SWOT Pengembangan Udang Windu

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

e-J.

Agrotekbis 2 (5) : 548-556, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011

PENGEMBANGAN STRATEGI USAHA TAMBAK UDANG WINDU


PADA KELOMPOK TANI POGOYUMAN DI DESA KANTANAN
KECAMATAN BOKAT KABUPATEN BUOL
Development of Business Strategies of Shrimp Ponds on Pogoyuman Farmer Group at
Kantanan Village, Bokat District, Buol Regency

Sriyanti A. Ismail1 1), M.R. Yantu 2), Howara Dafina 2)


1)
Student of Agribusiness Study Programe, Faculty of Agriculture, Tadulako University, Palu
2)
Lecturer Staf of Agribusiness Study Programe, Faculty of Agriculture, Tadulako University, Palu
Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aims are to determine the level of income in the black tiger shrimp farming on the
Pogoyuman Farmer Groups, in Kantanan village, Bokat District of Buol regency, and analyzing the
development of the business strategy of tiger shrimp pond on Pogoyuman Farmer Groups in
Kantanan Village, Bokat District, Buol regency. This research was carried out on tiger shrimp
farming on the Pogoyuman Farmers Groups in the Kantanan village, Bokat District, Buol Regency.
Determination of the respondents in this study was conducted by the using in a census of all tiger
shrimp farmers as many as 24 people. The analysis used was a revenue and SWOT analysis. The
results showed that the total of earned by the tiger shrimp farming is Rp 797.895.000 per land area
with a total cost of Rp 229.523.434 with the average revenue earned by the tiger shrimp farmers in
Kantanan village of Bokat District of Rp 42,809,101, and the results of weights and ratings
sampling are determined through an objective method (perception of respondents), the results of
this study also indicate that the position of the strategies used in the black tiger shrimp farming in
Kantanan village, District Bokat, Buol regency is in quadrant I (aggressive). The position of the
first quadrant indicate that the situation is very favorable for black tiger shrimp farms in the
business development. Black tiger shrimp farming has the power and opportunity that is very
profitable, so that the business can use the SO strategy.

Key words : Strategy Development, Business Strategy, Business Shrimp, Tiger Shrimp .

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan usaha tambak udang windu pada
kelompok tani pogoyuman di Desa Kantanan Kecamatan Bokat kabupaten Buol, menganalisis
pengembangan strategi usaha tambak udang windu windu pada kelompok tani pogoyuman di Desa
Kantanan Kecamatan Bokat Kabupaten Buol. Penelitian ini dilaksanakan pada usaha tambak udang
windu pada kelompok tani pogoyuman di Desa Kantanan Kecamatan Bokat kabupaten Buol.
Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus terhadap seluruh petani
usaha tambak udang windu sebanyak 24 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan
dan SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah penerimaan usaha tambak udang windu
perluas lahan sebesar Rp 797.895.000 dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 229.523.434
dengan hasil pendapatan rata-rata yang diperoleh petambak udang windu di Desa Kantanan
Kecamatan Bokat Kabupaten Buol adalah Rp 42.809.101, dan hasil penentuan sampel bobot dan
rating ditentukan melalui metode obyektif (presepsi responden), hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa posisi strategi yang digunakan usaha tambak udang windu di Desa Kantanan
Kecamatan Bokat Kabupaten Buol berada pada kuadran I (agresif). Posisi kuadran pertama ini

548
menggambarkan situasi yang sangat menguntungkan bagi usaha tambak udang windu dalam
pengembangan usaha. Usaha tambak udang windu memiliki kekuatan dan peluang yang sangat
menguntungkan, sehingga usaha dapat menggunakan strategi SO.

Kata kunci : Pengembangan Strategi, Strategi Usaha, Usaha Tambak Udang, Udang Windu.

