Urgensi Teori Produksi Dan Perilaku Produsen Dalam Perspektif Islam
Urgensi Teori Produksi Dan Perilaku Produsen Dalam Perspektif Islam
Urgensi Teori Produksi Dan Perilaku Produsen Dalam Perspektif Islam
Abstract: The production is a process that has been born on this earth since humans inhabit this
planet. Production very principle for the survival of human civilization and the earth.
Production, distribution and consumption of the circuit is actually an economy that can not be
separated. There are differences between conventional economists with Islamic economists in
discussions about the production. While the capitalist understanding, which currently controls
the world, looking at capital or capital as the most important element. Islam wants to put him in
the right position, ie all that in order to maximize the satisfaction and benefit the world and the
hereafter. Production activities is a chain of consumption and distribution. Produksilah activities
that produce goods and services, then consumed by consumers. Without production, the
economic activity will stop, and vice versa. To produce goods and services production activities
involve a lot of factors of production. The production function describes the relationship
between the amount of input to output that can be generated in a given period of time. In
production theory provides an explanation of the behavior of producers to maximize profits and
optimize the efficiency of its production. Where Islam recognizes private property within
certain limits, including ownership of the means of production, but this right is not absolute.
Key Word: Production, consumer behavior, the Islamic Perspective
proses produksi yang dapat menimpa masya- disebut produsen. Bahan yang digunakan
rakat yang tidak terlibat dalam proses pro- dalam proses produksi disebut input atau
duksi itu sendiri, baik sebagai konsumen faktor produksi, sedangakan produk yang
maupun sebagai bagian dari faktor produksi. dihasilkannya disebut output atau produk.
Misalnya, terjadinya dampak polusi terhadap Faktor produksi adalah sumber daya
lingkungan disekitar tempat berproduksi. yang digunakan dalam sebuah proses pro-
Produksi adalah sebuah proses yang duksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor
telah terlahir di muka bumi ini semenjak produksi dibagi menjadi empat kelompok,
manusia menghuni planet ini. Produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya
sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan alam, dan kewirausahaan. Namun pada per-
juga peradaban manusia dan bumi. Sesung- kembangannya, faktor sumber daya alam
guhnya produksi lahir dan tumbuh dari diperluas cakupannya menjadi seluruh benda
menyatunya manusia dengan alam. Kegiatan tangible, baik langsung dari alam maupun
produksi merupakan mata rantai dari kon- tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang
sumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah kemudian disebut sebagai faktor fisik
yang menghasilkan barang dan jasa, kemu- (physical resources). Selain itu, beberapa
dian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa ahli juga menganggap sumber daya infor-
produksi maka kegiatan ekonomi akan ber- masi sebagai sebuah faktor produksi meng-
henti, begitu pula sebaliknya. Untuk meng- ingat semakin pentingnya peran informasi di
hasilkan barang dan jasa kegiatan produksi era globalisasi ini.2 Secara total, saat ini ada
melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi lima hal yang dianggap sebagai faktor
produksi menggambarkan hubungan antar produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal
jumlah input dengan output yang dapat (capital), sumber daya fisik (physical
dihasilkan dalam satu waktu periode ter- resources), kewirausahaan (entrepreneur-
tentu. Dalam teori produksi memberikan ship), dan sumber daya informasi (informa-
penjelasan tentang perilaku produsen dalam tion resources).
memaksimalkan keuntungannya maupun Dalam menjalankan aktifitas produk-
mengoptimalkan efisiensi produksinya. Di- sinya, produsen cenderung untuk berproduk-
mana Islam mengakui pemilikian pribadi si secara efisien dengan biaya seminimal
dalam batas-batas tertentu termasuk pemi- mungkin. Motivasi efisiensi mengarahkan
likan alat produksi, akan tetapi hak tersebut produsen untuk berusaha menghasil output
tidak mutlak. semaksimal mungkin dengan menggunakan
kombinasi sejumlah input tertentu, dengan
Fungsi Produksi, Fungsi Biaya dan
berusaha menghindari terjadi pemborosan.
