ID Pemanfaatan Limbah Alkali Industri Rumpu PDF
ID Pemanfaatan Limbah Alkali Industri Rumpu PDF
ID Pemanfaatan Limbah Alkali Industri Rumpu PDF
Abstract
Liquid waste from industrial seaweed (Eucheuma cottoni) in the treatment process using Potassium Hydroxide
(KOH) have content of potassium. From process of pickling in the electroplating industri generating industrial
3 2
wastewater about 2 m for every 1000 m coated objects. This liquid waste containing FeCl2/FeCl3, will cause
pollution to the environment if not properly managed. By usage together wastewater from pickling and wastewater
from seaweed,the environment will be maintained. The purpose of this research is to utilize wastewater from
seaweed industri and wastewater from pickling process in electroplating industri for making Anorganic fertilizer
(KCl) as one of the environmental management. The output of this activity is integrated management of
wastewater from seaweed and pickling process can be used as anorganic fertilizer. Wastewater from industri
seaweed can be used together with the wastewater from pickling process in electroplating industri to be used as
artificial fertilizers to meet the requirements of KCl fertilizer which refers to ISO 02 - 2805: 2005. Potassium as
K2O from the wastewater treatment seaweed industri in the range of 0.08 to 0.12 % ( 800-1200 ppm ) values are
higher than the corresponding standard ISO 02-2805: 2005 amounted to 600 ppm.
Abstrak
Limbah cair dari industri rumput laut (Eucheuma cottoni) yang dalam proses pengolahannya menggunakan
Kalium Hidroksida (KOH) mempunyai kandungan Kalium. Sedangkan dari proses pickling di industri lapis listrik
3 2
dihasilkan limbah cair sekitar 2 m untuk setiap 1000 m benda yang dilapis. Limbah cair ini mengandung
FeCl2/FeCl3, jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan
dimanfaatkannya secara bersama limbah pickling dan limbah cair dari rumput laut, maka lingkungan akan tetap
terjaga.Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan limbah cair dari industri rumputlaut dan limbah cair dari proses
pickling di industri elektroplating untuk pembuatan pupuk Anorganik sebagai salah satu upaya pengelolaan
lingkungan.Keluaran dari kegiatan ini adalah penanganan limbah secara integrasi dari limbah cair industri rumput
laut dan proses pickling yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Limbah cair dari industri rumput laut dapat
dimanfaatkan secara bersama dengan limbah cair dari proses pickling di industri electroplating untuk dijadikan
pupuk buatan yang memenuhi persyaratan Pupuk KCl yang mengacu pada SNI 02 – 2805:2005. Kadar kalium
sebagai K2O dari hasil pengolahan limbah cair industri rumput laut tersebut berkisar antara 0,08 - 0,12 % (800 –
1200 ppm) nilai tersebut lebih tinggi dari pada nilai standard sesuai SNI 02 – 2805: 2005 sebesar 600 ppm.
Kata Kunci: limbah alkali, proces pickling, rumput laut, pupuk cair
39
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 39 – 48
coklat kehitaman dengan pHsangat tinggi Pupuk anorganik adalah pupuk yang
sekitar 12 – 13 mengandung kaliumkadar berasal dari senyawa anorganik yang
tinggi sekitar 1% - 7%. Tingginya kadar mengandung unsur hara tertentu yang
kalium pada limbah cair industri rumput diperlukan tumbuhan.Terdapat banyak
rumput, berpotensi untuk dimanfaatkan jenispupuk anorganik yang diantaranya
sebagai pupuk anorganik kalium. adalahm pupuk kalium(KCl). Ada 2 jenis
Menurut Sedayu dkk, 2007 dalam pupuk KCl yang beredar di pasaran, yaitu
Wibowo, 2012 menjelaskan bahwa limbah KCl 80 mengandung 50% K2O dan KCl 90
cair industri rumput laut yang dihasilkan dari mengandung 53% K2O).
