Lta Askeb
Lta Askeb
Asuhan Dilakukan pada cakupan wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
Puskesmas II Denpasar Barat
Tahun 2020
Oleh:
DIANA NOVIANTI.MT
NIM. P07124016 020
Oleh :
DIANA NOVIANTI.MT
NIM. P07124016020
i
ii
iii
MIDWIFERY CARE OF MRS “NS” 26 YEARS OLD
MULTIGRAVID FROM THIRD TRIMESTER OF PREGNANCY
UNTIL 42 DAYS OF POST PARTUM
ABSTRACT
iv
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “NS” UMUR 26 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III
SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS
ABSTRAK
Asuhan kebidanan yang diberikan sejak kehamilan hingga masa nifas adalah salah
satu indikator untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Kehamilan hingga masa nifas dalam proses ini
kemungkinan mengalami keadaan yang patologi. Laporan Tugas Akhir ini
melaporkan asuhan kebidanan pada Ny “NS” dari kehamilan sampai 42 hari masa
nifas. Metode yang digunakan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini adalah
studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui hasil asuhan kebidanan dari
kehamilan Trimester III sampai 42 hari masa nifas. Kehamilan Ny “NS” dari
kehamilan trimester III hingga menjelang persalinan berjalan fisiologis.
Persalinan kala I, kala II, III, dan IV berlangsung secara fisiologis. Bayi lahir
normal segera menangis gerak aktif, perkembangan pada masa nifas berlangsung
secara fisiologis. Pertumbuhan dan perkembanga bayi hingga umur 42 hari
berlangsung fisiologis. Dapat disimpulkan bahwa asuhan yang diberikan pada Ny
“NS” dari usia kehamilan 38 minggu 4 hari sampai 42 hari masa nifas beserta
bayinya berlangsung nomal sehingga ibu dan bayi sehat. Harapan bagi penulis ibu
dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman terkait tentang masa kehamilan,
persalinan, nifas dan asuhan pada bayi.
v
RINGKASAN PENULIS
vi
dengan standar hingga ibu menyusui bayi secara ekslusif hingga akhir masa nifas.
Bayi lahir normal dengan berat badan 3100 gram. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi hingga umur 42 hari berlangsung normal dan asuhan sesuai
dengan standar, Peningkatan berat badan bayi Ny “NS” sejak lahir secara
keseluruhan yaitu 1700 gram. Peningkatan berat badan tersebut sesuai dengan
peningkatan berat badan menurut umur per bulan dengan Keputusan Mentri
Kesehatan RI No 920 tahun 2002 tentang status gizi Anak.
Bagi ibu dan keluarga Diharapkan dengan diselesaikannya laporan ini, ibu
dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan oleh penulis, serta
Keluarga ikut serta dalam memberikan asuhan kepada ibu dalam memberikan
dukungan secara menyeluruh bagi setiap siklus seorang wanita, serta dapat
mendeteksi secara dini penyulit dan komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan bayi. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan untuk lebih meningkatkan konseling
dan melakukan pemantauan tentang alat kontrasepsi agar tidak terjadi unmetneed
dan bagi institusi pendidikan diharapkan penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA)
berikutnya dapat digunakan sebagai referensi sehingga dalam proses pembuatan
LTA menjadi lebih cepat dan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
Kesehatan Denpasar.
3. Ni Luh Putu Sri Erawati, S.Si.T., MPH., selaku Ketua Program Study DIII
6. Ibu “NS” dan keluarga, selaku responden yang telah memberikan izin dan
viii
Mengingat pengetahuan penulis yang terbatas, sudah tentu banyak
kekurangan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis mohon dari semua pihak memberikan saran dan kritikan
yang membangun demi perbaikan usulan laporan tugas akhir ini. Untuk itu
penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR ii
PERSETUJUAN.......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... iv
ABSTRACT.................................................................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................... vi
RINGKASAN PENULIS.............................................................................. viii
KATA PENGANTAR.................................................................................. x
SURAT PERNYATAAN BEBAS xi
PLAGIAT.............................................. xiii
DAFTAR ISI................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL.........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar 4
Belakang......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................... 6
D. Manfaat ................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI 13
A. Konsep Asuhan Kebidanan...................................................................... 27
1. Kehamilan................................................................................................ 34
2. Persalinan………………………………………………….………........ 44
3. Nifas……………………………………………………….....................
4. Bayi Baru Lahir........................................................................................ 45
B. Kerangka Pikir………………………………………………………….. 51
BAB III METODE PENENTUAN KASUS 52
A. Informasi Klien/Keluarga………………………………….....................
B. Rumusan Masalah……………………………………………................ 55
C. Rencana Kegiatan Asuhan………………………….. 83
xi
…………………..
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 92
A. Hasil….................................................................................................... 92
B. Pembahasan…………………………………………………................. 94
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Partograf
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fisiologis bagi setiap wanita, namun jika tidak dipantau dari masa kehamilan
dalam perjalanan 20% dapat menjadi patologi yang dapat mengancam ibu dan
standar. Hal yang dapat dilakukan untuk membuat suatu proses yang alamiah ini
dapat berjalan dengan lancar dan tidak berkembang menjadi suatu keadaan yang
patologi maka diperlukan upaya sejak dini untuk memantau kesehatan ibu secara
RI, 2016).
Bayi (AKB) tahun 2018 di Bali yaitu 52,2 per 100.000 KH, dimana angka ini
merupakan angka paling rendah dalam tiga tahun terakhir. Angka Kematian Bayi
pada tahun 2018 cenderung menurun dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu
4,5/1000 KH. Upaya di bidang kesehatan yang telah dilakukan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi salah satunya dengan antenatal
Data Dinas kesehatan Kota Denpasar pada tahun 2018 Angka Kematian
Ibu (AKI) tercatat (24 per 100.000 KH) yang sudah lebih rendah dari target
Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2018 (56 per 100.000 KH) dan
jika dibandingkan dengan Target nasional (125 per 100.000 KH) maupun tingkat
propinsi Bali (100 per 100.000 KH). Selama tahun 2018 di kota Denpasar terjadi
karena sebab lainnya. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 71 per
1000 KH yang sudah lebih rendah dari target Renstra Dinas Provinsi Bali (100
per 1000 KH), penyebab kematian bayi di Provinsi Bali adalah pneumonia, diare
tersebut. Strategi kedepannya yang akan diambil untuk mengatasi hal ini adalah
selain melibatkan lintas sektor dan lintas program agar ikut bersama-sama
memantau ibu hamil, melahirkan dan masa setelah melahirkan dengan gerakan
sayang ibu di harapkan AKI dan AKB di Kota Denpasar dapat di tekan.
menurunkan AKI dan AKB salah satunya dengan program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA). Puskesmas Pembantu Dauh Puri adalah salah satu puskesmas yang
Anak (KIA) yang terdiri dari pelayanan antenatal terpadu dan P4K yang
fisik dan mental pada ibu secara optimal persalinan, pemeriksaan nifas dan bayi
2
tetanus lengkap pada setiap ibu hamil (Data Puskesmas Pembantu Dauh Puri,
2019).
untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III, persalinan,
nifas dan perawatan bayi baru lahir. Penulis akan memberikan asuhan kebidanan
fisiologis dengan skor Poedji Rohjati : 2 dapat dilihat dari hasil pemeriksaan
pertama ibu didapatkan hasil dari tes laboratorium Hb :12,1 gr/dl, PPIA: non-
reaktif, HbSAg : non-reaktif, protein urin dan reduksi urin : negatif, Tinggi
badan : 158 cm, serta LILA : 24,5 cm dengan tapsiran persalinan tanggal 22
B. Rumusan Masalah
masalah dalam laporan kasus ini adalah “Bagaimanakah hasil penerapan asuhan
diberikan kepada Ny. “NS” umur 26 tahun multigravida trimester III sampai 42
hari masa nifas di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas II
3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
tahun multigravida dari kehamilan trimester III sampai 42 hari masa nifas.
2. Tujuan Khusus
Lahir, Neonatus dan Bayi umur 29-42 hari pada bayi Ny “NS”
D. Manfaat
1. Manfaat Toeritis
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas
4
b. Bagi Bidan
Hasil dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat dijadikan
kebidanan.
2. Manfaat Praktis
bagi:
ibu hamil, ibu dan keluarga kedepannya memiliki pengetahuan lebih tentang
asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai nifas 42 hari dan neonatus,
kedepannya jika ibu hamil kembali atau memiliki saudara yang hamil, keluarga
a. Mahasiswa
Diharapkan hasil penulisan usulan laporan tugas akhir ini dapat dijadikan
5
BAB II
KAJIAN TEORI
sampai minggu ke-40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah terbentuk.
tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga
a. Perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu hamil trimester III antara lain :
1) Uterus
Pada minggu ke-37 sampai 40 minggu tinggi fundus turun karena janin
mulai masuk ke pintu atas panggul (Deswani, dkk, 2018). Uterus yang semula
besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi
dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot
rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat
pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru – biruan
deposisi lemak. Pada nulipara kedua labia mayor saling mendekat dan menutupi
introitus vagina. Pada wanita yang pernah melahirkan, kedua labia memisah, dan
sedikit membuka setelah melahirkan atau setelah cedera vagina (Deswani, dkk.,
2018).
3) Sirkulasi darah
Volume Darah Pada ibu hamil akan terjadi peningkatan volume darah
Peningkatan volume darah dimulai pada trimester pertama kehamilan yang akan
puncaknya pada minggu ke-32 – 34 kehamilan dan akan kembali pada kondisi
semulai pada 2-6 minggu setelah persalinan. Volume darah terdiri dari plasma
darah dan komponen darah. Diawal masa kehamilan, volume plasma darah akan
meningkat secara cepat sebesar 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron
dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi jalur renin-angiotensin dan aldosteron
komponen darah yaitu eritrosit. Jumlah eritropoietin ibu hamil yang meningkat
al, 2010; Sulin, 2010). Perubahan volume darah ini menghasilkan kondisi
ipervolemia pada ibu hamil dimana cairan tubuh meningkat menjadi 6-8 liter
4) Sistem pernafasan
7
Karena Rahim membesar maka panjang paru-paru menjadi berkurang, tinggi
5) Sistem Pencernaan
6) Sistem Perkemihan
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang terjadi
sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun
namun hal ini dianggap normal. Wanita hamil trimester III sering mengalami
sering kencing (BAK/buang air kecil) sehingga sangat dianjurkan untuk sering
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi
dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu, ini
gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-
kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
8
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami
a) Karbohidrat
bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Namun bila di US dan Kanada rekomendasi
asupan karbohidrat bagi ibu hamil sebesar 175 gram per hari dan bagi ibu
b) Protein
Pada trimester awal kehamilan, pada ibu hamil usia 19- 50 tahun
kebutuhan asupan protein sebesar 46 gram per hari. Pada trimester III 60 gram per
hari. Protein pada kehamilan berguna untuk membantu sintesis jaringan maternal
c) Lemak
total energi keseluruhan. Lemak membantu penyerapan vitamin larut lemak yaitu
sumber makanan dari ibu. Namun pada trimester III janin dapat membuat asam
lemak sendiri yang berguna untuk menaikkan berat badan saat lahir nanti.
2) Kebutuhan Istirahat
9
Waktu tidur pada wanita dipengaruhi oleh perubahan psikologi efek dari
hormon endokrin, temperatur tubuh, mood dan status emosi selama pubertas,
terhadap 325 wanita hamil didapati frekuensi tidur ibu hamil, sebelum hamil 8,2
3) Kebutuhan seksual
nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil dan usahakan gunakan
kontraksi
4) Persiapan Persalinan
persalinan serta pakaian ibu dan bayi. Semua persiapan persalinan akan sangat
Ada beberapa tanda bahaya kehamilan menurut buku Kesehatan Ibu dan
2) Demam tinggi
3) Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah atau sakit kepala disertai kejang
10
5) Perdarahan pada hamil muda dan tua
Selain tanda bahaya di atas, ada beberapa masalah lain yang dapat terjadi
1) Demam menggigil dan berkeringat. Bila hal ini terjadi di daerah endemis
2) Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal- gatal di daerah
kemaluan.
