Analisis Swot Implementasi Sistem Penyediaan Air Minum Berkelanjutan (Green Spam) Pada Spam Regional Keburejo Di Jawa Tengah

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X

Yogyakarta, 15 September 2018

ANALISIS SWOT IMPLEMENTASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


BERKELANJUTAN (GREEN SPAM) PADA SPAM REGIONAL KEBUREJO
DI JAWA TENGAH

Anom Guritno
Program Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang-Indonesia
Email : [email protected]

ABSTRACT
The Development in Indonesia is currently growing very rapidly accompanied by a variety of issues that arise.
One of the important issues in Development in Indonesia is the low implementation of the Sustainable Water
Supply System in water supply buildings. This study aims to analyse internal and external factors (SWOT
Analysis) related to the Implementation of Keburejo Regional Water Supply System in Central Java. Study
locations are in Kebumen District and Purworejo District. Regional Water Supply System is one of the
regionalization Water Supply System programs involving 2 districts, namely Kebumen District and Purworejo
District with raw water total capacity of 600 liters/second. From the development of the Keburejo Regional
Water Supply System, the total can serve 48.000 home connection or 240.000 people. Data analysis method
used in this research is descriptive analysis through SWOT matrix, data collection is obtained by interview,
observation, and study planning documents. After identification, the results of the analysis show that by using
SWOT analysis the position of Keburejo Regional WSS is in quadrant II, meaning that the implementation of
Green WSS is in good condition, to improve these conditions it is necessary to develop WSS strategies. The
development strategy that is suitable to be applied to the Green WSS Implementation in the Keburejo Regional
WSS is to use the SO strategy. The SO strategy is carried out by utilizing the strengths of the Keburejo Regional
WSS to capture the current opportunities for WSS development.

Keywords : SWOT Analysis, Sustainable Water Supply System

INTISARI
Pembangunan di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat diiringi dengan berbagai macam isu yang
muncul. Salah satu isu penting dalam Pembangunan di Indonesia yaitu masih rendahnya Implementasi Sistem
Penyediaan Air Minum Berkelanjutan (Green SPAM) pada bangunan penyediaan air minum. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal (Analisis SWOT) terkait Implementasi Green SPAM
pada SPAM Regional keburejo di Jawa Tengah. Lokasi studi berada di Kabupaten Kebumen dan Kabupaten
Purworejo. SPAM Regional ini merupakan salah satu program regionalisasi SPAM yang melibatkan 2
kabupaten yaitu Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo dengan total kapasitas air baku sebesar 600
liter/detik. Dari pembangunan SPAM Regional Keburejo ini, total dapat melayani 48.000 SR atau sejumlah
240.000 jiwa. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif melalui
matriks SWOT, pengumpulan data didapatkan dengan cara interview, observasi, dan studi dokumen
perencanaan. Setelah melakukan identifikasi, hasil analisis menunjukkan bahwa dengan menggunakan analisis
SWOT posisi SPAM Regional Keburejo berada pada kuadran II, artinya penerapan/implementasi Green SPAM
berada pada kondisi yang baik, untuk meningkatkan kondisi tersebut perlu dilakukan strategi - strategi
pengembangan SPAM. Strategi pengembangan yang cocok diterapkan pada Implementasi Green SPAM pada
SPAM Regional Keburejo adalah dengan menggunakan strategi SO. Strategi SO dilakukan dengan
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki SPAM Regional Keburejo guna menangkap peluang pengembangan
SPAM yang ada saat ini.

Kata Kunci : Analisis SWOT, Sistem Penyediaan Air Minum Berkelanjutan

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan
hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Salah

A-203
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

satu upaya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yaitu dengan melaksanakan pembangunan pada
Bidang Air Minum.
Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan Air Minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem Penyediaan Air Minum yang
selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan Air Minum. Pemenuhan
sarana dan prasarana penyediaan air minum yaitu dengan kegiatan penyelenggaraan SPAM. Penyelenggaraan
SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana
yang mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada masyarakat. Salah satu bentuk
penyelenggaran SPAM yang saat ini sudah berjalan yaitu Pembangunan Bidang Air Minum di Provinsi Jawa
Tengah.
Kondisi pelayanan air minum perpipaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 42,76 %, maka
perlu peningkatan sebesar 57,24 % untuk mencapai target yaitu sebesar 100 % selama kurun waktu 5 tahun atau
pada tahun 2019. Pada tahun 2013 jumlah penduduk yang memiliki akses air minum layak sebesar 63,99 %
untuk perkotaan dan akses air minum layak untuk pedesaan yaitu 49,13 %. Sementara untuk target MDG’s
Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 yaitu sebesar 75,00 % untuk akses aman air minum layak perkotaan dan 52,80
% untuk akses aman air minum layak perdesaan. Sasaran akses aman air minum tahun 2019 baik perkotaan dan
perdesaan ialah sebesar 100 %
Dengan melihat kondisi tersebut, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) yang diwakili Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (DJ SDA) dan
Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJ CK) bersama Pemerintah Daerah (Pemda) mengadakan kerjasama dalam
program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional guna mempercepat target 100% pelayanan air minum
sehingga program SPAM Regional ini menjadi program unggulan Pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan air
minum. Pengembangan SPAM Regional dimaksudkan mengatasi keterbatasan air baku di tiap daerah,
pengelolaan dan pembiayaan dengan menyatukan SPAM dari beberapa kabupaten/kota menjadi satu SPAM
terintegrasi secara terpadu dan baik dengan satu pengelolaan induk di tingkat Provinsi (PP No. 122 Tahun
2015). Dalam mewujudkan program pembangunan SPAM Regional perlu direncanakan konstruksi infrastruktur
yang lebih efisien dan ramah lingkungan (Kementerian PUPR, 2016).
Studi ini akan meninjau pemenuhan air bersih di Provinsi Jawa Tengah dan perlunya penerapan
Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional di Jawa Tengah (Studi Kasus SPAM Regional Keburejo).
Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional meliputi penerapan green open space di wilayah bangunan
IPA, pemanfaatan sumber energi terbarukan (green energy), dan upaya pengembangan bangunan hemat energi
dan ramah lingkungan (green building) pada bangunan IPA, dengan penerapan aspek K3 pada proses
konstruksinya
Diharapkan dengan terlaksananya Implementasi Green SPAM pada pembangunan SPAM Regional di
Jawa Tengah dapat meningkatkan pelayanan air minum yang diikuti dengan perkembangan ekonomi secara
signifikan.

