona budidaya
dan menikmati festival teluk. Untuk itu maka berbagai fasilitas perlu ditingkatkan seperti wisata dan penelitian, berupa areal terbuka, dengan akses bagi masyarakat untuk wisata, penelitian
penginapan, rumah makan, telekomunikasi, panggung seni, sarana-prasarana festival teluk. dan kunjungan temporal. Direncanakan pengembangan kawasan ini meliputi Benteng Victoria di
Rencana pengembangan kawasan wisata alam bahari diarahkan untuk Pantai Kota, Pantai Leilissa, Kelurahan Uritetu, Tugu Martha Chistina Tiahahu di Amantelu, Tugu Pattimura/ Thomas Matulessy di
Pantai Namalatu, Taman Laut Nusaniwe, Pantai Nusaniwe, Pantai Batu capeo, Hutan Mangrove Kelurahan Uritetu, Tugu Trikora di Kelurahan Ahusen, Tugu Doland di Kuda Mati, Tugu Santo
Waiheru, Negeri Lama, Passo, dan Lateri, Pantai Tanjung Marthafons, Pantai Waiame, Pantai Air Fransiscus Xaverius di Kelurahan Uritetu, Makam Pahlawan Tentara Australia di Kelurahan Pandan
Manis, Pantai Tihulessy, Pantai Weserisa, Pantai Pantai Lawena, dan Pantai Toisapu. Kasturi, Makam Jozef Kam di Kelurahan Karang Panjang, Masjid Agung An'Nur di Negeri Batu
Merah, TUgu Slamet Riyadi di Kelurahan Uritetu, Makam Anak Cucu Pangeran Diponegoro di Negeri
2. Wisata Alam Agro Batu Merah, Rumah Radja di Desa Soya, Baileo di Desa Soya, Mesjid Djame di Kelurahan
Lokasi yang diarahkan untuk pengembangan wisata alam agro meliputi : Honipopu, Gereja tua di Desa Passo dan Desa Hutumuri.
a. Kawasan hutan lindung di Kawasan Gunung Nona, Kawasan Gunung Sirimau dan sebagian
Kawasan Gunung Salahutu dan sebagian Kawasan Gunung Leihitu; 3.2.6. Kawasan Ruang Terbuk a Non Hijau

b. Kawasan hutan bakau di Halong, Lateri, Passo, Waiheru, Poka Rumah Tiga, Hative Besar, Yang dimaksud dengan Ruang Terbuka Non Hijau adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open

Tawiri dan Laha. spaces) suatu wilayah perkotaan yang diperkeras (paved) berupa jalan, pedestrian, areal parkir,

c. Kawasan Hutan sagu di Negeri Tawiri landasan lapangan udara, areal pelabuhan , stadion olah raga dan Badan Air atau ruang terbuka biru

Selain itu, wilayah perairan di TAD direncanakan untuk fungsi pariwisata yang berbatasan langsung (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai

dengan fungsi lindung di pantai berhutan bakau di sisi timur teluk. Pariwisata dikembangkan dengan kolam-ko lam retensi. Arahan pengembangan kawasan ini berupa pengembangan lapangan olah

memanfaatkan pemandangan sekitar dan tetap mempertahankan adanya perahu-perahu raga baik skala lingkungan, kecamatan maupun kota. Pengembangan fasilitas Olah Raga

penyeberangan saat ini sebagai akomodasi wisata. direncanakan pada setiap SWP mulai dari SWP I hingga SWP V yang jumlahnya didasarkan pada

3.2.5.2. Kawasan Wisata Buday a kebutuhan wilayah dan standar kebutuhan. Kebutuhan fasilitas olah raga terbanyak berada di SWP I

Kawasan Wisata Budaya pada hahkekatnya merupakan suatu kawasan yang terkait dengan obyek- dan SWP II mengingat kawasan ini yang menjadi pusat kota dan menjadi kawasan strategis di Kota

obyek peninggagalan budaya lokal daerah yang perlu dijaga dan dipertahankan kelestariannya.  Ambon. Jenis fasilitas olah raga yang direncanakan beragam, tidak hanya berupa lapangan olah raga

