Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak Usia Dini Pada Kelompok B Di TK Pgri Cibeureum

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN


KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK USIA DINI
PADA KELOMPOK B DI TK PGRI CIBEUREUM
Yasbiati1, Oyon Haki Pranata2, Fitriani Fauziyah3
1
Program Studi PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya
2 Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
3
Program Studi PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya

Email: [email protected]

(Received: Mei 2017; Accepted: Mei 2017; Published: Juni 2017)

ABSTRACT
This study was conducted based on findings related problem with the lack of vocabulary Sundanese early
childhood on the group B TK PGRI Cibeureum, this is due to lack of familiarity and use of Sundanese language,
as well as the stimulus provided only a librettist. One alternative used in this research is using pictorial word card
media. According to some media experts said display card can enhance or enrich the vocabulary of early
childhood. This study aims to improve the mastery of vocabulary early childhood Sundanese language using
pictorial word card mediain group B at TK PGRI Cibeureum. This study uses a Class Action Research (PTK)
and implemented in the B2 group TK PGRI Cibeureum Cibeureum District of Tasikmalaya in the second
semester of the academic year in 2017 with the number of students amounted to 10 people. In addition to
children, the subjects in this study were researchers, partners and media researcher pictorial word card.
Classroom Action Research (CAR), which held 3 cycle by using models Kemmis and Taggart and using data
collection techniques of observation and documentation. Results of research conducted showed an increase, this
is evidenced by an increase in the ability of teachers in planning lessons, the ability of the teacher in the learning
process, the ability of teachers in the use of media and word cards pictorial vocabulary Sundanese early
childhood. Recommendations for teachers is illustrated word cards can be used as a medium of learning that
children do not feel bored in learning.

Keywords: early childhood, Sundanese language vocabulary, illustrated word cards

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan masih kurangnya kosakata bahasa
Sunda anak usia dini pada kelompok B di TK PGRI Cibeureum, hal ini dikarenakan kurangnya pembiasaan dan
penggunaan bahasa Sunda, serta stimulus yang diberikan hanya berupa nyanyian. Salah satu alternatif yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan media kartu kata bergambar. Menurut beberapa ahli media
kartu kata bergambar dapat meningkatkan atau memperkaya kosakata anak usia dini. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa sunda anak usia dini menggunakan media kartu kata
bergambarpada kelompok B di TK PGRI Cibeureum. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dan dilaksanakan di kelompok B2 TK PGRI Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya pada
semester genap tahun ajaran 2017 dengan jumlah peserta didik berjumlah 10 orang. Selain anak, subjek dalam
penelitian ini adalah peneliti, mitra peneliti dan media kartu kata bergambar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilaksanakan sebanyak 3 siklus dengan menggunakan model kemmis dan taggart serta menggunakan teknik
pengumpulan data observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan
peningkatan, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran, kemampuan guru dalam proses pembelajaran, kemampuan guru dalam penggunaan media kartu
kata bergambar serta penguasaan kosakata bahasa Sunda anak usia dini. Rekomendasi untuk guru yaitu kartu
kata bergambar dapat digunakan sebagai salah satu media dalam pembelajaran agar anak tidak merasa jenuh
dalam pembelajaran.

