Advoidance TDK Berpengaruh PDF
Advoidance TDK Berpengaruh PDF
Advoidance TDK Berpengaruh PDF
ABSTRACT
This study aims to examined the effect of tax avoidance on firm value and agency costs
with transparency of information as a moderating variable. The tax avoidance as an
independent variable is measured by the Effective Tax Rate (ETR) and Book Tax Different
(BTD). While the dependent variable in this study is the value of the company measured by
Tobins'Q, and agency costs measured by Sales to Total Asset Ratio (STA). Transparency of
information which is measured by 67 voluntary disclosure index. The selection of this
research sample was conducted using a purposive sampling method in all Indonesian
manufacturing companies listed on the IDX during 2015-2017. The number of final
samples obtained was 153 consisting of 51 companies over a period of 3 years. Testing this
sample uses a multiple regression analysis model. Overall, the results of the study indicate
that the practice of tax avoidance with BTD and ETR proxies does not have a significant
effect on firm value. The practice of tax avoidance with BTD proxy does not affect agency
costs, but if the BTD proxy tax avoidance practices have a significant and positive effect on
agency costs. Then information transparency reinforces that there is no relationship
between tax avoidance and firm value.
PENDAHULUAN
Nilai Perusahaan merupakan suatu kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari harga
saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang merupakan
gambaran penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi meningkatnya nilai perusahaan, salah satunya yaitu penghindaran Pajak
dapat meningkatkan nilai perusahaan untuk jangka panjang (Martani, dkk 2012) Namun
penelitian tersebut hasilnya tidak sama dengan yang dilakukan (Jiang, dkk 2010) yang
mana dikatakan bahwa penghindaran pajak justru dapat menghilangkan nilai perusahaan
dalam jangka panjang.
Adanya perbedaan penelitian sebelumnya yang sudah dijelaskan diatas
melatarbelakangi penulis dalam melakukan penelitian. Terutama bagi perusahaan di
Indonesia yang mana saat ini pajak dijadikan sektor penerimaan anggaran negara yang
paling besar. Tidak menutup kemungkinan penghindaran pajak yang dilakukan manager
untuk meningkatkan nilai perusahaan justru membuat penilaian masyarakat mengenai
kinerja perusahaan akan semakin menurun. Pada dasarnya manager sebagai pengambil
keputusan dalam perusahaan selalu berupaya untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan.
1
Corresponding author
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 2
2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 3
Transparansi
Informasi
H3
H1
Penghindaran Nilai
Pajak Perusahaan
H2
Biaya Agensi
ROA
DEBT
SIZE
3
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 4
Asimetri informasi bisa terjadi karena adanya masalah-masalah yang timbul karena
adanya informasi yang tidak lengkap, yaitu ketika tidak semua keadaan diketahui oleh
kedua belah pihak baik principal dan agen. Principal cenderung memiliki informasi lebih
sedikit dibanding agen, karena principal tidak mengelola perusahaan sehingga agen lebih
mengerti kondisi perusahaan. Hal ini memicu pada diri agen untuk memenuhi
kepentingannya sendiri, yaitu meningkatkan laba untuk dirinya sendiri, ini disebut sebagai
masalah kekacauan moral (moral hazard). Hal ini bertentangan dengan kontrak diawal
yang mana seharusnya keputusan yang diambil oleh agen semata-mata untuk kepentingan
principal.
Perilaku opportunistik yang dilakukan oleh manager dengan cara melakukan
penghindaran pajak dilakukan karena kurangnya pengawasan dari pihak principal.
Sehingga untuk mengawasi kinerja agen maka pihak principal mengeluarkan biaya agensi
yaitu biaya yang dikeluarkan oleh principal guna mengawasi kinerja agen. Dikaitkan
dengan masalah penghindaran pajak yang mungkin dilakukan oleh agen atau manajer
untuk meningkatkan laba guna untuk memenuhi kepentingan nya sendiri maka logikanya
biaya agensi ini akan meningkat seiring dengan adanya oraktik penghindaran pajak yang
mungkin dilakukan oleh agen.
Dari penjelasan diatas maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah :
H2 : Praktik Penghindaran Pajak berhubungan positif terhadap biaya agensi.
