167-Article Text-326-1-10-20200828
167-Article Text-326-1-10-20200828
167-Article Text-326-1-10-20200828
Abstract
The Kempas District is one of the area that has the opportunity to develop food commodities,
namely rice, especially wet rice. The rice productivity of Kempas District is higher than other
districts in Indragiri Hilir Regency with a productivity yield of 39.96 kw / ha with an area of
2,300 ha. This study aimed to (1) determine the performance of agricultural instructors; (2)
find out the level of farmer empowerment and farmer independence. This research was
carried out in Kempas Jaya Village, Kempas District, Indragiri Hilir Regency for three months,
October 2017 - December 2017. The type of data used in this study are primary data and
secondary data. Primary data were obtained from interviews and questionnaires. Secondary
data were obtained from information related to agricultural extension in Kempas District and
online journals. The research method is quantitative through 30 rice farmers in Kempas Jaya
District. Analysis of the data used in this study is descriptive analysis with a Likert scale. The
results showed (1) the performance of extension workers in Kempas Jaya was "quite good"
with a percentage of 73.3%; (2) the level of empowerment of farmers in Kempas Jaya
village is "very empowered" with a percentage of 60.0% and the independence of farmers in
Kempas Jaya village is "Very Independent" with a percentage of 60.0%.
Abstrak
Kecamatan Kempas merupakan salah satu daerah yang memiliki peluang pengembangan
komoditi pangan yaitu padi terutama padi sawah. Kecamatan Kempas memiliki produktivitas
padi yang tinggi dibandingkan kecamatan yang lainnya di Kabupaten Indragiri Hilir dengan
hasil produktivitas yang sebesar 39,96 kw/ha dengan luas lahan 2.300 ha. Penelitian ini
bertujuan untuk (1) mengetahui kinerja penyuluh pertanian; (2) mengetahui tingkat
keberdayaan petani dan kemandirian petani. Penelitian ini dilaksanakan di di Kelurahan
Kempas Jaya Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir selama tiga bulan yakni Oktober
2017 – Desember 2017. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan kuesioner. Data sekunder
diperoleh dari informasi terkait penyuluhan pertanian di Kecamatan Kempas dan jurnal-
jurnal online. Metode penelitian ini adalah kuantitatif terhadap 30 orang petani padi sawah di
Kelurahan Kempas Jaya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
dekskriptif dengan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan (1) kinerja penyuluh di
kelurahan Kempas Jaya adalah “cukup baik” dengan persentase 73,3%; (2) tingkat
keberdayaan petani di kelurahan Kempas Jaya adalah “sangat berdaya” dengan persentase
60,0% dan Kemandirian petani di kelurahan Kempas Jaya adalah “Sangat Mandiri” dengan
persentase 60,0%.
swasembada berkelanjutan padi sawah dicapai 3 siapa penyuluhan pertanian tersebut. Maka
tahun kedepan. Untuk mencapai target tersebut dengan tegas kita dapat menyatakan bahwa
diterapkan upaya pola khusus (Upsus). Upsus sasaran penyuluhan pertanian adalah para
adalah ikhtiar atau usaha bersama secara petani beserta keluarganya (Riyaningtyas,
khusus untuk mencapai target yang telah 2010).
ditetapkan melalui berbagai pemecahan masalah
yang mungkin timbul dalam pencapaian target 2.2. Kinerja Penyuluh Pertanian
tersebut. Kinerja berasal dari pengertian performance
Tugas pokok dan fungsi yang tercakup dalam yang berarti hasil kerja atau prestasi kerja,
indikator kinerja penyuluh pertanian telah namun kinerja mempunyai makna yang lebih
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 16 luas, bukan hanya hasil kerja tetapi termasuk
Tahun 2006 Sistem Penyuluh Pertanian, berlangsungnya proses pekerjaan. Kinerja
Perikanan dan Kehutanan (Departemen adalah hasil pekerjaan yang mempunyai
Pertanian, 2010). Dalam menjalankan amanah hubungan kuat dengan tujuan strategis
UU-SP3K tersebut, terdapat banyak faktor yang organisasi, kepuasan konsumen, dan
berpengaruh terhadap kinerja penyuluh memberikan kontribusi pada ekonomi
pertanian, baik berupa faktor personal maupun (Armstrong, 2004).
