Mulsa Organik: Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Mikro, Sifat Kimia Tanah Dan Keragaan Cabai Merah Di Tanah Vertisol Sukoharjo Pada Musim Kemarau
Mulsa Organik: Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Mikro, Sifat Kimia Tanah Dan Keragaan Cabai Merah Di Tanah Vertisol Sukoharjo Pada Musim Kemarau
Mulsa Organik: Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Mikro, Sifat Kimia Tanah Dan Keragaan Cabai Merah Di Tanah Vertisol Sukoharjo Pada Musim Kemarau
Puji Harsono1
Diterima 25 November 2011/Disetujui 1 Maret 2012
ABSTRACT
Red chilli is commercial crop and has high economic values. Experiments were conducted to
improve red chilli’s cultivation technique, by applying organic mulches to increase plant growth and
yield. The experiment was set up in a completely randomized block design with three replications to
evaluate the effects of organic mulches on microclimate, soil chemical properties, red chilli growth and
yield. Mulch treatment consisted of silver-black polyethylene plastic, rice straw, rice husk, corn litter and
without mulch as a control. The application of organic mulches at the rate of 6 ton ha-1 in the dry season
increased soil temperature, soil moisture, cation exchange capacity, pH, C organic, soil organic matter,
N total, K availability and C/N ratio. The application of organic mulches in dry season increased plant
growth in terms of number of dichotome branches, leaf area, and dry weight of plant, net assimilation
rate, relative growth rate, fruit length and better fruit yields. The highest production was achieved by rice
straw, i.e, 1.29 kg fruit fresh weight per plant. Plant treated with organic mulches produced fruit per plot
18% greater than those treated with plastic polyethylene.
ABSTRAK
Cabai merah merupakan tanaman komersial dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Percobaan
dilakukan untuk memperbaiki teknik budidaya cabai merah dengan pengaplikasian mulsa organik untuk
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Percobaan disusun dalam rancangan kelompok lengkap
teracak dengan 3 ulangan untuk mengevaluasi pengaruh mulsa organik terhadap iklim mikro, sifat kimia
tanah, pertumbuhan dan hasil cabai merah. Mulsa yang digunakan adalah plastik polietilen hitam perak,
jerami padi, sekam padi, serasah jagung dan tanpa gulma sebagai kontrol. Aplikasi mulsa organik adalah
sebesar 6 ton/ha pada musim kering meningkatkan suhu tanah, kelembaban tanah, kapasitas tukar kation,
pH, C organik, bahan organik tanah, N total, ketersediaan K dan C/N rasio. Aplikasi mulsa organik pada
musim kering meningkatkan pertumbuhan tanaman dilihat dari jumlah cabang dikotomus, luas area daun,
bobot kering tanaman laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan relatif, panjang buah dan hasil buah yang
lebih baik. Produksi tertinggi diperoleh pada perlakuan mulsa organik jerami padi dengan bobot buah
segar, sekitar 1.29 kg per tanaman. Tanaman dengan perlakuan mulsa organik menghasilkan buah per
plot 18% lebih besar dibandingkan tanaman dengan perlakuan mulsa plastik polietilen hitam perak.
35
J. Hort. Indonesia 3(1):35-41. April 2012.
stagnasi produksi pangan, serta menyebabkan ketersediaan hara bagi tanaman. Peningkatan
kerusakan lingkungan berupa degradasi kualitas hara pada tanah yang diberi mulsa organik terjadi
sumberdaya alam tanah dan air. karena proses dekomposisi bahan organik yang
Peningkatan produksi pangan dikaitkan dilakukan oleh mikroorganisme perombak yang
dengan lingkungan memunculkan masalah membebaskan hara sehingga dapat mengurangi
meningkatnya emisi gas (greenhouse gas/GHG) penggunaan pupuk kimia. Tindakan ini
terutama nitrous oxide dan methane yang relatif selanjutnya mengurangi biaya produksi,
lebih merusak dibandingkan dengan mengurangi ketergantungan pupuk impor, dan
karbondioksida (Stern, 2007). Salah satu juga menguntungkan bagi lingkungan sehingga
pendekatan yang realistis untuk meningkatkan dapat mendukung sistem pertanian lestari.
