Email: No. HP: 0878 7999 4725: FARMASAINS Vol. Xx. No. XX, Bulan Tahun

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

FARMASAINS Vol. xx. No.

xx, bulan tahun

EVALUASI EFEKTIVITAS DAN KEAMANAN PENGGUNAAN OBAT ANESTESI UMUM DI RSUD


KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

EVALUATION OF THE EFFECTIVENESS AND SAFETY OF THE GENERAL ANESTHESIA


DRUGS USE AT KAJEN REGIONAL HOSPITAL, PEKALONGAN REGENCY

Fitria Rahma Prastiwi, Yulian Wahyu Permadi, Ainun Muthoharoh, St. Rahmatullah

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan


Jl. Raya Ambokembang No. 8 – Pekalongan
Email : [email protected]
No. Hp : 0878 7999 4725

Submitted : ………… Reviewed : ………… Accepted : …………

ABSTRACT
Anesthesia has been given to more than 75 million surgical patients in the world
every year. The ideal anesthesia has a quiet and fast effect and allow for a faster
recovery time. The anesthetic drug used must also have broad safety restrictions
and not cause dangerous effects. Each month an average of 140 patients
underwent surgery with general anesthesia at Kajen General Hospital for the
period of 2019. Evaluation of the use of general anesthesia aimed to determine
the effectiveness based on the onset and recovery time and safety based on the
incidence of cardiovascular side effects. This research was an observational non-
experimental study by observing cases of elective surgery. The data collection
was retrospective and medical record sampling using probability sampling with
systematic random sampling technique. Data analysis used univariate analysis
with a computer program, namely SPSS. Samples were taken as many as 98
samples. The results showed that the most induction of anesthesia using fentanyl
induction with a percentage of 69.4%. Effectiveness based on 100% effective
onset and recovery time of 10 to 15 minutes. There were patients who
experienced side effects of hypertension with a percentage of 7.1% who received
fentanyl induction with propofol. Suggestions for future researchers, they can
study elective surgery patients with general anesthesia and the use of more
specific drugs.
Keywords : General anesthetics, effectiveness, safety, fentanyl, propofol

ABSTRAK
Anestesi telah diberikan lebih dari 75 juta pasien operasi di dunia setiap tahun.
Anestesi ideal menimbulkan efek tenang dan cepat serta memungkinkan waktu
pemulihan lebih cepat. Obat anestesi yang digunakan juga harus mempunyai
batasan keamanan yang luas dan tidak menimbulkan dampak yang berbahaya.
Setiap bulan rata-rata berjumlah 140 pasien yang menjalani pembedahan
dengan anestesi umum di RSUD Kajen periode tahun 2019. Evaluasi
penggunaan anestesi umum bertujuan untuk mengetahui efektivitas berdasarkan
onset dan waktu pemulihan serta keamanan berdasarkan kejadian efek samping
kardiovaskuler. Penelitian ini adalah penelitian observasional non eksperimental
dengan cara mengamati kasus-kasus operasi elektif, pengambilan data secara
retrospektif serta pengambilan sampel rekam medis menggunakan probability
sampling dengan teknik sistematic random sampling. Analisis data
menggunakan analisis univariate dengan program komputer yaitu SPSS. Sampel
diambil sebanyak 98 sampel. Hasil penelitian yang didapatkan, induksi anestesi
terbanyak menggunakan induksi fentanyl dengan persentase 69,4%. Efektivitas
berdasarkan onset 100% efektif dan waktu pemulihan 10 sampai 15 menit.
Terdapat pasien yang mengalami kejadian efek samping hipertensi dengan
persentase 7,1% yang menerima induksi fentanyl dengan propofol. Saran bagi

1
Sebagian Judul …… (Author)

peneliti selanjutnya, dapat meneliti pasien bedah elektif dengan anestesi umum
dan penggunaan obat yang lebih spesifik lagi.
Kata Kunci : Anestesi umum, efektivitas, keamanan, fentanyl, propofol

