Perencanaan Akses Bangunan Dan Lingkungan Pada Bangunan Gedung
Perencanaan Akses Bangunan Dan Lingkungan Pada Bangunan Gedung
YULIANTO S NUGROHO 1
Outline
Tahap Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Dinamika Api dalam Kebakaran Ruangan
Fitur Dasar Sistem Keselamatan dan Proteksi
Kebakaran Bangunan Gedung
Akses bangunan dan akses lingkungan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung
YULIANTO S NUGROHO 2
Tahap Penyelenggaraan Bangunan Gedung
(UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung)
Perencanaan /design,
Konstruksi,
Operasi dan Pemeliharaan,
Pembongkaran
YULIANTO S NUGROHO 3
Tahapan Perencanaan
1. Conceptual Design
YULIANTO S NUGROHO 4
No Construction
Architectural
Concept
Design of
Services Yes
Construction
Design of
Fire Safety Fire Safety
Systems Inspection •Authorities
•Fire Brigades
Yes
No
Acceptance
The Cost of Error
£ Architecture Design Construction
£ Unlimited
Acceptance
£1 £2
• Smoke Management
Architecture • Evacuation
• Access for Fire Brigade
Mechanical
Structures Engineering
• HVAC systems
• Hydraulic Systems
YULIANTO S NUGROHO 8
Dinamika Api dalam Kebakaran
Ruangan (Compartment fires)
YULIANTO S NUGROHO 9
Kebakaran di dalam Ruangan
T [oC]
1000 Flashover
30
Time [minutes]
YULIANTO S NUGROHO 14
Keselamatan Jiwa dan Sarana Jalan Keluar
[ARUP]
YULIANTO S NUGROHO 15
Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung
[UU No. 28 Tahun 2002]
1. Persyaratan Keselamatan
2. Persyaratan Kesehatan
3. Persyaratan Kenyamanan
4. Persyaratan Kemudahan
YULIANTO S NUGROHO 16
Jumlah EXITs
3.13.1.4.1 Tangga yang saling menyambung (interlock) atau tangga gunting yang
baru, diperkenankan dihitung hanya sebagai eksit tunggal.
[Permen PU No. 26 Tahun 2008]
YULIANTO S NUGROHO 17
Faktor Beban
hunian
Contoh desain
tangga
darurat
YULIANTO S NUGROHO 18
Kapasitas jalan keluar
[SNI 03 – 1746 – 2000]
YULIANTO S NUGROHO 19
YULIANTO S NUGROHO 20
Proteksi jalan keluar
Ruang tertutup.
Suatu ruang tertutup kedap asap harus terdiri dari suatu tangga menerus yang ditutup dari
titik tertinggi ke titik terendah oleh penghalang yang mempunyai tingkat ketahanan api
120/120/120 atau sesuai SNI 03-1736-2000 tentang tata cara perencanaan sistem proteksi
pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
Rancangan kinerja
Ruang tertutup kedap asap harus diijinkan untuk dibuat dengan menggunakan ventilasi
alam, oleh ventilasi mekanik yang bergabung dengan suatu ruang antara, atau ruang tangga
tertutup yang di-presurisasi.
Presurisasi tangga.
5.3.9.1. Ruang tertutup kedap asap oleh presurisasi tangga harus menggunakan sistem
keteknikan yang disetujui dengan rancangan perbedaan tekanan diseberang penghalang
12,5 Pa ( 0,05 inci kolom air ) untuk bangunan berspringkler atau 25 Pa ( 0,10 inci kolom air)
untuk bangunan tak berspringkler, dan harus mampu menjaga perbedaan tekanan ini
dibawah kondisi efek cerobong atau angin. Perbedaan tekanan seberang pintu harus tidak
lebih dari pintu yang diijinkan untuk mulai dibuka oleh gaya 133 N ( 30 lbf) sesuai butir
5.1.4.5.
YULIANTO S NUGROHO 21
Proteksi jalan keluar
Khusus untuk kondisi yang jalur akses koridor yang
terpisah dari bagian lain bangunan gedung, juga harus
memiliki konstruksi yang memadai seperti :
YULIANTO S NUGROHO 22
Proteksi Kebakaran Pasif
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem
proteksi kebakaran yang terbentuk atau
terbangun melalui pengaturan penggunaan
bahan dan komponen struktur bangunan,
kompartemenisasi atau pemisahan bangunan
berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api,
serta perlindungan terhadap bukaan.