Kata kunci : anak usia dini, kosakata bahasa Sunda, kartu kata bergambar

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 20
Pendahuluan
Pendidikan anak usia dini (PAUD) basa nya. Sehingga orang tua membiasakan
merupakan pendidikan yang sangat penting kepada anak mereka untuk berbahasa
bagi anak usia dini, karena pada masa ini indonesia. Menurut Santrock dalam Dhienie
terdapat masa keemasan golden age. Pada (2008, hlm. 1.17) meskipun kebudayaan
masa ini perkembangan anak sangat pesat manusia memiliki berbagai variasi dalam
dan terjadi sekali seumur hidup. Apabila bahasa namun terdapat beberapa karakteristik
masa ini diabaikan atau tidak diberi stimulus umum berkenaan dengan fungsi bahasa
maka akan berdampak bagi kehidupan anak sebagai alat untuk berkomunikasi dan adanya
dimasa datang, sehingga stimulus harus daya cipta individu yang kreatif.
diberikan secara optimal. Menurut Mansur Melihat kondisi lapangan di TK PGRI
(2005, hlm.8) pendidikan anak usia dini Cibeureum usia 5-6 tahun, banyak anak yang
merupakan salah satu bentuk kurang memahami bahasa sunda. Kosakata
penyelenggaraan pendidikan yang anak masih minim, tingkat kefasihan anak
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah berbicara bahasa sunda masih kurang dan
pertumbuhan dan enam perkembangan yaitu : pembedaan penyebutan huruf vokal eu, e,
perkembangan moral dan agama, dan è. Pada saat istirahat, peneliti
perkembangan fisik, kecerdasan/kognitif, menanyakan kepada anak warna apa ini ?
sosio-emosional, bahasa dan komunikasi, (sambil menunjuk perosotan berwarna biru
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap menggunakan bahasa sunda), anak
perkembangan sesuai kelompok usia yang menggelengkan kepala dan menjawab tidak
dilalui oleh anak usia dini. tahu. Oleh karena itu anak usia dini perlu
Bahasa merupakan hal sangat penting pembiasaan dan bimbingan dari orang
bagi kehidupan, karena tanpa bahasa kita dewasa. Kondisi ideal untuk penguasaan kosa
tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain. kata anak usia dini pada usia 5-6 tahun
Perkembangan bahasa merupakan salah satu adalah mengerti kosakata dasar. Kosakata
aspek yang dapat dikembangkan di PAUD, dasar ini akan memberikan pengetahuan
dengan demikian kemampuan berbahasa untuk bekal anak nanti. Sehingga anak akan
harus diasah dan dikembangkan sejak anak dapat berkomunikasi dengan orang tua,
usia dini. Aspek yang berkaitan dengan masyarakat, teman-temannya menggunakan
perkembangan bahasa lisan anak salah bahasa sunda. Kemudian masalah lain yaitu
satunya adalah kosakata. Menurut Tarigan guru hanya mengenalkan bahasa sunda pada
(2011, hlm. 72) kosakata merupakan saat anak berbaris, yaitu melalui nyanyian,
himpunan kata yang diketahui oleh seseorang sedangkan pada pembelajaran menggunakan
atau merupakan bagian dari suatu bahasa bahasa Indonesia.
tertentu, yang kemungkinan akan digunakan
oleh seseorang untuk menyusun kalimat baru. Tinjauan Pustaka
Bahasa merupakan salah satu ciri khas suatu Menurut Badudu (dalam Dhieni, 2007,
suku, ras atau bangsa. Ciri khas suku Sunda hlm. 1.10) ‘bahasa adalah alat penghubung
yaitu bahasa Sunda. Bahasa sunda atau komunikasi antara anggota masyarakat
merupakan bagian dari budaya sunda. Seiring yang terdiri dari individu-individu yang
berkembangnya zaman, penggunaan bahasa menyatakan pikiran, perasaan dan
sunda sudah mulai terkikis. Orang sunda keinginannya’.
lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia Menurut Stice, Bertrand & Bertrand
daripada menggunakan bahasa sunda, orang (dalam Otto, 2015, hlm.3) ‘bahasa
menganggap bahwa bahasa sunda merupakan membentuk dasar persepsi, komunikasi, dan
bahasa yang rumit dengan segala undak usuk interaksi harian kita. Bahasa merupakan

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 21
suatu sistem simbol yang mengkategorikan, b) Mengenal suara huruf awal dari nama-
mengorganisasi, dan mengklarifikasi pikiran nama benda yang ada disekitarnya
kita’. c) Menyebutkan kelompok gambar yang
Dari beberapa pendapat para ahli diatas memiliki bunyi/huruf awal yang sama
dapat disimpulkan bahwa bahasa alat d) Memahami hubungan antara bunyi dan
komunikasi antar masyarakat untuk bentuk huruf yang sama
menyampaikan pikiran, perasaan dan e) Membaca nama sendiri
keinginannya berupa simbol baik berupa f) Menuliskan nama sendiri
lisan maupun tulisan. g) Memahami arti kata dalam cerita
Tugas-tugas perkembangan bahasa yang Penguasaan kosakata termasuk kedalam
diharapkan dicapai pada lingkup mengungkapkan bahasa yaitu memperkaya
perkembangan bahasa rentang usia 4-6 tahun dan mengucapkan kosakata sehari-hari yang
sesuai dengan Permendikbud Nomor 137 berkaitan dengan lingkungan sekitar.
Tahun 2014 terbagi menjadi 3 bagian utama Dalam Keputusan Gubernur Jawa
yaitu memahami bahasa, mengungkapkan BaratNomor: 423.5/Kep.674-
bahasa, dan keaksaraan. Tingkat pencapaian Disdik/2006TentangStandar Kompetensi dan
perkembangan anak usia 5-6 tahun dalam Kompetensi Dasar serta Panduan Penyusunan
lingkup perkembangan bahasa akan diuraikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata
sebagai berikut. Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda,
1) Menerima Bahasa disebutkan fungsi dan tujuan pengembangan
a) Mengerti beberapa perintah secara bahasa Sunda di Taman Kanak-kanak atau
bersamaan Raudhatul Atfal. Adapun fungsi dan tujuan
b) Mengulang kalimat yang lebih kompleks tersebut antara lain :
c) Memahami aturan dalam suatu permainan 1) Fungsi
d) Senang dan menghargai bacaan Pengembangan kemampuan berbahasa Sunda
2) Mengungkapkan Bahasa bagi anak TK/RA berfungsi sebagai berikut,
a) Menjawab pertanyaan yang lebih yakni:
kompleks a) alat untuk berkomunikasi dengan
b) Menyebutkan kelompok gambar yang lingkungan;
memiliki bunyi yang sama b) alat untuk mengembangkan intelektual
c) Berkomunikasi secara lisan, memiliki anak;
perbendaharaan kata, serta mengenal simbol c) alat untuk mengembangkan ekspresi anak;
simbol untuk persiapan membaca, menulis dan
dan berhitung d) alat untuk menyatakan perasaan dan buah
d) Menyusun kalimat sederhana dalam pikiran kepada
struktur lengkap (pokok kalimat-predikat- orang lain.
keterangan) 2) Tujuan
e) Memiliki lebih banyak kata-kata untuk Pengembangan kemampuan berbahasa Sunda
mengekspresikan ide pada orang lain di TK/RA bertujuan agar:
f) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng a) Anak didik memperoleh pengalaman
yang telah diperdengarkan berbahasa Sunda;
g) Menunjukkan pemahaman konsep- b) Anak didik mampu berkomunikasi dengan
konsep dalam buku cerita menggunakan bahasa Sunda.
3) Keaksaraan c) Anak didik menghargai dan
a) Menyebutkan simbol-simbol huruf yang membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa
dikenal ibu, bahasa daerah, dan bahasa resmi kedua
di Jawa Barat setelah bahasa Indonesia