PENDAHULUAN menjadi motor penggerak sektor riil maka


pengembangannya harus memperhatikan
Wilayah pesisir dan lautan mempunyai kaidah ekonomi dengan memperhatikan
peran yang penting sebagai sumber penghidupan keterkaitan berbagai sektor ekonomi. Salah
bagi penduduk Indonesia. Kedua wilayah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
ini diprakirakan menjadi tumpuan bagi pengembangan sektor pertambakan melalui
pembangunan bangsa Indonesia di masa pendekatan sistem usahatani pertambakan
depan. Hal ini disebabkan, oleh sebagian besar secara terpadu (Zulfanita dan Hasanah,
wilayah Indonesia merupakan wilayah pesisir 2006).
dan laut yang memiliki berbagai sumber Secara geografis Propinsi Sulawesi
daya dan serta jasa lingkungan yang beragam Tengah memiliki 2 (dua) teluk besar, yaitu
(Alikodra, 2005).. teluk Tomini dan teluk Tolo. Luas wilayah
Ada beberapa sumber daya alam perairan Propinsi Sulawesi Tengah di
pesisir yang dapat dikelola dan dikembangkan, perkirakan 193.923,75 km, terbagi atas 3
di antaranya sumber daya perikanan yang Zona pengelolaan, yakni Zona 1 : Selat
mencakup sumber daya perikanan tangkap Makassar, Laut Sulawesi meliputi
dan perikanan budidaya. Perikanan budidaya Kabupaten Donggala, Tolitoli dan Buol.
meliputi budidaya payau, pantai dan laut. Zona II : Teluk Tomini meliputi Kabupaten
Semakin menurunnya produksi yang dihasilkan Parigi Moutong, Poso, Tojo Una-una dan
oleh perikanan tangkap, maka usaha pemanfaatan Banggai. Serta Zona III : Teluk Tolo
lahan tambak, khususnya budidaya air payau meliputi Kabupaten Banggai Kepulauan dan
(tambak udang) diharapkan mampu menopang Morowali, (BPS, 2011)
target produksi nasional perikanan (Alikodra, 2005). Bila luas wilayah Sulawesi Tengah
Perikanan mempunyai beberapa faktor di tambah ± 12 mil (73.147 km²) maka
peranan yang cukup penting dalam Pembangunan menjadi 261.956,75 km² angka tersebut
Nasional, karena sekitar 2.274.629 orang adalah 3,85 kali luas daratan, sehingga
nelayan dan 1.063.140 rumah tangga budidaya Sulawesi Tengah merupakan propinsi
yang menggantungkan hidupnya dari kegiatan pemasok komoditi laut yang dominan
usaha perikanan. Selain itu, adanya sumbangan (Yantu, 2013).
devisa yang jumlahnya cukup signifikan dan Budidaya udang windu (Penaeus
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. monodon) telah mengalami peningkatan.
Mulai terpenuhinya kebutuhan sumber protein Namun beberapa tahun terakhir ini banyak
hewani bagi sebagian masyarakat. Terbukanya petani tambak yang mengalami penurunan
lapangan kerja bagi angkatan kerja baru, produksi usaha budidayanya. Salah satu
sehingga diharapkan mampu mengurangi penyebab penurunan produksi tersebut
angka pengangguran dan adanya potensi adalah menurunnya sistem kekebalan tubuh
perikanan yang dimiliki Indonesia (Dinas udang windu (Penaeus monodon) yang
Perikanan dan Kelautan, 2006). menyebabkan timbulnya penyakit yang
Budidaya udang merupakan prospek berujung pada kematian (Kordi, 2004).
usaha yang menjanjikan. Selain waktu Hal ini banyak terjadi pada stadia
pembudidayaannya yang relatif singkat yaitu pasca larva udang windu
lebih kurang 4-5 bulan. Udang juga lebih (Penaeus monodon) windu. Menurunnya
tahan akan penyakit. Budidaya pertambakan kualitas lingkungan budidaya dan

