Penerapan Urf Sebagai Metode Dan Sumber Hukum Ekonomi Islam
Penerapan Urf Sebagai Metode Dan Sumber Hukum Ekonomi Islam
Penerapan Urf Sebagai Metode Dan Sumber Hukum Ekonomi Islam
Fitra Rizal
Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo
email: [email protected]
PENDAHULUAN
Saat ini ekonomi Islam telah mengalami kemajuan yang pesat
dan berkesinambungan. Kemajuan tersebut meliputi berbagai dimensi
seperti kajian akademis di Perguruan Tinggi, maupun praktik
operasional pada lembaga-lembaga perekonomian. Keadaan tersebut
diharapkan terus berkembang dalam berbagai aspek, seperti kebijakan
ekonomi seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan permasalahan
ekonomi lainnya, seperti halnya dalam produksi, konsumsi, distribusi,
upah, sumberdaya manusia, sumberdaya alam, perindustrian, teknologi
dan sebagainya. Dalam perkembangan tersebut, agar tetap mampu
bersaing dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diperlukan regulasi
yang memadai, inovasi produk dan strategi pengembangan, inovasi
strategi marketing, serta merespon secara akomodatif terhadap bentuk-
bentuk baru transaksi ekonomi dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip
syariah dalam operasionalnya.
Fitra Rizal, Penerapan ‘Urf Sebagai Metode dan Sumber Hukum 157
3 Abdul Mun’im Saleh, Hubungan kerja Usul al-Fiqh dan al-Qawaid al-Fiqhiyah
Jurnal Falasifa, Vol. 2 No. 2, Sekolah Tinggi Agama Islam al-Falah As-Sunniyyah
(STAIFAS), 2011), 132.
5 Muhammad ma’sum Zainy al-Hasyimy, Sistematika Teori Hukum Islam
(Qowa’id Fiqhiyyah) (Jombang: Darul Hikmah Jombang dan Maktabah al-Syarifah Al-
Khodijah, 2008), 79-80.
6 Umar Syihab, Hukum Islam dan Trasformasi Pemikiran (Semarang: Dina Utama
7 Ahmad Sufyan Che Abdullah, “Aplikasi Doktrin al-’Urf dalam Istrumen Pasaran
Kewangan Islam di Malaysia”. Skripsi (2002) 25.
8 Muhammad Ma’sum Zainy al-Hasyimy, Pengantar Memahami Nadhom al-
10 Mohd Anuar Ramli, “Instrumen ‘urf dan Adat Melayu Sebagai Asas Penetapan
Hukum Semasa di Malaysia”. Jurnal Pengajian Melayu, Jilid 17, (2006), 257.
11 Imron Rosyadi, “Kedudukan al-‘Adah Wa Al-’urf dalam Bangunan Hukum
MACAM-MACAM ‘URF
Bila ditinjau dari jenis pekerjaannya,’urf dibagi menjadi’urf qawli
dan ‘urf fi’li. Dan jika ditinjau dari aspek kuantitas pelakunya, ‘urf
terbilah menjadi ‘urf ‘am dan ‘urf khas.16 ‘Urf qawli adalah sejenis kata,
ungkapan, atau istilah tertentu yang diberlakukan oleh sebuah
komunitas untuk menunjuk makna khusus, dan tidak ada
kecenderungan makna lain di luar apa yang mereka pahami. Artinya
ketika kata itu diucapkan, maka yang terbesit dalam hati mereka adalah
makna yang khusus tersebut, bukan antonim makna lainnya. Contohnya
ketika orang Arab mengucapkan walad (anak), maka mereka pasti
mengartikannya sebagai anak laki-laki, bukan anak perempuan.
Sementara ‘urf fi’li adalah sejenis pekerjaan atau aktivitas
tertentu yang sudah biasa dilakukan secara terus menerus, sehingga
dipandang sebagai norma sosial. Dalam budaya masyarakat Arab, ‘urf fi’li
13 Basiq Djalil, Ilmu Ushul Fiqh Satu dan Dua (Jakarta: Kencana Prenada Media
Islam”, 143.
Al-Manhaj, Vol. 1, No. 2 Juli 2019: 155-176 162
Islam”,7.
Al-Manhaj, Vol. 1, No. 2 Juli 2019: 155-176 164
21 Basiq Djalil, Ilmu Ushul Fiqh Satu dan Dua (Jakarta: Kencana Prenada Media
Islam”, 132.
Fitra Rizal, Penerapan ‘Urf Sebagai Metode dan Sumber Hukum 167
sebuah pekerjaan yang sudah diterima akal sehat, tertanam dalam hati,
dilakukan berulang-ulang, dan sesuai dengan karakter pelakunya. 29
Maka, dapat disimpulkan bahwa istilah ‘adah dan ‘urf memang
berbeda jika ditinjau dari dua aspek yang berbeda pula. Perbedaannya,
istilah ‘adah hanya menekankan pada aspek pengulangan pekerjaan.
Sementara ‘urf hanya melihat pelakunya. Di samping itu, ‘adah bisa
dilakukan oleh pribadi maupun kelompok, sementara ‘urf harus harus
dijalani oleh komunitas tertentu. Sederhananya, ‘adah hanya melihat
aspek pekerjaan, sedangkan ‘urf lebih menekankan aspek pelakunya.
29 Zionis, 133.
30 Zionis, 137.
Al-Manhaj, Vol. 1, No. 2 Juli 2019: 155-176 168
31 Zionis, 139.
Fitra Rizal, Penerapan ‘Urf Sebagai Metode dan Sumber Hukum 169
137.
