Guru Yang Disukai Siswa

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322044616

KARAKTERISTIK WAJAH GURU YANG DISUKAI BERDASARKAN PERSPEKTIF


MURID SEKOLAH DASAR

Article · January 1970


DOI: 10.21009/JPPP.051.02

CITATIONS READS

0 199

2 authors, including:

Gumgum Gumelar
Jakarta State University
25 PUBLICATIONS   30 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

persuasion and environmental promotion View project

Management View project

All content following this page was uploaded by Gumgum Gumelar on 05 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume 5, Nomor 1, April 2016 http://doi.org/10.21009/JPPP

KARAKTERISTIK WAJAH GURU YANG DISUKAI


BERDASARKAN PERSPEKTIF MURID SEKOLAH DASAR

Gumgum Gumelar* Mirdas Al-Asy ‘Ary**

* Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta


** Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta

DOI: https://doi.org/10.21009/JPPP.051.02

Alamat Korespondensi:
[email protected]
[email protected]

ABSTRACT
In addition to the teacher must have the quality of academic competence, quality and a good pedagogic
competence also exists in non-verbal behavior components face. The characteristics of teacher's face is divided
into four types: Anomalous Face, Baby Face, Emotion Face and Familiar Face. This research is descriptive
research, data retrieval technique using the Likert Scale, Guttman Scale and Manipulation Cchecks for
participants control never see facial characteristics of the teachers presented earlier. In data retrieval, facial
characteristics of teachers compared with other teachers face characteristics. Based on the perspective of
primary school students in the research sample, the result is the characteristic of the teacher's face Familiar
Face menservants and characteristic facial Emotion Face female teachers have the highest value. Result shows
that familiar face characteristics for male teachers and emotion face characteristics for female teachers have
the highest scores.

Keywords
facial characteristics, teacher, education

1. Pendahuluan Effendy dalam rapat kerja bersama Komisi X


DPR RI, Penekanan pada upaya peningkatan
Era globalisasi yang ditandai dengan persa-
kualitas pembelajaran di semua jenjang dan jalur
ingan kualitas dan mutu, menuntut untuk senan-
pendidikan, baik negeri maupun swasta, dengan
tiasa bersaing dalam berbagai bidang dan sektor
kesenjangan kualitas yang semakin kecil
dalam meningkatkan kompetensinya. Hal ini
(www.kemendikbud.go.id, 02/09/2016). Belajar
ditandai dengan pentingnya upaya peningkatan
adalah perubahan perilaku yang relatif permanen
kualitas pendidikan, sehingga pendidikan dapat
yang berasal dari pengalaman dan tidak bisa
menjadi sarana dalam membangun dan mengem-
dinisbahkan ke keadaan tubuh temporer seperti
bangkan karakter bangsa. Sebagai salah satu
keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan
penentu keberhasilan dibidang pendidikan, guru
atau obat-obatan (Hergenhahn & Olson, 2008).
dituntut memiliki kualitas dan mutu yang baik
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha
Pendidikan di Indonesia terus berkembang baik
untuk menciptakan kondisi atau sistem ling-
lembaga profit atau non-profit dan terus mening-
kungan yang mendukung dan memungkinkan
katkan kualitasnya. Peningkatan kualitas pendi-
untuk berlangsungnya proses belajar. Murid atau
dikan juga di lontarkan oleh Menteri Pendidikan
anak didik adalah salah satu komponen manu-
dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir
siawi yang menempati posisi sentral dalam proses