5) Diare berulang.
Apabila ibu hamil mengalami tanda bahaya dan masalah lain seperti di
atas, maka segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan terdekat dengan didampingi
1) Pengukuran tinggi badan cukup sekali dan timbang berat badan. Bila tinggi
badan < 145 cm maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan melahirkan
2) Pengukuran tekanan darah. Tekanan darah normal ibu hamil 120/80 mmHg,
jika tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg maka ada
11
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLa). Bila pengukuran LiLa < 23,5 cm
menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan berisiko
5) Penentuan Letak Janin dan Penghitungan Denyut Jantung Janin (DJJ). Jika
kehamilan memasuki trimester III bagian bawah janin teraba bagian kepala
dan sudah masuk panggul namun jika tidak teraba bagian kepala atau belum
7) Pemberian tablet tambah darah. Ibu hamil sejak awal kehamilan minimal
8) Tes Laboratorium. Pengecekan lab sangat diperlukan untuk ibu hamil untuk
untuk mengetahui apakah ada kelainan pada ibu hamil dan mencegah hal yang
tidak diinginkan.
nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI Eksklusif, KB, dan imuniasi pada bayi.
12
10) Tata Laksanan atau mendapatkan pengobatan, jika ibu hamil mempunyai
AGO) dan Faktor Resiko III (Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO). Kartu Skor
Poedji Rochajti (KSPR) adalah alat untuk mendeteksi dini kehamilan berisiko
Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10, dan Kehamilan Risiko
Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor 12. Skor yang digunakan adalah angka
bulat dibawah angka 10 yaitu 2, 4, 8. Skor awal ibu hamil adalah 2, 4 dan tiap
faktor risiko memiliki skor 4 kecuali pada riwayat sectio caesarea, letak sungsang,
(Prawirohardjo, 2010).
2. Persalinan
plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau
serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
13
minggu), lahir spontan dengan presentasi kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
a. Tanda-tanda persalinan
a) Lightening
merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan
dangan His palsu. Adapun ciri-ciri his palsu yaitu : rasa nyeri ringan pada bagian
bawah, dating tidak teratur, tidak ada perubahan serviks, durasi yang hanya
2) Tanda-tanda persalinan
a) Terjadinya His persalinan dengan ciri-ciri : pinggang terasa sakit dan menjalar
14
c) Pengeluaran cairan
b. Tahapan Persalinan
1) Kala I
pembukaan servik lengkap (10 cm). Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala
a) Fase Laten
berlangsung selama 8 jam, dimulai dari awal kontraksi sampai dengan pembukaan
3 cm.
b) Fase Aktif
sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam, Fase Dilatasi Maksimal berarti dari
dalam 2 jam.
2) Kala II
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II disbut juga kala pengeluaran bayi. Tanda
15
pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya pembukaan
serviks telah lengkap dan terlihat bagian kepala janin melalui introitus vagina.
Dalam keadaan normal, pada kala II kepala janin sudah masuk dalam
dasar panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul
yang secara reflek menimbulkan rasa ingin mengedan. Wanita merasakan adanya
tekanan pada rectum seperti akan buang air besar. Kemudian perineum akan
menonjol dan melebar dengan membukanya anus. Labia mulai membuka dan
tidak lama kemudian kepala janin tampak divulva saat adanya his. Dengan
dibawaah simfisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his istirahat
sebentar, maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan dan kaki.
3) Kala III
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit. Biasanya plasenta akan terlepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
4) Kala IV
Kala IV merupakan masa dimulainya dari lahir plasenta sampai 2 jam post
c) Kontrasi Uterus.
16
e) Isi kandung kemih.
faktor
sampai mengatur tekanan dalam rahim. Pada trimester III cairan ketuban akan
memiliki peranan berupa transport zat dari ibu ke janin, penghasil hormon
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat dasar
panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak,
khususnya lapisan – lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi,
tetapi panggul ibu lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil
3) Power (Kekuatan)
mendorong janin keluar dalam persalinan terdiri dari his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament, dengan kerja sama yang baik dan
sempurna.
17
4) Faktor posisi
5) Psikologis
kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia tidak memahami apa
persalinan. Tindakan ini mempunyai efek positif baik secara emosional maupun
melainkan suami, keluarga, teman maupun tenaga kesehatan yang lain. Dukungan
dapat dimulai sejak awal ibu mengalami kehamilan. Dukungan fisik dan
emosional pada saat persalinan dapat membantu ibu lebih nyaman, tenang dan
dapat membuat kelahiran sangat efektif oleh sebab itu dukungan fisiki, emosional
yang harus dipenuhi dengan baik oleh ibu selama proses persalinan. Pastikan
bahwa pada setiap tahapan persalinan (kala I, II, III, maupun IV), ibu
mendapatkan asupan makan dan minum yang cukup. Asupan makanan yang
18
cukup (makanan utama maupun makanan ringan), merupakan sumber dari
glukosa darah, yang merupakan sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar
3) Eliminasi
4) Posisi
berlangsung/progresif. Bidan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan rileks,
maka bidan sebaiknya tidak mengatur posisi persalinan dan posisi meneran ibu.
Bidan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi persalinan dan posisi
5) Peran pendamping
pada ibu sehingga ibu merasa lebih tenang dan proses persalinannya dapat
ketenangan dan menjauhkan ibu dari stress, dan akan membawa pengaruh positif
secara psikologis. Seorang pendamping bisa mempengaruhi psikis sang ibu dan
membawa pengaruh positif secara fisik, sehingga ketika melahirkan tiba, seorang
ibu tidak terlalu merasakan sakit secara fisik. Dukungan dan peran suami dapat
meningkatkan rasa percaya diri serta menentukan kelancaran reflek let down yang
sangat dipengaruihi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Dari semua dukungan,
19
dukungan suami adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu. Dukungan ini
akan mendorong ibu untuk patuh dalam merawat kehamilan. Pemahaman suami
menganjurkan ibu dalam melakukan IMD pasca persalinan serta memberikan ASI
insiden ruptur perineum, salah satu cara untuk mengatasi rupture perineum dan
mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan yaitu dengan melakukan pemijatan
aromaterapi secara efektif memberikan efek relaksasi pada ibu karena dapat
secara bersamaan mencegah atau menghambat impuls nyeri yang berasal dari
serviks dan corpus uteri dan memberikan efek relaksasi dari senyawa pelumpuh.
sendiri segera setelah lahir. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran
bahwa IMD bukan program ibu menyusui tetapi bayi yang harus aktif
menemukan sendiri puting susu ibu. Caranya dengan menaruh bayi baru lahir di
dada ibunya dan membiarkan bayi mencari sendiri putting susu untuk menyusu
pada ibunya. IMD dilakukan segera setelah lahir. Proses ini harus berlangsung
20
Manfaat IMD bagi ibu adalah dapat merangsang kontraksi otot Rahim
hormone lain yang membuat ibu tenang dan rileks dan mencintai bayi, lebih kuat
menahan sakit dan timbul rasa bahagia. Serta dapat merangsang pengaliran ASI
Manfaat IMD bagi bayi adalah mempertahankan suhu bayi tetap hangat,
bayi.
rata – rata 15 mmHg dan diastolic rata – rata 5-10 mmHg. Nyeri, rasa takut,
2) Perubahan Denyut Nadi, Perubahan denyut nadi yang sangat terlihat yaitu
sampai frekuensi yang lebih rendah dari pada frekuensi diantara kontraksi dan
kontraksi.
21
5) Perubahan pada ginjal, polunuria sering terjadi selama persalinan yang
pengosongan lambung menjadi lebih lama. Mual dan muntah umum terjadi
7) Perubahan neurologi, timbul stress dan rasa tidak nyaman selama persalinan.
a) Mendiagnosis inpartu
detik. Secara hati-hati, letakkan tangan penolong di atas uterus dan palpasi, hitung
jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit dan tentukan durasi
atau lama setiap kontraksi yang terjadi. Pada fase aktif, minimal terjadi dua
kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih. Di antara
22
c) Memberikan asuhan sayang ibu selama proses persalinan
Persalinan saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan
keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang menakutkan bagi ibu. Upaya
tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan sayang ibu selama persalinan dan
persalinan
kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik tetap
persalinan akan berlangsung aman dan lancar sehingga akan berdampak baik
Harus tersedia daftar perlengkapan, bahan dan obat yang diperlukan untuk
asuhan persalinan dan kelahiran bayi serta adanya serah terima antar petugas pada
saat pertukaran waktu jaga. Setiap petugas harus memastikan kelengkapan dan
a) Mendiagnosis kala II
23
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks lengkap dan berakhir
anus, perineum menonjol dan vulva vagina dan sfingter ani membuka serta
c) Amniotomi
maka perlu dilakukan tindakan amniotomi. Perhatikan warna air ketuban yang
keluar saat dilakukan amniotomi. Jika terjadi pewarnaan mekonium pada air
d) Episiotomi
apabila didapatkan adanya gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan
tindakan, penyulit kelahiran per vagina, jaringan parut pada perineum atau vagina
Tujuan MAK III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
24
b) Mengetahui fisiologi kala III
dari pelekatannya dan pengumpulan darah pada ruang utero plasenter akan
plasenta, yaitu perubahan bentuk dan tinggi fundus uterus, tali pusat memanjang
Beberapa keuntungan manajemen aktif kala III yaitu, persalinan kala III
retensio plasenta.
a) Pemantauan kala IV
menit pada jam kedua. Keadaan yang dipantau meliputi keadaan umum ibu,
tekanan darah, pernapasan, suhu dan nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi, kandung
25
Ada lima aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam asuhan
persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap
persalinan baik normal maupun patologis. Lima benang merah menurut JNPK-KR
dan keinginan ibu. Adapun prinsip dasar asuhan sayang ibu dan bayi adalah
kelahiran bayi.
3) Pencegahan infeksi
desinfeksi, sterilisasi.
4) Pencatatan
Tujuan dari pencatatan yaitu dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan sudah sesuai dan
efektif, sebagai tolak ukur keberhasilan proses membuat keputusan klinik, sebagai
catatan tentang asuhan perawatan dan obat yang diberikan, dan dapat
26
mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan
berikutnya.
5) Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau
3. Nifas
(1998), masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayinya yang
1) Puerperium dini
Suatu masa pemulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-
jalan.
2) Puerperium intermedial
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi.
27
b. Perubahan-perubahan pada masa nifas
1) Perubahan Involusi
a) Uterus
Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar. Hal ini
jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus, mengalami nekrosis dan
lepas. Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi
Tabel 1
Perubahan Uterus Masa Nifas
Waktu TFU Bobot Uterus Diameter
Uterus
1 2 3 4
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
1-7 hari Pertengahan pusat simpisis 500 gram 7,5 cm
14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
Sumber :Yanti, 2014
b) Lokhea
Akibat involusi uteri, lapisan luar desi dua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan
sisa cairan. Percampuran darah dan desidua inilah yang dinamakan lokhea yang
28
Tabel 2
Perbedaan Masing-Masing Lochea
Lochea Waktu Warna dan Ciri-ciri
Rubra/merah 1-3 hari Berwarna merah yang terdiri dari darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo, dan mekonium.
1 2 3
Sanguinolenta 4-7 hari Berwarna merah kecoklatan dan berlendir
merupakan sisa darah dan berlendir
Serosa 8-14 hari Berwarna kuning kecoklatan dan mengandung
serum, leukosit, dan robekan/laserasi plasenta
Alba/putih >14 hari Berwarna putih yang mengandung leukosit, sel
desidua, sel epitel, selaput lender serviks, dan
serabut jaringan yang mati.
