Kesgilut

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

GAMBARAN PRAKTIK ANAK DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI


DENGAN KEJADIAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC) PADA
ANAK PRASEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BANDARHARJO, SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG

Raras Sekti Pudyasari*)


Henry Setyawan Susanto**), Retno Hestiningsih**), Ari Udiyono**)
*)
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
**)
Staf Pengajar Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
Koresponden : [email protected]

ABSTRACT
Dental caries is a dental damage which characterized by demineralization of
dental hard tissues followed by organic material damaged. Dental caries is one of
the dental and oral diseases that common in community, including groups of
children. The prevalence of dental caries of children under 12 years in Indonesia
in 2013 is 89%. The purpose of this study is to analyze children practice in the
prevention of dental caries with Early Childhood Caries (ECC) in preschool
children in the work area of Bandarharjo Public Health Center. The type of
research is analytic observational research with cross sectional design. The
population in this study is preschool children with total of 1344 children, while the
sample is taken as many as 158 children using multistage random sampling
method. The Primary data was obtained by interviewing on child, the examination
of dental caries, and observation of the practice of brushing teeth. The result
shows that there are 137 preschool children (86,7%) have dental caries with the
def-t index in the number of 7,63 that is included as very high category. The
results of bivariate analysis with Rank Spearman test show that there is a relation
children practice (p=0,000; rho=-0,710; POR=2,6) with the incidence of dental
caries in preschool children. It is suggested for parents to accompany their
children for brushing with the correct method after eating and before sleeping, to
reduce cariogenic consumption and take routine control to the dentist. It is
important for Bandarharjo Public Health Center to increase dental and oral health
program in its working area.

Keywords :dental caries, children practice, preschool, brushing teeth

PENDAHULUAN Penyakit karies gigi dapat diderita


Karies gigi merupakan oleh semua orang, tidak terkecuali
penyakit yang terdapat pada anak-anak.
jaringan keras gigi yaitu email, Banyak istilah-istilah yang
dentin dan sementum yang digunakan untuk menjelaskan
mengalami proses kronis regresif. keadaan karies pada bayi dan anak
Karies menyerang jaringan keras dan sering Istilah tersebut
gigi yang ditandai dengan adanya diantaranya “early childhood caries”
demineralisasi jaringan keras gigi (ECC), nursing “bottle mouth”, “bottle
yang kemudian diikuti oleh mouth caries”, “nursing caries”, atau
kerusakan bahan organiknya.(1) “Baby bottle Tooth Decay” yang