YULIANTO S NUGROHO 23
Kompartemenisasi
Compartmentation:
YULIANTO S NUGROHO 24
Proteksi terhadap penetrasi asap
YULIANTO S NUGROHO 25
Pengendalian asap
Tanpa sistem manajemen / ekstraksi asap Dengan sistem manajemen / ekstraksi asap
[A.H. Buchanan, 2001]
YULIANTO S NUGROHO 26
Elemen dari sistem proteksi
kebakaran aktif
Sistem deteksi dan alarm kebakaran
Sistem ventilasi dan pengendalian asap kebakaran
(smoke extraction system, smoke-stop lobby, and fire fighting lobby)
Sistem pipa tegak dan slang kebakaran
Sistem sprinkler otomatis
Pompa kebakaran
APAR
Sistem komunikasi
YULIANTO S NUGROHO 27
Access to Fire Pump and Control
center
Fire pump room should be
located on the ground floor or
basement one
Placement should pay attention
to access, ventilation and
maintenance
YULIANTO S NUGROHO 28
Penilaian kinerja desain sistem
proteksi kebakaran
YULIANTO S NUGROHO 29
YULIANTO S NUGROHO 30
Kriteria Kinerja
Contoh:
YULIANTO S NUGROHO 31
Batasan …
YULIANTO S NUGROHO 32
Evaluate Trial Designs
Prepare egress calculations (computer or hand) determine
required safe egress time (RSET)
Prepare Fire modeling and evaluate against performance
criteria during the time occupants are present.
Determine available safe egress time (ASET)
Bottom line:
YULIANTO S NUGROHO 36 t
Untenable
Conditions
Solution [J. Torero, 2013] Evacuation
Completed
% Structural
100%
Failure
YULIANTO S NUGROHO 37 t
The Objectives
te<<<<tf
te<<<<tS
ts→
YULIANTO S NUGROHO 38
Walking speed and run-off coefficient
(suggested values)
YULIANTO S NUGROHO 39
Jalur evakuasi
UCSC
Pengendalian Stack Effect pada bangunan tinggi
YULIANTO S NUGROHO 41
Tempat berhimpun
Leeds University
SNI 03-1735- 2000
Ruang lingkup.
Standar ini dimaksudkan sebagai acuan yang diperlukan dalam
perencanaan jalan lingkungan dan akses ke bangunan gedung
sehingga penyelamatan dan operasi pemadaman kebakaran
dapat dilakukan seefektif mungkin.
YULIANTO S NUGROHO 43
- Bangunan yang lantainya terletak lebih dari 20 m di atas permukaan tanah atau
di atas permukaan jalur akses bangunan atau besmennya lebih dari 10 m di
bawah permukaan tanah atau permukaan jalur akses bangunan, harus memiliki
saf untuk pemadaman kebakaran yang berisi di dalamnya lif untuk pemadaman
kebakaran.
YULIANTO S NUGROHO 44
Akses petugas pemadam kebakaran
YULIANTO S NUGROHO 45
Jalan lingkungan
Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakaran dan
memudahkan operasi pemadaman, maka di dalam lingkungan
bangunan harus tersedia jalan lingkungan.
YULIANTO S NUGROHO 46
YULIANTO S NUGROHO 47
YULIANTO S NUGROHO 48
YULIANTO S NUGROHO 49
Ramp gradient
YULIANTO S NUGROHO 50
YULIANTO S NUGROHO 51
YULIANTO S NUGROHO 52
Sambungan Pemadam Kebakaran
(Seamesse Connection)
YULIANTO S NUGROHO 53
YULIANTO S NUGROHO 54
YULIANTO S NUGROHO 55
Pipa tegak pada
lobi /tangga
yang dilindungi
YULIANTO S NUGROHO 56
YULIANTO S NUGROHO 57
Jarak inlet S/C dengan peralatan pompa
YULIANTO S NUGROHO 58
Pasokan air hidran halaman
YULIANTO S NUGROHO 59
Permasalahan dalam penggulangan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung
Aspek-aspek yg perlu mendapat perhatian:
SEBELUM KEBAKARAN
◦ Pembentukan tim emergency
◦ Program pelatihan
◦ Penyusunan FEP dan POSKO
◦ Pre-fire plan
◦ Pemeriksaan berkala dan audit keselamatan
Penyusunan SOP dan code (prevention & suppression)
Fire and evacuation drill
Memastikan keandalan sarana (APAR, Pompa Kebakaran,
Pillar Hydrant, slang kebakaran dan nosel, pakaian petugas,
kendaraan pemadam mandiri)
Log book dan dokumentasi
Pembentukan dan Penatalaksanaan MKKG di bangunan gedung
SELAMA KEBAKARAN
◦ Tindakan awal (first action)
◦ Pemberitahuan penghuni dan manajemen
◦ Menghubungi Dinas Pemadam
◦ Konsolidasi di Posko
◦ Pelaksanaan protap tindakan
◦ Komunikasi dengan DPK di Posko gedung
Tindakan bersama untuk penyelamatan
Pelaporan dan evaluasi
Pendataan dan dokumentasi
Pembentukan dan Penatalaksanaan MKKG di lingkungan
perusahaan
SETELAH KEBAKARAN
◦ Administrasi dan pengurusan
◦ Pendataan dan pelaporan
◦ Penataan sementara
◦ Penelitian kelaikan pasca kebakaran
– Perencanaan izin
– Pengecekan akhir sebelum dioperasikan kembali
– Pemanfaatan kembali bangunan
– Dokumentasi
Terima kasih
Alamat korespondensi:
YULIANTO S NUGROHO 65