Maksimisasi Keuntungan
Selanjutnya, perusahaan mengguna-
Kapasitas produksi dan kualitas pro- kan konsep maksimisasi keuntungan sebagai
duk barang atau jasa yang dihasilkan sangat pertimbangan mendasar dalam menentukan
ditentukan oleh jumlah dan kualitas faktor- jenis barang yang akan dihasilkan dan dijual
faktor produksi yang digunakan dalam pro- ke pasar (konsumen). Sehingga produksi
ses produksi, termasuk didalamnya adalah merupakan suatu proses yang menyesuaikan
tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan antara pola permintaan pasar (konsumen)
ilmu pengetahuan serta teknologi. Apabila untuk suatu barang dengan jumlah, bentuk
dibandingkan antara negara maju dan negara dan pola distribusi dari barang tersebut.
berkembang, nampak bahwa standar kua- Dalam kaitan antara efisiensi produksi dan
litas hidup di negara maju lebih baik dari maksimisasi keuntungan, konsep dasar yang
pada negara berkembang karena kemam- perlu dipahami adalah konsep produksi,
puannya dalam efisiensi produksi. konsep biaya dan konsep keuntungan.
Produksi dapat diartikan sebagai usa-
ha untuk menciptakan atau menambah fae-
2
dah ekonomi suatu benda dengan tujuan Griffin R. Business. (New Jersey:
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pearson Education 2006), dalam Wikipedia
Sedangkan orang, badan usaha, atau orga- Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa
nisasi yang menghasilkan barang dan jasa Indonesia. http://en.wikipedia.org
B. FungsiBiaya P = MC
Fungsi biaya sangat bermanfaat untuk Atau dapat digambarakan dengan gambar
menentukan maksimisasi keuntungan, mem- grafik berikut:
berikan gambaran bagaimana proses pro-
duksi yang dapat menghasilkan output yang
optimal. Dalam jangka pendek, biaya pro-
duksi terdiri atas:
1. Biaya tetap (Fixed Cost) atau FC,
yaitubiaya yang tidak berubah atau
bersifat tetap, walaupun jumlah output
produksi berubah.
2. Biaya variable (Variable Cost) atau
VC, yaitubiaya yang mengalami
perubahan apabila terjadi perubahan
jumlah output produksi.
3. Biaya total (Total Cost) atau TC, yaitu
total biaya produksi, TC = FC + VC Gambar. Maksimisasi Keuntungan
Pada gambar, dapat dilihat bahwa akan membawa hasil jika diacukan pada
maksimisasi profit terjadi pada jumlah nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran
output Q, dengan tingka t harga P pada saat Islam, baik yang termaktub dalam al-Quran
MC berpotongan dengan MR. Pada kondisi al-Karim ataupun as-Sunnah as-Shadiqah.
tersebut, keuntungan ekonomis (economic Demikian pula perilaku produsen yang ber-
profit) berada pada area PABC.3 dasyarkan syariah dapat dilihat dari dua hal
yaitu, apa yang menjadi orientasi produksi
Perilaku Produsen Berdasarkan Syariah
dan nilai-nilai yang menjadi prinsip dasar
Ekonom Islam sepakat bahwa tingkat dari suatu aktifitas produksi
“keshalehan” seseorang mempunyai korelasi
A. Orientasi Produksi
positif terhadap tingkat produksi yang di-
lakukan. Jika seseorang semakin meningkat Kitab suci al-Qur’an menggunakan
nilai keshalehannya maka nilai produktifi- konsep produksi barang dalam artian yang
tasnya juga semakin meningkat, begitu juga luas. Al-Qur’an menekankan manfaat dari
sebaliknya jika keshalehan seseorang itu barang yang diproduksi. Memproduksi suatu
dalam tahap degradasi maka akan berpenga- barang harus mempunyai hubungan dengan
ruh pula pada pencapaian nilai produktifitas kebutuhan hidup manusia. Berarti barang itu
yang menurun. harus diproduksi untuk memenuhi kebutu-