Sumber:Yanti, 2014
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan
perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabiia kepala
janin lahir terialu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa, kepala janin
melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya
samping itu rasa takut untuk buang air besar, sehubungan dengan jahitan pada
perineum, jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri. Buang air besar
29
harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana masih juga teijadi
konstipasi dan BAB mungkin keras dapat diberikan obat laksan per oral atau per
rektal.
menimbulkan rasa cemas. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka
adaptasi (Yanti,2014). Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas
yaitu:
1) Fase taking in
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu hanya berfokus kepada dirinya
dirasakan adalah rasa mules, nyeri luka pada jahitan, kurang tidur, dan kelelahan.
Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang
baik dengan keluarga, dan asupan nutrisi yang harus terpenuhi. Gangguan
psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah :
d) Kritikan suami
2) Taking hold
30
Fase Taking hold berlangsung hari ketiga sampai kesepuluh masa nifas.
Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuan dan rasa tanggung jawab akan
3) Letting go
Fase ini terjadi setelah hari kesepuluh masa nifas atau pada saat ibu nifas
sudah berada dirumah. Pada fase ini ibu nifas sudah menikmati dan menyesuaikan
diri dengan tanggungjawab peran barunya. Selain itu keinginan untuk merawat
bayi secara mandiri serta bertanggungjawab terhadap diri dan bayinya sudah
meningkat.
Terdapat beberapa kebutuhan ibu selama masa Nifas (Yanti, 2014), antara lain :
kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta memenuhi produksi air susu.
makanan tambahan kurang lebih 500 kalori tiap hari, makanan dengan diet gizi
2) Ambulasi
31
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu
melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post
melahirkan. Anjurkan ibu untuk miring kana dan kiri, duduk, kemudian berjalan.
Keuntungan dari ambulasi dini yaitu ibu merasa lebih kuat dan sehat, fungsi usus,
sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik, dan mencegah trombosis pada
pembuluh tungkai.
sabun dan air mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak
b) Memandikan bayi 2 kali sehari tiap pagi dan sore setelah 6 jam untuk
mencegah hipotermi
c) Mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali basah atau kotor karena
BAB/BAK.
d) Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih dan kering.
e) Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat karena mi adalah tempat
tinggal bayi.
4) Istirahat
Ibu nifas membutuhkan istirahat yang cukup kurang lebih 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari. Kurangnya istirahat pada ibu dapat
32
5) Senam Nifas
Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk
tubuhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas
adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama sampai hari ke-10 pasca
dan proses persalinan, dan memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot
abdomen.
metode kontrasepsi untuk ibu menyusui adalah Metode Amenore Laktasi (MAL),
Kb metode suntikan progestin, Implant yang dipasang pada lengan atas, Alat
Pelayanan masa nifas yang diberikan sebanyak empat kali (Kemenkes RI, 2020):
33
Dilakukan pada enam jam sampai 2 hari setelah persalinan. Asuhan yang
keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan
anjuran ASI eksklusif enam bulan, pemberian kapsul vit A dua kali, pemberian
pertama setelah bersalin 1 kapsul dan 1 kapsul setelah 24 jam dari pemberian
kapsul pertama dengan dosis 200.000 IU, minum tablet tambah darah setiap hari
Dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah persalinan. Pelayanan
yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara
dan anjuran ASI eksklusif enam bulan, minum tablet tambah darah setiap hari dan
Pelayanan yang dilakukan hari ke-8 sampai hari ke-28 setelah persalinan.
Pelayanan yang dilakukan hari ke-8 sampai hari ke-28 setelah persalinan.
Asuhan pelayanan yang diberikan sama dengan asuhan pada KF2 dan KF3.
34
upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan
keluarga.
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500-400 gram
pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli, selain adanya surfaktan yang menarik napas dan mengeluarkan napas
dalamnya belum teratur. Selama janin dalam uterus, janin memperoleh oksigen
dari plasenta dan paru – paru maternal melalui pertukaran gas dari ibu ke janin.
Setelah bayi baru lahir, adaptasi akan cepar terjadi untuk memastikan
kelangsungan hidup, bayi bernafas menggunakan paru – paru yang telah matang.
Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga jantung kiri lebih besar
35
secara fungsionil. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh
karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan
karena rangsangan biokimia (PaO2 yang naik), duktus arteriosus berobliterasi ini
terjadi pada hari pertama. Adapun perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir,
sehingga mendukung terjadinya sirkulasi peredaran darah yang baik antara lain:
3) Suhu tubuh
lingkungannya.
kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke
b) Konveksi, panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu
udara).
berbeda).
4) Metabolisme
36
Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada
hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat nutrisi pada
hari keenam, energi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.
Tahun 2014 bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi
Segera setelah bayi baru lahir jaga kehangatan bayi dan lakukan penilaian
pada bayi yaitu nafas bayi dan tonus otot bayi. Asuhan bayi baru lahir normal
diberikan pada bayi dengan kondisi umur cukup bulan, bayi menangis, dan tonus
Rentangan suhu normal pada bayi yaitu suhu kulit 36-36,5°C, suhu rectal
36,5-37,5°C dan suhu axillary 0,5-1°C lebih rendah dari 40 suhu rectal.
Segera setelah lahir dan tali pusat diikat, letakan bayi tengkurap di dada
ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontrak kulit ini
berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih. Bahkan sampai bayi dapat menyusu
sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil. Bayi diberi topi dan diselimuti.
37
Perawatan tali pusat yang benar sampai tali pusat terlepas dalam minggu
pertama dapat mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Prinsip yang penting
dalam perawatan tali pusat adalah menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih.
mencegah perdarahan pada otak bayi baru lahir, akibat defisiensi Vitamin K1
yang diberikan dengan cara disuntikkan di paha kiri secara intramuscular setelah
salep mata pada bayi dalam waktu 1 jam setelah kelahiran bertujuan untuk
diberikan pada kedua mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang
Bayi harus mendapatkan imunisasi Hepatitis B-0 segera setelah lahir lebih
baik dalam kurun waktu 24 jam setelah lahir. Imunisasi Hepatitis B-0 diberikan 1-
Asah merupakan stimulasi mental yang akan menjadi cikal bakal proses
38
keterampilan, kemandirian, kreatifitas, agama, moral, produktifitas dan lain-lain.
Stimulasi pada masa neonatus dilakukan dengan cara mengusahakan rasa nyaman,
berbunyi, serta dirangsang untuk meraih dan memegang mainan (Armini, dkk,
2017).
Pada neonatus cara untuk melakukan ikatan kasih sayang atau bounding
lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang
b) Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar ibu
dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan
39
Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada
dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam
d) Suara (voice)
Mendengar dan merespons suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. Suara tersebut membuat mereka yakin dan tenang bahwa bayinya dalam
keadaan sehat dan baik – baik saja. Sewaktu orangtua berbicara dengan nada
suara tinggi, bayi akan menjadi berpaling ke arah mereka. Bayi dapat mendengar
sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-
suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu
terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat
dalam telinga.
Indra penciuman pada bayi baru lahir sudang berkembang dengan baik
dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indra
penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya
f) Gaya Bahasa
nendang kaki. Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari
orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh
40
sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Selain itu juga
mengisyaratkan unpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi
yang efektif.
g) Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal serta
menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan
memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsive dan orang tua dapat membantu proses
ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan
h) Inisiasi dini. Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu.
Ia akan merangkak dan mencari putting susu ibunya sehingga bayi dapat
a) Pemenuhan nutrisi
makanan dan minuman yang utama dengan nutrisi yang sebagian besar
terkandung didalamnya. ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara
enzim dan zat kekebalan. Setelah bayi lahir, cairan encer kekuningan, yang
disebut kolostrum, mengalir dari putting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum
kaya akan kalori, protein dan antibodi. Ini berlangsung selama 1 sampai 4 atau 7
41
hari setelah persalinan. Bayi baru lahir akan diberi ASI sesuai dengan kapasitas
b) Imunisasi
(1) BCG
cara menghambat penyebaran kuman. Imunisasi BCG diberikan pada semua bayi
baru lahir sampai usia kurang dari 2 bulan. Penyuntikan BCG secara IC biasanya
dilakukan di bagian atas lengan kanan dengan dosis 0,05 ml. Reaksi yang
suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah suntikan, dan terjadi
(2) Hepatitis B
Pada masa neonatus, imunisasi ini hanya diberikan saat bayi berusia 0-7
hari setelah lahir. Vaksin ini diberikan dengan satu kali suntikan dosis 0,5 ml.
hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi maupun otot.
(3) Polio
merupakan daerah endemic polio. Vaksin per oral harus disimpan tertutup pada
1) KN 1 ( 6-48 jam )
42
Asuhan yang diberikan adalah menimbang berat badan, mengukur panjang
kemungkinan adanya kelainan atau penyakit pada bayi baru lahir, memeriksa
2) KN 2 ( 3-7 hari )
memeriksa kemungkinan adanya kelainan atau penyakit pada bayi baru lahir.
3) KN 3 ( 8-28 hari )
Berat badan dan panjang badan menjadi tolak ukur dari kemajuan
pertumbuhan. Perkembangan bayi pada umur 0-3 bulan yaitu melihat dan
menggerakan tangan dan kaki, bayi sudah bisa mengangkat kepala setinggi 450
menggerakkan kepala kekiri dan kekanan serta terkejut dengan suara keras, selain
itu asuhan yang diberikan pada 40 kurun waktu ini yaitu pemberian imunisasi
43
berupa Bacillus Calmette Guerin (BCG) dan polio 1 pada saat bayi berumur di
B. Kerangka Pikir
Asuhan
Kehamilan Fisiologi kebidanan
trimester III s fisiologis
Persalinan
Ibu dan
Asuhan bayi sehat
kebidanan Masa Nifas
fisiologis
Kolaborasi
Bayi Baru Patologis dan
Lahir rujukan
44
BAB III
A. Informasi Klien/Keluarga
Informasi atau data terkait Ny “NS” penulis peroleh dari buku Kesehatan
Ibu dan Anak di Puskesmas pada tanggal 09-03-2020 pukul 11.25 WITA.
Adapun data yang penulis peroleh dari hasil wawancara, dan buku KIA, yaitu :
IBU SUAMI
Nama : Ny. “NS” Tn. “EW”
Umur : 26 tahun 26 tahun
Kebangsaan : Bali, Indonesia Bali, Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Penjual Masker
Penghasilan :- Rp. 1.500.000
Alamat Rumah :Jln. Kartini, Gg IV B, Jln. Kartini, Gg IV B,
No. 6, Denpasar Utara. No. 6, Denpasar Utara.
No. Tlpn :087758xxxx 087758xxxx
Jaminan Kesehatan : BPJS kelas III BPJS kelas III
b. Keluhan Utama :
c. Riwayat menstruasi
haid teratur 28 hari, lama menstruasi 7 hari. Pada saat menstruasi ibu mengganti
pembalut 2-3 kali per hari dengan ukuran pembalut 23 cm. Keluhan ibu pada saat
menstruasi sakit pada pinggang dan nyeri perut bagian bawah. Hari Pertama Haid
27-03-2020).
d. Riwayat perkawinan
Ibu menikah 1 kali, secara sah. Ibu menikah pada umur 20 tahun, lama
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kedua, anak pertama lahir
pada tahun 2015 di puskesmas, usia kehamilan cukup bulan, lahir secara normal
pervaginam, jenis kelamin perempuan, berat lahir 2800 gram, ASI diberikan
Pertama Haid Terakhir (HPHT) pada tanggal 15-06-2019, Tapsiran Persalinan 22-
03-2020, dan untuk tapsiran persalinan ibu menurut USG dari dr. B, SpOG adalah
pertama kali pada tanggal 23-08-2019. Suplemen dan obat yang sudah di
dapatkan adalah vitamin C, asam folat, tablet penambah darah dan kalsium.