549
ketersediaan nutrisi pakan yang kurang dengan pertimbangan bahwa seluruh petani
merupakan faktor penyebab sehingga udang usaha tambak udang windu sangat
windu (Penaeus monodon) saat ini sering berkompoten untuk memberikan informasi
terserang penyakit yang dapat menyebabkan sehubungan dengan kegiatan penelitian ini.
kematian massal (Kordi, 2004). Selain itu diwawancarai 4 orang yang terdiri
Penggunaan sistem budidaya secara atas 2 orang pedagang pengumpul dan 2
intensif berpeluang pada peningkatan orang konsumen.
serangan penyakit sehingga untuk
menanggulangi hal tersebut perlunya Teknik Pengumpulan Data. Data
penggunaan obat dan bahan kimia. Saat ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ekspor perikanan harus memenuhi food data primer dan data kekunder. Data primer
safety diantaranya bebas antibiotik dan diperoleh dari observasi lapangan dan
turunannya, bebas logam berat, sanitier dan wawancara langsung dengan responden
higiene. Saat ini pengembangan lahan menggunakan daftar pertanyaan
budidaya udang lebih dikembangkan ke (Questionaire), sedangkan data sekunder
wilayah indonesia tengah dan timur (Kordi, diperoleh dari literatur-literatur dan
2004). instansi/dinas terkait dengan penelitian ini.
Sulawesi Tengah berpotensi untuk
pengembangan budidaya udang. Menurut Model Analisis yang digunakan untuk
Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi menjawab rumusan masalah pada butir
Tengah mempunyai potensi luas tambak pertama adalah analisis pendapatan.
42.095 Ha. Penerimaan menggunakan rumus
Tujuan umum penelitian ini ialah (i) (Soedarsono, 1995), sebagai berikut :
Mengetahui tingkat pendapatan usaha TR = P . Q ................................... (4)
tambak udang windu (ii) Menganalisis Keterangan :
pengembangan strategi usaha tambak udang
windu pada kelompok tani pogoyuman TR = Jumlah Penerimaan (Rp)
Desa Kantanan Kecamatan Bokat P = Harga (Rp)
Kabupaten Buol. Q = Produksi (Rp)

METODE PENELITIAN Salah satu metode analisis yang digunakan


untuk mengetahui besarnya tingkat
Tempat dan Waktu. Penelitian pendapatan dalam suatu usaha tambak
dilaksanakan di Desa Kantanan Kecamatan udang windu untuk menganalisi
Bokat Kabupaten Buol, lokasi penelitian ini pendapatan digunakan rumus (Yantu dan
dipilih secara sengaja (purposive) dengan Rauf, 2012) sebagai berikut:
pertimbangan bahwa Desa Kantanan П = TR -TC................................ (5)
merupakan salah satu daerah penghasil Keterangan :
Udang di Kecamatan Bokat Kabupaten
Buol. Penelitian ini dilaksanakan pada П = Pendapatan (Rp)
Bulan Maret sampai Mei 2013. TR = Total Penerimaan (Rp)
TC = Jumlah Biaya Produksi (Rp)
Penentuan Responden. Responden
dalam penelitian ialah petani yang
Analisis SWOT. digunakan dalam
mengusahakan kegiatan usaha tambak
mencapai tujuan dua penelitian ini. Tahapan
udang windu. Penentuan responden
analisis SWOT dalam penyusunan
ditetapkan dengan metode sensus terhadap
perencanaan strategi sebagai berikut :
seluruh petani usaha tambak udang windu
sebanyak 24 orang. Hal tersebut dilakukan