8
Gumgum Gumelar Karakteristik Wajah Guru yang Disukai Berdasarkan
Mirdas Al-Asy „Ary Perspektif Murid Sekolah Dasar

belajar-mengajar. Murid sebagai yang ingin Indonesia harus terus meningkatkan kualitas pen-
meraih cita-cita, memiliki tujuan dan ingin men- didikan. Peningkatan kualitas pendidikan dalam
capainya secara optimal (Sardiman, 2011). Proses berbagai aspek, seperti fasilitas, sarana dan prasa-
pendidikan ditempuh dengan kegiatan belajar rana, kompetensi guru baik dalam kompetensi
mengajar yang memiliki peran dan tujuan oleh internal dan kompetensi eksternal.
anak didik dalam menyelesaikannya. Anak didik pada jenjang sekolah dasar berada
Guru merupakan unsur penting di dalam pada tahapan operasional konkret, dalam perkem-
keseluruhan sistem pendidikan. Menurut UU No. bangan afektifnya anak didik sudah dapat meng-
14 tahun 2005 bahwa guru merupakan pendidik onservasi perasaan, perkembangan keinginan dan
profesional dengan tugas utama mendidik, meng- mulai menumbuhkan otonomi berpikir. Kemu-
ajar, membimbing, mengarahkan, melatih, meni- dian, anak didik sudah dapat mengembangkan
lai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendi- pemikiran mereka sendiri berdasarkan prinsip
dikan anak usia dini jalur pendidikan formal, kebaikan dan keadilan sehingga mereka mampu
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. melihat keadaan melalui berbagai sudut pandang
Peran guru dalam aktivitas pembelajaran yaitu (Papalia, 2014). Dengan demikian, diharapkan
sebagai kolektor, inisiator, fasilitator, pembim- anak didik dalam memberikan penilaian ataupun
bing, pengelola kelas, mediator, supervisor dan persepsi terhadap guru dapat mewakili perasaan,
elevator. (Djamarah, 2005). keinginan dan pemikirannya yang sesuai dengan
Dewasa ini, kualitas pendidikan di Indonesia keadaan yang terjadi.
masih rendah. Hal ini terbukti melalui hasil Persepsi adalah proses mengatur dan meng-
penelitian mengenai kualitas kompetensi guru artikan informasi sensoris untuk memberikan
bahwa hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) ada 192 makna (King, 2010). Persepsi menurut Yufiarti
guru dari 1,6 juta guru yang memperoleh nilai di dan Gumelar (2013) adalah proses organisme
atas 90. Sementara nilai rata-rata UKG yang guru menginterpretasikan dan mengorganisir sensasi
dapatkan hanya 56 (Jawa Pos, 27 April 2016). untuk menghasilkan suatu pengalaman yang
Menurut UNESCO pada tahun 2016 minat baca penuh arti. Rakhmat (2011) memandang persepsi
yang dimiliki peserta didik di Indonesia sebesar sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
0,001% dapat dilihat bahwa dari 1000 orang hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
hanya satu orang yang memiliki minat baca. menyimpulkan informasi dan mengartikan pesan.
Kemudian dalam “Most Littered Nation In The Kemudian, persepsi juga dipandang sebagai
World” yang dilakukan oleh Central Connecticut proses individu dalam mengenali objek-objek
State University pada Maret 2016, Indonesia menggunakan alat indra (Sabri, 2006). Oleh
menduduki peringkat negara ke-60 dari 61 terkait karena itu, persepsi anak didik terhadap guru
minat membaca. Artinya Indonesia menduduki dapat diperoleh melalui pengalaman-pengalaman
peringkat kedua sebelum terakhir (www.kompas. dalam proses kegiatan belajar ataupun kehidupan
com, 29 Agustus 2016). sehari-hari.
Dalam hal pemerataan pendidikan, Indonesia Sikap adalah suatu reaksi evaluatif yang
memiliki kualitas yang belum baik dan merata. menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap
Hal ini dibuktikan oleh UNESCO pada tahun sesuatu atau seseorang (Eagly & Chaiken, 2005).
2012 bahwa Indonesia menduduki peringkat ke- Oleh karena itu, seseorang mungkin memiliki
64 dari 120 negara berdasarkan penilaian Edu- suatu sikap negatif, sikap netral dan sikap positif
cation Development Index (EDI) atau Indeks terhadap sesuatu ataupun terhadap seseorang
Pembangunan Nasional. Total nilai EDI yang (Myers, 2010). Anak didik setelah memersepsikan
didapat tersebut diperoleh dari rangkuman pero- guru dapat memberikan sikap terhadapnya,
lehan yang memiliki empat kategori penilaian, meliputi sikap negatif, sikap netral dan sikap
yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka positif untuk kemudian memunculkan perilaku
melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka anak didik terhadap guru tersebut.
partisipasi menurut kesetaraan gender, angka Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
bertahan peserta didik hingga kelas V sekolah organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan
dasar (UNESCO, 2012). Berdasarkan hal di atas, (Notoatmodjo, 2007). Selanjutnya, perilaku

