(JURNAL) Fanny Richa Noviyanti Akuntansi Perpajakan
(JURNAL) Fanny Richa Noviyanti Akuntansi Perpajakan
(JURNAL) Fanny Richa Noviyanti Akuntansi Perpajakan
Abstract: The purpose of this research is to analyze the effect of corporate social responsibility
disclosure, ownership structure, earnings management, and leverage toward tax
agressiveness. The population in this research are all companies listed on BEI with coal
minning company as a sampel. Using purposive sampling as the sampling technique, 6
companies are selected as samples. The reasearch period used is 5 years period. Data analysis
technique used in this research is multiple linear regression, which previously performed the
descriptive statistics, the classic assumption test, and hypothesis testing. The results of this
research in the first hypothesis shows that corporate social responsibility disclosure,
ownership structure, earnings management, and leverage have no effect simultaneously toward
tax agressiveness with significance level of 0,482. The second hypothesis showed the corporate
social responsibility disclosure has no significant effect toward tax agressiveness on the level
of 0,453. The third showed the ownership structure has no significant effect toward tax
agressiveness on the level of 0.182. The fourth hypothesis showed that earnings management
has no significant effect toward tax agressiveness on the level of 0.946, and the fifth hypothesis
show leverage has no significant effect toward tax agressiveness on the level of 0,295.
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh antara pengungkapan corporate
social responsibility (CSR), struktur kepemilikan, manajemen laba, dan leverage terhadap
agresivitas pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan perusahaan pertambangan sektor batubara sebagai
sampelnya. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga
didapatkan sampel sebanyak 6 perusahaan. Periode penelitian yang digunakan yaitu lima
tahun periode. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi
linier berganda, yang sebelumnya dilakukan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji
hipotesis. Hasil penelitian ini pada hipotesis pertama pengungkapan corporate social
responsibility (CSR), struktur kepemilikan, manajemen laba, dan leverage tidak berpengaruh
secara simultan terhadap agresivitas pajak dengan tingkat signifikansi sebesar 0,482.
Hipotesis kedua pengungkapan corporate social responsibility (CSR) tidak berpengaruh
terhadap agresivitas pajak dengan tingkat signifikansi sebesar 0,453. Hipotesis ketiga struktur
kepemilikan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak dengan tingkat signifikansi sebesar
0,182. Hipotesis keempat manajemen laba tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak
1
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,946. Dan hipotesis kelima leverage tidak berpengaruh
terhadap agresivitas pajak dengan tingkat signifikansi sebesar 0,295.
Kata Kunci: corporate social responsibility (CSR), struktur kepemilikan, manajemen laba,
leverage, agresivitas pajak
1. Pendahuluan
Suatu negara dapat dikatakan berkembang atau tidak dapat dilihat dari perkembangan
ekonomi negara itu sendiri. Pendapatan negara di Indonesia sendiri terus mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Kementrian Keuangan, dari total pendapatan negara pada
tahun 2017 sebesar Rp. 1.750,3 Triliun salah satu penyumbang terbesar dalam pendapatan negara
itu sendiri yakni dari sektor pajak. Penerimaan pajak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) 2017 mencapai 85,6% dari total pendapatan negara. Angka ini baru 89,7% atau
setara dengan Rp. 1.151 Triliun dari target tahun 2017 sebesar Rp. 1.283,6 T. Bahkan Kementrian
Keuangan menargetkan penerimaan pajak tahun 2018 sebesar Rp. 1.424 Triliun. Hal ini
Sebagaimana yang kita ketahui, pajak merupakan iuran kepada negara yang bersifat
memaksa tanpa kita mendapatkan secara langsung manfaatnya. Pajak sendiri merupakan unsur
penting dalam pembangunan sebuah negara. Dengan pajak diharapkan akan meningkatkan
perekonomian negara serta dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun dibalik keuntungan
yang didapat dari pajak, pajak sendiri masih dianggap sebagai beban bagi wajib pajak pribadi
maupun badan. Bagi perusahaan sebagai wajib pajak, pajak merupakan beban yang dapat
mengurangi keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu tidak menutup
kemungkinan perusahaan akan terdorong untuk mencari cara untuk mengurangi beban pajak
tersebut atau apabila memungkinkan bahkan untuk menghilangkan beban pajak tersebut (Hadi dan
Mangoting, 2014).