1.2. Tujuan Penelitian


a.) Mendeskripsikan dan menganalisis Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional Regional
Keburejo

A-204
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

b.) Membangun instrumen (analisis SWOT) Implementasi Green SPAM dalam proses pengembangan
SPAM Regional Keburejo

1.3. Tinjauan Pustaka


1.3.1. Penjelasan Singkat Tentang Indikator Bangunan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Konstruksi ramah lingkungan (Green Construction) merupakan upaya menghasilkan bangunan dengan
menggunakan proses ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien mulai dari perencanaan,
pembangunan, operasional, renovasi bahkan pembongkaran. Definis Green Construction menurut Glavinich
(2008) adalah suatu perencanaan dan pelaksanaan proses konstruksi yang didasarkan pada dokumen kontrak
untuk meminimalkan dampak negatif proses konstruksi terhadap lingkungan agar terjadi keseimbangan antara
kemampuan lingkungan dan kebutuhan hidup manusia untuk generasi sekarang dan mendatang.
Keberlanjutan didefinisikan sebagai continues-to-work-over-time (Carter et al, 1999), yaitu sifat atau ciri
terus menerus kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat pengguna mandiri dengan mempertimbangkan
masyarakat pengguna secara mandiri. Pada keberlanjutan untuk pembangunan air minum dan sanitasi terdapat 5
(lima) aspek, yaitu teknis, keuangan, sosial, kelembagaan, dan lingkungan (Mukherjr, N & van Wijk, 2003).

Gambar 1. Kunci aspek Keberlanjutan Sarana Air Minum

Dalam penelitian ini, Green Construction adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan
terciptanya bangunan ramah lingkungan (green building) dari tahap perencanaan, tahap konstruksi dan tahap
operasional & pemeliharaan. Untuk mewujudkan gerakan tersebut diperlukan indikator penilaian pada masing-
masing pentahapan. Penentuan indikator pada tahap perencanaan, tahap konstruksi, dan tahap operasional &
pemeliharaan meliputi 4 aspek yaitu aspek teknis, hukum dan peraturan, kelembagaan, dan keuangan.
Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan
pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu
menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk atau indikasi tentang
keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan. Indikator harus bersifat, Sederhana, tepat waktu,terukur,
bermanfaat, dan terpercaya.
1.3.2. Pengertian SPAM dan SPAM Regional
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem
Penyediaan Air Minum, pasal 1 ayat 4 menyebutkan bahwa penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan
Air Minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan

