Analisis Pelaksanaan Program Diare Di Puskesmas Sering Tahun 2019
Analisis Pelaksanaan Program Diare Di Puskesmas Sering Tahun 2019
Analisis Pelaksanaan Program Diare Di Puskesmas Sering Tahun 2019
56
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 05 Oktober 2019 :: Accepted: 14 Oktober 2019 :: Published: 31 Oktober 2019
PENDAHULUAN
Upaya pemerintah dalam menurunkan didapatkan hasil bahwa dari semua anak
kasus diare yaitu dengan melaksanakan diare yang dirawat jalan, belum
tatalaksana diare yang sesuai standar, mendapatkan oralit dan juga zink, serta
surveilans epidemiologi, penanggulangan penggunaan antibiotik masih cukup tinggi
kejadial luar biasa (KLB), pada anak yang menderita diare.
mengembangkan pedoman pengendalian Berdasarkan hasil dari Rencana
diare, meningkatkan pengetahuan dan Usulan Kegiatan (RUK) tentang program
keterampilan petugas dalam pengelolaan diare tahun 2017 di Puskesmas Rampal
program, mengembangkan jejaring lintas Celaket Kota Malang bahwa program
sektoral, pembinaan teknis dan diare juga belum tercapai sesuai dengan
monitoring pelaksanaan pengendalian yang diharapkan. Beberapa faktor yang
penyakit diare (Kemenkes RI, 2011). mempengaruhi tidak tercapainya
Salah satu upaya kesehatan yang program diare adalah kurangnya media
dilakukan pemerintah dalam penyuluhan (lembarbalik), kurang
meningkatkan derajat kesehatan yang pelatihan kader, kurangnya jadwal
optimal adalah program pencegahan dan penyuluhan diare pada masyarakat,
pengendalian penyakit menular. Salah tingkat pengetahuan masyarakat tentang
satu program pemerintah terkait diare diare yang masih kurang, serta tingkat
yaitu di antaranya adalah program ekonomi rendah.
pengendalian penyakit diare yang
bertujuan untuk menurunkan angka Puskesmas Sering merupakan
kesakitan dan kematian karena diare salah satu puskemas di Sumatera Utara
bersama lintas program dan sektor yang berada di Kecamatan Medan
terkait (Kemenkes RI, 2011). Tembung. Dari data yang didapatkan oleh
Berdasarkan penelitian Astika peneliti, penyakit diare masuk dalam
(2014) menyatakan bahwa pelaksanaan jumlah kunjungan 10 penyakit terbesar
program diare di puskesmas medan deli yang berada di Puskesmas Sering.
belum berjalan dengan optimal. Hal ini Berdasarkan data dari buku laporan
dikarenakan kurang tersedianya sarana tahunanan UPTD Puskesmas Sering
kesehatan, penyuluhan tentang diare jumlah penderita diare ada 467 orang
yang masih kurang, penatalaksanaan (2016), 356 orang (2017), 820 orang
diare yang belum sesuai standar serta (2018) dari data diatas terdapat
kurangannya pengawasan dan peningkatan dari tahun sebelumnnya.
pembinaan dari dinas kesehatan. Dari hasil pencapaian program diare yang
Penelitian tentang tatalaksana diperoleh selama 3 tahun terakhir juga
diare oleh Hoque et al (2012) di belum sesuai dengan standar yang ada.
Bangladesh, didapatkan hasil bahwa Jumlah penderita diare pada balita di
kualitas perawatan pada tatalaksana puskesmas sering juga cukup
diare di rumah sakit pada 18 kabupaten memperihatinkan, tahun 2016 ada
belum semuanya melakukan sebanyak 145 balita, tahun 2017 ada
pemantauan rehidrasi berencana sesuai sebanyak 114 balita dan pada tahun 2018
dengan tingkat dehidrasi, belum ada sebanyak 220 balita.
menerapkan pemberian antibiotik secara Berdasarkan wawancara peneliti
selektif dan belum memberikan anjuran dengan petugas kesehatan di Puskesmas
kepada orang tua untuk melanjutkan Sering bahwa ada kebijakan dari
makan selama diare. Dari hasil penelitian Departemen Kesehatan yang menjadi
oleh Zhang et al (2011) di China, indikator dari pelaksanaan program diare
57
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 05 Oktober 2019 :: Accepted: 14 Oktober 2019 :: Published: 31 Oktober 2019
tetapi petugas tidak menjelaskan secara Rancangan penelitian Analisis
terperinci bagaimana bentuk dari Pelaksanaan Program Diare Di Puskemas
kebijakan pelaksanaan program. Tenaga Sering Kecamatan Medan Tembung
kesehatan yang berperan dalam merupakan penelitian kualitatif dengan
pelaksanaan program diare di Puskesmas metode deskriptif study, untuk
Sering juga jarang melakukan mengeksplorasi situasi sosial yang akan
penyuluhan tentang diare. Petugas diteliti secara menyeluruh, luas dan
puskesmas melakukan promosi mendalam dengan melakukan
kesehatan tentang diare hanya 1 kali wawancara mendalam, observasi dan
dalam sebulan. Penyuluhan tentang diare dokumentasi.