Frank dalam Monika dan Ratmono (2015), menjelaskan agresivitas pajak perusahaan
sebagai suatu tindakan dalam merekayasa pendapatan kena pajak melalui cara-cara dalam
perencanaan pajak baik yang tergolong legal (tax avoidance) maupun ilegal (tax evasion). Semakin
2
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
banyak celah yang digunakan oleh perusahaan maka perusahaan tersebut dianggap semakin agresif
terhadap pajak meskipun tidak semua tindakan yang dilakukan perusahaan tersebut melanggar
untuk memperoleh kepercayaan atau image baik di mata masyarakat. Lanis (2012) dalam Monika
dan Ratmono (2015) menganggap CSR sebagai salah satu faktor untuk menuju keberhasilan serta
kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini dikarenakan seluruh kegiatan perusahaan tidak terlepas
dari interaksi dengan masyarakat sekitar. Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2017)
menemukan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap tingkat agresivitas pajak. Perusahaan
akan cenderung semakin agresif sejalan dengan semakin luasnya pengungkapan CSR oleh
perusahaan.
Pada dasarnya struktur kepemilikan dalam perusahaan terbagi menjadi dua yakni
menunjukkan perbandingan yang seimbang antara pemilik perusahaan dan manajerial. Chen et al
(2010) mengemukakan bahwa perusahaan non-keluarga memiliki tingkat agresivitas pajak yang
lebih tinggi dibanding perusahaan keluarga. Dengan adanya pemisahan yang jelas antara pemilik
perusahaan dan manajerial maka hal tersebut memungkinkan untuk terjadinya konflik keagenan
(Hadi, 2014). Hal ini dikarenakan manajemen perusahaan memiliki keleluasaan dalam
memaksimalkan laba sehingga dapat menimbulkan agresivitas pajak. Sementara pada perusahaan
keluarga, pemilik lebih memilih untuk membayar pajak yang tinggi daripada rusaknya reputasi
Menurut Scott (2000) dalam Tiaras dan Wijaya (2015) menyatakan bahwa perpajakanlah
salah satu motivasi manajemen dalam melakukan manajemen laba. Semakin besar laba perusahaan
maka akan semakin besar pula beban pajak yang harus dibayarkan. Oleh karena itu perusahaan akan
cenderung untuk tetap menjaga labanya pada tingkatan tertentu untuk menghindari beban pajak
yang meningkat. Selain faktor-faktor diatas peningkatan leverage juga turut mempengaruhi tingkat
agresivitas pajak pada perusahaan ( Setiawan, 2006 dalam Tiaras dan Wijaya, 2015). Namun
3
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
penelitian yang dilakukan Lanis dan Richardson (2007) menunjukkan bahwa leverage tidak
penghindaran pajak yang dilakukan wajib pajak. Dalam catatannya, pada tahun 2017 dari total 16,6
juta wajib pajak yang harus menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), baru sebanyak
12,05 juta wajib pajak yang menyampaikan SPT. Menurut Sekjen Forum Indonesia Untuk
Transparansi Anggaran (FITRA), diduga setiap tahun terdapat angka penghindaran pajak sebesar
Rp110 triliun. Penghindaran pajak ini sebagian besar berasal dari wajib pajak badan sekitar 80
persen dan sisanya adalah wajib pajak perorangan. Dimana sebagian besar ini merupakan badan
usaha yang bergerak di sektor minerba (mineral dan batubara). Namun selain itu juga banyak dari
perusahaan asing. Selanjutnya terdapat pula perusahaan yang berbadan hukum Indonesia, tetapi
Nama Gayus Tambunan pasti sudah tidak asing bagi kita. Gayus Tambunan terjerat kasus
penerimaan suap terkait dengan pengurusan permohonan keberatan pajak. Hal ini merupakan salah
satu cara perusahaan menghindar dari membayar pajak yaitu dengan menyuap pegawai pajaknya.