METODE PENELITIAN
Variabel Dependen
Nilai perusahaan dan Biaya Agensi merupakan variabel dependen dalam penelitian
ini. Variabel Dependen sering juga disebut sebagai variabel terikat, merupakan variabel
utama dalam sebuah penelitian, dimana terdapat variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap variabel terikat, dalam pengujian ini nantinya diharapkan peneliti akan
mendapatkan jawaban dan solusi masalah (Sekaran, 2006)
Nilai perusahaan diproksikan dengan mengukur kinerja perusahan dengan
menggunakan Tobin’s Q ratio. Pencipataan nilai perusahaan dikaitkan dengan kinerja
perusahaan dengan menilai tingkat harga saham untuk masa depan. Cara menghitung nilai
perusahaan yaitu dengan rumus :
Variabel dependen yang kedua yaitu biaya agensi. Perilaku penghindaran pajak
meningkatkan biaya agensi perusahaan. Kompleksitas dan ambiguitas penghindaran pajak
memungkinkan manajer untuk menyalurkan keuntungan ke dalam diri mereka, yang akan
mengurangi arus kas saat ini dan masa depan. Cara menghitung biaya agensi yaitu dengan
rumus :
STA = Penjualan
Total Assets
Variabel Independen
Dalam penelitian ini Penghindaran pajak merupakan variabel independen.
Penghindaran pajak dianggap perilaku yang legal dalam mengurangi beban pajak
perusahaan karena tidak melanggar aturan dan undang-undang yang berlaku. Penghindaran
pajak diukur dengan dengan dau metode pengukuran yaitu Effective Tax Rates (ETR),
dan Book Tax Different (BTD). Kedua metode pengukuran ini telah digunakan oleh
penelitian sebelumnya untuk menghitung penghindaran pajak.
Effective Tax Rates (ETR) dalam analisis ini didefinisikan sebagai beban pajak
penghasilan yang disajikan dalam laporan keuangan dibagi dengan laba akuntansi sebelum
pajak. Pengukuran ini sesuai dengan yang dilakukan oleh (Kiesewetter dan Manthey,
2017)
ETR = Income tax expense
Pre tax income
Pengukuran praktik penghindaran pajak menggunakan alat ukur Book Tax
Defference (BTD) bertujuan agar dapat dilihat seberapa besar perbedaan laba akuntansi
dengan laba fiskal, dimana semakin besaran perbedaan maka menggambarkan semakin
besar pula penghindaran pajak yang dilakukan.
5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 6
Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2017.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengalami pertumbuhan terbesar
dibandingkan dengan sektor perusahaan lainnya sehingga kontribusi PPN dan PPh yang
disetorkan kepada negara juga tiap tahunnya semakin meningkat. Dengan kondisi
demikian perusahaan manufaktur dipilih karena dapat mencerminkan keadaan sebenarnya
untuk mewakili sektor perusahaan lainnya.
Pemilihan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini dengan memilih sampel
menggunakan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Pengambilan sampel seperti ini disebut juga dengan Purposive Sampling. Adapun kriteria-
kriteria yang ditetapkan sebagai berikut :
1. Sampel yang digunakan merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2017.
2. Perusahaan harus mempublikasikan laporan tahunan serta laporan keuangan
tahunan pada tahun 2015-2017 baik disitus resmi perusahaan maupun melalui
situs BEI (www.idx.co.id)
3. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah, agar tidak berubah-ubah
nilainya dan menimbulkan perbedaan.
4. Laporan Keuangan diterbitkan per 31 Desember, bertujuan untuk menjaga
keseragaman analisis dan sampel.
5. Perusahaan tidak mengalami kerugian pada periode yang telah ditetapkan,
karena apabila mengalami kerugian maka perusahaan tidak melakukan
penghindaran pajak.
