Naspub PDF
Naspub PDF
Naspub PDF
Abstact
i
Intisari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sosialisasi program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) terhadap pengetahuan dan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri
(APD) pada petugas pelayanan pendukung di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Unit II.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan praekperimen dengan rancangan one
group pretest posttest dengan perlakuan sosialisasi program kesehatan dan keselamatan kerja
(K3). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh petugas pelayanan pendukung Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, yang berjumlah 23 responden. Pengambilan data
menggunakan observasi dengan instrumen kuisioner untuk variabel pengetahuan, serta lembar
observasi untuk variabel kepatuhan. Teknik analisis data mean (rerata) dan persentase, serta uji
Wilcoxon untuk menguji perbedaan antara pre test dan post test.
Hasil penelitian memperoleh ada efektivitas sosialisasi program kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) terhadap pengetahuan dan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) pada petugas
pelayanan pendukung di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Terdapat
peningkatan pengetahuan dari kategori tinggi sebelum sosialisasi menjadi kategori sangat tinggi
setelah sosialisasi. Hal ini didukung dengan nilai rerata sebesar 50,30 sebelum sosialisasi
meningkat sebesar 11,87 atau 23,60% menjadi 62,17. Pada variabel kepatuhan juga banyak
mengalami perubahan sikap semakin patuh, yaitu bahwa pada saat pre test persentase yang patuh
hanya 60,87%, sedangkan setelah sosialisasi persentase yang patuh menjadi 78,26%. Dari data
tersebut terlihat bahwa ini menjadi bukti nyata bahwa sosialisasi program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) benar-benar efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan
petugas pelayanan pendukung di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta.
2
Pendahuluan dengan proses produksi baik jasa maupun
bentuk upaya untuk menciptakan tempat Safety News Alert terhadap 290 orang
kerja yang aman, sehat dan bebas dari pekerja Safety Officer di Amerika mengenai
pencemaran lingkungan, sehingga dapat berbagai alasan pekerja yang tidak memakai
mengurangi dan atau bebas dari penyakit alat pelindung diri saat bekerja didapatkan
akibat kerja, yang pada akhirnya dapat hasil sebagai berikut: karena alat pelindung
meningkatkan efisiensi dan produktivitas diri tidak nyaman (30%), karyawan tidak
difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan menggunakan alat pelindung diri hanya
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani merasa tidak akan celaka (8%), dan
tenaga kerja pada khususnya dan manusia karyawan lupa untuk menggunakan alat
pada umumnya, hasil karya dan budayanya pelindung diri (34%) (Himawari,2011).
adalah suatu ilmu pengetahuan dan predisposisi yang salah mengenai faktor
penerapannya dalam usaha mencegah risiko pada pekerjaan mereka, karena setiap
Salah satu faktor yang menunjang wawasan mereka. Salah satu cara yang
adalah dengan menggunakan Alat Pelindung Peningkatan pengetahuan dan wawasan akan
melindungi pekerja dari kecelakaan atau penggunaan Alat Pelindung Diri, sehingga
penyakit yang serius di tempat kerja, akibat efektif dan benar dalam penggunaannya.
radiologik, fisik, elektrik, mekanik atau dipaporkan di atas, peneliti merasa tertarik
Selain penutup muka, kacamata pengaman, Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
topi keras dan sepatu keselamatan, Alat Terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan
Pelindung Diri mencakup berbagai peralatan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
dan pakaian seperti kaca mata, baju Pada Petugas Pelayanan Pendukung di
setiap tenaga kerja, karena perasaan tidak Penelitian ini adalah metode
nyaman (risih, panas, berat, terganggu) penelitian eksperimen yaitu dengan One
merupakan salah satu alasan mengapa group pre and posttest design. Setelah
seorang pekerja tidak menggunakan Alat dilakukan pengambilan data dengan cara
ini adalah petugas pelayanan pendukung Surat izin dari Universitas Muhammadiyah
5
observasi mengenai kepatuhan penggunaan kuisioner sebelum dilakukan sosialisasi
Alat Pelindung Diri yang dilakukan petugas program kesehatan dan keselamatan kerja
Obeservasi dilakukan dua kali yaitu pre test median = 50; modus = 49; mean = 50,30;
dan post test untuk masing-masing dan standar deviasi = 4,74. Agar deskripsi
responden. Setelah Observasi selesai, data lebih jelas, maka berikut akan
yang telah terkumpul. Setelah data sudah frekuensi pengetahuan penggunaan Alat
terkumpul kemudian masuk ke tahap Pelindung Diri (APD) pada saat Pre Test:
Hasil Penelitian
Data Pre Test adalah data pengetahuan mempunyai pengetahuan sangat tinggi, dan
diperoleh dari jawaban responden dari pengetahuan cukup, serta tidak ada
6
responden yang mempunyai pengetahuan Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) saat
rendah ataupun sangat rendah. Frekuensi Post Test
terbanyak pada kategori tinggi, sehingga No Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase
Sangat
1 X < 26
Rendah
0 0.00%
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan 26 ≤ X <
2
34,67
Rendah 0 0.00%
34,67 ≤ X <
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 3
43,34
Cukup 0 0.00%
43,34 ≤ X <
4
52,01
Tinggi 2 8.70%
pada petugas pelayanan pendukung di Sangat
5 X ≥ 52,01
Tinggi
21 91.30%
rumah sakit PKU Muhammadiyah Jumlah 23 100.00%
Dari tabel di atas diperoleh sebanyak 2
Yogyakarta Unit II sebagaian besar adalah
responden (8,70%) mempunyai pengetahuan
tinggi.