ke sekolah juga masih kurang Penelitian ini dilakukan di
dilaksanakan. Masyarakat di wilayah Puskemas Sering Kecamatan Medan
kerja Puskesmas Sering juga tergolong Tembung yang dilaksankan pada tanggal
tidak aktif. 25 juli tahun 2019 sampai dengan
Monitoring di Puskemas Sering selesainya penelitian pada tanggal 1
juga masih belum maksimal, jika dilihat agustus 2019. Populasi dan sampel pada
dari pelaporan data tentang kasus diare, penelitian ini yaitu 1 Bagian PMK Dinas
dalam 3 tahun terakhir ini puskesmas Kesehatan Kota Medan, 1 Kepala
hanya menerima data kasus diare dari Puskemas Sering,1 Penanggung jawab
puskesmas pembantu (pustu) saja, Program/Petugas Diare, 1 kader
kerjasama antara klinik dan puskesmas posyandu, 2 ibu balita yang anaknya
masih baru berjalan di awal tahun 2019, menderita diare. Jumlah keseluruhan dari
padahal data kasus diare juga diperlukan sampel pada penelitian ini berjumlah 6
dari klinik di area wilayah kerja orang.
Puskesmas guna untuk memastikan Pengambilan data dalam
bahwa penanganan kasus diare sudah penelitian ini dilakukan secara langsung
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dengan mewawancarai responden secara
wilayah kerja puskesmasnya. mendalam serta melakukan observasi di
Pelaporan data dari klinik juga Puskemas Sering Kecamatan Medan
masih sering terlambat. Penyimpanan Tembung. Data yang diambil meliputi
data hasil laporan juga belum baik. data primer dan data sekunder.
Sarana yang ada dalam menunjang
pelaksanaan program diare juga masih HASIL DAN PEMBAHASAN
minim yaitu hanya tersedia 1 leaflet saja
dan tidak ada poster tentang pencegahan Pengaruh Kebijakan Terhadap
diare. Pemberian oralit juga belum Pelaksanaan Program Diare di
sepenuhnya terlaksana dengan baik, hal Puskesmas Sering Tahun 2019
ini disebabkan penyuluhan penggunaan Berdasarkan hasil penelitian di
oralit masih kurang disampaikan dalam Puskesmas Sering Kecamatan Medan
penyuluhan. Tembung Tahun 2019 bahwa kebijakan
Oleh karena itu berdasarkan data memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan
diatas, penulis ingin melakukan program diare. Hal yang menjadi
penelitian untuk menganalisis indikator dari kebijakan mempengaruhi
pelaksanaan program penatalaksana dia pelaksanaan program diare di
re di Puskesmas Sering Kecamatan Pusksesmas Sering adalah bahwa
Medan Tembung Tahun 2019. kebijakan terkait program diare
dikhususkan pada kejadian luar biasa
(KLB). Jika KLB terjadi maka hal itu wajib
dipantau, kemudian melaksanakan
METODE PENELITIAN supervisi ke tempat kejadian KLB
58
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 05 Oktober 2019 :: Accepted: 14 Oktober 2019 :: Published: 31 Oktober 2019
tersebut. Informan juga menyatakan jika Berdasarkan hasil penelitian di
ada 10 orang menderita diare dan sudah Puskesmas Sering Kecamatan Medan
pada tahap opname di rumah sakit maka Tembung Tahun 2019 bahwa tenaga
hal tersebut dapat dinyatakan kejadian pelaksana memiliki pengaruh terhadap
luar biasa (KLB). Setiap bulan puskesmas pelaksanaan program diare. Hal yang
pembantu (PUSTU) yang ada di wilayah menjadi indikator dalam mempengaruhi
kerja puskesmas harus melaporkan data tenaga pelaksana terhadap pelaksanaan
penderita diare, bukan hanya pustu saja program diare di Pusksesmas Sering
tetapi klinik yang ada di wilayah kerja adalah berdasarkan jawaban dari
puskesmas juga ikut melaporkan data informan 2, 3 dan 4 menyatakan bahwa
terkait kasus diare. tenaga kesehatan yang ikut berperan
Pelaksanaan pojok oralit sebagai antara lain penanggungjawab program
salah satu kebijakan dari pelaksanaan diare, UKS sekolah, dokter, petugas
program diare juga sudah dilaksanakan kesehatan lingkungan, petugas UKS yang
oleh Puskesmas Sering. Surveilans juga ada di puskesmas, kader posyandu, bidan
termasuk dalam pelaksaan program serta klinik yang ada di wilayah kerja
diare, hal ini diperoleh dari pernyataan Puskesmas Sering. Petugas kesehatan
informan 3 yaitu bahwa diare juga lingkungan (KESLING) berperan dalam
