Analisis Potensi Ekowisata Dan Kesiapan Masyarakat Desa Rendu Tutubadha Dalam
Analisis Potensi Ekowisata Dan Kesiapan Masyarakat Desa Rendu Tutubadha Dalam
Analisis Potensi Ekowisata Dan Kesiapan Masyarakat Desa Rendu Tutubadha Dalam
Vol. 8 No 2, 2020
Analisis Potensi Ekowisata dan Kesiapan Masyarakat Desa Rendu Tutubadha dalam
Pengembangan Ekowisata
Adriano Filemon Ajaa,1, I Nyoman Sukma Aridaa,2
1 [email protected], 2 [email protected]
a Program Studi Sarjana Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, JL. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 indonesia
ABSTRACT
Tourism trend and tourist motivation changes dynamically since the first time development
of tourism. Mass tourism is one of tourism trend which grow Praccessibility, etc) and tour with a big group.
Ecotourism appears in the early of 1990, ecotourism can be defined as a responsibility journey to a natural
place. The aim is to make empowerement in the local society, conservancy, and the preservation of local
society’s culture. Ecotourism grows fastly because this trend is different from conventional tourism which
dominates. Rendu Tutubadha village locates in Aesesa District, Nagekeo Regency, East Nusa Tenggara Province
has a big potential of ecotourism. Ecotourism potentials in this village consists of natural hot spring of Ae Petu
Meze, Lambo Mountain, traditional village and etu ritual. Develop these ecotourism potentials needs readiness
of Rendu Tutubadha’s society so the development will hold by the ecotourism principals and give positive effect
to the society in eceonomis and other aspect. This research using primary and secondary data, quantitative and
qualitative data is also used in this research. Data collecting method is interview, literature study, and
observation. Qualitative descriptive used to presents the research result. This research finds some ecotourism
potenstials in Rendu Tutubadha village. The ecotourism potential is nature and culture potential. The nature
potential is like natural hot spring of Ae Petu Meze and Lambo Mountain, besides of that there are two culture
potentials like traditional village of Rendu Tutubadha and Etu ritual. This research also finds that Rendu
Tutubadha’s society readiness is enough to develop ecotourism, it can be seen in the society’s traditional life,
although there are some aspects of ecotourism needs to fixed
225
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 2, 2020
pengembangan ekowisata yang sesuai dan dijaga akan menawarkan keindahan dan
memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat memberikan keuntungan. Secara umum atraksi yang
sendiri. ditawarkan di sumber air panas ini yaitu mandi di
Potensi-potensi yang dimiliki ini dipandang kolam air panas atau menikmati pemandangan alam.
perlu oleh peneliti untuk didata dan dikemas agar Aksesibilitas menuju ke sumber air panas ini
dapat dikembangkan sebagai daya Tarik wisata. ditunjang dengan jalan beraspal yang
Apalagi tren wisata saat ini yang cenderung mengarah menghubungkan Desa Rendu Tutubadha dan Kota
kepada ekowisata merupakan peluang yang harus Mbay, sedangkan untuk akses menuju sumber air
dimanfaatkan dengan memanfaatkan dan panas dari jalan utama masih berupa jalan tanah
mengembangkan semua potensi-potensi yang ada. yang akan berlumpur dan becek di musim hujan di
Selain itu kesiapan masyarakat Desa Rendu musim hujan.
Tut5utbadha juga menjadi hal yang penting untuk Kelompok sadar wisata Desa Rendu Tutubadha
ditekiti agar bisa melihat sejauh mana masyarakat siap selaku otoritas atau lembaga yang memegang
unyuk mengembangkan ekowisata. peranan dalam penyediaan fasilitas di daya tarik
wisata ini belum melakukan pembenahan fasilitas
II METODE atau aksesibilitas karena kendala dan dana serta
Penelitian ini dilakukan di Desa Rendu dasar hukum atau surat keputusan penetapan Desa
Tutubadha, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Rendu Tutubadha sebagai desa wisata yang masih
Timur. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan simpang siur. Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo
potensi-potensi ekowisata yang ada di Desa Rendu telah melakukan survey lokasi bersama dengan
Tutubadha. Selain itu untuk meneliti kesiapan kelompok sadar wisata, tetapi belum ada tindak
masyarakat dalam menerapkan ekowisata. Ruang lanjut dari hasil survey seperti pembenahan fasilitas
lingkup permasalahan dalam penelitian ini adalah dan aksesibilitas atau promosi. Sumber air panas ini