6. Memiliki data yang lengkap sesuai dengan dengan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian.
Metode Analisis
Uji regresi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji regresi yang secara
umum akan dilakukan dalam dua tahap. Hal ini dilakukan agar dapat terlihat dampak
variabel moderasi dalam mempengaruhi hubungan relasional antara variabel dependen dan
independen. Uji regresi yang pertama digunakan adalah uji regresi linear berganda untuk
melihat hubungan relasional antara variabel independen terhadap dependen. Kemudian,
dilakukan analisis regresi yang kedua dengan cara moderated regresion analysist yang
dilakukan untuk melihat pengaruh variabel moderasi terhadap hubungan variabel dependen
dan independen. Persamaan regresi dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
6
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 7
Keterangan :
Tonins’q = Nilai Perusahaan
BTD = (Book Tax Different) sebagai pengukuran Penghindaran Pajak
ETR = (Effective Tax Rate) sebagai pengukuran Penghindaran Pajak
SIZE = Ukuran Perusahaan
DEBT = Struktur Modal
ROA = Profitabilitas Perusahaan
DISC = Pengungkapan sukarela sebagai proksi transparansi informasi
α = Konstanta
ε = kesalahan regresi
Tabel 1
Hasil Pemilihan Sampel
Analisis Deskriptif
Tabel 2
Statistik Deskriptif
diperoleh sebesar 0,814838 dan standar deviasi sebesar 0,0662326. DISCxBTD merupakan
perkalian antara hasil voluntary disclosure dan BTD memiliki nilai minimum sebesar
0,0020, nilai maksimum sebesar 0,4677, serta nilai rata-rata sebesar 0,152831 dan standar
deviasi diperoleh angka sebesar 0,1088234. DISCxETR merupakan perkalian antara hasil
voluntary disclosure dengan ETR memiliki nilai minimum 0,0098 sedangkan nilai
maksimum sebesar 0,5616 serta nilai rata-rata diperoleh angka sebesar 0,212633 dan
standar deviasi sebesar 0,0764183.
Selain variabel-variabel diatas penelitian ini juga terdapat variabel tiga kontrol
yaitu Net Debt to Assets (DEBT), Return On Assets (ROA), dan Ukuran Perusahaan
(SIZE). DEBT memiliki nilai minimum 0,345, nilai maksimumnya sebesar 0,8197, nilai
rata-rata sebesar 0,381603 serta standar deviasi sebesar 0,1796687. Nilai minimum ROA
sebesar 0,0008 sedangkan nilai maksimum 0,2694 dan nilai rata-ratanya sebesar 0,077248
serta standar deviasi diperoleh angka sebesar 0,0568361. SIZE memiliki nilai minimum
sebesar 3,2430 sedangkan nilai maksimumnya 3,5350 dan nilai rata-rata sebesar 3,351451
serta standar deviasi sebesar 0,0602660.
10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 11
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 3,724 ,655 5,684 ,000
BTD ,186 ,168 ,400 1,107 ,270
ETR ,188 ,067 ,186 2,826 ,005
DEBT ,370 ,048 ,509 7,741 ,000
ROA ,065 ,163 ,145 ,400 ,690
SIZE -2,200 ,442 -,312 -4,977 ,000
Sumber : Data Sekunder yang telah diolah, 2019
Tabel 11
Uji T dan MRA Model 3 proksi BTD
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2,648 1,171 -2,260 ,025
BTD ,013 ,288 ,018 ,046 ,964
Interaksi -,093 ,134 -,049 -,691 ,491
DEBT ,183 ,085 ,157 2,154 ,033
ROA ,393 ,278 ,542 1,413 ,160
SIZE 2,388 ,786 ,210 3,039 ,003
DISC ,933 ,561 ,114 1,661 ,099
Sumber : Data Sekunder yang telah diolah, 2019
Tabel 12
Uji T dan MRA Model 3 proksi ETR
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -2,613 1,153 -2,266 ,025
DEBT ,209 ,082 ,179 2,548 ,012
ROA ,435 ,052 ,601 8,387 ,000
SIZE 2,262 ,766 ,199 2,952 ,004
DISC -2,011 2,111 -,246 -,952 ,342
ETR -,322 ,348 -,197 -,925 ,356
Interaksi -5,013 3,470 -,466 -1,445 ,151
Sumber : Data yang telah diolah, 2019
Penelitian ini menguji praktik penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan dan
biaya agensi dengan transparansi informasi sebagai variabel moderating. Praktik
Penghindaran pajak diukur dengan dua pengukuran yaitu BTD dan ETR sedangkan Nilai
perusahaan diukur dengan Tobins’q lalu biaya agensi diukur dengan STA, serta
transparansi informasi diproksikan dengan Voluntary disclosure. Dari berbagai variabel
tersebut terbentuklah tiga hipotesis sebagai berikut :
H1 : Praktik penghindaran pajak berhubungan negatif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini merujuk dari penelitian Chen, dkk (2015) dimana praktik
penghindaran pajak sebagai variabel independen diproksikan dengan dua proksi yaitu BTD
dan ETR. Sedangkan nilai perusahaan sebagai variabel dependen diproksikan dengan
11
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 12
Tobins’q. Setelah dilakukan uji statistik dengan model regresi berganda hasil dari model
ini yaitu BTD sebagai proksi pertama praktik penghindaran pajak memiliki nilai koefisien
beta sebesar -0,121 dengan signifikansi pada 0,672 sedangkan ETR sebagai proksi kedua
praktik penghindaran pajak memiliki nilai koefisien beta sebesar 0.154 dengan signifikansi
sebesar 0,176. Pada kedua proksi tersebut menunjukan bahwa praktik penghindaran pajak
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, karena nilai
signifikansi dari kedua proksi tersebut jauh diatas 0.05.
