Manajemen Sumber Daya Manusia Islam: Sejarah, Nilai Dan Benturan
Manajemen Sumber Daya Manusia Islam: Sejarah, Nilai Dan Benturan
Manajemen Sumber Daya Manusia Islam: Sejarah, Nilai Dan Benturan
1 Januari-Juni 2018
Ihsan Rahmat*
&
Netta Agusti
Abstract
Human resource management (HRM) in Western perspectives continue to be questioned in
the East, especially from Islamic academics. There is hope to implement religious teachings
in the organizational sphere. Generally, this paper discusses issues in Islamic HRM,
questioning the extent to which Islam (text and context) governs people in organizations.
Putting forward the literature sourced from the pages of Ebsco and Emerald using the
keywords "Islamic Human Resources Management." Found 96 journals, but only 21
contained the themes we meant. Then read intensively, make mapping, determine the main
ideas of each journal, and group ideas based on themes. These themes were discussed: the
internalization of Islam in HRM, Islamic values in HRM, developments in Muslim countries,
and the challenges of Islamic HRM. This paper found religion entered the organizational
realm not far after the discussion of industrial psychology was discussed. Using framework
of 'the management theory jungle', the role of religion in organizations can be explained.
HRM is a Western product that emerged after the industrial revolution. The argument
positions Islam as a regulator of halal-haram restrictions on human activities in the
organization. Furthermore, the cultural phenomenon above religion is also a hot issue.
Managers know, understand, and acknowledge the goodness of Islam, but not yet for practice.
So far, the expert study of Islamic HRM is still merely exploring values based on four sources,
namely the Qur'an, Hadith, Ijma ', and Qiyash. Need best practice research, so that later it
will be able to bring up the Islamic HRM curriculum.
24
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018
pertanyaan. Metode yang digunakan dalam sebuah proses guna menyelesaikan sesuatu
kajian ini adalah scanning, intensif reading, melalui orang-orang lain dalam sebuah
coding, dan mapping. Setelah kelompok yang terorganisir; 2) Human
menggunakan teknik scanning, ternyata Behavior School atau kelompok dengan
hanya 21 jurnal memuat tema yang kami pendekatan prilaku, human relations,
maksud. Kemudian, jurnal-jurnal pilihan beserta kepemimpinan. Mengakar pada
dibaca secara intensif, menentukan ide-ide Lilian M. Gilbreth dengan menggunakan
pokok setiap jurnal, dan psikologi dan psikologi sosial sebagai
menggelompokkan ide berdasarkan tema. pendekatan untuk melihat sisi
Tema-tema tersebut dibahas dalam kajian kemanusiaan seorang pekerja dalam
ini, yakni sejarah internalisasi Islam dalam manajemen dan organisasi.
MSDM, nilai-nilai Islam untuk MSDM, Selanjutnya 3) Social System School
perkembangan MSDM Islam di negara- atau kelompok dengan pendekatan sosial.
negara Muslim, dan tantangan MSDM Mengakar pada Chester Barnard.
Islam yang meliputi dilematis praktik, Memandang manajemen sebagai sebuah
benturan budaya, dan kurikulum di sistem sosial yang memuat unsur-unsur
perguruan tinggi. budaya interpersonal dalam sebuah grup;
4) Decision Theory School yang fokus
PEMBAHASAN pada analisis, pengembangan alternatif,
Internalisasi Islam dalam MSDM dan pengambilan keputusan dalam
Memulai pembahasan dengan cara manajemen. Pendekatan ini banyak
melacak kapan agama atau spiritualitas digunakan oleh pakar ekonomi untuk
diakui sebagai bagian terpenting dalam melihat arah pengembangan organisasi;
organisasi. Penelusuran ini mengambil alur dan 5) Mathematical School yang
dari manajemen ilmiah, yakni memandang manajemen sebagai sebuah
menggunakan penjelasan Koontz tentang sistem yang berhubungan erat dengan
“Management Theory Jungle”. Koontz perhitungan. Pendekatan ini berkontribusi
dalam Wren mencatat 5 kelompok utama pada penelitian dalam pengambilan
dalam pemikiran manajemen yang keputusan, analisis, karena menggunakan
berkembang hingga akhir tahun 1950an, simbol dan hubungan-hubungan dalam
yakni: 1) Management Process School matematika.iv
atau dikenal dengan kelompok Walaupun konsep manajemen
tradisionalis. Mengakar pada Henri Fayol dilabeli sebagai Theory Jungle,
dengan menganggap manajemen sebagai kenyataanya adalah lima pendekatan ini
25
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
dinilai tidak mampu menjawab tuntutan juga memperhatikan masalah lain seperti
zaman pada waktu itu. Adapun orang yang kesejahteraan pegawai dan masalah
mengkritik keras keilmuan manajemen psikologi industri lainnya.
