Organizational Support) Dengan Keterikatan Karyawan (Employee Engagement)
Organizational Support) Dengan Keterikatan Karyawan (Employee Engagement)
Organizational Support) Dengan Keterikatan Karyawan (Employee Engagement)
1 April 2015, 40 - 51
Endah Mujiasih
Abstract
Employee participation is essential for the effectiveness of the organization. The employees mentioned are not
only reliable but also loyal, committed, and willing to contribute better performance, or in other words,
employees with employee engagement. Employees having high level of engagement are able to help the
adaptation of the organization to the surrounding communities. The research was aimed to determine the
correlation between perceived organizational support and employee engagement. Data collection was conducted
based on Perceived Organizational Support Scale/POS (α = .931) and Employee Engagement Scale (α = .903).
The hypothesis of the research was the more positive perceived organizational support results in the higher
employee engagement. Data were analyzed using simple regression. The result shows a positive correlation
between perceived organizational support and employee engagement (r = .631; p < .001). It means that the
hypothesis has been accepted. In the research, POS contributed effectively as much as 39.8% to employee
engagement.
Abstrak
Peran serta karyawan sangat penting bagi efektivitas organisasi. Karyawan yang dimaksud adalah karyawan
yang tidak hanya handal, tetapi juga memiliki loyalitas dan komitmen, serta bersedia untuk memberikan kinerja
lebih bagi organisasi, atau biasa disebut dengan karyawan yang memiliki employee engagement. Karyawan yang
memiliki engagement yang tinggi akan dapat membantu organisasi dalam beradaptasi dengan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi dukungan organisasi dengan employee
engagement. Pengumpulan data dengan menggunakan Skala Persepsi Dukungan Organisai/POS (α = 0, 931) dan
Skala Employee Engagement (α = 0, 903). Hipotesis penelitian ini adalah semakin positif persepsi dukungan
organisasi, semakin tinggi employee engagement karyawan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
korelasi regresi sederhana. Hasil analisis data menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara
perceived organizational support dan employee engagement (r = 0, 631; p < 0,001). Dengan demikian hipotesis
yang diajukan dapat diterima. Di dalam penelitian ini, POS memberikan sumbangan efektif sebesar 39.8% pada
employee engagement.
40
Hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan keterikatan karyawan 41
Menurut Gibbons (dalam Hughes dan Rog, diri positif yang terkait dengan ketahanan
2008) employee engagement adalah mental individu serta mengacu pula pada
hubungan emosional dan intelektual yang perasaan individu terhadap kemampuan
tinggi yang dimiliki oleh karyawan dirinya untuk berhasil dalam mengontrol
terhadap pekerjaannya, organisasi, dan mempengaruhi lingkungannya
manajer, atau rekan kerja yang (Bakker, 2011).
memberikan pengaruh untuk menambah
discretionary effort dalam pekerjaannya. Engagement yang tinggi membuat
Hubungan yang baik dengan pekerjaan karyawan sangat termotivasi dalam bekerja
yang menjadi tanggung jawabnya, serta memiliki komitmen, antusias, dan
organisasi tempat dimana dia bekerja, bersemangat. Schmidt (2004) mengartikan
manajer yang menjadi atasannya dan engagement sebagai gabungan antara
memberikan dukungan dan nasehat, atau kepuasan dan komitmen, dan kepuasan.
rekan kerja yang saling mendukung Engagement mengacu kepada elemen
membuat individu dapat memberikan emosional atau sikap, sedangkan
upaya terbaik yang melebihi persyaratan komitmen lebih melibatkan pada elemen
dari suatu pekerjaan. motivasi dan fisik. Engagement akan
melibatkan pekerja untuk bekerja ekstra
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian dan mengupayakan sesuatu untuk
di atas mengenai engagement karyawan pekerjaan di atas apa yang biasanya
merupakan sikap dan perilaku karyawan diharapkan (Clifton & Anderson, 2002).