Dilihat dari keterangan diatas hasil penelitian berbeda dengan hasil penelitian
Chen, dkk (2015), yang mana menunjukkan praktik penhindaran pajak berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Simarmata, 2014) praktik penghindaran pajak tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil uji statistik hubungan praktik penghindaran
pajak yang diproksikan dengan ETR terhadap nilai perusahaan sejalan dengan penelitian
(Desai dan Dharmapala, 2009) yaitu positif dan tidak signifikan. Maka dari itu hipotesis 1
pada penelitian ini tidak terima.
Penelitian ini menolak adanya hubungan antara variabel independen praktik
penghindaran pajak dengan variabel dependen nilai perusahaan. Teori Agensi yang diawal
dijadikan sebagai landasan tidak terbukti memiliki pengaruh dalam penelitian antara
praktik penghindaran pajak dan nilai perusahaan. Suatu hubungan yang terjadi karena
terdapat kontrak antara dua pihak yaitu pihak principal sebagai pemegang saham
mengikutsertakan pihak kedua yaitu agen sebagai manajer perusahaan dalam mengatur dan
mengelola perusahaan serta mengambil keputusan semata-mata untuk kepentingan
principal, hubungan yang terjalin ini dinamakan hubungan agensi (Jensen dan Meckling,
1976). Teori agensi menjelaskan pentingnya tata kelola yang baik sehingga praktik
penghindaran pajak yang dilakukan dianggap sebagai pelanggaran aturan dan hukum
sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya nilai perusahaan pada penelitian ini tidak
terbukti kebenarannya
Pendapat tradisional mengenai praktik penghindaran pajak berpengaruh
meningkatkan nilai perusahaan tidak relevan dalam penelitian ini. (Desai dan Dharmapala,
2009) menjelaskan bahwa pengalihan langsung dan manipulasi pendapatan dapat
difasilitasi ketika para manajer melakukan praktik penghindaran
Pajak. Menurut Desai dan Dharmapala (2009) mendapati bahwa efek keseluruhan dari
kegiatan penghindaran pajak perusahaan pada nilai perusahaan tidak selalu signifikan
karena justru hasilnya penghindaran pajak dan nilai perusahan tidak memiliki pengaruh.
Hasilnya bahwa penghindaran pajak dapat menciptakan nilai perusahaan hanya bagi
perusahaan dengan tingkat kepemilikan institusional yang tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini hipotesis 1 tidak terima karena
praktik penghindaran pajak yang diproksikan dengan dua proksi yaitu BTD dan ETR nilai
signifikansinya lebih dari 0,05. Sehingga praktik penghindaran pajak tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
H2 : Praktik Penghindaran Pajak berpengaruh positif terhadap Biaya Agensi.
Praktik Penghindaran pajak tidak hanya diuji dengan nilai perusahaan, namun
dalam penelitian ini praktik penghindaran pajak juga diuji dengan biaya agensi. Praktik
penghindaran pajak masih sama dengan hipotesis 1 yaitu dikur dengan BTD dan ETR,
sedangkan biaya agensi diukur dengan STA. Hasil uji statistik dirumuskan dengan model
regesi berganda.