A-205
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

produktif. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana
dan prasarana penyediaan Air Minum.
SPAM diselenggarakan dengan tujuan untuk :
1. Tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas Air Minum
2. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan Air Minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau
3. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan BUMN, BUMD, UPT, UPTD,
Kelompok Masyarakat, dan Badan Usaha
4. Tercapainya penyelenggaraan Air Minum yang efektif dan efisien untuk memperluas cakupan
pelayanan Air Minum.
Jenis SPAM terdiri dari SPAM jaringan perpipaan dan SPAM bukan jaringan perpipaan. SPAM jaringan
perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan, sedangkan SPAM bukan
jaringan perpipaan terdiri atas sumur dangkal, sumur pompa, bak penampungan air hujan, terminal air, dan
bangunan penangkap air.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016 Tentang
Penyelanggaraan Sistem Penyediaan Air Minum, pasal 10 ayat (6) menyebutkan bahwa Penyusunan Rencana
Induk SPAM Lintas Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pengelompokan wilayah di lintas
provinsi terkait yang memiliki kelebihan ataupun kekurangan sumber air baku.
Selanjutnya dijelaskan pada ayat (7) bahwa Pengelompokan wilayah di lintas provinsi terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) menjadi dasar dilaksankannya SPAM Regional.
Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan untuk menjamin hak rakyat atas air minum, akses terhadap
pelayanan air minum dan terpenuhinya kebutuhan pokok air minum sehari-hari bagi masyarakat.
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi,
mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau dan/atau mengevaluasi system fisik (teknik) dan non-fisik
penyediaan air minum. Pengembangan SPAM regional adalah pengembangan SPAM lintas Kabupaten/Kota
dan/atau lintas Provinsi (Permen PU No. 27/2016).
Penyelenggaraan pengembangan SPAM mengacu pada rencana induk pengembangan SPAM.
Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa:
a) Rencana Induk Pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Admintrasi Kabupaten atau Kota.
b) Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Kabupaten dan/atau Kota.
c) Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Provinsi.
Sistem regional dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM mengacu pada Rencana Induk yang
kedua yaitu Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Kabupaten dan/atau Kota. Rencana Induk tersebut
ditetapkan oleh Gubernur dengan didukung oleh Surat Keputusan Bersama kepala daerah masing-masing.
Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Kabupaten/Kota mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten dan/atau kota dalam satu provinsi. Rencana induk ini disusun dengan memeperhatikan
kebijakan dan strategi daerah masing-masing kabupaten/kota yang telah ditetapkan serta kesepakatan antar
kabupaten/kota terkait dengan memberitahukan kepada pemerintah provinsi terkait. Jika kesepakatan antara
kabupaten/kota terkait tidak tercapai, pemerintah provinsi dapat memfasilitasi terselenggaranya kerja sama
dalam perencanaan pengembangan SPAM lintas kabupaten/kota. Namun, apabila kerja sama sebagaimana

A-206
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

dimaksud di atas tetap tidak tercapai, Pemerintah Pusat dapat menetapkan kesepakatan kerja sama sebagai dasar
penyusunan rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten/kota. Untuk selanjutnya kesepakatan
kerjasama tersebut disebut dengan MOU.
Dalam hal ketersediaan air baku, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menjamin ketersediaan air
baku. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama antar daerah dalam rangka efisiensi
pemanfaatan air baku.
1.3.3. Pengertian Green SPAM
Sistem Penyediaan Air Minum ramah lingkungan (Green SPAM) menjadi isu penting dalam
pembangunan di Indonesia terkait masih rendahnya implemantasi green SPAM pada bangunan penyediaan air
minum yang sudah ada. Pada dasarnya penerapan Green SPAM tidak bisa terlepas dari green construction yang
merupakan langkah dasar penetuan indikator untuk menghasilkan bangunan ramah lingkungan (green building).
Green building adalah konsep untuk ‘bangunan berkelanjutan’ dan mempunyai syarat tertentu, yaitu
lokasi, sistim perencanaan dan perancangan, renovasi dan pengoperasian, yang menganut prinsip hemat energi
serta harus berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi dan sosial. (Kementerian Lingkungan Hidup, 2001).
Dalam perencanaan bangunan SPAM, green building dimulai pada tahap perencanaan, pembangunan,
pengoperasian hingga operasional pemeliharaan dengan memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi,
menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu kualitas udara di dalam ruangan dan
memperhatikan kesehatan penghuninya. (Helmizulhar.blogspot.com, 2012).

2. METODE PENELITIAN
2.1. Identifikasi Indikator Green SPAM
Metode ini dilaksanakan dengan menganalisis Implementasi Green SPAM pada SPAM Regional
Keburejo. Dalam penentuan apakah suatu proyek konstruksi bisa dikatakan telah melaksanakan green
construction atau tidak, perlu adanya acuan dalam penerapan green construction tersebut. Salah satu standar
yang sudah mengeluarkan faktor-faktor dalam penerapan green construction adalah Green Building Council
Indonesia (GBCI). Kriteria penilaian sistem rating/Greenship menurut GBCI meliputi :
- Tepat Guna Lahan
- Konservasi dan Penghematan Energi
- Konservasi Air
- Siklus dan Sumber Material
- Kenyamanan di Dalam Ruangan
- Manajemen Lingkungan Bangunan
Analisis ini akan membahas tentang kondisi SPAM Regional Keburejo saat ini dengan mengacu pada 3
tahap indikator Green SPAM yang meliputi aspek teknis, hukum dan peraturan, kelembagaan, dan keuangan.
Masing-masing indikator terdiri dari beberapa rating yang mengandung kredit yang memiliki muatan nilai
tertentu dan akan diolah untuk menentukan nilai akhir.
Dalam pemilihan isu dan indikator yang akan digunakan telah dilaksanakan survei lokasi berdasarkan
keadaan sesungguhnya hingga didapatkan indikator sebagai berikut :