adalah Peter F. Drucker. Drucker Perkembangan manajemen modern
mengemukakan kegelisahannya karena selanjutnya banyak dipengaruhi oleh
manajemen selalu berorientasi pada faktor kajian-kajian psikologi. Frederick
ekonomi dan hal tersebut dianggap gagal. Herzberg (1959) menemukan dual-factor
Ia menyatakan: theory untuk menjelaskan sikap karyawan
“management has failed if it fails dalam organisasi. Herzberg menjelaskan
to produce economic result. It
bahwa karyawan tidak puas dengan gaji
has failed if it does supply goods
and service desired by the yang rendah, level atau kondisi kerja yang
consumer at a price the
tidak menyenangkan. Seperti halnya equity
consumer is willing to pay. It has
failed if it does not improve or at theory bahwa karyawan memperhitungkan
least maintain the wealth
apa yang ia berikan untuk organisasi dan
producing capacity of the
economic resources entrusted to membandingkan dengan apa yang ia
it…”v
terima. Untuk mengatasi hal tersebut,
Untuk menjawab permasalahan ini, Herzberg menyerankan organisasi tidak
Drucker membagi manajemen menjadi tiga hanya memberikan gaji yang sesuai, tetapi
ruang lingkup, yakni: managing a business, juga memberikan pengakuan, prestasi,
managing managers, managing workers kemajuan tangungjawab, dan sifat dari
and work. Ketiga lingkup ini dapat pekerjaan itu sendiri.
terpenuhi apabila manajemen Douglas McGregor (1960) juga
menggunakan prinsip MBO (Management mengetengahkan teori X dan Y. McGregor
by Objective). Prinsip ini mengharuskan membagi karyawan menjadi dua tipe yakni
penetapan tujuan bersama dalam karyawan tipe X yang cenderung
organisasi, sedangkan bawahan secara berperilaku negatif dan karyawan tipe Y
fleksibel menentukan rencana strategis yang cenderung positif. Teori ini terlihat
untuk mencapai sasaran yang telah jelas dalam organisasi, seringkali manajer
ditetapkan. Prinsip ini berhasil menghadapi karyawan yang secara inheren
diimplementasikan pada General Electric tidak menyukai pekerjaan dan bila
Company. Melalui tiga prinsip ini, mungkin menghindarinya. Perilaku X ini
Drucker menaruh harapan pada perangkat menyebabkan karyawan dipaksa, diawasi,
organisasi untuk tidak selalu melihat atau diancam dengan hukuman. Untuk
manajemen sebagai faktor ekonomi, tetapi memotivasi karyawan tipe X, McGregor
26
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018
27
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
28
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018
lain, pengembangan diri, dan yang lebih lain sebagainya. Seperti praktik shura,
penting lagi adalah Islam membangun praktik dari fungsi MSDM lainnya juga
budaya organisasi melalui perilaku pekerja. mendapat perhatian. Diantara praktik
Mellahi dan Budhwar dalam Sarwar dan MSDM yang mendapat perhatian dalam
Abugre menjelaskan beberapa prinsip Islam adalah rekrutmen, seleksi, pelatihan
dasar Islam yang sejalan dengan organisasi, dan pengembangan, dan kompensasi.