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 22
Mengembangkan kosakata merupakan menyusun kalimat yang sederhana. Menurut
tugas kedua dari perkembangan berbicara, Tarigan (2011, hlm.2) “kualitas keterampilan
kosakata akan meningkat sejalan dengan berbahasa seseorang bergantung kepada
bertambahnya usia. Menurut Hurlock (1978, kualitas dan kuantitas kosakata yang
hlm. 185-187) Tugas pertama berbicara dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang
adalah : kita miliki, semakin besar pula kemungkinan
Belajar pengucapan, kemudian tugas kita terampil berbahasa”.
kedua dalam belajar berbicara adalah Adapun kosakata bahasa Sunda yang
mengembangkan jumlah kosakata. Anak digunakan pada pembelajaran di Taman
mempelajari dua jenis kosakata yakni
Kanak-kanak diseuaikan dengan tema
kosakata umum dan kosakata ganda
khusus. Peningkatan jumlah kosakata pembelajaran yang sedang dilaksanakan,
tidak hanya karena mempelajari kata- yaitu:
kata baru, tetapi juga mempelajari arti a. Panon poé artinya matahari
baru pada kata-kata lama. Sedangkan b. Béntang artinya bintang
tugas ketiga dalam berbicara adalah c. Katumbiri artinya pelangi
pembentukan kalimat. Pada setiap d. Béntar artinya petir
tingkatan umur, anak memperlihatkan
e. Kayas artinya merah muda
perbedaan individual yang menonjol
dalam pembentukkan kalimat baik f. Bulao artinya biru
mengenai panjang maupun polanya. g. Bungur artinya ungu
Pada waktu anak berusia tahun, kalimat h. Kulawu artinya abu-abu
mereka hampir lengkap, dan setahun Pada dasarnya kegiatan anak tidak
kemudian kalimatnya sudah lengkap terlepas dari aktivitas bermain. Dockett dan
berisi semua unsur kalimat. Fleker dalam Nurani (2013, hlm. 144)
berpendapat bahwa bermain merupakan
Acquiring vocabulary is very important
part of the process of learning a kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain
language. Teachers can help children anak akan memperoleh pengetahuan yang
develop vocabulary by reading to them dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
and by engaging them in such activities as Menurut Mukhtar (2013, hlm. 152) Jika
listening and word games,discussions, dikaitkan dengan pendidikan anak usia dini,
dramatizations, and role playing, and
media pembelajaran brarti segala sesuatu
storrytelling with puppets.(Winsor,2009,
hlm.11). yang dapat dijadikan bahan dan alat untuk
bermain yang membuat anak usia dini
Artinya pemerolehan kosakata adalah memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
bagian yang sangat penting dari proses proses menentukan sikap.
pembelajaran bahasa. Guru dapat membantu Salah satu media yang dapat menarik
anak untuk mengembangkan kosakata perhatian anak dan meningkatkan
dengan membaca dan mengajak mereka penguasaan kosakata bahasa sunda anak usia
dalam beberapa kegiatan diantaranya dini yaitu kartu kata bergambar. Menurut
mendengarkan dan bermain kata, diskusi, Gelfgren (2012, hlm. 1) Anak belajar dengan
dramatisasi dan bermain peran, dan bercerita cara yang berbeda, dan mayoritas
menggunakan boneka. menggunakan cara-cara visual. Kartu kata
“Penguasaan kosakata pada masa kanak- bergambar dapat digunakan untuk subjek
kanak berawal dari kosakata umum kemudian apapun, misalnya melatih pembelajaran
kosakata khusus.” (Hurlock, 1987, hlm.185- bahasa dasar (kosakata dan tata bahasa),
187). Untuk menguasai kosakata, anak harus matematika, biologi, dan geografi. Kartu kata
mampu melafalkan kata dan menyebutkan bergambar mudah digunakan, sangat berguna
makna dari kata tersebut. sehingga dapat untuk guru, dan dapat digunakan disetiap

