Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Tulungagung Email: Arilmuhajir@yahoo - Co.id
Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Tulungagung Email: Arilmuhajir@yahoo - Co.id
PENDAHULUAN
Bagi umat Islam, al-Qur’an berfungsi sebagai penuntun kehidupan menuju
jalan yang benar demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.1
Kebahagiaan yang dimaksud dapat dicapai manakala umat Islam
mendasarkan segala aktifitasnya pada al-Qur’a>n (serta Hadi>th Nabi), baik
aktivitas yang bersifat vertikal maupun horisontal. Nabi Muhammad Saw.
bersabda:2
Al-Tarbi>yah
Secara etimologis, al-tarbi>yah adalah bentuk mas}dar dari kata rabba>
(fi’l ma>d}i>, yang memiliki pengertian sama dengan makna kata rabba),
substansi maknanya sama dengan kata rabb yang merupakan satu di antara
nama Tuhan. Kendatipun dalam al-Qur’an tidak ditemukan istilah al-
tarbi>yah secara eksplisit, namun dalam al-Qur’an terdapat istilah yang
identik dengannya, yaitu al-rabb, rabbaya>ni>, nurabbi>, ribbi>yu>n dan
rabban> i.> Semua istilah tersebut mempunyai konotasi makna yang berbeda-
beda.
Apabila al-tarbi>yah diidentikkan dengan al-rabb, maka al-tarbi>yah
berarti pemilik, tuan, Yang Maha Memperbaiki, Yang Maha Mengatur,Yang
Maha Mengubah, danYang Maha Menunaikan.3 Al-tarbiy> ah yang juga identik
dengan al-rabb bermakna al-tanmiyah, berarti pertumbuhan dan
perkembangan.4
Tarbiyah yang memiliki kata dasar al-rabb mempunyai pengertian yang
luas. Di antaranya berarti memiliki, menguasai, mengatur, memelihara,
memberi makan, menumbuhkan, mengembangkan, dan berarti pula
mendidik.5 Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an, Allah sebagai al-
rabb yang dikaitkan dengan al-’al> amin> sebagaimana dalam QS. al-Fa>tih}ah:
3
Ibn ‘Abd Alla>h Muh}ammad b. Ah}mad al-Ans}a >ri> al-Qurt}ubi>, Tafsi>r al-
Qurt}ubi> (Kairo: Duru>s al-Sha’b, t.t.), 120.
4
Fakhr al-Ra>zi>, Tafsir> Fakhr al-Ra>zi> (Teheran: Da>r al-Kutub al-‘Ilmi>yah, t.t.),
151.
5
Ibrahim Anis, al-Mu’jam al-Wasit> } (Jakarta: Angkasa, 1972), 321.
240 Al-Tahrir Vol.11, No. 2 November 2011
2 dan al-rabb yang dikaitkan dengan al-nas> sebagaimana dalam QS. al-
Na>s: 1 berarti bahwa pada hakikatnya Allah mendidik, menumbuhkan, dan
mengembangkan alam termasuk manusia secara berangsur-angsur sehingga
sampai kepada derajat kesempurnaan.
Apabila istilah al-tarbi>yah diidentikkan dengan bentuk ma>d}i-nya
rabbaya>ni> sebagaimana dalam QS. al-Isra>: 24, dari bentuk muda} r> i’-nya
nurabbi> sebagaimana dalam QS. al-shu’ara>: 18, maka al-tarbi>yah
mempunyai arti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan,
memelihara, memproduksi, membesarkan dan menjinakkan. Menurut
al-Ra>z i>, terma rabbaya>ni> tidak hanya pengajaran yang bersifat ucapan
yang memiliki domain kognitif tetapi juga meliputi juga pengajaran tingkah
laku yang memiliki domain afektif.6 Sedangkan menurut penafsiran Sayyid
Qut}b, kata rabbaya>ni> sebagai pemeliharaan terhadap anak dan
menumbuhkan kematangan sikap mentalnya.7
Bila didasarkan pada QS. ‘Ali Imra>n: 79 dan 146, pengertian al-
tarbi>yah (padanan kata rabban> iyyi>n dan ribbiy> u>n) a dalah transformasi
ilmu pengetahuan dan sikap pada anak didik, yang mempunyai semangat
tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya sehingga terwujud
ketakwaan, budi pekerti, dan pribadi yang luhur. Kata ini juga memiliki
makna kesempurnaan ilmu dan takwanya kepada Allah Swt.