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 5, No. 1, April 2016 9


Gumgum Gumelar Karakteristik Wajah Guru yang Disukai Berdasarkan
Mirdas Al-Asy „Ary Perspektif Murid Sekolah Dasar

menurut Skinner (1938) merupakan respon atau hal ini kompetensi pedagogic guru secara spesifik
reaksi seseorang terhadap stimulus atau rang- adalah wajah gurunya.
sangan dari luar. Faktor dari perilaku individu Gibson (1979) menjelaskan bahwa wajah sese-
dipengaruhi oleh tiga komponen yakni (1) sikap, orang dapat memberikan informasi adaptif ten-
(2) norma subjektif, (3) kontrol yang dipersepsi tang interaksi sosial mereka. Misalnya, wajah
dari hal tersebut memunculkan niat untuk ‘imut’ dari bayi dapat memunculkan pendekatan
berperilaku dan kemudian berperilaku. Dengan respon protektif (Berry & McArthur, 1986;
demikian, setelah anak didik memiliki sikap Zebrowitz, 1997); wajah marah memunculkan
terhadap gurunya maka akan menghasilkan dan penghindaran dan respon defensif (Balaban, 1995;
memunculkan perilaku terhadap guru maupun Marsh, Ambady, & Kleck, 2005). Wajah sese-
lingkungannya. orang menyimpan banyak informasi seperti ketika
Menurut Livingston (2001), beberapa orang seseorang sedih, senang, takut dan gugup terlihat
lebih menilai orang lain melalui penampilan dari wajah (Amda & Fitriyani, 2016). Karak-
mereka. Pentingnya penampilan guru juga disam- teristik merupakan ciri yang secara alamiah
paikan oleh Mohd Khairi guru Sekolah Kebang- melekat pada diri seseorang yang meliputi seperti
saan di Malaysia, penampilan guru penting dan umur, jenis kelamin, ras/suku, pengetahuan,
kemudian murid akan semangat untuk belajar, agama/kepercayaan (Caragih, 2013). Secara
guru juga akan menjadi contoh terutama dalam khusus Zebrowitz dan Montepare (2010) menje-
aspek kerapian diri (www.sinarharapan.com, laskan bahwa karakteristik wajah sebagai berikut
4/4/2017). Dengan berpenampilan sopan, rapi, Anomalous Face, Baby Face, Emotion Face dan
menarik, serta sesuai dengan norma yang berlaku Familiar Face.
tentu akan membuat orang yang melihatnya Kompetensi guru diharapkan dapat mencip-
merasa nyaman, khususnya siswa (Ahmadi, takan kondisi pembelajaran yang efektif untuk
2003). Guru yang menarik dapat menjadi daya dapat mengantarkan peserta didik ke sebuah
tarik tersendiri dalam ketertarikan anak didik tujuan, yaitu menciptakan proses pembelajaran
terhadap guru karena daya tarik fisik merupakan yang efektif dan menyenangkan (Mulyasa, 2005).
karakteristik eksternal yang mempengaruhi peri- Persepsi anak didik terhadap karakteristik wajah
laku nyata dan penampilan fisik telah menarik guru juga dapat dihasilkan dari pengalaman-
perhatian terlebih dahulu sebelum perilaku yang pengalaman dalam jenjang pendidikan sebelum-
lain muncul (Baron & Byrne dalam Malikus, nya. Oleh karena itu, setelah anak didik memer-
2005). Penampilan maupun daya tarik fisik guru sepsikan guru berdasarkan karakteristik wajah,
memiliki perananan penting dan membuat orang dapat memunculkan sikap dan perilaku.
yang melihatnya merasa nyaman. Berdasarkan hasil survei pada tempat populasi
Menurut Cherepanova (2002) guru dapat ditin- penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada kecen-
jau melalui kompetensi pedagogis, di dalamnya derungan murid dalam kegiatan belajar mengajar
terbagi menjadi komponen inti dan komponen memperhatikan penampilan guru yang menga-
eksternal. Komponen inti mencakup konsep diri, jarnya terutama karakteristik wajah guru. Gam-
gambaran diri, kharisma dan kompetensi profesio- baran karakteristik wajah guru inilah yang perlu
nalitas sedangkan komponen eksternal mencakup dilakukan penelitian berdasarkan perspektif murid
visual image (gaya berjalan, gaya berpakaian, sekolah dasar karena minimnya penelitian serupa
gaya rambut, gaya posisi tubuh, makeup, akse- di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk
soris, parfum), perilaku verbal (suara dan mood), mengetahui “Gambaran Karakteristik Wajah
perilaku non-verbal (tingkah laku, gestur, dan Guru yang Disukai Berdasarkan Perspektif Murid
muka), dan gambaran informasi. Lahey (2012) Sekolah Dasar”. Penelitian ini merupakan bagian
menjelaskan bahwa aspek-aspek ketertarikan dari penelitian yang lebih besar mengenai pe-
meliputi kesukaan atau hubungan sosial, tugas ngaruh ornamen-ornamen fisik (pakaian, suara,
dan rasa hormat, dan fisik atau penampilan. Oleh gaya komunikasi, gaya mengajar, dll).
karena itu, guru selain harus memiliki kompetensi
akademik, kualitas dan mutu yang baik juga perlu
didukung dalam kompetensi pedagoginya. Dalam

