0% found this document useful (0 votes)
202 views

Lta Askeb

This document summarizes midwifery care provided to Mrs. "NS", a 26-year-old multigravida woman, from her third trimester of pregnancy until 42 days postpartum. The care was provided in the working area of Community Health Center II West of Denpasar in 2020. The pregnancy, labor, and delivery were all physiological. The baby was born crying and active. The postpartum period and infant development until 42 days were also physiological. It can be concluded that the midwifery care provided to Mrs. "NS" and her baby was normal, and both mother and baby remained healthy.

Uploaded by

Diana Novianti
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
202 views

Lta Askeb

This document summarizes midwifery care provided to Mrs. "NS", a 26-year-old multigravida woman, from her third trimester of pregnancy until 42 days postpartum. The care was provided in the working area of Community Health Center II West of Denpasar in 2020. The pregnancy, labor, and delivery were all physiological. The baby was born crying and active. The postpartum period and infant development until 42 days were also physiological. It can be concluded that the midwifery care provided to Mrs. "NS" and her baby was normal, and both mother and baby remained healthy.

Uploaded by

Diana Novianti
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 116

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “NS” UMUR 26 TAHUN

MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III


SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS

Asuhan Dilakukan pada cakupan wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
Puskesmas II Denpasar Barat
Tahun 2020

Oleh:

DIANA NOVIANTI.MT
NIM. P07124016 020

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
2020
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “NS” UMUR 26 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III
SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Pendidikan Pada Jurusan Kebidanan
Program Studi Diploma III

Oleh :
DIANA NOVIANTI.MT
NIM. P07124016020

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
2020

i
ii
iii
MIDWIFERY CARE OF MRS “NS” 26 YEARS OLD
MULTIGRAVID FROM THIRD TRIMESTER OF PREGNANCY
UNTIL 42 DAYS OF POST PARTUM

The Case Take Placed In The Working Area of Community


Health Center II West of Denpasar
In 2020

ABSTRACT

Midwifery care given from pregnancy to postpartum is one indicator to reduce


the Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). In the
process of pregnancy until post partum there was a possibility of experiencing a
pathological state. This Final Report, reports the midwifery care of Mrs. "NS"
from pregnancy until 42 days postpartum. The method used in making this Final
Project Report is a case study that aims to find out the results of midwifery care
from third trimester of pregnancy until 42 days postpartum period. Pregnancy
Mrs. "NS" from the third trimester of pregnancy to the onset of labor runs
physiologically. The process of labor in the first, second, third, and fourth stage
is physiologically. The baby was born immediately crying and active motion.
Development in the postpartum is physiologically. Growth and development of
infants until 42 days is physiologically. It can be concluded that the midwifery
care which given to Mrs. “NS” from 38 weeks 6 days of pregnancy until the end
of postpartum period along with her bab running normally so the mother and the
baby healthy. We need to improve the maternal knowledge and related experience
about pregnancy, childbirth and newborn baby.

Keyword: midwifery care, pregnancy, labor, postpartum, baby.

iv
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “NS” UMUR 26 TAHUN
MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III
SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS

Studi Kasus Dilaksanakan Diwilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah


Puskesmas II Denpasar Barat
Tahun 2020

ABSTRAK

Asuhan kebidanan yang diberikan sejak kehamilan hingga masa nifas adalah salah
satu indikator untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Kehamilan hingga masa nifas dalam proses ini
kemungkinan mengalami keadaan yang patologi. Laporan Tugas Akhir ini
melaporkan asuhan kebidanan pada Ny “NS” dari kehamilan sampai 42 hari masa
nifas. Metode yang digunakan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini adalah
studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui hasil asuhan kebidanan dari
kehamilan Trimester III sampai 42 hari masa nifas. Kehamilan Ny “NS” dari
kehamilan trimester III hingga menjelang persalinan berjalan fisiologis.
Persalinan kala I, kala II, III, dan IV berlangsung secara fisiologis. Bayi lahir
normal segera menangis gerak aktif, perkembangan pada masa nifas berlangsung
secara fisiologis. Pertumbuhan dan perkembanga bayi hingga umur 42 hari
berlangsung fisiologis. Dapat disimpulkan bahwa asuhan yang diberikan pada Ny
“NS” dari usia kehamilan 38 minggu 4 hari sampai 42 hari masa nifas beserta
bayinya berlangsung nomal sehingga ibu dan bayi sehat. Harapan bagi penulis ibu
dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman terkait tentang masa kehamilan,
persalinan, nifas dan asuhan pada bayi.

Kata kunci : Asuhan kebidanan, kehamilan, persalinan, nifas, bayi

v
RINGKASAN PENULIS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “NS” UMUR 26 TAHUN


MULTIGRAVIDA DARI KEHAMILAN TRIMESTER III
SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS

Studi Kasus dilaksanakan di Wilayah Kerja Unit


Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas II
Denpasar Barat
2020

Oleh: DIANA NOVIANTI MT (NIM : P07124016020)

Asuhan kebidanan yang diberikan sejak kehamilan sampai masa nifas


adalah salah satu indikator menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB), karena dalam proses ini kemungkinan mengalami keadaan
yang patologi. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang tepat dalam
melakukan pendampingan terhadap perempuan sepanjang siklus kehidupannya.
Asuhan Kebidanan ini dilakukan pada Ny “NS” hamil kedua umur 26
tahun yang beralamat di Jalan Kartini, Gang IVB no.6, Denpasar Utara,
dikarenakan kehamilan Ny “NS” merupakan kehamilan yang fisiologis dengan
skor Poedji Rohjati : 2 dapat dilihat dari hasil pemeriksaan pertama ibu
didapatkan hasil dari tes laboratorium Hb :12,1 gr/dl, PPIA: non-reaktif, HbSAg :
non-reaktif, protein urin dan reduksi urin : negatif, Tinggi badan : 158 cm, serta
LILA : 24,5 cm, dengan tapsiran persalinan tanggal 22 Maret 2020 berdasarkan
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), berada di wilayah kerja Unit Pelaksana
Teknis Daerah Puskesmas II Denpasar Barat untuk mengetahui hasil asuhan
kebidanan pada Ny “NS” dari kehamilan trimester III sampai 42 hari masa nifas.
Hasil asuhan kebidanan yang diberikan menunjukkan kehamilan Ny “NS”
dari usia kehamilan trimester III hari hingga menjelang persalinan berjalan
fisiologis dan tidak sesuai dengan standar. Pemantauan peralinan dengan
partograf tidak melewati garis waspada sehingga kala I, II, III, dan IV
berlangsung normal dan asuhan sudah sesuai dengan standar. Involusi uterus,
pengeluaran lochea dan proses laktasi pada masa nifas berjalan normal dan sesuai

vi
dengan standar hingga ibu menyusui bayi secara ekslusif hingga akhir masa nifas.
Bayi lahir normal dengan berat badan 3100 gram. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi hingga umur 42 hari berlangsung normal dan asuhan sesuai
dengan standar, Peningkatan berat badan bayi Ny “NS” sejak lahir secara
keseluruhan yaitu 1700 gram. Peningkatan berat badan tersebut sesuai dengan
peningkatan berat badan menurut umur per bulan dengan Keputusan Mentri
Kesehatan RI No 920 tahun 2002 tentang status gizi Anak.
Bagi ibu dan keluarga Diharapkan dengan diselesaikannya laporan ini, ibu
dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan oleh penulis, serta
Keluarga ikut serta dalam memberikan asuhan kepada ibu dalam memberikan
dukungan secara menyeluruh bagi setiap siklus seorang wanita, serta dapat
mendeteksi secara dini penyulit dan komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan bayi. Bagi tenaga kesehatan, diharapkan untuk lebih meningkatkan konseling
dan melakukan pemantauan tentang alat kontrasepsi agar tidak terjadi unmetneed
dan bagi institusi pendidikan diharapkan penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA)
berikutnya dapat digunakan sebagai referensi sehingga dalam proses pembuatan
LTA menjadi lebih cepat dan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir “Asuhan

Kebidanan Pada Ibu “NS” Umur 26 Tahun Multigravida Dari Usia

Kehamilan 38 Minggu 4 Hari Sampai Dengan 42 Hari Masa Nifas” di

wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas II Denpasar Barat.

Selama proses penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA), penulis

mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang

berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH., selaku direktur Politeknik

Kesehatan Denpasar.

2. Dr. Nyoman Budiani, S.Si.T., M.Biomed., selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Denpasar.

3. Ni Luh Putu Sri Erawati, S.Si.T., MPH., selaku Ketua Program Study DIII

Kebidanan Politeknik Kesehatan Denpasar.

4. Ni Gusti Kompiang Sriasih, S.ST., M.Keb., selaku pembimbing utama yang

telah banyak meluangkan waktu untuk proses bimbingan.

5. Juliana Mauliku, S.Pd., M.PD., selaku pembimbing pendamping yang telah

meluangkan banyak waktu untuk proses bimbingan.

6. Ibu “NS” dan keluarga, selaku responden yang telah memberikan izin dan

bersedia berpartisipasi dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.

7. Orang tua, suami, saudara, teman-teman dan rekan-rekan yang selalu

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

viii
Mengingat pengetahuan penulis yang terbatas, sudah tentu banyak

kekurangan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini. oleh karena itu, dengan

kerendahan hati penulis mohon dari semua pihak memberikan saran dan kritikan

yang membangun demi perbaikan usulan laporan tugas akhir ini. Untuk itu

penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga laporan ini bermanfaat bagi

kita semua.

Denpasar, Mei 2020

Penulis

ix
x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR ii
PERSETUJUAN.......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... iv
ABSTRACT.................................................................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................... vi
RINGKASAN PENULIS.............................................................................. viii
KATA PENGANTAR.................................................................................. x
SURAT PERNYATAAN BEBAS xi
PLAGIAT.............................................. xiii
DAFTAR ISI................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL.........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar 4
Belakang......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................... 6
D. Manfaat ................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI 13
A. Konsep Asuhan Kebidanan...................................................................... 27
1. Kehamilan................................................................................................ 34
2. Persalinan………………………………………………….………........ 44
3. Nifas……………………………………………………….....................
4. Bayi Baru Lahir........................................................................................ 45
B. Kerangka Pikir………………………………………………………….. 51
BAB III METODE PENENTUAN KASUS 52
A. Informasi Klien/Keluarga………………………………….....................
B. Rumusan Masalah……………………………………………................ 55
C. Rencana Kegiatan Asuhan………………………….. 83

xi
…………………..
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 92
A. Hasil….................................................................................................... 92
B. Pembahasan…………………………………………………................. 94
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perubahan Uterus Pada Masa 28


Nifas....................................................
28
Tabel 2 Perbedaan Masing-Masing
Lochea....................................................
47
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Antenatal Ny. “NS” Berdasarkan
Buku KIA........................................................................................... 52

Tabel 4 Rencana Kegiatan Asuhan................................................................


56
Tabel 5 Catatan Perkembangan Ny “NS” Bayinya Dari UK 38 Minggu
sampai menjelang persalinan………………………………………..
59
Tabel 6 Catatan Perkembangan Ny “NS” Bayinya
Dalam Masa Persalinan……………………………………………...
71
Tabel 7 Catatan Perkembangan Ny “NS”
Selama Masa Nifas………………………………………………….
76
Tabel 8 Catatan Perkembangan Pada Bayi Ny “NS”
dari Bayi Baru Lahir (BBL) sampai 42
Hari…………………………

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Naskah Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Partograf

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan proses yang alami dan

fisiologis bagi setiap wanita, namun jika tidak dipantau dari masa kehamilan

dalam perjalanan 20% dapat menjadi patologi yang dapat mengancam ibu dan

bayi dalam kandungannya, sehingga diperlukan asuhan kebidanan sesuai dengan

standar. Hal yang dapat dilakukan untuk membuat suatu proses yang alamiah ini

dapat berjalan dengan lancar dan tidak berkembang menjadi suatu keadaan yang

patologi maka diperlukan upaya sejak dini untuk memantau kesehatan ibu secara

berkesinambungan dan berkualitas dengan melakukan pemeriksaan secara teratur

kepetugas kesehatan sesuai dengan standar pemeriksaan kehamilan (Kemenkes

RI, 2016).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Angka Kematian

Bayi (AKB) tahun 2018 di Bali yaitu 52,2 per 100.000 KH, dimana angka ini

merupakan angka paling rendah dalam tiga tahun terakhir. Angka Kematian Bayi

pada tahun 2018 cenderung menurun dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu

4,5/1000 KH. Upaya di bidang kesehatan yang telah dilakukan untuk menurunkan

angka kematian ibu dan angka kematian bayi salah satunya dengan antenatal

terpadu (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2019)

Data Dinas kesehatan Kota Denpasar pada tahun 2018 Angka Kematian

Ibu (AKI) tercatat (24 per 100.000 KH) yang sudah lebih rendah dari target

Renstra Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2018 (56 per 100.000 KH) dan

jika dibandingkan dengan Target nasional (125 per 100.000 KH) maupun tingkat
propinsi Bali (100 per 100.000 KH). Selama tahun 2018 di kota Denpasar terjadi

4 kematian ibu. Kematian ibu di kota Denpasar disebabkan oleh karena

perdarahan 1 orang, gangguan system peredaran darah 1 orang, dan 2 orang

karena sebab lainnya. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 71 per

1000 KH yang sudah lebih rendah dari target Renstra Dinas Provinsi Bali (100

per 1000 KH), penyebab kematian bayi di Provinsi Bali adalah pneumonia, diare

dan saluran cerna (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2019)

Upaya yang sudah dilakukan selain rutin melaksanakan Audit Maternal

Perinatal (AMP) untuk mengetahui akar permasalahan penyebab kematian juga

sudah dilaksanakan pembelajaran kasus yang mengakibatkan kematian ibu

tersebut. Strategi kedepannya yang akan diambil untuk mengatasi hal ini adalah

selain melibatkan lintas sektor dan lintas program agar ikut bersama-sama

memantau ibu hamil, melahirkan dan masa setelah melahirkan dengan gerakan

sayang ibu di harapkan AKI dan AKB di Kota Denpasar dapat di tekan.

Puskesmas merupakan pusat pelayanan masyarakat yang paling mudah

dijangkau oleh masyarakat. Upaya yang dilakukan dipuskesmas untuk

menurunkan AKI dan AKB salah satunya dengan program Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA). Puskesmas Pembantu Dauh Puri adalah salah satu puskesmas yang

memiliki beberapa program dalam memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) yang terdiri dari pelayanan antenatal terpadu dan P4K yang

mendorong ibu hamil

Untuk memeriksakan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan

fisik dan mental pada ibu secara optimal persalinan, pemeriksaan nifas dan bayi

baru lahir, pemeriksaan laboratorium lengkap termasuk skrining status imunisasi

2
tetanus lengkap pada setiap ibu hamil (Data Puskesmas Pembantu Dauh Puri,

2019).

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis sebagai kandidat bidan diwajibkan

untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III, persalinan,

nifas dan perawatan bayi baru lahir. Penulis akan memberikan asuhan kebidanan

pada Ny “NS” umur 26 tahun multigravida yang bertujuan untuk mengetahui

perkembangan kehamilan serta sebagai salah satu pembelajaran. Kandidat bidan

tertarik kepada Ny “NS” karena kehamilan Ny “NS” merupakan kehamilan yang

fisiologis dengan skor Poedji Rohjati : 2 dapat dilihat dari hasil pemeriksaan

pertama ibu didapatkan hasil dari tes laboratorium Hb :12,1 gr/dl, PPIA: non-

reaktif, HbSAg : non-reaktif, protein urin dan reduksi urin : negatif, Tinggi

badan : 158 cm, serta LILA : 24,5 cm dengan tapsiran persalinan tanggal 22

Maret 2020 berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Kehamilan Ny

“NS” merupakan kewenangan bidan dalam lingkup fisiologis.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

masalah dalam laporan kasus ini adalah “Bagaimanakah hasil penerapan asuhan

kebidanan sesuai standar secara komprehensif dan berkesinambungan yang

diberikan kepada Ny. “NS” umur 26 tahun multigravida trimester III sampai 42

hari masa nifas di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas II

Denpasar Barat dapat berlangsung fisiologis?”.

3
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hasil penerapan asuhan kebidanan sesuai standar yang

diberikan secara komperhensif dan berkesinambungan pada Ny “NS‟ umur 26

tahun multigravida dari kehamilan trimester III sampai 42 hari masa nifas.

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan sesuai standar kepada Ny “NS”

beserta janinnya selama masa kehamilan trimester III.

b. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan sesuai standar kepada Ny “NS”

beserta bayi baru lahir selama persalinan.

c. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan sesuai standar pada Ny “NS”

selama masa nifas.

d. Menjelaskan hasil penerapan asuhan kebidanan sesuai standar Bayi Baru

Lahir, Neonatus dan Bayi umur 29-42 hari pada bayi Ny “NS”

D. Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari penulisan laporan ini yaitu:

1. Manfaat Toeritis

a. Bagi institusi kesehatan

Hasil penulisan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat dijadikan

masukan bagi Institusi Kesehatan agar mampu meningkatkan pelayanan

kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas

dan bayi baru lahir.

