Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Landak

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANDAK


AN ANALYSIS OF THE FACTORS THAT INFLUENCES THE PERFORMANCE
AGRICULTURAL EXTENSION WORKER IN LANDAK REGENCY
Marsianus Benny*1 , Adi Suyatno2 ,Komariyati3
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Tanjungura, Pontianak.
e-mail : [email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine the performance of extension agents and analyze the
influence of Age, Formal Education, Work Experience, Availability of Facilities and
Infrastructure, Reward Systems, Distance of Work Areas, and Number of Dominant
Commodities of farmers to the performance of extension agents in Landak Regency. This
research is included in the type of quantitative research; the location of the study was
carried out in Landak Regency by selecting 5 sub-districts which were able to represent the
entire population; The method of determining the location is done by purposive method
based on certain considerations; Methods of collecting data using the survey method. The
results of this study can be concluded that the performance of agricultural extension agents
in Landak Regency is significantly influenced by formal education, work experience and
reward systems. Distance of work area negatively affects the performance of extension
agents. While the age variable, the availability of facilities and infrastructure and the
number of dominant commodities did not significantly influence the performance of
extension agents. Efforts are needed from the government to provide official housing in
assisted villages, especially for extension workers whose working area is very far, because
it affects the performance of extension workers, in addition close proximity can build
intimacy and kinship between farmers and extension agents so as to facilitate all extension
activities.
Keywords: Extension, Landak Regency, Performance.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyuluh dan menganalisis
pengaruh Umur, Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Ketersediaan Sarana dan
Prasarana, Sistem Penghargaan, Jarak Wilayah Kerja, dan Jumlah Komoditas Dominan
petani terhadap kinerja penyuluh di Kabupaten Landak. Penelitian ini termasuk dalam
jenis penelitian kuantitatif; lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Landak dengan
memilih 5 kecamatan yang mampu mewakili keseluruhan populasi; Metode penentuan
lokasi dilakukan dengan metode purposive berdasarkan atas pertimbangan tertentu;
Metode pengumpulan data menggunakan metode survey. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Landak dipengaruhi secara
signifikan oleh pendidikan formal, pengalaman kerja dan sistem penghargaan. Jarak
wilayah kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja penyuluh. Sedangkan variabel umur,
ketersediaan sarana dan prasarana dan jumlah komoditas dominan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja penyuluh. Diperlukan upaya dari pemerintah untuk
menyediakan rumah dinas di desa binaan terutama bagi penyuluh yang jarak wilayah
kerjanya sangat jauh karena itu mempengaruhi kinerja penyuluh, selain itu jarak yang
dekat bisa membangun keakraban dan kekeluargaan antara petani dan penyuluh sehingga
memudahkan dalam melaksanakan semua kegiatan penyuluhan.
Kata Kunci : Kinerja, Kabupaten Landak, Penyuluh.
Pendahuluan ini seluas 529.096 ha, yang sudah
Pembangunan sumberdaya manusia dimanfaatkan untuk menanam padi baru
di bidang pertanian, termasuk seluas 327.831 ha (61.96%) sisanya belum
pembangunan kelembagaan penyuluhan dimanfaatkan.
pertanian dan peningkatan kegiatan Kabupaten Landak sebagai wilayah
penyuluhan pertanian merupakan faktor penelitian merupakan Daerah Tingkat II di
faktor yang memberikan kontrbusi besar Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan
terhadap kemajuan pembangunan pertanian struktur ekonomi, pertanian merupakan
di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan sektor ekonomi yang paling dominan.
kontribusi sektor pertanian terhadap Produksi padi Kabupaten Landak pada tiap
pembangunan nasional Kementrian tahunnya mengalami peningkatan. Hal
Pertanian telah menetapkan 4 (empat) tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah
sukses pembangunan pertanian, yaitu: (1) dengan meningkktakan kinerja penyuluh
pencapaian swasembada dan swasembada dan mengadakan upsus.
berkelanjutan, (2) peningkatan diversifikasi Untuk membangun sumber daya
pangan, (3) peningkatan nilai tambah, daya manusia pertanian yang berkualitas dan
saing dan ekspor, dan (4) peningkatan meningkatkan produksi padi Kabupaten
kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan 4 Landak, diperlukan Penyuluh Pertanian.