produksi pangan dengan prioritas melindungi Tujuan penggunaan mulsa organik pada
biodiversitas dan ekosistem alami ialah dengan pertanaman cabai merah ialah untuk mengetahui
budidaya organik dengan dukungan material pengaruh mulsa organik serasah tanaman
genetik, teknologi konservasi tanah dan air serta terhadap suhu tanah, lengas tanah tersedia,
manajemen usaha tani yang baik. perubahan sifat-sifat kimia tanah, keragaan
Budidaya organik merupakan suatu sistem tanaman dan hasil cabai merah di tanah vertisol
produksi yang menghindari atau sangat di Sukoharjo pada musim kemarau.
membatasi penggunaan pupuk pabrik, pestisida,
zat pengatur tumbuh dan aditif pakan. Sampai
tingkat maksimum yang dimungkinkan, sistem BAHAN DAN METODE
budidaya organik bersandar pada pergiliran
pertanaman, sisa pertanaman, pupuk kandang Penelitian dilaksanakan di Sukoharjo–
atau kotoran ternak, legum, pupuk hijau, limbah Surakarta pada koordinat 07º 45’ 12” lintang
orgsnik dari luar usaha tani, penyiangan selatan dan 111° 28’ 16” bujur timur, jenis tanah
mekanik, batuan pengandung mineral, dan gatra Vertisol, tinggi tempat 120 m di atas permukaan
pengendalian hama secara biologi, untuk laut. Penelitian pada musim kemarau tahun 2006
mempertahankan produktivitas dan kegemburan dilakukan dari bulan Mei-Oktober 2006.
tanah, untuk memasok hara tanaman, dan untuk Percobaan pengaruh berbagai mulsa terhadap
mengendalikan hama, gulma dan jasad sifat-sifat tanah, pertumbuhan dan hasil cabai
merugikan yang lain (Youngherg dan Buttel, merah dilakukan menggunakan rancangan acak
1984). kelompok lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan.
Kebutuhan akan cabai semakin meningkat Ukuran petak perlakuan ialah 1x10 m. Faktor
dari tahun ke tahun sejalan dengan peningkatan perlakuan terdiri dari empat jenis mulsa yaitu;
jumlah penduduk. Produksi cabai nasional pada plastik polietilen hitam perak (M1), jerami padi
tahun 2010 sebesar 18.414 ton dengan luas panen (M2), mulsa sekam padi (M3), mulsa serasah
4.804 ha dan rata-rata hasil per hektar 3,83 ton. jagung (M4) dan tanpa mulsa (M0) sebagai
Dibandingkan dengan tahun 2009, baik produksi, kontrol.