PENDAHULUAN setiap bulan rata-rata berjumlah 140 pasien yang


Anestesi merupakan suatu perlakuan menjalani pembedahan dengan anestesi umum
untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak baik dengan teknik inhalasi, intravena maupun
sadar yang bersifat hanya sementara, pemberian imbang.
anestesi ini bertujuan untuk menghilangkan rasa Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik
nyeri saat pembedahan. Anestesi telah diberikan untuk melakukan penelitian tentang Evaluasi
pada lebih dari 75 juta pasien operasi di dunia Efektivitas dan Keamanan Penggunaan Anestesi
setiap tahunnya (Apfel et al., 2004). Anestesi Umum. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
umum merupakan teknik anestesi yang paling Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan.
sering digunakan dibandingkan dengan teknik Alasan pemilihan tempat penelitian di rumah
anestesi lain. Terdapat 70-80 % kasus sakit tersebut adalah pengurusan perijinan yang
pembedahan memerlukan tindakan anestesi mudah dan jelas serta merupakan rumah sakit
umum. Anestesi umum adalah keadaan tidak rujukan di daerah Kabupaten Pekalongan.
sadar tanpa nyeri yang reversible akibat
pemberian obat-obatan, serta menghilangkan METODE PENELITIAN
rasa sakit seluruh tubuh secara sentral. Yang Penelitian dilakukan di RSUD Kajen
harus diperhatikan pada tindakan anestesi umum Kabupaten Pekalongan. Jenis penelitian yang
yaitu keamanan serta keselamatan pasien. digunakan yaitu secara observasional non-
Faktor penyebabnya adalah kestabilan dinamika eksperimental dengan cara mengamati operasi
dari aliran darah selama tindakan anestesi elektif yang sebelumnya dilakukan anestesi
dilakukan (Hug et al, 1993 dalam Lestari dan umum pada periode Januari-Desember 2019.
Nurcahyo, 2010). Pengambilan data menggunakan metode
Menurut Gan (2006) PONV (Post retrospektif dan dianalisis secara deskriptif,
Operative Nausea and Vomiting atau biasa dimana pengambilan data yang akan diteliti yaitu
disebut dengan mual dan muntah pasca operasi) pada masa lampau. Cara pengambilan sampel
merupakan salah satu efek samping yang kerap menggunakan sistematik random sampling (acak
terjadi pasca tindakan anestesi umum, dapat sistematik) adalah suatu teknik pengambilan
terjadi pada 24 jam pertama pasca operasi dan sampel dengan acak secara sistematik, yaitu
sebanyak 30-70% pada pasien rawat inap pengambilan sampel dengan cara sampel
mengalami mual dan muntah pasca operasi. diambil secara terurai rata dari setiap bulannya
Menurut Smith, Eric, dan Benjamin (2012) (Riyanto, 2015).
terdapat sebanyak 30% dari 100 juta lebih pasien
operasi di seluruh dunia mengalami mual dan HASIL DAN PEMBAHASAN
muntah pasca operasi. Penelitian yang dilakukan Pada saat penelitian, terdapat sebanyak
oleh Zainumi (2009) menghasilkan sebanyak 4.634 rekam medik yang menjalani
40% atau setara dengan 20 orang mengalami pembedahan. Setelah dilakukan perhitungan
mual dan muntah pasca anestesi umum. untuk pengambilan sampel rekam medik dengan
Teknik anestesi umum terbagi menjadi 3 menggunakan rumus Slovin, didapatkan hasil 98
yaitu teknik anestesi umum intravena, anestesi sampel rekam medik yang termasuk dalam
umum inhalasi serta anestesi umum imbang. kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria
Pemberian anestesi umum dengan teknik eksklusi pada penelitian ini mencakup rekam
intravena, inhalasi maupun dengan teknik medik yang memuat data pembedahan elektif
imbang memiliki risiko komplikasi pada pasien. dengan anestesi umum yang meninggal pasca
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan pembedahan, rekam medik yang memuat data
oleh Lewar (2010) mengungkapkan bahwa pada pembedahan elektif dengan anestesi umum yang
anestesi inhalasi sevofluran memberikan pindah ke rumah sakit lain serta data rekam
pengaruh terhadap perubahan frekuensi nadi, medik yang tidak lengkap (tidak ada nomor
baik dan stabil selama pembedahan. rekam medik, tidak ada data karakteristik pasien
Hasil survei data pasien bedah dengan serta tidak tertulis tekanan darah sebelum dan
anestesi umum dari Rumah Sakit Umum Daerah sesudah pembedahan, nadi dan saturasi). Data
Kajen Kabupaten Pekalongan pada tahun 2019 karakteristik pasien yang dimaksud meliputi jenis
2
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, bulan tahun