4
b. Bagi Bidan

Hasil dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai pembanding atau sumber pembaharuan dalam memberikan asuhan

kebidanan.

2. Manfaat Praktis

Hasil Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi:

a. Ibu dan keluarga

Diharapkan dengan dilakukannya asuhan kebidanan oleh mahasiswa kepada

ibu hamil, ibu dan keluarga kedepannya memiliki pengetahuan lebih tentang

asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai nifas 42 hari dan neonatus,

kedepannya jika ibu hamil kembali atau memiliki saudara yang hamil, keluarga

dapat berbagi pengetahuan.

a. Mahasiswa

Diharapkan hasil penulisan usulan laporan tugas akhir ini dapat dijadikan

referensi kedepannya untuk menulis usulan laporan tugas akhir.

5
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Asuhan Kebidanan

1. Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu ke-28

sampai minggu ke-40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah terbentuk.

Hingga pada minggu ke – 40 pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai

(Manuaba, dkk, 2010).

Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 mingu

dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang

tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga

sebagai periode penantian (Vivian, 2011).

a. Perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu hamil trimester III antara lain :

1) Uterus

Pada minggu ke-37 sampai 40 minggu tinggi fundus turun karena janin

mulai masuk ke pintu atas panggul (Deswani, dkk, 2018). Uterus yang semula

besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi

dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot

rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat

mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

2) Vagina dan Vulva


Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena

pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru – biruan

(Manuaba, dkk, 2010). Perubahan yang terjadi adalah pembesaran struktur


eksterna vulva akibat peningkatan vaskulator, hipertrofi badan perineum, dan

deposisi lemak. Pada nulipara kedua labia mayor saling mendekat dan menutupi

introitus vagina. Pada wanita yang pernah melahirkan, kedua labia memisah, dan

sedikit membuka setelah melahirkan atau setelah cedera vagina (Deswani, dkk.,

2018).

3) Sirkulasi darah
Volume Darah Pada ibu hamil akan terjadi peningkatan volume darah

yang signifikan meskipun peningkatannya bervariasi pada tiap ibu hamil.

Peningkatan volume darah dimulai pada trimester pertama kehamilan yang akan

berkembang secara progresif mulai minggu ke-6 – 8 kehamilan dan mencapai

puncaknya pada minggu ke-32 – 34 kehamilan dan akan kembali pada kondisi

semulai pada 2-6 minggu setelah persalinan. Volume darah terdiri dari plasma

darah dan komponen darah. Diawal masa kehamilan, volume plasma darah akan

meningkat secara cepat sebesar 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron

dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi jalur renin-angiotensin dan aldosteron

(Cunningham et al, 2010; Sulin, 2010).

Disamping peningkatan volume plasma, juga terjadi peningkatan volume

komponen darah yaitu eritrosit. Jumlah eritropoietin ibu hamil yang meningkat

menyebabkan peningkatan produksi eritrosit sebanyak 20-30% (Cunningham et

al, 2010; Sulin, 2010). Perubahan volume darah ini menghasilkan kondisi

ipervolemia pada ibu hamil dimana cairan tubuh meningkat menjadi 6-8 liter

dengan 4-6 liternya didistribusikan pada kompartemen ekstraselular

4) Sistem pernafasan

Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju

metabolisme dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara.

7
Karena Rahim membesar maka panjang paru-paru menjadi berkurang, tinggi

diafragma bergeser 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya usia

kehamilan maka terjadi pembesaran atau pelebaran uterus ke rongga abdomen,

sehingga pernafasan perut digantikan oleh pernafasan dada.

5) Sistem Pencernaan

Aliran darah kepanggul dan tekanan vena yang meningkat dapat

mengakibatkan hemoroid pada akhir kehamilan.

6) Sistem Perkemihan

Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang terjadi

pada trimester III, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis

sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun

namun hal ini dianggap normal. Wanita hamil trimester III sering mengalami

sering kencing (BAK/buang air kecil) sehingga sangat dianjurkan untuk sering

mengganti pakaian dalam agar tetap kering (Tyastuti, 2016).

b. Perubahan Psikologis pada ibu hamil trimester III

Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab

pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi

dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.

Kadang kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu, ini

menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan

gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-

kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan

bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja

yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa

8
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.

Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami

keluarga dan bidan (Fatimah, 2017).

c. Kebutuhan pada kehamilan Trimester III

Kebutuhan pada ibu hamil menurut Romauli (2011) antara lain:


1) Nutrisi

a) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber utama dalam makanan sehari hari.

Sebenarnya tidak ada rekomendasi tetap mengenai asupan minimal karbohidrat

bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Namun bila di US dan Kanada rekomendasi

asupan karbohidrat bagi ibu hamil sebesar 175 gram per hari dan bagi ibu

menyusui sebesar 210 gram per hari.

b) Protein

Pada trimester awal kehamilan, pada ibu hamil usia 19- 50 tahun

kebutuhan asupan protein sebesar 46 gram per hari. Pada trimester III 60 gram per

hari. Protein pada kehamilan berguna untuk membantu sintesis jaringan maternal

dan pertumbuhan janin.

c) Lemak

Rekomendasi intake lemak dalam masa kehamilan sebesar 20-35 % dari

total energi keseluruhan. Lemak membantu penyerapan vitamin larut lemak yaitu

vitamin A, D, E, dan K. Selama kehamilan, janin mengambil asam lemak sebagai

sumber makanan dari ibu. Namun pada trimester III janin dapat membuat asam

lemak sendiri yang berguna untuk menaikkan berat badan saat lahir nanti.

2) Kebutuhan Istirahat

9
Waktu tidur pada wanita dipengaruhi oleh perubahan psikologi efek dari

hormon endokrin, temperatur tubuh, mood dan status emosi selama pubertas,

siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause. Berdasarkan survey oleh Hedman

terhadap 325 wanita hamil didapati frekuensi tidur ibu hamil, sebelum hamil 8,2

jam/ hari, pada trimester III 7,8 jam/ hari.

3) Kebutuhan seksual

Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual dengan suaminya

sepanjang hubungan tersebut tidak menganggu kehamilan. Pilihlah posisi yang

nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil dan usahakan gunakan

kondom karena prostaglandin yang terdapat pada semen dapat menyebabkan

kontraksi

4) Persiapan Persalinan

Persiapan persalinan yang perlu disiapkan adalah Pertolongan Persalinan

dan Pencegahan Penanganan Komplikasi (P4K) seperti penolong persalinan,

tempat persalinan, biaya persalinan, transportasi, calon donor darah, pendamping

persalinan serta pakaian ibu dan bayi. Semua persiapan persalinan akan sangat

mempengaruhi cepat lambatnya pertolongan diberikan.

d. Tanda Bahaya Kehamilan

Ada beberapa tanda bahaya kehamilan menurut buku Kesehatan Ibu dan

Anak (2017), yaitu:

1) Muntah terus dan tidak mau makan

2) Demam tinggi

3) Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah atau sakit kepala disertai kejang

4) Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya

10
5) Perdarahan pada hamil muda dan tua

6) Air ketuban keluar sebelum waktunya

Selain tanda bahaya di atas, ada beberapa masalah lain yang dapat terjadi

selama masa kehamilan, yaitu:

1) Demam menggigil dan berkeringat. Bila hal ini terjadi di daerah endemis

malaria, maka kemungkinan menunjukkan gejala penyakit malaria.

2) Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal- gatal di daerah

kemaluan.

3) Batuk lama hingga lebih dari 2 minggu.

4) Jantung berdebar-debar atau nyeri di dada.

5) Diare berulang.

6) Sulit tidur dan cemas berlebihan.

Apabila ibu hamil mengalami tanda bahaya dan masalah lain seperti di

atas, maka segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan terdekat dengan didampingi

suami atau keluarga.

e. Standar Pelayanan Minimal yang harus diperoleh ibu hamil menurut

(Kemenkes R.I, 2016) berupa 10 T yaitu:

1) Pengukuran tinggi badan cukup sekali dan timbang berat badan. Bila tinggi

badan < 145 cm maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan melahirkan

secara normal. Penimbangan berat badan setiap kali melakukan pemeriksaan.

Sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.

2) Pengukuran tekanan darah. Tekanan darah normal ibu hamil 120/80 mmHg,

jika tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg maka ada

faktor risiko ibu hamil mengalami hipertensi (Tekanan Darah Tinggi).

11
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLa). Bila pengukuran LiLa < 23,5 cm

menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan berisiko

melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

4) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU). Pengukuran TFU berguna untuk

melihat pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan. Pengukuran

ini dilakukan minimal dilakukan pada usia kehamilan 22 minggu.

5) Penentuan Letak Janin dan Penghitungan Denyut Jantung Janin (DJJ). Jika

kehamilan memasuki trimester III bagian bawah janin teraba bagian kepala

dan sudah masuk panggul namun jika tidak teraba bagian kepala atau belum

masuk panggul kemungkinan ada kelainan letak atau masalah lain.

Perhitungan DJJ janin normal adalah 120-160 kali/menit.

6) Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Ibu hamil diperlukan untuk

mendapatkan suntikan tetanus toksoid untuk mencegah penyakit tetanus pada

ibu dan bayi.

7) Pemberian tablet tambah darah. Ibu hamil sejak awal kehamilan minimal

mendapatkan tablet Fe sebanyak 90 tablet yang diminum 1 kali dalam sehari

dan biasanya diminum pada malam hari.

8) Tes Laboratorium. Pengecekan lab sangat diperlukan untuk ibu hamil untuk

mengetahui golongan darah ibu, hemoglobin, pemeriksaan urin, dan PPIA

untuk mengetahui apakah ada kelainan pada ibu hamil dan mencegah hal yang

tidak diinginkan.

9) Konseling atau penjelasan Tenaga kesehatan mengenai perawatan kehamilan,

pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD),

nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI Eksklusif, KB, dan imuniasi pada bayi.

12
10) Tata Laksanan atau mendapatkan pengobatan, jika ibu hamil mempunyai

masalah kesehatan pada hamilannya.

f. Faktor Resiko Kehamilan dengan Menggunakan Skor Poedji Rochjati

Faktor risiko dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu Faktor Resiko I

(Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO), Faktor Resiko II (Ada Gawat Obstetrik/

AGO) dan Faktor Resiko III (Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO). Kartu Skor

Poedji Rochajti (KSPR) adalah alat untuk mendeteksi dini kehamilan berisiko

dengan menggunakan skoring. Jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2,

Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10, dan Kehamilan Risiko

Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor 12. Skor yang digunakan adalah angka

bulat dibawah angka 10 yaitu 2, 4, 8. Skor awal ibu hamil adalah 2, 4 dan tiap

faktor risiko memiliki skor 4 kecuali pada riwayat sectio caesarea, letak sungsang,

letak lintang, perdarahan antepartum, preeklampsia berat dan eklampsia

(Prawirohardjo, 2010).

2. Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup diluar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau

tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,1998;157). Sedangkan menurut

Prawihardjo (2002;100) persalinan adalah proses membuka dan menipisnya

serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal

adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

13
minggu), lahir spontan dengan presentasi kepala yang berlangsung dalam 18 jam,

tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Nurasiah, dkk, 2014).

a. Tanda-tanda persalinan

1) Tanda-tanda persalinan sudah dekat

a) Lightening

Lightening Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa

keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia

merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan

nyeri pada anggota bawah.

b) Terjadinya His Permulaan

Semakin tua usia kehamilan, pengeluaran progesteron dan esterogen

berkuraang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi, yang disebut

dangan His palsu. Adapun ciri-ciri his palsu yaitu : rasa nyeri ringan pada bagian

bawah, dating tidak teratur, tidak ada perubahan serviks, durasi yang hanya

sebentar, dan tidak bertambah jika melakukan aktivitas.

2) Tanda-tanda persalinan

a) Terjadinya His persalinan dengan ciri-ciri : pinggang terasa sakit dan menjalar

kedapan, datang teratur, interval semakni pendek, kekuatannya semakin besar,

kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus, dan jika beraktivitas maka

kekuatan His semakin bertambah.

b) Bloody Show (pengeluaran lender disertai darah dari vagina)

Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang minimbulkan

pendataran daan pembukaan, lendir yang terdaapat di servikalis lepas, kapiler

pembuluh darah pecah, yang menjadikan terjadinya perdarahan sedikit.

14
c) Pengeluaran cairan

Pengeluaran cairan terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban

robek. Sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi

kadang pecah pada pembukaan kecil

b. Tahapan Persalinan

Tahapan persalinan terbagi menjadi 4 kala (Nurasiah, 2014), yaitu:

1) Kala I

Persalinan kala I dimulai dari adanya his persalinan pertama sampai

pembukaan servik lengkap (10 cm). Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala

I dibagi menjadi 2 yaitu :

a) Fase Laten

Fase laten merupakan fase yang sangat lambat pada umumnya

berlangsung selama 8 jam, dimulai dari awal kontraksi sampai dengan pembukaan

3 cm.

b) Fase Aktif

Fase Aktif merupakan fase pembukaan yang lebih cepat membutuhksn

waktu 6 jam yaitu Fase Accelerasi (Fase Percepatan) berarti pembukaan 3 cm

sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam, Fase Dilatasi Maksimal berarti dari

pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam, dan Fase decelerasi

(Kurangnya Kecepatan) berarti dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm yang dicapai

dalam 2 jam.

2) Kala II

Persaalinan kala II dimulai dari pembukaan serviks sudah lengkap dan

berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II disbut juga kala pengeluaran bayi. Tanda

15
pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya pembukaan

serviks telah lengkap dan terlihat bagian kepala janin melalui introitus vagina.

Dalam keadaan normal, pada kala II kepala janin sudah masuk dalam

dasar panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul

yang secara reflek menimbulkan rasa ingin mengedan. Wanita merasakan adanya

tekanan pada rectum seperti akan buang air besar. Kemudian perineum akan

menonjol dan melebar dengan membukanya anus. Labia mulai membuka dan

tidak lama kemudian kepala janin tampak divulva saat adanya his. Dengan

kekuatan his dan mengedan maksimal kepala dilahirkan dengan suboksiput

dibawaah simfisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his istirahat

sebentar, maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan dan kaki.

3) Kala III

Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan

lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30

menit. Biasanya plasenta akan terlepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir

dan keluar spontan atau dengan tekanan dari fundus uteri.

4) Kala IV

Kala IV merupakan masa dimulainya dari lahir plasenta sampai 2 jam post

partum. Observasi yang dilakukan pada kala IV adalah :

a) Tingkat kesadaran ibu bersalin.

b) Pemeriksaan TTV (Tekanan Darah, Nadi, Suhu, dan Respirasi).

c) Kontrasi Uterus.

d) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap normal jika jumlahnya tidak

melebihi 400 sampai 500 cc.

16
e) Isi kandung kemih.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi dalam persalinan

1) Passanger (Buah Kehamilan)

a) Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa

faktor

b) Ketuban berfungsi untuk melindungi pertumbuhan janin, menjadi bantalan

untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan perubahan

suhu, pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas,

sampai mengatur tekanan dalam rahim. Pada trimester III cairan ketuban akan

turun menjadi 835 ml saat janin siap lahir.

c) Plasenta adalah bagian dari kehamilan yang penting. Dimana plasenta

memiliki peranan berupa transport zat dari ibu ke janin, penghasil hormon

yang berguna selama kehamilan, serta sebagai barrier.

2) Passage (Panggul Ibu)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat dasar

panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak,

khususnya lapisan – lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi,

tetapi panggul ibu lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil

menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku.

3) Power (Kekuatan)

Power merupakan kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang

mendorong janin keluar dalam persalinan terdiri dari his, kontraksi otot-otot perut,

kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament, dengan kerja sama yang baik dan

sempurna.

17
4) Faktor posisi

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan seperti

posisi berdiri, berjalan, duduk dan jongkok.

5) Psikologis

Psikologis dapat berpengaruh dalam persalinan yaitu dimana tingkat

kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia tidak memahami apa

yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan kepadanya.

d. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

Asuhan yang mendukung selama persalinan sangat penting dalam proses

persalinan. Tindakan ini mempunyai efek positif baik secara emosional maupun

secara fisiologis, adapun kebutuhan ibu selama bersalin yaitu :

1) Dukungan Fisik dan Psikologis

Dukungan fisik dan psikologis tidak hanya diberikan oleh bidan,

melainkan suami, keluarga, teman maupun tenaga kesehatan yang lain. Dukungan

dapat dimulai sejak awal ibu mengalami kehamilan. Dukungan fisik dan

emosional pada saat persalinan dapat membantu ibu lebih nyaman, tenang dan

dapat membuat kelahiran sangat efektif oleh sebab itu dukungan fisiki, emosional

dan psikologis sangat diperlukan.

2) Cairan dan Nutrisi

Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum) merupakan kebutuhan

yang harus dipenuhi dengan baik oleh ibu selama proses persalinan. Pastikan

bahwa pada setiap tahapan persalinan (kala I, II, III, maupun IV), ibu

mendapatkan asupan makan dan minum yang cukup. Asupan makanan yang

18
cukup (makanan utama maupun makanan ringan), merupakan sumber dari

glukosa darah, yang merupakan sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar

gula darah yang rendah akan mengakibatkan hipoglikemia. Sedangkan asupan

cairan yang kurang, akan mengakibatkan dehidrasi pada ibu bersalin.