luas panen maupun rata-rata hasil per hektar Analisis kimia tanah dilakukan di Jurusan
cabai pada tahun 2010 mengalami penurunan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
sebesar 45,60 % (Badan Pusat Statistik dan Gadjah Mada Yogyakarta. Pengamatan
Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, dilakukan terhadap sifat-sifat kimia tanah yang
2011). Penurunan produksi, luas panen dan hasil meliputi: pH tanah aktual atau (pH H2O) diukur
per hektar tanaman cabai pada tahun 2010 dengan pH meter, kadar C-organik dan bahan
menyebabkan kebutuhan cabai secara nasional organik tanah diukur dengan spektrofotometer , λ
belum tercukupi, sehingga Indonesia masih perlu 561 nm, P tersedia diukur dengan
mengimpor cabai. spektrofotometer, λ 693 nm dengan metode
Penggunaan mulsa organik penutup tanah Olsen, N-total tanah ditentukan dengan cara N-
merupakan teknik tradisional dan telah Kjeldahl, K tersedia diukur dengan
digunakan untuk produksi tanaman secara flamefotometer dengan pengekstrak Morgan
intensif di Sukoharjo. Penggunaan mulsa organik Wolf, nisbah C/N, suhu tanah diukur dengan
pada pertanaman cabai merah diharapkan termometer tanah, dan lengas tanah tersedia
mampu menciptakan iklim mikro yang sesuai dihitung dari selisih antara kadar air pada
bagi tanaman, memperbaiki lingkungan fisik dan kapasitas lapang (pF 2,54) dan titik layu
kimia tanah, melancarkan pendauran hara dalam permanen (pF 4,20), kapasitas tukar kation
sistem tanah-air-tanaman dan memperbaiki (Hazelton dan Murphy, 2007). Enam tanaman
36 Puji Harsono
J. Hort. Indonesia 3(1):35-41. April 2012.
sampel diambil secara acak dari 32 tanaman per tanah, kadar C organik tanah, kadar bahan
petak. Komponen pertumbuhan dan hasil organik tanah, kadar P tersedia, kadar N total
tanaman cabai merah yang diamati meliputi; tanah, kadar K tersedia, nisbah C/N tanah, suhu
berat kering tanaman, jumlah cabang dikotom, tanah, dan lengas tanah tersedia, walaupun tidak
luas daun diukur dengan leaf area meter, laju mempengaruhi pH (H2O) tanah, (Tabel 1).
asimilasi bersih tanaman, laju pertumbuhan Pemberian mulsa jerami 6 ton.ha-1
tanaman, panjang buah dan hasil buah per meningkatkan kapasitas tukar kation sebesar 5,12
tanaman. cmol (+).kg-1 lebih tinggi dari kontrol, kadar N
Data pengamatan sifat-sifat tanah, total pada mulsa jerami dua kali lipat dari tanah
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah tanpa mulsa. Mulsa sekam padi memberikan
dikumpulkan dan dianalisis dengan uji F hasil tertinggi untuk kandungan C organik tanah,
menggunakan SPSS versi 16.0. Apabila dari bahan organik tanah, P tersedia, dan lengas tanah
analisis ragam (Anova) terdapat perbedaan yang tersedia, masing-masing secara berturutan
nyata maka pengujian dilanjutkan dengan uji meningkat sebesar 23.27%; 22.18%; 65.10%
jarak berganda Duncan dengan selang lebih tinggi dari kontrol (Tabel 1). Kemampuan
kepercayaan 95%. mulsa jerami pada musim kemarau untuk
konservasi air cukup efektif, terbukti dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN meningkatkan lengas tanah dua kali lipat pada
lengas tanah tanpa mulsa. Mulsa jagung nyata
Aplikasi mulsa organik pada musim
kemarau meningkatkan kapasitas tukar kation
Tabel 1. Pengaruh aplikasi berbagai jenis mulsa terhadap sifat-sifat kimia tanah, suhu dan lengas tanah
pada musim kemarau
Mulsa KTK, pH C-org, Bhn P-tsd, N-tot, K-tsd, C/N Suhu Lengas
cmol (+).kg-1 % org,% ppm % cmol (+).kg-1 Tanah, oC tanah tsd, %
Tanpa 28.96 d 5.4 a 1.59 b 2.75 b 44.18 b 0.16 b 0.59 b 9.93 a 23.70 c 15.82 d