(empat) sukses pembangunan pertanian Penyuluh pertanian yang ada di Kabupaten
tersebut, diperlukan sumber daya manusia Landak sebanyak 159 orang, terdiri dari 87
yang berkualitas, handal, serta orang penyuluh PNS, 41 orang THL-TBPP
berkemampuan manajerial yang baik. dan 31 orang penyuluh swadaya.
Kalimantan Barat merupakan salah Penyuluhan adalah suatu proses
satu provinsi yang memiliki potensi pembelajaran bagi pelaku utama serta
pertanian dan perkebunan yang cukup pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
tinggi. Sektor pertanian yang ada di menolong dan mengorganisasikan dirinya
Kalimantan Barat terdiri dari beberapa sub dalam mengakses informasi pasar,
sektor yaitu sub sektor tanaman pangan, teknologi pasar, teknologi permodalan dan
hortikultura, peternakan, kehutanan, sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
perikanan, dan perkebunan dalam hal ini meningkatkan produktivitas, efesiensi
yang termasuk sub sektor tanaman pangan usaha, pendapatan, dan kesejahterannya
adalah tanaman padi. serta meningkatkan kesadaran dalam
Produksi padi total se-Kalimantan pelestarian fungsi lingkungan hidup
Barat pada tahun 2015 mencapai 1.275.707 (Peraturan Menteri Pertanian No
ton. penyumbang terbesar adalah kabupaten 91/Permentan/OT.140/9/2013). Tujuan
Sambas sebesar 22,46% persen dan penyuluhan pertanian adalah merubah
kabupaten landak sebesar 16,15 persen. perilaku utama dan pelaku usaha melalui
Hasil terebut masih belum maksimal peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
dikarenakan pemanfaatan lahan sawah di motivasinya. Seorang penyuluh pertanian
Kalimantan Barat masih belum optimal. diharapkan mampu menyusun rencana
Potensi lahan sawah d Kalbar sampai saat kerja dan melaksanakan penyuluhan
berbasis dengan kebutuhan masyarakat misalnya dengan mengedarkan kuesioner,
sasarannya untuk mencapainya dibutuhkan test, wawancara terstruktur dan sebagainya
seorang penyuluh yang memiliki (perlakuan tidak seperti dalam
kompetensi dan mampu menunjukan eksperimen)”.
kinerja yang baik. Lokasi penelitian dilaksanakan di
kinerja penyuluh pertanian Kabupaten Landak dengan memilih 5
merupakan sebuah prestasi kerja yang kecamatan yang mampu mewakili
dicapai seorang penyuluh pertanian keseluruhan populasi. 5 (lima) kecamataan
berdasarkan tugas pokok dan fungsinya tersebut adalah: Kecamatan Mandor,
baik melalui individu maupun Kecamatan Sengah Temila, Kecamatan
organisasinya terutama dalam Mempawah Hulu, Kecamatan Menyuke,
pembangunan sumber daya manusia dan Kecamatan Sompak. Metode penentuan
(PSM), pemindahan teknologi (PT) lokasi tersebut dilakukan dengan metode
pertanian, dan pengetahuan dan purposive atau sengaja berdasarkan atas
keterampilan metode penyuluhan. pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Menurut Hutapea (2012), ada dua Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas
faktor yang mempengaruhi kinerja pertimbangan-pertimbangan: (1)
penyuluh pertanian dalam bekerja secara Kecamatan-kecamatan tersebut merupakan
professional, yaitu: a) Faktor Internal; yaitu daerah sentra pertanian; (2) 5 (lima)
faktor-faktor yang berasal dari diri kecamatan dengan lahan pertanian paling
penyuluh itu sendiri. Faktor internal terdiri luas diantara 13 (tiga belas) kecamatan
dari: pendidikan formal, pelatihan, umur, yang ada di Kabupaten Landak.