potensi wisata yang berupa alam dan budaya, kesiapan tergolong tempat yang masih sangat terisolasi dan
masyarakat Desa Rendu Tutubadha. Teknik belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara
(Suryawan, dkk., 2017), observasi (Moleong, 1991) dan 3.1.2 Gunung Lambo
studi kepustakaan (Sugiyono, 2014). Tujuan dari Gunung Lambo adalah sebuah gunung
penelitian ini adalah mengetahui potensi ekowisata yang dengan ketinggian ± 1500 mdpl. Gunung ini
ada di Desa Rendu Tutubadha dan kesiapan masyarakat merupakan gunung yang cukup unik karena
dalam menerapkan ekowisata. Metode analisis data
dalam penelitian ini yaitu dengan mengatur urutan data, memililiki tiga puncak. Gunung ini memiliki
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, karakteristik dengan ciri hutan hujan tropis yang
dan satuaan uraian dasar (Patton,1980). masih sangat alami karena minim eksploitasi. Di
sebelah barat gunung ini juga terdapat savana
III PEMBAHASAN DAN HASIL
3.1 Potensi Ekowisata di Desa Rendu Tutubadha luas dan sebuah air terjun dengan tinggi sekitar
3.1.1 Air Panas Ae Petu Meze 80 meter. Gunung Kalilambo menawarkan
Sumber air panas alami ae petu Meze lingkungan alami yang sangat potensial untuk
merupakan sebuah mata air alami yang dikembangkan menjadi ekowisata. Kondisi hutan
mengeluarkan air panas. Sumber air yang keluar dari yang masih alami juga menjadi habitat dari
tebing ini membentuk kolam yang cukup besar di satwa-satwa liar. Atraksi yang ditawarkan adalah
bawahnya, karena alasan inilah sumber air panas ini
dinamakan ae petu meze, ae berarti air, petu berarti pendakian gunung dan penjelajahan hutan yang
panas, dan meze berarti besar oleh masyarakat bisa dikombinasikan dengan perjalanan ke air
setempat. Jarak sumber air panas ini dari jalan utama terjun di Desa Rendu Butowe setelah pendakian
1.5 km. Jalan menuju sumber air panas ini masih selesai. Aksesibilitas menuju kawasan gunung ini
merupakan jalan tanah dengan beberapa bagian yang dilakukan dengan berjalan kaki. Fasilitas
masih terjal karena topografi yang berbukit-bukit.
Sepanjang perjalanan padang savana luas penunjang seperti pos pendakian belum tersedia
mendominasi pemandangan, selain itu ada juga dan jalur pendakian yang bisa dilalui merupakan
Gunung Kalilambo dan perbukitan serta jalur yang sering dimanfaatkan masyarakat.
pemandangan Kota Mbay di kejauhan. Area yang Potensi Gunung Lambo ini juga belum mendapat
masih alami dan minim pembangunan di sekitarnya perhatian dari kelompok sadar wisata karena
menyediakan interpretasi bagi wisatawan untuk
lebih mencintai alam. Secara tidak langsung kondisi wisata minat khusus pendakian gunung yang
alam yang masih asri dan terjaga akan menyadarkan terbilang masih belum terlalu populer di
wisatawan bahwa alam yang tidak dieksplotasi dan kalangan wisatawan lokal.
226
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 2, 2020
227
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 2, 2020
228
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 2, 2020
229
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 2, 2020
230
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 2, 2020
VI. KESIMPULAN
Potensi ekowisata yang terdapat di Desa Rendu
Tutubadha terdiri dari potensi alam dan budaya yaitu
sumber air panas alami ae petu meze, Gunung Lambo,
perkampungan tradisional Rendu Tutubadha, dan
ritual etu. Potensi-potensi ini dapat dikembangkan
menjadi kegiatan ekowisata seperti trekking dan
birdwatching di Gunung Lambo, trekking ke sumber
air panas alami ae petu meze. Selain itu, kegiatan
ekowisata lain yang dapat dikembangkan adalah
mengamati kehidupan masyarakat lokal atau
berpartisipasi dalam ritual etu.
Berdasarkan analisis dengan
menggunakan standar the international ecotourism
standard disimpulkan bahwa bahwa Desa Rendu
Tutubadha cukup siap untuk mengembangkan
ekowisata. Peraturan-peraturan adat dan desa yang
menjaga keaslian bangunan, kelestarian alam dan
kebudayaan menjamin prinsip-prinsip ekowisata
dapat berjalan dengan baik. Pembenahan juga perlu
dilakukan di beberapa aspek seperti pelatihan guide
agar benar-benar paham dengan konsep dan praktik
ekowisata, staf kelompok sadar wisata juga perlu
dilibatkan agar memiliki perspektif yang sama. Aspek
lain yang perlu dibenahi adalah pemasaran, di mana
pemasaran selama ini dilakukan oleh pihak lain
seperti travel blogger atau penggiat pariwisata.
Kelompok sadar wisata Desa Rendu Tutubadha
sebagai otoritas atau lembaga yang berwenang perlu
melakukan pemasaran agar fungsi kelompok sadar
wisata dapat berjalan.
231