Al-Manhaj, Vol. 1, No. 2 Juli 2019: 155-176 170
34 Mohd Anuar Ramli, “Instrumen‘Urf dan Adat Melayu Sebagai Asas Penetapan
37 Abdul Hakim, “Kearifan Lokal dalam Ekonomi Islam (Studi Atas Aplikasi al-
Urf Sebagai Dasar Adopsi)”, Jurnal Akademika, Vol. 8, No. 1, (Juni 2014).
38 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2010), 235.
Al-Manhaj, Vol. 1, No. 2 Juli 2019: 155-176 174
KESIMPULAN
‘Urf merupakan suatu hal yang dikenal dan sudah menjadi
kebiasaan masyarkat, baik berupa ucapan ataupun perbuatan. ‘Urf
terbagi menjadi dua, yaitu ‘urf shahih dan ’urf fasid. ‘Urf shahih
merupakan kebiasaan masyarakat yang tidak bertentangan dengan
ajaran Islam, sedangkan ‘urf fasid adalah kebiasaan masyarakat yang
bertentangan dengan ajaran Islam. Hanya ‘urf shahih yang bisa dijadikan
sebagai landasan sumber hukum Islam. Jadi dapat disimpulkan ‘urf dapat
dijadikan landasan hukum untuk melakukan transaksi ekonomi. Karena
perkembangan industri yang semakin maju akan berdampak pada
perkembangan transaksi dalam ekonomi yang semakin komplek
sehingga banyak kegiatan transaksi yang membutuhkan ijtihad untuk
mencari solusinya dari permasalan yang mungkin muncul.
Contoh penerapan ‘urf dalam transaksi ekonomi Islam haru ini
adalah seperti dalam jual beli yang dilakukan masyarkat tanpa
mengucapkan shighat ijab qabul (saya jual-saya beli). Di supermarket
atau pusat perbelanjaan modern pembeli tinggal mengambil barang
yang diinginkan sendiri kemudian langsung membayar dikasir. Apalagi
uang yang digunakan sebagai alat pembayaran transaksi juga sudah
nontunai. Dan masih banyak lagi kegiatan trasaksi ekonomi modern saat
ini yang berbasis elektronik dan internet. Walaupun tidak seperti shighat
yang dijelaskan di literature klasik, namun karena mengandung arti yang
menunjukkan kerelaan dari kedua belah pihak maka dapat disimpulkan
bahwa hukum transaksi modern tersebut boleh berdasarkan ‘urf.
Al-Manhaj, Vol. 1, No. 2 Juli 2019: 155-176 176
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ahmad Sufyan Che. “Aplikasi Doktrin al-’Urf dalam Istrumen
Pasaran Kewangan Islam di Malaysia”, Universitas Malaya
Kuala Lumpur, (2002).
Abdullah, Sulaiman. Sumber Hukum Islam Permasalahan dan
Fleksibilitinya. Jakarta: Sinar Grafika, 2007.
Al-Hasyimy, Muhammad Ma’sum Zainy. Pengantar Memahami Nadhom
Al-Faroidul Bahiyyah. Jombang: Darul Hikmah Jombang, 2010.
Al-Hasyimy, Muhammad ma’sum Zainy. Sistematika Teori Hukum Islam
(Qowa’id Fiqhiyyah). Jombang: Darul Hikmah Jombang dan
Maktabah Al-Syarifah Al-Khodijah, 2008.
Andiko, Toha. Ilmu Qowa’id Fiqhiyyah Panduan Praktis dalam Memproses
Problematika Hukum Islam Kontemporer. Yogyakarta: Teras,
2011.
An-Nabhani, Taqiyuddin. Sistem Ekonomi Islam, terj. Muhadi Zainuddin.
Yogyakarta: UII Pres, 2000.
Djalil, Basiq. Ilmu Ushul Fiqh Satu dan Dua. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010
Hakim, Abdul. “Kearifan Lokal dalam Ekonomi Islam (Studi Atas Aplikasi
al-Urf Sebagai Dasar Adopsi)”, Jurnal Akademika, Volume 8,
Nomor 1, (Juni 2014).
Nasution, Lahmuddin. Pembaharuan Hukum Islam dalam Mazhab Syafi’i.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.
Ramli, Mohd Anuar. “Instrumen ‘Urf dan Adat Melayu Sebagai Asas
Penetapan Hukum Semasa di Malaysia”. Jurnal Pengajian
Melayu, Jilid 17,( 2006).
Rivai, Veithzal dan Arifin, Arviyan. Islamic Banking. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2010.
Rivai, Veitzal. “Keistimewaan Ekonomi Islam dalam Mempercepat
Pertumbuhan Ekonomi Umat,” Journal Analytica Islamica vol 1
no 2, (2012).
Rosyadi, Imron. “Kedudukan al-‘Adah wa al-’urf dalam Bangunan Hukum
Islam”. Jurnal Suhuf Vol. Xvii, No. 01, 2005.
Saleh, Abdul Mun’im. Hubungan kerja Usul al-Fiqh dan al-Qawaid al-
Fiqhiyah Sebagai Metode Hukum Islam. Yogyakarta: Nadi
Pustaka, 2012.
Syafe’i, Racmat. Ilmu Ushul Fiqh. Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Syihab, Umar. Hukum Islam dan Trasformasi Pemikiran. Semarang: Dina
Utama Semarang (Toha Putra Group), 1996.
Zionis, Rijal Mumazziq.”Posisi al-’Urf dalam Struktur Bangunan Hukum
Islam”. Jurnal Falasifa, Vol. 2 No. 2, (2011).