motivasi, pemanfaatan media penyuluhan, Hasil dan Pembahasan
dan masa kerja/ pengalaman kerja penyuluh Deskripsi Variabel Penelitian
pertanian. b) Faktor Eksternal; yaitu faktor- Variabel penelitian dibedakan
faktor yang berasal dari luar penyuluh itu menjadi 2 bagian, yaitu variabel bebas/
sendiri. independent (variabel yang mempengaruhi)
Metode Penelitian dan variabel terikat/ dependent (variabel
Penelitian ini termasuk dalam jenis yang dipengaruhi). Dalam penelitian ini,
penelitian kuantitatif. Menurut Sinulingga yang menjadi variabel bebas adalah umur,
(2013) penelitian kuantitatif adalah metode pendidikan formal, pengalaman kerja,
penelitian yang berlandaskan filsafat ketersediaan saran dan prasarana, sistem
positivisme yang digunakan untuk meneliti penghargaan, jarak wilayah kerja, dan
populasi atau sampel tertentu dengan jumlah komoditas dominan. Sedangkan
memakai instrumen pengumpulan data dan variabel terikat adalah kinerja penyuluh.
analisis yang bersifat kuantitatif. Deskripsi variabel-variabel dari semua
Metode pengumpulan data sampel penelitian dapat dilihat pada
menggunakan metode survey. Menurut Lampiran 3. Berikut diterangkan klasifikasi
Sugiyono (2009:13) “Bahwa metode survey sampel berdasarkan variabel penelitian:
digunakan untuk mendapatkan data dari Umur
tempat tertentu yang alamiah (bukan Umur sampel terbanyak adalah
buatan), tetapi peneliti melakukan kisaran antara 44 – 58 tahun, yaitu
perlakuan dalam pengumpulan data, berjumlah 39 sampel dari 70 sampel atau
sebanyak 55,71%. Nilai rata-rata umur Jarak wilayah kerja sampel
seluruh sampel adalah 45.37 (≈ 45 tahun), terbanyak adalah kisaran antara ≤ 5
artinya rata-rata umur sampel sudah cukup kilometer, yaitu berjumlah 27 sampel dari
tua. 70 sampel atau sebanyak 38,57%. Nilai
Pendidikan Formal rata-rata jarak wilayah kerja seluruh sampel
Pendidikan formal sampel terbanyak adalah 10,67 (≈ 11 kilometer), artinya rata-
adalah SLTA, yaitu berjumlah 34 sampel rata jarak wilayah kerja sampel tidak terlalu
dari 70 sampel atau sebanyak 48,57%. Nilai jauh dari wilayah kerja penyuluh.
rata-rata pendidikan formal seluruh sampel Jumlah Komoditas Dominan Petani
adalah 14,28 (≈ 14 tahun), artinya rata-rata Jumlah komoditas dominan wilayah
pendidikan formal sampel sudah cukup binaan sampel terbanyak adalah berjumlah
tinggi. 2 komoditas, yaitu 43 sampel dari 70
sampel atau sebanyak 61,43%. Nilai rata-
Pengalaman Kerja rata jumlah desa binaan seluruh sampel
Pengalaman kerja sampel terbanyak adalah 1,98 (≈ 2 komoditas), artinya rata-
adalah berkisar antara > 11 tahun, yaitu rata jumlah komoditas dominan wilayah
berjumlah 30 sampel dari 70 sampel atau binaan sampel lebih dari 1 komoditas.
sebanyak 42,86%. Nilai rata-rata Kinerja Penyuluh
pengalaman kerja seluruh sampel adalah Nilai kinerja sampel terbanyak
9,52 (≈ 10 tahun), artinya rata-rata adalah kisaran antara 75 – 89 (BAIK), yaitu
pengalaman kerja sampel sudah cukup 42 sampel dari 70 sampel atau sebanyak
berpengalaman. 60%. Nilai rata-rata kinerja seluruh sampel
Ketersediaan Sarana dan Prasarana adalah 78,22 (≈ 78), artinya rata-rata kinerja
Ketersediaan sarana dan prasarana sampel termasuk ke dalam kategori “baik”.