termasuk dalam pelaporan data membantu melaksanakan pencegahan
surveilans, dimana data tersebut diare dengan cara menjaga lingkungan
dilaporkan setiap minggu ke dinas tetap bersih, dilaksakannya kegiatan
kesehatan kota medan. Diare termasuk gotong royong yang dilakukan 2 kali
dalam surveilans karena diare tergolong dalam seminggu setiap hari sabtu. Bidan
dalam penyakit yang berpontensi juga ikut berperan dalam pelaksanaan
menyebabkan terjadinya wabah. program diare yaitu melaksanakannya
Kebijakan program diare di penyuluhan kepada ibu balita ketika
Puskesmas Sering sudah cukup baik posyandu sedang berlangsung, dengan
dalam pelaksanaannya hanya saja belum diberikannya informasi kesehatan
mencapai kategori maksimal. Kebijakan terkhusus tentang diare, kemungkinan
yang disampaikan oleh 3 informan hanya besar ibu balita dapat mencegah
berfokus ketika kasus diare sampai pada terjadinya diare pada anaknya atau bisa
kejadian luar biasa (KLB), dan pelaporan melaksanakan pertolongan pertama
kasus saja. Padahal penting sekali dengan larutan gula garam (LGG) kepada
terlaksananya sistem kewaspadaan dini anaknya yang sedang menderita diare.
(SKD), pengembangan pedoman Tenaga kesehatan yang sudah pernah
penyakit diare, peningkatan pengetahuan mendapatkan pelatihan hanya
dan keterampilan petugas dalam penanggungjawaab program saja, kader
pengolahan program, mengembangkan sebagai orang yang paling dekat dengan
jejaring program dan lintar sektor, serta masyarakat dari perwakilan puskesmas
pelaksanaan monitoring evaluasi dalam juga seharusnya mendapatkan pelatihan,
pelaksanaan program diare agar bisa terutama pelatihan manajemen terpadu
berjalan dengan optimal. Apabila hal-hal balita sakit berbasis masyarakat (MTBS).
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,
maka kasus diare dapat diminimalisir. Pengaruh Sarana Prasarana
Terhadap Pelaksanaan Program
Pengaruh Tenaga Kesehatan Diare di Puskesmas Sering Tahun
Terhadap Pelaksanaan Program 2019
Diare di Puskesmas Sering Tahun Berdasarkan hasil penelitian di
2019 Puskesmas Sering Kecamatan Medan
Tembung Tahun 2019 bahwa sarana
59
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 05 Oktober 2019 :: Accepted: 14 Oktober 2019 :: Published: 31 Oktober 2019
prasarana memiliki pengaruh terhadap Pengaruh Promosi Kesehatan
pelaksanaan program diare. Hal yang Terhadap Pelaksanaan Program
menjadi indikator sarana prasarana Diare di Puskesmas Sering Tahun
memiliki pengaruh terhadap pelaksaaan 2019
program diare adalah dilihat dari telah Hasil penelitian di Puskesmas
dilaksanakannya pojok oralit untuk Sering Kecamatan Medan Tembung
penderita diare yang yang disertai Tahun 2019 menyatakan bahwa promosi
indikasi. Berdasarkan pernyataan dari kesehatan memiliki pengaruh terhadap
penanggungjawab program sebagai pelaksanaan program diare. Hal ini dilihat
informan 2 menjelaskan bahwa berdasarkan pernyataan informan 2 dan
keberadaan pojok oralit tidak harus selalu 4 menyatakan bahwa kegiatan promosi
di sudut atau pojok ruangan, tetapi kesehatan atau penyuluhan diare ada
adanya ruang khusus untuk dilakukan di Puskesmas Sering hanya
melaksanakan tatalaksana pengobatan saja masih jarang, penyampaian
diare. Kerjasama antara lintas program informasi tentang diare dilakukan jika
juga dibutuhkan contohnya kerjasama topik utama berhubungan dengan
dengan lintas program kesehatan penyakit diare dan itupun dijelaskan
lingkungan (KESLING) dalam membuat secara garis besar saja. Informan 3
penyuluhan. Kemudian dalam hal menyatakan bahwa promosi kesehatan
pelaporan data, penanggungjawab juga disampaikan dari pihak kesehatan
program sudah mengunakan komputer lingkungan dangan membuat penyuluhan
dan melaporkan data dalam bentuk cara mencuci tangan dengan sabun,
excel. Kerjasama antara puskesmas dan melaksanakan pengawasan depot air
klinik juga baru dilaksanakan pada tahun minum yang ada di wilayah kerja
2019, sebelumnya data kasus diare Puskesmas Sering, melaksanakan
hanya diperoleh dari pustu saja. pemeriksaan mikrobiologi secara berkala.