Gayus Tambunan terbukti menerima suap sebesar Rp 925 juta rupiah dari Roberto Santonius terkait
kepengurusan gugatan keberatan pajak PT Metropolitan Retailmart. Selain itu ia juga menerima 3,5
juta dollar Amerika dari Alif Kuncoro terkait kepengurusan pajak tiga perusahaan Grup Bakrie,
Kemenkeu menjelaskan bahwa potensi PPh pada sektor pertambangan sebesar 140,96
triliun tetapi yang dapat direalisasikan hanya sebesar 43,48 triliun. Hal ini berarti hanya sebesar
30,8% saja yang diterima negara sedangkan 70,2% hilang karena banyaknya perusahaan yang
belum membayar pajak. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak mengungkapkan bahwa selama ini
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya. Berdasarkan data dari 2011 lalu, dari 3.037 wajib
pajak sektor pertambangan mineral batubara dan migas, ada 2.900 wajib pajak yang tidak lapor
SPT. Sementara pada 2015, wajib pajak sektor pertambangan mineral batubara dan migas yang
melapor SPT hanya 2.500. Sedangkan 3.600 wajib pajak lainnya tidak lapor SPT. Dampak dari
4
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
pelemahan ekonomi global yang ada dijadikan alasan oleh para pengusaha tambang mineral dan
batubara terkait rendahnya pembayaran pajak dari sektor pertambangan selama ini.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat agresivitas pajak perusahaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Penelitian ini
bermaksud untuk mengintegrasikan penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya serta untuk
responsibility (CSR), struktur kepemilikan, manajemen laba, dan leverage terhadap agresivitas
pajak perusahaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu karena sampel yang
digunakan adalah perusahaan pertambangan sektor batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan. Kerangka
pemikiran dibutuhkan guna untuk meyakinkan sesama peneliti dengan alur pikir yang logis
dalam perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat agresivitas pajak dalam
perusahaan yakni Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan CSR yang dilakukan
sehingga perusahaan dapat melebarkan bisnisnya lebih jauh lagi. Selain itu dengan
Faktor yang mempengaruhi tingkat agresivitas pajak perusahaan lainnya antara lain
untuk kepemilikan sahamnya sebagian besar masih dimiliki oleh anggota keluarga.
5
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
Anggota keluarga yang mana merupakan pemegang saham mayoritas mempunyai suara
maupun pengaruh yang besar dalam perusahaan. Setiap perusahaan pasti menginginkan
keuntungan atau laba yang besar. Semakin besar keuntungan atau laba yang didapat maka
akan semakin besar beban pajak yang harus dibayarkan. Hal ini tidak menutup
Selain itu agresivitas pajak juga dapat disebabkan oleh manajemen laba. Salah satu
motivasi manajer untuk melakukan manajemen laba yaitu motivasi perpajakan. Dalam
Manajer juga dapat mengubah atau bahkan menghilangkan beberapa informasi mengenai
diatasnya (pemegang saham, dll). Motivasi serta peluang yang ada dapat mendorong
Kemudian selain tiga faktor diatas, leverage juga dapat menyebabkan terjadinya
agresivitas pajak dalam perusahaan. Penambahan leverage atau rasio utang dalam
perusahaan dapat mengurangi beban pajak. Hal ini dikarenakan penambahan jumlah utang
ini akan memunculkan beban bunga yang harus dibayar. Komponen beban bunga ini yang
kemudian dapat mengurangi laba sebelum kena pajak sehingga beban pajak yang harus
Pajak
6
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan bentuk etika dan tanggung
operasionalnya. Kegiatan CSR dapat dilakukan di berbagai bidang baik di bidang ekonomi,