550
1. Tahap pengumpulan data dibedakan Umur. Rata-rata umur petani responden
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. usaha tambak udang windu di Desa
Data internal diperoleh dari lingkungan Kantanan Kecamatan Bokat Kabupaten
internal dalam usaha tambak udang windu Buol, rata-rata berusia 40 tahun ini
di Desa Kantanan yang berupa kekuatan menunjukkan kisaran umur petani dalam
dan kelemahan sedangkan data eksternal usia produktif 15-64 tahun (BPS, 2011).
diperoleh dari lingkungan luar yang berupa
peluang dan ancaman. Faktor ini dibuat Tingkat pendidikan. Rata-rata
dalam bentuk matriks EFAS (External tingkat pendidikan responden yaitu SMA.
Factor Analysis Summary) dan matriks Hal ini membuktikan bahwa tingkat
IFAS (Intrnal Factor Analysis Summary). pendidikan responden mempengaruhi
2. Tahap Analisis. Menganalisis IFAS kemampuan dan keterampilan petani dalam
dan EFAS dengan memberi rating secara hal penyerapan informasi yang berkaitan
obyektif (Yantu, 2012), yaitu nilai rating dengan usaha tambak udang windu .
dengan skala 1,2,3,4. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani
pemikirannya akan semakin bertambah luas
Penentuan bobot dihitung dengan terhadap suatu inovasi baru, petani
menggunakan metode obyektif dengan berpendidikan tinggi akan lebih mudah
rumus (Yantu, 2012) sebagai berikut : menerima, menerapkan dan bahkan
...........................................(6) mengembangkannya dibandingkan petani
yang berpendidikan rendah.
Bi=∑
Pengalaman berusahatani. Rata-rata
pengalaman berusahatani responden yaitu 6
Keterangan : tahun. Pengalaman yang dimiliki responden
Bi = Bobot faktor ke-i dapat berdampak terhadap adopsi petani
Ri = Rating ke-i akan inovasi baru. Pengalaman dalam
∑ = Total rating ke-i berusaha merupakan faktor yang dapat
menunjang petani dalam meningkatkan
HASIL DANPEMBAHASAN kemampuan kerjanya dalam berusaha.
Analisis Pendapatan Tambak Udang.
Karakteristik Responden. Responden Analisis pendapatan dalam penelitian ini
penelitian ini merupakan pemilik tambak digunakan untuk mengetahui besarnya
usaha tambak udang windu , berdasarkan pendapatan petani responden pada usaha
data yang diperoleh melalui hasil observasi tambak udang windu di Desa Kantanan
dan wawancara langsung dengan pemilik Kecamatan Bokat Kabupaten Buol, dengan
tambak. Karakteristik responden yang cara menghitung selisih antara total
diambil meliputi umur, tingkat pendidikan penerimaan dan total biaya yang digunakan
dan pengalaman bekerja dibidang perikanan dalam berusahatani.
budidaya.

Tabel 1. Analisis Pendapatan Responden Petani Usaha Tambak Udang Windu di Desa
Kantanan Kecamatan Bokat Kabupaten Buol,2013.
No Uraian Nilai Aktual Nilai
(Rp/1,3 Ha) (Rp/Ha)
1 Penerimaan Usahatani
- Rata-Rata Produksi (Kg) 949.88 73.067
- Harga Jual (Rp/Kg) 35.000 2692
Rata-Rata Penerimaan 33.245.625 33.245.625

551
2 Biaya Produksi
1. Total Biaya Tetap
102.497 78.844
a. Pajak Tanah 27.292 2.099
b. Penyusutan Alat 56.032 43,102
2. Total Biaya Variabel
9.467.229 728,248
a. Tenaga Kerja 8,791.667 676,282
b. Benih 666,667 51,282
c. Pakan 8,896 684
Rata-Rata Biaya Total 9.569.726 7.361.328
Rata-Rata Pendapatan (1-2) 42.809.101 32.930.078
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2013.