faktor situasional penyuluh. Faktor personal Faktor yang mempengaruhi pencapaian
sebagai karakteristik penyuluh yang didasarkan kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan
pada latar belakang pendidikan, kemampuan, faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai
motivasi, masa kerja dan kepangkatan yang dengan pendapat Keith Davis dalam
membentuk peribadinya, dan juga didasarkan Mangkunegara (2010) yang merumuskan
pada faktor situasional yang mempengaruhi bahwa:
kinerja yakni program pelatihan dan dukungan Human Performance = Ability + Motivation
sarana dan prasarana yang mendorong atau Motivation = Attitude + Situation
menghambat penyuluh untuk berkinerja baik. Ability = Knowlage + Skill
Kecamatan Kempas merupakan salah satu
daerah yang memiliki peluang pengembangan Sapar (2011), kinerja SDM dipengaruhi oleh
komoditi pangan yaitu padi terutama padi tiga faktor, yaitu:
sawah. Kecamatan Kempas memiliki 1. Faktor individu yang terdiri dari
produktivitas padi yang tinggi dibandingkan kemampuan dan keahlian, latar belakang
kecamatan yang lainnya di Kabupaten Indragiri dan demografi;
Hilir dengan hasil produktivitas yang sebesar 2. Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi
39,96 kw/ha dengan luas lahan 2.300 ha attitude, personality, pembelajaran, dan
berdasarkan data dari Dinas Pertanian Indragiri motivasi;
Hilir tahun. Kecamatan Kempas dijadikan salah 3. Faktor organisasi yang terdiri sumber daya,
satu basis dipusatkan sebagai salah satu basis kepemimpinan, penghargaan, struktur dan
ketahanan pangan. Oleh karena itu daerah job design.
tersebut cukup baik untuk dikembangkan dan Menurut Suhardiyono (1988), syarat-syarat
memegang peran penting dalam memenuhi yang harus ada dalam diri penyuluh pertanian
kebutuhan pangan serta membuka lapangan adalah:
pekerjaan bagi masyarakat petani. Kecamatan a. Kemampuan berkomunikasi dengan petani.
Kempas jumlah peyuluh sebanyak 15 orang dan Agar dapat berkomunikasi dengan petani,
48 kelompok tani. maka seorang penyuluh harus memiliki
dasar-dasar pengetahuan praktik
2. TINJAUAN PUSTAKA usahatani, dapat memahami bagaimana
2.1. Penyuluhan Pertanian kehidupan petani, kemampuan mengenal
2.1.1. Definisi Penyuluhan Pertanian orang desa, dan mau mendengarkan serta
Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya mau mengerti keluhan-keluhan yang
untuk terciptanya iklim yang kondusif guna disampaikan oleh mereka.
membantu petani beserta keluarga agar dapat b. Kemampuan bergaul dengan orang lain.
berkembang menjadi dinamis serta mampu Agar dapat menyatu dengan petani, maka
untuk memperbaiki kehidupan dan seorang penyuluh harus memiliki
penghidupannya dengan kekuatan sendiri dan kemampuan untuk bergaul dengan orang
pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri lain.
(Soeharto 2005). Pengertian penyuluhan dalam c. Antusias terhadap tugasnya. Saat
arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari melaksanakan tugasnya, seorang penyuluh
sistem dan proses perubahan pada individu serta memerlukan tanggung jawab besar, karena
masyarakat agar dapat terwujud perubahan sebagian besar waktunya dipergunakan
yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. untuk bekerja sendiri dengan bimbingan
dan pengawasan yang sangat minim dan
2.1.2. Sasaran Penyuluhan Pertanian d. Berpikir logis dan berinisiatif. Berpikir logis
Sasaran penyuluhan pertanian yaitu siapa merupakan pengertian praktis yang harus
yang sebenarnya disuluh atau ditujukan kepada dimiliki oleh seseorang, biasanya diperoleh
dari pengalaman hidup, sedangkan inisiatif tujuannya dan relevan dengan kebutuhan
adalah kemampuan seseorang untuk pengguna. Tiga hal yang harus diperhatikan
melihat apakah ada suatu hal yang perlu yaitu: keefektifan kelembagaan dalam
dilakukan dan mempunyai keberanian mencapai tujuan-tujuannya, efisiensi
untuk berusaha melakukan suatu hal penggunaan sumber daya, dan
tersebut tanpa perintah atau saran dari keberlanjutan kelembagaan berinteraksi
orang lain. dengan para kelompok kepentingan di
luarnya.