Untuk pengembangan kawasan wisata budaya diarahkan pada kawasan negeri-negeri adat dalam saja tetapi dapat berupa taman, lapangan/ taman bermain anak , jogging track, lahan parkir, hingga

wilayah kota Ambon lapangan sepak bola atau futsal. Keberadaan fasilitas olah raga ini diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat dengan baik, karena pada umumnya fasilitas olah raga ini terletak di sekitar
3.2.5.3. Kawasan Wisata Religi
pemukiman penduduk.
Kawasan Religi merupakan suatu kawasan yang memiliki keterkaitan erat dengan faktor
Kawasan ruang terbuka non hijau direncanakan pengembangannya meliputi:
kepercayaan atau paham dari suatu agama yang ditandai dengan dengan suatu bangunan
a. Revitalisasi dan Pengembangan Stadion Mandala Remaja di Kelurahan Amantelu hingga
monumental atau yang terkait dengan masuknya suatu aliran kepercayaan di daerah tersebut. Untuk
mencapai skala Internasional beserta prasarana pendukungnya
Kota Ambon Kawasan Wisata Religi dapat dilihat pada masuknya penyebaran agama islam dan
b. Pengembangan pusat olahraga dan rekreasi bahari di Kawasan Passo dan kawasan latuhalat
agama kristen .
hingga mencapai skala internasional berserta prasarana pendukungnya
Untuk kawasan Religi diarahkan pengembangannya pada Mesjid Jami/Alfatah, Mesjid Agung An Nur
c. Menata kembalai Ruang Terbuka Non Hijau yang telah mengalami degradasi secara fungsi
di Negeri Batu Merah, Gereja Katedral Santo Fransiscus Xaverius, Gereja Maranatha, Gereja Tua di
atau kualitas ruang
Negeri Soya, Negeri Passo dan Negeri Hutumuri, Makam Pdt. Josef Kam dan Gua Maria.