kelamin, umur, penggunaan obat serta jenis 2. Usia


operasi yang dilakukan. Usia merupakan satuan waktu yang
Karakteristik Pasien Bedah Elektif Anestesi mengukur waktu keberadaan suatu
Umum makhluk, baik yang hidup maupun yang mati
1. Jenis Kelamin (Depkes RI, 2009). Usia terbagi menjadi 3
Jenis kelamin digunakan untuk bagian yaitu usia remaja (12-25 tahun), usia
mengetahui adanya perbedaan persentase dewasa (26-45 tahun), dan usia lansia (46-
antara laki-laki dengan perempuan. 65 tahun).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pasien Bedah Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pasien Bedah
Elektif dengan Anestesi Umum di Instalasi Elektif dengan Anestesi Umum di Instalasi
Bedah Sentral RSUD Kajen Periode Bedah Sentral RSUD Kajen Periode
Januari – Desember 2019 Berdasarkan Januari – Desember 2019 Berdasarkan Usia
Jenis Kelamin. Usia Jumlah Persentase
Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pasien (%)
(%) Remaja (12-25 23 23,5
Laki-laki 42 42,9 tahun)
Perempuan 56 57,1 Dewasa (26-45 49 50
tahun)
Total 98 100 Lansia (46-65 26 26,5
(Sumber : Data diolah, 2020) tahun)
Persentase pada Tabel 1 menunjukkan Total 98 100
jumlah 98 data rekam medik pasien yang (Sumber : Data diolah, 2020)
menjalani pembedahan elektif dengan
anestesi umum di Instalasi Bedah Sentral Persentase hasil penelitian pada Tabel
RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Hasil 2 berdasarkan penggolongan frekuensi usia
penelitian yang dilakukan dari sampel pasien di Instalasi Bedah Sentral RSUD
sebanyak 98 yang terdiri dari 42,9% laki-laki Kajen Kabupaten Pekalongan menunjukkan
dan sisanya 57,1% adalah perempuan. bahwa pasien yang lebih banyak menjalani
Sedangkan pada penelitian Kurniawati, et al pembedahan elektif dengan anestesi umum
(2010) sampel yang diteliti sebanyak 84 yaitu dewasa antara 26-45 tahun dengan
terdiri dari 41,38% laki-laki dan sisanya jumlah pasien sebanyak 50% dan paling
56,62% perempuan. Hal ini menunjukkan sedikit pada remaja antara 12-25 tahun yaitu
hasil yang sama dengan penelitian 23,5%. Pada usia remaja lebih cenderung
sebelumnya yaitu perempuan lebih banyak melakukan pembedahan limfadenopati serta
menjalani pembedahan elektif dengan abses, sedangkan pada usia dewasa dan
anestesi umum dibandingkan dengan laki- lansia lebih cenderung melakukan
laki. pembedahan tumor dan STT (Soft Tissue
Pembedahan yang dilakukan pada laki- Tumor).
laki lebih cenderung melakukan Komposisi tubuh akan berubah dengan
pembedahan pengangatan tumor, STT (Soft berjalannya usia, dimana hal ini akan
Tissue Tumor), abses serta limfadenopati. mempengaruhi farmakologi dari obat
Sedangkan pada perempuan, pembedahan anestesi. Kelarutan dari obat anestesi
yang dilakukan lebih cenderung melakukan berbeda pada setiap individu, diantaranya
pembedahan BO (Blighted Ovum), TMD jaringan yang juga dipengaruhi oleh suhu
(Tumor Mamae Dextra), TMS (Tumor tubuh, komposisi darah dan jaringan
Mamae Sinistra), death conceptus serta AB predisposisi genetik serta pengaruh fisiologi
in comp. lain yang belum diketahui (Vermeulen et al.,
Jenis kelamin mempunyai pengaruh 2002).
terhadap farmakokinetik serta Perbedaan usia antar sampel
farmakodinamik suatu obat. Hal tersebut sebagaimana terlihat pada Tabel 2
berhubungan dengan hormonal, komposisi menyebabkan perbedaan pula dalam
obat, cairan dan lemak tubuh serta pembeda kelarutan obat anestesi, sehingga dengan
yang lain. Namun, belum ada prosedur atau konsentrasi obat anestesi yang sama belum
anjuran yang membedakan pemberian tentu menyebabkan kedalaman anestesi
obat-obatan, termasuk obat anestesi pada yang sama pada setiap pasien.
jenis kelamin yang berbeda (Ciccone &
Holdcroft, 1999).

