Analisis Dukungan Suami Selama Kehamilan Terhadap Kunjungan Antenatal Care
Analisis Dukungan Suami Selama Kehamilan Terhadap Kunjungan Antenatal Care
Analisis Dukungan Suami Selama Kehamilan Terhadap Kunjungan Antenatal Care
2021;7(1) : 01-06
ABSTRACT ABSTRAK
Husband's support is a form of assistance or assistance that a Dukungan suami merupakan suatu bantuan atau pertolongan
husband can provide to his wife as a manifestation of his yang dapat diberikan oleh suami pada istrinya sebagai bentuk
a1ention and affection in conducting antenatal care visits perwujudan perhatian dan kasih sayang dalam melakukan
during pregnancy. This study aims to determine the kunjungan antenatal care selama kehamilan. Penelitian ini
relationship between husband supports for antenatal care visits bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan suami
at the Wanti Mabar Hilir Clinic, Medan Deli District in 2019. This terhadap kunjungan antenatal care di Klinik Wanti Mabar Hilir
study uses a cross sectional approach. Data analysis was Kecamatan Medan Deli Tahun 2019. Penelitian ini
performed using Fisher's Exact Test, found p-value (0.032), OR menggunakan pendekatan Cross Sectional. Data analisis
(5,487), CI (95%). Based on the research, it was found that the dilakukan dengan menggunakan Fisher's Exact Test, ditemukan
husband was less supportive (70%), 22 respondents did not p-value (0.032), OR (5,487), CI (95%). Berdasarkan penelitian
regularly make antenatal care visits (73.3%). There is a diperoleh hasil bahwa suami kurang mendukung (70%),
relationship between husband supports for antenatal care responden kurang teratur melakukan kunjungan antenatal care
visits. It is hoped that the husband will play an active role in sebanyak 22 orang (73,3%). Ada hubungan dukungan suami
providing support for mothers in making ANC visits.
terhadap kunjungan antenatal care. Diharapkan suami
berperan aktif dalam memberikan dukungan bagi ibu dalam
melakukan kunjungan ANC.
Keywords : Husband's support, Antenatal Care Visit. Kata Kunci :Dukungan suami, Kunjungan Antenatal Care.
CorreSpondence : Elsarika Damanik, Nagori Dolok Marawa, Kec.Silou Kahean, Kab. Simalungun
Email : [email protected], 081362286989
• Received 13 April 2020 • Accepted 9 Maret 2021 • p - ISSN : 2088-7612 • e - ISSN : 2548-8538 •
DOI: https://doi.org/10.25311/keskom.Vol7.Iss1.530
Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative
Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (h1p://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
which permits unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium
02 Keskom, Vol. 7, No. 1 April 2021
http://jurnal.htp.ac.id
03
Elsarika Damanik, et al Analysis of Husband's Support During Pregnancy Against Antenatal Care Visits Analisis Dukungan Suami Selama Kehamilan Terhadap Kunjungan Antenatal Care
HASIL
Tabel 1. DISTribuSi Dukungan Suami Terhadap Ibu Dalam
Melakukan Kunjungan Antenatal Care
PEMBAHASAN
Dukungan Suami Selama Kehamilan Terhadap Kunjungan
Antenatal Care.
Dukungan suami pada kategori kurang mendukung sebesar
21 responden (70%). Hasil ini sejalan dengan penelitian
Evayanti Yulistiana pada tahun 2015 di Puskesmas Wates
Lampung Tengah tahun 2014 yang menyatakan ibu yang tidak
mendapat dukungan suami dalam melaksanakan antenal
care lebih dominan ( 55%) (Evayanti, 2015). Peran suami
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pakaian ibu sekaligus
sebagai bentuk perhatian untuk menenangkan psikis karena
ibu merasa diperhatikan (Wahyuningsih & Tyastuti, 2018).
Selama hamil terjadi perubahan bentuk tubuh dan
pertambahan berat badan, ukuran tubuh ibu sesui dengan
usia kehamilan dan pertambahan berat badan janin sesuai
dengan usia kehamilan, perubahan hormon pada kehamilan
sehingga meningkatkan aktivitas kelenjar keringat, oleh
karena itu memerlukan pakaian yang lebih longgar dan besar,
dari ukuran sebelum hamil. Pakaian tersebut juga dapat
memberikan kenyamanan pada ibu, tidak mengganggu
pertumbuhan janin dan perkembangan janin. Ibu hamil sering
kali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang
banyak, keringat yang banyak menyebab kan
ketidaknyamanan, kadang-kadang mengganggu tidur sehingga
ibu hamil merasa lelah karena kurang istirahat.