yakni prinsip konsultasi (Syariah), Rekrutmen
kejujuran (al-Sidq), kepercayaan (al- Dalam proses rekrutmen, Islam
Amanah), keadilan dalam berurusan menekankan prinsip keadilan (al-‘Adl)
dengan karyawan (al-Adl), kerjasama (al- untuk seluruh pelamar pekerjaan. Selain
Ta'waan), dan prinsip keunggulan atau itu, Islam juga mewajibkan organisasi
kesempurnaan (al-Ikhlas). ix Khan et al., untuk memuat pilar-pilar Islam dalam
menambahkan beberapa prinsip, yakni persyaratan pelamar, seperti saleh, ihsan,
persaudaraan (al-Ukhuwwah), kebajikan jujur, dan profesional. Penelitian
(al-Ihsan), pemenuhan kontrak (Ifa al- menemukan bahwa orang yang memiliki
'Aqd), hak pekerja (Haquq al-'Ibad), dan religiulitas akan cenderung bersikap
kompensasi yang adil (al-Ujrah).x amanah dalam bekerja.xii Seorang Muslim
Branine dan Pollard mencontohkan yang bekerja dan memperhatikan
agenda berkumpul bersama pada kewajiban agamanya diyakini lebih
organisasi modern, agenda ini telah bertanggung jawab dan dapat dipercaya
dikenal di masa Rasulullah SAW dengan karena dia bukan hanya mengemban
sebutan shura. xi Darul Arqam merupakan amanah dari organisasi tetapi juga kepada
tempat berkumpul pertama dalam sejarah Tuhannya. Persyaratan ini dinyatakan
umat Islam. Lokasi ini menjadi tempat dalam surah An-Nisa ayat 58-59
yang multifungsi, yakni tempat disebutkan
musyawarah, membangun strategi “Sesungguhnya Allah SWT
menyuruh kamu menyampaikan
penyebaran Islam, sekaligus tempat
amanat kepada yang berhak
bersembunyi dari kaum kafir di Mekkah. menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan
Rasulullah SAW memberikan banyak
hukum di antara manusia,
prinsip dalam shura, misalnya sikap supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya
menghargai pendapat orang lain walau
Allah SWT memberi pengajaran
pendapat tersebut datang dari kaum muda, yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah SWT adalah
memberikan porsi waktu untuk berbicara,
Maha mendengar lagi Maha
mengambil keputusan melalui forum, dan melihat.”
29
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
Seleksi merupakan langkah lanjutan memuat nilai-nilai Etqan, Ihsan, dan al-
Islam meletakkan prinsip al-'Adl dalam kesadaran untuk memperbaiki diri dalam
proses ini dan tidak memberikan ruang upaya untuk menyelesaikan pekerjaan
politik uang, atau melalui jalur tidak resmi Semangat perbaikan diri akan
(calo). Praktik kecurangan dalam seleksi muncul ketika karyawan menyadari bahwa
Lemahnya kontrol negara dan buruknya organisasi diawasi langsung oleh Allah
integritas manusia menjadi sumber utama SWT. Ini berarti bahwa para pekerja
berjalannya proses kotor ini bertahun- dituntut untuk selalu melakukan yang lebih
tahun. Iran merupakan negara yang baik dan meningkatkan kontribusi dan
menerapkan prinsip Islam dalam tata kerja hasil mereka dengan cara belajar
untuk menemukan dua hal dalam diri calon keunggulan atau dalam Islam dikenal
30
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018
untuk curang dalam memberikan hak sebagai negara baru yang menerapkan
orang lain. Dalam surah Muthaffifin ayat Islamisasi di berbagai sektor. Sejak 2005,
1-3 disebutkan Malaysia dianggap sebagai yang terbaik
“Celakalah bagi orang-orang dan konsisten dalam menggali dan
yang curang (dalam menakar
mengembangkan prinsip Islam di
dan menimbang), yakni orang-
orang yang apabila menerima organisasi. Malaysia diakui sebagai negara
takaran dari orang lain mereka
Islam yang paling maju dan progresif
minta dipenuhi. Dan apabila
mereka menakar atau dalam hal administrasi, ekonomi, dan
menimbang (untuk orang lain),
pembangunan sosial. Malaysia juga
mereka mengurangi.”