3
Sebagian Judul …… (Author)

3. Penggunaan Obat 26,6%. Penggunaan kombinasi obat tersebut


Penggunaan obat anestesi umum memiliki beberapa keuntungan antara lain
digunakan 3 jenis obat yaitu fentanyl, propofol, dapat menjaga stabilitas hemodinamik
serta kombinasi fentanyl dengan propofol. selama operasi serta dapat mencapai
Teknik yang digunakan dalam anestesi umum anestesi yang imbang (Simanjutak, 2013).
di RSUD Kajen ini adalah teknik anestesi Pemilihan obat-obat tersebut didasarkan atas
umum intravena. aspek keamanan, efek samping yang lebih
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pasien Bedah rendah dari masing-masing obat, onset of
Elektif dengan Anestesi Umum di Instalasi action yang cepat pada induksi anestesi,
Bedah Sentral RSUD Kajen Periode pemulihan yang cepat dan biaya yang lebih
Januari – Desember 2019 Berdasarkan ekonomis serta memiliki sifat-sifat yang
Penggunaan Obat. menguntungkan dari masing-masing obat.
Obat Jumlah Persentase 4. Jenis Operasi
Pasien (%) Distribusi jenis operasi yang
Fentanyl 68 69,4 dijalankan oleh pasien bedah elektif dengan
Fentanyl & 26 26,5 anestesi umum di RSUD Kajen dapat dilihat
Propofol pada Tabel 4 yang terbagi menjadi 6 jenis
Propofol 4 4,1 yaitu tumor, limfadenopati, STT, abses, BO
Total 98 100 dan lain-lain.
(Sumber: Data diolah, 2020) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pasien Bedah
Berdasarkan Tabel 3 jenis induksi yang Elektif dengan Anestesi Umum di Instalasi
banyak digunakan di RSUD Kajen Kabupaten Bedah Sentral RSUD Kajen Periode
Pekalongan adalah induksi anestesi fentanyl Januari – Desember 2019 Berdasarkan Jenis
dengan persentase 69,4%. Fentanyl Operasi.
digunakan untuk adjuvan dalam induksi Jenis Operasi Jumlah Persentase
anestesi karena onset cepat, lama kerja yang Pasien (%)
Tumor 20 20,4
singkat, memilik efek analgesia, serta
Limfadenopati 10 10,2
stabilitas kardiovaskuler (Guler et al., 2010). STT 10 10,2
Penggunaan fentanyl lebih cenderung Abses 4 4,1
digunakan untuk jenis pembedahan tumor, BO 12 12,2
limfadenopati, STT (Soft Tissue Tumor), serta Lain-lain 42 42,9
BO (Blighted Ovum). Selain itu penggunaan Total 98 100
fentanyl kombinasi propofol lebih cenderung (Sumber: Data diolah, 2020)
digunakan untuk jenis pembedahan tumor dan Berdasarkan Tabel 4 jenis operasi
limfadenopati. Untuk penggunaan propofol yang banyak dilakukan di Instalasi Bedah
cenderung digunakan pada jenis Sentral RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
pembedahan BO (Blighted ovum), ulkus DM adalah jenis operasi tumor dengan persentase
manus, gangliont wrist join sinistra serta 20,4%. Jenis operasi merupakan klasifikasi
ingrowing toe nail. tindakan medis bedah berdasarkan waktu,
Fentanyl merupakan salah satu obat jenis anestesi dan resiko yang dialami,
golongan opioid yang juga memiliki efek meliputi operasi kecil, sedang, besar dan
anelgesik poten dan dapat digunakan sebagai khusus dilihat dari durasi operasi. Dalam
anestesi imbang untuk melindungi terhadap penelitian ini termasuk dalam operasi sedang
nyeri, mengurangi respon somatik dan dengan durasi waktu 1-2 jam (Baradero,
autonom, menjaga stabilitas hemodinamik 2008).
serta mengurangi depresi pernafasan (Bajwa 5. Rute Pemberian Anestesi Umum
et al., 2010). Selain fentanyl, jenis induksi lain Distribusi frekuensi berdasarkan rute
yang digunakan adalah propofol. Propofol pemberian anestesi umum yang dilakuakn
merupakan salah satu obat anestesi intravena oleh pasien bedah elektif dengan anestesi
yang memiliki mula kerja dan lama kerja yang umum di RSUD Kajen dapat dilihat pada
relatif lebih singkat dan juga memiliki efek Tabel 5
antiemetik sehingga dianggap menjadi Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pasien Bedah
anestesi yang ideal serta baik utuk induksi Elektif dengan Anestesi Umum di Instalasi
anestesi atau pemeliharaan (Shireen et al., Bedah Sentral RSUD Kajen Periode
2013). Januari – Desember 2019 Berdasarkan Rute
Selain itu, digunakan juga kombinasi Pemberian.
fentanyl dengan propofol dengan persentase
4
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, bulan tahun