Tabel 1. Indikator Green SPAM Regional Keburejo

A-207
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

No Aspek Indikator Skor


1 Aspek Teknis Tahap Perencanaan 1-5
Tahap Konstruksi 1-5
Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5

2 Aspek Hukum Tahap Perencanaan 1-5


Tahap Konstruksi 1-5
Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5

3 Aspek Kelembagaan Tahap Perencanaan 1-5


Tahap Konstruksi 1-5
Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5

4 Aspek Keuangan Tahap Perencanaan 1-5


Tahap Konstruksi 1-5
Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5

5 Aspek Sosial Tahap Perencanaan 1-5


Tahap Konstruksi 1-5
Tahap Operasional & Pemeliharaan 1-5
Source : Data diolah, 2018

Dari indikator Green SPAM diatas, selanjutnya akan dianalisis dengan cara penilaian dari setiap jawaban
pada masing-masing substansi yang telah ditentukan, yaitu
a.) skor 1-5 jika mendukung Green SPAM (sesuai dengan rating yang memiliki muatan nilai yang sudah
ditentukan)
b.) skor 0 jika tidak mendukung Green SPAM
contoh :
Apabila memiliki dokumen Feasibility Study (FS) maka dinyatakan mendukung Green SPAM, lalu berdasarkan
kategori
- Studi Kelayakan Lengkap, skor 5
- Studi Kelayakan Sederhana, skor 3
- Justifikasi Teknis dan Biaya, skor 1
Dikarenakan Green SPAM termasuk kedalam Green Construction maka standar yang dipakai dalam
penentuan nilai pada indikator Green SPAM Regional Keburejo mengacu pada kriteria Greenship, yaitu
memuat 6 aspek yaitu : Tepat Guna Lahan, Konservasi dan Penghematan Energi, Konservasi Air, Siklus dan
Sumber Material, Kenyamanan di Dalam Ruangan, dan Manajemen Lingkungan Bangunan.
Berdasarkan pertimbangan diatas, untuk menentukan apakah suatu bangunan dapat dinyatakan memiliki
kriteria bangunan ramah lingkungan yaitu hasil akhir skoring analisis indikator nilai skoring total sebesar ≥75%
dari total 100%.

2.2. Metode Pengumpulan Data (dokumen, wawancara, survei)


Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan, antara lain:
a. Observasi (Pengamatan)
Yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke obyek atau lokasi penelitian
untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti. Unsur-unsur yang diamati antara

A-208
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

lain pengamatan terhadap sumber air baku, rencana daerah pelayanan, lokasi Unit air baku, unit transmisi
air baku, unit produksi, unit trasnmisi air bersih, dan unit reservoir distribusi. Dalam penelitian ini
penulis akan melakukan pengamatan di sekitar obyek bersama-sama dengan instansi terkait.
b. Wawancara
Wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada
responden, dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam (Kusmaryadi dan Sugiarto,
2000).
Dilakukan dengan wawancara mendalam yang dilakukan kepada pihak-pihak yang berkompeten dan
memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam menyusun strategi dalam Program Penyediaan Air Bersih
Di Jawa Tengah khususnya Keburejo.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah kegiatan mengumpulkan berbagai data penunjang meliputi laporan studi dan
penelitian, publikasi ilmiah, peraturan perundangan, peta dan bentuk publikasi lainnya yang terkait
dengan penelitian.

2.3. Metode Analisis Data (Indikator Skoring, Analisis SWOT)


Metode analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan mengelompokan data, menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.(Bogdan & Biklen, 1982). Pada tahap analisis, data yang diperoleh akan diolah sesuai dengan
pengelompokannya.
Tabel 2. Metode Analisis Data
INPUT DATA PROSES HASIL
Mendeskripsikan dan menganalisis 1. Mengkaji implementasi Green SPAM Memperoleh deskripsi analisis
implementasi Green SPAM pada pada teknologi SPAM Regional implementasi Green SPAM pada
SPAM Regional Keburejo Keburejo SPAM Regional yang mencakup 5
2. Mengkaji pengaruh implementasi aspek.
Green SPAM pada aspek teknis, Memperoleh skor indikator Green
peraturan/hukum, kelembagaan dan SPAM Regional Keburejo
keuangan.
Membangun Instrumen (Analisis Identifikasi faktor internal dan eksternal Rekomendasi peningkatan
SWOT) Dalam Proses untuk analisis implementasi Green implementasi Green SPAM untuk
Pengembangan SPAM (Studi SPAM pada SPAM Regional. SPAM Regional.
Kasus SPAM Regional Keburejo)
Sumber : Data diolah, 2018

Analisis SWOT dijabarkan secara deskriptif dari data observasi dan wawancara pengelola yang dianalisis
berdasarkan kriteria GCBI. Secara kualitatif, analisis SWOT digunakan dalam menganalisis faktor internal dan
eksternal untuk merumuskan kekuatan dan kelemahan yang ada dan peluang serta ancaman yang harus dihadapi.
Analisis secara kuantitatif dalam SWOT dilakukan dengan pemberian bobot dan rating sehingga menghasilkan
matriks SWOT (David, 2009).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Skoring Indikator Green SPAM

A-209
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

Dari hasil analisis yang telah dilaksanakan, didapatkan nilai skoring indikator pada masing-masing aspek
yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Skoring Indikator Green SPAM Regional Keburejo