sosial dan lingkungan, maupun di bidang pendidikan. Pelaksanaan CSR merupakan wujud
masyarakat secara luas (Gunawan, 2017). Pengungkapan CSR dapat berdampak positif
bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Selain itu pengungkapan CSR juga bermanfaat
positif terhadap agresivitas pajak. Dengan adanya PMK No.76 tahun 2011 bahwa batasan
biaya CSR yang dapat dikurangkan penghasilan bruto sebesar 5% dari penghasilan neto
fiskal tahun sebelumnya. Hal ini dapat memotivasi perusahaan untuk melakukan kegiatan
CSR-nya untuk menghindari pembayaran pajak yang tinggi sekaligus menjadi alat bagi
Aryani (2011) dalam Hadi dan Mangoting (2014) membagi konsentrasi kepemilikan
dalam perusahaan menjadi dua yaitu kepemilikan menyebar atau kepemilikan non-
kepemilikan keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu perusahaan yang mana sebagian
besar sahamnya dimiliki oleh pihak tertentu (pendiri perusahaan dan atau anggota
dikelola dan dikontrol oleh pihak keluarga karena anggota keluarga menempati posisi-
7
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
perusahaan, kepemilikan keluarga mempunyai pengaruh serta hak suara yang besar dalam
perusahaan.
keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan pajak agresif perusahaan. Hal ini
sejalan dengan penelitian Chen et al (2010) dalam Hadi dan Mangoting (2014) dimana
untuk melakukan agresivitas pajak yang lebih rendah daripada perusahaan dengan struktur
kepemilikan tersebar. Pada perusahaan kepemilikan keluarga cenderung lebih peduli untuk
bertahan hidup dalam jangka waktu yang panjang sehingga dapat memaksimalkan
keuntungan yang akan diperoleh. Selain itu, perusahaan keluarga juga memilih
menghindari resiko untuk membayar denda atau sanksi akibat melakukan agresivitas pajak,
serta rusaknya reputasi perusahaan akibat adanya temuan dari pemeriksaan pajak oleh
fiskus.
Scott, 2015 (dalam Firmansyah dan Surahman, 2017) menjelaskan manajemen laba
sebagai sebuah adalah tindakan yang digunakan manajer dalam melaporkan keuntungan
atau laba yang dapat memaksimalkan kepentingan pribadi maupun perusahaan dengan
mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba merupakan motivasi pajak (taxation
motivation). Motivasi dan peluang yang ada memungkinkan manajer untuk melakukan
praktik manajemen laba pada laporan keuangan perusahaannya. Manajemen laba terjadi
ketika dalam melaporkan keuangan dan transaksi yang ada di perusahaan manajer
menimbulkan misleading bagi pihak investor maupun pemangku kepentingan yang lain
(misal otoritas pajak) mengenai tentang performa perusahaan yang sebenarnya (Healy dan
8
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
Praktik manajemen laba terbagi menjadi dua jenis, yaitu manajemen laba riil dan
manajemen laba akrual. Manajemen laba riil didefinisikan sebagai sebuah tindakan
manajemen yang menyimpang dari praktek bisnis yang seharusnya dengan tujuan utama
untuk mencapai target laba. Adapun tindakan-tindakan yang termasuk kedalam manajemen
riil meliputi manipulasi penjualan, penurunan beban diskresioner dan produksi yang
berlebihan.
Firmansyah dan Surahman (2017) menjelaskan bahwa dalam unsur manajemen laba
yang agresif terkandung unsur akrual diskresioner yang sarat dengan ketidakpastian yang
akan berdampak pada semakin besarnya perbedaan antara laba akuntansi dengan laba kena
pajak. Hal ini disebabkan perusahaan dapat memilih metode dan estimasi akuntansi yang
menyebabkan perbedaan atau melakukan transaksi yang bukan pengurang atau subyek
melaporkan laba yang tinggi dan pajak minimum secara bersamaan pada periode berjalan.