sampel terbanyak adalah selalu tersedia, Penyuluh dengan kategori “Sangat Baik”
yaitu berjumlah 47 sampel dari 70 sampel dapat dilihat dari prestasi penyuluh dalam
atau sebanyak 67,14%. Nilai rata-rata menerapkan tugas pokok penyuluh,
ketersediaan sarana dan prasarana seluruh meningkatkan produksi komoditi unggulan
sampel adalah 13,01 (≈ ketersediaan sarana di bandingkan dengan produksi
dan prasarana selalu tersedia), artinya rata- sebelumnya, menumbuhkan dan
rata sarana dan prasarana yang ada selalu mengembangkan kelembagaan ekonomi
tersedia. pertanian dalam bentuk BUMP dan
Sistem Penghargaan Meningkatkan kelas kelompok tani dari
Sistem penghargaan pada sampel aspek kuantitaas dan kualitasnya dengan di
terbanyak adalah selalu diberikan, yaitu tinjau kembali oleh BP4K Kabupaten
berjumlah 47 sampel dari 70 sampel atau Landak. Untuk mencapai kinerja yang
sebanyak 67,14%. Nilai rata-rata pada sangat baik, 4 poin di atas harus penyuluh
variabel sistem penghargaan seluruh sampel terapkan pada kelompok tani binaannya.
adalah 9,09 (≈ selalu diberikan), artinya Penyuluh dengan Kategori “baik”
rata-rata pada sampel menerima dan “Cukup” mempunyai kinerja yang
penghargaan ketika bekerja dengan baik. standar dapat dilihat dari penerapan tugas
Jarak Wilayah Kerja pokok penyuluh pada kelompok tani
binaannya. Penyuluh dengan kategori
“baik” dan “cukup” telah menerapkan Variabel umur: nilai t-hitung < nilai t-
peningkatkan produksi komoditi unggulan tabel (1.078 < 1,998) atau nilai Signifikansi >

di bandingkan dengan produksi α (0.285 > 0,05), artinya hipotesis yang


sebelumnya, menumbuhkan dan diperoleh adalah H0 diterima, dimana secara
mengembangkan kelembagaan ekonomi parsial variabel umur tidak berpengaruh
pertanian dalam bentuk BUMP dan signifikan terhadap kinerja penyuluh.
Meningkatkan kelas kelompok tani dari Variabel Pendidikan Formal
aspek kuantitaas dan kualitasnya, tetapi Variabel pendidikan formal: t-hitung >
hasilnya belum terlihat. nilai t-tabel (4.674 > 1,681) atau nilai
Analisis Faktor-Faktor yang Signifikansi < α (0,000 < 0,05), artinya
Mempengaruhi Kinerja Penyuluh hipotesis yang diperoleh adalah H1
Sebelum melakukan analisis sudah diterima, dimana secara parsial variabel
dipastikan bahwa data-data mengenai pendidikan formal berpengaruh signifikan
variabel-variabel penelitian sudah terhadap kinerja penyuluh.
didapatkan. Setelah itu barulah dilakukan Tingkat pendidikan formal penyuluh
analisis data. Metode analisis data yang akan menunjukkan perbedaan tingkat
digunakan adalah metode analisis regresi pengetahuan, sikap, dan keterampilan
linier berganda (multiple regression) penyuluh dalam melaksanakan tugas,
dengan menggunakan program SPSS sehingga yang berpendidikan lebih tinggi
Statistics, dimana metode ini digunakan mampu berfikir lebih abstrak dan memiliki
untuk mengetahui pengaruh antara wawasan yang lebih luas. Selain itu,
beberapa variabel bebas terhadap variabel pendidikan yang lebih tinggi akan
terikat. berpengaruh juga pada tingkat adaptasi,
Berikut hasil analisis data yang dilakukan: mempunyai pilihan-pilihan yang lebih luas
Uji Serempak (Uji F) dalam kehidupannya, termasuk dalam
Hasil Uji F diperoleh bahwa nilai F- hitung > melaksanakan penyuluhan (Muliady 2009).
Berdasarkan Hasil uji Parsial (Uji t) pada
nilai F-tabel (81.653 > 2,16) atau nilai
penelitian ini Pengaruh pendidikan formal
Signifikansi < α (0,000 < 0,05), artinya terhadap kinerja penyuluh adalah setiap
hipotesis yang diperoleh adalah H1 adanya peningkatan pendidikan formal
diterima, dimana secara serempak variabel penyuluh sebesar 1 tahun, maka akan
umur, pendidikan formal, pengalaman meningkatkan nilai kinerja penyuluh
kerja, ketersediaan sarana dan prasarana, sebesar 3.373.
sistem penghargaan, jarak wilayah kerja, Variabel Pengalaman Kerja
dan jumlah komoditas dominan Hasil Uji t terhadap variabel
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pengalaman kerja yaitu: t-hitung > nilai t-tabel
penyuluh dengan tingkat kepercayaan 95 (2.398 > 1,998) atau nilai Signifikansi < α
%. (0,019 < 0,05), artinya hipotesis yang
Uji Parsial (Uji t) diperoleh adalah H1 diterima, dimana secara
Dari Hasil Uji t , maka dapat dijelaskan parsial variabel pengalaman kerja
dari masing-masing variabel sebagai berpengaruh signifikan terhadap kinerja
berikut: penyuluh.