proses pencucian mempunyai pH sangat Tingginya kadar kalium (KOH) dalam
tinggi berkisar 12-13,serta memiliki limbah cair industri rumputlaut dan kadar
kandungan organik dan padatan terlarut besi (FeCl3) dalam limbah cair industri
yang tinggi. Menurut Dina, 2005, pelapisan logam, berpotensi dijadikan
karakteristik limbah cair hasil pengolahan pupuk KCl apabila kedua jenis limbah
rumput laut di PT.BI adalah kalium = 0,87% tersebut dicampur. Reaksi yang terjadi dari
- 2,88%;klorida =1,37% - 2,41%;nitrogen campuran tersebut adalah sebagai berikut
sebagai N-total = 0,03%, fosfor sebagai
P2O5(x10-3) = 3,2% - 20.72% dan pH = 9,92 3 KOH + FeCl3 3KCl + Fe(OH)3
- 11.76. Menurut Setiawan, 2007, Limbah
cairindustri rumput laut mengandung NaCl, Hipotesanya adalah mencampurkan
Kalium serta Lignin. Limbah cair tersebut limbah cair industri rumput laut yang
bila dibuang langsung ke sungai mengandung kalium (KOH) yang bersifat
dapatmenyebabkan pencemaran basa dengan limbah cair pickling industri
lingkungan, sehingga perlu dilakukan pelapisan logam yang mengandung besi
pengolahan lebih dahulu sebelum dibuang (FeCl) dan bersifat asam akan membentuk
ke Lingkungan. Pengolahan limbah cair KCl yang bersifat netral. KCl dan Fe
rumput laut dapat dilakukan sekalian untuk merupakan mikronutrien untuk tanaman.
memanfaatkanunsur kaliumsebagai pupuk Atas dasar hal tersebut di atas, telah
anorganik untuk tanaman. dilakukan penelitian pemanfaatan campuran
Selain limbah cair industri rumput laut limbah cair industri rumput laut dan limbah
yang dapat dimanfaatkan, juga limbah cair pickling industri pelapisan logam sebagai
industri electroplating.Proses produksi pupuk anorganik dengantujuan membantu
industri electroplating amat beragam industri rumput laut dan industri
tergantung dari tujuannya, namun pada electroplating dalam meningkatkan kinerja
tahap awal hampir semua melalui proses pengelolaan lingkungannya.
pickling yaitu proses penghilangan karat
pada benda yang akan dilapisi METODE
menggunakan larutan asam HCl/H2SO4.Dari
proses pickling tersebut,dihasilkan limbah Bahan
cair sekitar 2 m3 per 1000 m2 benda yang
dilapis. Limbah cair ini merupakanlarutan Bahan yang digunakan adalah limbah
FeCl2/ FeCl3.Karakteristik limbah cair dari cair dari proses produksi karaginan industri
proses pickling antara lain mengandung rumput lautdi daerahPasuruan, dan limbah
TSS=3000-5000 mg/L, HCl bebas=2-3g/L, cair dari proses pickling industri pelapisan
Fe=1000 - 2000 mg/L, pH= 1 dengan debit logam di daerah Surabaya. Beberapa bahan
=3 – 4m3/minggu. Kandungan Fe dan TSS pembantudan bahan kimia untuk analisa
masih berada di atas nilai bakumutu limbah K2O, As,Hg,Cd dan Pb dan parameter
cair menurut Per. Gub.JATIM No 72/2013, pendukung lainnya.
sehingga perlu dilakukan pengolahan lebih
dulu sebelum dibuang ke Lingkungan. Alat
Pengolahan limbah cair industri pelapisan
logam dapat dilakukan sekalian untuk Peralatan yang digunakan pada
memanfaatkan unsur Fe sebagai pupuk percobaan pendahuluan adalah pH meter,
anorganik untuk tanaman.. termometer, magnetic stirrer dan beberapa
40
Pemanfaatan Limbah Alkali dari... (Nurul Mahmida Ariani, dkk)
41
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 39 – 48
42
Pemanfaatan Limbah Alkali dari... (Nurul Mahmida Ariani, dkk)
43
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 39 – 48
Tabel.2. Hasil Uji Limbah Cair Industri Rumput Laut di beberapa Titik
Paramete Hasil Uji SNI
No. Satuan BMLC
r Uji I II III IV V Kcl
1 Cl % 0,14 0,16 0,26 0,28 0,32
2 TDS mg/L 2754 2842 7508 1284 2828
3 P2O5 tot mg/kg 4,09 3,87 4,79
4 K2O mg/L 1799,16 1687,38 2611,19 30 2,7 60 %
5 pH 7,78 11,86 12,87 13.39 8.85 6–9
6 Na2CO3 mg/L 109,6 63,89 107,52 31 16
7 K mg/L 1493,08 1400,32 2166,96 1548 1574
8 Na mg/L 45,5 26,52 44,63 0,13 6,97
9 N % 0,08 0,07 0,08 0,02 0,02
10 TSS mg/L 111,72 376 220 380 52 50
Amonia
11 % 0,04 0,03 0,03 0.007 0.003
NH4
12 BOD mg/L 36,75 49,5 278,75 140 98 100
13 COD mg/L 154,92 525,61 357,13 320 205 250
14 Cl2 mg/L 0,91 0,72 2,5 0,75 0,17 1
Catatan:Sampling secara grab, dengan titik sampling
I.Bak penampung IPAL (equalisasi),setelah proses produksi
II. Inlet IPAL, sebelum equalisasi setelah proses produksi
III.Outlet proses destruksi/ Pemasakan menggunakan KOH ( segregasi limbah )