467
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

merupakan istilah yang digunakan kehidupan sosial. Berdasarkan hasil


untuk menggambarkan karies gigi penelitian Taupiek Rahman tahun
yang terlihat pada gigi susu anak- 2014 pada siswa Taman Kanak-
anak.(2) ECC digunakan untuk Kanak di Kecamatan Kertak Hanyar
menggambarkan pola karies gigi menjelaskan bahwa terdapat
dimana insisivus sulung atas dan hubungan antara status gizi pendek
molar pertama sulung atas pertama (stunting dengan tingkat karies gigi
merupakan gigi yang paling sering pada siswa-siswi taman kanak-
terkena karies.(3) Menurut The kanak tersebut. Hasil penelitian
American Academy of Pediatric indeks karies menunjukkan pada
Dentistry (AAPD) mendefinisikan kelompok anak gizi stunting lebih
Early Childhood Caries (ECC) tinggi dibandingkan kelompok anak
adalah adanya satu atau lebih karies gizi normal (3,3).(8)
(kavitas atau non-kavitas), adanya Anak usia prasekolah adalah
gigi yang hilang karena karies atau satu kelompok yang rentan terhadap
adanya gigi yang ditambal pada gigi penyakit gigi dan mulut karena
sulung anak usia 0 – 71 bulan.(4) umumnya pada usia prasekolah,
Karies Karies gigi merupakan anak-anak tersebut masih
penyakit gigi dan mulut yang mempunyai perilaku atau kebiasaan
multifaktorial artinya adalah karies diri yang kurang menunjang
dapat terjadi apabila terdapat faktor terhadap kesehatan gigi. Data Riset
penyebab yang saling Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
berhubunganya dan mendukung, Nasional tahun 2013 melaporkan
yaitu host (gigi dan saliva), 40,4% anak usia <1 – 9 tahun di
mikroorganisme, substrat, dan Indonesia mengalami masalah
waktu.(5) Mekanisme proses karies gigi.(9) Hasil penelitian lain dari Rara
gigi pada dasarnya sama untuk Warih tahun 2016 menunjukkan
semua jenis karies gigi. Bakteri bahwa indeks DMF-T anak Sekolah
endogen kebanyakan mutans dari Dasar di Kota Malang adalah 5,75
streptococci (S.mutans dan yang mengindikasikan bahwa
S.sobrinus) dan Lactobacillus spp. prevalensi karies gigi siswa Sekolah
dalam biofilm memproduksi asam Dasar di Kota Malang usia 6-12
organik lemah sebagai hasil tahun adalah tinggi.(10) Oleh karena
metabolisme karbohidrat yang dapat itu, perlu adanya kebutuhan untuk
difermentasi. Asam ini menyebabkan melakukan upaya pencegahan
pH lokal turun hingga di bawah penyakit gigi melalui sekolah, pada
ambang kritis (pH 5,5) sehingga jenjang yang lebih awal, yaitu pada
terjadilah demineralisasi jaringan anak prasekolah.
gigi.(6,7) Jika kalsium, fosfat, dan dan
karbonat terus dibiarkan berdifusi MATERI DAN METODE
keluar dari gigi, maka lama- Tujuan Penelitian ini untuk
kelamaan akan terbentuk lubang. menganalisis praktik anak dalam
Karies gigi dapat pencegahan karies gigi terhadap
menimbulkan berbagai masalah kejadian Early Childhood Caries
pada anak yang dapat berlanjut (ECC) pada anak usia prasekolah.
hingga anak mencapai usia dewasa. Sasaran pada penelitian ini adalah
Dampak yang ditimbulkan dapat anak prasekolah yang berada di
mempengaruhi berbagai aspek wilayah kerja Puskesmas
dalam kehidupan anak-anak dari Bandarharjo, Kecamatan Semarang
segi fisik, emosi, mental dan juga Utara, Kota Semarang. Penelitian ini

468
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

merupakan penelitian kuantitatif dalam mulut; sebanyak 70,9% anak


menggunakan jenis studi analitik tidak meminum dengan botol (dot)
observasional dengan desain sampai tidur; sebanyak 69,0% anak
penelitian cross sectional. Populasi berkumur setelah makan permen,
dalam penelitian ini adalah anak coklat, atau makanan yang manis
prasekolah dengan jumlah total 1344 dan lengket; sebanyak 60,8% anak
anak yang mana sampel penelitian didampingi orang tua saat gosok
diambil sebanyak 158 anak dengan gigi; sebanyak 46,8% anak gosok
menggunakan metode multistage gigi 2 kali dalam sehari; sebanyak
random sampling. Pengambilan data 58,9% anak mengunakan odol
primer dilakukan dengan melakukan sebesar biji kacang polong;
wawancara pada anak dengan sebanyak 90,5% anak
menggunakan kuesioner, lembar menggunakan sikat gigi sendiri
pemeriksaan berisi tentang status Akan tetapi masih banyak
karies gigi pada anak, serta lembar anak yang mempunyai praktik yang
observasi untuk mengetahui praktik kurang baik dalam upaya
anak dalam menggosok gigi. pencegahan karies gigi; sebanyak
99,5% anak gosok gigi setiap mandi;
HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 61,4% mengosok gigi
Analisis Univariat dengan waktu 1 menit; sebanyak
Berdasarkan analisis tabel 1. 70,3% anak belum pernah periksa
diketahui bahwa anak mempunyai gigi di dokter/ puskesmas; sebanyak
praktik yang sudak baik dalam 67,7% nak mengkonsumsi makanan
pencegahan karies gigi; sebanyak manis >4 kali dalam sehari dan
77,2% anak membiasakan makan 56,3% anak belum benar dalam
untuk tidak menahan makanan di praktik mengosok gigi.