Selama hamil pertambahan berat badan, perubahan
hormon, perubahan bentuk postur tubuh, peningkatan
metabolisme, ibu mudah lelah, rasa tidak nyaman, nyeri
punggung, tidak bebas bergerak dengan kata lain
pergerakannya lebih lambat, oleh karena itu memerlukan
bantuan dari orang lain khususnya suami. Bagi suami yang
bekerja juga diharapkan membantu kegiatan ibu sehari hari
untuk meringankan pekerjaan ibu, menunjukkan perhatian
pada ibu sehingga ibu merasa senang walaupun pekerjaannya
tidak dibantu. Sebisa mungkin suami mengambil peran,
membantu sebelum berangkat atau sesudah pulang bekerja,
misalnya mengantar anak sekolah, menimbah air atau
membersihkan rumah dll. Ibu hamil sering mengeluh sakit
kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil baik trimester 1,
trimester 2 maupun trimester 3 yang disebabkan oleh
kelelahan atau keletihan, spasme/ketegangan otot,
ketegangan otot mata, kongesti (akumulasi
04 Keskom, Vol. 7, No. 1 April 2021
abnormal/berlebihan cairan tubuh) (Wahyuningsih & Tyastuti, agar otot- otot jalan lahir longgar dan menyegarkan kebugaran
2018). Dinamika cairan syaraf yang berubah, maka untuk ibu. Suami
mencegah relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme,
massase leher dan otot bahu, tidur cukup pada malam hari dan
istirahat cukup pada siang hari, mandi air hangat, hindari hal
yang dapat menyebabkab sakit kepala (mata tegang, ruangan
sumpek, asap rokok, lingkungan sibuk), lakukan jalan santai di
udara segar, istirahat pada tempat yang tenang dan rileks,
lakukan meditasi atau yoga.
Ibu hamil membutuhkan gizi selama hamil. Kebutuhan gizi
merupakan salah satu yang penting untuk menunjang
kesehatan ibu dan janin dalam kandungan, kekurangan gizi
pada kehamilan dapat mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan janin terganggu bahkan bisa terjadi
kecacatan dan kematian. Sementara pada ibu dapat
mengakibatkan anemia sehingga terjadi gangguan kontraksi
saat melahirkan dan perdarahan, oleh karena itu peran suami
sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan makanan ibu
sehari-hari baik jumlah, jenis dan variasi makanan yang
diberikan, selain jadwal makan tiga kali sehari suami juga
diharapkan memberi makanan tambahan, ekstra antara jam
makan siang dan malam berupa buah-buahan, kacang ijo, roti
dll, agar tidak terjadi anemia. Status gizi merupkan hal yang
penting selama masa kehamilan karena faktor gizi sangat
berpengruh terhadap status kesehatan ibu guna pertumbuhan
dan perkembangan janin. Kondisi kesehatan ibu hamil sebelum
dan sesudah hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil.
Sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada
waktu konsepsi harus dalam keadaan baik dan selama hamil
harus mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan
mineral. Pada penelitian ini peran suami, kurang dalam
mendampingi ibu sewaktu kunjungan, selain itu ada juga yang
mengantar tetapi tidak sabar menunggu, bahkan tidak
menanyakan hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
pada ibu. Selama hamil ibu harus memeriksaan kehamilan
secara teratur untuk memeriksa kondisi kesehatan ibu dan
janin (Kusmiyati, 2009).
A k i b at p e r u b a h a n fi s i k p a d a i b u h a m i l te r j
a d i ketidaknyamanan pada kaki yaitu kram, pada penelitian ini
juga suami tidak melakukan bantuan untuk mengatasi
ketidaknyaman tersebut, tidak melakukan pemijatan ketika ibu
mengeluh, bahkan suami menganggap hal yang lumrah,
sedangkan akibatnya keluhan ini mengganggu istirahat ibu.
Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai
kehamilan 24 minggu. Kram ini dirasakan oleh ibu hamil sangat
sakit. Kadang – kadang masih terjadi pada saat persalinan
sehingga sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan.