Tabel 1 menunjukan bahwa berdasarkan rata biaya total dan rata-rata penerimaan,
hasil penelitian dapat diketahui petani diketahui bahwa rata-rata pendapatan yang
responden usaha tambak udang windu di peroleh petani usaha tambak udang
memiliki rata-rata produksi sebesar 949 windu sebesar Rp
Kg/13 Ha atau setara dengan konversi 730 42.809.101/1,3 Ha atau setara dengan Rp
Kg/Ha dengan harga jual Rp 35.000/Kg, 32.930.078/Ha .
jadi rata-rata penerimaan petani sebesar
Rp 33,245.625/1,3 Ha atau setara dengan Identifikasi Faktor Internal dan
konversi Rp 2,557,356/Ha Sedangkan rata- Eksternal perencanaan pengembangan
rata biaya tetap sebesar Rp 102.497/1,3 Ha usaha tambak udang windu di Desa
atau setara dengan konversi Rp 78,844/Ha Kantanan Kecamatan Bokat Kabupaten
dan total biaya variabel Rp 9,467,229/1,3 Buol menekankan pada pertimbangan
Ha atau setara dengan konversi Rp terhadap lingkungan internal dan eksternal
728,248/Ha. Jadi, rata-rata total biaya dengan menganalisis faktor-faktor kekuatan
produksi sebesar Rp 9.569.726/1,3 Ha atau dan kelemahan serta faktor peluang dan
setara dengan konversi Rp 7.361.328/Ha ancaman.
Setelah dilakukan pengurangan antara rata-

Tabel 2. Hasil Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Usaha Tambak Udang Windu pada
Kelompok Tani Pogoyuman Desa Kantana Kecamatan Bokat Kabupaten Buol,
2013
No Faktor Internal No Faktor Eksternal
1 Kekuatan (Strength) 1 Peluang (Opportunities)
a. Potensi lahan yang besar a. Perkembangan teknologi
b. Ketersedian benih yang semakin meningkat
memadai b. Adanya dukungan dari
c. Jumlah tenaga kerja yang pemerintah
memadai c. Pangsa pasar hasil tambak
d. Sarana dan prasarana produksi tinggi
memadai. d. Adanya hubungan kerja sama
dengan pedagang
pengumpul.

552
2 Kelemahan (Weakness) 2 Ancaman (Threaths)
a. Teknologi yang digunakan a. Kurangnya keamanan tambak
masih sederhana b. Ketidak pastian iklim
b. Ketersediaan modal terbatas c. Adanya kompotitor
c. Kurangnya kesadaran d. Keamanan transportasi yang
petambak dalam menerima kurang memadai/jalur untuk
teknologi baru menuju tambak
d. Tempat usaha belum strategis
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013
Koefisien Ifas. Setelah faktor-faktor IFAS (Internal Factor Analysis Summary).
strategi internal usaha tambak udang windu Berdasarkan hasil perhitungan setiap rating,
pada kelompok tani pogoyuman di Desa maka diperoleh pembobotan untuk masing-
Kantana Kecamatan Bokat Kabupaten Buol masing nilai rating faktor internal.
teridentifikasi, selanjutnya dibuat Tabel

Tabel 3. Analisis SWOT matriks (IFAS) Usaha tambak udang windu pada kelompok tani
pogoyuman di Desa Kantanan Kecamatan Bokat Kabupaten Buol, 2013
Bobot
Faktor Internal Bobot Rating X Ket
Rating
1. Kekuatan (Strengths)
a. Potensi lahan yang luas 0,12 3 0,36
b. Ketersedian benih yang memadai 0,16 4 0,64
c. Jumlah tenaga kerja yang memadai 0,16 4 0,64
d. Sarana dan prasarana produksi memadai 0,12 3 0,36
Sub Total 0,56 14 2
2. Kelemahan (Weakness)
a. Teknologi yang digunakan masih 0,08 2 0,16
sederhana
b. Ketersediaan modal yang terbatas 0,12 3 0,36
c. Kurangnya kesadaran petambak dalam 0,08 2 0,16
menerima teknologi baru
d. Tempat usaha belum strategis 0,16 4 0,64
Sub Total 0,44 11 1,32
Total (1+2) 1,00 25 3,32
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2013