Nabi Muhammad juga memberikan makna pendidikan (al-tarbiy> ah)
dengan istilah rabban> iyyin> dan rabban> i> seperti berikut ini.8
9
Muh}ammad Shadi>d, Manhaj al-Qur’an> fi> al-Tarbiy> ah. (ttp.: Da>r al-Tawzi>’
wa al-Nashr al-Isla>mi>yah, t.t., 9-10.
10
Ma’louf, al-Munjid, 5.
11
Anis, al-Mu’jam, 9
12
’Abd al-Fatta>h} Jala>l, Min al-Us}u>l al-Tarbi>yah fi> al-Isla>m (Mesir: Da>r al-
Kutub al-Mis}ri>yah, 1977), 16.
242 Al-Tahrir Vol.11, No. 2 November 2011
13
Muh}ammad ‘At}iy> ah al-Abra>shi>, Ruh> } al-Tarbi>yah wa al-Ta’li>m (Saudi
Arabiah: Da>r al-Ih}ya>’ al-Kutub al-’Arabi>yah, 1955), 14.
14
’Abd al-Fatta>h Jala>l, Min al-Us}u>l al-Tarbi>yah fi> al-Isla>m (Mesir: Da>r al-
Kutub al-Mis}ri>yah, 1977), 17
15
Muh}ammad Jama>l al-Di>n al-Qa>simi>, Maha{ s> in al-Ta’wi>l, Vol. 1. (Kairo: Da>r
al-Ih}ya>’ al-’Arabi>yah, t.t.), 13.
As’aril Muhajir, Tujuan Pendidikan 243
16
Mus}t}afa> al-Ghalayayni, ‘Iz}ah al-Nashi’i>n. (Beiru>t : al-Maktabah al-
‘As}ri>yah, 1949), 185.
17
Jala>l, Min al-Us}ul> al-Tarbi>yah, 18.
18
Muh}ammad Rashi>d Rid} a>, Tafsir al-Manar> , Vol. 1 (Kairo: Da>r al-Mana>r, 1373
H), 262.
244 Al-Tahrir Vol.11, No. 2 November 2011
19
Sayyed Muhammad al-Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam
Islam (Bandung Mizan, 1988), 88.
As’aril Muhajir, Tujuan Pendidikan 245
23
Muh}ammad Rashi>d Rid} a>, Tafsir> al-Qur’an> , al-Kari>m-Tafsi>r al-Manar> (Mesir:
t.p., 1953), 261.
24
Jala>l, Min al-Us}u>l al-Tarbi>yah, 17.
25
M. Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok
Pesantren di Tengah Arus Perubahan, Cet 1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 45.
26
Al-Attas, Konsep Pendidikan, 66.
27
Naquib al-Attas (ed.), Aims and Objectives Islamic Education (Jeddah:
Universitas King Abdul Aziz/Hodder and Stoughton, 1979), 37.
As’aril Muhajir, Tujuan Pendidikan 247
28
Mah}mu>d Sayyid Sult}an> , Buh}u>th fi> al-Tarbi>yah al-Isla>mi>yah (Kairo: Da>r
al-Ma’a>rif, 1979), 55.
29
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam
(Bandung: Al-Ma’arif, 1980), 35.
248 Al-Tahrir Vol.11, No. 2 November 2011
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”.
30
Tarbi>yah (pendidikan), ta’li>m (pengajaran), tazkiyah (penyucian), dan
tahdhi>b (pengarahan).
31
Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan
Sains Sosial (Jakarta: Gaya Media Pratama), 100.
32
Jala>l, Min al-Us}ul> al-Tarbi>yah, 59.
33
Muhammad Munir Mursi, Al-Tarbi>y ah al-Isl a>miyyah Us}u>luha> wa
Tat}awwuruha> fi> Bila>d al-‘Arabi>yah (Kairo: Alam al-Kutub, 1977), 93
As’aril Muhajir, Tujuan Pendidikan 249
34
Ibn ‘Abd Alla>h Muh}ammad b. Ah}mad al-Ans}ar> i> al-Qurt}ubi>. Tafsi>r al-
Qurt}ubi> (Kairo: Duru>s al-Sha’b, t.t.), 55.
35
Ibid
250 Al-Tahrir Vol.11, No. 2 November 2011
43
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan
Nasional, Cet. 1. (Jakarta: Kencana, 2004), 103.
44
QS. al-Ma>idah: 4 dan Ali Imra>n: 10.