Tabel 1. Distribusi Jawaban Praktik Anak dalam Pencegahan ECC


No Pernyatan N (%)
1. Apakah adik biasa menahan makanan di dalam mulut
(jawa = diemut)
a. Ya 36 22,8
b. Tidak 122 77,2

2. Apakah adik mempunyai kebiasan minum dengan botol


(dot) sampai tidur ?
a. Ya 46 29,1
b. Tidak 112 70,9

3. Apakah setelah makan permen, coklat atau makanan


lengket lainnya adik berkumur ?
a. Ya 109 69,0
b. Tidak 49 31,0

4. Apakah orang tua mendampingi adik ketika sikat gigi?


a. Ya 96 60,8
b. Tidak 62 39,2

5. Kapan adik biasa untuk menggosok gigi?


a. Sesudah makan 55 34,8

469
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

No Pernyatan N (%)
b. Setiap mandi 157 99,5
c. Ketika akan tidur 68 43,0
d. Bangun tidur 1 0,6
e. Tidak menentu 1 0,6
Lanjutan Tabel 1. Distribusi Jawaban Praktik Anak dalam Pencegahan ECC

6. Berapa kali dalam sehari adik menggosok gigi?


a. 1 kali 12 7,6
b. 2 kali 74 46,8
c. 3 kali 50 31,6
d. 4 kali 21 13,3
e. 5 kali 1 0,6

7. Berapaa lama adik mengosok gigi:


a. <1 menit 3 1,9
b. 1 menit 97 61,4
c. 2 menit 36 22,8
d. 3 menit 22 13,9

8. Cara mengosok gigi yang dilakukan (dengan observasi) :


a. Baik 69 43,7
b. Kurang Baik 89 56,3

9. Apakah adik menggunakan sikat gigi sendiri?


a. Ya 143 90,5
b. Tidak 15 9,5

10. Berapa banyak pasta gigi yang diberikan?


a. Seluruh permukaan sikat gigi 65 41,1
b. Seukuran butiran kacang polong 93 58,9

11. Kapan biasanya adik melakukan pemeriksaan gigi ke


dokter/puskesmas?
a. Saat gigi anak sakit saja 42 26,6
b. Kalau cabut gigi susu 3 1,9
c. 6 bulan sekali 2 1,3
d. Belum pernah sama sekali 111 70,3

12. Sebutkan makanan dan minuman manis yang adik


konsumsi dalam sehari:
a. <4 51 32,3
b. >4 107 67,7

Praktik sikat gigi siswa Berdasarkan analisis tabel 2.


prasekolah dilakukan setelah diketahui bahwa anak mempunyai
seluruh pemeriksaan selesai, siswa praktik yang sudak baik, sebanyak
melakukan praktik sikat gigi sesuai 58,9% anak memberi pasta gigi
dengan kesehariannya. sebesar biji jagung pada sikat gigi;

470
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sebanyak 87,3% anak berkumur bagian samping rahang dengan


terlebih dahulu; sebanyak 93,7% gerakan sikat arah atas dan bawah
anak melakukan gerakan gosok gigi atau memutar; 13,9% anak pada
dari depan ke belakang; sebesar bagian dalam dan belakang gigi
97,5% berkumur kembali setelah dapat dibersihkan dengan cara
selesai menyikat gigi; dan 93,7% menggerakkan sikat ke atas ke
membersihkan kembali gosok gigi. bawah; 33,5% anak posisi sikat gigi
Untuk praktik yang kurang membentuk sudut 45o; sebanyak
baik diantaranya, sebanyak 14,6% 13,3% anak melakukan 8 kali
anak membersihkan gigi bagian sikatan per-sektan; sebanyak 36,7%
depan dengan arah ke atas dan anak melakukan gosok gigi selama 2
kebawah atau memutar; sebanyak – 3 menit.
19,0% anak membersihkan gigi
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Praktik Menggosok Gigi Anak
No Praktik N (%)
1. Beri pasta gigi sebesar biji jagung pada sikat gigi 93 58,9

2. Berkumur terlebih dahulu 138 87,3

3. Untuk membersihkan gigi bagian depan atas (digerakkan 23 14,6


dari atas ke bawah, gerakan sikat dengan arah ke atas
ke bawah atau memutar)

4. Untuk membersihkan gigi bagian samping rahang atas 30 19,0


dan bawah, gerakan sikat dengan arah ke atas ke bawah
atau memutar
5. Gerakan ke depan ke belakang dapat dilakukan untuk 148 93,7
membersihkan bagian pengunyahan gigi rahang atas
dan bawah