Plastik 31.65 c 5.3 a 1.22 c 2.11 c 60.49 b 0.20 b 0.42 b 6.10 c 27.89 a 27.76 b
Jerami 34.08 a 5.6 a 1.80 a 3.11 a 70.94 a 0.30 a 0.70 b 6.00 c 26.50 a 27.81 b
Sekam 31.90 bc 5.8 a 1.96 a 3.36 a 72.94 a 0.29 a 0.72 b 6.76 b 26.24 a 31.74 a
Jagung 33.47 ab 5.8 a 1.76 ab 3.03 a 49.78 b 0.28 a 1.23 a 6.28 b 24.90 b 23.98 c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji
DMRT 5%
Tabel 2. Pengaruh aplikasi berbagai jenis mulsa terhadap komponen pertumbuhan dan hasil tanaman
pada berbagai mulsa untuk musim kemarau
Mulsa Jml cabang Luas Berat Laju asimilasi Laju pertum- Panjang Hasil buah
dikotom daun kering tana- bersih (mg. buhan tanaman buah per tanaman
(cabang) (cm2) man (g) dm-2.hari-1) (mg.dm-2.hari-1) (cm) (kg)
Tanpa 70.44 b 129.60 c 122.03 c 68.40 c 87.0 d 10.17 b 0.83 b
Plastik 103.89 a 231.14 a 187.76 b 109.20 b 252.6 b 13.95 a 1.09 a
Jerami 107.58 a 236.32 a 234.72 a 204.80 a 328.4 a 14.32 a 1.29 a
Sekam 91.91 ab 195.00 b 177.34 b 183.00 a 263.0 b 14.48 a 1.19 a
Jagung 98.13 ab 176.68 b 169.71 b 95.80 b 152.0 c 14.27 a 1.09 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata
pada uji DMRT 5%
meningkatkan K tersedia tanah lebih dari dua musim kemarau beragam, berkisar antara 3.03 –
kali lipat pada kontrol. Suhu tanah pagi hari 3.36%. Kecepatan perombakan bahan organik
dapat dinaikkan dengan pemulsaan, baik mulsa tergantung pada suhu tanah, lengas tanah, udara
plastik dan organik sisa tanaman, mulsa jerami (oksigen), ketersediaan bahan kimia sebagai zat
meningkatkan suhu tanah pada kedalaman 10 hara (terutama N) dan aktivitas mikroorganisme
cm, sebesar 2.80 °C lebih tinggi dari kontrol tanah. Semakin tinggi suhu tanah (hingga 40ºC)
(Tabel 1). semakin mempercepat proses perombakan bahan
Pemberian mulsa pada pertanaman cabai organik (Suryani, 2007). Bahan organik berupa
untuk percobaan musim kemarau meningkatkan jaringan tanaman sebagai sumber N yang
pertumbuhan tanaman, laju asimilasi bersih, laju diperlukan mikroorganisme tanah menentukan
pertumbuhan tanaman, dan hasil cabai merah, kecepatan perombakan bahan organik. Suhu
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Mulsa tanah tinggi tanpa adanya penambahan bahan
jerami sebagai penutup bedeng pertanaman organik serasah tanaman pada tanah bermulsa
meningkatkan berat kering, jumlah cabang plastik memberikan kadar bahan organik tanah
dikotom dan luas daun masing-masing sebesar yang lebih rendah dari tanah yang diberi mulsa
92%, 23% dan 82% karena didukung oleh laju organik maupun kontrol (Tabel 1)
asimilasi bersih tanaman yang meningkat hampir Pemberian mulsa organik dapat
dua kali lipat dibandingkan tanah tanpa mulsa, meningkatkan kadar C organik tanah
dengan demikian pertumbuhannya juga lebih dibandingkan dengan kondisi tanah alami
baik. Mulsa jerami lebih baik dari jenis mulsa sebelum percobaan. Peningkatan kadar C
lainnya untuk meningkatkan produksi cabai di organik untuk musim kemarau sebesar 0.24 –
musim kemarau, hal ini terlihat pada hasil buah 0.43%. Proses dekomposisi bahan organik yang
per tanaman tertinggi atau 55% lebih banyak dari dilakukan oleh mikroorganisme yang mengubah
kontrol, bahkan lebih tinggi 18% dari bentuk polisakarida berantai panjang menjadi
penggunaan mulsa plastik (Tabel 2). Harga sakarida berantai pendek yang relatif cepat
mulsa plastik lebih mahal dibandingkan mulsa dalam pelepasan haranya. Penurunan nisbah C/N
organik. Kualitas buah yang ditunjukkan panjang dari komplek organik merupakan karakteristik
buah, rata-rata lebih panjang pada mulsa organik terjadinya dekomposisi (Stevenson, 1994).