dalam bekerja dengan mengekspresikan
dirinya secara totalitas baik secara fisik, Employee engagement menjadi sering
kognitif, afektif dan emosional. Karyawan dibicarakan oleh perusahaan-perusahaan
menemukan makna dalam bekerja, (Saks, 2006). Hal ini dikarenakan
kebanggaan telah menjadi bagian dari employee engagement merupakan suatu hal
organisasi tempat ia bekerja, bekerja untuk yang penting untuk memastikan
mencapai visi dan misi keseluruhan sebuah pertumbuhan jangka panjang dan
organisasi. Karyawan akan bekerja ekstra memperoleh keuntungan di lingkungan
dan mengupayakan sesuatu untuk bisnis yang semakin menantang (Catteeuw,
pekerjaan di atas apa yang diharapkan baik Flynn, & Vonderhorst, 2007). Selain itu,
dalam waktu dan energi. engagement juga penting bagi para
manajer dalam menghadapi
Karyawan yang memiliki engagement ketidakpedulian karyawan yang
memiliki beberapa prediktor yaitu job merupakan sumber masalah kesenjangan
demands, job resources dan personal komitmen dan motivasi.
resources. Job demands diartikan sebagai
derajat lingkungan pekerjaan dalam Aspek-aspek dalam engagement
memberikan stimulus yang bersifat (Schaufeli, Salanova, González-Romá &
menuntut dan memerintah sehingga perlu Bakker, 2002; Schaufeli & Bakker, 2004)
diberikan respon. Job resources diartikan yaitu vigor, dedication, dan absorption.
sebagai aspek fisik, psikologis, sosial, dan Vigor ditandai oleh tingginya tingkat
organisasi pada pekerjaan antara lain kekuatan dan resiliensi mental dalam
digunakan untuk meraih tujuan, bekerja, kesediaan untuk berusaha dengan
mengurangi tuntutan pekerjaan dan usaha sungguh-sungguh di pekerjaan, dan gigih
yang dikerluarkan secara fisik dan psikis dalam menghadapi kesulitan. Dedication
serta menstimulasi perkembangan pribadi. ditandai oleh suatu perasaan yang penuh
Personal resources merupakan evaluasi makna, antusias, inspirasi, kebanggaan dan
diri mereka sendiri, merasa mampu dan perceived organizational support mengacu
tidak merasakan sebuah tekanan dalam pada persepsi karyawan mengenai sejauh
membuat sebuah lompatan dalam mana organisasi menilai kontribusi mereka
pekerjaan, dan bekerja dengan perubahan dan peduli pada kesejahteraan mereka.
dan mendekati tantangan dengan tingkah Perceived organizational support juga
laku yang dewasa. dianggap sebagai sebuah keyakinan global
yang dibentuk oleh tiap karyawan
Menurut Hewitt (dalam Schaufeli & mengenai penilaian mereka terhadap
Bakker, 2010), karyawan yang memiliki kebijakan dan prosedur organisasi yang
engagement yang tinggi akan secara dibentuk berdasarkan pada pengalaman
konsisten mendemonstrasikan tiga perilaku mereka terhadap kebijakan dan prosedur
umum, yaitu: Say – secara konsisten organisasi, penerimaan sumber daya,
bebicara positif mengenai organisasi interaksi dengan agen organisasinya
dimana ia bekerja kepada rekan sekerja, (misalnya supervisor) dan persepsi mereka
calon karyawan yang potensial dan juga mengenai kepedulian organisasi terhadap
kepada pelanggan, Stay – Memiliki kesejahteraan mereka (Eisenberger, dkk,
keinginan untuk menjadi anggota 2002). POS juga dinilai sebagai jaminan
organisasi dimana ia bekerja dibandingkan bahwa bantuan akan tersedia dari
kesempatan bekerja di organisasi lain, dan organisasi pada saat dibutuhkan untuk
Strive – Memberikan waktu yang lebih, menjalankan pekerjaan seseorang secara
tenaga dan inisiatif untuk dapat efektif dan pada saat menghadapi situasi
berkontribusi pada kesuksesan bisnis yang sangat menegangkan (Rhoades &
organisasi. Eisenberger, 2002).