No Tahap Indikator Skoring


ASPEK TEKNIS
1 Tahap Perencanaan Ketersediaan Rencana Induk Sistem Penyedaan Air 4
Minum (RI SPAM)
Ketersediaan Dokumen Kelayakan (Feasibility Study) 5
Ketersediaan Detailed Engineering Design (DED) 5
Ketersediaan Dokumen Ijin Lingkungan (Amdal/UKL- 5
UPL)
2 Tahap Konstruksi Kesesuaian penggunaan lahan di lapangan apakah 5
sesuai dengan perencanaan?
Kesesuaian sistem di lapangan apakah sesuai dengan 4
perencanaan?
Penggunaan material bangunan berbahaya bagi 5
kesehatan dan lingkungan atau tidak?
Penggunaan energi 3
Pengelolaan limbah 4
Kerusakan lingkungan 5
Penerapan SMK3 4
3 Tahap Operasional Kuantitas, kualitas, dan kontinuitas SPAM temasuk 4
dan Pemeliharaan kebocoran air
Penggunaan Energi 5
Pengelolaan limbah 5
Kerusakan lingkungan 5
Penerapan SMK3 4
- SOP
- Standar alat kerja
Upaya dari pihak pengelola terkait konservasi air 5
JUMLAH 77
ASPEK PERATURAN
1 Tahap Perencanaan Ketersediaan peraturan nasional tentang SPAM regional 5
Ketersediaan peraturan khusus SPAM Regional 5
Keburejo
Ketersediaan peraturan kelembagaan langsung 5
2 Tahap Konstruksi Ketersediaan SOP 5
Kesesuaian dengan dokumen spesifikasi teknis 5
Penerapan SMK3 5
3 Tahap Operasional Ketersediaan Standar operasional Prosedur (SOP) 5
dan Pemeliharaan
Penerapan SMK3 3
JUMLAH 37
ASPEK KELEMBAGAAN
Tahap Perencanaan Bentuk dukungan pemerintah 5
Kejelasan calon pengelola 5
Keberadaan lembaga bertanggung jawab penuh 5
Keberadaan lembaga pengawasan resmi 5
Tahap Konstruksi Kriteria kontraktor 4
Keberadaan pengawas lapangan 4
Koordinasi dengan konsultan perencana 5
Keterlibatan calon pengelola 5
Keterlibatan stakeholder lain 4
Tahap Operasional Struktur organisasi PDAB 5
dan Pemeliharaan

A-210
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

No Tahap Indikator Skoring


Struktur Organisasi pengelola SPAM Keburejo 3
Lembaga pengawas khusus SPAM Keburejo 4
Keterlibatan stakeholder dan masyarakat 4
JUMLAH 58
ASPEK KEUANGAN
Tahap Perencanaan Survey harga satuan setempat atau harga pemerintah 5
Analisis biaya konstruksi sesuai kebutuhan lapangan 5
atau tidak
Biaya Investasi 5
Sumber pendanaan menringankan pengelola atau tidak 5
Kelayakan keuangan 5
Tahap Konstruksi Kesesuaian dengan biaya investasi pada DED 5
Tahap Operasional Biaya OM 5
dan Pemeliharaan
Tarif 5
JUMLAH 40
ASPEK SOSIAL
Tahap Perencanaan Sosialisasi kepada masyarakat 5
Pendekatan khusus pada masyarakat 4
Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan desain 3
Tahap Konstruksi Sosialisasi menjelang konstruksi 5
Keterlibatan warga lokal dalam proses konstruksi 3
Gangguan dari warga selama konstruksi berlangsung 5
Keterlibatan CSR 4
Pengawasan dari masyarakat 5
Tahap Operasional Sosialisasi menjelang kegiatan operasional berlangsung 3
dan Pemeliharaan
Keterlibatan warga dalam kegiatan operasional 3
Gangguan dari warga selama operasional berlangsung 5
JUMLAH 45
TOTAL 257
Sumber : Hasil Analisis, 2018

Dari hasil analisis diatas dihasilkan nilai total dari 5 aspek Indikator Green SPAM adalah 257 atau
sebesar 90% yang mengindikasikan bahwa Infrastruktur SPAM Regional Keburejo masuk kedalam kategori
Hijau. Klasifikasi Nilai Indikator Green SPAM:
0-56 (0-20%) : Black
57-113 (21-40%) : Red
114-170 (41-60%) : Blue
171-227 (61-80%) : Yellow
228-285 (61-100%) : Green
3.2. Analisis SWOT
3.2.1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa permasalahan utama SPAM Regional Keburejo adalah
kurangnya penerapan implementasi Green SPAM pada Infrastruktur SPAM. Pembahasan akan dilakukan
dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal/Analisis SWOT. Faktor Internal dan eksternal pada
Implementasi Green SPAM Regional Keburejo sebagai berikut:
a. Kekuatan
- Kualitas dan kuantitas air baku yang baik

A-211
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

- Komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan program pembangunan SPAM