Media dalam penyampaian Hal ini dilakukan untuk mencegah
informasi kesehatan juga dibutuhkan. terjadinya diare di wilayah kerja
Informan 2 menyatkan bahwa Puskesmas puskesmas. Sementara pernyataan dari 2
Sering hanya memilki 1 buah leaflet saja. ibu balita yang anaknya menderita diare
Ketersediaan lembar balik sebagai media menyatakan bahwa ibu balita tidak begitu
penyampaian informasi juga belum mengingat hal apa saja yang diabahas
semua pueskesmas mendapatkannya. dalam penyuluhan tentang diaretersebut,
Hasil penelitian Dwi (2013) dan ibu balita yang satu menyatakan
menyatakan bahwa ketersediaan sarana bahwa belum pernah mengikuti
dan prasarana usaha kesehatan sekolah penyuluhan.
memiliki hubungan yang signifikan
dengan peningkatan perilaku hidup Pengaruh Monitoring Evaluasi
sehat. Seharusnya sarana dan prasarana Terhadap Pelaksanaan Program
di puskesmas harus lengkap agar Diare di Puskesmas Sering Tahun
pelaksanaan dari sebuah program dapat 2019
berjalan dengan baik. Sesuai dengan Berdasarkan hasil penelitian di
yang telah ditetapkan oleh Kemenkes RI Puskesmas Sering Kecamatan Medan
tahun 2011 bahwa leaflet harus selalu Tembung Tahun 2019 bahwa monitoring
tersedia, lembar balik juga seharusnya evaluasi memiliki pengaruh terhadap
sudah diberikan kepada setiap pelaksanaan program diare. Diketahui
puskesmas sebagai media penyampaian pernyataan dari 3 informan menyatakan
informasi ketika petugas kesehatan bahwa monitoring dan evaluasi sudah
mengedukasi di ruang pojok oralit. dilaksanan oleh pihak dinas kesehatan,
dengan cara membuat rapat bulanan
60
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 05 Oktober 2019 :: Accepted: 14 Oktober 2019 :: Published: 31 Oktober 2019
dengan seluruh penanggung jawab Diare di Puskesmas Sering Tahun
programdari setiap puskesmasdi dinas 2019
kesehatan kota medan. Kemudian 3. Ada pengaruh Sarana Prasarana
melakukan supervisi ke lapangan, terhadap Pelaksanaan Program
observasi kelapangan dilakukan untuk Diare di Puskesmas Sering Tahun
melihat apakah hal-hal yang selama ini 2019
yang telah disampaikan sudah 4. Ada pengaruh Promosi Kesehatan
dilaksanakan atau belum. Kemudian terhadap Pelaksanaan Program
membuat POA untuk mengatasi hal - hal Diare di Puskesmas Sering Tahun
yang akan mungkin terjadi di dalam satu 2019
tahun mendatang, yang juga akan 5. Ada pengaruh Monitoring dan
membahas apa saja hambatan dalam Evaluasi terhadap Pelaksanaan
pelaksanaan program, serta bagaimana Program Diare di Puskesmas Sering
mengatasinya. Dan untuk membuat hal- Tahun 2019
hal apa saja yang aka dilakukan dimasa
yang akan datang. SARAN
Hanya saja pelaksanaan dari 1. Kepada Dinas Kesehatan Kota
MONEV belum optimal sehingga Medan agar dapat melakukan
pelaksanaan program di lapangan juga pelatihan terhadap tenaga
belum berjalan sesuai dengan yang kesehatan khususnya petugas
dirapkan. Dari hasil wawancara yang yang sering menangasi kasus
dilakukan dengan penanggungjawab diare agar dapat meningkat
program diare di Puskesmas Sering, pengetahuan tentang diare dan
bahwa sebulan sekali dilakukan rapat diharapkan adanya instruksi yang
antara penanggung jawab program jelas dan tegas serta pengawasan,
dengan bagian PKM Dinas Kesehatan di pembinaan dan evaluasi yang
kantor Dinas Kesehatan, dan jelas dari Dinas Kesehatan Kota
pelaksanaan turun kelapangan hanya Medan terkait program diare.