setelah injeksi. Propofol cepat di metabolisme


Rute Jumlah Persentase di hati, senyawa-senyawa larut air yang
Pemberian Pasien (%) terbentuk inaktif dan diekskresikan melalui
Intravena 98 100 ginjal. Sedangkan pada fentanyl memiliki nilai
Total 98 100 standar onset aksi sekitar 5 menit. Fentanyl
dapat diabsorbsi baik setelah pemberian
(Sumber: Data diolah, 2020)
intravena. Fentanyl bersifat lebih larut dalam
Berdasarkan Tabel 5, rute pemberian
lemak.
anestesi umum yang dilakukan di Instalasi
Selain dapat dilihat dari onset, efektivitas
Bedah Sentral RSUD Kajen adalah
anestesi umum dapat juga dilihat dari waktu
seluruhnya dengan cara intravena dengan
pemulihan. Waktu pemulihan atau waktu pulih
persentase 100%. Rute pemberian pada
sadar merupakan proses pasien bangun dari
anestesi umum dapat dilakukan secara
efek obat anestesi setelah proses
intravena ataupun inhalasi. Pada rute
pembedahan dilakukan. Lamanya waktu yang
pemberian intravena dilakukan dengan jalan
dihabiskan pasien di recovery room
menyuntikkan obat anestesi parenteral
tergantung berbagai faktor termasuk durasi
langsung ke dalam pembuluh darah vena.
dan jenis pembedahan, teknik anestesi, jenis
Sedangkan pada rute pemberian inhalasi
obat dan dosis yang diberikan dan kondisi
dilakukan dengan jalan memberikan
umum pasien. Pasien berada di ruang
kombinasi obat anestesi inhalasi yang berupa
pemulihan sekitar 30 menit dan memenuhi
gas dan atau cairan yang mudah menguap
kriteria pengeluaran. Pasca operasi, pulih dari
melalui alat atau mesin anestesi langsung ke
anestesi general secara rutin pasien dikelola
udara inspirasi.
di recovery room atau disebut juga Post
A. Efektivitas Obat Anestesi Umum
Anesthesia Care Unit (PACU), idealnya
Menurut Kurniawati et al (2010) dalam
adalah bangun dari anestesi secara bertahap,
penentuan efektivitas induksi anestesi umum
tanpa keluhan dan dengan pengawasan serta
intravena didasarkan pada nilai onset hasil
pengelolaan yang ketat sampai keadaan stabil
pengamatan pada masing-masing sampel
(Gwinnutt, 2012).