Sebuah contoh, seorang yang senan- han manusia, dan bukannya untuk mem-
tiasa terjaga untuk selalu menegakkan shalat produksi barang mewah secara berlebihan
berarti ia telah dianggap shaleh. Dalam yang tidak sesuai dengan kebutuhan manu-
posisi seperti ini, orang tersebut telah mera- sia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan
sakan tingkat kepuasan batin yang tinggi dan untuk memproduksi barang tersebut diang-
secara psikologi jiwanya telah mengalami gap tidak produktif. Hal ini ditegaskan al-
ketenangan dalam menghadapi setiap per- Qur’an yang tidak memperbolehkan produ-
masalahan kehidupannya. Hal ini akan ber- ksi barang-barang mewah yang berlebihan
pengaruh secara positif bagi tingkat produksi dalam keadaan apapun. Namun demikian,
yang berjangka pendek, karena dengan hati secara jelas peraturan ini memberikan kebe-
yang tenang dan tidak ada gangguan-gang- basan yang sangat luas bagi manusia untuk
guan dalam jiwanya ia akan melakukan akti- berusaha memperoleh kekayaan yang lebih
fitas produksinya dengan tenang pula dan banyak lagi dalam memenuhi tuntutan kehi-
akhirnya akan dicapai tingkat produksi yang dupan ekonomi. Dengan memberikan landa-
diharapkannya. san ruhani bagi manusia sehingga sifat man-
Selama ini, kesan yang terbangun usia yang semula tamak dan mementingkan
dalam alam pikiran kebanyakan pelaku eko- diri sendiri menjadi terkendali.
nomi apalagi mereka yang berlatar belakang Di dalam QS. Al-Ma’arij [70]: 19,
konvensional melihat bahwa keshalehan se- sifat-sifat alami manusia yang menjadi asas
seorang merupakan hambatan dan perintang semua kegiatan ekonomi diterangkan: “Se-
untuk melakukan aktifitas produksi. Orang sungguhnya manusia diciptakan bersifat
yang shaleh dalam pandangannya terkesan keluh kesah lagi kikir”. Sifat loba manusia
sebagai sosok orang pemalas yang waktunya menjadikan keluh kesah, tidak sabar dan
hanya dihabiskan untuk beribadah dan tidak gelisah dalam perjuangan mendapatkan ke-
jarang menghiraukan aktifitas ekonomi yang kayaan dan dengan begitu memacu manusia
dijalaninya. Akhirnya, mereka mempunyai untuk melakukan berbagai aktifitas pro-
pemikiran negatif terhadap nilai keshalehan duktif. Manusia akan semakin giat memuas-
tersebut. Mengapa harus berbuat shaleh, kan kehendaknya yang terus bertambah,
sedangkan keshalehan tersebut hanya mem- sehingga akibatnya manusia cenderung me-
bawa kerugian (loss) bagi aktifitas ekonomi. lakukan kerusakan di bidang produksi4.
Sebuah logika berfikir yang salah dan perlu
diluruskan. Pelurusan pemikiran tersebut
4
Muhammad Rawwas Qalahji, Mabahis fi
al-Iqtishad al-Islamiy min Ushulihi al-Fiqhiyyah,
3
Ibid, p. 274 (Beirut: Dar an-Nafes, 2000), Cet. ke-4, h. 62.
Dalam ekonomi Islam, produksi mem- dapat mencapai nilai tambah (value added).
punyai motif kemaslahatan, kebutuhan dan Dari fungsinya demikian, produksi meliputi
kewajiban. Demikian pula, konsumsi. Peri- aktivitas produksi sebagai berikut;apa yang
laku produksi merupakan usaha seseorang diproduksi, berapa kuantitas produksi, kapan
atau kelompok untuk melepaskan dirinya produksi dilakukan, mengapa suatu produk
dari kefakiran. Menurut Yusuf Qardhawi, diproduksi, bagaimana proses produksi dila-
secara eksternal perilaku produksi dimak- kukan dan siapa yang memproduksi?
sudkan untuk memenuhi kebutuhan setiap Berikut akan dijelaskan sekilas menge-
individu sehingga dapat membangun keman- nai ketujuh aktivitas produksi.