2.3. Keberdayaan Petani
Keberdayaan petani adalah dimilikinya daya, 2.4. Kemandirian Petani
kekuatan atau kemampuan oleh petani untuk Kemandirian adalah suatu konsep yang
mengidentifikasi potensi dan masalah serta sering dihubungkan dengan pembangunan.
dapat menentukan alternatif pemecahannya Dalam konsep ini program-program
secara mandiri. Keberdayaan petani diukur pembangunan dirancang secara sistematis agar
melalui tiga aspek (a) kemampuan dalam individu maupun masyarakat menjadi subyek
pengambilan keputusan, (b) kemandirian dan (c) dari pembangunan. Walaupun kemandirian
kemampuan memanfaatkan usaha untuk masa sebagai filosofi pembangunan juga dianut oleh
depan. (Widjajanti, 2011). negara-negara yang telah maju secara ekonomi,
Keberdayaan kelembagaan adalah tetapi konsep ini lebih banyak dihubungkan
keberdayaan sumber daya manusia dari konsep dengan pembangunan yang dilaksanakan oleh
tridaya. Pratama (2015), ada empat negara-negara sedang berkembang (Ismawan,
kelembagaan yang mempelajari suatu 2003)
kelembagaan yang mencakup aspek di luar dan
di dalam kelembagan itu sendiri yaitu: 2.5. Usaha Tani Padi Sawah
1. Kondisi lingkungan eksternal (the external Tingkat pendapatan petani secara umum
environment). Merupakan suatu faktor dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu
pengaruh yang dapat menjadi pendorong jumlah produksi,harga jual, dan biaya-biaya
dan sekaligus pembatas seberapa jauh produksi Padi merupakan salah satu komoditi
suatu kelembagaan dapat beroperasi. yang mempunyai prospek cerah guna
Kondisi lingkungan tersebut adalah: kondisi menambah pendapatan para petani. Hal
politik dan pemerintahan (administration tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi
and external policies environment), petani untuk lebih mengembangkan dan
teknologi (technological environment), meningkatkan produksinya dengan harapan agar
kondisi perekonomian (economic pada saat panen memperoleh hasil penjualan
environment). tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Namun
2. Motivasi kelembagaan (institutional secara aktual pada saat panen tiba, hasil
motivation). Empat aspek yang bisa melimpah tetapi harga menjadi turun, dan
dipelajari untuk mengetahui motivasi terlebih lagi jika hasil produksi yang diharapkan
kelembagaan yaitu, sejarah kelembagaan jauh dari perkiraan, yaitu pembeli sangat
tersebut (inatitutional history), misi yang rendah, produksi minim, biaya untuk kegiatan
diembannya, kultur yang menjadi produksi, mulai dari pengadaan pupuk,
pegangan dalam bersikap pengolahan, pestisida dan biaya lainnya yang
3. dan berperilaku anggotanya, serta pola tidak terduga.
penghargaan yang dianut (incentive
shemes) yang menyangkut sistem reward 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
and punishment yang dianut suatu 3.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian
kelembagaan, Kelurahan Kempas Jaya adalah salah satu
4. Kapasitas kelembagaan (institutional kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kempas
capacity), yang menyangkut bagaimana Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Luas
kemampuan kelembagaan untuk mencapai wilayah Kelurahan Kempas Jaya yaitu 61,98
tujuannya sendiri yang diukur dari lima Km2.
aspek yaitu: strategi kepemimpinan yang a. Sebelah Utara dengan Kelurahan
dipakai (strategic leadership), perencanaan KaryaTunas Jaya Kecamatan Tempuling
program (program planning), manajemen b. Sebelah Selatan dengan Kecamatan
dan pelaksanaannya (management and Keritang
execution), alokasi sumber daya yang c. Sebelah Barat dengan Desa Bayas Jaya
dimiliki (resources allocation), dan Kecamatan Kempas
hubungan dengan pihak luar. d. Sebelah Timur dengan Kelurahan Harapan
5. Kinerja kelembagaan (insititutional Tani Kecamatan Kempas
performance), kinerja kelembagaan Keadaan tanahnya yang sebagian besar
merupakan kemampuan suatu terdiri dari tanah gambut maka daerah ini
kelembagaan untuk menggunakan sumber digolongkan daerah beriklimm tropis basah
daya yang dimiliki secara efisien dan dengan udara agak lembab. Pada Tahun 2017
menghasilkan output yang sesuai dengan curah hujan tertinggi di Kelurahan Kempas Jaya
DAFTAR PUSTAKA