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 23
tingkatan kelas. Menurut Arsyad (1997, Dilihat dari cara pembuatan dan
hlm.119-121) kartu kata bergambar penggunaannya, media kartu kata bergambar
(flashcard) adalah kartu kecil yang berisi sangat praktis, tidak menggunakan listrik
gambar, teks, atau tanda simbol yang 3) Mudah Diingat
mengingatkan atau menuntun siswa kepada Karateristik media kartu kata bergambar
sesuatu yang berhubungan dengan gambar adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada
itu. Flashcard biasanya berukuran 8 x 12 cm, setiap kartu disajikan. Sajian pendek ini akan
atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya memudahkan siswa untuk mengingat pesan-
kelas yang dihadapi. Kartu abjad dapat pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan
digunakan untuk latihan mengeja lancar. teks cukup memudahkan siswa untuk
Kartu yang berisi gambar-gambar dapat mengenali suatu konsep.
digunakan untuk melatih siswa mengeja dan 4) Menyenangkan
memperkaya kosakata. Kartu-kartu tersebut Media kartu kata bergambar dalam
menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa penggunaannya bisa melalui permainan.
untuk memberikan respons yang diinginkan. Sedangkan kelemahan media kartu kata
Media kartu kata bergambar merupakan bergambar yaitu anak hanya dapat
media visual yang tidak diproyeksikan. mengetahui dan memahami kata dan gambar
Setiap media pembelajaran memiliki yang ada pada media kartu kata bergambar,
kelebihan dan kelemahan. dengan kata lain pengetahuan anak terbatas
Adapun kelebihan media kartu kata pada kartu kata bergambar yang disajikan.
bergambar menurut Susilana dan Cepi (2009, Bagi kebanyakan anak, penggunaan
hlm 95) diantaranya : kartu kata bergambar adalah cara yang
1) Mudah dibawa menyenangkan untuk belajar kosakata baru
Dengan ukuran yang kecil, media kartu dan tata bahasa. Berdasarkan permasalahan
kata bergambar dapat disimpan di tas bahkan tersebut peneliti melaksanakan Penelitian
di saku, sehingga tidak membutuhkan ruang Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
yang luas, dan dapat digunakan di dalam atau penelitian “Penggunaan Media Kartu Kata
di luar kelas. Bergambaruntuk Meningkatkan Penguasaan
2) Praktis Kosakata Bahasa Sunda Anak Usia Dini
pada Kelompok B di TK PGRI Cibeureum”.
Metode Penelitian peneliti di kelas atau di sekolah tempat
Desain penelitian yang digunakan kerjanya, dengan penekanan pada
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). penyempurnaan atau peningkatan proses dan
Menurut Wardhani dan Kuswaya (2009, hasil pembelajaran. Metode penelitian yang
hlm.1.3) Penelitian Tindakan Kelas digunakan dalam penelitian ini adalah
merupakan terjemahan dari Classroom metode yang di ambil dari Kemmis dan Mc.
Action Research, yaitu Action Research yang Taggart dalam Arikunto (2013, hlm.138-140)
dilakukan di kelas. Sedangkan menurut mengembangkan bahwa satu putaran dalam
Arikunto (2013, hlm. 130) penelitian sebuah siklus terdiri dari empat tahap.
tindakan kelas (PTK) merupakan suatu Tindakan yang diterapkan meliputi tahapan
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja sebagai berikut : Tahap 1 : menyusun
dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. rancangan tindakan (perencanaan); Tahap 2 :
Menurut Suhardjono dalam Dimyati (2014, pelaksanaan tindakan; Tahap 3 : pengamatan;
hlm. 119) pengertian tindakan kelas yaitu Tahap 4 : refleksi atau pantulan. Subjek
penelitian yang dilaksanakan oleh guru, dalam penelitian ini yaitu anak usia dini
bekerja sama dengan peneliti atau dilakukan kelompok B2 TK PGRI Cibeureum
oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai berjumlah 10 anak, yang terdiri dari 5 anak