3) Eliminasi

Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu difasilitasi agar

membantu kemajuan persalinan dan dapat membantu ibu merasa nyaman.

4) Posisi

Persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa disadari dan terus

berlangsung/progresif. Bidan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan rileks,

maka bidan sebaiknya tidak mengatur posisi persalinan dan posisi meneran ibu.

Bidan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi persalinan dan posisi

meneran, serta menjelaskan alternatif-alternatif posisi persalinan dan posisi

meneran bila posisi yang dipilih ibu tidak efektif.

5) Peran pendamping

Kehadiran suami atau orang terdekat ibu untuk memberikan dukungan

pada ibu sehingga ibu merasa lebih tenang dan proses persalinannya dapat

berjalan dengan lancar. Kehadiran suami atau kerabat dekat membawa

ketenangan dan menjauhkan ibu dari stress, dan akan membawa pengaruh positif

secara psikologis. Seorang pendamping bisa mempengaruhi psikis sang ibu dan

membawa pengaruh positif secara fisik, sehingga ketika melahirkan tiba, seorang

ibu tidak terlalu merasakan sakit secara fisik. Dukungan dan peran suami dapat

meningkatkan rasa percaya diri serta menentukan kelancaran reflek let down yang

sangat dipengaruihi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Dari semua dukungan,

19
dukungan suami adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu. Dukungan ini

akan mendorong ibu untuk patuh dalam merawat kehamilan. Pemahaman suami

akan mendasari serta perilaku suami dalam memberikan dukungan berhasil

menganjurkan ibu dalam melakukan IMD pasca persalinan serta memberikan ASI

eksklusif (Sriasih, 2014).

6) Pengurangan rasa nyeri

Mengurangi rasa nyeri bisa dilakukan dengan pijatan. Pijatan dapat

dilakukan pada lumbosakralis dengan arahan melingkar. Menurut (Sriasih, dkk,

2018) perawatan kebidanan diberikan selama persalinan untuk mengurangi

insiden ruptur perineum, salah satu cara untuk mengatasi rupture perineum dan

mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan yaitu dengan melakukan pemijatan

menggunakan minyak aromaterapi. Kombinasi pijatan dan penggunaan minyak

aromaterapi secara efektif memberikan efek relaksasi pada ibu karena dapat

secara bersamaan mencegah atau menghambat impuls nyeri yang berasal dari

serviks dan corpus uteri dan memberikan efek relaksasi dari senyawa pelumpuh.

7) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi menyusu

sendiri segera setelah lahir. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran

bahwa IMD bukan program ibu menyusui tetapi bayi yang harus aktif

menemukan sendiri puting susu ibu. Caranya dengan menaruh bayi baru lahir di

dada ibunya dan membiarkan bayi mencari sendiri putting susu untuk menyusu

pada ibunya. IMD dilakukan segera setelah lahir. Proses ini harus berlangsung

skin to skin antara ibu dan bayi.

20
Manfaat IMD bagi ibu adalah dapat merangsang kontraksi otot Rahim

sehingga mengurangi resiko perdarahan sesudah melahirkan, merangsang

hormone lain yang membuat ibu tenang dan rileks dan mencintai bayi, lebih kuat

menahan sakit dan timbul rasa bahagia. Serta dapat merangsang pengaliran ASI

dari payudara sehingga ASI matur lebih cepat keluar.

Manfaat IMD bagi bayi adalah mempertahankan suhu bayi tetap hangat,

mempercepat keluarnya meconium, melatih motorik bayi sehingga mudah untuk

menyusu, dan memperoleh kolostrum yang bermanfaat bagi system kekebalan

bayi.

e. Perubahan fisiologis dan psikologis ibu selama persalinan

Terdapat beberapa perubahan fisiologis yang terjadi selama proses persalinan

(Bobak, dkk., 2005), yaitu :

1) Perubahan Tekanan Darah (TD), selama kontraksi disertai peningkatan sistolik

rata – rata 15 mmHg dan diastolic rata – rata 5-10 mmHg. Nyeri, rasa takut,

dan kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah.

2) Perubahan Denyut Nadi, Perubahan denyut nadi yang sangat terlihat yaitu

selama kontraksi disertai peningkatan, penurunan pada titik puncak sampai

sampai frekuensi yang lebih rendah dari pada frekuensi diantara kontraksi dan

peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim di antara

kontraksi.

3) Suhu meningkat selama persalinan. Peningkatan suhu yang normal ialah

peningkatan dari 0,5-10C.

4) Pernapasan, Peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selama

persalinan dan menceminkan peningkatan metabolisme yang terjadi.

21
5) Perubahan pada ginjal, polunuria sering terjadi selama persalinan yang

diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan

kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal,

6) Perubahaan pencernaan, saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu

pengosongan lambung menjadi lebih lama. Mual dan muntah umum terjadi

akibat reflex terhadap dilatasi serviks lengkap.

7) Perubahan neurologi, timbul stress dan rasa tidak nyaman selama persalinan.

Perubahaan sensoris terjadi saat memasuki tahap persalinan. Endorphin

endogen akan meningkatkan ambang nyeri selama persalinan.

f. Standar Asuhan Persalinan

1) Asuhan persalinan kala 1

Standar pelayanan kebidanan pada persalinan (JNPK-KR, 2017) yaitu:

a) Mendiagnosis inpartu

Tanda-tanda yang harus diperhatikan dalam membuat diagnosis inpartu

yaitu, penipisan dan pembukaan servik, kontraksi uterus yang mengakibatkan

pembukaan serviks (minimal 2 kali dalam 10 menit), lendir bercampur darah

(bloody show) melalui vagina.

b) Pemantauan his yang adekuat

Pemantauan his yang adekuat dilakukan dengan cara menggunakan jarum

detik. Secara hati-hati, letakkan tangan penolong di atas uterus dan palpasi, hitung

jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun waktu 10 menit dan tentukan durasi

atau lama setiap kontraksi yang terjadi. Pada fase aktif, minimal terjadi dua

kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih. Di antara

dua kontraksi akan terjadi relaksasi dinding uterus.

22
c) Memberikan asuhan sayang ibu selama proses persalinan

Persalinan saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan

keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang menakutkan bagi ibu. Upaya

untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan

tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan sayang ibu selama persalinan dan

proses kelahiran bayinya.

d) Penapisan untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi gawat darurat kala I

persalinan

Pemberian asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu waspada

terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Ingat bahwa menunda

pemberian asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan risiko kematian dan

kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik tetap

waspada terhadap indikasi kegawatdaruratan. Langkah dan tindakan yang akan

dipilih sebaiknya dapat memberikan manfaat dan memastikan bahwa proses

persalinan akan berlangsung aman dan lancar sehingga akan berdampak baik

terhadap keselamatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan.

e) Persiapan perlengkapan, bahan dan obat yang diperlukan

Harus tersedia daftar perlengkapan, bahan dan obat yang diperlukan untuk

asuhan persalinan dan kelahiran bayi serta adanya serah terima antar petugas pada

saat pertukaran waktu jaga. Setiap petugas harus memastikan kelengkapan dan

kondisinya dalam keadaan aman dan siap pakai.

1) Asuhan persalinan kala II

a) Mendiagnosis kala II

23
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks lengkap dan berakhir

dengan lahirnya bayi.

b) Mengenal tanda gejala kala II dan tanda pasti kala II

Memperhatikan adanya dorongan untuk meneran, adanya tekanan pada

anus, perineum menonjol dan vulva vagina dan sfingter ani membuka serta

meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

c) Amniotomi

Apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap,

maka perlu dilakukan tindakan amniotomi. Perhatikan warna air ketuban yang

keluar saat dilakukan amniotomi. Jika terjadi pewarnaan mekonium pada air

menunjukkan adanya hipoksia dalam rahim atau selama proses persalinan.

d) Episiotomi

Indikasi untuk melakukan episiotomi untuk mempercepat kelahiran bayi

apabila didapatkan adanya gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan

tindakan, penyulit kelahiran per vagina, jaringan parut pada perineum atau vagina

yang memperlambat kemajuan persalinan.

2) Asuhan persalinan kala III

a) Tujuan manajemen aktif kala III (MAK III)

Tujuan MAK III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih

efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan, dan

mengurangi kehilangan darah selama kala III persalinan jika dibandingkan

dengan penatalaksanaan fisiologis.

24
b) Mengetahui fisiologi kala III

Pada kala III persalinan, otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan

volume rongga uterus. Tempat implantasi plasenta mengalami pengerutan akibat

pengosongan kavum uteri dan kontraksi lanjutan, sehingga plasenta dilepaskan

dari pelekatannya dan pengumpulan darah pada ruang utero plasenter akan

mendorong plasenta ke luar dari jalan lahir. Terdapat tanda-tanda lepasnya

plasenta, yaitu perubahan bentuk dan tinggi fundus uterus, tali pusat memanjang

dan semburan darah mendadak.

c) Keuntungan manajemen aktif kala III

Beberapa keuntungan manajemen aktif kala III yaitu, persalinan kala III

menjadi singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah dan mengurangi kejadian

retensio plasenta.

d) Langkah Manajemen Aktif Kala III

(1) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit setelah bayi lahir

(2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)

(3) Masase fundus uteri

3) Asuhan persalinan kala IV

a) Pemantauan kala IV

Pemantauan Kala IV setiap 15 menit pada jam pertama, dan setiap 30

menit pada jam kedua. Keadaan yang dipantau meliputi keadaan umum ibu,

tekanan darah, pernapasan, suhu dan nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi, kandung

kemih, dan jumlah darah.

g. Lima Benang Merah

25
Ada lima aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam asuhan

persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap

persalinan baik normal maupun patologis. Lima benang merah menurut JNPK-KR

(2017), antara lain:

1) Membuat keputusan klinik

Keputusan klinik dibuat berdasarkan empat langkah penting yang harus

dilakukan yaitu pengumpulan data, interpretasi data untuk mendukung diagnose,

menetapkan diagnosis kerja atau merumuskan masalah, memantau dan

mengevaluasi efektifitas asuhan intervensi solusi.

2) Asuhan sayang ibu dan bayi

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan

dan keinginan ibu. Adapun prinsip dasar asuhan sayang ibu dan bayi adalah

dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan

kelahiran bayi.

3) Pencegahan infeksi

Definisi tindakan dalam pencegahan infeksi yang bisa diterapkan meliputi

asepsis atau teknik aseptic, antiseptis, dekontaminasi, mencuci dan membilas,

desinfeksi, sterilisasi.

4) Pencatatan

Tujuan dari pencatatan yaitu dapat digunakan sebagai alat bantu untuk

membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan sudah sesuai dan

efektif, sebagai tolak ukur keberhasilan proses membuat keputusan klinik, sebagai

catatan tentang asuhan perawatan dan obat yang diberikan, dan dapat

26
mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan

berikutnya.

5) Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau

fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan

jiwa ibu dan bayi baru lahir.

3. Nifas

Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6

minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2002:003). Sedangkan menurut Ibrahim

(1998), masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayinya yang

dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang pada umumnya

memerlukan waktu 6-12 minggu.

a. Tahapan masa nifas

1) Puerperium dini

Suatu masa pemulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-

jalan.

2) Puerperium intermedial

Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kuraang

lebih enam minggu.

3) Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan

sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan

mengalami komplikasi.

27
b. Perubahan-perubahan pada masa nifas

Terdapat perubahan masa nifas (Yanti, 2014), antara lain :

1) Perubahan Involusi

a) Uterus

Terjadi kontraksi uterus yang meningkat setelah bayi keluar. Hal ini

menyebabkan iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (placental site) sehingga

jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus, mengalami nekrosis dan

lepas. Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi

sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali

pada ukuran sebelum hamil.

Tabel 1
Perubahan Uterus Masa Nifas
Waktu TFU Bobot Uterus Diameter
Uterus
1 2 3 4
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
1-7 hari Pertengahan pusat simpisis 500 gram 7,5 cm
14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
Sumber :Yanti, 2014

b) Lokhea

Akibat involusi uteri, lapisan luar desi dua yang mengelilingi situs

plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan

sisa cairan. Percampuran darah dan desidua inilah yang dinamakan lokhea yang

mempunyai reaksi bassa yang membuat organisme berkembang lebih cepat

daripada kondisi asam yang ada vagina normal (Yanti, 2014)

28
Tabel 2
Perbedaan Masing-Masing Lochea
Lochea Waktu Warna dan Ciri-ciri
Rubra/merah 1-3 hari Berwarna merah yang terdiri dari darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo, dan mekonium.

1 2 3
Sanguinolenta 4-7 hari Berwarna merah kecoklatan dan berlendir
merupakan sisa darah dan berlendir
Serosa 8-14 hari Berwarna kuning kecoklatan dan mengandung
serum, leukosit, dan robekan/laserasi plasenta
Alba/putih >14 hari Berwarna putih yang mengandung leukosit, sel
desidua, sel epitel, selaput lender serviks, dan
serabut jaringan yang mati.
Sumber:Yanti, 2014

2) Perubahan vagina dan perineum

Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (Lipatan-lipatan

atau kerutan-kerutan) kembali. Terjadi robekan perineum pada hampir semua

persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan

perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabiia kepala

janin lahir terialu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa, kepala janin

melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada

sirkumferensia suboksipito bregmatika.

3) Perubahan pada Sistem Pencernaan

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya

disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. Di

samping itu rasa takut untuk buang air besar, sehubungan dengan jahitan pada

perineum, jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri. Buang air besar

29
harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bilamana masih juga teijadi

konstipasi dan BAB mungkin keras dapat diberikan obat laksan per oral atau per

rektal.

c. Adaptasi Psikologis Masa Nifas

Pengalaman unik yang dialami ibu setelah persalinan yang dapat

menimbulkan rasa cemas. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka

untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan

adaptasi (Yanti,2014). Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas

yaitu:

1) Fase taking in

Fase taking in merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu hanya berfokus kepada dirinya

sendiri sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang

dirasakan adalah rasa mules, nyeri luka pada jahitan, kurang tidur, dan kelelahan.

Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang

baik dengan keluarga, dan asupan nutrisi yang harus terpenuhi. Gangguan

psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah :

a) Kekecewaan pada bayinya

b) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.

c) Rasa bersalah karena belum bias menyusul bayinya.

d) Kritikan suami

2) Taking hold

30
Fase Taking hold berlangsung hari ketiga sampai kesepuluh masa nifas.

Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuan dan rasa tanggung jawab akan

perawatan bayinya, dan perasaanibu lebih sensitive sehingga mudah tersinggung.

Hal yang perlu diperhatikan adalah memberikan dukungan, dan penyuluhan

tentang perawatan diri dan bayinya.

3) Letting go

Fase ini terjadi setelah hari kesepuluh masa nifas atau pada saat ibu nifas

sudah berada dirumah. Pada fase ini ibu nifas sudah menikmati dan menyesuaikan

diri dengan tanggungjawab peran barunya. Selain itu keinginan untuk merawat

bayi secara mandiri serta bertanggungjawab terhadap diri dan bayinya sudah

meningkat.

d. Kebutuhan Ibu selama masa Nifas

Terdapat beberapa kebutuhan ibu selama masa Nifas (Yanti, 2014), antara lain :

1) Nutrisi dan cairan

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi

kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta memenuhi produksi air susu.

Ibu nifas dianjurkaan memenuhi kebutuhan nutrisi dengan mengkonsumsi

makanan tambahan kurang lebih 500 kalori tiap hari, makanan dengan diet gizi

seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan

mineral, minum sedikitnya 3 liter setiap harinya, mengkonsumsi tablet besi

selama 40 hari post partum, mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit.

2) Ambulasi

31
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu

melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post

partum diperbolehkan bangun dari tempaat tidurnya 24-48 jam setelah

melahirkan. Anjurkan ibu untuk miring kana dan kiri, duduk, kemudian berjalan.

Keuntungan dari ambulasi dini yaitu ibu merasa lebih kuat dan sehat, fungsi usus,

sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik, dan mencegah trombosis pada

pembuluh tungkai.

3) Kebersihan Diri dan Bayi

a) Menjaga kebersihan seluruh tubuh membersihkan daerah kelamin dengan

sabun dan air mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak

dalam waktu 3-4 jam ganti pembalut.

b) Memandikan bayi 2 kali sehari tiap pagi dan sore setelah 6 jam untuk

mencegah hipotermi

c) Mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali basah atau kotor karena

BAB/BAK.

d) Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih dan kering.

e) Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat karena mi adalah tempat

tinggal bayi.

4) Istirahat

Ibu nifas membutuhkan istirahat yang cukup kurang lebih 8 jam pada

malam hari dan 1 jam pada siang hari. Kurangnya istirahat pada ibu dapat

menyebabkan jumlah ASI berkurang, memperlambat proses involusi, dan

menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi.

32
5) Senam Nifas

Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6 minggu.

Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk

tubuhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas

adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama sampai hari ke-10 pasca

melahirkan. Tujuan dari senam nifas adalah membantu mempercepat pemulihan

kondisi ibu, mempercepat proses involusi uteri, membantu memulihkan dan

mengencangkan otot panggul, perut dan perineum, membantu mempercepat

pengeluaran lokhea, merelaksasi otot-otot yang menunjang pada saat kehamilan

dan proses persalinan, dan memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot

abdomen.

e. Kontrasepsi Ibu Nifas dan Menyusui

Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan

dengan jalan memberi nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan

penjarangan kehamilan. KB merupakan salah satu usaha membantu keluarga atau

individu merencanakan kehidupan berkeluarganya dengan baik, sehingga dapat

mencapai keluarga berkualitas. Menurut Kemenkes R.I. (2013) macam – macam

metode kontrasepsi untuk ibu menyusui adalah Metode Amenore Laktasi (MAL),

Kb metode suntikan progestin, Implant yang dipasang pada lengan atas, Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan Kontrasepsi mantap.

f. Pelayanan Kesehatan Masa Nifas

Pelayanan masa nifas yang diberikan sebanyak empat kali (Kemenkes RI, 2020):

1) Kunjungan nifas pertama (KF1)

33
Dilakukan pada enam jam sampai 2 hari setelah persalinan. Asuhan yang

diberikan berupa pemeriksaan tanda-tanda vital, pemantauan jumlah darah yang

keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan

anjuran ASI eksklusif enam bulan, pemberian kapsul vit A dua kali, pemberian

pertama setelah bersalin 1 kapsul dan 1 kapsul setelah 24 jam dari pemberian

kapsul pertama dengan dosis 200.000 IU, minum tablet tambah darah setiap hari

dan pelayanan KB pasca persalinan.

2) Kunjungan nifas kedua (KF2)

Dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah persalinan. Pelayanan

yang diberikan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital, pemantauan jumlah darah

yang keluar, pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara

dan anjuran ASI eksklusif enam bulan, minum tablet tambah darah setiap hari dan

pelayanan KB pasca persalinan.

3) Kunjungan nifas ketiga (KF3)

Pelayanan yang dilakukan hari ke-8 sampai hari ke-28 setelah persalinan.

Asuhan pelayanan yang diberikan sama dengan asuhan pada KF2.

4) Kunjungan nifas lengkap

Pelayanan yang dilakukan hari ke-8 sampai hari ke-28 setelah persalinan.

Asuhan pelayanan yang diberikan sama dengan asuhan pada KF2 dan KF3.

Pelaksanaan kunjungan nifas dapat dilakukan dengan metode kunjungan

rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan menggunakan media online

(disesuaikan dengan kondisi daerah terdampak COVID-19), dengan melakukan

34
upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan

keluarga.

4. Bayi Baru Lahir (Neonatus)

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan

lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500-400 gram

(Armini, dkk, 2017).

b. Adaptasi dan Perubahan Fisiologi pada BBL

1) Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit

pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan

alveoli, selain adanya surfaktan yang menarik napas dan mengeluarkan napas

dengan merintih, sehingga udara tertahan didalam. Respirasi pada neonatus

biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan

dalamnya belum teratur. Selama janin dalam uterus, janin memperoleh oksigen

dari plasenta dan paru – paru maternal melalui pertukaran gas dari ibu ke janin.

Setelah bayi baru lahir, adaptasi akan cepar terjadi untuk memastikan

kelangsungan hidup, bayi bernafas menggunakan paru – paru yang telah matang.

2) Perubahan pada Sistem Peredaran Darah

Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga jantung kiri lebih besar

daripada tekanan jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale

35
secara fungsionil. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh

karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan

karena rangsangan biokimia (PaO2 yang naik), duktus arteriosus berobliterasi ini

terjadi pada hari pertama. Adapun perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir,

sehingga mendukung terjadinya sirkulasi peredaran darah yang baik antara lain:

a) Penutupan foramen ovale pada atrium jantung

b) Perubahan ductus arteriousus antara paru – paru dan aorta.

3) Suhu tubuh

Empat kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke

lingkungannya.

a) Konduksi, panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang

kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke

objek lain melalui kontak langsung).

b) Konveksi, panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang

bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu

udara).

c) Radiasi, panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang

lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu

berbeda).

d) Evaporasi, panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada

kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara mengubah

cairan menjadi uap).

4) Metabolisme

36
Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada

hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat nutrisi pada

hari keenam, energi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.

c. Asuhan kebidanan pada BBL

Pelayanan kesehatan neonatal esensial menurut Permenkes RI Nomor 53

Tahun 2014 bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi

terutama dalam 24 jam pertama kehidupannya. Adapun tatalaksana Bayi Baru

Lahir sampai usia 6 jam yaitu sebagai berikut:

1) Penilaian bayi baru lahir

Segera setelah bayi baru lahir jaga kehangatan bayi dan lakukan penilaian

pada bayi yaitu nafas bayi dan tonus otot bayi. Asuhan bayi baru lahir normal

diberikan pada bayi dengan kondisi umur cukup bulan, bayi menangis, dan tonus

otot baik (JNPK-KR, 2017).

2) Menjaga bayi tetap hangat

Rentangan suhu normal pada bayi yaitu suhu kulit 36-36,5°C, suhu rectal

36,5-37,5°C dan suhu axillary 0,5-1°C lebih rendah dari 40 suhu rectal.

3) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Segera setelah lahir dan tali pusat diikat, letakan bayi tengkurap di dada

ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontrak kulit ini

berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih. Bahkan sampai bayi dapat menyusu

sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil. Bayi diberi topi dan diselimuti.

4) Pemotongan dan perawatan tali pusat

37
Perawatan tali pusat yang benar sampai tali pusat terlepas dalam minggu

pertama dapat mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Prinsip yang penting

dalam perawatan tali pusat adalah menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih.

5) Pemberian suntikan vitamin K1

Pemberian injeksi Vitamin K1 dengan dosis 1 mg bermanfaat untuk

mencegah perdarahan pada otak bayi baru lahir, akibat defisiensi Vitamin K1

yang diberikan dengan cara disuntikkan di paha kiri secara intramuscular setelah

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau dalam 1 jam pertama kelahiran.

6) Pemberian salep mata antibiotik

Bayi baru lahir harus mendapatkan profilaksis salep mata. Pemberian

salep mata pada bayi dalam waktu 1 jam setelah kelahiran bertujuan untuk

pencegahan infeksi akibat gonore dan klamidia. Salep mata tetrasiklin 1%

diberikan pada kedua mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang

dekat hidung bayi menuju ke luar mata.

7) Pemberian tanda identitas diri

8) Pemeriksaan fisik Bayi Baru Lahir

9) Pemberian imunisasi Hb0

Bayi harus mendapatkan imunisasi Hepatitis B-0 segera setelah lahir lebih

baik dalam kurun waktu 24 jam setelah lahir. Imunisasi Hepatitis B-0 diberikan 1-

2 jam setelah pemberian injeksi Vitamin K di paha kanan secara intramuskular.

d. Kebutuhan dasar pada neonatus

1) Asah (Kebutuhan stimulasi)

Asah merupakan stimulasi mental yang akan menjadi cikal bakal proses

pendidikan dimana bertujuan untuk mengembangkan mental, kecerdasan,

38
keterampilan, kemandirian, kreatifitas, agama, moral, produktifitas dan lain-lain.

Stimulasi pada masa neonatus dilakukan dengan cara mengusahakan rasa nyaman,

aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak

tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian,

menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok, benda-benda

berbunyi, serta dirangsang untuk meraih dan memegang mainan (Armini, dkk,

2017).

2) Asih (Ikatan Kasih Sayang)

Pada neonatus cara untuk melakukan ikatan kasih sayang atau bounding

attachment yaitu dengan cara:

a) Pemberian ASI eksklusif

Dengan dilakukannya pemberian ASI secara eksklusif segera setelah bayi

lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang

menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan.

b) Rawat gabung

Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar ibu

dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan

badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan

psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi

mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan

terlindungi, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri di kemudian hari.

c) Kontak mata (Eye to eye contact)

39
Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada

orangtuanya. Kesaradaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian

dengan segera.Kontak mata mempuyai efek yang erat terhadap perkembangan

dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam

hubungan manusia pada umumnya.

d) Suara (voice)

Mendengar dan merespons suara antara orang tua dan bayinya sangat

penting. Suara tersebut membuat mereka yakin dan tenang bahwa bayinya dalam

keadaan sehat dan baik – baik saja. Sewaktu orangtua berbicara dengan nada

suara tinggi, bayi akan menjadi berpaling ke arah mereka. Bayi dapat mendengar

sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-

suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu

terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat

dalam telinga.

e) Aroma/odor (bau badan)

Indra penciuman pada bayi baru lahir sudang berkembang dengan baik

dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indra

penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya

ASI pada waktu tertentu.

f) Gaya Bahasa

Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang

dewasa. Mereka menggoyangkan tangan mengangkat kepala dan menendang-

nendang kaki. Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari

orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh

40
sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Selain itu juga

mengisyaratkan unpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi

yang efektif.

g) Bioritme

Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal serta

menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan

memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi

mengembangkan perilaku yang responsive dan orang tua dapat membantu proses

ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan

dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respons

bayi dan interaksi social serta kesempatan untuk belajar.

h) Inisiasi dini. Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu.

Ia akan merangkak dan mencari putting susu ibunya sehingga bayi dapat

melakukan reflek sucking dengan segera.

3) Asuh (Fisik dan Biologis)

a) Pemenuhan nutrisi

ASI merupakan nutrisi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Bagi neonatus, ASI merupakan satu-satunya sumber

makanan dan minuman yang utama dengan nutrisi yang sebagian besar

terkandung didalamnya. ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara

lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon,

enzim dan zat kekebalan. Setelah bayi lahir, cairan encer kekuningan, yang

disebut kolostrum, mengalir dari putting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum

kaya akan kalori, protein dan antibodi. Ini berlangsung selama 1 sampai 4 atau 7

41
hari setelah persalinan. Bayi baru lahir akan diberi ASI sesuai dengan kapasitas

lambung antara 30-90 ml.

b) Imunisasi

(1) BCG

Imunisasi BCG adalah prosedur memasukkan vaksin BCG yang bertujuan

memberi kekebalan tubuh terhadap kuman mycrobacterium tuberculosis dengan

cara menghambat penyebaran kuman. Imunisasi BCG diberikan pada semua bayi

baru lahir sampai usia kurang dari 2 bulan. Penyuntikan BCG secara IC biasanya

dilakukan di bagian atas lengan kanan dengan dosis 0,05 ml. Reaksi yang

mungkin timbul setelah penyuntikkan adalah kemerah-merahan di sekitar

suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah suntikan, dan terjadi

pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan.

(2) Hepatitis B

Pada masa neonatus, imunisasi ini hanya diberikan saat bayi berusia 0-7

hari setelah lahir. Vaksin ini diberikan dengan satu kali suntikan dosis 0,5 ml.

Efek samping yang terjadi pascaimunisasi hepatitis B pada umumnya ringan,

hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi maupun otot.

(3) Polio

Imunisasi dasar (polio 1,2,3) vaksin diberikan 2 tetes, karena Indonesia

merupakan daerah endemic polio. Vaksin per oral harus disimpan tertutup pada

suhu 2-8°C dan tidak menempatkan dalam keadaan terbuka.

e. Kunjungan Neonatus (KN)

1) KN 1 ( 6-48 jam )

42
Asuhan yang diberikan adalah menimbang berat badan, mengukur panjang

badan, mengukur suhu, menghitung respirasi dan denyut jantung, memeriksa

kemungkinan adanya kelainan atau penyakit pada bayi baru lahir, memeriksa

status vitamin K dan imunisasi Hb0.

2) KN 2 ( 3-7 hari )

Asuhan yang diberikan adalah asuhan menimbang berat badan, mengukur

panjang badan, mengukur suhu, menghitung respirasi dan denyut jantung,

memeriksa kemungkinan adanya kelainan atau penyakit pada bayi baru lahir.

Memeriksa imunisasi BCG dan Polio.

3) KN 3 ( 8-28 hari )

Asuhan yang diberikan adalah asuhan menimbang berat badan, mengukur

panjang badan, mengukur suhu, menghitung respirasi dan denyut jantung,

memeriksa kemungkinan adanya kelainan pada bayi atau infeksi bakteri,

memeriksa kemungkinan berat badan rendah dan masalah pemberian ASI.

f. Bayi umur 29-42 hari

Berat badan dan panjang badan menjadi tolak ukur dari kemajuan

pertumbuhan. Perkembangan bayi pada umur 0-3 bulan yaitu melihat dan

menatap, mengeluarkan suara o...o…o, tersenyum dan spontan tertawa,

menggerakan tangan dan kaki, bayi sudah bisa mengangkat kepala setinggi 450

ketika ditengkurapkan, mengoceh spontan atau bereaksi dengn mengoceh,

menggerakkan kepala kekiri dan kekanan serta terkejut dengan suara keras, selain

itu asuhan yang diberikan pada 40 kurun waktu ini yaitu pemberian imunisasi

43
berupa Bacillus Calmette Guerin (BCG) dan polio 1 pada saat bayi berumur di

bawah 2 bulan (Kemenkes RI, 2016)

B. Kerangka Pikir

Asuhan
Kehamilan Fisiologi kebidanan
trimester III s fisiologis

Persalinan
Ibu dan
Asuhan bayi sehat
kebidanan Masa Nifas
fisiologis
Kolaborasi
Bayi Baru Patologis dan
Lahir rujukan

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil,


Bersalin dan Bayi Baru Lahir, Nifas dan Neonatus.

44
BAB III

METODE PENENTUAN KASUS

A. Informasi Klien/Keluarga

Informasi atau data terkait Ny “NS” penulis peroleh dari buku Kesehatan

Ibu dan Anak di Puskesmas pada tanggal 09-03-2020 pukul 11.25 WITA.

Adapun data yang penulis peroleh dari hasil wawancara, dan buku KIA, yaitu :

1. Pengkajian data subjektif


a. Identitas

IBU SUAMI
Nama : Ny. “NS” Tn. “EW”
Umur : 26 tahun 26 tahun
Kebangsaan : Bali, Indonesia Bali, Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Penjual Masker
Penghasilan :- Rp. 1.500.000
Alamat Rumah :Jln. Kartini, Gg IV B, Jln. Kartini, Gg IV B,
No. 6, Denpasar Utara. No. 6, Denpasar Utara.
No. Tlpn :087758xxxx 087758xxxx
Jaminan Kesehatan : BPJS kelas III BPJS kelas III

b. Keluhan Utama :

Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun

c. Riwayat menstruasi

Ibu mengalami mentruasi pertama usia 13 tahun, ibu mengatakan siklus

haid teratur 28 hari, lama menstruasi 7 hari. Pada saat menstruasi ibu mengganti

pembalut 2-3 kali per hari dengan ukuran pembalut 23 cm. Keluhan ibu pada saat
menstruasi sakit pada pinggang dan nyeri perut bagian bawah. Hari Pertama Haid

Terakhir (HPHT) : 15-06-2019, Tapsiran Persalinan (TP) : 22-03-2020 (USG

27-03-2020).

d. Riwayat perkawinan

Ibu menikah 1 kali, secara sah. Ibu menikah pada umur 20 tahun, lama

pernikahan 6 tahun, hubungan ibu dan suami harmonis.

e. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kedua, anak pertama lahir

pada tahun 2015 di puskesmas, usia kehamilan cukup bulan, lahir secara normal

pervaginam, jenis kelamin perempuan, berat lahir 2800 gram, ASI diberikan

secara Eksklusif, keadaan bersalin daan nifas tidak ada masalah.

f. Riwayat pemeriksaan kehamilan sebelumnya :

Kehamilan ini merupakan kehamilan yang kedua untuk Ny “NS”, Hari

Pertama Haid Terakhir (HPHT) pada tanggal 15-06-2019, Tapsiran Persalinan 22-

03-2020, dan untuk tapsiran persalinan ibu menurut USG dari dr. B, SpOG adalah

pada tanggal 27-03-2020. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh Ny “NS”

sebanyak delapan kali di puskesmas. Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan

pertama kali pada tanggal 23-08-2019. Suplemen dan obat yang sudah di

dapatkan adalah vitamin C, asam folat, tablet penambah darah dan kalsium.

Stastus imunisasi TT ibu adalah TT5.

Tabel 3
Hasil Pemeriksaan Antenatal Ny “NS”

N Tanggal/ Hasil Diagnosa Penatalaksanaan Pemeri


o Tempat pemeriksaan ksa

1 2 3 4 5 6

46
1 23-8-2019 S: ibu mengeluh Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
Puskesmas mual usia 26 tahun tentang pemenuhan “IA”
Pembantu O: BB: 50 kg, TB G2P1A0 uk Nutrisi selama
Dauh Puri : 161 cm, Lila : 9 minggu 6 kehamilan
24.5 cm, TD : hari - Memberikan KIE
100/70 mmHg, tentang Istirahat
- Terapi obat : SF 1x60
gr, kalk 1x500 gr
- Memberikan PMT 1
dus
- Mengingatkan ibu
untuk melakukan
pemeriksaan kembali
dan pemeriksaan Lab
pada tanggal 23-09-
2019
2 14-10-2019 S: ibu Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
Puskesmas mengatakan usia 26 tahun tentang tanda bahaya “IA”
Pembantu keluar keputihan G2P1A0 uk kehamilan dan
Dauh Puri pada 16 minggu 5 - Memberikan KIE Dokter
kemaluannya hari tentang menggosok Gigi
O: BB: 53 kg, TD gigi
: 100/70 mmHg, - Terapi obat : kalk
TFU : 1x500 mg, Vit C, dan
Pertengahan pusat SF 1x60 mg
dan simfisis, - Memberikan PMT 1
DJJ :148 x/menit dus
PPIA: NR, IMS: - Mengingatkan ibu
NR, HbsAG :NR, untuk periksa kembali
pada tanggal 14-11-
1 2 3 4 5 6
HB : 12,1 gr/dl, 2019
protein/reduksi
urine : non-
reaktive
Gigi : taa

47
3 14-11-2019 S : ibu Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
Puskesma mengatakan tidak usia 26 tahun kepada ibu untuk “IA”
s ada keluhan G2P1A0 uk membaca buku KIA

Pembantu apapun 21 minggu 5 halaman 4-5.

