ID Potensi Sebaran Limbah Merkuri Pertamban
ID Potensi Sebaran Limbah Merkuri Pertamban
ID Potensi Sebaran Limbah Merkuri Pertamban
ABSTRACT
The amalgamation in artisanal gold mining process in order to separate gold from the ore (gold-
amalgam) will produce mercury waste. Poor waste management of mercury can pollute the
environment. This research aims to identib, a potential distribution pattern of mercury waste or
tailing in Cisungsang village, Cibeber sub-district. Methods used are survei and spatial analysis. Samples
taken from the research site are the gold miners (as subjects of research), sample of mercury waste,
environmental samples (water, soil, fish, vegetables, and rice). The research results show that the use of
mercury (100gr every tromol, every shift) has strong correlation (r = 0,791) with mercury concentrations
in the waste ponds. Mercury concentrations in the liquid of waste ponds are 0,083-0,265 ppm and
mercury concentration in the tailing (sludge) are 0,304-0,407 ppm. Researcher also develop a potential
distribution pattern of mercury that consider slopes of 35% in the area, high precipitation, which can
reach 4000 mm per year, and the condition of open waste ponds, which can speed up the mercury
disposal process in the environment. Mercury concentration in the environment has exceeded the quality
standard. Test result on environmental samples show that mercury concentration in fish is 1,66 ppm, in
spinach is 4,61 ppm, and soil 0,0127 ppm.
ABSTRAK
Pengolahan emas dengan cara amalgamasi menghasilkan emas amalgam dan limbah merkuri. Pengelolaan
limbah merkuri tidak baik dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui
sebaran limbah merkuri/ tailing yang ada di daerah Cisungsang, Kecamatan Cibeber. Metode yang
digunakan adalah survei dan spasial. Sampel yang diambil adalah penambang emas rakyat sebagai
responden, sampel limbah merkuri, dan sampel lingkungan (air, tanah, ikan, sayuran, dan padi). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan merkuri memiliki korelasi yang sangat kuat dengan
konsentrasi merkuri pada bak penampung limbah. Penggunaan merkuri dalam gelundung 100
gram per gelundung mempunyai korelasi yang kuat (r = 0.791) dengan konsentrasi merkuri limbah cair
pada bak penampung 0,083-0,265 ppm dan konsentrasi merkuri limbah padat 0,304-0,407 ppm. Peneliti
juga membuat pola potensi sebaran merkuri, dengan mempertimbangkan kemiringan lereng mencapai
35%, curah hujan yang cukup tinggi yakni hingga 4000 mm/tahun, dan kondisi bak penampung limbah
yang terbuka, maka distribusi merkuri relatif cepat ke lingkungan. Konsentrasi merkuri di lingkungan
sudah melebihi baku mutu. Hasil uji pada sampel lingkungan menunjukkan konsentrasi merkuri pada ikan
sebesar 1,66 ppm, bayam 4,61 ppm, dan tanah 0,0127 ppm.
195
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015: 195 — 205
196
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)
Penggunaan
1
Kualitas limbah Pengaruh pada
merkuri
lingkungan
Gambar 1. Langkah-langkah analisis potensi sebaran merkuri
pertambangan emas rakyat
dalam peta, dianalisis dengan menggunakan Jumlah sampel tanah yang diperlukan
spasial analisis. Untuk menyelesaikan menurut standar pengambilan sampel
masalah, peneliti berpendapat bahwa ada lingkungan adalah 1-2 kg (Suganda et al.,
beberapa langkah yang hams dilalui yaitu: 2006). Menurut Hadi (2005) bahwa
a) Identifikasi para penambang emas rakyat pengambilan sampel tanah dengan cara acak
di Cisungsang sederhana cocok untuk lahan perkebunan,
persawahan, dan lain-lain dengan asumsi
b) Identifikasi lokasi pengolahan emas cenderung homogen dan variabilitas
gelundung dan tong komposisi kimiawi tanahnya rendah.
c) Pengambilan sampel di bak pengendap
dan lahan pertanian sawah (air, tanah, Analisis Data
ikan, padi)
Analisa data yang dilakukan adalah
d) Analisa sampel ke laboratorium dan analisis spasial dan analisis kuantitatif.
ploting data merkuri dipeta Analisis spasial dengan ploting data
e) Analisis potensi sebaran merkuri yang kandungan merkuri di peta Bakosurtanal
dilakukan para penambang emas rakyat overlay dengan peta tata guna lahan dengan
di Cisungsang, Kecamatan Cibeber, menggunakan perangkat lunak Arc GIS 10.