pelatihan juga akan memberikan kontribusi tingkat engagement mereka sebagai fungsi
terhadap perceived organizational support. dari persepsi mereka dalam keuntungan
Perceived organizational support juga yang mereka terima dari tugas mereka.
merupakan upaya untuk memberi Ketika karyawan menerima upah dan
penghargaan, perhatian, dan peningkatan penghargaan yang baik dari perusahaan
kesejahteraan kepada setiap karyawan maka karyawan akan merasa berkewajiban
sesuai dengan usaha yang diberikan bagi untuk membalas dengan tingkat
organisasi. Dukungan organisasi ini pada engagement yang tinggi. Maslach (dalam
dasarnya merupakan sesuatu yang Saks, 2006) juga menyebutkan bahwa upah
senantiasa diharapkan setiap karyawan. dan penghargaan yang sedikit dapat
Bila karyawan merasakan adanya membentuk burnout, sesuai dengn upah
dukungan dari organisasi dan dukungan itu dan penghargaan dengan employee.
sesuai dengan norma, keinginan, dan
harapannya maka karyawan dengan Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
sendirinya akan memiliki komitmen untuk hubungan positif antara perceived
memenuhi kewajibannya pada organisasi, organizational support dengan employee
dan karyawan tentunya tidak akan pernah engagement. Semakin positif perceived
meninggalkan organisasi, karena karyawan organizational support akan semakin
sudah memiliki rasa atau ikatan emosional tinggi employee engagement. Sebaliknya
yang kuat terhadap organisasi tempat dia semakin negatif perceived organizational
bekerja (Eisenberger dkk, 2002). support akan semakin rendah employee
engagement.
Perceived organizational support positif
dari karyawan akan membuat karyawan METODE PENELITIAN
bekerja lebih dari kata “cukup baik”, yaitu
karyawan bekerja dengan berkomitmen Subjek penelitian berjumlah 80 orang
pada tujuan, menggunakan intelegensi karyawan perusahaan swasta di Semarang,
untuk membuat pilihan bagaimana cara dengan karakteristik berstatus sebagai
terbaik untuk menyelesaikan suatu tugas, karyawan tidak tetap atau kontrak dan
memonitor tingkah laku mereka untuk minimal masa kerja satu tahun. Pemilihan
memastikan apa yang mereka lakukan karakteristik ini didasarkan asumsi peneliti
benar dan sesuai dengan tujuan yang akan bahwa karyawan kontrak mengharapkan
dicapai dan akan mengambil keputusan adanya peluang untuk menjadi karyawan
untuk mengkoreksi jika diperlukan tetap yang pada akhirnya akan
merupakan indikasi karyawan yang mendapatkan promosi ke level lebih tinggi,
memiliki engagement tinggi (Thomas, dan masa kerja yang lebih lama akan
2009). Konsekuensi dari perceived membentuk hubungan yang lebih stabil
organizational support tidak hanya antara karyawan dengan organisasi
berdampak pada sikap yang ditunjukkan (Rousseau dalam Lub dkk, 2011).
karyawan pada pekerjaan dan organisasi Pengambilan sampel dalam penelitian ini
tapi juga berdampak pada perilaku yang dilakukan dengan menggunakan teknik
ditunjukkan karyawan. Ketika karyawan proportional sampling.