dirian ummat. Sedangkan motif perilakunya 1. Apa yang diproduksi
adalah keutamaan mencari nafkah, menjaga Terdapat dua pertimbangan yang
semua sumber daya (flora-fauna dan alam mendasari pilihan jenis dan macam suatu
sekitar), dilakukan secara profesional produk yang akan diproduksi; ada kebutuhan
(amanah & itqan) dan berusaha pada sesuatu yang harus dipenuhi masyarakat (primer,
yang halal. Karena itu dalam sebuah peru- sekunder, tertier) dan ada manfaat positif
sahaan misalnya, menurut M.M. Metwally5 bagi perusahan dan masyarakat (harus
asumsi-asumsi produksi, harus dilakukan memenuhi kategori etis dan ekonomi)
untuk barang halal dengan proses produksi 2. Berapa kuantitas yang diproduksi; ber-
dan pasca produksi yang tidak menimbulkan gantung kepada motif dan resiko
ke-mudharatan. Semua orang diberikan ke- Jumlah produksi dipengaruhi dua
bebasan untuk melakukan usaha produksi. faktor; intern dan ekstern; faktor intern me-
Berdasarkan pertimbangan kemasla- liputi; sarana dan prasarana yang dimiliki
hatan (altruistic considerations) itulah, me- perusahan, faktor modal, faktor sumber daya
nurut Muhammad Abdul Mannan 6 , per- manusia, faktor sumber daya lainnya. Ada-
timbangan perilaku produksi tidak semata- pun faktor ekstern meliputi adanya jumlah
mata didasarkan pada permintaan pasar kebutuhan masyarakat, kebutuhan ekonomi,
(given demand conditions). Kurva permin- market share yang dimasuki dan dikuasai,
taan pasar tidak dapat memberikan data pembatasan hukum dan regulasi.
sebagai landasan bagi suatu perusahaan 3. Kapan produksi dilakukan
dalam mengambil keputusan tentang kuan- Penetapan waktu produksi, apakah
titas produksi. Sebaliknya dalam sistem kon- akan mengatasi kebutuhan eksternal atau
vensional, perusahaan diberikan kebebasan menunggu tingkat kesiapan perusahaan.
untuk berproduksi, namun cenderung ter- 4. Mengapa suatu produk diproduksi
konsentrasi pada output yang menjadi per- a. alasan ekonomi
mintaan pasar (effective demand), sehingga b. alasan sosial dan kemanusiaan
dapat menjadikan kebutuhan riil masyarakat c. alasan politik
terabaikan. 5. Dimana produksi itu dilakukan
Dari sudut pandang fungsional, pro- a. kemudahan memperoleh suplier
duksi atau proses pabrikasi (manufacturing) bahan dan alat-alat produksi
merupakan suatu aktivitas fungsional yang b. murahnya sumber-sumber ekonomi
dilakukan oleh setiap perusahaan untuk c. akses pasar yang efektif dan efisien
menciptakan suatu barang atau jasa sehingga d. biaya-biaya lainnya yang efisien
6. Bagaimana proses produksi dilakukan:
input- proses -out put - out come
5
M.M. Metwally, “A Behavioural Model 7. Siapa yang memproduksi; negara, ke-
of An Islamic Firm,” Readings in lompok masyarakat, individu
Microeconomics: An Islamic Perspektif, Dengan demikian masalah barang
Longman Malaysia (1992), hlm. 131-138. apa yang harus diproduksi (what), berapa
6
M.A. Mannan, “The Behaviour of The jumlahnya (how much), bagaimana mem-
Firm and Its Objective in an Islamic produksi (how), untuk siapa produksi ter-
Framework”, (Readings in Microeconomics: An sebut (for whom), yang merupakan per-
Islamic Perspektif, Longman Malaysia), hlm. tanyaan umum dalam teori produksi tentu
120-130.