Kabupaten Lebak, Banten Analisis kuantitatif dilakukan terhadap data
primer yang diperoleh dari wawancara
dengan menggunakan kuesioner, observasi,
Populasi dan sampel dan pengukuran. Peneliti mengolah dan
Sampel terdiri atas penambang emas menyajikan dalam bentuk deskriptif,
rakyat, limbah merkuri (cair dan padat), dan menggunakan analisis univariat, dan
lingkungan (air, ikan, tanaman, padi dari bivariat untuk membuat korelasi penambang
lahan pertanian sawah). Penambang emas emas rakyat dengan kadar Hg di lahan
rakyat adalah penambang emas rakyat yang pertanian sawah yang digunakan sebagai
berada di kawasan Cisungsang dan kolam penampung limbah merkuri/tailing
sekitarnya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten oleh penambang. Penelitian dilakukan pada
Lebak — Banten. Limbah merkuri adalah Bulan Januari hingga April 2015.
limbah padat dan limbah cair yang
mengandung merkuri pada bak penampung
yang berada di kawasan Cisungsang dan HASIL
sekitarnya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Karakteristik penambang
Lebak — Banten. Lahan pertanian sawah
adalah lahan pertanian sawah yang berada
di kawasan Cisungsang dan sekitarnya, Berdasarkan data yang tercatat di
Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak — Kantor Desa, ada 105 jiwa yang
Banten. berwiraswasta, 3 diantaranya penambang
Sampel-sampel lingkungan maupun sekaligus pemilik gelundung. Peneliti hanya
sampel limbah yang diambil termasuk jenis berhasil menemui 61 responden pemilik
sampel sesaat/grab sample (Effendi, 2003). gelundung dan 2 orang pemilik tong.
Sebagian besar responden 85,71 % adalah
197
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015 : 195 — 205
laki-laki dan 14,29% adalah perempuan emas dipasok dari daerah Pasir Gombong,
(Tabel 1). Cikidang, dan Ciomas. Battan yang paling
bagus untuk kadar emasnya berasal dari
Pasir Gombong. Semakin bagus kadar
Tabel 1. Karakteristik Responden emasnya, pemakaian merkuri semakin tinggi.
Persen
Karakteristik Kategori Jumlah
(%)
Jumlah orang 63
- . - Kualitas limbah
Jenis Kelamin Laki-laki 54 85,71
Kualitas limbah cair (Tabel 3) pada
Perempuan 9 14,29 bak penampung memiliki konsentrasi
Umur 16-54 tahun 59 93,65 merkuri terendah 0,083 ppm dan
>55 tahun 4 6,35 konsentrasi tertinggi 0,265 ppm. Hal ini
Pendidikan Tidak 4 6,35 berarti, limbah cair yang terdapat dalam bak
sekolah penampung memiliki konsentrasi jauh lebih
SD 39 61,90 tinggi dari yang diperbolehkan oleh Menteri
SMP 11 17,46 Lingkungan Hidup. Sedangkan limbah cair
pada inlet tong memiliki konsentrasi merkuri
SMA 8 12,70 0,0019 yang masih berada dibawah ambang
Sarjana 2 3,17 batas baku mutu limbah yakni 0,005 ppm.
198
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)
199
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015: 195 — 205
Tabel 6. Kadar merkuri pada berbagai jenis contoh di lokasi penelitian, Pongkor,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat (tahun 2001-2012)
Kisaran Lokasi Hasil penelitian
Jenis Contoh (ppm) standar
Air sungai 6-220 0,001 ppm Pongkor Juliawan, 2012
Sedimen 7,73-22,68 0,02-0,625 ppb Pongkor Rahmansyah et a/.,2009
(areal persawahan)
Ikan 0,16-0,24 0,5 ppm Pongkor Halimah et al, 2001
Sayuran 0,04 0,03 ppm Pongkor Widowati, 2008
Beras 0,25-0,45 0,05 ppm Pongkor Widowati, 2008
Potensi sebaran merkuri curah hujan yang cukup tinggi yakni hingga
4000 mm/tahun (Sawitri et al., 2010) ,
Dalam penelitian ini, pola sebaran maka merkuri relatif cepat terbawa arus
merkuri dengan metode spasial dilakukan hujan ditambah kondisi bak penampung
dengan mempertimbangkan aspek topografi yang terbuka. Potensi sebaran merkuri
dan curah hujan. Topografi di daerah ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
memiliki kemiringan hingga 35% dan data
200
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)
astPeTt3.
mpdvid Lnr41040
PerenPai..
ryelhel
(tribelv.98111*73.11.