Hasil penelitian milik Tiaras dan Wijaya (2015) menunjukan bahwa manjamen laba
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa perusahaan melakukan income increasing untuk menjaga indikator
kinerja perusahaan tetap dan menekan tarif pajak efektif perusahaan sesuai dengan
ketentuan perundangan perpajakan yang berlaku yaitu sebesar 25% dari laba bersih
Sukartha, 2014). Penambahan jumlah utang ini akan memunculkan beban bunga yang
harus dibayar, komponen beban bunga ini dapat mengurangi laba sebelum kena pajak
sehingga beban pajak yang harus dibayar akan berkurang. Hal ini membuat perusahaan
9
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
Semakin besar perusahaan maka akan lebih mempertimbangkan lagi risiko dalam
hal pengelolaan beban pajaknya. Perusahaan besar cenderung lebih memilih untuk
menggunakan sumber daya yang dimilikinya daripada pembiayaan yang berasal dari
utang. Sumber daya manusia yang ahli dalam perpajakan diperlukan agar dalam
pengelolaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan dapat maksimal untuk menekan beban
pajak perusahaan. Semakin banyak sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan berskala
besar maka akan semakin besar pula biaya pajak yang dapat dikelola oleh perusahaan.
Pada penelitian milik Tiaras dan Wijaya (2015) menunjukkan bahwa leverage tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan. Hasil
tersebut diketahui bahwa perusahaan sampel tidak memanfaatkan hutang untuk melakukan
penghindaran pajak meskipun perusahaan akan memperolah insentif pajak atas bunga
pinjaman. Hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU Nomor 36 tahun
2008 dimana perusahaan yang memiliki utang yang tinggi akan memperolah insentif pajak
3. Metode Penelitian
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling. Kriteria seleksi sampel yang digunakan pada penelitian ini antara lain : (1)
Merupakan perusahaan pertambangan pada sektor batubara yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2013-2017; (2) Bukan merupakan perusahaan pertambangan batubara
yang delisting selama periode penelitian tahun 2013-2017; (3) Perusahaan pertambangan
batubara yang menyajikan Annual Report selama periode penelitian tahun 2013-2017; (4)
Perusahaan pertambangan batubara yang tidak mengalami kerugian selama periode penelitian
tahun 2013-2017; (5) Perusahaan yang memiliki nilai CETR antara 0 sampai 1 untuk
memudahkan perhitungan.
10
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
Setelah dilakukan seleksi dengan lima pertimbangan diatas, maka didapat sampel
penelitian sebanyak 6 perusahaan. Dengan jangka waktu penelitian selama lima tahun maka
diperoleh total jumlah observasi penelitian yang akan dilakukan yaitu sebanyak 30 data.
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
a. Agresivitas Pajak
perusahaan sebagai suatu tindakan dalam merekayasa pendapatan kena pajak melalui cara-
cara dalam perencanaan pajak baik yang tergolong legal (tax avoidance) maupun cara yang
tergolong ilegal (tax evasion). Tindakan agresivitas pajak merupakan tindakan yang
dilakukan dengan cara meminimalisasi jumlah kena pajak yang seharusnya dibayar oleh
perusahaan. Cara mengukur agresivitas pajak dalam penelitian ini menggunakan Cash
Effective Tax Rate (CETR). CETR menggambarkan persentase total pajak penghasilan
pajak. Proksi CETR dinilai menjadi indikator tingkat agresivitas pajak apabila nilainya
semakin mendekati nol. Semakin rendah CETR yang dimiliki perusahaan, maka akan
semakin tinggi pula tingkat agresivitas pajak perusahaan tersebut. CETR yang rendah juga
dapat menunjukan bahwa beban pajak penghasilan lebih kecil nominalnya dibandingkan
CSR merupakan wujud dari bentuk perhatian dan partisipasi perusahaan dalam
dilakukan dengan melihat nilai proper pada tiap perusahaan. Proper (Program Penilaian
lingkungannya.