RENCANA POLA RUANG 3-17


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

d. Mengembangkan Ruang terbuka Non Hijau di kawasan Perdagangan dan Jasa, perkantoran, Trotoar yang digunakan untuk berjualan dapat mengganggu para pejalan kaki, seringkali kehadiran
perumahan dan fasilitas sosial seperti Pendidikan, Kesehatan dan Peribadatan pedagang kaki lima tersebut mengganggu arus lalu lintas karena para konsumen pengguna jasa
e. Mengoptimal kan pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau melalui sosialisasi. memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. Ketidakteraturan tersebut mengakibatkan Public Space
kelihatan kumuh sehingga tidak nyaman l agi untuk bersantai ataupun berkomunikasi.
3.2.7. Kawasan Evakuasi Bencana
Pada wilayah Kota Ambon, jalur evakuasi yang direncanakan untuk bencana tsunami sebagian Sempitnya peluang kerja di Kota Ambon menyebabkan lapangan kerja sektor informal tumbuh subur,
besar berada di wilayah pantai selatan Kota Ambon (Latuhalat - Seri dan Kilang - Rutong). Hal ini hal ini disebabkan sektor tersebut tidak memerlukan pendidikan khusus seperti pedagang kaki lima,
berkaitan dengan letak geografis daerah tersebut yang mengarah ke laut lepas. Pada area tersebut, tukang ojek, dan tukang becak. Walaupun keberadaan mereka mampu mengurangi jumlah
 jalur evakuasi bencana tsunami diarahkan menjauhi wilayah tepi pantai menuju ketempat yang relatif penganggur, namun kurangnya penataan membuat jalanan di Kota Ambon semrawut.
lebih tinggi/perbukitan. Jalur evakuasi untuk bencana gempa diarahkan pada wilayah-wilayah luar
pusat kota dan area dengan kepadatan rendah. Hal ini berkaitan dengan bahaya gempa yang Hal pertama yang harus dilakukan oleh pemerintah kota adalah relokasi bagi para pedagang kaki
disebabkan runtuhan bangunan yang terjadi akibat getaran gempa. lima. Pemerintah harus menyedikan tempat yang dapat digunakan mereka untuk berjualan. Hal
Rencana Pengembangan diarahkan sebagai berikut : tersebut ditujukan agar pedagang kaki lima tidak mengganggu kepentingan umum karena berjualan
a. Memanfaatkan ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau, gedung pertemuan, gedung di lokasi Public Space. Selain itu, relokalisasi dapat menumbuhkan perasaan aman bagi pedagang
olahraga, dan bangunan lainnya yang memungkinkan sebagai ruang evakuasi bencana pada karena mereka tidak perlu khawatir ditertibkan oleh aparat pemerintah. Namun demikian perlu arahan
daerah rawan bencana, penataan lokasi agar sesuai dengan peruntukan dan tidak mengganggu kegiatan lain.
b. Menyediakan jalur evakuasi bencana yang terjangkau oleh kendaraan roda empat pada
wilayah-wilayah rawan bencana untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengungsi, Penataan kawasan untuk Pedagang Kaki Lima berupa desain lokasi penempatan pedagang Kaki
c. Melakukan tanggap Dini untuk bencana Sosial dan memanfaatkan lokasi-lokasi yang aman Lima yang diijinkan. Penataan sektor informal di Kota Ambon secara umum berlokasi di SWP 1 dan
untuk ruang evakuasi; dan SWP 2, selebihnya memerlukan perencanaan dengan skala lebih detil seperti RDTR.
d. Meni ngkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana. Rencana pengembangan sektor informal diarahkan pada lokasi :
3.2.8. Kawasan Peruntukan Ruang bagi Kegiatan sektor Informal a. Pasar Mardika, Pasar Nusaniwe, Pasar Tagalaya, Pasar Batu Merah, Pasar Passo, Pasar
Sektor informal memiliki peranan penting dalam memberikan sumbangan bagi pembangunan Nania, Pasar Rumah Tiga dan Pasar Wayame
perkotaan, karena sektor informal mampu menyerap tenaga kerja (terutama masyarakat kelas b. Pemanfaatan koridor atau lorong Jalan A.Y Patty, Jalan Kemakmuran, jalan pantai Mardika
bawah) yang cukup signifikan sehingga mengurangi problem pengangguran di perkotaan dan dan koridor pertokoan Batu Merah dengan sistem buka-tutup jalan.
meningkatkan penghasilan kaum miskin di perkotaan. Selain itu, sektor informal memberikan Rencana penataan sektor informal adalah sebagai berikut :
kontribusi bagi pendapatan pemerintahan kota. a. Membatasi pemanfaatan Ruang Terbuka Publik untuk sector informal dengan pembatasan
area dan pengaturan waktu berdagang
Namun, pertumbuhan sektor informal yang cukup pesat tanpa ada penanganan yang baik dapat b. Mengo ptimalkan fungsi pasar untuk mengakomodir kebutuhan ruang sektor informal
mengakibatkan ketidak-teraturan tata kota. Sebagaimana kita ketahui, banyak pedagang kaki lima c. Mengintegrasi kegiatan sektor informal dengan sektor formal
yang menjalankan aktifitasnya di tempat-tempat yang seharusnya menjadi Public Space.  Public d. Melibatkan stakeholder dalam menjaga fasilitas public agar tidak digunakan untuk kegiatan
Space merupakan tempat umum dimana masyarakat bisa bersantai, berkomunikasi, dan menikmati sektor informal.
pemandangan kota. Tempat umum tersebut bisa berupa taman, trotoar, halte bus, dan lain-lain.