WIDE% MAP
soot
ITKNANRAMit.111E,
, AF1.A HAIN
mt.:x..454146
;Ion
per.nr,Than
r:511:19-
lrmMtmrn
rvOn0,,•lhouir
201
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015: 195 — 205
pada air, sedimen, tanaman dan ikan yang mobilisasi unsur-unsur berpotensi racun
berada dalam lahan tersebut. Jika dilihat (Herman, 2006).
sebagian besar tingkat pendidikan adalah SD Hasil penelitian uji petik geologi
(61,90%), maka diasumsikan pengetahuan medic mengindikasikan bahwa paparan
mengenai bahaya merkuri masih rendah. merkuri tidak hanya pada media air dan
Dikhawatirkan para penambang masih belum tanah, tetapi juga pada biomarker seperti
faham mengenai penggunaan merkuri untuk tanaman pangan, sayuran dan rambut, rata-
pengolahan emas dalam gelundung. Hal ini rata masih di bawah baku mutu, namun
dibuktikan dengan konsentrasi limbah yang demikian pada ikan dan urin sudah ada
cukup besar di bak penampungan. yang melebihi nilai baku mutu (Agung dan
Menurut Zulkifli (2013), Hutamadi,2012). Tahun 1995 terdeteksi
penambangan emas telah menyebabkan kandungan merkuri di atas ambang batas
peralihan pekerjaan masyarakat menjadi pada hati ikan kerong-kerong
penambang, peningkatan pendapatan, dan (teraponjarbua) yaitu 9,1 mg/g (Wurdiyanto,
efek pengganda ekonomi terhadap kegiatan 2007) atau senilai 18 kali lebih tinggi dari
lainnya. Hal ini terjadi juga pada masyarakat panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,
di Kecamatan Cibeber yang berpindah 1990). Hal serupa juga dialami penambang
profesi seperti dari petani menjadi emas di Kecamatan Kurun Kabupaten
penambang emas di Kawasan Taman Gunung Mas, dengan rata-rata kadar
Nasional Gunung Halimun Salak. Para merkuri di rambut 3.37649 µ g/g
penambang menggunakan bak penampungan (Lestarisa, 2010), nilai tersebut telah
limbah merkuri dekat dengan pemukiman melebihi kadar merkuri normal dalam rambut
dan lahan pertanian sawah. yaitu 1-2 mg/kg menurut WHO (1990).
Menurut Kitong et al. (2013), semakin dekat
Lahan pertanian yang dijadikan bak jarak dari lokasi penambangan maka semakin
penampung dapat mengalami pencemaran. tinggi pula konsentrasi merkuri dibandingkan
Menurut Hidayati et al. (2006), tumbuhan dengan lokasi yang berada jauh dari lokasi
yang tumbuh pada bak penampung pertambangan.
cenderung tinggi terhadap akumulasi merkuri
pada akar. Bayam berdaun dun adalah Merkuri dan turunannya sangat
termasuk tumbuhan hiperakumulator beracun. Jika merkuri masuk dalam
terhadap merkuri (Irsyad et al., 2014). Tidak lingkungan perairan akan merugikan
hanya bayam, talas juga memiliki daya manusia, karena sifatnya yang mudah larut
akumulasi yang tinggi terhadap merkuri dan terikat dalam jaringan tubuh organisme
(Rahmansyah et a/.,2009). Menurut Subowo air. Pencemaran perairan oleh merkuri
et al. (1999), adanya limbah B3 dalam lahan sangat mempengaruhi ekosistem setempat,
pertanian dapat menurunkan produktivitas karena sifatnya yang stabil dalam sedimen,
dan kualitas hasil pertanian. kelarutannya yang rendah dalam air dan
kemudahannya diserap dan terakumulasi
Pencemaran merkuri ke lingkungan dalam tubuh organisme yaitu melalui rantai
pada saat amalgamisasi dan pemijaran emas makanan. Menurut WHO (1989), merkuri di
amalgam dalam proses penambangan emas, alam umumnya berbentuk metil merkuri
akan mengkontaminasi cumber air minum yaitu bentuk senyawa organik dengan daya
dan ikan yang sangat diperlukan oleh racun tinggi dan sukar terurai dibandingkan
masyarakat sekitar tambang (Inswiasri dan zat asalnya. Merkuri yang dapat diakumulasi
Martono, 2007). Pembuangan tailing yang adalah metil merkuri, yang mana dapat
berasal dari proses amalgamasi bijih emas, diakumulasi oleh ikan dan dapat betacun bagi
memungkinkan limbah merkuri tersebar di manusia. Phytoplankton dan bakteri dapat
sekitar wilayah penambangan dan dapat melakukan transfer dan transformasi merkuri,
menyebabkan terjadinya pencemaran karena kedua organisme tersebut relatif
lingkungan oleh merkuri organik atau mendominasi perairan dan sea grass. Bakteri
anorganik. Hal ini terjadi terutama di dapat merubah merkuri menjadi metil
wilayah-wilayah tropis, karena tingginya merkuri, dan membebaskan merkuri dari
tingkat pelapukan kimiawi dan aktivitas
sedimen.
biokimia yang akan menunjang percepatan
202
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)
203
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 14 No 3, September 2015: 195 — 205
Peneliti menyadari juga bahwa sebaran tempat gelundung yang sudah luas.