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 5, No. 1, April 2016 10


Gumgum Gumelar Karakteristik Wajah Guru yang Disukai Berdasarkan
Mirdas Al-Asy „Ary Perspektif Murid Sekolah Dasar

2. Metode Penelitian seberapa paham partisipan dalam penelitian ini.


Prosedur manipulasi cek ini dilakukan dengan
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif,
asumsi bahwa partisipan paham akan pasangan
variabel penelitian ini adalah karakteristik wajah
gambar yang disajikan. Melalui pertanyaan
guru. Dalam penelitian ini menggunakan populasi
“Apakah kamu kesulitan dalam membedakan
terjangkau, populasi dalam penelitian ini adalah
gambar tersebut?”, “Seberapa paham kamu
murid sekolah dasar yang berada di kelurahan
dengan pertanyaan yang diberikan?” dan “Sebe-
Pondok Kelapa Jakarta Timur. Teknik sampling
rapa mudah kamu mengerjakan soal tersebut?”
yang dilakukan adalah non probability sampling,
yang telah disediakan pada lembar jawaban.
dengan pengambilan sampel yang digunakan
Pertanyaan-pertanyaan manipulasi cek diberikan
adalah quota sampling. Adapun kriteria sampel
pada akhir setiap pertanyaan perbandingan
adalah (1) Berusia 10-12 tahun, (2) Berjenis
pasangan gambar diberikan.
kelamin laki-laki dan perempuan, (3) Murid
Sekolah Dasar di kelurahan Pondok Kelapa
3. Hasil Penelitian dan Diskusi
Jakarta Timur.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini Sebelum instrumen digunakan untuk pengam-
menggunakan kuesioner yang diberikan secara bilan data final, terlebih dahulu dilakukan proses
langsung kepada partisipan. Dalam mendeskrip- uji validitas dan reliabilitas. Untuk pengujian
sikan karakteristik wajah yang disukai menggu-
validitas pada penelitian ini melalui expert judg-
nakan jenis skala Guttman, tipe karakteristik
wajah tersebut dipasang-pasangkan untuk di ban- ment dilakukan kepada seseorang yang ahli dalam
dingkan dengan tipe karakteristik wajah lainnya. hal ini. Untuk reliabilitas instrumen ini sebesar
Pertanyaan yang diajukan adalah gambar mana 0,532 atau dapat dikatakan cukup reliabel jika
yang kamu sukai yang hasil jawabannya berupa disesuaikan dengan kaidah yang dibuat oleh
gambar 1 atau gambar 2. Kemudian setelah me- Guildford. Reliabilitas didapatkan melalui hasil
nentukan gambar yang disukai, dilihat kembali uji coba yang dilakukan pada salah satu sekolah
seberapa suka dengan gambar yang dipilih me-
tempat populasi. Penelitian dilakukan di SDN 03,
lalui rating score dengan jenis skala Likert berupa
Sangat Suka (SS), Suka (S), Tidak Suka (TS) dan SDN 04, SDN 06, SD Islam Assa’adah, Madrasah
Sangat Tidak Suka (STS). Ibtidaiyah Al-Hidayah di Kelurahan Pondok
Manipulasi perlu dicek karena dapat memve- Kelapa Jakarta Timur.
rifikasi kesuksesan atau keberhasilan manipulasi Sebelum data diolah ke tahap selanjutnya,
kondisi atau situasi yang dimaksud oleh peneliti harus melewati uji manipulasi cek. Hasil manipu-
(Myers & Hansen, 2002). Pada penelitian ini dila- lasi cek stimulus pemahaman pertanyaan, mela-
kukan manipulasi cek berbentuk stimulus fami-
porkan bahwa 142 partisipan (95%) paham terha-
liarity dan stimulus pemahaman partisipan dalam
bentuk pertanyaan. Stimulus familiarity untuk dap pertanyaan yang diberikan dan manipulasi
memastikan apakah partisipan mengenali wajah cek stimulus pemahaman membedakan gambar,
yang diberikan. Pertanyaan yang diajukan “Apa- melaporkan bahwa 130 partisipan (87%) paham
kah kamu pernah melihat orang-orang tersebut dalam membedakan gambar yang disajikan. Hasil
sebelum mengerjakan soal ini?”. Peneliti bera- manipulasi cek stimulus familiarity dari 150 parti-
sumsi apabila partisipan mengenali wajah yang
sipan yang menjawab pertanyaan tersebut, 126
diberikan atau menduga wajah orang-orang yang
diberikan dikenali, persepsi partisipan akan bias. partisipan (84%) mengaku tidak pernah melihat
Dalam hal ini, persepsi partisipan sudah tidak gambar-gambar yang disajikan. Partisipan yang
hanya berdasarkan bentuk wajah, melainkan juga melaporkan pernah melihat gambar- gambar yang
dipengaruhi aspek-aspek lain yang dimiliki orang disajikan dalam penelitian, dapat memunculkan
yang diduga partisipan mengenali wajah orang- efek subjektivitas yang dapat mempengaruhi per-
orang yang ditampilkan. sepsi partisipan terhadap stimulus, sehingga data
Manipulasi cek yang berbentuk stimulus pema-
haman partisipan dilakukan untuk mencari tahu