makna bahwa kegiatan produksi dilakukan Boleh saja pada suatu kondisi (pada satu
secara berkesinambungan tanpa melakukan pilihan output dengan konsekwensi harga
kerusakan. Hal ini terlihat dari penggunaan tertentu) oleh konvensional dinilai tidak
fi’il mudhari’. Produsen muslim sama sekali optimal, tapi berdasarkan nilai kemaslahatan
sebaiknya tidak tergoda oleh kebiasaan dan baik bagi perusahaan maupun lingkungan-
perilaku ekonom-ekonom yang bersifat nya (pertimbangan kebutuhan masyarakat,
seperti digambarkan pada surat al-Maidah di kemandirian negara dll), hal ini dapat dikata-
atas yaitu menjalankan dosa, memakan harta kan optimal.
terlarang, menyebarkan permusuhan, ber- Menurut Mannan, keseimbangan out
lawanan dengan sunnatullah, dan menimbul- put sebuah perusahaan hendaknya lebih luas,
kan kerusakan di muka bumi. Walau bagai- sebagai perwujudan perhatian perusahaan ter
manapun, secanggih alat untuk menghitung hadap kondisi pasar. Pendapat ini didukung
nikmat Allah pasti tidak akan menghitung- oleh M.M. Metwally, bahwa fungsi kepu
nya. Dengan demikian mengambil pelajaran asan perusahaan tidak hanya dipengaruhi
dan berguru kepada alam merupakan bagian oleh variable tingkat keuntungan (level of
dari aplikasi syukur atas nikmat Allah yang profits) tapi juga oleh variable pengeluaran
tiada pernah terhitung itu; yang bersifat charity atau good deeds.
18. Dan jika kamu menghitung-hitung Demikian pula menurut Ghazali bahwa
nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat dalam perilaku produksi dan konsumsi ber
menentukan jumlahnya. Sesungguh- tujuan mencapai posisi muzakki dengan ber
nya Allah benar-benar Maha Peng- usaha mendapatkan harta sebanyak yang kita
ampun lagi Maha Penyayang. mampu, namun tetap membelanjakannya di
jalan Allah SWT. Ini dilakukan dengan
Dengan demikian, menurut Muham-
semangat hidup hemat dan tidak bermewah-
mad Abdul Mannan 7 , berdasarkan per-
mewah. Dengan kata lain perilaku produksi
timbangan kemashlahatan (altruistic consi-
dan konsumsi adalah perilaku yang ber
derations) perilaku produksi tidak hanya
tujuan menjauhi posisi fakir, sesuai dengan
menyandarkan pada kondisi permintaan
peringatan Rasulullah SAW bahwa kefa
pasar (given demand conditions). Karena
kiran mendekatkan manusia pada kekufuran.
kurva permintaan pasar tidak cukup mem-
berikan data untuk sebuah perusahaan meng- B. Prinsip-prinsip Produksi
ambil keputusan. Dalam sistem konvensi-
Pada prinsipnya kegiatan produksi
onal, perusahaan diberikan kebebasan untuk
terkait seluruhnya dengan syariat Islam, di
berproduksi, namun cenderung lebih terkon-
mana seluruh kegiatan produksi harus se
sentrasi pada output yang memang menjadi
jalan dengan tujuan dari konsumsi itu sen
permintaan pasar (effective demand), dimana
diri. Konsumsi seorang muslim dilakukan
kebutuhan riil dari masyarakat tidak dapat
untuk mencari falah (kebahagiaan) demikian
begitu saja mempengaruhi prioritas produksi
pula produksi dilakukan untuk menyediakan
sebuah perusahaan.
barang dan jasa guna falah tersebut.
Memang diakui pula bahwa dalam
Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah saw
Islam orientasi keuntungan menjadi salah
memberikan arahan mengenai prinsip-
satu tujuan dari aktifitas produksi, namun
prinsip produksi sebagai berikut8:
rambu-rambu syariah membuat corak pri-
1. Tugas manusia dimuka bumi sebagai
laku produksi tidak seperti yang dibangun
khalifah Allah adalah memakmurkan
system konvensional. Perilaku produksi
bumi dengan ilmu dan amalnya. Allah
yang ada pada konvensional terfokus pada
menciptakan bumi dan langit beserta
maksimalisasi keuntungan (profit oriented).
seluruh yang ada diantaranya karena
sifat rahman dan rahim-Nya kepada
7
M.A. Mannan, “The Behaviour of The
Firm and Its Objective in an Islamic
8
Framework”, Readings in Microeconomics: An Mustafa Edwin Nasutiondkk.