tinggi, dan 21 responden (91,30%)
2) Post Test
mempunyai pengetahuan sangat tinggi, serta
Data Post Test adalah data pengetahuan
tidak ada responden yang mempunyai
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
pengetahuan cukup, rendah ataupun sangat
diperoleh dari jawaban responden dari
rendah. Frekuensi terbanyak pada kategori
kuisioner sesudah dilakukan sosialisasi
sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan
program kesehatan dan keselamatan kerja
bahwa pengetahuan penggunaan Alat
(K3). Adapun hasilnya diperoleh nilai
Pelindung Diri (APD) pada petugas
maksimum = 65; nilai minimum = 51;
pelayanan pendukung di rumah sakit PKU
median = 64; modus = 65; mean = 62,17;
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
dan standar deviasi = 4,09. Agar deskripsi
sebagaian besar adalah sangat tinggi.
data lebih jelas, maka berikut akan
7
Data Pre Test merupakan data (39,13%) tidak patuh. Frekuensi terbanyak
kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri pada kategori patuh, sehingga dapat
sebelum dilakukan sosialisasi program Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas
kesehatan dan keselamatan kerja (K3). pelayanan pendukung di rumah sakit PKU
= 4; nilai minimum = 0; median = 3; modus saat Pre Test sebagaian besar adalah
Dari tabel di atas diperoleh sebanyak 14 apabila lebih kecil dari 50 (<50)
responden (60,87%) patuh, dan 9 responden dikategorikan tidak patuh. Berikut tabel
8
distribusi frekuensi kepatuhan penggunaan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menerima atau menolak Ho, adalah dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan 0,05. Apabila nilai Sig yang
pada Petugas Pelayanan Pendukung di diperoleh lebih besar dari 0,05 (Sig > 0,05)
9
maka Ho ditolak, dan sebaliknya Ha Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II
Pre Test
23 50,30
Pengetahuan -
0,000
Post Test 4,110
23 62,17
Pengetahuan
Pre Test Kepatuhan 23 2,48 -
0,000
Post Test Kepatuhan 23 3,74 3,672
10
Diskusi dokter yang sudah pernah mendapatkan
kepatuhan dokter dalam melakukan hand pengetahuan yang baik. Namun setelah
Bantul di dapatkan data sebagai berikut hanya di dapatkan 8 orang (26,7%) yang
RSUD Panembahan Senopati Bantul Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
hygiene diukur dari kuesioner yang sudah penyerapan seseorang terhadap informasi.
diisi oleh responden. Kemudian dari data Dimana dalam penyerapan informasi,
tersebut diolah dan dikelompokan menjadi 3 dimulai dari kesadaran seseorang terhadap
kategori, yaitu Kurang, cukup dan baik. Dari datangnya stimulus (informasi/pengetahuan),
dapatkan 60% dari responden memiliki yang datang, sehingga orang tersebut akan
hygiene. 26,7% dari responden memiliki informasi atau pengetahuan tersebut dan
hygiene dan 13,3% dari responden memiliki Jika terdapat gangguan pada proses tersebut
pengetahuan yang kurang tentang hand bisa membuat pengetahuan yang sudah
hygiene. Angka ini sama dengan angka mereka dapat tidak berarti.
perilaku. ( Notoatmodjo,2003).