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 5, No. 1, April 2016 11


Gumgum Gumelar Karakteristik Wajah Guru yang Disukai Berdasarkan
Mirdas Al-Asy „Ary Perspektif Murid Sekolah Dasar

tersebut tidak diikutsertakan dalam proses peng- wajah guru laki-laki anomalous face lebih disukai
olahan data. pada perbandingan pasangan gambar ke-5. Selan-
Pengolahan data melalui statistika deskriptif, jutnya, karakteristik wajah guru perempuan
dalam data yang diperoleh menggunakan Skala emotion face lebih disukai pada perbandingan
Guttman didapatkan melalui perbandingan pasa- pasangan gambar ke-7, ke-10 dan ke-11. Karak-
ngan gambar seluruh karakteristik wajah guru. teristik wajah guru perempuan baby face lebih
Perbandingan pasangan gambar dilakukan se- disukai pada perbandingan pasangan gambar ke-8
banyak dua belas kali kepada seluruh karakteristik dan ke- 12. Selanjutnya, karakteristik wajah guru
wajah guru. Adapun hasilnya karakteristik wajah perempuan familiar face lebih disukai pada per-
guru familiar face laki- laki dan karakteristik bandingan pasangan gambar ke-9. Dengan de-
wajah guru emotion face perempuan menjadi mikian, murid lebih meyukai karakteristik wajah
karakteristik wajah guru yang disukai oleh sampel guru laki-laki familiar face dan karakteristik
penelitian. wajah guru perempuan emotion face hal ini dilihat
Data yang diperoleh dalam Skala Likert dida- bahwa karakteristik wajah guru tersebut memiliki
patkan dengan mengetahui seberapa suka dengan skor lebih besar dalam perbandingan pasangan
gambar yang dipilih dalam rentang Sangat Suka gambar.
(SS), Suka (S), Tidak Suka (TS), dan Sangat Karakterisik wajah guru yang menjadi pilihan
Tidak Suka (STS). Rating skor yang didapatkan siswa-siswi dalam penelitian ini didapatkan mean
diolah menggunakan bantuan program aplikasi 5.71/12 pada familiar face perempuan, mean
Statistical Package of Social Science (SPSS) for 1.69/11 pada emotion face perempuan, mean
Windows versi 16 berupa statistika deskirptif dan 4.22/12 pada baby face perempuan dan mean
diperoleh nilai mean masing-masing karakteristik 2.98/11 pada anomalous face perempuan.
wajah guru, yaitu Familiar Face laki-laki Selanjutnya, mean 5.92/12 pada familiar face/
memiliki nilai mean 5.71, Emotion Face laki- laki perempuan, mean 7.21/12 pada emotion face
memiliki nilai mean 1.69, Baby Face laki-laki perempuan, mean 4.58/12 pada baby face
memiliki nilai mean 4.22 dan Anomalous Face perempuan dan mean 1.03/9 pada anomalous face
laki-laki memiliki nilai mean 2.98 Familiar Face perempuan. Sesuai dengan yang dikatakan
perempuan memiliki nilai mean 5.92, Emotion Gibson bahwa wajah dapat memberikan informasi
Face perempuan memiliki nilai mean 7.21, Baby adaptif tentang interaksi sosial yang mereka
Face perempuan memiliki nilai mean 4.58 dan lakukan. Misalnya, wajah ‘imut’ dari bayi dapat