Variabel Umur
Pengalaman kerja seorang penyuluh penghargaan kepada karyawan.
dapat dilihat dari lamanya mereka berperan penghargaan yang diberikan di BP4K
dalam melakukan penyuluhan. Penyuluh Kabupaten Landak terkait dengan
yang berpengalaman berarti telah banyak penghargaan (reward), tunjangan
melakukan komunikasi dengan petani, fungsional dan pemberian promosi jabatan
memahami aspirasinya, kebutuhannya, dan atau kepangkatan. Hal tersebut
permasalahan yang dihadapi langsung oleh menggambarkan bahwa pemberian
petani (Muliady, 2009). Pada penelitian tunjangan fungsional yang diterima
yang telah dilaksanakan di Kabupaten penyuluh sangat membantu penyuluh
Landak ini dapat disimpulkan bahwa pertanian dalam menjalankan tugas tugas
Pengaruh pengalaman kerja terhadap penyuluh pertanian, tunjangan yang berupa
kinerja penyuluh adalah setiap adanya insentif yang diberikan oleh BP4K
peningkatan pengalaman kerja penyuluh Kabupaten Landak dapat digunakan oleh
sebesar 1 tahun, maka akan meningkatkan penyuluh sebagai pendukung penyuluh
nilai kinerja penyuluh sebesar 1.760. dalam bekerja. Kemudian pemberian
Variabel Ketersediaan Sarana dan penghargaan berupa hadiah juga di berikan
Prasarana oleh BP4K Kabupaten Landak kepada
Hasil uji Parsial (Uji t) pada penyuluh yang berprestasi dan diikutkan
variabel ketersediaan sarana dan prasarana pada kompetisi Penyuluh Berprestasi pada
yaitu: t-hitung < nilai t-tabel (1.280 < 1,998) tingkat Nasional dan jenjang karir yang
atau nilai Signifikansi > α (0.205 > 0,05), jelas dapat memacu penyuluh dalam
artinya hipotesis yang diperoleh adalah H0 meningkatkan kinerja.
diterima, dimana secara parsial variabel Dari hasil penelitian ini Pengaruh sistem
ketersediaan sarana dan prasarana tidak penghargaan terhadap kinerja penyuluh
berpengaruh signifikan terhadap kinerja adalah setiap adanya peningkatan sistem
penyuluh. penghargaan penyuluh sebesar 1 poin,
Variabel Sistem Penghargaan maka akan meningkatkan nilai kinerja
Hasil uji Parsial (Uji t) pada penyuluh sebesar 3.860.
variabel sistem penghargaan yaitu : t-hitung > Variabel Jarak Wilayah Kerja
nilai t-tabel (3.063 > 1,998) atau nilai Variabel jarak wilayah kerja: t-hitung
Signifikansi < α (0.003 > 0,05), artinya > nilai t-tabel (2.265> 1,998) atau nilai
hipotesis yang diperoleh adalah H1 Signifikansi < α (0,027 < 0,05), artinya
diterima, dimana secara parsial variabel hipotesis yang diperoleh adalah H1
sistem penghargaan berpengaruh signifikan diterima, dimana secara parsial variabel
terhadap kinerja penyuluh. jarak wilayah kerja berpengaruh signifikan
Sebagaimana diketahui bahwa terhadap kinerja penyuluh.