Dauh Puri O : BB:53 kg, TD hari T/H - Terapi obat :


: 110/80 mmHg, intrauterine Sf 1x60 mg, kalk
TFU : 3 jari 1x500 mg
dibawah pusat, Mengingatkan ibu
DJJ : 140x/menit untuk melakukan
pemeriksan kembali
pada tanggal 02-11-
2019
4 07-01-2020 S : Ibu Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
Puskesmas mengatakan tidak usia 26 tahun kepada ibu untuk “IA”
Pembantu ada keluhan G2P1A0 uk membaca buku KIA
Dauh Puri apapun 29 minggu pada halaman 6-7
O : BB: 61 kg, 3 hari T/H - Terapi obat :
TD: 110/70 intrauterine Sf 1x60 mg, kalk
mmHg, TFU :3 1x500 mg
jari diatas pusat, - Mengingatkan ibu
McD :25 cm, untuk periksa kembali
DJJ : 145x/menit pada tanggal 07-02-
2020
5 24-02-2020 S : ibu Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
Puskesmas mengatakan tidak usia 26 tahun kepada ibu untuk “IA”
Pembantu ada keluhan G2P1A0 uk membaca buku KIA
Dauh Puri apapun 36 minggu 3 pada halaman 12-13
O: BB :61 kg, hari PresKep - Terapi obat :
TD : 110/70 Sf 1x60 mg,
1 2 3 4 5 6
mmhg, TFU: U T/H - Mengingatkan ibu
pertengahan pusat intrauterine untuk periksa
px, McD : 30 cm Kembali pada tanggal
DJJ : 140x/menit 02-03-2020
6 02-0 S: ibu Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
3-2020 mengatakan tidak usia 26 tahun untuk mengikuti kelas “IA”
Puskesmas ada keluhan apa G2P1A0 uk ibu hamil

48
Pembantu pun 36 minggu 6 - Terapi obat :
Dauh Puri O: BB : 62 kg, hari PresKep Sf 1x60 mg,
TD : 110/70 UT/H - Mengingatkan ibu
mmhg, TFU : 3 intrauterine untuk kembali periksa
jari dibawah px, pada tanggal 09-03-
McD : 30 cm 2020
letak janin Kepala
, DJJ :135x/menit
7 09-03- S: ibu Ny. “NS” - Memberikan KIE Bidan
2020 mengatakan tidak usia 26 tahun tanda persalinan
puskesmas ada keluhan G2P1A0 uk - Terapi Obat :
Pembantu apapun 37 minggu 6 Sf 1x60 gr.
Dauh Puri O : BB : 62kg, hari PresKep - Mengingatkan ibu
TD : 120/70 U T/H untuk melakukan
mmHg, McD : 30 intrauterine pemeriksaan kembali
cm, letak janin pada Tanggal 16-03-
kepala, Puki, 2020
DJJ : 137x/menit.
Sumber : Buku Kesehatan Ibu Dan Anak Ny. “NS”

g. Riwayat kontrasepsi

Ibu mengatakan memakai KB suntik 3 bulan selama kurang lebih 3 tahun.

Ibu memakai KB suntik setelah anak pertama berusia 1.5 tahun. Ibu mengatakan

belum merencanakan alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah kehamilan ini.

h. Riwayat penyakit dan operasi

Ibu tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit diabetes militus,

hipertensi, hepatitis, paru-paru dan penyakit jantung serta ibu tidak pernah

mengalami operasi apapun.

i. Riwayat penyakit keluarga

49
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit

Diabetes, Hipertensi, dan lain-lain.

j. Data Bio-Psikososial

1) Biologi

a) Bernafas

Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat bernapas.

b) Nutrisi

Ibu makan teratur tiga kali sampai empat kali sehari dengan porsi sedang,

komposisi makanan ibu bervariasi yaitu satu piring nasi putih, satu potong daging,

ikan atau telur, 1 potong tahu atau tempe, setengah mangkuk sedang sayur. Ibu

tidak memiliki pantangan atau alergi makanan. Ibu biasanya makan cemilan buah

atau biskuit. Ibu minum air putih sebanyak kurang lebih 10 gelas per hari dan 1

gelas susu pada malam hari.

c) Eliminasi

Ibu buang air kecil sebanyak enam sampai tujuh kali per hari dengan

warna kuning jernih. Buang air besar sebayak satu sampai dua kali sehari dengan

konsistensi lembek.

d) Istirahat

Pola tidur ibu cukup pada malam hari ibu tidur pada pukul 21.00 wita dan

bangun pada pukul 05.30 wita, ibu terbiasa istirahat pada saat siang hari dan tidak

memiliki keluhan saat istirahat.

2) Psikososial dan spiritual

50
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang kedau bagi ibu dan suami yang

direncankan dan diterima. Suami, orang tua, mertua, dan keluarga lainnya

mendukung kehamilan ini. Ibu biasanya diantar suami saat memeriksakan

kehamilannya dan saat mengikuti senam hamil. Tidak ada kepercayaan dan

budaya yang membahayakan kehamilan dan tidak ada kesulitan saat beribadah.

3) Pengetahuan

Ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan trimester III dan tanda

persalinan, ibu sudah mempersiapkan persiapan persalinan yaitu sudah

merencanakan tempat persalinannya yaitu di Puskesmas Pembantu Dauh Puri,

transportasi yang digunakan untuk menuju tempat bersalin yaitu sepeda motor

milik pribadi, pendamping persalinan ibu adalah suami, biaya persalinan ibu

menggunakan jaminan kesehatan BPJS kelas III, calon donor ibu adalah suami.

Ibu sudah mempersiapkan persiapan persalinan seperti perlengkapan ibu dan bayi.

Ibu belum merencanakan alat kontrasepsi yang akan di pakai.

B. Diagnosis kebidanan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang telah diuraikan, dapat dirumuskan diagnosis

kebidanan pada kasus ini adalah Ny “NS” umur 26 tahun G2P1A0 UK 37 Minggu

6 hari Preskep U Puki T/H intrauterine.

Masalah :

1. Ibu belum merencanakan alat kontrasepsi yang akan digunakan

C. Rencana Kegiatan Asuhan

51
Dalam laporan kasus ini, penulis merencanakan kegiatan asuhan yang akan

diberikan kepada Ny “NS” yang dimulai dari bulan Maret 2020

Tabel 4
Rencana Kegiatan Asuhan
No Waktu Rencana Implementasi asuhan
Asuhan
1 2 3 4
1 Minggu ke-2 Memberikan 1. Memberikan KIE tanda bahaya
bulan Maret Asuhan kehamilan Trimester III.
2020 Kehamilan 2. Mengingatkan kembali tentang
Trimester III persiapan persalinan.
3. Mendampingi ibu mengikuti kelas
ibu hamil
4. Mengingatkan kembali kepada ibu
tentang tanda-tanda persalinan.
5. Memberi dukungan kepada ibu
untuk untuk menjalani proses
persalinan
6. Memberikan KIE tentang
Penggunaan alat kontrasepsi
7. Memberikan KIE manfaat IMD

1 2 3
2 Minggu ke-4 Memberikan 1. Memberikan asuhan sayang ibu
bulan Maret asuhan selama proses persalinan.
persalinan 2. Memantau kesejahteraan janin,
normal dan kemajuan persalinan dan kondisi
Bayi Baru ibu.
Lahir 3. Membantu proses persalinan ibu

52
sesuai APN.
4. Melakukan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir.
3 Minggu ke-4 Memberikan 1. Memberikan apresiasi pada ibu
bulan Maret asuhan telah melewati persalinan.
kebidanan KF 2. Memantau tanda vital ibU
1 dan KN 1 3. Memberikan apresiasi pada ibu
telah melewati persalinan.
4. Memantau tanda vital ibu
5. Memantau Trias Nifas.
6. Memberikan KIE tanda bahaya
Nifas.
7. Memberikan terapi obat vitamin A
1 x 200.000 IU dan Tablet Fe
1x200 mg
8. Memberikan KIE tanda bahaya
bayi baru lahir.
9. Memberikan KIE perawatan bayi
baru lahir.
10. Memberikan Kie kepada ibu untuk
tetap menyusui bayinya secara on
demand dan tetap memberikan
bayinya ASI eksklusif.

1 2 3
11. Mengingatkan kembali kepada
ibu untuk melakukan imunisasi
BCG pada Bayinya.
4 Minggu ke-4 Memberikan 1. Mengunjungi ibu dan bayinya
bulan Maret asuhan untuk melakukan pemeriksaan
kebidanan KF tanda-tanda vital dan keadaan
2 dan KN 2 umum ibu.

53
2. Memantau Trias Nifas.
3. Memberikan asuhan kebidan pada
neonates
5 Minggu ke-2 Memberikan 1. Memberikan asuhan pada bayi
bulan April asuhan yaitu memeriksa tanda bahaya
kebidanan dan gejala sakit, menjaga
KN 3 dan KF kehangatan bayi.
3 2. Mengingatkan kembali kepada
ibu mengenai pemberian ASI
Eksklusif dan imunisasi
6 Minggu ke-3 Memberikan 1. Memberikan asuhan kepada Bayi
bulan April asuhan Bayi yaitu memeriksa tanda bahaya
Umur 29-42 dan gejala sakit, menjaga
hari kehangatan bayi.
2. Mengingatkan ibu tentang ASI
Eksklusif dan imunisasi.
3. Memberikan KIE untuk selalu
memantau perkembangan Bayi

54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan penjajakan kepada ibu hamil yang penulis lakukan di

Puskesmas Pembantu Dauh Puri, penulis mendapatkan informasi dari bidan

mengenai ibu hamil trimester III bernama IBU “NS” dengan kehamilan trimester

III yang beralamat di jalan Kartini, Gang IVB No.6, Denpasar Utara. Ibu tinggal

bersama suami dan anak pertama. Penulis melakukan komunikasi melalui via

telepon untuk meminta izin berkunjung dan kemudian bertemu langsung dengan

ibu “NS” dirumahnya, berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dari buku

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ibu sudah dilakukan pemeriksaan kehamilan

sebanyak 9 kali di dokter kandungan 1 kali dan di puskesmas sebanyak 8 kali, ibu

mulai periksa hamil dari trimester ke I dengan usia kehamilan 9 minggu 6 hari.

Ibu sudah dilakukan pemeriksaan hemoglobin, glukosa urine, protein urin pada

trimester pertama. Ibu belum menentukan alat kontrasepsi yang akan digunakan

setelah persalinan, ibu sudah melengkapi P4K. data ibu tercantum pada Bab III.

Penulis melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga mengenai tujuan

pemberian asuhan pada Ibu “NS” secara komperhensif dari kehamilan trimester

III, bersalin sampai masa nifas, ibu dan keluarga setuju. Berdasarkan kesepakatan

ini penulis membuat usulan laporan kasus yang telah diseminarkan pada tanggal

13 maret 2020 dan disetujui oleh penguji untuk mengasuh Ibu “NS” sehingga

penulis melaksanakan kunjungan rumah terhadap Ibu “NS”.

Asuhan yang telah diberikan pada ibu dan bayi selama kehamilan trimester

III sampai nifas dapat dipaparkan sebagai berikut :


1. Hasil penerapan asuhan kebidanan pada ibu “NS” dari umur kehamilan 38

minggu 3 hari sampai menjelang persalinan

Selama diberikan asuhan, ibu mengalami permasalahan seperti ibu tidak

memeriksakan kehamilannya secara rutin. Asuhan diberikan pada tanggal 14

maret 2020 yang dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 5
Catatan perkembangan Ibu “NS” dan bayi dari UK 38 minggu
3 hari sampai menjelang persalinan
Hari/tanggal/ Catatan Perkembangan TTD/Nama
waktu/tempat
1 2 3
Sabtu, 14 S: Ibu mulai merasakan nyeri supra simphisis Bidan “A”
Maret 2020 di hilang timbul sejak tadi pagi, nafsu makan
Puskesmas baik dengan porsi cukup dengan komposisi
BKIA pukul satu piring nasi, dua potong tahu, satu
11.25 Wita mangkuk sayur dan satu potong ikan. Setiap
hari ibu minum 8-11 gelas air putih. Frekuensi
buang air kecil (BAK) yaitu 6-7 kali sehari
dengan warna jernih sedangkan frekuensi Diana
buang air besar (BAB) satu kali sehari teratur Novianti
dengan konsistensi lembe dan warna kuning
kecoklatan. Tidur malam ±8 jam dari pukul
21.00 sampai 05.00 Wita, tidur siang ±2 jam.
Aktifitas yang dilakukan ibu seperti bersih-
bersih, memasak serta setiap pagi ibu jalan-
jalan didepan rumah, ibu belum merencanakan
penggunaan Kontrasepsi.
O: Keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, BB: 63 kg, TD: 110/70 mmHg,
N: 82x/menit, S: 36,8℃, R: 22x/menit,
1 2 3

56
TFU: 29 cm, pada palpasi abdominal
ditemukan TFU 3 jari di bawah px, pada
fundus teraba lunak besar dan bulat, teraba
bagian datar memanjang, ada tahanan
dibagian perut sebelah kiri ibu, teraba bagian
kecil janin dikanan ibu, teraba bagian bulat
keras tidak dapat digoyangkan. Jari tangan
pemeriksa Divergen tidak bertemu. DJJ:
154x/menit teratur.
A: G2P1A0 Uk 38 minggu 6 hari preskep U puki
T/H intra uterin.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan suami hasil dalam batas normal. Ibu
dan suami menerima hasil.
2. Memberikan Kie bahwa nyeri yang dirasakan
ibu merupakan kontraksi palsu (Braxton
Hicks) dan merupakan keadaan yang normal
dikarenakan tubuh ibu sedang mempersiapkan
untuk bersalin, ibu mengerti dan
kecemasannya berkurang.
3. Menyarankan ibu untuk periksa ke dokter
SpOG. Ibu bersedia.
4. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda
persalinan. Ibu faham dengan penjelasan
bidan
5. Menganjurkan ibu untuk segera pergi ke
fasilitas kesehatan apabila mengalami tanda-
tanda persalinan tersebut. Ibu paham dengan
penjelasan bidan

1 2 3
6. Mengingatkan ibu untuk lanjut minum

57
suplemen yang diberikan saat melakukan
pemeriksaan berupa Fe 1x200 mg dan
vitamin 1x50 mg. Ibu mengatakan bersedia
untuk mengkonsumsi obat yang diberikan.
7. Memberikan Kie tentang alat Kontrasepsi
kepada ibu, ibu mengatakan akan
menggunakan KB iud.
Sabtu, 14 S : Ibu mengatakan merasakan nyeri pada perut dr.B.,
Maret 2020 bagian bawah. SpOG.
Klinik “P” O : BB : 63 kg, TD: 110/60 mmHg,
pukul 11.50 DJJ : 137x/menit,
Wita USG: Janin: Tunggal Intra uteri: +, LET/FHR :
U / + AFI: Cukup dan jernih BPD: +, FL :~
Plasenta: Fundus SEX/FW: ♂/2900 g,
TP : 27-03-2020
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan dalam batas normal, ibu
dan suami mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menginformasikan kepada ibu bahwa
kehamilannya dapat dilakukan persalinan
secara normal.
3. ke fasilitas kesehatan apabila mengalami
tanda-tanda persalinan tersebut. Ibu faham
dengan penjelasan bidan
4. Mengingatkan ibu untuk lanjut minum
suplemen yang diberikan saat melakukan
pemeriksaan berupa Fe 1x200 mg dan vitamin
1x50 mg. ibu bersedia untuk
mengkonsumsinya
2. Hasil Asuhan kebidanan pada ibu “NS” Selama Persalinan dan Bayi Baru

Lahir

58
Asuhan kebidanan yang diberikan adalah dengan mendampingi serta

membantu proses persalinan ibu dan bayi baru lahir. Adapun hasil asuhan

persalinan dan bayi baru lahir akan diuraikan dalam table catatan perkembangan

sebagai berikut :