11
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pihak keluarga, baik berhubungan darah atau
report). Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
d. Manajemen Laba
laba pada penelitian ini diukur dengan menggunakan Discretionary Accruals (DA). Dalam
total akrual menjadi dua, yaitu komponen non-discretionary accruals dan komponen
2) Nilai accruals diestimasi dengan persamaan regresi OLS (Ordinary Least Square)
12
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
1
NDAit = α1 ( ) + α2 (([REVit -REVit-1 ] -[RECit -RECit-1 ])/Ait-1 ) + α3 (PPEit /Ait-1 )
Ait-1
maka nilai discretionary accruals akan semakin mendekati nol. Apabila manajemen laba
dilakukan dengan meningkatkan laba perusahaan hal tersebut berarti bahwa discretionary
accruals menunjukan nilai yang positif. Dan apabila discretionary accruals menunjukan
nilai negatif berarti manajemen laba dilakukan dengan menurunkan laba perusahaan.
e. Leverage
ini akan memunculkan beban bunga yang harus dibayar, komponen beban bunga ini dapat
mengurangi laba sebelum kena pajak sehingga beban pajak yang harus dibayar akan
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
13
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
Analisis Data Dan Uji Hipotesis. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda
yang sebelumnya perlu dilakukan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, serta uji hipotesis
4. Hasil
Descriptive Statistics
a. CSR menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) sebesar 4,000. Hal ini menunjukkan
telah memperoleh peringkat PROPER rata-rata yang baik yaitu peringkat Hijau. Hal
ini berarti bentuk pertanggung jawaban perusahaan sudah baik terhadap lingkungan
dan masyarakat. Sedangkan untuk nilai minimum adalah 3,000 yakni peringkat Biru
dan nilai maksimum yaitu 5,000 dimana merupakan peringkat tertinggi yakni
b. Kepemilikan Keluarga menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebanyak 0,7051. Hal ini
2013-2017 dengan jumlah saham pihak keluarga dari jumlah saham beredar dengan
hasil lebih dari 50% memiliki kecenderungan akan melakukan tindakan pajak agresif.
Sedangkan untuk nilai minimum sebesar 0,50, nilai maksimum sebesar 0,93, dan
14
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
c. Manajemen laba menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0015. Hal ini
Sedangkan untuk nilai minimum sebesar -0,08, nilai maksimum sebesar 0,16, dan
d. Leverage menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3788. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI tahun 2013-
2017 memiliki utang sebesar 0,39 USD untuk setiap 1 USD aset yang dimiliki
perusahaan. Sedangkan untuk nilai minimum sebesar 0,14, nilai maksimum sebesar
e. Tingkat agresivitas pajak menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3301 atau
33,01% dari total 30 observasi. Hal ini menunjukkan bahwa beban rata-rata pajak
Asumsi klasik yang yang perlu diuji pada penelitian ini meliputi uji normalitas,
Uji Normalitas. Uji normalitas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang memiliki
tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
15
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
0,096 dan signifikansinya yaitu 0,200. Hal ini menunjukkkan bahwa data residual
terdistribusi normal, karena memiliki tingkat signifikansinya diatas 0,05 (0,200 > 0,05)
yang berarti model regresi tidak memiliki masalah normalitas dan atau data yang
digunakan terdistribusi secara normal. Hasil yang sama juga ditunjukkan melalui grafik
normal p-plot.