Islamic Perspektif, Longman Malaysia (1992), Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta,
hlm. 120-130. Kencana Prenada Media Group, cet. 2, h. 110
manusia. Oleh karena itu, sifat tersebut rang sikap berlebihan, larangan ini juga ber-
juga harus melandasi aktivitas manusia laku bagi segala mata rantai dalam produk-
dalam pemanfaatan bumi dan langit sinya.
beserta segala isinya. 2. Kegiatan produksi harus memper-
2. Islam selalu mendorong kemajuan di hatikan aspek sosial-kemasyarakatan
bidang produksi. Menurut Yusuf Qar- Kegiatan produksi harus menjaga
dhawi, Islam membuka lebar penggu- nilai-nilai keseimbangan dan harmoni
naan metode ilmiah yang didasarkan dengan lingkungan sosial dan lingkungan
pada penelitian eksperimen, dan perhi- hidup dalam masyarakat dalam skala yang
tungan. Tetapi, Islam tetap tidak mele- lebih luas. Selain itu, masyarakat juga ber-
paskan dirinya dari Al-Qur’an dan hak menikmati hasil produksi secara
Hadits. memadai dan berkualitas. Jadi produksi
3. Teknik produksi diserahkan kepada bukan hanya menyangkut kepentingan para
keinginan dan kemampuan manusia. produsen saja tapi juga masyarakat secara
Nabi pernah bersabda: ”Kalian lebih keseluruhan (stake holders). Pemerataan
mengetahui urusan dunia kalian”. manfaat dan keuntungan produksi bagi kese-
4. Dalam berinovasi dan bereksperimen, luruhan masyarakat dan dilakukan dengan
pada prinsipnya Islam menyukai kemu- cara yang paling baik merupakan tujuan
dahan, menghindari mudharat dan me- utama kegiatan ekonomi.
maksimalkan manfaat. Dalam Islam 3. Permasalahan ekonomi muncul bukan
tidak terdapat ajaran yang memerin- saja karena kelangkaan tetapi lebih
tahkan membiarkan segala urusan ber- kompleks.
jalan dalam kesulitannya. Masalah ekonomi muncul bukan
karena adanya kelangkaan sumber daya
Beberapa implikasi mendasar bagi
ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan manu
kegiatan produksi dan perekonomian secara
sia saja, tetapi juga disebabkan oleh kemala
keseluruhan, antara lain :
san dan pengabaian optimalisasi segala anu
1. Seluruh kegiatan produksi terikat pada gerah Allah, baik dalam bentuk sumber daya
tataran nilai moral dan teknikal yang alam maupun manusia. Sikap tersebut dalam
Islami Al-Qur’an sering disebut sebagai kezaliman
Sejak dari kegiatan mengorganisisr atau pengingkaran terhadap nikmat Allah10.
faktor produksi, proses produksi hingga Hal ini akan membawa implikasi bahwa
pemasaran dan dan pelayanan kepada kon-
sumen semuanya harus mengikuti moralitas
Islam. Metwally (1992) mengatakan ”perbe-
daan dari perusahaan-perusahaan non Islami 10
Lihat misalnya pada Al-Qur’an Surat
tak hanya pada tujuannya, tetapi juga pada Ibrahim 32-34: 32. Allah-lah yang Telah
kebijakan-kebijakan ekonomi dan strategi menciptakan langit dan bumi dan menurunkan
pasarnya” 9 . Produksi barang dan jasa yang air hujan dari langit, Kemudian dia
dapat merusak moralitas dan menjauhkan mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai
manusia dari nilai-nilai relijius tidak akan buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan dia
diperbolehkan. Terdapat lima jenis kebutu- Telah menundukkan bahtera bagimu supaya
han yang dipandang bermanfaat untuk men- bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-
capai falah,yaitu:1. kehidupan, 2. harta, 3. Nya, dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu
sungai-sungai. 33. Dan dia Telah menundukkan
kebenaran, 4. ilmu pengetahuan dan 5. (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus
kelangsungan keturunan. Selain itu Islam menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah
juga mengajarkan adanya skala prioritas menundukkan bagimu malam dan siang. 34. Dan
(dharuriyah, hajjiyah dan tahsiniyah) dalam dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu)
pemenuhan kebutuhan konsumsi serta mela- dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat
Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
9
RahmatDahlan, PrinsipProduksidalam Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan
Islam, http://fai.uhamka.ac.id/ sangat mengingkari (nikmat Allah).