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 24
laki-laki dan 5 anak perempuan. Selain anak, dan pelaksanaan siklus III pada tanggal 2 Mei
subjek dalam penelitian ini adalah guru dan 2017 tema gejala alam sub tema Petir
kepala sekolah TK PGRI Cibeureum. (Béntar). Penelitian ini menggunakan media
Instrumen yang digunakan dalam penelitian kartu kata bergambar untuk meningkatkan
ini yaitu lembar observasi dan dokumentasi. penguasaan kosakata bahasa Sunda anak usia
Lembar observasi yang digunakan yaitu dini kelompok B di TK PGRI Cibeureum.
lembar observasi kemampuan guru dalam 1. Kemampuan Guru dalam Merencanakan
merencanakan pembelajaran, kemampuan Pembelajaran
guru dalam proses pembelajaran, lembar Kemampuan guru dalam merencanakan
observasi kemampuan guru dalam pembelajaran pada Penelitian Tindakan Kelas
penggunaan media kartu kata bergambar, dan (PTK) ini dituangkan dalam tiga buah
lembar observasi penguasaan kosakata Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
bahasa Sunda anak usia dini. Sebelum ke (RPPH). Pada tiga siklus tindakan,
lapangan mengambil data, instrumen yang peningkatan kemampuan guru dalam
telah di buat di validsi terlebih dahulu oleh merencanakan pembelajaran adalah : pada
para ahli. Dalam Apriliani (2016, hlm.42) siklus I jumlah skor yang diperoleh guru
teknik analisis data pada penelitian tindakan dalam membuat merencanakan pembelajaran
kelas adalah : adalah 11,55 dengan persentase 72,18%
1. Teknik Codingdan labelling, adalah (belum mencapai indikator keberhasilan yang
penetapan atau pengelompokkan jenis kinerja telah ditentukan). Kelemahan pada
yang diobservasi dan direfleksi pada setipa perencanaan pembelajaram siklus I adalah
siklus tindakan. pengembangan tema/sub tema dan penentuan
2. Teknik Triangulasi, teknik pengolahan metode yang dipilih kurang tepat sehingga
data yang bersifat menggabungkan dari berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
berbagai sumber yang telah ada. Pada siklus II kekurangan pada perencanaan
3. Teknik Saturasi (kejenuhan), teknik ini pembelajaran tersebut dapat diatasi oleh guru
digunakan dengan alasan keterbatasan waktu sehingga mengalami peningkatan sebesar
yang dimiliki peneliti. Teknik ini memastikan 0,78 dengan persentase 4,88% menjadi 12,33
bahwa tindakan dan hasil perbaikan dengan persentase 77,06%. Kelemahan pada
ditetapkan dengan batas optimal siklus II yaitu menentukan dan merencanakan
keberhasilan. format penilaian proses pembelajaran. Pada
4. Common Sense, adalah cara mengetahui siklus III kekurangan tersebut dapat diatasi
berdasarkan pengalaman sehari-hari. Teknik oleh guru sehingga mengalami peningkatan
ini dilakukan dengan cara meminta komentar sebesar 1,53 dengan persentase 9,56 %,
kepada orang lain yang lebih dianggap menjadi 13,86 dengan persentase 86,62%.
paham dan lebih mengerti tentang Nampak bahwa peningkatan kinerja dengan
permasalahan yang akan dihadapi dalam gain (rentang) tertinggi adalah siklus II ke
penelitian. siklus III mengalami peningkatan sebesar
1,53 dengan persentase 9,56%. Hal ini terjadi
Hasil dan Pembahasan karena pada siklus III upaya guru dalam
Penelitian tindakan kelas yang telah memperbaiki Rencana Pelaksanaan
dilakukan peneliti terdiri dari tiga siklus. Pembelajaran Harian dilakukan dengan
Pelaksanaan siklus I berlangsung pada optimal.
tanggal 27 April 2017 tema benda langit sub 2. Kemampuan Guru dalam Proses
tema Matahari (Panon Poé), pelaksanaan Pembelajaran
siklus II pada tanggal 29 April 2017 tema Kemampuan guru dalam proses
gejala alam sub tema Pelangi (Katumbiri) pembelajaran dengan menggunakan media