Tabel 3
Hasil Pemeriksaan Antenatal Ny “NS”
1 2 3 4 5 6
46
1 23-8-2019 S: ibu mengeluh Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
Puskesmas mual usia 26 tahun tentang pemenuhan “IA”
Pembantu O: BB: 50 kg, TB G2P1A0 uk Nutrisi selama
Dauh Puri : 161 cm, Lila : 9 minggu 6 kehamilan
24.5 cm, TD : hari - Memberikan KIE
100/70 mmHg, tentang Istirahat
- Terapi obat : SF 1x60
gr, kalk 1x500 gr
- Memberikan PMT 1
dus
- Mengingatkan ibu
untuk melakukan
pemeriksaan kembali
dan pemeriksaan Lab
pada tanggal 23-09-
2019
2 14-10-2019 S: ibu Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
Puskesmas mengatakan usia 26 tahun tentang tanda bahaya “IA”
Pembantu keluar keputihan G2P1A0 uk kehamilan dan
Dauh Puri pada 16 minggu 5 - Memberikan KIE Dokter
kemaluannya hari tentang menggosok Gigi
O: BB: 53 kg, TD gigi
: 100/70 mmHg, - Terapi obat : kalk
TFU : 1x500 mg, Vit C, dan
Pertengahan pusat SF 1x60 mg
dan simfisis, - Memberikan PMT 1
DJJ :148 x/menit dus
PPIA: NR, IMS: - Mengingatkan ibu
NR, HbsAG :NR, untuk periksa kembali
pada tanggal 14-11-
1 2 3 4 5 6
HB : 12,1 gr/dl, 2019
protein/reduksi
urine : non-
reaktive
Gigi : taa
47
3 14-11-2019 S : ibu Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
Puskesma mengatakan tidak usia 26 tahun kepada ibu untuk “IA”
s ada keluhan G2P1A0 uk membaca buku KIA
48
Pembantu pun 36 minggu 6 - Terapi obat :
Dauh Puri O: BB : 62 kg, hari PresKep Sf 1x60 mg,
TD : 110/70 UT/H - Mengingatkan ibu
mmhg, TFU : 3 intrauterine untuk kembali periksa
jari dibawah px, pada tanggal 09-03-
McD : 30 cm 2020
letak janin Kepala
, DJJ :135x/menit
7 09-03- S: ibu Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
2020 mengatakan tidak usia 26 tahun tanda persalinan
puskesmas ada keluhan G2P1A0 uk - Terapi Obat :
Pembantu apapun 37 minggu 6 Sf 1x60 gr.
Dauh Puri O : BB : 62kg, hari PresKep - Mengingatkan ibu
TD : 120/70 U T/H untuk melakukan
mmHg, McD : 30 intrauterine pemeriksaan kembali
cm, letak janin pada Tanggal 16-03-
kepala, Puki, 2020
DJJ : 137x/menit.
Sumber : Buku Kesehatan Ibu Dan Anak Ny. “NS”
g. Riwayat kontrasepsi
Ibu memakai KB suntik setelah anak pertama berusia 1.5 tahun. Ibu mengatakan
belum merencanakan alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah kehamilan ini.
Ibu tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit diabetes militus,
hipertensi, hepatitis, paru-paru dan penyakit jantung serta ibu tidak pernah
49
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
j. Data Bio-Psikososial
1) Biologi
a) Bernafas
b) Nutrisi
Ibu makan teratur tiga kali sampai empat kali sehari dengan porsi sedang,
komposisi makanan ibu bervariasi yaitu satu piring nasi putih, satu potong daging,
ikan atau telur, 1 potong tahu atau tempe, setengah mangkuk sedang sayur. Ibu
tidak memiliki pantangan atau alergi makanan. Ibu biasanya makan cemilan buah
atau biskuit. Ibu minum air putih sebanyak kurang lebih 10 gelas per hari dan 1
c) Eliminasi
Ibu buang air kecil sebanyak enam sampai tujuh kali per hari dengan
warna kuning jernih. Buang air besar sebayak satu sampai dua kali sehari dengan
konsistensi lembek.
d) Istirahat
Pola tidur ibu cukup pada malam hari ibu tidur pada pukul 21.00 wita dan
bangun pada pukul 05.30 wita, ibu terbiasa istirahat pada saat siang hari dan tidak
50
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang kedau bagi ibu dan suami yang
direncankan dan diterima. Suami, orang tua, mertua, dan keluarga lainnya
kehamilannya dan saat mengikuti senam hamil. Tidak ada kepercayaan dan
budaya yang membahayakan kehamilan dan tidak ada kesulitan saat beribadah.
3) Pengetahuan
Ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan trimester III dan tanda
transportasi yang digunakan untuk menuju tempat bersalin yaitu sepeda motor
milik pribadi, pendamping persalinan ibu adalah suami, biaya persalinan ibu
menggunakan jaminan kesehatan BPJS kelas III, calon donor ibu adalah suami.
Ibu sudah mempersiapkan persiapan persalinan seperti perlengkapan ibu dan bayi.
kebidanan pada kasus ini adalah Ny “NS” umur 26 tahun G2P1A0 UK 37 Minggu
Masalah :
51
Dalam laporan kasus ini, penulis merencanakan kegiatan asuhan yang akan
Tabel 4
Rencana Kegiatan Asuhan
No Waktu Rencana Implementasi asuhan
Asuhan
1 2 3 4
1 Minggu ke-2 Memberikan 1. Memberikan KIE tanda bahaya
bulan Maret Asuhan kehamilan Trimester III.
2020 Kehamilan 2. Mengingatkan kembali tentang
Trimester III persiapan persalinan.
3. Mendampingi ibu mengikuti kelas
ibu hamil
4. Mengingatkan kembali kepada ibu
tentang tanda-tanda persalinan.
5. Memberi dukungan kepada ibu
untuk untuk menjalani proses
persalinan
6. Memberikan KIE tentang
Penggunaan alat kontrasepsi
7. Memberikan KIE manfaat IMD
1 2 3
2 Minggu ke-4 Memberikan 1. Memberikan asuhan sayang ibu
bulan Maret asuhan selama proses persalinan.
persalinan 2. Memantau kesejahteraan janin,
normal dan kemajuan persalinan dan kondisi
Bayi Baru ibu.
Lahir 3. Membantu proses persalinan ibu
52
sesuai APN.
4. Melakukan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir.
3 Minggu ke-4 Memberikan 1. Memberikan apresiasi pada ibu
bulan Maret asuhan telah melewati persalinan.
kebidanan KF 2. Memantau tanda vital ibU
1 dan KN 1 3. Memberikan apresiasi pada ibu
telah melewati persalinan.
4. Memantau tanda vital ibu
5. Memantau Trias Nifas.
6. Memberikan KIE tanda bahaya
Nifas.
7. Memberikan terapi obat vitamin A
1 x 200.000 IU dan Tablet Fe
1x200 mg
8. Memberikan KIE tanda bahaya
bayi baru lahir.
9. Memberikan KIE perawatan bayi
baru lahir.
10. Memberikan Kie kepada ibu untuk
tetap menyusui bayinya secara on
demand dan tetap memberikan
bayinya ASI eksklusif.
1 2 3
11. Mengingatkan kembali kepada
ibu untuk melakukan imunisasi
BCG pada Bayinya.
4 Minggu ke-4 Memberikan 1. Mengunjungi ibu dan bayinya
bulan Maret asuhan untuk melakukan pemeriksaan
kebidanan KF tanda-tanda vital dan keadaan
2 dan KN 2 umum ibu.
53
2. Memantau Trias Nifas.
3. Memberikan asuhan kebidan pada
neonates
5 Minggu ke-2 Memberikan 1. Memberikan asuhan pada bayi
bulan April asuhan yaitu memeriksa tanda bahaya
kebidanan dan gejala sakit, menjaga
KN 3 dan KF kehangatan bayi.
3 2. Mengingatkan kembali kepada
ibu mengenai pemberian ASI
Eksklusif dan imunisasi
6 Minggu ke-3 Memberikan 1. Memberikan asuhan kepada Bayi
bulan April asuhan Bayi yaitu memeriksa tanda bahaya
Umur 29-42 dan gejala sakit, menjaga
hari kehangatan bayi.
2. Mengingatkan ibu tentang ASI
Eksklusif dan imunisasi.
3. Memberikan KIE untuk selalu
memantau perkembangan Bayi
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
mengenai ibu hamil trimester III bernama IBU “NS” dengan kehamilan trimester
III yang beralamat di jalan Kartini, Gang IVB No.6, Denpasar Utara. Ibu tinggal
bersama suami dan anak pertama. Penulis melakukan komunikasi melalui via
telepon untuk meminta izin berkunjung dan kemudian bertemu langsung dengan
ibu “NS” dirumahnya, berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dari buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ibu sudah dilakukan pemeriksaan kehamilan
sebanyak 9 kali di dokter kandungan 1 kali dan di puskesmas sebanyak 8 kali, ibu
mulai periksa hamil dari trimester ke I dengan usia kehamilan 9 minggu 6 hari.
Ibu sudah dilakukan pemeriksaan hemoglobin, glukosa urine, protein urin pada
trimester pertama. Ibu belum menentukan alat kontrasepsi yang akan digunakan
setelah persalinan, ibu sudah melengkapi P4K. data ibu tercantum pada Bab III.
pemberian asuhan pada Ibu “NS” secara komperhensif dari kehamilan trimester
III, bersalin sampai masa nifas, ibu dan keluarga setuju. Berdasarkan kesepakatan
ini penulis membuat usulan laporan kasus yang telah diseminarkan pada tanggal
13 maret 2020 dan disetujui oleh penguji untuk mengasuh Ibu “NS” sehingga
Asuhan yang telah diberikan pada ibu dan bayi selama kehamilan trimester
Tabel 5
Catatan perkembangan Ibu “NS” dan bayi dari UK 38 minggu
3 hari sampai menjelang persalinan
Hari/tanggal/ Catatan Perkembangan TTD/Nama
waktu/tempat
1 2 3
Sabtu, 14 S: Ibu mulai merasakan nyeri supra simphisis Bidan “A”
Maret 2020 di hilang timbul sejak tadi pagi, nafsu makan
Puskesmas baik dengan porsi cukup dengan komposisi
BKIA pukul satu piring nasi, dua potong tahu, satu
11.25 Wita mangkuk sayur dan satu potong ikan. Setiap
hari ibu minum 8-11 gelas air putih. Frekuensi
buang air kecil (BAK) yaitu 6-7 kali sehari
dengan warna jernih sedangkan frekuensi Diana
buang air besar (BAB) satu kali sehari teratur Novianti
dengan konsistensi lembe dan warna kuning
kecoklatan. Tidur malam ±8 jam dari pukul
21.00 sampai 05.00 Wita, tidur siang ±2 jam.
Aktifitas yang dilakukan ibu seperti bersih-
bersih, memasak serta setiap pagi ibu jalan-
jalan didepan rumah, ibu belum merencanakan
penggunaan Kontrasepsi.
O: Keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, BB: 63 kg, TD: 110/70 mmHg,
N: 82x/menit, S: 36,8℃, R: 22x/menit,
1 2 3
56
TFU: 29 cm, pada palpasi abdominal
ditemukan TFU 3 jari di bawah px, pada
fundus teraba lunak besar dan bulat, teraba
bagian datar memanjang, ada tahanan
dibagian perut sebelah kiri ibu, teraba bagian
kecil janin dikanan ibu, teraba bagian bulat
keras tidak dapat digoyangkan. Jari tangan
pemeriksa Divergen tidak bertemu. DJJ:
154x/menit teratur.
A: G2P1A0 Uk 38 minggu 6 hari preskep U puki
T/H intra uterin.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan suami hasil dalam batas normal. Ibu
dan suami menerima hasil.