Peran suami sangat dibutuhkan dalam membantu ibu
mengurangi rasa sakit (Wahyuningsih & Tyastuti, 2018).
Untuk melancarkan persalinan dan melancarkan aliran
darah, ibu sebaiknya melakukan senam hamil secara teratur
diharapkan menemani, mengingatkan ibu agar mengikuti
kelas hamil, jalan bersama di pagi hari untuk menghirup udara
segar. Pada penelitian ini suami pada umumnya tidak
meluangkan waktu dan mengingatkan ibu untuk melakukan
senam hamil.
Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Ibu Selama Hamil
Hasil penelitian menunjukkan 70% ibu hamil melakukan
ANC
tidak teratur. Pada trimester pertama terdapat 9 orang yang
melakukan kunjungan, pada trimester sebanyak 13 orang dan
pada trimester tiga sebanyak 8 orang. Dari rata-rata
kunjungan tersebut ditemukan tidak semua ibu yang
melakukan antenatal care lengkap mendapat 14 T. Sebagian
besar tidak mendapat suntik TT, Test PMS dan temu wicara.
Berdasarkan nilai standar pelayanan yang harus dicapai dalam
pelayanan ANC untuk kunjungan lengkap ibu hamil 4 kali yaitu
minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur
kehamilan. Adapun pelayanan ANC mencakup 1 (Timbang)
berat badan: ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan
memakai pakaian yang seringan-ringannya. Berat badan
kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus
kemungkinan melahirkan bayi dengan bayi berat lahir rendah.
Ukur (tekanan) darah; untuk mengetahui setiap kenaikan
tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda
serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya : ukur (tinggi) fundus uterus.
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila
umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga
panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT
lengkap : Untuk mencegah tetanus neonatorum.
Asuhan pada trimester pertama adalah membangun
hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil. Selanjutnya dilakukan deteksi masalah secara dini. Hal
ini dilakukan pada kunjungan pertama dan kedua. Deteksi
masalah dilakukan dengan periksa laboratorium untuk
mengetahui apakah ibu mengalami anemia defisiensi zat besi,
pre-eklampsia, edema, dan proteinuria. Jika hal ini ditemukan
maka ibu diberi informasi tentang asupan gizi (Syafrudin &
Hamidah, 2009). Pada trimester satu terjadi perubahan
hormon HCG yang menyebabkan mual muntah, sementara
pada trimester satu ini terjadi organogenesis atau
pembentukan organ–organ vital janin yang memerlukan
asupan gizi yang lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral (Wahyuningsih & Tyastuti, 2018).
Pada kunjungan ini juga diberi informasi tentang
persiapan persalinan yaitu pakaian ibu, pakaian bayi, tempat,
biaya serta pendamping persalinan, pemberian informasi
tentang prilaku hidup sehat yaitu makan seimbang untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin dan untuk mencegah
terjadinya cacat,
05
Elsarika Damanik, et al Analysis of Husband's Support During Pregnancy Against Antenatal Care Visits Analisis Dukungan Suami Selama Kehamilan Terhadap Kunjungan Antenatal Care
stunting abortus dan berat janin sesui dengan umur kehamilan. penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
Selain itu ibu harus melakukan personal hygiene dan vulva dukungan
hygiene untuk mencegah ketuban pecah dini dan istirahat yang
ibu sangant perlu dijaga untuk Misalnya cukup istirahat.
Istirahat yang cukup akan membantu ibu dalam menjaga
kehamilannya terutama pada trimester pertama karena janin
masih belum sempurna.
Hubungan Dukungan Suami Terhadap Keteraturan Kunjungan
Antenatal Care
Berdasarkan uji stasistik pada tabel tabulasi silang tidak bisa
digunakan uji chi square karena terdapat satu sel nilai expected
count kurang dari 5. Untuk itu digunakan uji alternatif chi
sguare yakni Fisher's Exact Test. Berdasarkan uji Fisher's Exact
Test ditemukan p-value < dari ὰ (0.032 <0,05), OR (5,487) dan
CI (95%). Dapat disimpulkan ada hubungan dukungan suami
dengan kunjungan antenatal care pada ibu hamil di Klinik
Wanti Mabar Hilir Medan Deli Tahun 2019. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dimana dukungan suami mempunyai
peran yang sangat menentukan keberhasilan antenatal care
karena kondisi fisik maupun psikis ibu hamil akan turut
menentukan keteraturan antenatal care (Evayanti, 2015).