Hasil uji Statistik t menunjukkan bahwa praktik penghindaran pajak sebagai
variabel independen yang diproksikan dengan BTD memiliki nilai koefisien beta sebesar
0,186 dengan nilai signifikansi sebesar 0,270. Hal ini menunjukkan bahwa proksi BTD
sebagai praktik penghindaran pajak positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan,
karena nilai signifikansinya jauh dari 0,05. Sedangkan jika diproksikan dengan ETR hasil
12
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 13
koefisien beta sebesar 0,186 dengan nilai signifikansi sebesar 0,005 sehingga penghindaran
pajak berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Terlihat perbedaan terjadi pada kedua proksi praktik penghindaran pajak tersebut.
Jika diproksikan dengan BTD maka hipotesis 2 tidak terima namun jika diproksikan
dengan ETR maka hipotesis 2 diterima, karena praktik penghindaran pajak berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 2 diterima maka menunjukkan bahwa apabila
praktik penghindaran pajak yang diproksikan dengan ETR terjadi di perusahaan semakin
luas, mengakibatkan biaya agensi yang dikeluarkan oleh principal akan semakin tinggi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari (Chen, dkk 2015) serta (Haryanto,
2017).
Teori Agensi yang dipakai sebagai landasan dalam menjelaskan adanya masalah
agensi yang terjadi antara agen dan principal yang diakibatkan karena asimetri informasi,
sehingga principal harus mengeluarkan biaya agensi untuk mengawasi kinerja dari agen
(Hendriksen, 1992). Teori Agensi dalam penelitian ini terbukti kebenarannya, dengan
adanya praktik penghindaran pajak di suatu perusahaan memungkinkan principal harus
mengeluarkan biaya agensi atau biaya pengawasan untuk mengetahui kinerja yang
dilakukan oleh agen. Indikasinya apabilai biaya agensi di perusahaan tinggi cenderung
adanya praktik penghindaran pajak di perusahaan tersebut.
H3 : Transparansi Informasi dapat memoderasi hubungan antara penghindaran
pajak dan nilai perusahaan.
Adanya perilaku penghindaran pajak mengakibatkan meningkatnya arus kas yang
disebabkan karena pengurangan utang pajak. Selain itu perilaku penghindaran pajak juga
dikaitkan dengan pengeluaran untuk biaya agensi yang lebih meningkat. Hal ini
menyebabkan harus ada pengkajian lagi pada perusahaan untuk mengetahui seberapa besar
perilaku penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan, apakah praktik penhindaran
pajak memiliki manfaat yang tinggi atau justru penerapannya membutuhkan biaya yang
lebih besar,
Rumusan hipotesis tersebut diuji dengan model regresi 3 dimana praktik
penghindaran pajak sebagai variabel independen di proksikan dengan BTD dan ETR lalu
nilai perusahaan diproksikan dengan Tobins’q serta terdapat variabel moderasi transparansi
informasi yang diukur dengan voluntary disclosure. Interaksi antara praktik penghindaran
pajak dan nilai perusahaan ditunjukkan dengan DISCXBTD dan DISCXETR.
. Dari tabel 4.2.11 Uji Statistik T dengan MRA model 3 menunjukkan bahwa
interaksi merupakan variabel interaksi perkalian dari BTD yaitu proksi penghindaran pajak
yang diukur dengan BTD dan DISC yaitu hasil pengungkapan sukarela yang mana pada
tabel diatas memiliki nilai koefisien beta sebesar -0,093 pada tingkat signifikansi 0,491.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel moderasi transparansi informasi yang
diproksikan dengan voluntary disclosure dalam penelitian ini konsisten menguatkan bahwa
tidak ada pengaruh hubungan antara penghindaran pajak dan nilai perusahaan, sedangkan
untuk jenis moderasi nya sendiri termasuk dalam kategori moderasi potensial. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Chen, dkk 2015)
Dari tabel 4.2.12 Uji Statistik T dengan MRA model 3 menunjukkan bahwa
interaksi merupakan variabel interaksi perkalian dari ETR yaitu proksi penghindaran pajak
yang diukur dengan ETR dan DISC yaitu hasil antara pengungkapan sukarela. Yang mana
pada tabel diatas memiliki nilai koefisien beta sebesar -5,013 pada tingkat signifikansi
0,151. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel moderasi transparansi informasi yang
diproksikan dengan voluntary disclosure secara konsisten dengan hasil uji t model 1 tidak
berpengaruh signifikan serta negatif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan untuk jenisnya
sendiri transparansi informasi merupakan termasuk dalam kategori moderasi potensial.