adapula golongan orang yang lebih dari kuesioner yang sudah diisi oleh
Pengelaman pribadi juga dapat kategori, yaitu kurang, cukup dan baik. Dari
Selain itu, daya ingat setiap orang yang cukup baik. 26,7% dari responden
berbeda. Ini memungkinkan seseorang yang atau sebanyak 8 dokter sudah berperilaku
lupa terhadap materi dari memilik perilaku yang kurang baik dalam
yang memungkinkan kurangnya nilai Menurut teori Notoadmojo salah satu faktor
membutuhkan waktu yang cukup lama dikatakan ada hubungan antara perilaku
12
sesorang dengan pengetahuan yang mereka kurang. Sedangkan 20% dari responden
dilakukan dengan cara observasi. Observasi Dalam hal ini peneliti memiliki
Ada 8 kriteria yang dinilai, yaitu moment- sebagian besar masuk dalam kategori kurang
moment dimana dokter melakukan hand patuh bahkan tidak ada satupun yang masuk
hygiene seperti Sebelum kontak pasien, dalam kategori baik. Alasan yang pertama
pasien, setelah kontak cairan tubuh, setelah cukup baik tentang hand hygiene kapan saja
memakai handscone, selain itu ada ketepatan langkah-langkah hand hygiene yang tepat
langkah hand hygiene dan waktu (durasi). sesuai WHO dan durasi melakukan hand
Selain itu penelti juga mencatat produk hygiene. Beberapa dari responden
yang digunakan untuk melakukan hand melakukan hand hygiene kurang dari durasi
hygiene. Pada tingkat kepatuhan, peneliti yang sudah ditentukan oleh WHO yaitu 20
kategori sesuai dengan criteria WHO. hand hygiene tidak sesuai langkah WHO.
Dari hasil observasi di dapatkan nilai Alasan kedua, responden lupa atau
yang tidak sesuai harapan. 80% dari sedang dalam situasi emergency sehingga
responden memiliki tingkat kepatuhan yang responden tidak melakukan hand hygiene.
13
Alasan lain yang mungkin berpengaruh nilai ini didasari oleh meningkatnya
checklist observasi. Terutama untuk Alat Pelindung Diri pada saat bekerja.
14
sederhana. Sehinga materi sosialisasi yang faktor faktor yang mempengaruhi kepatuhan
diserap dengan baik oleh petugas pelayanan merupakan hasil dari pengindraan terhadap
Hal ini sesuai dengan pendapat pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
kemampuan untuk menjelaskan secara benar penggunaan APD pada petugas pelayanan
tentang objek yang diketahui, dan dapat pendukung Rumah Sakit PKU
benar. Orang yang telah paham terhadap mencegah terjadinya Penyakit akibat Kerja
objek atau materi harus dapat menjelaskan, dan kecelakaan akibat kerja yaitu dengan
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek pelatihan. Sosialisasi yang diberikan adalah
denagan pendapat Niven (2008) tentang Diri, cara penggunaan Alat Pelindung Diri
15
dan gambar-gambar Alat Pelindung Diri kapanpun dan dimanapun. Secara umum
dengan pemberian buku saku dan pamflet. kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri
pemberian sosialisai dengan buku saku dan kesehatan dan keselamatan kerja terhadap
dan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Alat Pelindung Diri di pengaruhi oleh
Diri responden secara signifikan, Dari hasil beberapa hal yang disebutkan diaatas.
besar sangat tinggi. Maka resiko terjadi pengetahuan dan kepatuhan penggunaan alat
kecelakaan kerja di Rumah Sakit PKU pelindung diri (APD) pada petugas
16
rumah sakit PKU Muhammadiyah dapat diajukan sebagai bahan pertimbangan,
17
menggunakan Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri. Dan juga dapat
3. Saran bagi Institusi pendidikan lebih luas lagitidak harus pada satu
Bagi Institusi pendidikan agar lebih tempat saja , namun dapat dibeberapa
Pelindung diri.
18
Daftar Pustaka Niven. (2008). Psikologi Kesehatan:
Pengantar Untuk Perawat Dan
Anies. (2005). PenyakitAkibat Kerja. Jakarta: Profesional .Jakarta : EGC.
Elex Media Komputindo.
Anita, D. A. (2004). Penatalaksanaan Kasus Notoatmodjo. (2003). Perilaku Pendidikan
HIV / AIDS dikamar bersalin. Bandung: dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Bagian Obsetri dan Ginekologi Rumah Sakit Cipta.
Perjan Hasan Sadikin. Notoatmodjo. (2007). Perilaku Pendidikan
Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Kesehatan Kerja Di Industri. Yogyakarta : Cipta.
Graha Ilmu.
19