2. Memberikan Kie bahwa nyeri yang dirasakan
ibu merupakan kontraksi palsu (Braxton
Hicks) dan merupakan keadaan yang normal
dikarenakan tubuh ibu sedang mempersiapkan
untuk bersalin, ibu mengerti dan
kecemasannya berkurang.
3. Menyarankan ibu untuk periksa ke dokter
SpOG. Ibu bersedia.
4. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda
persalinan. Ibu faham dengan penjelasan
bidan
5. Menganjurkan ibu untuk segera pergi ke
fasilitas kesehatan apabila mengalami tanda-
tanda persalinan tersebut. Ibu paham dengan
penjelasan bidan
1 2 3
6. Mengingatkan ibu untuk lanjut minum
57
suplemen yang diberikan saat melakukan
pemeriksaan berupa Fe 1x200 mg dan
vitamin 1x50 mg. Ibu mengatakan bersedia
untuk mengkonsumsi obat yang diberikan.
7. Memberikan Kie tentang alat Kontrasepsi
kepada ibu, ibu mengatakan akan
menggunakan KB iud.
Sabtu, 14 S : Ibu mengatakan merasakan nyeri pada perut dr.B.,
Maret 2020 bagian bawah. SpOG.
Klinik “P” O : BB : 63 kg, TD: 110/60 mmHg,
pukul 11.50 DJJ : 137x/menit,
Wita USG: Janin: Tunggal Intra uteri: +, LET/FHR :
U / + AFI: Cukup dan jernih BPD: +, FL :~
Plasenta: Fundus SEX/FW: ♂/2900 g,
TP : 27-03-2020
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan dalam batas normal, ibu
dan suami mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menginformasikan kepada ibu bahwa
kehamilannya dapat dilakukan persalinan
secara normal.
3. ke fasilitas kesehatan apabila mengalami
tanda-tanda persalinan tersebut. Ibu faham
dengan penjelasan bidan
4. Mengingatkan ibu untuk lanjut minum
suplemen yang diberikan saat melakukan
pemeriksaan berupa Fe 1x200 mg dan vitamin
1x50 mg. ibu bersedia untuk
mengkonsumsinya
2. Hasil Asuhan kebidanan pada ibu “NS” Selama Persalinan dan Bayi Baru
Lahir
58
Asuhan kebidanan yang diberikan adalah dengan mendampingi serta
membantu proses persalinan ibu dan bayi baru lahir. Adapun hasil asuhan
persalinan dan bayi baru lahir akan diuraikan dalam table catatan perkembangan
sebagai berikut :
Tabel 6
Catatan Perkembangan Ibu “NS” Beserta Bayinya
Dalam masa Persalinan
Hari/tanggal/ Catatan Perkembangan TTD/nama
waktu/tempa
t
1 2 3
Minggu, 29 S: diambil berdasarkan dokumentasi dan Bidan A
Maret 2020 wawancara ibu diantar oleh suami mengeluh
pukul 05.00 sakit perut hilang timbul sejak 21.00 WITA
wita (28-03-2020). Ibu sudah merasakan
kontraksi, keluar lendir campur darah sejak
01.30 WITA tidak ada keluar air merembes
seperti ketuban yang berwarna jernih, bau
amis, jumlah banyak, dan gerakan janin
dirasakan masih aktif. Makan terakhir pada
pukul 05.00 Wita dengan porsi setengah
piring nasi dan lauk pauk, minum terakhir
pukul 05.00 Wita dengan jumlah ±150 cc air
putih. Ibu BAK terakhir pukul 01.30 Wita
dengan jumlah ±500 cc, dan sudah BAB
pukul 06.00 Wita (18-03-2020). Ibu bisa
beristirahat di tengah-tengah kontraksi
dengan relaksasi pernapasan dan kondisi
fisik masih kuat. Ibu merasa siap dan bahagia
menyambut kelahiran bayinya.
1 2 3
Perlengkapan ibu dan bayi sudah siap, suami
59
ibu “NS” sebagai calon pendonor juga telah
mendampingi.
O: keadan umum baik, kesadaran kompos
mentis, TD : 100/60 mmHg, N80x/menit,
Leopold I: TFU pertengahan pusat dan px,
pada bagian fundus teraba satu bagian
besar, lunak dan tidak melenting
Leopold II: pada bagian kiri perut ibu
teraba satu tekanan datar, keras dan
memanjang, sedangkan pada bagian kanan
perut ibu teraba bagian-bagian kecil.
Leopold III: pada bagian bawah teraba satu
bagian keras bulat dan tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV: divergent His 2 kali dalam 10
menit durasi 20 detik.
Dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan
“A”: vulva vagina normal portio teraba
lunak, penipisan 25%, pembukaan 2 cm,
ketuban utuh, denominator belum jelas,
tidak ada moulase, penurunan setara
dengan hodge II tidak teraba bagian kecil
dan tali pusat.
A: G2P1A0 UK 41 minggu preskep U puki
T/H intra uterin+ Pk I Fase laten
P:
1. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan. Ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
1 2 3
2. Menginformasikan kepada suami tentang
perannya sebagai pendamping selama
60
proses persalinan, suami paham dengan
penjelasan bidan.
3. Menginformasikan kepada ibu untuk
beristirahat atau berjalan-jalan agar cepat
mengalami penurunan kepala janin, ibu
mengerti dan bersedia.
4. Mengobservasi kemajuan persalinan,
kesejahteraan janin, dan kesejahteraan ibu,
tercatat dalam cacatan medik ibu.
Minggu, 29 S: ibu mengatakan sakit pada perutnya Bidan A
maret 2020, bertambah keras dan terdapat cairan
pukul 07.00 keluar dari vagina ibu.
wita O: ku baik, kesadaran composmentis,
TD: 100/60 mmHg, N: 80x/menit,
S: 36,6℃, R: 22x/menit, TFU: 29 cm
DJJ: 132x/menit.
His 4 kali dalam 10 menit durasi 35-40
detik. Dilakukan pemeriksaan dalam oleh
bidan “A” : vulva vagina normal portio
teraba tipis, efficement 75 %, pembukaan
6 cm, ketuban negative dan berwarna
jernih, presentasi kepala UUK depan,
tidak ada moulase, penurunan setara
dengan hodge III tidak teraba bagian kecil
dan tali pusat.
A : G2P1A0 UK 41 minggu preskep U puki
T/H intra uterin+ Pk I fase aktif
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
1 2 3
mengetahui hasil pemeriksaan dalam batas 3
normal
61
2. Menginformasikan kepada suami tentang
perannya sebagai pendamping selama
proses persalinan, suami paham dengan
penjelasan bidan.
3. Mengajarkan suami tentang Teknik
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan ibu, suami mengerti dan
dapat melakukannya
4. Mengajarkan suami tentang Teknik
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan ibu, suami mengerti dan
dapat melakukannya.
5. Menyarankan ibu untuk beristirahat di
sela-sela jika tidak terjadinya his.
6. Meminta suami membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan ibu, suami
telah membantu ibu minum teh hanget ± 1
gelas dan setengah potong roti.
7. Menyiapkan pakaian ibu dan pakaian
bayi, pakaian ibu dan pakaian bayi telah
siap.
8. Menyiapkan alat dan bahan untuk
menolong persalinan, alat dan bahan telah
siap.
9. Memantau kesejahteraan janin, kemajuan
persalinan, dan kesejahteraan ibu dalam
lembar partograf.
1 2 3
Minggu,29 S : Ibu mengatakan sakit perut seperti ingin Bidan A
maret 2020, buang air besar.
62
pukul 07.40 O: keadan umum baik, kesadaran
wita komposmentis, TD : 110/60 mmHg,
N: 80x/menit, S: 36,6℃, R: 22x/menit,
TFU: 29cm DJJ: 142x/menit.His 4 kali
dalam 10 menit durasi 45 detik,
Dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan
“A”: vulva vagina membuka, perineum
menonjol, portio tidak teraba, ketuban
negative, pembukaan lengkap,efficement
100%, presentasi kepala UUK depan,
tidak ada moulase, penurunan setara
dengan H III+ tidak teraba bagian kecil
dan tali pusat.
A: G2P1A0 UK 41 minggu preskep U puki
T/H intra uterin+ Pk II
P:
1. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan. Ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
2. Menginformasikan kepada suami tentang
perannya sebagai pendamping selama
proses persalinan, suami mengerti dengan
penjelasan bidan.
3. Menyiapkan ibu dalam posisi bersalin, ibu
memilih posisi setengah duduk dibantu
oleh suami.
4. Mendekatkan alat persalinan, alat telah siap
5. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan. Ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
1 2 3
6. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan. Ibu dan suami menerima
63
hasil pemeriksaan
7. Menginformasikan kepada suami tentang
perannya sebagai pendamping selama
proses persalinan, suami mengerti dengan
penjelasan bidan.
8. Menyiapkan ibu dalam posisi bersalin,
ibu memilih posisi setengah duduk
dibantu oleh suami.
9. Mendekatkan alat persalinan, alat telah
siap.
10. Memakai APD (nurse cap, masker,
kacamata google, sepatu but, apron, dan
sarung tangan), APD sudah dipakai.
11. Memimpin persalinan sesuai APN, Bayi
lahir spontan tangis kuat gerak aktif
(07.41 wita)
12. Mengeringkan bayi diatas perut ibu, bayi
sudah bersih dan tetap hangat.
Minggu,29 S: ibu merasa lega karena bayinya telah Bidan A
maret 2020, lahir dan ibu mengeluh merasakan mulas
pukul 07.45 pada perutnya
wita O: Keadaan umum ibu: baik, kesadaran
kompos mentis, TD:110/70 mmHg N:
84x/menit, R: 24x/menit, kontraksi uterus
baik, TFU setinggi pusat, kandung kemih
tidak penuh, tidak teraba janin kedua,
keadaan Bayi : tangis kuat, gerak aktif,
dan kulit kemerahan.
1 2 3
A: G2P1A0 pspt.B+ PK III+ neonatus aterm
vigorous baby masa adaptasi
P:
64
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
pada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dengan senang, serta
memahami penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan bahwa rasa nyeri perut
merupakan hal yang fisiologis, ibu
menerima dan memahami penjelasan yang
diberikan.
3. Menyuntikkan oxytosin 10 IU pada 1/3
anterolateral paha kanan ibu secara IM,
kontraksi baik dan tidak terdapat reaksi
alergi
4. Melakukan penjepitan dan pemotongan
tali pusat, pendarahan tali pusat (-)
5. Meletakkan bayi diatas perut ibu untuk
IMD
6. Melakukan PTT, tali pusat memanjang,
plasenta lahir pukul 07.45 Wita. Melakukan
massage pada fundus uteri selama 15 detik,
uterus berkontraksi dengan baik.
7. Memeriksa plasenta, kotiledon utuh, selaput
ketuban utuh dan kesan lengkap.
1 2 3
Keadaan umum ibu: baik, kesadaran Bidan A
komposmentis,TD: 110/70 mmHg, S :36.7
C, N: 80x/menit, R: 24x/menit, kontraksi
uterus baik, TFU setinggi pusat, kandung
65
kemih tidak penuh, tidak teraba janin
kedua, tidak terdapat laserasi, dan tidak
ada perdarahan jumlah darah keluar kira-
kira ±150 cc
A: P2A0 pspt.B + partus kala IV + neonatus
aterm vigorous baby dalam masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
mengetahui keadaan ibu saat ini
2. Memeriksa robekan pada jalan lahir tidak
terdapat robekan dan tidak dilakukan
heacting. Tidak ada pendarahan aktif
3. Membersihkan ibu, mendekontaminasi
alat dan merapikan lingkungan, ibu
merasa nyaman, alat telah
didekontaminasi dan lingkungan bersih
dan rapi.
4. Mengajarkan ibu dan suami menilai
kontraksi uterus dan melakukan massage
uterus. Ibu dan suami dapat melakukannya
5. Melakukan pemantauan kala IV dengan
memantau tekanan darah, nadi, TFU,
kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada satu jam pertama dan
setiap 30 menit pada jam kedua,
mengukur suhu setiap satu jam, hasil
terlampir dalam partograph.