penelitian serta waktu pemulihan sampel.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pasien Bedah
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pasien Bedah
Elektif dengan Anestesi Umum di Instalasi
Elektif dengan Anestesi Umum di Instalasi
Bedah Sentral RSUD Kajen Periode
Bedah Sentral RSUD Kajen Periode
Januari – Desember 2019 Berdasarkan Waktu
Januari – Desember 2019 Berdasarkan
Pemulihan.
Efektivitas
Waktu Jumlah Persentase
Efektivitas Jumlah Persentase
Pemulihan Pasien (%)
Pasien (%)
10 menit 15 15,3
Onset 98 100
15 menit 83 84,7
Total 98 100
Total 98 100
(Sumber: Data diolah, 2020) (Sumber: Data diolah, 2020)
Hasil penelitian yang didapatkan semua Hasil penelitian yang didapatkan
jenis induksi baik dan efektif pada pasien. menunjukkan bahwa waktu pemulihan induksi
Onset dari anestesi dapat dipengaruhi oleh fentanyl, induksi fentanyl dan propofol serta
kecepatan injeksi anestesi, injeksi yang cepat induksi propofol sudah sesuai. Menurut
dapat menyebabkan konsentrasi propofol Griffiths (2010) waktu pemulihan penggunaan
dalam darah lebih tinggi setelah injeksi (Zhenk induksi fentanyl adalah 10-20 menit,
et al., 1998). Banyaknya pasien bedah di sedangkan waktu pemulihan penggunaan
RSUD Kajen diberikan induksi anestesi propofol adalah 2-10 menit. Waktu
fentanyl. Pemberian induksi anestesi fentanyl pemulihan 10 menit menunjukkan persentase
dikarenakan memiliki lama kerja yang singkat, 15,3% yang rata-rata menggunakan induksi
memilik efek analgesik, stabilitas propofol, sedangkan pada waktu pemulihan
kardiovaskuler (Guler et al., 2010). 15 menit menunjukkan 84,7% menggunakan
Onset merupakan waktu antara induksi fentanyl serta induksi gabungan
pemberian obat sampai timbul efek. Pada fentanyl dengan propofol.
propofol, setelah injeksi diberikan maka akan Penilaian waktu pemulihan dilakukan saat
terjadi keseimbangan dengan cepat antara masuk recovery room, selanjutnya dinilai dan
plasma dan otak yang menggambarkan dicatat setiap 5 menit sampai tercapai nilai
kecepatan onset anestesi sekitar 3 menit minimal 8. Lama tinggal di ruang pemulihan
5
Sebagian Judul …… (Author)