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 25
kartu kata bergambar dapat meningkatkan siklus II. Pada siklus II kelemahan-
aktivitas siswa dalam pembelajaran, dimana kelemahan guru dalam menggunakan kartu
guru bertindak sebagai fasilitator dan kata bergambar diperbaiki dan mengalami
motivator. Kemampuan peneliti dalam peningkatan sebesar 11 dengan persentase
melaksakan kegiatan pembelajaran pada 18,33% menjadi 45 dengan persentase 75%.
siklus I mencapai 7,55 dengan persentase Pada siklus II terdapat beberapa kelemahan
62,91%. Ada beberapa aspek yang harus diantaranya : Guru kurang melibatkan anak
diperbaiki yaitu : a. Pada saat pembahasan dalam menyebutkan gambar pada media
tema, usahakan dari tema ke sub tema; b. kartu kata bergambar.Pada siklus III
Penyampaian materi masih kaku dan kelemahan-kelemahan tersebut diperbaiki
perhatikan pengelolaan kelas, usahakan dan mengalami peningkatan sebesar 9 dengan
semua anak ikut aktif dalam kegiatan, persentase 15% menjadi 90%. Nampak
sehingga tidak ada anak yang asyik main bahwa peningkatan kemampuan
sendiri; c. Media gambar besar didepan kelas menggunakan media kartu kata bergambar
tetap harus dibuat, untuk pembahasan tema dengan gain (rentang) tertinggi adalah siklus
dan untuk pemusatan fokus anak; d. Pada I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar
penggunaan media kartu kata bergambar, 11 dengan persentase 18,33%.
guru kurang memberikan keleluasaan kepada 3. Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak
anak; d. Guru kurang memberikan penguatan Usia Dini
kepada anak. Pada siklus II kelemahan- Penguasaan kosakata bahasa Sunda anak
kelemahan peneliti dalam pelaksanaan usia dini dari kondisi awal sampai siklus III
diperbaiki, kemampuan melaksanakan mengalami peningkatan. Pada aspek mampu
kegiatan mengalami peningkatan sebesar menyebutkan nama benda/gambar yang
1,065 dengan persentase 8,89%, menjadi diperlihatkan guru pada indikator kata benda
8,615 dengan persentase 71,80%. Pada siklus (kosakata umum), Kriteria BB (Belum
II masih terdapat beberapa kelemahan yaitu : Berkembang) pada kondisi awal sebesar 10%
a. Dalam pembelajaran guru langsung (1 anak), sedangkan pada siklus I sampai III
menerangkan pada tema hari ini, guru tidak tidak ada satupun kriteria BB (Belum
bertanya kegiatan yang telah anak lakukan Berkembang). Kriteria MB (Mulai
pada hari sebelumnya (apersepsi); b. Pada Berkembang) pada kondisi awal sebesar 40%
saat kegiatan berlangsung, guru tidak (4 anak), siklus I sebesar 30% (3 anak),
melakukan penilaian. Pada siklus III siklus II dan siklus III tidak ada satupun
kelemahan-kelemahan peneliti di siklus II kriteria MB (Mulai Berkembang). Kriteria
diperbaiki, kemampuan melaksanakan BSH (Berkembang Sesuai Harapan) pada
kegiatan pembelajaran mengalami kondisi awal sebesar 50% (5 anak), siklus I
peningkatan sebesar 1,06 dengan persentase sebesar 50% (5 anak), siklus II sebesar 80%
8,82%, menjadi 9,675 dengan persentase (8 orang anak), dan siklus III tidak satupun
80,62%. Nampak bahwa peningkatan dalam kriteria BSH (Berkembang Sesuai
kemampuan melaksanakan pembelajaran Harapan). Kriteria BSB (Berkembang Sesuai
dengan gain (rentang) tertinggi adalah siklus Harapan) pada kondisi awal tidak satupun
I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar mencapai kriteria tersebut, sedangkan pada
1,065 dengan persentase 8,89%. siklus I dan siklus 2 sebesar 20% (2 anak),
Sedangkan dalam kemampuan guru dan siklus III sebesar 100% (10 anak). Dari
dalam penggunaan media kartu kata data tersebut penguasaan kosakata bahasa
bergambar pada siklus I sebesar 34 dengan Sunda dalam aspek mampu menyebutkan
persentase 56,67%. Terdapat banyak nama benda/gambar yang diperlihatkan guru
kekurangan dan masih perlu diperbaiki pada pada indikator kata benda (kosakata umum)