- Adanya peraturan khusus SPAM Regional (PKS, Pergub)
- Adanya lembaga pengelola khusus
- Keinginan masyarakat mendapatkan pelayanan air bersih
b. Kelemahan
- Biaya Investasi yang lebih besar dari SPAM Non Regional
- Terkendala masalah pendanaan
- Penyerapan SR relatif lama (10 tahun)
- Pengoperasian sistem yang belum maksimal, mengikuti penyerapan SR
- Belum ada peraturan khusus dari PDAB untuk pengelolaan SPAM Regional Keburejo
c. Peluang
- Peluang anggaran dari pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten
- Peluang pembentukan pengelola pada unit baru (Keburejo)
- Meningkatkan perekonomian daerah
- Memfasilitasi daerah yang kekurangan sumber air baku
- Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
d. Ancaman
- Pembangunan SPAM Regional Keburejo terhambat akibat finansial yang belum disepakati
- Struktur Organisasi di Unit Keburejo belum ada sehingga mempengaruhi kinerja pegawai
- Konflik sosial akibat belum dilayani SR
- Resiko kebocoran tinggi karena pipa JDU menggunakan pipa pVC
- Konflik pembayaran retribusi

3.2.2. Penilaian Faktor Internal dan Eksternal


Analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan melalui analisis
IFE dan EFE dengan cara pemberian bobot dan rating berdasarkan tingkat kepentinganya. Penentuan nilai
bobot merupakan pendapat masing-masing responden terhadap faktor internal dan eksternal.

Tabel 4. Penentuan Nilai bobot faktor internal


No Faktor Internal Bobot Jumlah Responden Rata-rata Bobot
1 2 3 4
Kekuatan
1 Kualitas dan kuantitas air baku yang baik 2 3 2 7 3,0 0,096
Komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan
2 2 2 3 7 3,1 0,101
program pembangunan SPAM
Adanya peraturan khusus SPAM Regional (PKS,
3 1 3 3 7 3,3 0,106
Pergub)
4 Adanya lembaga pengelola khusus 4 3 7 3,4 0,110
5 Keinginan masyarakat mendapatkan pelayanan air 3 2 2 7 2,9 0,092

A-212
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

No Faktor Internal Bobot Jumlah Responden Rata-rata Bobot


1 2 3 4
bersih

Kelemahan
Biaya Investasi yang lebih besar dari SPAM Non
1 2 2 3 7 3,1 0,101
Regional
2 Terkendala masalah pendanaan 2 3 2 7 3,0 0,096
3 Penyerapan SR relatif lama (10 tahun) 2 3 2 7 3,0 0,096
Pengoperasian sistem yang belum maksimal,
4 1 1 2 3 7 3,0 0,096
mengikuti penyerapan SR
Belum ada peraturan khusus dari PDAB untuk
5 1 3 3 7 3,3 0,106
pengelolaan SPAM Regional Keburejo
31,1 1
Sumber : Hasil Analisis, 2018

Tabel 5. Penentuan Nilai bobot faktor internal


No Faktor Eksternal Bobot Jumlah Responden Rata-rata Bobot
1 2 3 4

Peluang

1 Peluang anggaran dari pemerintah Pusat, Provinsi, 3 4 7 3,6


dan Kabupaten 0,103
2 Pembentukan pengelola pada unit baru (Keburejo) 2 5 7 3,7 0,107
3 Meningkatkan perekonomian daerah 3 4 7 3,6 0,103
Memfasilitasi daerah yang kekurangan sumber air
4 1 2 3 7 3,0
baku 1 0,086
Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
5 2 5 7 3,7
masyarakat 0,107
Ancaman

1 Pembangunan SPAM Regional Keburejo terhambat 2 2 3 7 3,1


akibat finansial yang belum disepakati 0,091

2 Struktur organisasi di Unit Keburejo belum ada 2 5 7 3,7


sehingga mepengaruhi kinerja pegawai 0,107
3 Konflik Sosial akibat belum dilayani SR 1 3 3 7 3,3 0,095

4 Resiko kebocoran tinggi karena pipa JDU 2 5 7 3,7


menggunakan pipa PVC 0,107
5 Konflik pembayaran retribusi 1 3 3 7 3,3 0,095
34,7 1
Sumber : Hasil Analisis, 2018

Tabel 6. Tingkat Kepentingan Faktor Internal


No Faktor Internal Rating
Rata-rata
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7
Kekuatan
1 Kualitas dan kuantitas air baku yang baik 4 3 4 3 3 2 2 3,0
Komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan program
2 3 3 2 4 4 3 3 3,1
pembangunan SPAM
3 Adanya peraturan khusus SPAM Regional (PKS, Pergub) 4 2 3 3 3 3 4 3,1
4 Adanya lembaga pengelola khusus 3 4 3 3 2 4 3 3,1
5 Keinginan masyarakat mendapatkan pelayanan air bersih 2 4 4 2 3 3 3 3,0