Suami dapat berperan aktif dalam keberhasilan kunjungan ANC
dengan cara memberikan dukungan secara emosional dan
bantuan-bantuan praktis seperti mengantar ibu antenatal care
kelayanan kesehatan, memberikan motivasi, memberikan
informasi pentingya antenatal care. Pengertian tentang
peranannya yang penting ini merupakan langkah pertama bagi
seorang suami untuk dapat mendukung ibu agar teratur
melakukan kunjungan antenatal care.
Berdasarkan teori di atas menurut hasil penelitian ada
hubungan suami dengan kunjungan antenatal care pada ibu
hamil di Klinik Wanti Mabar Hilir Medan Deli Tahun 2019
disebabkan ibu yang kurang mendapat dukungan dari suami
cenderung tidak melakukan kunjungan antenatal care secara
teratur, hal ini disebabkan karna ibu tidak memiliki dorongan
atau motivasi dari suami seperti suami mengantar ibu
kelayanan kesehatan, suami bertanya tentang hasil
pemeriksaan, suami ikut masuk keruang periksa, suami
memberi informasi tentang pentingnya melakukan kunjungan
antenata care. Hasil penelitian ini juga menemukan akibat dari
kurannya dukungan suami pada ibu hamil, maka ditemui
responden pada trimester satu tidak melakukan kunjungan
hanya ketika mau melahirkan dan pada trimester 2 dan tiga
juga ditemukan ibu yang tidak melakukan kunjungan dengan
alasan tidak ada keluhan lagi.
KESIMPULAN
Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan suami kurang
mendukung sebanyak 21 orang (70%), distribusi frekuensi
berdasarkan kunjungan responden ditemukan tidak teratur
sebanyak 22 orang (73,3%), dan Kesimpulan dari hasil
suami terhadap kunjungan Antenal care pada ibu hamil di
klinik Wanti Mabar Hilir 2019, dengan p-value = 0,032, OR
(5,487) dan CI (95%). Saran dalam penelitian ini adalah
diharapkan suami dapat memberikan dukungan bagi ibu
dalam melakukan kunjungan ANC selama kehamilan
kehamilan, dan Ibu juga harus teratur dalam melakukan
kunjungan ANC selama kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan janin.
Konflik Kepentingan
Tidak ada konflik kepentingan dalam penelitian ini.
Ucapan Terima Ka S ih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden
yang telah bersedia dan bekerjasama dalam proses
penelitian ini, peneliti juga mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada USM-Indonesia yang
telah memberikan dukungan terhadap peneliti
dalam melakukan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. (2016).
Profil
Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015.
h tt p s : / / d i n k e s . s u l t r a p r o v . g o . i d /
w p - content/uploads/Profile-Dinkes-2016-1.pdf
Evayanti, Y. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu dan
Dukungan Suami Pada Ibu Hamil Terhadap
Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun
2014. J u r n a l K e b i d a n a n , 1 ( 2 ) , 8 1 – 9 0 .
https://doi.org/https://doi.org/10.33024/jkm.v1i2
. 550
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan. (n.d.).
RetrievedDecember8,2020, from
https://acehmidwife.blogspot.com/2011/05/fakto
r
-faktor-yang-mempengaruhi.html
Handayani, R. (2018). Hubungan Dukungan Suami
Terhadap Kepatuhan Ibu Melakukan Kunjungan
ANC Di Poliklinik RSUD Kota Jakarta Utara. Jurnal
Online Keperawatan Indonesia, 2(1), 157–164.
Ichda Masrianto, Moh. Hakimi, M. A. (2001). Hubungan
Pengetahuan, Sikap Ibu Hamil Terhadap
Kunjungan Pelayanan Antenatal di Kecamatan
Kalimanah Kabupaten Purbalingga. Media
Penelitian Dan P e n g e m b a n g a n K e s e h a t
a n .
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/M
P K/article/view/909
Kusmiyati, Y. (2009). Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu
Hamil). Fitramaya.
Maternal mortality. (2019). WHO.
h tt p s : / / w w w. w h o . i n t / n e w s - r o o m /
f a c t - sheets/detail/maternal-mortality
06 Keskom, Vol. 7, No. 1 April 2021
J ju r n al
KESEHATAN
KOMUNITAS