dilakukan 1 kali dalam setahun tepatnya 2. Kepada Puskesmas Sering agar
dibulan desember. Hal ini yang penyuluhan diare direncanakan
mempengaruhi kenapa program diare dengan baik secara rutin dan
tidak berjalan dengan yang seharusnya, berkesinambungan.. Hal ini
karena kurangnya monitoring dan bertujuan untuk meningkatkan
evaluasi terhadap pelaksanaan program pengetahuan dan keterampilan
tersebut. Sementara hasil wawancara masyarakat khususnya ibu balita,
dengan pihak PMK Dinas Keshatan Kota sehingga ibu balita dapat
Medan menyatakan bahwa untuk tahun mencegah penyakit diare dan
2019, MONEV baru akan dilakukan 3-4 melakukan pertolongan pertama
kali dalam setahun. PMK sendiri saat anaknya mengalami diare.
menyatakan hal ini dilakukan agar 3. Diharapkan kepada masyarakat di
tenaga kesehatan yang ada di puskesmas wilayah kerja Puskesmas Sering
tidak lalai dalam menjalankan tugasnya agar dapat menjaga kebersihan
sesuai dengan standar yang ada. lingkungan dan dapat
melaksanakan perilaku hidup
KESIMPULAN bersih dan sehat (PHBS) dan mau
1. Ada pengaruh Kebijakan terhadap ikut serta dalam kegiatan
Pelaksanaan Program Diare di penyuluhan yang dilaksanakan
Puskesmas Sering Tahun 2019 oleh pihak puskesmas.
2. Ada pengaruh Tenaga Kesehatan
terhadap Pelaksanaan Program DAFTAR PUSTAKA
61
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 05 Oktober 2019 :: Accepted: 14 Oktober 2019 :: Published: 31 Oktober 2019
Dermawan, E.S., & Sjaaf, A.C. (2016). Puskesmas Rejosari
Administrasi Kesehatan Pekanbaru. Jurnal Endurance,
Masyarakat : Teori dan 3 (2) Juni 2018 (400-407),
Praktik. Jakarta : PT pp. 400-401
Rajagrafindo Persada Syarifudin, Theresia & Jomima. (2009).
Firdaus, J.K. (2013). Pengantar Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Epidemiologi Penyakit Masyarakat Untuk Mahasiswa
Menular : Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : TIM
Kesehatan Masyarakat. Undang - Undang Republik Indonesia
Jakarta : TIM Nomor 36 Tahun 2009. Tentang
Kementerian Kesehatan RI. (2011) Kesehatan
Situasi Diare Di Indonesia. ISSN Widoyono. (2008). Penyakit Tropis
2088 – 207X. 2011-07. Epidemiologi, Penularan &
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pemberantasannya. Jakarta :
Keputusan Menteri Kesehatan Erlangga
Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
Tentang Rencana Startegis
Kementerian Kesehatan
Tahun 2015 – 2019. – Jakarta
: Kementerian Kesehatan RI
Mubarak, W.I., & Chayatin, N. (2009).
Ilmu Kesehatan Masyarakat :
Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Medika
Puskesmas Rampal Celaket. (2017).
Rencana Usulan Kegiatan
Program Diare. Malang
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta
Suharyono. (2012). Diare Akut Klinik dan
Laboratorik. Jakarta : Rineka
Cipta
Sumantri, Arif. (2011). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta
: Kencana Prenada Media
Group
Surachman, Rendita Herditiya. (2011)
Pengaruh Faktor Lingkungan
dan Karakteristik Ibu
terhadap Tindakan
Penanganan Diare pada Balita
di Kelurahan Kota Bangun
Kecamatan Medan Deli Kota
Medan Tahun 2009. Skripsi,
Universitas Sumatera Utara.
Susi.H& Nurazila. (2018). Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Diare
Pada Balita di Wilayah Kerja
62