diagonal. Hal ini menunjukan bahwa berdasarkan gambar diatas diketahui residual
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji
multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance
16
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
Inflation Factor (VIF) (Ghozali,2016). Hasil dari uji multikolonieritas adalah sebagai
berikut :
Responsibility memiliki nilai tolerance sebesar 0,846 nilai Variance Inflation Factor
(VIF) sebesar 1,181. Kepemilikan keluarga memiliki nilai tolerance sebesar 0,928 dan
nilai VIF sebesar 1,078. Manajemen laba memiliki nilai tolerance sebesar 0,900 dan
nilai VIF sebesar 1,111. Dan leverage memiliki nilai tolerance sebesar 0,945 dan nilai
VIF sebesar 1,059. Karena seluruh variabel menunjukkan nilai VIF kurang dari 10 dan
nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
lainnya. Metode yang digunakan yaitu dengan melihat Grafik ScatterPlot antara
SPRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah y yang telah diprediksi, dan sumbu X
17
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
tersebut adalah 1,338. Suatu model regresi dapat dikatakan tidak ada autokorelasi
18
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
apabila mempunyai kriteria dimana dU < d < 4-dU. Untuk alpha sebesar 5%, variabel
independen sebanyak 4 (k=4), dan sampel sebanyak 30 (n = 30), maka diperoleh batas
atas (dU) sebesar 1,7386 dan batas bawah (dL) sebesar 1,1426. Dengan demikian
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil uji autokorelasi yang diinginkan
Pajak) diubah kedalam bentuk logaritma natural dan variabel X diubah kedalam bentuk
Lag. Setelah dilakukan analisis regresi kembali hasil yang didapat masih jauh dari yang
diharapkan atau masih terdapat autokorelasi. Oleh karena itu dilakukan Lag pada
Model Durbin-Watson
1 1,778
nilai DW sebesar 1,778. Sehingga nilai ini lebih besar dari batas atas (dU) namun tidak
lebih besar dari 4-dU (dU < d < 4-dU). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
Analisis Regresi Linier Berganda. Pada penelitian ini, pengolahan data yang
digunakan yaitu analisis linier berganda versi 23.0 dengan variabel dependen
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
19
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
Responsibility (X1), Struktur Kepemilikan (X2), Manajemen Laba (X3), dan Leverage (X4),
sebesar -0,048 dengan tanda negatif, yang mana menyatakan setiap peningkatan
melakukan agresivitas pajak akan menurun sebesar 0,048 dengan asumsi Struktur
dengan tanda negatif, yang mana menyatakan setiap peningkatan 1 lembar saham
pajak akan menurun sebesar 0,471 dengan asumsi Corporate Social Responsibility,
Manajemen Laba, dan Leverage tetap atau konstan, sehingga Struktur Kepemilikan
dengan tanda negatif, yang mana menyatakan setiap perubahan 1 satuan dalam
Struktur Kepemilikan, dan Leverage tetap atau konstan, sehingga Manajemen Laba
20
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
d. Variabel Leverage menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,393 dengan tanda
1. Uji Hipotesis
a. Uji Statistik F
atau bebas yang dimasukkan dalam model berpengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen/terikat (Ghozali,2016). Hasil dari uji statistik F antara lain sebagai
berikut :
Tabel 4.8
Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,178 4 ,044 ,896 ,482b
Residual 1,191 24 ,050
Total 1,369 28
a. Dependent Variable: LnAGP
b. Predictors: (Constant), LagLev, LagML, LagKep, LagCSR
Sumber : Data diolah dengan SPSS versi 23.0 (2018)
Berdasarkan output spss versi 23.0 pada Tabel 4.8 diatas, dari hasil uji ANOVA
atau F Test didapat nilai F hitung sebesar 0,896 dengan probabilitas 0,482. Karena
probabilitas jauh lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan hipotesis ditolak atau
pajak.
21
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
b. Uji Statistik T
Uji statistik T merupakan uji yang bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh
membandingkan nilai signifikan dengan taraf signifikan α (0,05). Hasil uji parsial
sebesar -0,763. Sedangkan tingkat signifikansinya sebesar 0,453 yakni lebih besar
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini H2 ditolak.