Khan et al., menjelaskan perlunya dikenal secara internasional sebagai salah
atasan untuk memasukkan al-Ukhuwwah satu dari sedikit negara Islam yang telah
tolak ukur pemberian gaji pegawai. xvi Dimulai dengan proses Islamisasi
Jarang ditemukan organisasi Islam yang yang diprakarsai oleh Perdana Menteri
keluarga yang harus dinafkahi. Umumnya masyarakat di semua tingkat, mulai dari
tolak ukur utama. Sehingga di organisasi Malaysia, bahkan dapat dikatakan sejak
Islam modern hampir tidak ditemukan 2005 hampir setengah kajian manajemen
bawahan yang mendapatkan gaji hampir Islam terbit di negara ini. Misalnya kajian
dasar dan standar kehidupan mereka metode crosscheck dengan muatan Islam
organisasi, yakni Arab Saudi, Iran, Islam.xviii Saat ini, MS 1900 memiliki tiga
keempat negara tersebut, Malaysia muncul Syariah ke dalam praktik manajemen mutu
dengan penekanan pada manajemen
31
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
32
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018
teori yang ada, sehingga berdampak pada Branine dan Pollard berpendapat lain,
penggunaan kurikulum. Artinya, ada bahwa sulitnya implementasi praktik Islam
ketidakseriusan sarjana-sarjana manajemen karena penggunaan teks manajemen Barat
Islam untuk menggarap bidang kajian yang yang berlebihan. xxvi Hal ini menyebabkan
luas ini. Untuk sementara Khan dan Seikh pekerja Islam kebingungan dalam
hanya mengusulkan pendidikan etika membedakan MSDM Islam dengan
bisnis Islam dan tradisi spiritual sebagai MSDM konvensional. xxvii Lebih dilematis
kurikulum wajib di sekolah-sekolah.xxiv lagi, pekerja Islam tidak sepenuhnya
menyadari praktik MSDM konvensional
Tantangan MSDM Islam lebih dominan dalam organisasi mereka.
Implementasi Ajaran ke Praktik Temuan Hashim pada organisasi Islam di
Tantangan utama dalam MSDM Malaysia mengungkap 40 persen dari
Islam adalah mempraktikkan nilai-nilai pekerja muslim tidak mengerti dengan
Islam dalam pekerjaan. Kebanyakan MSDM Islam. Kesimpulan akhirnya tetap
manajer tahu dan paham ketika ditanya mengatakan karyawan Muslim tidak
tentang prinsip-prinsip Islam dalam memahami perbedaan mendasar antara
bekerja, tetapi pengetahuan tersebut tidak MSDM Islam dan non-Islam.xxviii
lebih dari ucapan. Umat Islam umumnya Adapun Azmi menyimpulkan empat
tidak mencoba dan mengembangkan fungsi MSDM Islam yang dilaksanakan
pemahaman agama secara mendalam. Al- hingga batas tertentu, yakni seleksi,
Qur'an hanya sebagai bacaan dan hafalan rekrutmen, pelatihan dan
tanpa memahami esensi dan makna. pengembangan.xxix Di sisi lain, tiga praktik
Orang-orang fasih dengan prinsip-prinsip sumber daya manusia Islam yang
dasar, tetapi kurang memahami untuk dilaksanakan sampai batas moderat, yakni
konteks muamalah. Budaya keberpihakan pengembangan karir, manajemen kinerja
tetap mendapat ruang, sehingga praktik- dan penghargaan praktek. Tetapi, temuan
praktik individualis, meterialis, berikutnya mampu menjelaskan bahwa
ketidakadilan dalam rekrutmen, nepotisme fungsi-fungsi di atas ternyata mengalami
dalam seleksi, tetap tumbuh subur. banyak kontradiksi dengan ajaran Islam.
Fenomena ini disebut “unity of 1. Rekrutmen. Fenomena yang jelas
contradictions”, yakni pekerja terlihat dari penyebaran informasi
menggugurkan sistem manajemen Islam rekrutmen oleh organisasi Islam
karena terdapat kontradiksi antara yang mendahulukan umur, jenis
pengakuan dengan praktik.xxv klamin, bentuk fisik, status
33
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
34
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018
35
Ihsan Rahmat
Manajeman Sumber Daya Manusia Islam
36
Syi’ar Vol. 18 No. 1 Januari-Juni 2018
37
xiii
Hamid Yeganeh dan Zhan Su, “An xxvi
Mohamed Branine dan David Pollard,
Examination of Human Resource Management “Human Resource Management with Islamic
Practices in Iranian Public Sector”, Personnel Management Principles: A Dialectic for a Reverse
Review, Vol. 37, No. 2, 2008. hlm. 216. Diffusion in Management”, Personnel Review, Vol.
xiv
Abderrahman Hassi, “Islamic 39, No. 6, 2010. hlm. 713.