prinsip produksi bukan sekedar efisiensi 11 , bumi yang tandus, lalu kami
tetapi secara luas adalah bagaimana meng tumbuhkan dengan air hujan itu
optimalisasikan pemanfaatan sumber daya tanaman yang daripadanya makan
ekonomi dalam kerangka pengabdian manu hewan ternak mereka dan mereka
sia kepada Tuhannya. sendiri. Maka apakah mereka tidak
Kegiatan produksi dalam perspektif memperhatikan?
Islam bersifat alturistik sehingga produsen
Ayat diatas menjelaskan tentang tanah
tidak hanya mengejar keuntungan maksi
yang berfungsi sebagai penyerap air hujan
mum saja. Produsen harus mengejar tujuan
dan akhirnya tumbuh tanaman-tanaman
yang lebih luas sebagaimana tujuan ajaran
yang terdiri atas beragam jenis. Tanaman itu
Islam yaitu falah didunia dan akhirat.
dapat dimanfaatkan manusia sebagai faktor
Kegiatan produksi juga harus berpedoman
produksi alam, dari tanaman tersebut juga
kepada nilai-nilai keadilan dan kebajikan
dikonsumsi oleh hewan ternak yang pada
bagi masyarakat. Prinsip pokok produsen
akhirnya juga hewan ternak tersebut diambil
yang Islami yaitu :
manfaatnya (diproduksi) dengan berbagai
1. Memiliki komitmen yang penuh ter
bentuk seperti diambil dagingnya, susunya
hadap keadilan,
dan lain sebagainya yang ada pada hewan
2. Memiliki dorongan untuk melayani
ternak tersebut.
masyarakat sehingga segala keputusan
Ayat ini juga memberikan kepada kita
perusahaan harus mempertimbangkan
untuk berfikir dalam pemanfaatan sumber
hal ini ,
daya alam dan proses terjadinya hujan. Jelas
3. Optimasi keuntungan diperkenankan
sekali menunjukkan adanya suatu siklus
dengan batasan kedua prinsip di atas.
produksi dari proses turunnya hujan, tumbuh
C. Ayat Al-Qur’an dan Hadits yang Ber- tanaman, menghasilkan dedaunan dan buah-
kaitan dengan Prinsip Produksi buahan yang segar setelah disiram dengan
air hujan dan pada akhirnya dimakan oleh
Ayat yang berkaitan dengan faktor
manusia dan hewan untuk konsumsi. Siklus
produksi Tanah dalam Surat As-Sajdah / 32 :
rantai makanan yang berkesinambungan
27
agaknya telah dijelaskan secara baik dalam
ayat ini. Tentunya pula harus disertai dengan
prinsip efisiensi dalam memanfaatkan selu-
ruh batas kemungkinan produksinya.