tergantung dari teknik anestesi yang yang akan memecah kininogen jaringan
digunakan (Larson, 2009). Kembalinya plasma menjadi bradikinin nonpeptida yang
kesadaran pasien dari general anestesi merupakan substansi nyeri yang sangat kuat.
secara ideal harus mulus dan juga bertahap Nyeri akibat pemberian propofol dapat
dalam keadaan yang terkontrol hingga dipengaruhi oleh kecepatan injeksi, tempat
kembali sadar penuh. Waktu pulih sadar penyuntikan pada vena serta pengenceran
pasien dengan general anestesi dengan TIVA larutan propofol (Siahaan, 2003). Berbeda
propofol TCI (Target Controlled Infusion) dengan penelitian Bailey (1990) dimana pada
adalah 10 menit (Simanjuntak, 2013). pasien yang menerima induksi fentanyl
Sedangkam untuk general anestesi inhalasi dengan propofol tidak ditemukan kejadian
waktu pasien akan kembali sadar penuh hipertensi.
dalam waktu 15 menit dan tidak sadar yang C. Obat Mual Muntah Saat Anestesi
berlangsung diatas 15 menit dianggap Mual muntah merupakan salah satu
prolonged (Mecca, 2013). komplikasi pasca tindakan anestesi umum
B. Keamanan Obat Anestesi Umum yang dapat terjadi pada saat pembedahan,
Keamanan anestesi umum dilihat dari segera setelah pembedahan selesai atau saat
efek samping yang terjadi pada fase induksi, di ruang pulih sadar (Morgan et al, 2006).
bukan pada fase pemeliharaan atau pada fase Mual dan muntah pasca operasi atau biasa
pemulihan. Efek samping yang dapat terjadi disebut dengan Post Operative Nausea and
antara lain hipertensi dan hipotensi dengan Vomiting (PONV) adalah salah satu efek
cara melihat tekanan darah sebelum dan samping yang sering terjadi setelah tindakan
sesudah diberi induksi. Terjadi efek samping anestesi umum, terjadi pada 24 jam pertama
hipertensi dapat disebabkan karena nyeri setelah operasi (Gan, 2006).
akibat pembedahan, iritasi pipa trakhea, Mual muntah pasca operasi merupakan
cairan infuse berlebihan serta aktivasi saraf suatu pengalaman yang tidak menyenangkan
simpatis karena hipoksia, hiperkapnia dan serta dapat menimbulkan komplikasi pasca
asidosis. Selain itu, efek samping hipotensi operasi sehingga perawatan pasca operasi
dapat disebabkan karena pendarahan, terapi menjadi lebih lama. Banyak faktor yang dapat
cairan kurang adekuat, hilangnya cairan ke mempengaruhi timbulnya mual muntah pasca
rongga ketiga serta keluaran air kemih belum operasi, baik dari pasien maupun dari
diganti. Dalam anestesi dikatakan hipotensi prosedur pembedahan dan anestesi
apabila terjadi penurunan tekanan darah (Pushplata, 2014). Terdapat beberapa faktor
> 25% dari nilai awal. Begitu juga dengan spesifik yang diketahui dapat meningkatkan
hipertensi, dinyatakan hipertensi apabila risiko PONV yaitu faktor pasien, faktor jenis
tekanan darah > 25% dari nilai awal (Wahuni, operasi, teknik anestesi serta faktor pasca
2007). operasi (Islam dan Jain, 2014).
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pasien Bedah Obat yang digunakan untuk mual muntah
Elektif dengan Anestesi Umum di Instalasi saat anestesi di RSUD Kajen Kabupaten
Bedah Sentral RSUD Kajen Periode Pekalongan adalah ondansetron yang
Januari – Desember 2019 Berdasarkan diberikan pasca pembedahan. Ondansetron
Keamanan. merupakan obat selektif terhadap reseptor
Keamanan Jumlah Persentase antagonis 5-Hidroksi-Triptamin (5-HT3) di
(%) otak, dimana selektif dan kompetitif untuk
Tidak terjadi efek 91 92,9 mencegah mual muntah pasca operasi.
samping Ondansetron dapat memblok reseptor di
Terjadi efek samping 7 7,1 gastrointestinal dan area postrema CNS
Total 98 100 (Philip et al, 2002).
(Sumber: Data diolah, 2020)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa KESIMPULAN
terdapat 7 pasien yang mengalami efek Efektivitas anestesi umum berdasarkan
samping hipertensi dengan persentase 7,1%. onset sebesar 100% efektif dan waktu pemulihan
Pasien tersebut rata-rata menerima induksi efek anestesi selama 10 sampai 15 menit.
fentanyl dengan propofol. Kejadian efek Terdapat pasien yang mengalami kejadian efek
samping hipertensi dapat disebabkan karena samping hipertensi dengan presentase sebanyak
nyeri injeksi setelah pemberian induksi 7,1% yang menerima induksi fentanyl dengan
propofol dan efek intubasi. Iritasi propofol propofol.
pada vena menyebabkan aktivasi protease
6
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, bulan tahun