1 2 3
6. Pukul 08.45 Wita memantau kemajuan
IMD, dalam 20 menit pertama bayi mulai
bergerak-gerak dan sesekali matanya
membuka lebar melihat ke muka ibu,
66
setelah 30 menit bayi mencium dan
menjilat tangan, mengeluarkan air liur.
7. Memfasilitasi ibu memenuhi kebutuhan
nutrisi dan eliminasi, ibu makan nasi dan
meminum air putih
Minggu, 29 S: Ibu bahagia atas kelahiran bayinya. Ibu Bidan A
Maret 2020 mengatakan ASI baru keluar sedikit saat
pukul 08.45 penyusuan dini dan bayi belum menyusu
Wita sampai puas
O: keadaan umum bayi baik, tangis kuat,
gerak aktif, warna kulit kemerahan
HR: 138x/menit RR: 44x/menit,
Suhu: 36,7℃, berat badan 3100 gram, dan
jenis kelamin laki-laki
A: Bayi ibu “NS” umur 1 jam neonatus aterm
vigerous baby dalam masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dan memahami penjelasan yang
diberikan.
2. Meminta persetujuan kepada ibu dan
suami untuk melakukan perawatan satu
jam bayi baru lahir, ibu dan suami setuju
3. Melakukan perawatan mata bayi dengan
memberikan salep mata oxytetracyclyn
1% pada kedua mata bayi.
1 2 3
Salep mata telah diberikan, obat telah
masuk dan tidak ada reaksi alergi.
4. Melakukan injeksi vitamin K dengan
dosis 1 mg secara intramuscular (IM)
paha 1/3 anterolateral paha kiri bayi, dan
67
tidak ada reaksi alergi
5. Melakukan perawatan tali pusat, tali pusat
telah dibersihkan dan dibungkus dengan
gaas steril
6. Menggunakan pakaian bayi dan
membedong, bayi telah menggunakan
pakaian dan dibedong
7. Memfasilitasi ibu untuk menyusui bayi
dengan teknik yang benar. Ibu menyusui
dengan posisi tidur miring dan bayi
nampak menghisap dengan baik
8. Memberikan imunisasi Hepatitis B-0
setelah satu jam pemberian vitamin K
secara IM pada 1/3 anterolateral paha
kanan bayi, dan tidak ada reaksi alergi
Minggu, 29 S : ibu mengatakan mulas pada perus sudah
maret 2020, berkurang, dan merasa bahagia atas
pukul 09.45 kelahiran bayinya. Ibu sudah makan nasi
wita sebanyak 1 piring beserta lauk-pauknya,
ibu sudah BAK 1 kali, dan sudah
mobilisassi miring kanan, dan miring kiri
O : Keadaan umum baik, kesadaran
komposmentis, TD : 110/70 mmHg, S:
36,7 C, N: 84x/menit, R:22x/menit, wajah
tidak pucat, konjungtiva merah muda,
1 2 3
mukosa bibir lembab, pengeluaran ASI
kolostrum, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih tidk
penuh, perdarahan tidak aktif,
pengeluaranlochea rubra, dan tidak
terdapat odema pada ekstremitas.
68
Keadaan umum bayi :
tangis kuat, gerak aktif, warna kulit
kemerahan, HR : 132x/menit, RR :
40x/menit, S: 36,5 C
A : P2A0 pspt B + 2 jam PostPartum +
Neonatus Aterm Vigorous Baby
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan ibu
dan bayi dalam batas normal, ibu dan
suami mengetahui hasil pemeriksaan
dalam batas normal.
2. Memberikan KIE kepada ibu untuk selalu
menjaga kehangatan bayinya, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya.
3. Memfasilitasi ibu dan bayi untuk pindah
keruang nifass, ibu sudah merasa lebih
nyaman.
4. Memberikan KIE tentang kebutuhan ibu
nifas dan menyusui meliputi nutrisi,
istirahat, mobilisasi dan eliminasi, serta
tanda-tanda bahaya pada ibu nifas. Ibu
dan suami dapat memahami dan bersedia
akan memenuhi kebutuhan ibu, serta
bersedia waspada dan segera memanggil
bidan bila menemukan tanda bahaya
1 2 3
5. Memberikan KIE perawatan Bayi Baru
Lahir meliputi menjaga kehangatan,
menyusui secara angsung, menjaga
kebersihan tali pusat, serta tanda bahaya
bayi baru lahir, ibu mengerti.
6. Menfasilitasi ibu menyusui, ibu menyusui
dengan posisi duduk dengan posisi
69
menyusui yang benar dan bayi dapat
menyusu efektif
7. Menfasilitasi pemberian suplemen
penambah darah 1x200 mg, Amoxicilin
3x500 mg, masing-masing berjumlah
sepuluh tablet dan vitamin A 1x200.000
IU sebanyak dua tablet serta memberi
tahu cara mengkonsumsinya. Ibu bersedia
mengkonsumsi sesuai informasi yang
diberikan
8. Memfasilitasi ibu dan bayi istirahat
setelah selesai menyusui, ibu dan bayi
istirahat.
1. Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu “NS” Selama Masa Nifas
Asuhan kebidanan pada masa nifas dimulai dari asuhan dua jam post
partum sampai 42 hari post partum. Adapun hasil asuhan yang diberikan
Tabel 7
Catatan Perkembangan Ibu “NS” Selama Masa Nifas
Hari/tanggal/ Catatan Perkembangan TTD/nama
pukul/tempat
1 2 3
Minggu, 29 Maret S: Ibu mengatakan mulas pada perut sudah Bidan “A’
2020 pukul 13.45 berkurang, ibu merasa bahagia atas
70
Wita kelahiran bayinya. Ibu sudah makan nasi,
Puskesmas Dauh ibu sudah BAK 1 kali, dan sudah
Puri mobilisasi miring kanan dan miring kiri
O: keadaan umum baik, TD: 110/70
mmHg, S: 36,7℃, N: 84x/menit, R:
22x/menit, wajah tidak puat, konjungtiva
merah muda, mukosa bibir lembab,
kolostrum keluar lancar, TFU 2 jari
dibawah pusat dengan kontraksi uterus
baik, kandung kemih tidak penuh,
perdarahan tidak aktif, pengeluaran
lochea rubra, tidak ada odema pada
ekstremitas.
A : Ny “NS” Umur 26 tahun P2A0 + 6 jam
post partum
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
pada ibu dan suami. Ibu dan suami
menerima hasil pemeriksaan
2. Memberikan KIE tentang kebutuhan ibu
nifas dan menyusui meliputi nutrisi,
istirahat, mobilisasi dan eliminasi, serta
tanda-tanda bahaya pada ibu nifas. Ibu
dan suami dapat memahami dan
bersedia akan memenuhi kebutuhan ibu,
1 2 3
serta bersedia waspada dan segera
memanggil bidan bila menemukan tanda
bahaya
3. Menfasilitasi ibu menyusui, ibu
menyusui dengan posisi duduk dengan
posisi menyusui yang benar dan bayi
71
dapat menyusu efektif
4. Menginformasikan hasil pemeriksaan
pada ibu dan suami. Ibu dan suami
menerima hasil pemeriksaan
5. Menfasilitasi pemberian suplemen
penambah darah 1x200 mg, Amoxicilin
3x500 mg, masing-masing berjumlah
sepuluh tablet dan vitamin A 1x200.000
IU sebanyak dua tablet serta memberi
tahu cara mengkonsumsinya. Ibu
bersedia mengkonsumsi sesuai
informasi yang diberikan
Senin, 30 Maret S: ibu mengatakan tidak ada keluhan Bidan A
2020 apapun
Pukul 07.00 Wita O : Keadaan umum baik, kesadaran
komposmentis, TD : 100/60 mmHg,
36,8℃, N: 80x/menit R: 20x/menit,
wajah tidak pucat, konjungtiva merah
muda, mukosa bibir lembab, ASI
kolostrum keluar lancar, tidak ada putting
Lecet, TFU: 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih
tidak penuh,perdarahan tidak aktif,
pengeluaran lochea rubra.
A:Ny “NS” Umur 26 tahun P2A0 + 1 hari
post partum
1 2 3
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu menyusui secara on
demand
72
3. Menganjurkan ibu beristirahat disaat
bayi istirahat. Ibu bersedia
Selasa, 04 April S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan Bidan “S”
2020, Pukul 09.00 apapun
Wita O: ibu : Keadaan umum baik, kesadaran
komposmentis, S: 36,8℃, N: 80x/menit
R: 20x/menit, wajah tidak pucat,
konjungtiva merah muda, mukosa bibir
lembab, ASI kolostrum keluar lancar,
tidak ada putting lecet, TFU: 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih tidak penuh, perdarahan
tidak aktif, pengeluaran lochea rubra.
A: Ny “NS” Umur 26 tahun P2A0 + 6 hari
post partum
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
ibu, ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan.
2. mengobservasi pengeluaran ASI dan
memeriksa kontraksi uterus, ASI keluar
banyak dan kontraksi uterus baik.
3. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi dan perubahan abnormal.
4. Menganjurkan pada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi
1 2 3
5. seperti nasi, ikan, sayur dan buah-
buahan,terutama makanan yang
merangsang produksi ASI seperti
kacang-kacangan.
6. Menganjurkan ibu memberikan ASI
ekslusif. Ibu bersedia memberi ASI
73
ekslusif bayinya.
7. Mengingatkan kembali kontrasepsi yang
akan digunakan. Ibu berencana
menggunakan kontrasepsi IUD.
Kamis, 14 April S: Ibu mengatakan ibu dan bayi tidak ada Bidan “S”
2020 Pukul 16.00 keluhan
Wita O: Ibu: Ku baik, TD: 120/80 mmHg,
S: 36,7℃, N: 80x/menit, R: 20X/menit,
TFU: tidak teraba lochea alba
Bayi: tangis kuat gerak aktif, HR:
140x/menit, S: 37℃, RR: 40x/menit,
tidak terdapat infeksi tali pusat
A: Ny “NS “ umur 26 tahun P2A0 + 16 hari
post partum
P:
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami.
Ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan
2. Mengingatkan ibu untuk menyusui
bayinya secara ekslusif agar
kebutuhan
nutrisi bayi terpenuhi. Ibu bersedia
menyusui secara ekslusif
1 2 3
3. Mengingatkan ibu untuk imunisasi BCG
pada bayinya sebelum bayi berumur 1
bulan, ibu paham.
4. Mengingatkan ibu mengenai
penggunaan alat kontrasepsi. Ibu
bersedia segera menggunakan alat
74
kontrasepsi
Minggu, 10 Mei S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2020 pukul 16.00 O: Ibu: Ku baik, TD: 120/70 mmHg,
wita, dirumah Ny N: 80x/menit, S: 36,6℃ R: 20x/menit,
“NS” TFU: tidak teraba
A: Ny “NS” umur 26 tahun P2A0 + 42 hari
post partum
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan
2. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap
memberikan ASI saja pada bayinya
secara on demand dan ASI ekslusif
selama 6 bulan, ibu bersedia
memberikan ASI ekslusif
3. Memberikan KIE kepada ibu untuk
menyendawakan bayi setiap selesai
menyusu, ibu bersedia melakukannya
4. Mengingatkan ibu untuk segera
menggunakan KB yang dipilih yaitu KB
iud, ibu bersedia
Sumber: Data sekunder melalui hasil pemeriksaan dan data sekunder dari dokumentasi buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
4.Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “NS” dari Bayi Baru Lahir
Asuhan kebidanan pada Ny “NS” dimulai dari asuhan dua jam post
partum sampai 42 hari post partum. Adapun hasil asuhan yang diberikan
75
Tabel 8.