RENCANA POLA RUANG 3-18


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

3.2.9. Kawasan Peruntukan Lainnya 3.2.9.2. Kawas an Pertani an


Kawasan peruntukan lainnya diencanakan meliputi : Sektor pertanian memiliki nilai tambah bagi masayarakat di Kota Ambon. Sektor pertanian
1. kawasan pertambangan golongan c menghasilkan tanaman holtikultura yang diusahakan oleh pertanian rakyat dengan hasil seperti
2. kawasan pertanian  jagung, kacang tanah, ubi, singkong, sayur-sayuran, buah-buahan, dan lainnya. Produksi pertanian
3. kawasan perikanan yang dihasilkan cukup terserap untuk konsumsi domestik masyarakat.
4. kawasan penyangga Kota Ambon yang memiliki lahan dengan potensi yang tinggi untuk dikembangkan menjadi kawasan
5. Kawasan pelayanan umum pertanian yang direncanakan meliputi :
6. Kawasan militer 1. Kawasan Pertanian lahan kering
7. kawasan khusus Bandar Udara 2. Kawasan Pertanian Tanaman Tahunan/Perkebunan
8. Kawasan pengembangan Teluk dan Pesisir pola pengelolaan untuk pengembangan kawasan pertanian lahan kering diarahkan untuk
pengembangan tanaman pangan dan hortikultura yang direncanakan di Negeri Seilale, Negeri
3.2.9.1 Kawasan Pertambangan Golongan C Latuhalat, Negeri Halong sampai dengan Negeri Laha, sedangkan untuk tanaman
Kota Ambon memiliki daerah pertambangan tipe C, walaupun jenis pertambangan ini merupakan tahunan/perkebunan direncanakan pengembangannya pada Negeri Latuhalat, Negeri Urimessing,
sektor yang kurang strategis dibanding dengan sektor-sektor lainnya. Negeri Batu Merah, Negeri Rutong, Negeri Hutumuri, Negeri Hukurila, Negeri Hatalai, Negeri Naku,
Kawasan pertambangan Golongan C diarahkan di Kawasan Hative Besar, Negeri Tawiri, Negeri Negeri Kilang,Negeri Soya,Negeri Ema, Negeri Halong,Negeri Passo, Desa Negeri Lama, Desa
Laha, Negeri Hutumuri, dan Negeri Passo . Waiheru, Desa Hunuth, Desa Poka, Negeri Rumah Tiga, Desa Waiyame, Negeri Hative Besar,
Pengelolaan pertambangan galian C baik perorangan/kelompok/golongan pengusaha yang berbadan Negeri Tawiri dan Negeri Laha dan untuk pengembangan kawasan pertanian yang diarahkan untuk
hukum tertentu wajib melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup sebagai akibat dari eksploitasi tanaman buah-buahan, kayu-kayuan dan tanaman perkebunan lokal .
maupun eksplorasi yang berdampak terhadap pencemaran atau pengrusakan lingkungan hidup.

3.2.9.3. Kawasan Perik anan


Pemulihan atau untuk mengembalikan fungsi lingkungan hidup akibat pencemaran atau pengrusakan
Sektor perikanan memberi kontribusi cukup besar bagi perekonomian Kota Ambon, namun demikian
ingkungan hidup[ maka yang harus dilakukan adalah :
potensi ini belum sepenuhnya optimal untuk dieksploitasi baik oleh nelayan tradisional maupun oleh
a. Penghentian sumber pencemaran, dan pembersihan unsur pencemaran
pengusaha. Melihat potensi yang besar serta adanya peluang melakukan kegiatan pararel dengan
b. Remediasi
kegiatan lain seperti wisata dan olah raga air, maka potensi ini perlu dikembangkan.
c. Rehabilitasi
Kawasan Perikanan direncanakan meliputi :
d. Restorasi, dan/atau
1. Kawasan perikanan Tangkap
e. Cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Kawasan Budidaya Keramba / jaring apung
Dalam pengelolaan Galian C yang harus diperhatikan adalah :
Secara spasial kawasan-kawasan pesisir teluk Ambon , teluk Ambon luar dan sepanjang pantai
a. Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat DELH, dikenakan bagi
selatan dapat dikembangkan menjadi kawasan-kawasan yang potensial untuk dikembangkan menjadi
usaha dan atau kegiatan yang sudah memiliki ijin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
pusat pengelolaan perikanan di Kota Ambon yang berbasis Minapolitan.
memiliki Dokumen AMDAL
 Arah pengembangan kawasan perikanan tangkap, diarahkan terletak di Teluk Baguala, Teluk Ambon Luar dan
b. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat DPLH, dikenakan bagi
Pesisir Selatan Pulau Ambon sedangkan pengembangan kawasan Budidaya diarahkan berlokasi di Teluk Ambon
usaha dan atau kegiatan yang sudah memiliki ijin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
dan Teluk Baguala.
memiliki UKL /UPL

RENCANA POLA RUANG 3-19


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Untuk rencana Pengembangan hasil Perikanan diarahakan berlokasi di kawasn Toisapu sampai Negeri Latuhalat b. Kesehatan

dan Desa Wayame sampai Negeri Laha.