45
Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan
Sains Sosial. (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), 25.
252 Al-Tahrir Vol.11, No. 2 November 2011
Secara garis besar, tujuan pendidikan Islam dapat dilihat dari tujuh
dimensi utama, yaitu dimensi hakikat penciptaan manusia, dimensi tauhid,
dimensi moral, dimensi perbedaan individu, dimensi sosial, dimensi
profesional, dan dimensi ruang dan waktu.46 Dimensi-dimensi tersebut
sejalan dengan tataran pendidikan dalam al-Quran yang prosesnya
terentang dalam lintasan ruang dan waktu yang cukup panjang. Dengan
demikian, orientasi dan tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan dalam
Islam harus merangkum semua tujuan yang terkait dalam rentang ruang dan
waktu tersebut.47
Berdasarkan paparan tersebut di atas, beberapa aspek mendasar yang
penting untuk diperhatikan adalah:
3. Tuntutan masyarakat
Yang dimaksud tuntutan masyarakat di sini dapat berupa pelestarian
nilai-nilai budaya yang telah melembaga pada masyarakat dan memenuhi
46
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, 94.
47
‘Abd al-Rah}ma>n S}a>lih} ‘Abd Allah, Educational Theory: Qur’anic
Outlock. (Makkah: Umm al-Qura> University, 1982), 119-120.
48
QS. Ali ‘Imran: 191
49
QS. al-Baqarah: 30.
50
QS. al-Dha>riya>t: 56.
As’aril Muhajir, Tujuan Pendidikan 253
59
Muhammad Tholhah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi
Tantangan Zaman. (Jakarta: Bangun Prakarya, 1986), 43-44.
60
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam
(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), 419-420.
As’aril Muhajir, Tujuan Pendidikan 257
Nya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan
Allah. Jika hal ini bisa terwujud maka umat Islam akan mampu
mengaplikasikan ajaran Islam secara komprehensif.61
Jadi, tujuan pendidikan Islam yang bersumber pada al-Qur’an itu untuk
membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah,
menumbuhsuburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah,
manusia, dan alam semesta. Karenanya, Dari segi pencapaian tujuannya,
maka pendidikan dalam pandangan al-Qur’an itu bertujuan pada terbentuknya
umat Islam yang mampu dalam menjalin komunikasi, interaksi, dan koneks
dalam tiga hal. Yaitu h}abl min Alla>h (hubungan dengan Allah), ha} bl min
al-na>s (hubungan dengan sesama manusia), dan h}abl min al-‘a>lam
(hubungan dengan alam).62
PENUTUP
Dari pembahasan di atas bisa dapat diambil kesimpulan bahwa konsep
pendidikan dalam al-Qur’an bisa dirujuk pada beberapa kata yang memiliki
akar kata yang identik dengan makna pendidikan, di antaranya rabba,> yang
merupakan akar kata tarbiyah. Adapun tujuan pendidikan Islam yang
terdapat dalam al-Qur’an tidak hanya transfer ilmu pengetahuan, akan tetapi
juga merupakan proses transfer nilai. Tujuan tersebut terkait dengan
membangun ha} bl min Allah> , ha} bl min al-nas> , dan ha} bl min al-‘a> lam.
Sementara itu, dari segi perubahan sosial, tujuan pendidikan adalah
merealisasikan kesalihan sosial. Sedangkan dari segi kebutuhan manusia
secara individual tujuan itu adalah menciptakan keseimbangan pengembangan
fisik, psikis, dan inteligensia. Jadi tujuan pendidikan dalam perspektif al-
Qur’an itu terfokus dalam tiga hal. Pertama, untuk mencetak manusia
paripurna dalam sendi-sendi kehidupannya. Kedua, untuk menciptakan
manusia yang komprehensif dari dimensi agama, budaya, dan ilmu pengetahuan.
Ketiga, untuk menciptakan manusia yang sadar akan fungsinya sebagai hamba
Allah dan pewaris Nabi. Beberapa tujuan tersebut, hakikatnya untuk
membentuk figur muslim yang raha} matan li al-‘a>lami>n.
61
Mah}mu>d Sayyid Sult}a>n, Buh}u>th fi> al-Tarbi>yah al-Isla>mi>yah (Kairo: Da>r
al-Ma’a>rif, 1979), 53
62
Daulay, Pendidikan Islam, 153.
258 Al-Tahrir Vol.11, No. 2 November 2011
DAFTAR RUJUKAN