Anomalous Face perempuan memiliki nilai mean memunculkan pendekatan respon protektif (Berry
1.03. Berdasarkan hasil pengolahan data Skala & McArthur, 1986; Zebrowitz, 1997); wajah
Likert, diketahui bahwa karakteristik wajah guru marah memunculkan penghindaran dan respon
familiar face laki-laki dan karakteristik wajah defensive (Balaban, 1995; Marsh, Ambady, &
guru emotion face perempuan memiliki nilai mean Kleck, 2005). Kemudian dapat disimpulkan
paling tinggi diantara karakteristik wajah guru bahwa siswa-siswi Sekolah Dasar dikelurahan
lainnya. Pondok Kelapa Jakarta Timur lebih memilih
Data deskriptif seluruh murid pada setiap karakteristik wajah guru laki-laki familiar face
perbandingan pasangan gambar diketahui bahwa dan karakteristik wajah guru perempuan karena
karakteristik wajah guru laki-laki familiar face karakteristik wajah guru tersebut memiliki nilai
lebih disukai pada perbandingan pasangan gambar skor yang paling besar dalam data perbandingan
ke-1, ke-2 dan ke-3, karakteristik wajah guru laki- pasangan gambar maupun nilai mean yang paling
laki baby face lebih disukai pada perbandingan tinggi hal ini juga didukung dengan hasil analisis
pasangan gambar ke-4 dan ke-6, karakteristik

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 5, No. 1, April 2016 12


Gumgum Gumelar Karakteristik Wajah Guru yang Disukai Berdasarkan
Mirdas Al-Asy „Ary Perspektif Murid Sekolah Dasar

data crosstab diantara karakteristik wajah guru Ells, T. J., Dunn, A. K., Sergeant, M. J., & Davies,
lainnya. M. N. (2009). Multiple Signals in Human
Mate Selection: A Review and Framework
4. Kesimpulan of Integrating Facial and Vocal Signals.
Journal of Evolutionary Psychology, 111-
Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang 139.
dilakukan dapat menggambarkan karakteristik
wajah guru, yang terbagi ke dalam empat tipe Evans, S. (2008). The Male Voice: an Evolutio-
yakni familiar face, baby face, emotion face dan nary Perspective. Newcastle: Nortumbria
anomalous face pada laki-laki dan perempuan. press. Paper.
Dalam pengolahan data deskriptif didapat bahwa Evans, S., Neave, N., & Wakelin, D. (2006).
karakteristik wajah emotion face perempuan dan Relationships Between Vocal Characte-
karakteristik wajah familiar face pada laki- laki ristics and Body Size and Shape In Human
menjadi pilihan yang paling disukai dengan Males: An Evolutionary Explanation for A
memiliki nilai mean paling tinggi di antara Deep Male Voice. Biological Psychology,
karakteristik wajah yang lainnya. Dengan 72, 160–163.
demikian, dapat disimpulkan kedua karakteristik
Feinberg, D. R. (2008). Are Human Faces and
wajah guru tersebut adalah karakteristik wajah Voices Ornaments Signaling Common
guru yang disukai dari perspektif murid sekolah Underlying Cues to Mate Value? Evolu-
dasar di kelurahan Pondok Kelapa Jakarta Timur. tionary Anthropology , 17, 112-118.