Tabel 6
Catatan Perkembangan Ibu “NS” Beserta Bayinya
Dalam masa Persalinan
Hari/tanggal/ Catatan Perkembangan TTD/nama
waktu/tempa
t
1 2 3
Minggu, 29 S: diambil berdasarkan dokumentasi dan Bidan A
Maret 2020 wawancara ibu diantar oleh suami mengeluh
pukul 05.00 sakit perut hilang timbul sejak 21.00 WITA
wita (28-03-2020). Ibu sudah merasakan
kontraksi, keluar lendir campur darah sejak
01.30 WITA tidak ada keluar air merembes
seperti ketuban yang berwarna jernih, bau
amis, jumlah banyak, dan gerakan janin
dirasakan masih aktif. Makan terakhir pada
pukul 05.00 Wita dengan porsi setengah
piring nasi dan lauk pauk, minum terakhir
pukul 05.00 Wita dengan jumlah ±150 cc air
putih. Ibu BAK terakhir pukul 01.30 Wita
dengan jumlah ±500 cc, dan sudah BAB
pukul 06.00 Wita (18-03-2020). Ibu bisa
beristirahat di tengah-tengah kontraksi
dengan relaksasi pernapasan dan kondisi
fisik masih kuat. Ibu merasa siap dan bahagia
menyambut kelahiran bayinya.
1 2 3
Perlengkapan ibu dan bayi sudah siap, suami

59
ibu “NS” sebagai calon pendonor juga telah
mendampingi.
O: keadan umum baik, kesadaran kompos
mentis, TD : 100/60 mmHg, N80x/menit,
Leopold I: TFU pertengahan pusat dan px,
pada bagian fundus teraba satu bagian
besar, lunak dan tidak melenting
Leopold II: pada bagian kiri perut ibu
teraba satu tekanan datar, keras dan
memanjang, sedangkan pada bagian kanan
perut ibu teraba bagian-bagian kecil.
Leopold III: pada bagian bawah teraba satu
bagian keras bulat dan tidak dapat
digoyangkan
Leopold IV: divergent His 2 kali dalam 10
menit durasi 20 detik.
Dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan
“A”: vulva vagina normal portio teraba
lunak, penipisan 25%, pembukaan 2 cm,
ketuban utuh, denominator belum jelas,
tidak ada moulase, penurunan setara
dengan hodge II tidak teraba bagian kecil
dan tali pusat.
A: G2P1A0 UK 41 minggu preskep U puki
T/H intra uterin+ Pk I Fase laten
P:
1. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan. Ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan

1 2 3
2. Menginformasikan kepada suami tentang
perannya sebagai pendamping selama

60
proses persalinan, suami paham dengan
penjelasan bidan.
3. Menginformasikan kepada ibu untuk
beristirahat atau berjalan-jalan agar cepat
mengalami penurunan kepala janin, ibu
mengerti dan bersedia.
4. Mengobservasi kemajuan persalinan,
kesejahteraan janin, dan kesejahteraan ibu,
tercatat dalam cacatan medik ibu.
Minggu, 29 S: ibu mengatakan sakit pada perutnya Bidan A
maret 2020, bertambah keras dan terdapat cairan
pukul 07.00 keluar dari vagina ibu.
wita O: ku baik, kesadaran composmentis,
TD: 100/60 mmHg, N: 80x/menit,
S: 36,6℃, R: 22x/menit, TFU: 29 cm
DJJ: 132x/menit.
His 4 kali dalam 10 menit durasi 35-40
detik. Dilakukan pemeriksaan dalam oleh
bidan “A” : vulva vagina normal portio
teraba tipis, efficement 75 %, pembukaan
6 cm, ketuban negative dan berwarna
jernih, presentasi kepala UUK depan,
tidak ada moulase, penurunan setara
dengan hodge III tidak teraba bagian kecil
dan tali pusat.
A : G2P1A0 UK 41 minggu preskep U puki
T/H intra uterin+ Pk I fase aktif
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
1 2 3
mengetahui hasil pemeriksaan dalam batas 3
normal

61
2. Menginformasikan kepada suami tentang
perannya sebagai pendamping selama
proses persalinan, suami paham dengan
penjelasan bidan.
3. Mengajarkan suami tentang Teknik
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan ibu, suami mengerti dan
dapat melakukannya
4. Mengajarkan suami tentang Teknik
relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan ibu, suami mengerti dan
dapat melakukannya.
5. Menyarankan ibu untuk beristirahat di
sela-sela jika tidak terjadinya his.
6. Meminta suami membantu memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan ibu, suami
telah membantu ibu minum teh hanget ± 1
gelas dan setengah potong roti.
7. Menyiapkan pakaian ibu dan pakaian
bayi, pakaian ibu dan pakaian bayi telah
siap.
8. Menyiapkan alat dan bahan untuk
menolong persalinan, alat dan bahan telah
siap.
9. Memantau kesejahteraan janin, kemajuan
persalinan, dan kesejahteraan ibu dalam
lembar partograf.

1 2 3
Minggu,29 S : Ibu mengatakan sakit perut seperti ingin Bidan A
maret 2020, buang air besar.

62
pukul 07.40 O: keadan umum baik, kesadaran
wita komposmentis, TD : 110/60 mmHg,
N: 80x/menit, S: 36,6℃, R: 22x/menit,
TFU: 29cm DJJ: 142x/menit.His 4 kali
dalam 10 menit durasi 45 detik,
Dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan
“A”: vulva vagina membuka, perineum
menonjol, portio tidak teraba, ketuban
negative, pembukaan lengkap,efficement
100%, presentasi kepala UUK depan,
tidak ada moulase, penurunan setara
dengan H III+ tidak teraba bagian kecil
dan tali pusat.
A: G2P1A0 UK 41 minggu preskep U puki
T/H intra uterin+ Pk II
P:
1. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan. Ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
2. Menginformasikan kepada suami tentang
perannya sebagai pendamping selama
proses persalinan, suami mengerti dengan
penjelasan bidan.
3. Menyiapkan ibu dalam posisi bersalin, ibu
memilih posisi setengah duduk dibantu
oleh suami.
4. Mendekatkan alat persalinan, alat telah siap
5. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan. Ibu dan suami menerima
hasil pemeriksaan
1 2 3
6. Memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan. Ibu dan suami menerima

63
hasil pemeriksaan
7. Menginformasikan kepada suami tentang
perannya sebagai pendamping selama
proses persalinan, suami mengerti dengan
penjelasan bidan.
8. Menyiapkan ibu dalam posisi bersalin,
ibu memilih posisi setengah duduk
dibantu oleh suami.
9. Mendekatkan alat persalinan, alat telah
siap.
10. Memakai APD (nurse cap, masker,
kacamata google, sepatu but, apron, dan
sarung tangan), APD sudah dipakai.
11. Memimpin persalinan sesuai APN, Bayi
lahir spontan tangis kuat gerak aktif
(07.41 wita)
12. Mengeringkan bayi diatas perut ibu, bayi
sudah bersih dan tetap hangat.
Minggu,29 S: ibu merasa lega karena bayinya telah Bidan A
maret 2020, lahir dan ibu mengeluh merasakan mulas
pukul 07.45 pada perutnya
wita O: Keadaan umum ibu: baik, kesadaran
kompos mentis, TD:110/70 mmHg N:
84x/menit, R: 24x/menit, kontraksi uterus
baik, TFU setinggi pusat, kandung kemih
tidak penuh, tidak teraba janin kedua,
keadaan Bayi : tangis kuat, gerak aktif,
dan kulit kemerahan.

1 2 3
A: G2P1A0 pspt.B+ PK III+ neonatus aterm
vigorous baby masa adaptasi
P:

64
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
pada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dengan senang, serta
memahami penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan bahwa rasa nyeri perut
merupakan hal yang fisiologis, ibu
menerima dan memahami penjelasan yang
diberikan.
3. Menyuntikkan oxytosin 10 IU pada 1/3
anterolateral paha kanan ibu secara IM,
kontraksi baik dan tidak terdapat reaksi
alergi
4. Melakukan penjepitan dan pemotongan
tali pusat, pendarahan tali pusat (-)
5. Meletakkan bayi diatas perut ibu untuk
IMD
6. Melakukan PTT, tali pusat memanjang,
plasenta lahir pukul 07.45 Wita. Melakukan
massage pada fundus uteri selama 15 detik,
uterus berkontraksi dengan baik.
7. Memeriksa plasenta, kotiledon utuh, selaput
ketuban utuh dan kesan lengkap.

Minggu,29 S: ibu merasa lega karena plasenta lahir, ibu 3


maret 2020, merasa mulas pada perut
pukul 07.45 O: keadaan umum bayi: bayi segera menangis
wita dengan kuat, gerak aktif, kulit kemerahan

1 2 3
Keadaan umum ibu: baik, kesadaran Bidan A
komposmentis,TD: 110/70 mmHg, S :36.7
C, N: 80x/menit, R: 24x/menit, kontraksi
uterus baik, TFU setinggi pusat, kandung

65
kemih tidak penuh, tidak teraba janin
kedua, tidak terdapat laserasi, dan tidak
ada perdarahan jumlah darah keluar kira-
kira ±150 cc
A: P2A0 pspt.B + partus kala IV + neonatus
aterm vigorous baby dalam masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
mengetahui keadaan ibu saat ini
2. Memeriksa robekan pada jalan lahir tidak
terdapat robekan dan tidak dilakukan
heacting. Tidak ada pendarahan aktif
3. Membersihkan ibu, mendekontaminasi
alat dan merapikan lingkungan, ibu
merasa nyaman, alat telah
didekontaminasi dan lingkungan bersih
dan rapi.
4. Mengajarkan ibu dan suami menilai
kontraksi uterus dan melakukan massage
uterus. Ibu dan suami dapat melakukannya
5. Melakukan pemantauan kala IV dengan
memantau tekanan darah, nadi, TFU,
kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada satu jam pertama dan
setiap 30 menit pada jam kedua,
mengukur suhu setiap satu jam, hasil
terlampir dalam partograph.
1 2 3
6. Pukul 08.45 Wita memantau kemajuan
IMD, dalam 20 menit pertama bayi mulai
bergerak-gerak dan sesekali matanya
membuka lebar melihat ke muka ibu,

66
setelah 30 menit bayi mencium dan
menjilat tangan, mengeluarkan air liur.
7. Memfasilitasi ibu memenuhi kebutuhan
nutrisi dan eliminasi, ibu makan nasi dan
meminum air putih
Minggu, 29 S: Ibu bahagia atas kelahiran bayinya. Ibu Bidan A
Maret 2020 mengatakan ASI baru keluar sedikit saat
pukul 08.45 penyusuan dini dan bayi belum menyusu
Wita sampai puas
O: keadaan umum bayi baik, tangis kuat,
gerak aktif, warna kulit kemerahan
HR: 138x/menit RR: 44x/menit,
Suhu: 36,7℃, berat badan 3100 gram, dan
jenis kelamin laki-laki
A: Bayi ibu “NS” umur 1 jam neonatus aterm
vigerous baby dalam masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
kepada ibu dan suami, ibu dan suami
menerima dan memahami penjelasan yang
diberikan.
2. Meminta persetujuan kepada ibu dan
suami untuk melakukan perawatan satu
jam bayi baru lahir, ibu dan suami setuju
3. Melakukan perawatan mata bayi dengan
memberikan salep mata oxytetracyclyn
1% pada kedua mata bayi.
1 2 3
Salep mata telah diberikan, obat telah
masuk dan tidak ada reaksi alergi.
4. Melakukan injeksi vitamin K dengan
dosis 1 mg secara intramuscular (IM)
paha 1/3 anterolateral paha kiri bayi, dan

67
tidak ada reaksi alergi
5. Melakukan perawatan tali pusat, tali pusat
telah dibersihkan dan dibungkus dengan
gaas steril
6. Menggunakan pakaian bayi dan
membedong, bayi telah menggunakan
pakaian dan dibedong
7. Memfasilitasi ibu untuk menyusui bayi
dengan teknik yang benar. Ibu menyusui
dengan posisi tidur miring dan bayi
nampak menghisap dengan baik
8. Memberikan imunisasi Hepatitis B-0
setelah satu jam pemberian vitamin K
secara IM pada 1/3 anterolateral paha
kanan bayi, dan tidak ada reaksi alergi
Minggu, 29 S : ibu mengatakan mulas pada perus sudah
maret 2020, berkurang, dan merasa bahagia atas
pukul 09.45 kelahiran bayinya. Ibu sudah makan nasi
wita sebanyak 1 piring beserta lauk-pauknya,
ibu sudah BAK 1 kali, dan sudah
mobilisassi miring kanan, dan miring kiri
O : Keadaan umum baik, kesadaran
komposmentis, TD : 110/70 mmHg, S:
36,7 C, N: 84x/menit, R:22x/menit, wajah
tidak pucat, konjungtiva merah muda,

1 2 3
mukosa bibir lembab, pengeluaran ASI
kolostrum, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih tidk
penuh, perdarahan tidak aktif,
pengeluaranlochea rubra, dan tidak
terdapat odema pada ekstremitas.

68
Keadaan umum bayi :
tangis kuat, gerak aktif, warna kulit
kemerahan, HR : 132x/menit, RR :
40x/menit, S: 36,5 C
A : P2A0 pspt B + 2 jam PostPartum +
Neonatus Aterm Vigorous Baby
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan ibu
dan bayi dalam batas normal, ibu dan
suami mengetahui hasil pemeriksaan
dalam batas normal.
2. Memberikan KIE kepada ibu untuk selalu
menjaga kehangatan bayinya, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya.
3. Memfasilitasi ibu dan bayi untuk pindah
keruang nifass, ibu sudah merasa lebih
nyaman.
4. Memberikan KIE tentang kebutuhan ibu
nifas dan menyusui meliputi nutrisi,
istirahat, mobilisasi dan eliminasi, serta
tanda-tanda bahaya pada ibu nifas. Ibu
dan suami dapat memahami dan bersedia
akan memenuhi kebutuhan ibu, serta
bersedia waspada dan segera memanggil
bidan bila menemukan tanda bahaya
1 2 3
5. Memberikan KIE perawatan Bayi Baru
Lahir meliputi menjaga kehangatan,
menyusui secara angsung, menjaga
kebersihan tali pusat, serta tanda bahaya
bayi baru lahir, ibu mengerti.
6. Menfasilitasi ibu menyusui, ibu menyusui
dengan posisi duduk dengan posisi

69
menyusui yang benar dan bayi dapat
menyusu efektif
7. Menfasilitasi pemberian suplemen
penambah darah 1x200 mg, Amoxicilin
3x500 mg, masing-masing berjumlah
sepuluh tablet dan vitamin A 1x200.000
IU sebanyak dua tablet serta memberi
tahu cara mengkonsumsinya. Ibu bersedia
mengkonsumsi sesuai informasi yang
diberikan
8. Memfasilitasi ibu dan bayi istirahat
setelah selesai menyusui, ibu dan bayi
istirahat.

1. Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Ibu “NS” Selama Masa Nifas

Asuhan kebidanan pada masa nifas dimulai dari asuhan dua jam post

partum sampai 42 hari post partum. Adapun hasil asuhan yang diberikan

dijabarkan dalam catatan perkembangan berikut

Tabel 7
Catatan Perkembangan Ibu “NS” Selama Masa Nifas
Hari/tanggal/ Catatan Perkembangan TTD/nama
pukul/tempat
1 2 3
Minggu, 29 Maret S: Ibu mengatakan mulas pada perut sudah Bidan “A’
2020 pukul 13.45 berkurang, ibu merasa bahagia atas

70
Wita kelahiran bayinya. Ibu sudah makan nasi,
Puskesmas Dauh ibu sudah BAK 1 kali, dan sudah
Puri mobilisasi miring kanan dan miring kiri
O: keadaan umum baik, TD: 110/70
mmHg, S: 36,7℃, N: 84x/menit, R:
22x/menit, wajah tidak puat, konjungtiva
merah muda, mukosa bibir lembab,
kolostrum keluar lancar, TFU 2 jari
dibawah pusat dengan kontraksi uterus
baik, kandung kemih tidak penuh,
perdarahan tidak aktif, pengeluaran
lochea rubra, tidak ada odema pada
ekstremitas.
A : Ny “NS” Umur 26 tahun P2A0 + 6 jam
post partum
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
pada ibu dan suami. Ibu dan suami
menerima hasil pemeriksaan
2. Memberikan KIE tentang kebutuhan ibu
nifas dan menyusui meliputi nutrisi,
istirahat, mobilisasi dan eliminasi, serta
tanda-tanda bahaya pada ibu nifas. Ibu
dan suami dapat memahami dan
bersedia akan memenuhi kebutuhan ibu,

1 2 3
serta bersedia waspada dan segera
memanggil bidan bila menemukan tanda
bahaya
3. Menfasilitasi ibu menyusui, ibu
menyusui dengan posisi duduk dengan
posisi menyusui yang benar dan bayi

71
dapat menyusu efektif
4. Menginformasikan hasil pemeriksaan
pada ibu dan suami. Ibu dan suami
menerima hasil pemeriksaan
5. Menfasilitasi pemberian suplemen
penambah darah 1x200 mg, Amoxicilin
3x500 mg, masing-masing berjumlah
sepuluh tablet dan vitamin A 1x200.000
IU sebanyak dua tablet serta memberi
tahu cara mengkonsumsinya. Ibu
bersedia mengkonsumsi sesuai
informasi yang diberikan
Senin, 30 Maret S: ibu mengatakan tidak ada keluhan Bidan A
2020 apapun
Pukul 07.00 Wita O : Keadaan umum baik, kesadaran
komposmentis, TD : 100/60 mmHg,
36,8℃, N: 80x/menit R: 20x/menit,
wajah tidak pucat, konjungtiva merah
muda, mukosa bibir lembab, ASI
kolostrum keluar lancar, tidak ada putting
Lecet, TFU: 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih
tidak penuh,perdarahan tidak aktif,
pengeluaran lochea rubra.
A:Ny “NS” Umur 26 tahun P2A0 + 1 hari
post partum
1 2 3
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu menyusui secara on
demand