Tabel 3 menunjukan bahwa sumbu X dalam kuadran SWOT yaitu


berdasarkan hasil perkalian antara nialai sebesar 0,68.
bobot X rating faktor lingkungan internal
kuadran dalam pengembangan strategi Koefisien Efas. Setelah faktor-faktor
usaha tambak udang windu , yaitu total nilai eksternal yang mempengaruhi usaha tambak
bobot X rating faktor kekuatan (Strenght) udang windu pada kelompok tani
dikurangi dengan total nilai bobot X rating pogoyuman di Desa Kantanan Kecamatan
faktor kelemahan (Weakness) maka Bokat Kabupaten Buol terindentifikasi,
diperoleh nilai X sebagai sumbu horizontal selanjutnya dibuat dalam Tabel EFAS
yaitu 2-1,32= 0,68 dengan demikian, nilai (Eksternal Factor Analisis Summary).

553
Berdasarkan dari hasil perhitungan setiap
rating, maka diperoleh pembobotan untuk
masing-masing nilai rating faktor internal

Tabel 4. Analisis SWOT Matriks (EFAS) usaha tambak udang windu pada kelompok tani
pogoyuman di Desa Kantanan Kecamatan Bokat Kabupaten Buol, 2013
Bobot
Faktor Eksternal Bobot Rating X Ket
Rating
1. Peluang (Opportunities)
a. Perkembangan teknologi semakin
0,2 4 0,8
meningkat
b. Adanya dukungan dari pemerintah 0,1 2 0,2
c. Pangsa pasar hasil tambak tinggi 0,15 3 0,45
d. Adanya hubungan kerja sama dengan
0,10 2 0,2
pelanggan tetap
Sub total 0,55 11 1,65
2. Ancaman (Threaths)
a. Kurangnya keamanan tambak 0,15 3 0,45
b. Ketidak pastian iklim 0,15 3 0,45
c. Adanya kompotitor 0,1 2 0,2
d. Keamanan transportasi yang kurang
memadai atau jalur untuk menuju 0,05 1 0,05
tambak .
Sub Total 0,45 9 1,15
Total (1+2) 1,00 20 2,8
Sumber : Data Setelah Diolah 2013

Tabel 4 menunjukan bahwa


PELUANG
(Y) (+)
berdasarkan perhitungan dari nilai rating
faktor eksternal ialah pengurangan antara
(Y) (+)
faktor peluang (Opportunities) dan III I
ancaman (Threaths) yaitu 1.65-1,15 = 0,5
W-O S-O
yang dijadikan sebagai sumbu Y. 0.5
0.68 (+)
Berdasarkan hasil pembobotan dapat KELE KEKU
MAHAN ATAN
disimpulkan bahwa total skor faktor internal (Y)

yang diperoleh dari pengurangan total IV II


faktor kekuatan dan faktor kelemahan
W-T S-T
sebagai sumbuh X yaitu 0,68. Total skor
faktor eksternal yang merupakan hasil ANCAMAN
pengurangan antara total faktor peluang dan
total faktor ancaman sebagai sumbu Y yaitu
0,5 seperti pada Tabel 5 .

554
Tabel 5. Hasil skoring faktor Internal dan faktor Eksternal usaha tambak udang windu pada
kelompok tani pogoyuman di Desa Kantanan Kecamatan Bokat Kabupaten Buol,
2013
Koordinat Keterangan
Faktor Internal
Kekuatan (Strengths)
0,68 Sumbu X
Kelemahan (Weakness)
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities)
0,5 Sumbu Y
Ancaman (Treaths)
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2013.