Catatan Perkembangan Pada Bayi Ny “NS” dari Bayi Baru Lahir (BBL) sampai
42 Hari
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Tanda
/ (SOAP) Tangan/Nama
Waktu/
Tempat
1 2 3
Minggu, 30 S : Keluarga mengatakan bayi sudah BAB 1
maret 2020 kali daan BAK 3 kali.
pukul 13.46 O : Keadaan umum bayi baik, kesadaran
wita. composmentis, HR: 120 kali/mnt, Suhu:
Puskesmas 37,oC, Pernapasan: 45 kali/mnt Kepala:
Pembatu Bentuk simetris, ubun-ubun datar, sutura
Dauh Puri terpisah, tidak ada cepal hematoma dan
caput suksedanium.Wajah: Simestris,
tidak pucat, tidak ada edema, Mata:
Simetris, tidak ada pengeluaran,
konjungtiva merah muda, sclera putih,
refleks glabella positif, Hidung: Simetris,
tidak ada kelainan, Mulut: Refleks
rooting positif, refleks sucking positif,
dan refleks swallowing positif, tidak ada
kelainan di
1 2 3
mulut. Telinga: Bentuk simetris, tidak
ada pengeluaran dan tidak ada kelainan.
Leher: Tidak ada pembengkakan kelenjar
limpa, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, dan tidak ada bendungan vena
jugularis serta tonic neck refleks positif,
76
Dada: Simetris, puting susu datar, tidak
ada benjolan, tidak ada pengeluaran pada
payudara dan tidak ada kelainan Perut:
tidak ada kelainan, ada bising usus, dan
tidak ada pendarahan atau tanda infeksi
pada tali pusat, Punggung: simetris dan
tidak ada kelainan. Genetalia dan anus:
jenis kelamin bayi laki-laki, tidak ada
kelainan, serta ada lubang anus,
Ekstremitas: kulit tangan dan kaki
kemerahan, simetris, jari lengkap, refleks
babynski positif. Skor bounding :12
A: Neonatus Ny “NS” umur 6 jam +
neonatus aterm vigorous baby dalam
masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan, ibu dan suami
menerima keadaan bayi saat ini
2. Memantau tanda-tanda bahaya pada
neonatus, tidak terdapat tanda bahaya
yang dialami oleh neonatus
3. Memberikan KIE kepada ibu mengenai
cara menjaga kehangatan bayi, ibu
memahami dan bersedia selalu menjaga
1 2 3
kehangatan bayi dengan menyelimuti dan
memakaikan topi.
4. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda
bahaya pada neonatus, ibu memahami
penjelasan dan selalu waspada terhadap
tanda tersebut
77
5. Menganjurkan ibu untuk sering-sering
menyusui bayinya secara on demand
sesuai kebutuhan bayi, ibu bersedia
melakukannya
Senin, 30 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat
maret 2020, mengasuh bayinya
pukul 07.00 O: Keadaan umum bayi baik, kesadaran
wita composmentis, HR: 135 kali/menit,
Puskesmas Suhu: 36,oC, Pernapasan: 45 kali/menit.
Pembantu Bayi menangis kuat dan gerakan aktif,
Dauh Puri kulit wajah ikterus, sclera kekuningan,
tidak ada retraksi otot dada, tidak
terdapat tanda infeksi atau pendarahan
pada tali pusat. BB: 3.100g. BAK 6-9
kali sehari dan BAB 2 kali sehari
A: Neonatus Ny“NS” umur 1 hari +
vigorous Baby masa adaptasi.
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan, ibu dan suami
menerima kondisi bayi saat ini
2. Memberikan KIE manfaat sinar matahari
pagi dan menganjurkan ibu untuk
menjemur bayi di pagi hari, ibu dan suami
1 2 3
memahami dan bersedia menjemur
bayinya di pagi hari
3. Membimbing teknik memandikan bayi,
ibu memahami penjelasan yang diberikan
dan bersedia memandikan bayinya
4. Membimbing ibu cara merawat tali pusat
dengan menjaga agar tetap kering dan
78
bersih serta membungkusnya dengan kasa
steril, ibu mampu melakukannya
Selasa 04 S: Berdasarkan pernyataan ibu rutin
April 2020, menjemur bayi dipagi hari
pukul 09.00 O: Keadaan umum ibu baik, kesadaran
wita. composmentis, HR: 125 kali/menit,
Puskesmas Suhu: 36,9 0C, Pernapasan: 45
Pembantu kali/menit. Berat badan: 3.400 gram bayi
Daauh Puri menangis kuat dan gerakan aktif, kulit
wajah kemerahan, sclera putih, tidak ada
napas cuping hidung, mukosa bibir
lembab, tidak ada retraksi otot dada, tali
pusat kering, BAK 9-10 kali sehari dan
BAB tiga kali sehari
A: Neonatus Ny “NS” umur 6 hari +
neonatus sehat
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan, ibu dan suami
menerima kondisi ibu dan bayi saat ini.
2. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya
pada neonatus, ibu mampu memahami
dan selalu waspada terhadap tanda
tersebut
1 2 3
3. Mengingatkan ibu untuk menyusui bayi
secara on demand dan memberikan ASI
Eksklusif, ibu bersedia melakukannya
dan tidak memberikan tambahan apapun
kepada bayinya selain ASI
4. Menganjurkan ibu dan suami untuk
memberikan stimulasi dini kepada bayi,
79
ibu dan suami bersedia memberikan
stimulasi
5. Memberikan KIE mengenai pijat bayi,
ibu memahami penjelasan yang diberikan
dan bersedia memijat bayinya sewaktu-
waktu.
Selasa, 21 S: Berdasarkan informasi ibu, bahwa ibu
april 2020, sudah sering memijat bayinya sebelum
pukul 09.00 mandi dan memberi stimulasi dini
wita kepada bayinya.
Puskesmas O: Keadaan umum ibu baik, kesadaran
Pembantu composmentis, HR: 125 kali/menit,
Dauh Puri Suhu: 36,9 C, Pernapasan: 45 kali/menit.
BB: 3800 gr Bayi menangis kuat dan
gerakan aktif, kulit sawo matang, sclera
putih, tidak ada napas cuping hidung,
mukosa bibir lembab, tidak ada retraksi
otot dada, tali pusat sudah lepas, BAK
10-11 kali dan BAB 5 kali
A: Neonatus Ny “NS” umur 23 hari +
neonatus sehat
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami menerima kondisi bayi
saat ini
1 2 3
2. Memberikan Bayi Imunisasi BCG dan
polio 1. Bayi sudah mendapat BCG dan
Polio 1
3. Memberikan Kie mengenai efek samping
imunisasi BCG dan polio 1, Ibu mampu
memahami penjelasan Bidan.
80
4. Mengingatkan ibu untuk menyusui on
demand dan memberikan ASI Eksklusif,
ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif
pada bayinya tanpa tambahan makanan
apapun
5. Memberikan KIE kepada ibu dan suami
mengenai pemberian stimulasi dini
terhadap bayi, ibu dan suami bersedia
memberikan stimulasi dini kepada
bayinya
6. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya
pada neonatus, ibu mampu memahami
dan selalu waspada terhadap tanda
tersebut
7. Menganjurkan ibu untuk membaca buku
KIA dari halaman 33-40 tentang bayi
baru lahir sampai neonatus, ibu bersedia
membacanya.
81
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan, ibu dan suami
menerima kondisi bayi saat ini
2. Mengingatkan ibu suami mengenai cara
memberikan stimulasi dini terhadap bayi,
ibu dan suami mampu melakukan dan
bersedia memberikan stimulasi dini
3. Mengingatkan ibu dan suami untuk
memberikan kebutuhan dasar seperti
kebutuhan (stimulasi, kasih sayang,
mandi, minum) kepada bayinya, ibu dan
suami bersedia memberikan kebutuhan
dasar
4. Mengingatkan ibu memberikan ASI
Ekslusif, ibu bersedia melakukannya
5. Mengingatkan ibu jadwal imunisasi dasar
bayi selanjutnya, ibu memahami bahwa
imunisasi selanjutnya dilakukan pada
tanggal dan imunisasi yang didapatkan
yaitu Pentabio I dan Polio II
6. Menganjurkan ibu untuk membaca buku
KIA dari halaman 40-49 tentang anak
usia 29 hari sampai enam tahun, ibu
bersedia membacanya
Sumber: Data sekunder melalui hasil pemeriksaan dan data sekunder dari dokumentasi buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
B. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil diatas, Ibu “NS” yang diberikan asuhan kebidanan
82
1. Perkembangan ibu dan janin dari umur kehamilan trimester III sampai
menjelang persalinan
Puskesmas Pembantu Dauh Puri dan dokter Sp.OG setiap kali kunjungan ibu
meliputi timbang berat badan, ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, nilai
status gizi, (ukur lingkar lengan atas) pemeriksaan tinggi fundus uteri, tentukan
presentasi janin, dan denyut jantung janin(DJJ), skrening status imunisasi tetanus
dan diberikam imunisasi tetanus toxoid (TT) bila diperlukan, tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium, tata laksana kasus, temu
Kehamilan Ibu “NS” dari usia kehamilan trimester III hingga menjelang
persalinan berjalan normal dan sesuai dengan standar. Masalah yang dialami ibu
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai ada penyulit. Persalinan dimulai sejak uterus
Pembantu Dauh puri pada tanggal 29 Maret 2020 didampingi oleh suami. Asuhan
yang diberikan oleh penulis pada Ibu “NS” yaitu sebagai berikut.
83
a. Kala I
Proses persalinan kala I pada ibu “NS” berlangsung kurang lebih 2 jam 40
menit dari pembukaan 2 cm sampai lengkap ketuban pecah spontan pada bukaan 6
cm berwarna jernih, hal ini menunjukkan pembukaan serviks sesuai dengan teori
(JNPK-KR, 2017), Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai 10 cm. pada
b. Kala II
bayi lahir. Proses kala II Ibu “NS” berlangsung selama 1 menit tanpa ada penyulit.
Ibu memilih posisi setengah duduk saat bersalin, bidan memberikan asuhan
saying ibu dan bayi bidan memantau DJJ secara berkala. Keadaan ibu
untuk proses persalinan pada pukul 07.40 wita (29 Maret 2020) dan bayi lahir
spontan pukul 07.41 wita (29 Maret 2020) menangis kuat, gerak aktif, dan jenis
kelamin laki-laki, hal ini menunjukan bahwa bayi lahir dalam keadaan sehat.
mengeringkan verniks dan mengganti kain bayi yang basah dengan yang kering.
c. Kala III
Persalinan kala III dihitung sejak lahirnya janin sampai lahirnya plasenta
dan selaput ketuban. Proses persalinan kala III yang berlangsung normal
menit. Persalinan kala III Ibu “NS” berlangsung selama 4 menit hal ini
84
menunjukkan persalinan kala III ibu berlangsung secara fisiologis dengan
dilakukan manajemen aktif kala III tanpa komplikasi. Setelah bayi lahir segera
dikeringkan dan dilakukan pemeriksaan janin kedua, janin kedua tidak teraba
pada paha kiri ibu secara intramuskular dalam satu menit setelah bayi lahir yang
pemotongan tali pusat dilakukan dua menit pertama setelah bayi lahir. Bayi
dilakukan IMD dan sudah tengkurap diatas dada ibu. Peneganggan tali pusat
terkendali saat kontraksi dengan tangan kiri melakukan tehnik dorso kranial.
searah jarum jam sampai seluruh bagian plasenta dan selaput ketuban lahir.