6. Bagian dalam dan belakang gigi dapat dibersihkan 22 13,9


dengan cara menggerakkan sikat ke atas ke bawah

7. Posisi sikat gigi membentuk sudut 45o 53 33,5

8. 8 kali sikatan per-sektan 21 13,3

9. Berkumur kembali setelah selesai 154 97,5

10. Durasi menyikat gigi 2-3 menit 58 36,7

11. Bersihkan sikat gigi dengan air 148 93,7

Berdasarkan hasil jawaban anak mempunyai praktik dalam


anak pada tabel 1. dan dari kategori kurang baik.
observasi gigi dari tabel 2, maka Tabel 3. Distribusi Frekuensi Praktik
dapat diketahui bahwa sebagian Anak dalam Pencegahan
besar anak mempunyai praktik Karies Gigi
dalam kategori baik, yaitu 55,1 dari
jumlah anak. Sedangkan 44,9%

471
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dan 2 Sonuo diperoleh hasil p =


Praktik
N (%) 0,000 yang berarti ada hubungan
Anak
antara kebisaan mengosok gigi
Kurang baik 71 44,9
dengan kejadian karies gigi.(11).
Baik 87 55,1
Pada anak usia prasekolah,
Total 158 100,0 anak sudah mampu menyikat gigi
sendiri, namun masih tetap harus
ANALISIS BIVARIAT dibimbing dan diawasi oleh orang
Praktik Anak tua, minimal 2 kali sehari dengan
Analisis uji hubungan cara yang benar. Praktik sikat gigi
menggunakan uji rank spearman, dilakukan harus semua tahapan,
hasil uji statistik pada penelitian ini mulai dari pemberian pasta gigi
didapatkan nilai p adalah 0,000. Nilai sampai selesai berkumur-kumur.
tersebut menunjukkan adanya Dimulai dari penggunaan pasta gigi
hubungan antara praktik anak yang mengandung flour. Flour
dengan karies gigi pada anak, hal penting untuk kesehatan gigi,
tersebut karena nilai p (0,000)<0,05. terutama pada anak-anak. Menyikat
Dari hasil uji rank spearman didapat gigi dengan pasta gigi berflouride
nilai r= -0,710 menunjukkan bahwa dan menyikat gigi setelah makan
adanya kekuatan hubungan yang dan sebelum tidur secara rutin
kuat dengan arah hubungan negatif. adalah langkah-langkah penting
Tabel 4. Hubungan Praktik Anak untuk mengontrol karies, karena
dengan Karies Gigi dapat mempertahankan kandungan
Karies Gigi fluoride dalam air liur untuk jangka
Praktik Anak waktu lama.(12) Selain itupula perlu
Total adanya peranan orang tua dalam
Anak Tidak
Karies pembatasan dan pengaturan pola
Karies
Kurang n 71 0 42 makan. Karena dari penelitian
Baik % 100 0 100 sebanyak 67,7% anak
n 66 21 116 mengkonsumsi makanan manis >4
Baik kali dalam sehari.
% 75,9 24,1 100
n 137 21 158
Total KESIMPULAN
% 86,7 13,3 100
p= 0,000; rho= -0,710; POR=2,6 Berdasarkan hasil penelitian,
Nilai POR 2,6 (95% Cl = 1,7 diketahui bahwa sebanyak 86,7%
– 3,8); menunjukkan bahwa anak anak dari jumlah responden
dengan praktik yang kurang baik mengalami karies gigi dengan rata-
memiliki 2,6 kali lipat untuk terkena rata indeks karies (def-t) yaitu 7,63
karies gigi dibandingkan anak yang yang termasuk dalam kategori
mempunyai praktik baik. Dalam uji sangat tinggi. Banyak faktor risiko
hubungan antara praktik anak yang dapat menyebabkan karies gigi
dengan karies gigi, arah hubungan pada anak, diantaranya praktik anak
negatif memiliki arti berlawanan arah dalam pencegahan karies gigi.
yaitu semakin baik praktik anak, Berdasarkan analisis bivariat,
maka semakin kecil indeks karies adanya hubungan antara antara
giginya (kejadian karies gigi). variabel praktik dengan kejadian
Hasil tersebut diperkuat Karies gigi pada anak Prasekolah.
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rizki (2016) yang melakukan
penelitian pada siswa kelas 3 SDN 1