Rencana pengembangan kesehatan terdiri dari:
1. Peningkatan kelas RSUD Dr Haulussy menjadi RSU tipe A di Kelurahan Benteng
3.2.9.4 Kawasan Penyangga
2. Pengembangan RSU tipe C di kawasan Passo
Kawasan penyangga ini merupakan kawasan yang melindungi hutan lindung dan dapat berkembang
3. Peningkatan puskesmas menjadi Puskesmas dengan kapasitas rawat inap di SWP II,
untuk melindungi ekosistem lingkungan hidup seperti konservasi air, bahaya longsor dan sebagainya.
SWP III, SWP IV dan SWP V
Kawasan penyangga dengan rencana pengembangannya diarahkan pengembangannya pada daerah
4. pengembangan rumah sakit akademis di Kampus Unpatti di Poka/Rumahtiga
sebelah Selatan Negeri-negeri Halong, sebelah Utara Negeri Leahari sampai dengan negeri Naku,
5. Revitali sasi dan/atau pengembangan Rumah Sakit Tentara, Angkatan Laut, Angkatan
Kilang, Ema, sebelah Barat Negeri Hutumuri sampai kawasan Batu Gong dari Negeri Passo, sebelah
Udara, dan Polisi
Utara dan Barat-laut Desa Hunuth, sebelah Utara Negeri Hatiwe Besar sampai negeri Laha,
6. Pengembangan Rumah Sakit Internasional
sebahagian Negeri Soya dan Negeri Batu Merah yang berbatasan dengan Hutan Lindung Sirimau
dan sebagian desa Urimesing serta Negeri Amahusu yang berbatasan dengan Hutan Lindung
c. Peribadatan
Gunung Nona.
Rencana pengembangan pelayanan umum peribadatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan diarahkan sesuai dengan hierarki f ungsi kawasan
3.2.9.5 . Kawasan Pelayanan Umum
Kawasan pelayanan umum meliputi:
d. Ketentraman dan Ketertiban
a. Pendidikan
Kawasan ketentraman dan keselamatan meliputi: kantor Polisi yang tersebar di Kota Ambon,
Kawasan pendidikan meliputi:
baik tingkat provinsi, kota maupun kecamatan.
1. Kawasan pendidikan tinggi di Desa Poka - Rumah Tiga dan tersebar di SWP I, SWP II,
Rencana pengembangan fasilitas polisi disesuaikan dengan kewenangan dari POLRI.
SWP III dan SWP IV.
2. kawasan pendidikan menengah menyebar di seluruh SWP
3.2.9.6 Kawasan Militer
3. kawasan pendidikan dasar dan pendidikan luar sekolah menyebar di seluruh pusat-pusat
Kawasan militer meliputi:
pelayanan lingkungan
a. kawasan markas TNI-AD, meliputi Kodam Pattimura, dan markas tentara yang tersebar di
Rencana pengembangan pendidikan terdiri dari:
wilayah Kota Ambon;
1. Revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan tinggi ke arah skala internasional,
b. kawasan markas TNI-AL, meliputi Lantamal IX di Desa Halong; dan
dengan penekanan pada keunggulan dalam bidang ilmu dan teknologi kelautan
c. kawasan markas TNI-AU di Desa Laha, dekat Bandar Udara Pattimura .
2. Revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan menengah umum dan kejuruan ke
Rencana pengembangan kawasan militer merupakan kewenangan dari Pemerintah Pusat.
arah skala internasional, dan mencapai perbandingan ideal antara jumlah sekolah
menengah umum dengan sekolah menengah kejuruan
3.2.9.7 Kawasan Khusus Bandar Udara
3. Revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan dasar ke arah skala internasional
Kawasan khusus Bandar Udara dalam pengembangannya diarahkan untuk Negeri Laha dan
4. Revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan anak usia dini (PAUD) ke arah skala
Negeri Tawiri dan pengembangan kawasan khusus Bandar Udara akan diatur lebih lanjut dengan
internasional
Rencana Detail Tata Ruang.
5. Revitalisasi dan pengembangan prasarana pendidikan luar biasa ke arah skala
internasional

RENCANA POLA RUANG 3-20


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

3.2.9.8 Kawasan Pengembangan Teluk dan Pesisir


Kawasan pengembangan teluk dan pesisir dengan rencana pengembangannya diarahkan untuk
mewujudkan Ambon Water Front City.
Konsep Ambon Water Front City wajib memperhatikan :
a. Kajian lingkungan terhadap strategis;
b. Analisis Dampak lingkungan Lalulintas;
c. St andar konstruksi tahan gempa sesuai tata cara perencanaan konstruks i ketahanan gempa
untuk bangunan;
d. Nilai-nilai estetika terhadap lingkungan , baik dalam bentuk/arsitektur bangunan, maupun
landscape/taman;
e. Sosialisasi kepada masyarakat setempat.

RENCANA POLA RUANG 3-21


RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA AMBON TAHUN 2011 - 2031

Gambar 3.3.
PETA RENCANA KAWASAN LINDUNG DAN BUDIDAYA

RENCANA POLA RUANG 3-22

You might also like