Ayat yang berkaitan dengan faktor
produksi Tenaga Kerja dapat dlihat pada
QS.Huud/11: 61. Kata kunci dari faktor
Terjemahnya produksi tenaga kerja terdapat dalam kata
Dan apakah mereka tidak mem wasta’marakum dalam ayat ini yang berarti
perhatikan, bahwasanya kami meng pemakmur. Manusia sebagai khalifah di
halau (awan yang mengandung) air ke bumi diharapkan oleh Allah untuk menjadi
pemakmur bumi dalam pemanfaatan tanah
dan alam yang ada. Kata pemakmur
11
Konsep efisiensi dapat dirasakan secara mengindikasikan untuk selalu menjadikan
intuitif. Contoh keadaan tidak efisien adalah alam ini makmur dan tidak menjadi
masyarakat yang tidak memanfaatkan penghabis (aakiliin) atau perusak alam
sepenuhnya batas kemungkinan produksinya. (faasidiin). Manusia dengan akalnya yang
Misalnya orang membawa hasil produksinya ke sempurna telah diperintahkan oleh Allah
pasar untuk ditukarkan dengan barang orang lain, untuk dapat terus mengolah alam ini bagi
setiap kali terjadi pertukaran maka nilai guna kesinambungan alam itu sendiri, dalam hal
barang kedua pihak akan naik, bila semua
ini nampaklah segala macam kegiatan
kemungkinan pertukaran yang menguntungkan
telah habis sehingga tidak ada lagi kenaikan nilai produksi amat bergantung kepada siapa yang
guna, maka dapat dikatakan bahwa keadaan telah memproduksi (subyek) yang diharapkan
mencapai efisien. dapat menjadi pengolah alam ini menuju
sumber daya manusia, potensi sumber daya Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab,
alam, potensi modal dan ilmu pengetahuan Jakarta: Khalifa (Pustaka Al Kautsar
serta teknologi), dan pemanfaatannya se- Grup), 2006
besar mungkin untuk kepentingan ummat,
Mannan, M.A., “The Behaviour of The Firm
menerapkan cara produksi yang baik, dan
and Its Objective in an Islamic
senantiasa melakukan kajian ilmiah untuk
Framework”, Readings in Micro-
pengembangan cara dan teknologi produksi
economics: Malaysia: An Islamic
untuk terjaminnya kualitas produk yang di-
Perspektif, Longman Malaysia 1992
hasilkan.
Metwally, M.M., “A Behavioural Model of
Daftar Pustaka
An Islamic Firm,” Readings in Micro-
Ali, AM Hasan, Meneguhkan Kembali economics: Malaysia: An Islamic
Konsep Produksi dalam Ekonomi Perspektif, Longman Malaysia 1992
Islam, http://islamic-economic.blogs
Nasution, Mustafa Edwin dkk. Pengenalan
pot.com
Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta:
As-Syatibi, Abu Ishaq, al-Muwafaqat fi Kencana Prenada Media Group, cet. 2
Ushul al-Ahkam, Beirut: Dar al-Fikr,
Qalahji, Muhammad Rawwas, Mabahis fi al-
1341 H, Juz II
Iqtishad al-Islamiy min Ushulihi al-
Baye, Michael R., Managerial Economics Fiqhiyyah, Beirut: Dar an-Nafes, 2000
and Business Strategy, Boston:
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam,
McGraw-Hill, 3rd ed. 2000
Jilid 1, Yogyakarta: Dana Bhakti
Dahlan, Rahmat, Prinsip Produksi dalam Wakaf, 1995
Islam, http://fai.uhamka.ac.id
Sammuelson, Paul A dan William D
Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Nordhaus, Economics, New York:
Semarang: Toha Putera, 1989 McGraw-Hill, 17th ed.
Fauroni, Lukman, Produksi dan Konsumsi Sidiq,M. Sofyan Kabul, Distribusi Dalam
dalam Al-Qur’an: Aplikasi Tafsir Ekonomi Islam (Sebuah Kritik
Ekonomi, Yogyakarta: STEI, 2007 Terhadap Ekonomi Kapitalis),
Yogyakarta: MSI-UII.Net – 2007
Gamal, Merza, IbnuKhaldun Dan Teori Eko
nomi, http://www.mail-archive. Com / Sukirno, Sadono, Pengantar Teori
media-dakwah@yahoogroups. com/m Mikroekonomi, Jakarta: Raja Grafindo
sg10778.html Persada, 1994, Cet. ke-1
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Al-Fiqh Al- Tanjung, Henry, Enam Pilar Perekonomian
Iqtishadi Li Amiril Mukminin Umar Modern Yang Islami,
Ibn Al-Khaththab, diterjemahkan oleh http://www.pesantrenvirtual.com
H. Asmuni Solihan Zamakh syari,