472
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

SARAN praktik langsung gosok gigi


Adapun saran dalam penelitian ini setiap hari setelah jam makan
adalah sebagai berikut : bekal bersama
Bagi Orang Tua
a. Perlunya pendampingan dan DAFTAR PUSTAKA
pengawasan orang tua dalam 1. Mitchell L. Kedokteran Gigi
praktik menggosok gigi pada Klinik : Semua Bidang
anak dengan waktu minimal Kedokteran Gigi. Edisi 5.
setelah makan dan sebelum Jakarta: Penerbit Buku
tidur selama 2-3 menit. Kedokteran EGC; 2014. 26-27
b. Untuk mengurangi risiko karies p.
gigi, diharapkan lebih 2. Welbury R, Duggal MS, Hosey
memperhatikan konsumsi MT. Paediatric Dentistry Fourth
makanan anak, terutama Edition. United Kingdom: Oxford
makanan jajanan yang University Press; 2012. 106-117
mengandung gula. Selain itu, p.
membiasakan anak 3. Harun Achmad M. Buku Saku
mengkonsumsi makanan yang Karies dan Perawatan Pulpa
mengandung serat seperti buah pada Gigi Anak. Jakarta:
dan sayur juga sangat Sagung Seto; 2015. 54-227 p.
diperlukan. 4. American Academy of Pediatric
c. Perlunya kunjungan berkala 6 Dentistry. Definition of Early
bulan sekali ke dokter/ Childhood Caries ( ECC ). Am
puskesmas untuk memperoleh Acad Pediatr Dent. 2008;4:15.
berbagai nasihat preventif 5. Casamassimo PS, Fields HW,
Bagi Puskesmas Bandarharjo McTigue DJ, Nowak AJ.
a. Lebih meningkatkan lagi Pediatric Dentistry: Infancy
program UKGS (Unit Kesehatan Through Adolescence Fifth
Gigi Sekolah) dalam pelayanan Edition. Missouri: Elsevier;
kesehatan gigi dan mulut, 2013. 178-183 p.
seperti melakukan pemeriksaan 6. Marsh PD. Dental Plaque as
gigi secara rutin minimal 6 bulan Biofilm and A Microbial
sekali dan penyuluhan terkait Community Implications For
kesehatan gigi dan mulut ke Health and Disease. BioMed
sekolah-sekolah di wilayah kerja Cent Oral Heal. 2006;6(14):1–7.
Puskesmas Bandarharjo 7. Rogers AH. Why be Down In
b. Melakukan pelatihan dan The Mouth ? Three Decades Of
pembentukan kader kesehatan Research In Oral Microbiology.
gigi dan mulut dengan sasaran Aust Dent J. 2005;50(1):2–5.
guru taman kanak-kanak 8. Rahman T, Adhani R, Triwanti.
tersebut. Hubungan Antara Status gizi
Bagi Instansi Pendidikan Pendek (STUNTING) dengan
Prasekolah Tingkat Karies Gigi (Tinjauan
a. Menerapkan anak untuk pada Siswa-Siswi Taman
membawa bekal setiap harinya Kanak-Kanak di Kecamatan
untuk mengurangi anak Kertak Hanyr Kabupaten Banjar
makanan jajanan yang manis tahun 2014). Dentino J Kedokt
b. Lebih meningkatkan kembali Gigi. 2016;I(1):88–93.
peran UKGS (Unit Kesehatan 9. Kementerian Kesehatan RI.
Gigi Sekolah) seperti melakukan Riset Kesehatan Dasar

473
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

(RISKESDAS) 2013. Jakarta: Sonuo. e-juornal Keperawatan


Badan Penelitian dan (e-KP). 2016;4(1):1–8.
Pengembangan Kesehatan 12. Zafar S, Harnekar SY, Siddiqi A.
Departemen Kesehatan Early Childhood Caries :
Republik Indonesia; 2013. 110- Etiology, Clinical
119 p. Considerations, Consequences
10. Gayantri RW. Gambaran Status and Management. Int Dent SA.
Karies Gigi Anak Sekolah Dasar 2006;11(4):24–36.
Kota Malang. J Prev.
2016;1:42–50.
11. Talibo RS, Mulyadi, Bataha Y.
Hubungan Frekuensi Makanan
Karoigenik dengan Kebiasaan
Menggosok Gigi dengan
Kejadian Karies Gigi pada
Siswa Kelas III SDN 1 dan 2

474

You might also like