72
3. Menganjurkan ibu beristirahat disaat
bayi istirahat. Ibu bersedia
Selasa, 04 April S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan Bidan “S”
2020, Pukul 09.00 apapun
Wita O: ibu : Keadaan umum baik, kesadaran
komposmentis, S: 36,8℃, N: 80x/menit
R: 20x/menit, wajah tidak pucat,
konjungtiva merah muda, mukosa bibir
lembab, ASI kolostrum keluar lancar,
tidak ada putting lecet, TFU: 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih tidak penuh, perdarahan
tidak aktif, pengeluaran lochea rubra.
A: Ny “NS” Umur 26 tahun P2A0 + 6 hari
post partum
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
ibu, ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan.
2. mengobservasi pengeluaran ASI dan
memeriksa kontraksi uterus, ASI keluar
banyak dan kontraksi uterus baik.
3. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi dan perubahan abnormal.
4. Menganjurkan pada ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi
1 2 3
5. seperti nasi, ikan, sayur dan buah-
buahan,terutama makanan yang
merangsang produksi ASI seperti
kacang-kacangan.
6. Menganjurkan ibu memberikan ASI
ekslusif. Ibu bersedia memberi ASI

73
ekslusif bayinya.
7. Mengingatkan kembali kontrasepsi yang
akan digunakan. Ibu berencana
menggunakan kontrasepsi IUD.
Kamis, 14 April S: Ibu mengatakan ibu dan bayi tidak ada Bidan “S”
2020 Pukul 16.00 keluhan
Wita O: Ibu: Ku baik, TD: 120/80 mmHg,
S: 36,7℃, N: 80x/menit, R: 20X/menit,
TFU: tidak teraba lochea alba
Bayi: tangis kuat gerak aktif, HR:
140x/menit, S: 37℃, RR: 40x/menit,
tidak terdapat infeksi tali pusat
A: Ny “NS “ umur 26 tahun P2A0 + 16 hari
post partum
P:
1. Menginformasikan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami.
Ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan
2. Mengingatkan ibu untuk menyusui
bayinya secara ekslusif agar
kebutuhan
nutrisi bayi terpenuhi. Ibu bersedia
menyusui secara ekslusif

1 2 3
3. Mengingatkan ibu untuk imunisasi BCG
pada bayinya sebelum bayi berumur 1
bulan, ibu paham.
4. Mengingatkan ibu mengenai
penggunaan alat kontrasepsi. Ibu
bersedia segera menggunakan alat

74
kontrasepsi
Minggu, 10 Mei S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan
2020 pukul 16.00 O: Ibu: Ku baik, TD: 120/70 mmHg,
wita, dirumah Ny N: 80x/menit, S: 36,6℃ R: 20x/menit,
“NS” TFU: tidak teraba
A: Ny “NS” umur 26 tahun P2A0 + 42 hari
post partum
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami menerima hasil
pemeriksaan
2. Mengingatkan ibu kembali untuk tetap
memberikan ASI saja pada bayinya
secara on demand dan ASI ekslusif
selama 6 bulan, ibu bersedia
memberikan ASI ekslusif
3. Memberikan KIE kepada ibu untuk
menyendawakan bayi setiap selesai
menyusu, ibu bersedia melakukannya
4. Mengingatkan ibu untuk segera
menggunakan KB yang dipilih yaitu KB
iud, ibu bersedia
Sumber: Data sekunder melalui hasil pemeriksaan dan data sekunder dari dokumentasi buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

4.Hasil Penerapan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “NS” dari Bayi Baru Lahir

(BBL) sampai 42 Hari.

Asuhan kebidanan pada Ny “NS” dimulai dari asuhan dua jam post

partum sampai 42 hari post partum. Adapun hasil asuhan yang diberikan

dijabarkan dalam catatan perkembangan berikut

75
Tabel 8.
Catatan Perkembangan Pada Bayi Ny “NS” dari Bayi Baru Lahir (BBL) sampai
42 Hari
Hari/Tanggal Catatan Perkembangan Tanda
/ (SOAP) Tangan/Nama
Waktu/
Tempat
1 2 3
Minggu, 30 S : Keluarga mengatakan bayi sudah BAB 1
maret 2020 kali daan BAK 3 kali.
pukul 13.46 O : Keadaan umum bayi baik, kesadaran
wita. composmentis, HR: 120 kali/mnt, Suhu:
Puskesmas 37,oC, Pernapasan: 45 kali/mnt Kepala:
Pembatu Bentuk simetris, ubun-ubun datar, sutura
Dauh Puri terpisah, tidak ada cepal hematoma dan
caput suksedanium.Wajah: Simestris,
tidak pucat, tidak ada edema, Mata:
Simetris, tidak ada pengeluaran,
konjungtiva merah muda, sclera putih,
refleks glabella positif, Hidung: Simetris,
tidak ada kelainan, Mulut: Refleks
rooting positif, refleks sucking positif,
dan refleks swallowing positif, tidak ada
kelainan di

1 2 3
mulut. Telinga: Bentuk simetris, tidak
ada pengeluaran dan tidak ada kelainan.
Leher: Tidak ada pembengkakan kelenjar
limpa, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, dan tidak ada bendungan vena
jugularis serta tonic neck refleks positif,

76
Dada: Simetris, puting susu datar, tidak
ada benjolan, tidak ada pengeluaran pada
payudara dan tidak ada kelainan Perut:
tidak ada kelainan, ada bising usus, dan
tidak ada pendarahan atau tanda infeksi
pada tali pusat, Punggung: simetris dan
tidak ada kelainan. Genetalia dan anus:
jenis kelamin bayi laki-laki, tidak ada
kelainan, serta ada lubang anus,
Ekstremitas: kulit tangan dan kaki
kemerahan, simetris, jari lengkap, refleks
babynski positif. Skor bounding :12
A: Neonatus Ny “NS” umur 6 jam +
neonatus aterm vigorous baby dalam
masa adaptasi
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan, ibu dan suami
menerima keadaan bayi saat ini
2. Memantau tanda-tanda bahaya pada
neonatus, tidak terdapat tanda bahaya
yang dialami oleh neonatus
3. Memberikan KIE kepada ibu mengenai
cara menjaga kehangatan bayi, ibu
memahami dan bersedia selalu menjaga

1 2 3
kehangatan bayi dengan menyelimuti dan
memakaikan topi.
4. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda
bahaya pada neonatus, ibu memahami
penjelasan dan selalu waspada terhadap
tanda tersebut

77
5. Menganjurkan ibu untuk sering-sering
menyusui bayinya secara on demand
sesuai kebutuhan bayi, ibu bersedia
melakukannya
Senin, 30 S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat
maret 2020, mengasuh bayinya
pukul 07.00 O: Keadaan umum bayi baik, kesadaran
wita composmentis, HR: 135 kali/menit,
Puskesmas Suhu: 36,oC, Pernapasan: 45 kali/menit.
Pembantu Bayi menangis kuat dan gerakan aktif,
Dauh Puri kulit wajah ikterus, sclera kekuningan,
tidak ada retraksi otot dada, tidak
terdapat tanda infeksi atau pendarahan
pada tali pusat. BB: 3.100g. BAK 6-9
kali sehari dan BAB 2 kali sehari
A: Neonatus Ny“NS” umur 1 hari +
vigorous Baby masa adaptasi.
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan, ibu dan suami
menerima kondisi bayi saat ini
2. Memberikan KIE manfaat sinar matahari
pagi dan menganjurkan ibu untuk
menjemur bayi di pagi hari, ibu dan suami

1 2 3
memahami dan bersedia menjemur
bayinya di pagi hari
3. Membimbing teknik memandikan bayi,
ibu memahami penjelasan yang diberikan
dan bersedia memandikan bayinya
4. Membimbing ibu cara merawat tali pusat
dengan menjaga agar tetap kering dan

78
bersih serta membungkusnya dengan kasa
steril, ibu mampu melakukannya
Selasa 04 S: Berdasarkan pernyataan ibu rutin
April 2020, menjemur bayi dipagi hari
pukul 09.00 O: Keadaan umum ibu baik, kesadaran
wita. composmentis, HR: 125 kali/menit,
Puskesmas Suhu: 36,9 0C, Pernapasan: 45
Pembantu kali/menit. Berat badan: 3.400 gram bayi
Daauh Puri menangis kuat dan gerakan aktif, kulit
wajah kemerahan, sclera putih, tidak ada
napas cuping hidung, mukosa bibir
lembab, tidak ada retraksi otot dada, tali
pusat kering, BAK 9-10 kali sehari dan
BAB tiga kali sehari
A: Neonatus Ny “NS” umur 6 hari +
neonatus sehat
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan, ibu dan suami
menerima kondisi ibu dan bayi saat ini.
2. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya
pada neonatus, ibu mampu memahami
dan selalu waspada terhadap tanda
tersebut

1 2 3
3. Mengingatkan ibu untuk menyusui bayi
secara on demand dan memberikan ASI
Eksklusif, ibu bersedia melakukannya
dan tidak memberikan tambahan apapun
kepada bayinya selain ASI
4. Menganjurkan ibu dan suami untuk
memberikan stimulasi dini kepada bayi,

79
ibu dan suami bersedia memberikan
stimulasi
5. Memberikan KIE mengenai pijat bayi,
ibu memahami penjelasan yang diberikan
dan bersedia memijat bayinya sewaktu-
waktu.
Selasa, 21 S: Berdasarkan informasi ibu, bahwa ibu
april 2020, sudah sering memijat bayinya sebelum
pukul 09.00 mandi dan memberi stimulasi dini
wita kepada bayinya.
Puskesmas O: Keadaan umum ibu baik, kesadaran
Pembantu composmentis, HR: 125 kali/menit,
Dauh Puri Suhu: 36,9 C, Pernapasan: 45 kali/menit.
BB: 3800 gr Bayi menangis kuat dan
gerakan aktif, kulit sawo matang, sclera
putih, tidak ada napas cuping hidung,
mukosa bibir lembab, tidak ada retraksi
otot dada, tali pusat sudah lepas, BAK
10-11 kali dan BAB 5 kali
A: Neonatus Ny “NS” umur 23 hari +
neonatus sehat
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan,
ibu dan suami menerima kondisi bayi
saat ini

1 2 3
2. Memberikan Bayi Imunisasi BCG dan
polio 1. Bayi sudah mendapat BCG dan
Polio 1
3. Memberikan Kie mengenai efek samping
imunisasi BCG dan polio 1, Ibu mampu
memahami penjelasan Bidan.

80
4. Mengingatkan ibu untuk menyusui on
demand dan memberikan ASI Eksklusif,
ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif
pada bayinya tanpa tambahan makanan
apapun
5. Memberikan KIE kepada ibu dan suami
mengenai pemberian stimulasi dini
terhadap bayi, ibu dan suami bersedia
memberikan stimulasi dini kepada
bayinya
6. Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya
pada neonatus, ibu mampu memahami
dan selalu waspada terhadap tanda
tersebut
7. Menganjurkan ibu untuk membaca buku
KIA dari halaman 33-40 tentang bayi
baru lahir sampai neonatus, ibu bersedia
membacanya.

Minggu, 10 S: Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan


mei 2020, dan kuat untuk menyusu.
pukul 16.00 O: Keadaan umum baik, kesadaran
wita composmentis, HR: 110 kali/menit, Suhu:
Dirumah Ny 36,9 C, Pernapasan: 45 kali/menit, BB :
“NS” 4800 gr. Bayi menangis kuat dan gerakan
1 2 3
aktif, kulit sawo matang, sclera putih,
tidak ada napas cuping hidung, mukosa
bibir lembab, tidak ada retraksi otot dada.
BAK 9-10 kali sehari dan BAB 3 kali
sehari
A: Bayi Ny“NS” umur 42 hari + Bayi Sehat
P:

81
1. Menginformasikan kepada ibu dan suami
hasil pemeriksaan, ibu dan suami
menerima kondisi bayi saat ini
2. Mengingatkan ibu suami mengenai cara
memberikan stimulasi dini terhadap bayi,
ibu dan suami mampu melakukan dan
bersedia memberikan stimulasi dini
3. Mengingatkan ibu dan suami untuk
memberikan kebutuhan dasar seperti
kebutuhan (stimulasi, kasih sayang,
mandi, minum) kepada bayinya, ibu dan
suami bersedia memberikan kebutuhan
dasar
4. Mengingatkan ibu memberikan ASI
Ekslusif, ibu bersedia melakukannya
5. Mengingatkan ibu jadwal imunisasi dasar
bayi selanjutnya, ibu memahami bahwa
imunisasi selanjutnya dilakukan pada
tanggal dan imunisasi yang didapatkan
yaitu Pentabio I dan Polio II
6. Menganjurkan ibu untuk membaca buku
KIA dari halaman 40-49 tentang anak
usia 29 hari sampai enam tahun, ibu
bersedia membacanya
Sumber: Data sekunder melalui hasil pemeriksaan dan data sekunder dari dokumentasi buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
B. Pembahasan

Berdasarkan pada hasil diatas, Ibu “NS” yang diberikan asuhan kebidanan

komperhensif sesuai asuhan kebidanan mengalami kehamilan fisiologis yang

berkembang menjadi persalinan fisiologis, bayi fisiologis, dan nifas fisiologis,

perkembangannya dapat di uraikan sebagai berikut

82
1. Perkembangan ibu dan janin dari umur kehamilan trimester III sampai

menjelang persalinan

Pada masa kehamilan ibu “NS” melakukan pemeriksaan kehamilan di

Puskesmas Pembantu Dauh Puri dan dokter Sp.OG setiap kali kunjungan ibu

“NS” mendapatkan pelayanan antenatal yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan ini

meliputi timbang berat badan, ukur tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah, nilai

status gizi, (ukur lingkar lengan atas) pemeriksaan tinggi fundus uteri, tentukan

presentasi janin, dan denyut jantung janin(DJJ), skrening status imunisasi tetanus

dan diberikam imunisasi tetanus toxoid (TT) bila diperlukan, tablet zat besi

minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium, tata laksana kasus, temu

wicara (konseling), termasuk program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K serta KB pasca persalinan) (Kemenkes RI 2017)

Kehamilan Ibu “NS” dari usia kehamilan trimester III hingga menjelang

persalinan berjalan normal dan sesuai dengan standar. Masalah yang dialami ibu

masih tergolong fisiologis dan telah diberikan asuhan kebidanan sehingga

masalah dapat diatasi.

2. Perkembangan Asuhan Kebidanan pada Ny “NS” selama proses persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar

dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika usia kehamilan cukup bulan

(setelah 37 minggu) tanpa disertai ada penyulit. Persalinan dimulai sejak uterus

berkontraksi baik dan menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhirnya

plasenta secara lengkap (JNPK-KR 2017). Ibu “RP” datang ke Puskesmas

Pembantu Dauh puri pada tanggal 29 Maret 2020 didampingi oleh suami. Asuhan

yang diberikan oleh penulis pada Ibu “NS” yaitu sebagai berikut.

83
a. Kala I

Proses persalinan kala I pada ibu “NS” berlangsung kurang lebih 2 jam 40

menit dari pembukaan 2 cm sampai lengkap ketuban pecah spontan pada bukaan 6

cm berwarna jernih, hal ini menunjukkan pembukaan serviks sesuai dengan teori

(JNPK-KR, 2017), Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai 10 cm. pada

multigravida pembukaan serviks akan terjadi rata-rata 1 cm atau 2 cm perjam.

b. Kala II

Proses persalinan kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampai dengan

bayi lahir. Proses kala II Ibu “NS” berlangsung selama 1 menit tanpa ada penyulit.

Ibu memilih posisi setengah duduk saat bersalin, bidan memberikan asuhan

saying ibu dan bayi bidan memantau DJJ secara berkala. Keadaan ibu

menunjukkan proses persalinan kala II berlangsung secara fisiologis. Ibu dipimpin

untuk proses persalinan pada pukul 07.40 wita (29 Maret 2020) dan bayi lahir

spontan pukul 07.41 wita (29 Maret 2020) menangis kuat, gerak aktif, dan jenis

kelamin laki-laki, hal ini menunjukan bahwa bayi lahir dalam keadaan sehat.