setiap orang yang bekerja baik pada Hasil penelitian menemukan bahwa
perusahaan swasta maupun instansi jarak jauh antara rumah ke wilayah kerja
pemerintah, tentunya mengharapkan adanya menyebabkan beberapa hal, salah satunya
balas jasa atau imbalan yang diberikan atas yaitu semangat kerja menurun. Pada
sumbangan kerja, pikiran dan waktu yang penelitian yang telah dilaksanakan ini jarak
diberikannya. Salah satu cara yang rumah penyuluh ke wilayah kerja rata rata
dilakukan adalah dengan diberikannya adalah sebesar 11 kilometer, jarak tersebut
bisa dikatakan tidak terlalu jauh, tetapi Diperlukan upaya dari pemerintah
dengan kondisi medan yang ada di pusat maupun pemerintah daerah
kabupaten Landak jarak tersebut cukup Menyediakan sarana dan prasarana yang
berpengaruh terhadap kinerja penyuluh. sangat dibutuhkan bagi penyuluh dalam
Berdasarkan hasil uji statistik Pengaruh menjalankan tugas seperti kendaraan
jarak wilayah kerja terhadap kinerja operasional, alat-alat teknis di lapangan
penyuluh adalah setiap adanya peningkatan untuk penyuluhan. Memberikan pelatihan
jarak wilayah kerja penyuluh sebesar 1 yang tepat kepada penyuluh agar penyuluh
kilometer, maka akan menurunkan nilai pertanian dapat memberikan solusi yang
kinerja penyuluh sebesar 1.414. terbaik buat petani, karena setiap
Variabel Jumlah Komoditas Dominan penyuluhan pertanian harus mengetahui
Wilayah Binaan semua hal tentang bidang pertanian
Variabel jumlah komoditas dominan (polivalen). Memberikan Penghargaan yang
wilayah binaan: t-hitung < nilai t-tabel (1.607< jelas sesuai dengan kinerja penyuluh
1,998) atau nilai Signifikansi > α (0,113 > pertanian tanpa membedakan penyuluh
0,05), artinya hipotesis yang diperoleh yang honor dan PNS.
adalah H0 diterima, dimana secara parsial Memperjelas status penyuluh dan
variabel jumlah komoditas dominan jenjang karir penyuluh misalnya
wilayah binaan tidak berpengaruh pengangkatan penyuluh yang honor
signifikan terhadap kinerja penyuluh. menjadi PNS sesuai dengan kinerja.
Kesimpulan dan Saran Bekerja sama dengan dinas pertanian agar
Kesimpulan mempermudah memperoleh akses saprodi
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pertanian dari pemerintah.
kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten
Landak dipengaruhi secara signifikan
(positif) oleh pendidikan formal penyuluh,
pengalaman kerja penyuluh dan sistem
penghargaan yang diberikan oleh Dinas
Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Landak kepada penyuluh. jarak BPS Kal-bar, (2015) : Statistik pertanian
rumah penyuluh ke wilayah kerja (WKPP) tanaman pangan Kalimantan barat.
berpengaruh negatif terhadap kinerja Available online at :
penyuluh. Sedangkan variabel umur, Http//www.kalbar.bps.go.id/statistik
ketersediaan sarana dan prasarana dan -pertanian-tanaman-pangan-
jumlah komoditas dominan wilayah binaan kalimantan-barat/ (diakses pada 3
tidak berpengaruh secara signifikan maret 2018)
terhadap kinerja penyuluh. Hutapea (2012) Analisis Strategi
Variabel yang berpengaruh positif Peningkatan Kinerja Penyuluhan
mampu meningkatkan kemampuan, Pertanian di Kabupaten Serdang
pengetahuan dan motivasi penyuluh dalam Bedagai. USU Press, Universitas
melakukan kegiatan penyuluhan sehingga sumatera utara.
mampu meningkatkan kinerja penyuluh.
Variabel yang berpengaruh negatif, setiap Kementan (2013). Permentan Nomor 91
peningkatan angka (jarak), akan Tahun 2013 Tentang Pedoman
menurunkan kinerja penyuluh. Evaluasi Penyuluh Pertanian.
Saran Kementan. Jakarta
Muliady (2009) Faktor-Faktor yang
Berpengaruh pada Kinerja
Penyuluh Pertanian dan
Dampaknya pada Perilaku Petani
Padi di Jawa Barat. Disertasi. Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Sinulingga, Sukaria. (2013). Metode
Penelitian . USU Press, Universitas
sumatera utara.
Sugiyono (2013). Memahami Penelitian
Kuantitatif. Alfabeta, Bandung

You might also like