5. Daftar Pustaka Field, A. (2009). Discovering Statistics Using


SPSS 3rd Ed. British: Sage Publications
Bafadal, Ibrahim. (2004). Manajemen Peningka-
Ltd.
tan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi
menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi
King, A. L. (2013). Psikologi Umum: Sebuah
Aksara.
Pandangan Apresiatif (Buku 1). Jakarta:
Salemba Humanika.
Baron, R. A. & Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial
Jilid 5 (edisi 10). Jakarta: Erlangga.
 Laley, B. U. (2012). Psychology on Introduction
(11ed). New York: The Mc Grow Hill.
Brehm, S. S., Miller, R. S., Perlman, D., & Companies, Inc.
Campbell, S. M. (2002). Intimate Rela-
tionships, 3rd ed. New York: McGraw- Mosdkuft, T. (2016). The Assuptium (s) of
Hill. Normality.

D’ Evans & Zarale O. (1999). Introducing Evo- Musfah, J. (2011). Peningkatan Kompetesi Guru
lution Pshchology. Cambridge: Kun Books melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
ltd. Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.

Dixson, A. F. (2009). Sexual Selection and the Myers, D. G. (2012). Psikologi Sosial (Edisi 10,
Origins of Human Mating Systems. New Buku ke-2). Jakarta: Salemba Humanika.
York: Oxford University Press.
Mynbayeva, A. & Yessenova, K. (2016). Dishit-
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik guishing Features of Teacher Image and
dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendeka- Faculty Member‟s Image: Comarative
tan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT. Study.
Rineka Cipta.

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 5, No. 1, April 2016 13


Gumgum Gumelar Karakteristik Wajah Guru yang Disukai Berdasarkan
Mirdas Al-Asy „Ary Perspektif Murid Sekolah Dasar

Papalia, Diane. E. (2014). Menyelami Perkemba-


ngan Manusia. Jakarta: Salemba Huma- Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan Psikologi
nika. Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Pusdakarya.
Plutchik, R. (1994). The Psyshology and Biology
of Emotion. New York: Hasper Collins Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan Berba-
College Publisher. sis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta:
Kencana.
Polnay, L. & David, H. (1993). Community
Paediatrics 2nd. London: Churchill Tiolina, S. (2012). Pengaruh Nada Suara Perem-
Livingstone. puan terhadap Persepsi Attractiveness
Perempuan. (Skripsi). Jakarta: Univer-
Puts, D. A., Gaulin, S. J., & Verdolini, K. (2006). sitas Indonesia.
Dominance and The Evolution of Sexual
Dimorphism In Human Voice Pitch. Usman, M. U. (2003). Menjadi Guru Profesional.
Evolution and Human Behavior, 27, 283– Bandung: PT. Remaja Pusdakarya.
296.
Watsoon, D. & Clark, L. A. (1994). The PANAS X.
Rangkuti, A. A. & Wahyuni, L. D. (2016). Modul The University of Lowa.
Analisis Data Penelitian Kuantitatif
Berbasis : Classical Test Theory and Item Yufiarti & Wahyuni, L. D. (2013). Pengantar
Response Theory (Reasch Model). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan, UNJ.
Rangkuti, A. A. (2013). Statistika Parametik dan
Nonparametik dalam Bidang Psikologi Yufiarti & Gumelar, G. (2013). Sejarah dan
dan Pendidikan. Dasar-Dasar Psikologi. Jakarta: OCHD
Offset.
Santrock, J. W. (2014). Psikologi Pendidikan
(Edisi 5, Buku Ke-2). Jakarta: Salemba Zuckerman, M., & Miyake, K. (1993). The
Humanika. Attractiveness Voice: What Makes it So?
Journal of Nonverbal Behavior, 17, 119-
Senati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2015). 130.
Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks.

Slamet. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang


Memengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 5, No. 1, April 2016 14

View publication stats

You might also like