Sedangkan tingkat signifikansinya sebesar 0,182 yakni lebih besar dari 0,05, maka
Sedangkan tingkat signifikansinya sebesar 0,946 yakni lebih besar dari 0,05, maka
tingkat signifikansinya sebesar 0,295 yakni lebih besar dari 0,05, maka dapat
22
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
c. Koefisien Determinasi
Berdasarkan output spss versi 23.0 pada Tabel 4.9 diatas, dari hasil uji koefisien
determinasi yang telah diolah, didapat nilai R Square dan Adjusted R2 masing-masing
sebesar 0,130 dan -0,015. Hal ini berarti variabel-variabel dependen (agresivitas pajak)
saja dan sisanya sebesar 87% dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang lain
5.1. Kesimpulan
dan Leverage tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal ini dapat terjadi karena
berdasarkan uji yang dilakukan didapat tingkat signifikan yang lebih besar dari standar
yang telah ditetapkan (0,05), maka dari itu dapat dikatakan hipotesis ditolak atau tidak
23
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
b. Secara parsial setelah dilakukannya uji didapat variabel Corporate Social Responsibility
c. Secara parsial setelah dilakukannya uji didapat variabel Struktur Kepemilikan tidak
d. Secara parsial setelah dilakukannya uji didapat variabel Manajemen Laba tidak
e. Secara parsial setelah dilakukannya uji didapat variabel Leverage tidak berpengaruh
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang mampu diberikan oleh peneliti antara lain sebagai berikut :
a. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mencoba pada perusahaan yang bergerak di sektor
c. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan proksi selain Cash Effective Tax
Rate (CETR) untuk mengukur agresivitas pajak perusahaan seperti Effective Tax Rate
(CETR) atau Book Tax Difference (BTD). Dapat pula dilakukan perbandingan hasil antara
dua proksi pengukuran agresivitas pajak yang berbeda untuk melihat proksi mana yang
Daftar Pustaka
Aditama, F., dan Purwaningsih, A. 2014. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Nonmanufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. MODUS Vol.26 (1): 33-50.
Cahyani, Risma. 2016. Pengaruh Manajemen Laba Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas
Pajak. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., & Shevlin, T. 2010. Are Family Firms More Tax Aggressive Than Non-Family
Firms?. Journal of Financial Economics, 95(1), 41-61.
Damayanti, Della. 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Cendekia
Akuntansi Volume 5 No. 2.
24
Pengaruh Pengungkapan CSR, Struktur Kepemilikan, Manajemen Laba...
Darmawan, I.G.H. dan Sukartha, I.M., 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage, ROA, dan
Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi, pp.143-161.
Endrianto, S. A., Puji, A. T., Rahmawati, & Rika, S. S. 2017. Kepemilikan Keluarga Dan Tindakan Pajak Agresif.
Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember.
Firmansyah, A., dan Surahman, A. 2017. Pengaruh Manajemen Laba Melalui Kecurangan Akuntansi, Aktivitas
Laba Riil Dan Akrual Terhadap Agresivitas Pajak. Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Jakarta : Salemba Empat.
Gunawan, J., 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas
Pajak. Jurnal Akuntansi, 21(3), pp.425-436
Hadi, J. dan Mangoting, Y., 2015. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Karakteristik Dewan terhadap Agresivitas
Pajak. Tax & Accounting Review, 4(2).
Hadi, Nor. 2010. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta : Andi Publisher.
Narsa, N. P. D. R. H., & Isnalita, I. 2014. Keterterapan SAK ETAP Pada Koperasi Serta Persepsi Pelaku Koperasi
Dan Akuntan Pendidik. Simposium Nasional Akuntansi XVII, Mataram.
Nurul Faizah, Ika. 2016. Pengaruh Kepemilikan Perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Good
Corporate Governance Terhadap Tingkat Pajak Agresif. Tegal : Universitas Pancasakti.
Ratmono, D. dan Sagala, W.M., 2015. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Sarana
Legitimasi: Dampaknya Terhadap Tingkat Agresivitas Pajak. Nominal, Barometer Riset Akuntansi dan
Manajemen, 4(2).
Sutedi, Adrian. 2013. Hukum Pajak. Jakarta : Sinar Grafika.
Suyanto, K.D. dan Supramono, S., 2012. Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Dan Manajemen Laba
Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 16(2).
Tiaras, I. dan Wijaya, H., 2015. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba, Komisaris Independen Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Akuntansi, 19(3), pp.380-397.
Turner, Lynn. 2007. Corporate Governance Post-Sarbanes-Oxley : Regulations, Requirements, and Integrated
Processes. John Willey & Sons, Inc.
25