merasa adanya dukungan organisasi maka
karyawan akan menunjukkan perilaku Metode pengumpulan data yang digunakan
yang dapat membantu pencapaian tujuan dalam penelitian ini menggunakan skala
organisasi, mereka mau bekerja dengan model Likert. Skala yang digunakan dalam
extra effort. Khan (dalam Shaks, 2006) penelitian ini adalah Skala Employee
menyebutkan bahwa mengubah-ubah Engagement dan Skala Perceived
dalam bekerja, kesediaan untuk berusaha Keadilan dan kepercayaan sebagai nilai
dengan sungguh-sungguh di pekerjaan, dan organisasi juga memberikan dampak
gigih dalam menghadapi kesulitan. positif bagi terciptanya employee
Karyawan memiliki dedikasi kerja yang engagement. Hal-hal ini akan memberikan
ditandai oleh suatu perasaan yang penuh persepsi bagi karyawan bahwa mereka
makna, antusias, inspirasi, kebanggaan dan mendapat dukungan pimpinan dan
tantangan, serta dengan penuh konsentrasi organisasi. Selain itu, engagement
dan minat yang mendalam terhadap dibangun melalui proses, butuh waktu
pekerjaan, mereka merasa waktu berlalu yang panjang serta komitmen yang tinggi
begitu cepat dan individu sulit melepaskan dari pemimpin. Di dalam menciptakan
diri dari pekerjaan. Menurut Schaufeli, employee engagement, pimpinan
Salanova, González-Romá & Bakker organisasi diharapkan memiliki beberapa
(2002) dan Schaufeli & Bakker (2004), keterampilan. Beberapa diantaranya adalah
karyawan yang demikian berarti mereka teknik berkomunikasi, teknik memberikan
memiliki vigor, dedication dan absorption feedback dan teknik penilaian kinerja Hal-
yang sangat baik. hal ini menjadi jalan bagi manajer untuk
menciptakan employee engagement
Vigor, dedication dan absorption yang sehingga secara khusus hal-hal ini disebut
sangat baik, yang dimiliki karyawan dalam sebagai penggerak employee engagement.
penelitian ini disebabkan Senior Faktor lain adalah kenyamanan kondisi
Management yang saat ini lebih lingkungan kerja menjadi pemicu
memperhatikan keberadaan karyawan, terciptanya employee engagement. Ada
karyawan merasa pekerjaan mampu beberapa kondisi lingkungan kerja yang
memberikan tantangan, karyawan diberi diharapkan dapat menciptakan employee
wewenang dalam mengambil keputusan, engagement. Pertama, lingkungan kerja
perusahaan/organisasi lebih fokus pada yang memiliki keadilan distributif dan
kepuasan pelanggan, karyawan memiliki prosedural. Hal ini terjadi karena karyawan
kesempatan yang terbuka lebar untuk yang memiliki persepsi bahwa ia mendapat
berkarier, reputasi perusahaan yang keadilan distributif dan prosedural akan
dirasakan karyawan semakin berlaku adil pada organisasi dengan cara
membanggakan, tim kerja yang solid dan membangun ikatan emosi yang lebih
saling mendukung, kepemilikan sumber dalam pada organisasi. Lingkungan kerja
yang dibutuhkan untuk dapat menunjukkan yang melibatkan karyawan dalam
performa kerja yang prima, memiliki pengambilan keputusan, akan dapat
kesempatan untuk memberikan pendapat mempengaruhi karyawan secara
pada saat pengambilan keputusan, psikologis, mereka menganggap bahwa
penyampaian visi organisasi secaraterus mereka berharga bagi organisasi. Hal ini
menerus dan jelas oleh senior managemen membuat karyawan akan semakin terikat
mengenai target jangka panjang organisasi. dengan organisasi. Organisasi yang
Menurut McBain (Margareth & Saragih, memperhatikan keseimbangan kehidupan
2008), faktor terkait dalam organisasi yang kerja dan keluarga karyawan. Di dalam
dapat menjadi penggerak employee banyak penelitian dijelaskan bahwa ketika
engagement adalah budaya organisasi, visi konflik antara pekerjaan dan keluarga
dan nilai yang dianut, brand organisasi. terjadi, karyawan akan cenderung
Budaya organisasi yang dimaksud adalah memutuskan keluar dari pekerjaan.
budaya organisasi yang memiliki
keterbukaan dan sikap supportif serta Rhoades & Eisenberger (2002)
komunikasi yang baik antara rekan kerja. menegaskan, karyawan dalam sebuah