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 26
mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat kosakata benda (kosakata umum), kriteria BB
dari perubahan kriteria, dari BB (Belum (Belum Berkembang) pada kondisi awal
Berkembang) menjadi MB (Mulai sebesar 30% (3 anak), sedangkan pada siklus
Berkembang), dari MB (Mulai Berkembang) I sampai III tidak ada satupun kriteria BB
menjadi BSH (Berkembang Sesuai Harapan), (Belum Berkembang). Kriteria MB (Mulai
dan dari BSH(Berkembang Sesuai Harapan) Berkembang) pada kondisi awal sebesar 20%
menjadi BSB (Berkembang Sesuai (2 anak), siklus I sebesar 50% (5 anak),
Harapan), sehingga pada siklus III semua siklus II dan siklus III tidak ada satupun
anak sudah mencapai kriteria BSB kriteria MB (Mulai Berkembang). Kriteria
(Berkembang Sesuai Harapan). BSH (Berkembang Sesuai Harapan) pada
Pada aspek mampu menyebutkan nama kondisi awal sebesar 50% (5 anak), siklus I
benda/gambar yang diperlihatkan guru pada sebesar 50% (5 anak), siklus II sebesar 60%
indikator kata benda (kosakata umum), (6 orang anak), dan siklus III sebesar 80% (8
Kriteria BB (Belum Berkembang) pada anak). Kriteria BSB (Berkembang Sesuai
kondisi awal sebesar 20% (2 anak), Harapan) pada kondisi awal tidak satupun
sedangkan pada siklus I sampai III tidak ada mencapai kriteria tersebut, siklus I sebesar
satupun kriteria BB (Belum Berkembang). 20% (2 anak), siklus 2 sebesar 40% (4 anak),
Kriteria MB (Mulai Berkembang) pada dan siklus III sebesar 20% (2 anak). Dari data
kondisi awal sebesar 40% (4 anak), siklus I tersebut penguasaan kosakata bahasa Sunda
sebesar 30% (3 anak), siklus II sebesar 10% dalam aspek mampu menyebutkan nama
(1 anak) dan siklus III tidak ada satupun benda/gambar yang diperlihatkan guru pada
kriteria MB (Mulai Berkembang). Kriteria indikator kata benda (kosakata umum)
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) pada mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat
kondisi awal sebesar 40% (4 anak), siklus I dari perubahan kriteria, dari BB (Belum
sebesar 70% (7 anak), siklus II sebesar 70% Berkembang) menjadi MB (Mulai
(7 orang anak), dan siklus III sebesar 30% (3 Berkembang), dari MB (Mulai Berkembang)
anak). Kriteria BSB (Berkembang Sesuai menjadi BSH (Berkembang Sesuai Harapan)
Harapan) pada kondisi awal dan siklus I tidak , dan dari BSH (Berkembang Sesuai
satupun mencapai kriteria tersebut, siklus 2 Harapan) menjadi BSB (Berkembang Sesuai
sebesar 20% (2 anak), dan siklus III sebesar Harapan), sehingga pada siklus III semua
70% (7 anak). Dari data tersebut penguasaan anak sudah mencapai kriteria BSH
kosakata bahasa Sunda dalam aspek mampu (Berkembang Sesuai Harapan) dan BSB
menyebutkan nama benda/gambar yang (Berkembang Sesuai Harapan).
diperlihatkan guru pada indikator kata benda Pada aspek mampu menyebutkan
(kosakata umum) mengalami peningkatan. kembali kata-kata yang baru dikenal
Hal tersebut terlihat dari perubahan kriteria, indikator kosakata warna (kosakata khusus),
dari BB (Belum Berkembang) menjadi MB Kriteria BB (Belum Berkembang) pada
(Mulai Berkembang), dari MB (Mulai kondisi awal sebesar 30% (3 anak),
Berkembang) menjadi BSH (Berkembang sedangkan pada siklus I sampai III tidak ada
Sesuai Harapan) , dan dari BSH satupun kriteria BB (Belum Berkembang).
(Berkembang Sesuai Harapan) menjadi BSB Kriteria MB (Mulai Berkembang) pada
(Berkembang Sesuai Harapan), sehingga kondisi awal sebesar 20% (2 anak), siklus I
pada siklus III semua anak sudah mencapai sebesar 50% (5 anak), siklus II dan siklus III
kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan) tidak ada satupun kriteria MB (Mulai
dan BSB (Berkembang Sesuai Harapan). Berkembang). Kriteria BSH (Berkembang
Pada aspek mampu menyebutkan kembali Sesuai Harapan) pada kondisi awal sebesar
kata-kata yang baru dikenal indikator 50% (5 anak), siklus I sebesar 50% (5 anak),