A-213
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

No Faktor Internal Rating


Rata-rata
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7
Kelemahan
1 Biaya Investasi yang lebih besar dari SPAM Non Regional 4 4 3 2 3 3 2 3,0
2 Terkendala masalah pendanaan 2 3 3 3 4 4 2 3,0
3 Penyerapan SR relatif lama (10 tahun) 2 3 3 4 3 2 3 2,9
Pengoperasian sistem yang belum maksimal, mengikuti
4 3 3 2 2 2 3 3 2,6
penyerapan SR
Belum ada peraturan khusus dari PDAB untuk pengelolaan
5 4 2 3 4 3 2 3 3,0
SPAM Regional Keburejo
Sumber : Hasil Analisis, 2018

Tabel 7. Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal


No Faktor Eksternal Rating
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 Rata-rata

Peluang

1 Peluang anggaran dari pemerintah Pusat, Provinsi, dan 4 4 4 2 4 3 3 3,4


Kabupaten
2 Pembentukan pengelola pada unit baru (Keburejo) 3 4 4 4 3 3 3 3,4
3 Meningkatkan perekonomian daerah 4 4 2 4 3 4 3 3,4
4 Memfasilitasi daerah yang kekurangan sumber air baku 3 2 3 3 4 4 3 3,1
5 Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 4 4 3 4 3 3 4 3,6

Ancaman

1 Pembangunan SPAM Regional Keburejo terhambat akibat 4 4 4 3 4 3 3 3,6


finansial yang belum disepakati

2 Struktur organisasi di Unit Keburejo belum ada sehingga 4 3 4 4 3 3 2 3,3


mepengaruhi kinerja pegawai
3 Konflik Sosial akibat belum dilayani SR 3 3 3 4 4 3 2 3,1

4 Resiko kebocoran tinggi karena pipa JDU menggunakan 2 4 3 4 4 3 3 3,3


pipa PVC
5 Konflik pembayaran retribusi 4 2 4 3 3 2 3 3,0
Sumber : Hasil Analisis, 2018

3.2.3. Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) dan Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Matriks ini berfungsi untuk mengukur besarnya peranan faktor internal dan eksternal pada
implementasi Green SPAM pada SPAM Regional Keburejo. Berdasarkan penilaian bobot pada faktor internal
dan eksternal dibuat matriks IFE dan EFE.

Tabel 8. Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE)


No Faktor Internal Bobot Rating Skor
1 2 3
Kekuatan
1 Kualitas dan kuantitas air baku yang baik 0,096 3,0 0,289
Komitmen Pemerintah Daerah dalam mewujudkan
2 0,101 3,1 0,317
program pembangunan SPAM
3 Adanya peraturan khusus SPAM Regional (PKS, Pergub) 0,106 3,1 0,332
4 Adanya lembaga pengelola khusus 0,110 3,1 0,346
5 Keinginan masyarakat mendapatkan pelayanan air bersih 0,092 3,0 0,275

A-214
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

No Faktor Internal Bobot Rating Skor


1 2 3
Kelemahan
1 Biaya Investasi yang lebih besar dari SPAM Non Regional 0,101 3,0 0,303
2 Terkendala masalah pendanaan 0,096 3,0 0,289
3 Penyerapan SR relatif lama (10 tahun) 0,096 2,9 0,275
Pengoperasian sistem yang belum maksimal, mengikuti
4 0,096 2,6 0,248
penyerapan SR
Belum ada peraturan khusus dari PDAB untuk pengelolaan
5 0,106 3,0 0,317
SPAM Regional Keburejo
Total Nilai 2,99
Sumber : Hasil Analisis, 2018

Tabel 9. Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE)


No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
1 2 3

Peluang

1 Peluang anggaran dari pemerintah Pusat, Provinsi, dan 0,103 3,4 0,353
Kabupaten
2 Pembentukan pengelola pada unit baru (Keburejo) 0,107 3,4 0,367
3 Meningkatkan perekonomian daerah 0,103 3,4 0,353
4 Memfasilitasi daerah yang kekurangan sumber air baku 0,086 3,1 0,272
5 Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 0,107 3,6 0,382

Ancaman

1 Pembangunan SPAM Regional Keburejo terhambat akibat 0,091 3,6 0,323


finansial yang belum disepakati

2 Struktur organisasi di Unit Keburejo belum ada sehingga 0,107 3,3 0,352
mepengaruhi kinerja pegawai
3 Konflik Sosial akibat belum dilayani SR 0,095 3,1 0,297

4 Resiko kebocoran tinggi karena pipa JDU menggunakan 0,107 3,3 0,352
pipa PVC
5 Konflik pembayaran retribusi 0,095 3,0 0,284

3,33
Sumber : Hasil Analisis, 2018

Berdasarkan hasil analisis Matriks IFE dan EFE, matriks IFE memiliki skor total 2,99 dan matriks EFE
memiliki skor total 3,33. Posisi SPAM Regional Keburejo berada dalam Kuadran II, yang mengindikasikan
sedang berada dalam posisi tumbuh dan membangun (grow and built).