Sungai Cikidang juga berpotensi tercemar Disarankan pula agar tidak ada sebaran di
oleh merkuri, tetapi peneliti tidak meneliti tempat yang lebih tinggi.
sampai sejauh itu, maka perlu penelitian Seharusnya para penambang dapat
lanjutan mengenai konsentrasi merkuri mengurangi penggunaan merkuri dalam
pada Sungai Cikidang sebagai anak pengolahan emas, agar merkuri di lingkungan
sungai DAS Cibareno. tidak tinggi. Pembuatan bak penampung
Daerah ini dikenal dengan lumbung tidak hanya 2, tetapi 4 bak pengendap dan
padi, artinya pangan utama mereka hams dibuat tempat penimbunan seperti yang
terhindar dari berbagai hal yang bisa merusak sudah diatur dalam Keputusan Menteri
basil panen. Hasil panen yang didapat Lingkungan Hidup No. 23 tahun 2008. Pada
mencapai 3,5 ton/ha. Beras dan hasil panen saat melakukan pengolahan emas, sebaiknya
ini, umumnya mereka konsumsi sendiri yang para penambang menggunakan alat
disimpan dalam lumbung hingga panen pelindung diri bempa masker, sarong tangan
berikutnya Menurut Edi (2015), irigasi ini latex, dan lain-lain, agar tidak terpapar
mengairi 475 ha sawah dan total 530 ha merkuri.
sawah, sisanya dialiri oleh mata air. Masyarakat sebaiknya mencuci ikan
dan sayur yang akan dikonsumsi dicuci
dengan asam cuka. Kemudian tidak
KESIMPULAN DAN SARAN mengizinkan tanah atau sawahnya dijadikan
Kesimpulan tempat pengolahan emas maupun tempat
pembuangan tailing.
Konsentrasi merkuri rata-rata pada
limbah cair 0,152 ppm dan limbah padat Perlu ada penelitian lanjutan untuk
0,363 ppm, nilai ini sudah melebihi baku mengetahui distribusi pencemaran merkuri di
mutu limbah. Pengelolaan limbah merkuri DAS Cibareno, mengingat sepanjang sungai
yang buruk di Desa Cisungsang tersebut ditempati oleh masyarakat yang
mempengaruhi kualitas limbah di bak menggunakan air sungai untuk keperluan
penampungan limbah dan mencemari sehari-hari. Perlu dilakukan kajian ekonomi
lingkungan. Hasil pemeriksaan sampel lingkungan, mengingat cemaran merkuri
lingkungan menunjukkan konsentrasi yang ditimbulkan pada lingkungan cukup
merkuri pada sampel bayam sebesar 4,61 besar, dibandingkan dengan hasil yang
ppm, ikan 1,66 ppm, dan tanah 0,0127 ppm. didapatkan oleh para penambang, guna
Potensi sebaran merkuri dilingkungan menuju pertambangan emas rakyat yang
dipengaruhi oleh curah hujan tinggi (4000 mampan.
mm/tahun), kemiringan topografi 35%, dan
kondisi bak penampungan tidak tertutup.
Pola sebaran mengikuti lokasi pemukiman UCAPAN TERIMAKASIH
sehingga aliran limbah merkuri yang Penulis ucapkan terima kasih kepada
terbuang akan mencemari persawahan yang Ibu Dr. Haruki Agustina yang telah
letaknya lebih rendah dari tempat proses menyediakan waktu untuk menyempurnakan
tambang emas rakyat tersebut. basil penelitian ini dan teman seperjuangan
Mutiara Soprima, M.Si yang selalu
Saran memberikan dorongan dalam mengerjakan
penelitian. Tidak lupa juga kepada Bapak
Melihat pola sebaran limbah Dr.dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si yang
merkuril tailing pertambangan emas rakyat selalu memberikan semangat dalam
tidak sepenuhnya aman buat lingkungan, menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis.
maka peneliti menyarankan beberapa
alternatif untuk pengelolaan limbah ini.
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Lebak perlu mengawasi dengan serius dalam
Agung, L. Novalia. dan Hutamadi, R. (2012).
pengelolaan limbah merkuri. Pengolahan Paparan Pertambangan Emas Rakyat
emas sebaiknya terintegrasi, mengingat Cisoka, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten:
204
Potensi sebaran limbah merkuri...(Helmi SRP, Hasroel T, Inswiasri)
205