Perspectives on Training and Professional xxvii
Ilhaamie Abdul Ghani Azmi, “Islamic
Development”, Journal of Management Human Resource Practices and Organizational
Development Vol. 31, No. 10, 2012. hlm. 1030. Performance: A Preliminary Finding of Islamic
xv
Mohamed Branine dan David Pollard, Organizations in Malaysia”, Journal of Global
“Human Resource Management with Islamic Business and Economics, Vol. 1, No. 1, 2010. hlm.
Management Principles: A Dialectic for a Reverse 41.
Diffusion in Management”, Personnel Review, Vol. xxviii
Junaidah Hashim, “Islamic Revival in
39, No. 6, 2010. hlm. 720. Human Resource Management Practices Among
xvi
Bilal Khan, Ayesha Farooq dan Zareen Selected Islamic Organisations in Malaysia”,
Hussain, “Human Resource Management: An International Journal of Islamic and Middle
Islamic Perspective”, Asia-Pacific Journal of Eastern Finance and Management Vol. 2, No. 3,
Business Administration, Vol. 2, No. 1, 2010. hlm. 2009. hlm. 262.
29. xxix
Ilhaamie Abdul Ghani Azmi, “Islamic
xvii
Rodrigue Fontaine, “Problem Solving: An Human Resource Practices and Organizational
Islamic Management Approach”, Cross Cultural Performance: A Preliminary Finding of Islamic
Management: An International Journal, Vol. 15, Organizations in Malaysia”, Journal of Global
No.3, 2008. hlm. 264-274. Business and Economics, Vol. 1, No. 1, 2010. hlm.
xviii
Siti Arni Basir dan Ilhaamie Abd. Ghani 27.
Azmi, “Malaysian Islamic Quality Management xxx
Abbas J. Ali, “Islamic Challenges to HR
System MS 1900 from an Islamic Perspective: An in Modern Organizations”, Personnel Review, Vol.
Implementation Model”, Jurnal Syariah, Vol. 19, 39, No. 6, 2010. hlm. 699.
No. 2, 2011. hlm. 85-106. xxxi
Abbas J. Ali, “Islamic Challenges to HR
xix
Junaidah Hashim, “Human Resource in Modern Organizations”, Personnel Review, Vol.
Management Practices on Organisational 39, No. 6, 2010. hlm. 695.
Commitment The Islamic Perspective”, Personnel xxxii
dalam Ihsan Rahmat, “The Celestial
Review, Vol. 39, No. 6, 2010. hlm. 786. Management: Ikhtiar Mewujudkan Budaya
xx
Mohamed Branine dan David Pollard, Organisasi Islam”, Jurnal Manajemen Dakwah, Vol.
“Human Resource Management with Islamic 2, No. 1, 2016. hlm. 20.
xxxiii
Management Principles: A Dialectic for a Reverse Mohamed Branine dan David Pollard,
Diffusion in Management”, Personnel Review, Vol. “Human Resource Management with Islamic
39, No. 6, 2010. hlm. 713. Management Principles: A Dialectic for a Reverse
xxi
Weir dalam Mohamed Branine dan David Diffusion in Management”, Personnel Review, Vol.
Pollard, “Human Resource Management with 39, No. 6, 2010. hlm. 714.
Islamic Management Principles: A Dialectic for a
Reverse Diffusion in Management”, Personnel
Review, Vol. 39, No. 6, 2010. hlm. 715.
xxii
Hamid Yeganeh dan Zhan Su, “An
Examination of Human Resource Management
Practices in Iranian Public Sector”, Personnel
Review, Vol. 37, No. 2, 2008. hlm. 208-209.
xxiii
Dalam Muhammad Habib Rana dan
Muhammad Shaukat Malik. “Human Resource
Management from an Islamic Perspective: A
Contemporary Literature Review”, International
Journal of Islamic and Middle Eastern Finance
and Management, Vol. 9, No. 1, 2015. hlm. 110.
xxiv
Muhammad Burdbar Khan dan Naeem
Nisar Sheikh, “Human Resource Development,
Motivation and Islam”, Journal of Management
Development, Vol. 31, No. 10, 2012. hlm. 1030.
xxv
Abbas J. Ali, “Business and Management
Environment in Saudi Arabia: Challenges and
Opportunities for Multinational Corporations”,
(New York: Routledge, 2008). hlm. 700.
38