IV. Bak penampung outlet berupa sumur dangkal
V. Outlet IPAL.
44
Pemanfaatan Limbah Alkali dari... (Nurul Mahmida Ariani, dkk)
45
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 39 – 48
Tabel. 4. Hasil Uji Limbah Cair Rumput Laut direaksikan dengan Limbah Picking
A B C Peraturan Menteri
Parameter Satuan
Pertanian*)
K2O % 0,12 0,08 0,11
KOH % 0,28 0,18 0,25
Phosphat % 0,28 0 0
KCl % 0,19 0,13 0,17
Cl - % 0,52 0,73 0,01
As ppm < 0.005 < 0.005 < 0.005 100
Hg ppm 10
Pb ppm < 0.01 < 0.01 <0.01 500
Cd ppm 0,14 0,17 0,09 100
Zn ppm 2,18 1,86 1,68
Cu ppm 0,34 0,61 1,3
Mn ppm 5,23 0,55 0,78
Co ppm <0.01 <0.01 <0.01
B ppm
Mo ppm
Fe ppm 0,01 0,017 0,011
Mg ppm 13,04 12,45 26,43
Ca ppm 0 0 0
Na ppm 0,04 0,04 0,05
Catatan:
Kode A:Limbah Cair Rumput laut dari proses pemasakan + limbah Pickle ( FeCl ), pH 5
Kode B:Limbah Cair dari proses + Limbah Pickle ( FeCl ), pH 6
Kode C:Limbah Cair dari proses pemasakan menggunakan KOH + Limbah Pickle ( FeCl ),
pH 7
Dalam aturan pemakaian pupuk KCl pickling dari industri pelapisan logam , maka
yang ada dipasaran, 1 gram dilarutkan dapat memenuhi persyaratan sesuai SNI 02
dalam 1 liter air, sehingga dalam 1 liter – 2805: 2005.
larutan kandungan KCl = 1 gr *47,553 % =
0,48 gr dalam 1 liter = 475,53 mg/ liter= Tabel. 6.Resume Evaluasi Hasil dengan SNI
475,53 ppm. Jadi dalam 1 liter, kandungan Para Nilai Hasil
K2O , BM K2O/ BM KCl = 600,0 ppm. No Sat. Std.
meter pH 5 pH 6 pH 7
Jika Kadar K dalam KCl = 52,349%
1 K2O % 0,12 0,08 0,11
,jadi dalam 1 liter, kandungan K = 52,349 %
= 1 gr * = 0,52349 gr/liter = 523,4899 mg/l 1200 800 1100 600
2 KCl % 0,19 0,13 0,17
mg/liter= 523,4899 ppm. Jadi dalam 1 liter,
kandungan K = 523,4899 ppm. mg/l 1900 1300 1700 475,5
Dari perhitungan di atas bisa dibuat 3 K % 0,1 0,07 0,09
resume seperti pada Tabel 6, sehingga lebih mg/l 1000 700 900 523,5
mudah melakukan evaluasi dengan
standard yang ada. Limbah cair dari industri rumput laut
Evaluasi data pada Tabel. 6, dapat dapat dimanfaatkan secara bersama dengan
disimpulkan bahwa hasil pengolahan limbah limbah cair dari proses pickling di industri
cair dari industri rumput laut dengan pelapisan logam untuk dijadikan pupuk
mereaksikan dengan limbah cair proses buatan yang diarahkan memenuhi
46
Pemanfaatan Limbah Alkali dari... (Nurul Mahmida Ariani, dkk)
persyaratan Pupuk KCl yang mengacu pada 0,08 - 0,12 % (800 – 1200 ppm) nilai
SNI 02 – 2805: 2005. tersebut lebih tinggi dari pada standard
Dari Tabel 4 Kadar kalium sebagai sesuai SNI 02 – 2805: 2005 sebesar 600
K2O dari hasil pengolahan limbah cair ppm.