DAFTAR PUSTAKA Larson, M. 2009. History of anesthetic. Edisi ke


Apfel CC, Roewer N. 2004. A Factorial Trial of 7. Philadelphia: Churchill Livingstone.
Six Interventions for the Prevention of
Potoperative Nausea and Vomiting. The Lestari & Nurcahyo, 2010. Perbedaan Pemberian
New England Journal of Medicine. Vol. Propofol dan Tiopental terhadap
350. No.24. Respon Hemodinamik pada Induksi
Anestesi Umum. Artikel Karya Tulis
Bajwa, et al. 2001. Comparison of two drug Ilmiah Universitas Diponegoro.
combination in TIVA: propofol-ketamine
and propofol-fentanyl. Saudi Journal of Lewar, Emanuel Ileatan. 2015. Efek Pemberian
Anaesthesia. Vol. 4, No. 2. Obat Anestesi Inhalasi Sevofluran
Terhadap Perubahan Frekuensi Nadi
Baradero, et al. 2008. Klien Gangguan Intra Anestesi Di Kamar Operasi Rumah
Kardiovaskuler. Jakarta: EGC. Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha
Waigapu. Poltekes Kemenkes Kupang :
Ciccone G.K., Holdcroft A. 1990. Drugs and sex Jurnal Info Kesehatan. Vol. 14, No: 2.
differences: a review of drugs relating to
anesthesia. Br J Anaesth. Mecca, R. S. 2013. Postoperative recovery.
Dalam: Barash PG, Cullen BF, Stoelting
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. RK. Clinical anesthesia. Edisi ke-7.
Jakarta. Philadelpia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Gan, T.J. 2006. Risk Factors for Postoperative
Nausea and Vomiting. Anesthesia Philip, O., James E., William G. 2002. Handbook
Analgesia. of Clinical Drug Data.
Gwinnutt, Carl L. 2012. Catatan Kuliah Anestesi Riyanto, Agus. 2015. Pengolahan dan Analisis
Klinis Edisi 3. Jakarta: EGC. Data Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Islam & Jain, P.N. 2004. Post – Operative
Nausea and Vomiting (PONV): A Smith, H., Smith, E and Benjamin R Smith. 2012.
Review Article. Indian Journal of Postoperative Nausea and Vomiting.
Anesthesia. Vol. 48 (4). Review article. Ann Palliat Med. 1 (2):
94-102.
Kurniawati, Istiqoma Dewi, Zullies Ikawati,
Inayati. 2010. Evaluasi Efektivitas dan Zainumi, E.M. 2009. Perbandingan Antar Skor
Keamanan Penggunaan Obat Anestesi Apfel dengan Skor Koivuranta terhadap
Umum di RS PKU Muhammadiyah Prediksi Terjadinya Post Operative
Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Nausea and Vomiting pada Anestesi
Gajah Mada. Farmasains : Jurnal Umum. Thesis Pascasarjana Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan. Vol. 2, No: Kedokteran Universitas Sumatera
1. Utara.

7
Sebagian Judul …… (Author)

LAMPIRAN

Jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 42 42,9 42,9 42,9

2 56 57,1 57,1 100,0

Total 98 100,0 100,0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid remaja (12-25 tahun) 23 23,5 23,5 23,5

dewasa (26-45 tahun) 49 50,0 50,0 73,5

lansia (46-65 tahun) 26 26,5 26,5 100,0

Total 98 100,0 100,0

obat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Fentanyl 68 69,4 69,4 69,4

Fentanyl & propofol 26 26,5 26,5 95,9

Propofol 4 4,1 4,1 100,0

Total 98 100,0 100,0

8
FARMASAINS Vol. xx. No. xx, bulan tahun

Jenis operasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tumor 20 20,4 20,4 20,4

Limfadenopati 10 10,2 10,2 30,6

STT 10 10,2 10,2 40,8

Abses 4 4,1 4,1 44,9

BO 12 12,2 12,2 57,1

Lain-lain 42 42,9 42,9 100,0

Total 98 100,0 100,0

Efektivitas (onset)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid efektif 98 100,0 100,0 100,0

Efektivitas (waktu pemulihan)

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10 menit 15 15,3 15,3 15,3

15 menit 83 84,7 84,7 100,0

Total 98 100,0 100,0

9
Sebagian Judul …… (Author)

Keamanan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak terjadi efek samping 91 92,9 92,9 92,9

terjadi efek samping 7 7,1 7,1 100,0

Total 98 100,0 100,0

Rute Pemberian

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid intravena 98 100,0 100,0 100,0

Gambar 1. Frekuensi Data Hasil SPSS versi 23

10

You might also like