Variabel moderasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu voluntary disclosure.
Dilihat dari interaksi antara Voluntary disclosure (DISC) dengan variabel independen
13
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 14
penghindaran pajak yang diukur dengan BTD dan ETR dapat dilihat dari hasil bahwa
keduanya secara konsisten tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan dalam
menjelaskan hubungan antara praktik penghindaran pajak dan nilai perusahaan. Hal ini
menguatkan pada uji t model 1 bahwa praktik penghindaran pajak dalam penelitian ini
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Teori sinyal yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan peran pentingnya
transformasi informasi yang diberikan dari pihak internal perusahaan untuk memberi sinyal
kepada para pemegang saham (Bushman dan Smith, 2003) pada penelitian ini terbukti
kebenarannya, Voluntary disclosure sebagai variabel moderasi pada penelitian ini terbukti
jika adanya transparansi informasi yang diproksikan dengan voluntary disclosure pada
penelitian ini semakin menguatkan hasil dari hipotesis 1. Praktik penghindaran pajak tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Serta adanya transparansi informasi sebagai
variabel moderasi juga menguatkan bahwa pada keduanya tidak memiliki hubungan yang
signifikan. Hasil dari variabel moderasi juga menguatkan jika pada variabel praktik
penghindaran pajak dan nilai perusahaan tidak memiliki hubungan dan tidak signifikan.
KESIMPULAN
Dari awal dilakukannya penelitian ini telah dirumuskan 3 Hipotesis. Yang mana ketiga
hipotesis telah dilakukan analisis data serta pembahasan hasil olahan data pada bab
sebelumnya. Berikut ini kesimpulan dari ketiga hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perilaku Penghindaran pajak yang diproksikan dengan BTD dan ETR tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang di proksikan dengan
Tobins’q. Maka hipotesis 1 yang menyatakan bahwa Perilaku Penghindaran Pajak
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini tidak didukung
(ditolak).
2. Perilaku penghindaran pajak yang diproksikan dengan ETR berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan STA. Maka dari
itu hipotesis 2 yang menyatakan bahwa perilaku penghindaran pajak berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan pada penelitian ini didukung (diterima).
3. Hipotesis 3 menyatakan bahwa transparansi informasi tidak dapat memoderasi
hubungan antara perilaku penghindaran pajak dan nilai perusahaan. Hanya saja
transparansi informasi dapat berpotensi menjadi variabel moderating. Pada
penelitian ini hipotesis 3 tidak diterima karena hasilnya konsisten dengan hipotesis
1 yaitu praktik penghindaran pajak tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Voluntary disclosure pada penelitian ini menguatkan hasil pada hipotesis 1.
4. Teori Agensi pada hipotesis 1 tidak terbukti dapat menjelaskan hubungan antara
praktik penghindaran pajak dan nilai perusahaan, namun pada hipotesis kedua, teori
agensi terbukti dapat menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara praktik penghindaran pajak dan biaya agensi.
5. Teori Sinyal terbukti pada hipotesis 3 mampu menjelaskan bahwa pentingnya
transparansi informasi dalam menguatkan tidak adanya hubungan antara praktik
penghindaran pajak dan nilai perushaan.
REFERENSI
Armstrong, C. S., Blouin, J. L., Jagolinzer, A. D., Larcker, D. F., & Armstrong, C. S.
(2015). Corporate Governance , Incentives , and Tax Avoidance. Journal of
Accounting and Economics. https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2015.02.003
Bamber, L. S., Jiang, J. X., & Wang, I. Y. (2010). What ’ s My Style ? The Influence of
14
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 15
15