industri rumput laut tersebut berkisar antara
0,08 - 0,12 % (800 – 1200 ppm) nilai UCAPAN TERIMAKASIH
tersebut lebih tinggi dari pada standard
sesuai SNI 02 – 2805: 2005 sebesar 600 Ucapan terimakasih kepada Kepala
ppm, dengan cara membandingkan nilai di Balai Riset dan Standardisasi Industri
atas dengan nilai mengikuti aturan Surabaya yang telah memberikan sarana
pemakaian pupuk dengan cara pemakaian penelitian sert, serta rekan satu Tim Litbang
bahwa 1 gr pupuk KCl dilarutkan dalam 1 yang telah bekerjasa dengan baik
liter air.
Kadar kalium berkisar 0,07 – 0,1 % DAFTAR PUSTAKA.
(700 – 1000 ppm) nilai ini lebih tinggi dari
nilai KCl hasil perhitungan jika mengacu Dina Yustin, dkk, 2005, Analisis Potensi
pada SNI 02 – 2805: 2005 yaitu 475, 5 ppm. Limbah Cair Hasil Pengolahan
Limbah cair juga berpotensi sebagai Rumput Laut Sebagai Pupuk Buatan.
pupuk anorganic yang mengacu pada Marina Chimica Acta, April 2005, hal.
Peraturan Menteri Pertanian. Maka selain 2- Vol. 6 No.1. Jurusan Kimia FMIPA,
dievalusi dengan SNI 02 – 2805: 2005 Universitas Hasanuddin
sebagai Pupuk KCl dengan pemenuhan Lambert Lesley, 2012, “Water Quality
kadar K2O juga dilakukan Evaluasi dengan Impacts on Macroalgae A.K.A.
peraturan perundang undangan yang lain Seaweed”, Narragansett Bay Journal.
yaitu: Peraturan Menteri Pertanian No. 43/ McHugh J Dennis, 2003, “A guide to The
Permentan/SR.140/8/2011 tanggal 9 Seaweed Industry”, Food And
Agustus 2011 Lampiran VII: Persyaratan Agriculture Organization Of The United
Teknis Minimal Pupuk AnorganikPadat dan Nations, Rome
Cair. Peraturan tersebut, didefinisikan Metcalf & Eddy, 2003, “ Wastewater
sebagai Persayaratan Teknis Pupuk Engineering – Treatment and Reuse “,
Anorganik yang ditetapkan oleh Menteri Fourth Edition, Mc Graw Hill, New
Pertanian terhadap pupuk yang belum ada York
SNI nya (Standard Nasional Indonesia). Peraturan Menteri Perisdustrian, No.
Dari Tabel.4 terlihat kandungan 43/Permentan/ SR. 140/ 2011 tentang
Logam As, Hg, Pb dan Cd, semua masih Syarat dan tata cara Pendaftaran
berada di bawah standar yang ditetapkan, Pupuk Anorganik.
sedangkan kandungan minimal K2O yang Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72/
dipersyaratkan adalah 15 %. Jika terhadap 2013 Tentang baku Mutu Limbah
standard yang dipersyaratkan SNI kadar Industri dan Usaha Lainnya di jawa
K2O minimal 60% sudah bisa terpenuhi, Timur, Jatim, 2013
maka secara otomatis yang 15 % juga Ragaa, A & Safinaz A, 2013, ”Effect of
sudah terpenuhi. Some Red Marine Algae As
Biofertilizer on Growth of Maize (Zea
KESIMPULAN mayz L.) Plants”, International Food
Research Joournal 20(4): 1629-1632
Limbah cair dari industri rumput laut Rengasamy R & Sridhar, 2010, “Studies on
dapat dimanfaatkan secara bersama dengan the Effect of Seaweed Liquid Fertilizer
limbah cair dari proses pickling industri on The Flowering Plant Tagetes erecta
pelapisan logam untuk dijadikan pupuk in Field Trial”, Advances In
buatan yang diarahkan memenuhi Bioresearch, Vol1(2) December
persyaratan Pupuk KCl yang mengacu pada 2010:29-34
SNI 02 – 2805: 2005. Kadar kalium sebagai SNI 02 – 2805: 2005, Persyaratan Pupuk
K2O dari hasil pengolahan limbah cair KCl, Badan Standardisasi Nasional,
industri rumput laut tersebut berkisar antara 2005.
47
Jurnal Riset Industri (Journal of Industrial Research), Vol. 9 No. 1, April 2015, Hal. 39 – 48
48