Asuhan selanjutnya yang diberikan oleh penulis mengeringkan bayi tanpa

mengeringkan verniks dan mengganti kain bayi yang basah dengan yang kering.

c. Kala III

Persalinan kala III dihitung sejak lahirnya janin sampai lahirnya plasenta

dan selaput ketuban. Proses persalinan kala III yang berlangsung normal

berkisaran rata-rata 5 menit sampai 10 menit dengan batas waktu maksimal 30

menit. Persalinan kala III Ibu “NS” berlangsung selama 4 menit hal ini

84
menunjukkan persalinan kala III ibu berlangsung secara fisiologis dengan

dilakukan manajemen aktif kala III tanpa komplikasi. Setelah bayi lahir segera

dikeringkan dan dilakukan pemeriksaan janin kedua, janin kedua tidak teraba

maka dilanjutkan dengan menyuntikkan oksitosin 10 IU pada 1/3 anterolateral

pada paha kiri ibu secara intramuskular dalam satu menit setelah bayi lahir yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya pendarahan pada ibu, (JNPK-KR, 2017)

pemotongan tali pusat dilakukan dua menit pertama setelah bayi lahir. Bayi

dilakukan IMD dan sudah tengkurap diatas dada ibu. Peneganggan tali pusat

terkendali saat kontraksi dengan tangan kiri melakukan tehnik dorso kranial.

Plasenta muncul diintorutus vagina, plasenta dikeluarkan dengan tehnik memutar

searah jarum jam sampai seluruh bagian plasenta dan selaput ketuban lahir.

Melakukan massase fundus uteri segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir

selama 15 detik dan kontraksi uterus ibu baik.

d. Kala IV

Kala IV persalinan dimulai setelah plasenta dan selaput ketuban lahir

sampai 2 jam dari plasenta lahir (Bobak, dkk, 2005). Ny “NS” tidak mengalami

laserasi. Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama dan

setiap 30 menit pada satu jam kedua meliputi pemantauan keadaan umum,

tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan

perdarahan (JNPK-KR, 2017). Hasil pemantauan kala IV pada Ibu “NS” dalam

batas normal dan tidak menunjukan adanya perdarahan pasca persalinan. Proses

persalinan Ibu “NS” berlangsung fisiologis karena faktor-faktor yang

mempengaruhi persalinan diantaranya tenaga (power) ibu kuat sehingga berhasil

mendorong bayi keluar, janin dan plasenta (passanger) dalam kondisi normal,

85
jalan lahir (passage) tidak ada kelainan, psikologis ibu tidak terganggu, dan posisi

bersalin dirasakan nyaman oleh ibu. Berdasarkan hal tersebut, kondisi ibu baik

dan bayi lahir normal.

3. Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ny “NS ” Selama Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai sejak 2 jam post partum atau setelah

kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula

sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari (prawirohardjo,

2008). Asuhan masa nifas yang diberikan kepada ibu berupa pengkajian data,

perumusan analisa, dan penatalaksanaan yang tepat. Asuhan ini diberikan pada

periode nifas 2 jam, KF 1 pada enam jam sampai tiga hari, KF 2 pada hari ke

empat sampai hari ke-28, dan KF 3 pada hari ke-29 sampai hari ke-42. Pada masa

nifas penulis melakukan kunjungan dan pendampingan pemeriksaan sebanyak

empat kali untuk mengetahui kondisi dan perkembangan ibu pasca bersalin, yaitu

pada enam jam post partum (KF 1), hari ke-7 post partum (KF 2), hari ke-29 post

partum (KF 3), dan hari ke-42 post partum (KF 3). Perkembangan masa nifas ibu

dapat dilihat dari proses pemulihan yang meliputi involusi, lochea, dan laktasi.

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil.

Dengan involusi uterus ini lapisan luar dari desidua yang melindugi situs plasenta

akan menjadi neurotic (layu atau mati). Proses pemulihan Ibu “NS” berlangsung

secara fisiologis selama masa nifas. Proses involusi uterus dapat diamati melalui

kontraksi uterus dan pengukuran tinggi fundus uteri. Selama dua jam masa nifas

TFU ibu masih teraba dua jari dibawah pusat, pada enam jam masa nifas TFU ibu

masih teraba dua jari dibawah pusat, pada kunjungan nifas hari keenam TFU ibu

teraba di pertengahan pusat dan simpisis, pada kunjungan nifas hari ke-16 TFU

86
ibu sudah tidak teraba dan pada kunjungan nifas hari ke-42 TFU ibu sudah tidak

teraba.

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai

reaksi basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada

kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pada enam jam masa nifas ibu masih

mengeluarkan lochea rubra, pada kunjungan nifas hari keenam ibu mengeluarkan

lochea rubra, pada hari ke-16 masa nifas ibu mengeluarkan loche alba dan pada

hari ke-42 masa nifas ibu tidak terdapat lochea. Pengeluaran lochea normal pada

ibu nifas adalah lochea rubra berwarna darah segar pengeluaranya selama tiga hari

pasca persalinan, lochea sanguinolenta berwarna merah kecoklatan

pengeluarannya dari hari ketiga sampai hari ketujuh pasca persalinan, lochea

serosa berwarna kekuningan/kecoklatan pengeluarannya dari hari kedelapan

sampai hari ke-14 pasca persalinan dan lochea alba berwarna bening

pengeluarannya dari dua minggu sampai empat minngu pasca persalinan

(Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan hal tersebut pengeluaran lochea Ibu “NS”

berlangsung normal dan tidak ada kesenjangan dengan teori. Perubahan pada

payudara dapat menurunkan kadar progesteron secara tepat dengan meningkatkan

hormon prolaktin setelah persalinan, coloctrum sudah ada saat persalinan,

produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinaan, payudara

terasa lebih keras dan besar sebagai tanda mulainya proses laktasi. Reflek

prolaktin berperan sebagai pembentukkan dan pengeluaran ASI (Varney dkk,

2007), Selama masa nifas ASI ibu keluar sedikit dari hari pertama sampai hari

kedua namun hal ini tidak membuat ibu cemas karena kebutuhan bayi masih

terpenuhi dan bayi tidak rewel. Ibu memberikan ASI kepada bayinya secara on

87
demand kepada bayinya dan berniat untuk memberikan ASI Eksklusif dan

dilanjutkan sampai dua tahun dengan tambahan makanan pendamping ASI.

Adaptasi psikologis terjadi melalui tiga fase yaitu taking in, taking hold, dan

letting go (Varney, 2007). Pada enam jam pasca persalinan Ibu “NS” lebih banyak

kepada dirinya karena masih mengalami mulas pada perut seperti menstruasi,

pada kasus ibu masih dalam fase taking in. Pada hari keenam setelah persalinan,

Ibu “NS” sudah mulai merawat bayinya namun masih ada rasa khawatir

didampingi oleh suami ibu Pada kasus ibu masih dalam fase taking hold. Setelah

hari ke-29 masa nifas keinginan Ibu “NS” untuk merawat diri dan bayinya

meningkat dan sudah menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya Pada

kasus ibu masih dalam fase taking go. Ibu “NS” telah mendapat pelayanan pada

ibu nifas sesuai dengan standar yaitu KF 1 dilakukan pada enam jam setelah

persalinan, KF 2 dilakukan pada hari ke-6 dan hari ke-16 setelah persalinan dan

KF 3 dilakukan pada hari ke-42 setelah persalinan. Ibu juga telah menkonsumsi

vitamin A 1 x 200.000 IU pasca persalinan pada tanggal 29-03-2020 pukul 09.45

Wita dosis pertama, dan mengonsumsi vitamin A 1 x 200.000 IU pada tanggal 30-

3-2020 pukul 07.00 Wita dosis kedua. Menurut Kemenkes RI (2015), kapsul

vitamin A 200.000 IU diberikan dua kali, yaitu setelah persalinan dan 24 jam

setelah vitamin yang pertama. Tujuan pemberian vitamin A yaitu untuk

memperbaiki kadar vitamin A pada ASI dan dapat meningkatkan daya tahan ibu

terhadap infeksi perlukaan atau laserasi akibat proses persalinan. Berdasarkan hal

tersebut tidak ada kesenjangan antara teori tentang pemberian vitamin A pada ibu

nifas dan pelaksanaan asuhan yang diberikan pada ibu. Masa nifas yang dialami

Ny ‘NS” dari dua jam post partum hingga 42 hari berlangsung fisiologis. Proses

88
involusi berjalan lancar, proses laktasi berjalan lancar serta tidak ada pengeluaran

pervaginam pada akhir masa nifas.

4. Perkembangan asuhan kebidanan pada bayi sejak lahir sampai umur 42 hari.

Penilaian awal bayi baru lahir yaitu apakah bayi cukup bulan, air ketuban

jernih, tidak bercampur mekonium, bayi menangis, tonus otot baik (JNPK-KR,

2017). Dalam Bayi Ibu “NS” lahir pada usia kehamilan 41 minggu dalam kondisi

yang fisiologis yaitu segera menangis dan gerak aktif. Segera setelah lahir, asuhan

yang diberikan yaitu menjaga kehangatan bayi dengan cara mengeringkan bayi

tanpa menghilangkan verniks dan mengganti kain bayi yang basah dengan kain

kering (JNPK-KR, 2017). Asuhan yang diberikan pada saat bayi Ibu “NS”

berumur satu jam yaitu melakukan pemeriksaan antropometri,, perawatan tali

pusat, pemberian salep mata, dan pemberian injeksi vitamin K 1 mg secara IM.

(Perkemenkes no.25.2014). Hasil penimbangan bayi yaitu 3100 gram, dengan ini

menandakan bayi lahir dengan berat badan cukup menurut (Depkes RI, 2007) bayi

baru lahir normal adalah bayi dengan berat lahir 2.500-4.000 gram. Imunisasi

Hepatitis B 0 (Hb-0) yang mencegah infeksi hepatitis B pada bayi terutama jalur

penularan ibu dan bayi, diberikan satu jam setelah pemberian injeksi vitamin K.

Asuhan yang diberikan selama bayi berusia enam jam (KN 1), adalah melakukan

pemeriksaan fisik lengkap, dan menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat

(Kemenkes RI, 2017), pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengetahui sedemikian

mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Bayi Ibu “NS” tidak mengalami

komplikasi atau kelainan saat dilakukan pemeriksaan. Pada hari ke-6 (KN 2),

berdasarkan catatan di buku KIA dilakukan pemeriksaan di Puskesmas,

pemeriksaan berat badan bayi mengalami peningkatan sebanyak 300gram, tanda-

89
tanda vital dalam batas normal, tali pusat sudah lepas pada tanggal 03 Maret 2020,

kondisi pusat bersih dan kering. Pemenuhan nutrisi bayi diberika ASI secara on

demand dan tidak ada masalah dalam pemberian ASI baik ibu maupun bayi.

Penulis menyarankan ibu untuk memberikan imunisasi BCG pada bayinya, ibu

mengerti dan akan melakukannya. Pada hari ke-23 (KN 3) di Puskesmas

Pembantu Dauh Puri untuk mendapatkan pelayanan imunisasi BCG serta

dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada bayi dalam batas normal dan

penimbangan berat badan bayi 3800 gram dan sudah mengalami peningkatan.

Bayi Ibu “NS” sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis B 0 pada umur 2 jam,

bermanfaat untuk mencegah penyakit hepatitis pada bayi. Pada umur 23 hari bayi

diberikan imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan terhadap

penyakit tuberculosis (TBC). Usia pemberian imunisasi ini dapat dilakukan sedini

mungkin sebelum bayi berumur satu bulan (Kemenkes, RI, 2016). Jadwal

pemberian imunisasi BCG dan polio 1 sudah sesuai dengan pedoman buku KIA

yaitu tidak lebih dari satu bulan dengan rentan umur 0-1 bulan. ibu tidak

mengeluhkan masalah pada bayi. Asuhan kebidanan pada hari ke-42 dilakukan

untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan pemenuhan kebutuhan

dasar bayi. Pemantauan yang dilakukan saat kunjungan bayi Ny“NS” mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang fisiologis. Peningkatan berat badan bayi Ny

“NS” selama 1 bulan mengalami kenaikan 1700 gram sehingga peningkatan berat

badan bayi Ny“NS” dalam batas normal. Peningkatan berat badan tersebut sesuai

dengan peningkatan berat badan menurut umur per bulan dengan Keputusan

Menteri Kesehatan RI No 920 tahun 2002 Tentang Status Gizi Anak. Ibu sudah

diberi KIE mengenai Tumbuh kembang anak dan Stimulasi menggunakan buku

90
KIA, ibu juga sudah bersedia memberikan ASI Esklusif dan dilanjutkan sampai

bayi berumur 2 tahun dan ditambah dengan makanan pendamping.

91
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada Ibu “NS” dari usia

kehamilan trimester III, persalinan, nifas, bayi sejak lahir hingga umur 42 hari

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kehamilan Ibu “NS” dari usia kehamilan trimester III hingga menjelang

persalinan berlangsung fisiologis dan asuhan tidak sesuai dengan standar, keluhan

dan masalah yang dialami telah diberikan asuhan kebidanan sehingga dapat

diatasi.

2. Proses persalinan pada kala I, II, III dan IV berlangsung fisiologis dan asuhan

yang diberikan sesuai dengan standar, dimana keadaan ibu baik dan bayi lahir

sehat.

3. Masa nifas Ibu “NS” dari 2 jam post partum sampai 42 hari berlangsung

normal dan asuhan yang diberikan sesuai dengan standar. Proses involusi,

perubahan lochea, laktasi berlangsung normal dan ibu memberikan ASI ekslusif.

4. Bayi lahir normal, jenis kelamin laki-laki, dengan berat badan lahir 3100 gram.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi Ibu “NS” hingga umur 42 hari berlangsung

fisiologis dan asuhan yang diberikan sesuai dengan standar .

B. Saran

1. Ibu dan keluarga Ibu “NS” diharapkan dapat memberi informasi kepada ibu

hamil maupun nifas yang lain berdasarkan asuhan yang telah diperolehnya.

Keluarga diharapkan tetap membantu memenuhi kebutuhan ibu, memberi


dukungan psikologis serta mengenali sedini mungkin komplikasi atau penyulit

yang mungkin dirasakan oleh ibu dan bayinya.

2. Tempat pelayanan kesehatan diharapkan memberikan pelayanan sesuai dengan

standar sehinga mampu meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan ibu serta

jika ditemukan adanya masalah atau komplikasi dapat dideteksi secara dini dan

komplikasi atau masalah segera ditangani.

93
DAFTAR PUSTAKA

Armini, Marhaeni, dan Sriasih. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita
& Anak Prasekolah. Yogyakarta: Andi

Bobak, LM., Lowdermik D, L., Jensen, M, D., dan Perry, S, E. 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Deswani., Desmamita U, Mulyanti Y. 2018. Asuhan Keperawatan Neonatal


Dengan Pendekatan Neurosains. Malang: Wineka Media

Dinas Kesehatan Kota Denpasar. 2018. Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun
2018. Denpasar : Dinas Kesehatan Kota Denpasar

Fatimah dan Nuryaningsih. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.


Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah

JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal : Asuhan Esensial Bagi Ibu Bersalin
dan Bayi Baru Lahir Serta Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pasca
Persalinan dan Nifas. Jakarta.

Ibrahim, C. 1993. Perawatan Kebidanan (Perawatan Nifas). Bhatara Niaga


Media.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di


Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kementerian Kesehatan
RI.

_____. 2016. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

_____. 2017a. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : Kememterian Kesehatan
dan JICA (Japan International Cooperation Agency).

_____. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan edisi 2. Jakarta : EGC

Nurasiah, A., Rukmawati. A.,dan Badriah. DL. 2014. Asuhan Persalinan Normal
Bagi Bidan. Bandung : Refika Aditama

Permenkes. RI. No. 28. 2017. Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

94
Prawirohardjo, S. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Pusdinakes. 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdinakes.

Romauli, S. 2011. Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta: Nuha Medika

Sriasih, NGK., Suindri, NN, Ariyani, NW. 2014. Peran Dukungan Suami Dalam
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Volume 11 No1

Sriasih., NGK, et.al. 2018. Frangipani Aromatherapy Oil in the Massage of


Labor First Stage Reduced Events Perineum Ruptur Spontan at the Labor.
Volume 9 Nomor 8

Tyastuti, S. dan Wahyuningsih, H.P. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan :
Asuhan Kebidanan Kehamilan. Tersedia dalam
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/As
uhan-Kebidanan-Komprehensif.pdf (diakses tanggal 10-03-2019)

Yanti, D. 2017. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: Refika Aditama

Yanti, D. dan Sundawati, D. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas :Belajar


Menjadi Bidan Profesional. Bandung : Refika Aditama.

Vivian, D. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika

95
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI SUBJEK LAPORAN KASUS

Denpasar, Maret 2020


Kepada,
Yth. Ibu “NS”
di Tempat

Dengan Hormat,

Saya Diana Novianti.MT, selaku mahasiswa Program Studi DIII Jurusan

Kebidanan Politeknik Kesehatan Denpasar akan membuat laporan kasus dengan

judul “Asuhan kebidanan pada Ibu “NS” Umur 26 Tahun Multigravida dari Usia

Kehamilan Trimester III Sampai 42 Hari Masa Nifas”. Berdasarkan tujuan

tersebut, Saya menjamin kerahasiaan dari identitas dan hasil pemeriksaan yang

akan dilakukan. Kesediaan ibu sangat saya harapkan untuk kelancaran proses

pembuatan laporan ini.

Atas kerjasama dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.

Penulis

Diana Novianti.MT
NIM.P07124016 020

96
97
LAMPIRAN 3

98
99
100
Lampiran 4

101

You might also like