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 27
siklus II sebesar 40% (4 orang anak), dan bahasa Sunda anak usia dini pada kelompok
siklus III sebesar 80% (8 anak). Kriteria BSB B di TK PGRI Cibeureum.
(Berkembang Sesuai Harapan) pada kondisi 3. Penguasaan kosakata bahasa Sunda anak
awal tidak satupun mencapai kriteria usia dini pada kelompok B di TK PGRI
tersebut, siklus I sebesar 20% (2 anak), siklus Cibeureum melalui media kartu kata
2 sebesar 60% (6 anak), dan siklus III sebesar bergambar mengalami peningkatan.Hal
20% (2 anak). Dari data tersebut penguasaan tersebut ditunjukkan oleh kriteria
kosakata bahasa Sunda dalam aspek mampu keberhasilan yang telah dicapai oleh anak,
menyebutkan nama benda/gambar yang sebanyak 60% sudah mencapai BSB
diperlihatkan guru pada indikator kata benda (Berkembang Sangat Baik).
(kosakata umum) mengalami peningkatan.
Hal tersebut terlihat dari perubahan kriteria, Saran
dari BB (Belum Berkembang) menjadi MB Dalam rangka meningkatkan kualitas
(Mulai Berkembang), dari MB (Mulai pembelajaran penguasaan kosakata bahasa
Berkembang) menjadi BSH (Berkembang Sunda anak usia dini, peneliti menyampaikan
Sesuai Harapan) , dan dari BSH beberapa rekomendasi sebagai berikut.
(Berkembang Sesuai Harapan) menjadi BSB 1. Dalam melaksanakan pembelajaran
(Berkembang Sesuai Harapan), sehingga penguasaan kosakata bahasa sunda anak usia
pada siklus III semua anak sudah mencapai dini, selain menggunakan kartu kata
kriteria BSH (Berkembang Sesuai Harapan) bergambar hendaknya guru memilih
dan BSB (Berkembang Sesuai Harapan). permainan yang beragam menggunakan
media kartu kata bergambar, misalnya
Simpulan permainan mencari kartu, tebak kartu dan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lain-lain.
lapangan tentang “Penggunaan Media Kartu 2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
Kata Bergambar untuk Meningkatkan dengan penelitian penguasaan kosakata
Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak bahasa Sunda anak usia dini sebaiknya
Usia Dini pada Kelompok B di TK PGRI mencoba kosakata yang lain atau dengan
Cibeureum”, dapat diperoleh kesimpulan permainan yang lain yang lebih beragam.
sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran melalui media Daftar Pustaka
kartu kata bergambar untuk meningkatkan Annisa, R. (2015). Meningkatkan Kosakata
kosakata bahasa Sunda anak usia dini pada Bahasa Sunda dengan Model
kelompok B di TK PGRI Cibeureum, dengan Pembelajaran Multisensori melalui
memperhatikan petunjuk Penelitian Tindakan Permainan Tradisional : Antologi UPI .
Hlm.6.
Kelas yang diberlakukan dan refleksi dari
Apriliani, Sindi. (2016). Penggunaan Strategi
setiap siklus pembelajaran dapat Membuat Gambar untuk Meningkatkan
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Sunda anak usia dini pada kelompok B di TK pada Materi Perbandingan. (Skripsi,
PGRI Cibeureum. Universitas Pendidikan Indonesia
2. Proses pembelajaran dengan Kampus Tasikmalaya, 2016, tidak
menggunakan media kartu kata bergambar diterbitkan).
Arikunto, Suharsimi.(2013). Prosedur
untuk meningkatkan penguasaan kosakata Penelitian : Suatu Pendekatan. Edisi
bahasa Sunda anak usia dini ternyata dapat Revisi 2010. Bandung : Rineka Cipta.
meningkatkan kemampuan guru dalam Arsyad, Azhar. (1997). Media Pembelajaran.
kegiatan belajar mengajar tentang kosakata Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 28
Dhienie, Nurbiana dkk. (2007). Metode
Pengembangan Bahasa. Jakarta. :
Universitas Terbuka.
Dimyati, Johni. (2013). Metodologi
Penelitian Pendidikan & Aplikasinya
pada Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Jakarta : Kencana Prenada
Media Grup.
Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. (2007). Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran dan Sastra Bahasa
Sunda. Bandung : Dinas Pendidikan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Gelfgren, Veronica. (2012). Fun With
Flashcard (150+ ideas for using
flashcards in the classroom). Swedish :
Learnmore Projects.
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan
Anak Jilid I.(Child Development).
Jakarta : Erlangga.
Latif, Mukhtar, dkk. (2013). Orientasi Baru
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Mansur. (2005). Pendidikan Usia Dini dalam
Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nurani Sujiono, Yuliani. (2013). Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta : PT Indeks.
Permendikbud Nomor 137 tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Susilana, Rudi, dan Cepi. (2009). Media
Pembelajaran. Bandung : CV
WACANA PRIMA.
Tarigan, Hendri. (2011). Pengajaran Kosa
Kata. Bandung : Angkasa.
Wardhani, IGAK, dan
Kuswaya.(2009).Penelitian Tindakan
kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 20-29 Page 29

You might also like