Keterangan : Lingkungan Eksternal : Peluang lebih besar dari


Lingkungan Internal : Kekuatan lebih lebih pada ancaman (0,5)
besar dari kelemahan (0,68)
pemerintah dengan cara melakukan
KESIMPULAN DAN SARAN pembenihan, melakukan pembudidayaan
secara terus menerus guna memanfaatkan
Kesimpulan sumber daya manusia yang ada.
Berdasarkan hasil dan pembahasan
dari penilitian mengenai pengembangan Saran
strategi usaha tambak udang windu pada (i) Melalui penelitian ini penulis
kelompok tani pogoyuman di Desa berharap lebih ditingkatkan lagi
Kantanan Kecamatan Bokat Kabupaten keterampilan petani tambak yang meliputi
Buol dapat disimpulkan sebagai berikut : teknik budidaya yang modern, peningkatan
(i) Pendapatan rata-rata yang diperoleh mutu produk tambak perlu terus
petani tambak udang di Desa Kantanan diupayakan, dan memaksimalkan
Kecamatan Bokat Kabupaten Buol perluas pemanfaatan sumber daya manusia.
lahan usaha yaitu sebesar Rp (ii) Memaksimalkan produksi secara
42.809.101, dimana untuk konversi/ha terus-menerus untuk memanfaatkan peluang
sebesar Rp 32.930.078. permintaan pasar yang tinggi.
(ii) Berdasarkan analisis SWOT (iii) Memaksimalkan modal sendiri
menunjukkan bahwa posisi pengembangan dalam rangka memanfaatkan dukungan
strategi usaha tambak udang windu pada pemerintah dan permintaan produk yang
kelompok tani pogoyuman di Desa cenderung meningkat.
Kantanan Kecamatan Bokat Kabupaten
Buol berada pada kuadran pertama DAFTAR PUSTAKA
(agresif), strategi ini menggambarkan
bahwa usaha tambak udang windu berada Alikodra, H, S. 2005. Konsep Pengelolaan
pada posisi menguntungkan, maka usaha Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan
dapat menggunakan strategi SO yaitu Berkelanjutan. Makalah disampaikan
diversifikasi usaha budidaya tambak dengan pada Pelatihan ICZPM-Angkatan
menerapkan polycultur pada lahan budidaya III/2005 Prov. NTB. Mataram
tambak untuk lebih meningkatkan lagi BPS, 2011.Sulawesi Tengah Dalam Angka,
produksi, mengingat permintaan pasar hasil
2012. BPS-Statistics Sulawesi Tengah
tambak tinggi, memanfaatkan dengan baik
Provinsial Office. Palu.
hasil-hasil benih yang didapat langsung dari
pesisir pantai maupun bantuan dari

555
Dinas Perikanan dan Kelautan Indonesia, 2006. Pertanian Universitas Tadulako. 11-03-
Pembangunan Nasional. 2013 Pogombo. Palu.

Kordi, 2004. Penanggulangan Hama dan Yantu, M.R 2012. Perencanaan Tataruang.
Penyakit Ikan. Rineke Cipta. Jakarta Handout Paruh Kedua Versi Devisi.
Program Studi Magister Penyumbangan
Soedarsono. H. 1995. Pengantar Ekonomi Wilayah dan Perdesaan. Pasca Sarjana
Mikro. LP3ES. Jakarta UNTAD. Palu.

Yantu, M.R. 2013., Strategi Pengembangan Yantu, M.R dan Rauf, 2012. Handout Ekonomi
Ekonomi Wilayah Sulawesi Tengah Mikro. Jurusan Agribisnis Fakultas
Berbasis Agribisnis Berkelanjutan. Pertanian, Universitas Tadulako. Palu.
Makalah di Sampaikan pada Seminar
Nasional Bertema Sustainable Zulfanita dan Hasanah, Uswatun. 2006.
Agribusines yang di Selenggarakan Oleh Pengelolaan Sumber Daya Ikan
Perhimpunan Organisasi Profesi Berkelanjutan Sebagai Solusi
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Alternatif Dalam Mengatasi Dampak
Indonesia (POP MASEPI) DPW V POP Krisis Ekonomi, Majalah Surya, Nomor
MASEPI, Himpunan Mahasiswa Sosial 47 Tahun XIV September 2001, ISSN
Ekonomi Pertanian (HIMASEP) Fakultas 08529906, tidak terakreditasi.

556

You might also like