A-215
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

Gambar 2. Matriks IE

Faktor Internal Kekuatan (Strengths) : Kelamahan (Weaknesses) :


1. Kualitas dan kuantitas air baku yang 1. Biaya Investasi yang lebih besar dari
baik SPAM Non Regional
2. Komitmen Pemerintah Daerah 2. Terkendala masalah pendanaan
dalam mewujudkan program 3. Penyerapan SR relatif lama (10
Faktor Eksternal pembangunan SPAM tahun)
3. Adanya peraturan khusus SPAM 4. Pengoperasian sistem yang belum
Regional (PKS, Pergub) maksimal, mengikuti penyerapan SR
4. Adanya lembaga pengelola khusus 5. Belum ada peraturan khusus dari
5. Keinginan masyarakat mendapatkan PDAB untuk pengelolaan SPAM
pelayanan air bersih Regional Keburejo

Peluang(Opportunity) : Strategi SO: Strategi WO :


1. Peluang anggaran dari pemerintah 1. Mengembangkan potensi sumber 1. Memprioritaskan Pembangunan
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten air SPAM Regional
2. Peluang pembentukan pengelola pada 2. Meningkatkan kinerja pemerintah 2. Membuka peluang Kerjasama
unit baru (Keburejo) dalam penyelenggaraan SPAM Pemerintah dengan Badan Usaha
3. Meningkatkan perekonomian daerah 3. Menarik minat masyarakat untuk 3. Promosi untuk masyarakat terkait
4. Memfasilitasi daerah yang berpartisipasi dalam memenuhi SR
kekurangan sumber air baku kebutuhan air minum 4. Membentuk tim khusus untuk
5. Meningkatkan kesehatan dan 4. Membentuk struktur organisasi menyusun peraturan pengelolaan
kesejahteraan masyarakat pada unit SPAM Regional SPAM Regional Keburejo
Keburejo 5. Mempioritaskan daerah yang belum
5. Sosialisasi penggunaan air bersih tersedia SPAM
Ancaman(Treaths) : Strategi ST : Strategi WT:
1. Pembangunan SPAM Regional 1. Menyusun kesepakatan terkait 1. Membuka peluang Kerjasama
Keburejo terhambat akibat finansial pendanaan Pemerintah dengan Badan Usaha
yang belum disepakati 2. Membentuk struktur organisasi 2. Membentuk struktur organisasi
2. Struktur Organisasi di Unit Keburejo pada unit SPAM Regional pada unit SPAM Regional Keburejo
belum ada sehingga mempengaruhi Keburejo 3. Memprioritaskan calon pelanggan
kinerja pegawai 3. Memprioritaskan calon pelanggan (daftar tunggu) SPAM
3. Konflik sosial akibat belum dilayani (daftar tunggu) SPAM 4. Pembuatan SOP Unit Keburejo
SR 4. Melakukan pemeliharaan secara 5. Penetapan tarif
4. Resiko kebocoran tinggi karena pipa berkala
JDU menggunakan pipa pVC 5. Kesepakatan tarif
5. Konflik pembayaran retribusi

Gambar 3. Matrix SWOT

A-216
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Identifikasi Indikator Green SPAM
Berdasarkan hasil analisis skoring indikator Green SPAM, SPAM Regional Keburejo mendapatkan nilai
sebesar 257 dari total 285 (kategori hijau),
2. Analisis SWOT
Berdasarkan analisis SWOT, berada pada kuadran II, artinya penerapan Implementasi Green SPAM berada
pada kondisi yang baik, untuk meningkatkan kondisi tersebut telah dirumuskan strategi-strategi
pengembangan dan pengelolaan SPAM Regional Keburejo.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini.
PDAB provinsi Jawa Tengah selaku pengelola SPAM Regional Keburejo dan para kolega.

DAFTAR PUSTAKA
Carter et al., 1999. J. Sci. Food Agric., 79 (11): 1431-1440
Bogdan, Robert C. dan Biklen Kopp Sari, 1982, Qualitative Research for Education: An Introduction to
Theory and Methods. Allyn and Bacon, Inc.: Boston London.
David, Fred R. 2009. Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Glavinich, T. E., 2008, Contractor's Guide to Green Building Construction, John Wiley.
Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Jakarta : Menteri Hukum dan HAM
Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Nomor 27 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta : Kementerian Hukum dan HAM
Indonesia. 2015. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum. Jakarta : Menteri Hukum dan HAM
Kementerian Lingkungan Hidup’s Article, 2001
Kusmayadi dan Sugiarto, E., 2000, Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Mukherjr, N & C. van Wijk, 2003. Sustainability Planning and Monitoring in Community Water Supply and
Sanitation : A Guide on the Methodology for Participatory Assesment (MPA) for Community-driven
Development Programs, Water and Sanitation Program, World Bank and IRC, The Netherlands
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum provinsi Jawa Tengah. Semarang : Sekretaris Daerah Provinsi Jawa
Tengah
Purnomo, Wika D. 2013. Evaluasi Pengelolaan Lanskap Berdasarkan Aspek Tepat Guna Lahan Bagi Bangunan
Hijau Di P.T. Dahana, Bogor : IPB
Z. Ding, Ze Fan, Vivian W.Y. Tam, Yu Bian, Shenghan Li, I.M. Chethana S. Illankoon, Sungkon Moon (2018)

A-217
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018 ISSN: 1979-911X
Yogyakarta, 15 September 2018

A-218

You might also like