Melakukan massase fundus uteri segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir
d. Kala IV
sampai 2 jam dari plasenta lahir (Bobak, dkk, 2005). Ny “NS” tidak mengalami
laserasi. Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama dan
setiap 30 menit pada satu jam kedua meliputi pemantauan keadaan umum,
tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan
perdarahan (JNPK-KR, 2017). Hasil pemantauan kala IV pada Ibu “NS” dalam
batas normal dan tidak menunjukan adanya perdarahan pasca persalinan. Proses
mendorong bayi keluar, janin dan plasenta (passanger) dalam kondisi normal,
85
jalan lahir (passage) tidak ada kelainan, psikologis ibu tidak terganggu, dan posisi
bersalin dirasakan nyaman oleh ibu. Berdasarkan hal tersebut, kondisi ibu baik
Masa nifas adalah masa yang dimulai sejak 2 jam post partum atau setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula
2008). Asuhan masa nifas yang diberikan kepada ibu berupa pengkajian data,
perumusan analisa, dan penatalaksanaan yang tepat. Asuhan ini diberikan pada
periode nifas 2 jam, KF 1 pada enam jam sampai tiga hari, KF 2 pada hari ke
empat sampai hari ke-28, dan KF 3 pada hari ke-29 sampai hari ke-42. Pada masa
empat kali untuk mengetahui kondisi dan perkembangan ibu pasca bersalin, yaitu
pada enam jam post partum (KF 1), hari ke-7 post partum (KF 2), hari ke-29 post
partum (KF 3), dan hari ke-42 post partum (KF 3). Perkembangan masa nifas ibu
dapat dilihat dari proses pemulihan yang meliputi involusi, lochea, dan laktasi.
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil.
Dengan involusi uterus ini lapisan luar dari desidua yang melindugi situs plasenta
akan menjadi neurotic (layu atau mati). Proses pemulihan Ibu “NS” berlangsung
secara fisiologis selama masa nifas. Proses involusi uterus dapat diamati melalui
kontraksi uterus dan pengukuran tinggi fundus uteri. Selama dua jam masa nifas
TFU ibu masih teraba dua jari dibawah pusat, pada enam jam masa nifas TFU ibu
masih teraba dua jari dibawah pusat, pada kunjungan nifas hari keenam TFU ibu
teraba di pertengahan pusat dan simpisis, pada kunjungan nifas hari ke-16 TFU
86
ibu sudah tidak teraba dan pada kunjungan nifas hari ke-42 TFU ibu sudah tidak
teraba.
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pada enam jam masa nifas ibu masih
mengeluarkan lochea rubra, pada kunjungan nifas hari keenam ibu mengeluarkan
lochea rubra, pada hari ke-16 masa nifas ibu mengeluarkan loche alba dan pada
hari ke-42 masa nifas ibu tidak terdapat lochea. Pengeluaran lochea normal pada
ibu nifas adalah lochea rubra berwarna darah segar pengeluaranya selama tiga hari
pengeluarannya dari hari ketiga sampai hari ketujuh pasca persalinan, lochea
sampai hari ke-14 pasca persalinan dan lochea alba berwarna bening
(Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan hal tersebut pengeluaran lochea Ibu “NS”
berlangsung normal dan tidak ada kesenjangan dengan teori. Perubahan pada
produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinaan, payudara
terasa lebih keras dan besar sebagai tanda mulainya proses laktasi. Reflek
2007), Selama masa nifas ASI ibu keluar sedikit dari hari pertama sampai hari
kedua namun hal ini tidak membuat ibu cemas karena kebutuhan bayi masih
terpenuhi dan bayi tidak rewel. Ibu memberikan ASI kepada bayinya secara on
87
demand kepada bayinya dan berniat untuk memberikan ASI Eksklusif dan
Adaptasi psikologis terjadi melalui tiga fase yaitu taking in, taking hold, dan
letting go (Varney, 2007). Pada enam jam pasca persalinan Ibu “NS” lebih banyak
kepada dirinya karena masih mengalami mulas pada perut seperti menstruasi,
pada kasus ibu masih dalam fase taking in. Pada hari keenam setelah persalinan,
Ibu “NS” sudah mulai merawat bayinya namun masih ada rasa khawatir
didampingi oleh suami ibu Pada kasus ibu masih dalam fase taking hold. Setelah
hari ke-29 masa nifas keinginan Ibu “NS” untuk merawat diri dan bayinya
kasus ibu masih dalam fase taking go. Ibu “NS” telah mendapat pelayanan pada
ibu nifas sesuai dengan standar yaitu KF 1 dilakukan pada enam jam setelah
persalinan, KF 2 dilakukan pada hari ke-6 dan hari ke-16 setelah persalinan dan
KF 3 dilakukan pada hari ke-42 setelah persalinan. Ibu juga telah menkonsumsi
Wita dosis pertama, dan mengonsumsi vitamin A 1 x 200.000 IU pada tanggal 30-
3-2020 pukul 07.00 Wita dosis kedua. Menurut Kemenkes RI (2015), kapsul
vitamin A 200.000 IU diberikan dua kali, yaitu setelah persalinan dan 24 jam
memperbaiki kadar vitamin A pada ASI dan dapat meningkatkan daya tahan ibu
terhadap infeksi perlukaan atau laserasi akibat proses persalinan. Berdasarkan hal
tersebut tidak ada kesenjangan antara teori tentang pemberian vitamin A pada ibu
nifas dan pelaksanaan asuhan yang diberikan pada ibu. Masa nifas yang dialami
Ny ‘NS” dari dua jam post partum hingga 42 hari berlangsung fisiologis. Proses
88
involusi berjalan lancar, proses laktasi berjalan lancar serta tidak ada pengeluaran
4. Perkembangan asuhan kebidanan pada bayi sejak lahir sampai umur 42 hari.
Penilaian awal bayi baru lahir yaitu apakah bayi cukup bulan, air ketuban
jernih, tidak bercampur mekonium, bayi menangis, tonus otot baik (JNPK-KR,
2017). Dalam Bayi Ibu “NS” lahir pada usia kehamilan 41 minggu dalam kondisi
yang fisiologis yaitu segera menangis dan gerak aktif. Segera setelah lahir, asuhan
yang diberikan yaitu menjaga kehangatan bayi dengan cara mengeringkan bayi
tanpa menghilangkan verniks dan mengganti kain bayi yang basah dengan kain
kering (JNPK-KR, 2017). Asuhan yang diberikan pada saat bayi Ibu “NS”
pusat, pemberian salep mata, dan pemberian injeksi vitamin K 1 mg secara IM.
(Perkemenkes no.25.2014). Hasil penimbangan bayi yaitu 3100 gram, dengan ini
menandakan bayi lahir dengan berat badan cukup menurut (Depkes RI, 2007) bayi
baru lahir normal adalah bayi dengan berat lahir 2.500-4.000 gram. Imunisasi
Hepatitis B 0 (Hb-0) yang mencegah infeksi hepatitis B pada bayi terutama jalur
penularan ibu dan bayi, diberikan satu jam setelah pemberian injeksi vitamin K.
Asuhan yang diberikan selama bayi berusia enam jam (KN 1), adalah melakukan
pemeriksaan fisik lengkap, dan menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Bayi Ibu “NS” tidak mengalami
komplikasi atau kelainan saat dilakukan pemeriksaan. Pada hari ke-6 (KN 2),
89
tanda vital dalam batas normal, tali pusat sudah lepas pada tanggal 03 Maret 2020,
kondisi pusat bersih dan kering. Pemenuhan nutrisi bayi diberika ASI secara on
demand dan tidak ada masalah dalam pemberian ASI baik ibu maupun bayi.
Penulis menyarankan ibu untuk memberikan imunisasi BCG pada bayinya, ibu
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada bayi dalam batas normal dan
penimbangan berat badan bayi 3800 gram dan sudah mengalami peningkatan.
Bayi Ibu “NS” sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis B 0 pada umur 2 jam,
bermanfaat untuk mencegah penyakit hepatitis pada bayi. Pada umur 23 hari bayi
penyakit tuberculosis (TBC). Usia pemberian imunisasi ini dapat dilakukan sedini
mungkin sebelum bayi berumur satu bulan (Kemenkes, RI, 2016). Jadwal
pemberian imunisasi BCG dan polio 1 sudah sesuai dengan pedoman buku KIA
yaitu tidak lebih dari satu bulan dengan rentan umur 0-1 bulan. ibu tidak
mengeluhkan masalah pada bayi. Asuhan kebidanan pada hari ke-42 dilakukan
dasar bayi. Pemantauan yang dilakukan saat kunjungan bayi Ny“NS” mengalami
“NS” selama 1 bulan mengalami kenaikan 1700 gram sehingga peningkatan berat
badan bayi Ny“NS” dalam batas normal. Peningkatan berat badan tersebut sesuai
dengan peningkatan berat badan menurut umur per bulan dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI No 920 tahun 2002 Tentang Status Gizi Anak. Ibu sudah
diberi KIE mengenai Tumbuh kembang anak dan Stimulasi menggunakan buku
90
KIA, ibu juga sudah bersedia memberikan ASI Esklusif dan dilanjutkan sampai
91
BAB V
A. Simpulan
kehamilan trimester III, persalinan, nifas, bayi sejak lahir hingga umur 42 hari
1. Kehamilan Ibu “NS” dari usia kehamilan trimester III hingga menjelang
persalinan berlangsung fisiologis dan asuhan tidak sesuai dengan standar, keluhan
dan masalah yang dialami telah diberikan asuhan kebidanan sehingga dapat
diatasi.
2. Proses persalinan pada kala I, II, III dan IV berlangsung fisiologis dan asuhan
yang diberikan sesuai dengan standar, dimana keadaan ibu baik dan bayi lahir
sehat.
3. Masa nifas Ibu “NS” dari 2 jam post partum sampai 42 hari berlangsung
normal dan asuhan yang diberikan sesuai dengan standar. Proses involusi,
perubahan lochea, laktasi berlangsung normal dan ibu memberikan ASI ekslusif.
4. Bayi lahir normal, jenis kelamin laki-laki, dengan berat badan lahir 3100 gram.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi Ibu “NS” hingga umur 42 hari berlangsung
B. Saran
1. Ibu dan keluarga Ibu “NS” diharapkan dapat memberi informasi kepada ibu
hamil maupun nifas yang lain berdasarkan asuhan yang telah diperolehnya.
jika ditemukan adanya masalah atau komplikasi dapat dideteksi secara dini dan
93
DAFTAR PUSTAKA
Armini, Marhaeni, dan Sriasih. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita
& Anak Prasekolah. Yogyakarta: Andi
Bobak, LM., Lowdermik D, L., Jensen, M, D., dan Perry, S, E. 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Dinas Kesehatan Kota Denpasar. 2018. Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun
2018. Denpasar : Dinas Kesehatan Kota Denpasar
JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal : Asuhan Esensial Bagi Ibu Bersalin
dan Bayi Baru Lahir Serta Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pasca
Persalinan dan Nifas. Jakarta.
_____. 2016. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
_____. 2017a. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : Kememterian Kesehatan
dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
_____. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan edisi 2. Jakarta : EGC
Nurasiah, A., Rukmawati. A.,dan Badriah. DL. 2014. Asuhan Persalinan Normal
Bagi Bidan. Bandung : Refika Aditama
Permenkes. RI. No. 28. 2017. Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
94
Prawirohardjo, S. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sriasih, NGK., Suindri, NN, Ariyani, NW. 2014. Peran Dukungan Suami Dalam
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Volume 11 No1
Tyastuti, S. dan Wahyuningsih, H.P. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan :
Asuhan Kebidanan Kehamilan. Tersedia dalam
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/As
uhan-Kebidanan-Komprehensif.pdf (diakses tanggal 10-03-2019)
Vivian, D. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika
95
Lampiran 1
Dengan Hormat,
judul “Asuhan kebidanan pada Ibu “NS” Umur 26 Tahun Multigravida dari Usia
tersebut, Saya menjamin kerahasiaan dari identitas dan hasil pemeriksaan yang
akan dilakukan. Kesediaan ibu sangat saya harapkan untuk kelancaran proses
Penulis
Diana Novianti.MT
NIM.P07124016 020
96
97
LAMPIRAN 3
98
99
100
Lampiran 4
101