dibandingkan kontrol dan mulsa plastik. Meningkatnya kadar N total tanah dengan
Peningkatan pertumbuhan, hasil dan kualitas perlakuan mulsa organik membuktikan bahwa
tanaman karena mulsa organik mampu bahan organik tanaman sebagai sumber utama N
memperbaiki sifat kimia tanah dan konservasi tanah setelah bahan organik mengalami
lengas tanah. dekomposisi. Peningkatan kadar N tanah tersebut
sejalan dengan pernyataan Hakim et al. (1986)
bahwa dekomposisi bahan organik akan
Pengaruh Mulsa terhadap Sifat-sifat Kimia menghasilkan senyawa yang mengandung N,
Tanah Vertisol antaranya nitrat, nitrit dan gas nitrogen. Menurut
Hairunsyah (1991), Raihan dan Nurtirtayani
Tingginya nilai kapasitas tukar kation
(2001) kadar N total tanah mengalami
(KTK) sebesar 34.08 cmol (+).kg-1 pada tanah
peningkatan dengan pemberian pupuk organik.
dengan perlakuan mulsa jerami disebabkan oleh
Aplikasi mulsa sekam memberikan kadar
kandungan bahan organik tanah yang lebih besar
P tersedia paling tinggi yaitu sebesar 72.94 %
dari jenis mulsa lain (Tabel 1), sedangkan dan terendah pada kontrol (47.51 %) (Tabel 1).
kandungan dan tipe lempung pada tanah Vertisol Hasil proses penguraian dan mineralisasi bahan
yang digunakan untuk penelitian tidak berubah.
organik, selain melepaskan fosfor anorganik
Peningkatan pH (H2O) tanah terjadi apabila
(PO43-) juga melepaskan senyawa-senyawa P-
bahan organik telah terdekomposisi sempurna,
organik seperti fitine dan asam nukleat yang
bahan organik yang telah termineralisasi
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Proses
melepaskan mineralnya, berupa kation-kation mineralisasi bahan organik akan berlangsung jika
basa. Adanya tambahan bahan organik dari kandungan P bahan organik tinggi, dinyatakan
perlakuan mulsa serasah tanaman belum mampu
dalam nisbah C/P. Jika kandungan P bahan
meningkatkan kemasaman tanah (Tabel 1).
organik tinggi, atau nisbah C/P rendah kurang
Kandungan bahan organik tanah pada
dari 200, akan terjadi mineralisasi atau pelepasan
tanah yang menggunakan mulsa organik pada P ke dalam tanah, namun jika nisbah C/P tinggi
38 Puji Harsono
J. Hort. Indonesia 3(1):17-23. April 2012.
lebih dari 300 justru akan terjadi imobilisasi P Pengaruh Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan
atau kehilangan P tersedia (Stevenson, 1994). Hasil Cabai Merah
Hara K dalam tanah bersifat mobil, mudah
Perkembangan daun tanaman cabai lebih
terlindi atau mudah terangkut oleh aliran air ke
baik pada tanaman yang diberi mulsa karena
tempat lain (Foth dan Ellis, 1988 dalam Ispandi,
meningkatnya lengas tanah tersedia dan suhu
2003). Pelindian hara K tersebut dapat dihambat
tanah. Pemberian mulsa, terutama mulsa organik
dengan pemberian mulsa organik karena tanah
berupa jerami, sekam padi dan serasah jagung
dengan mulsa organik mampu meningkatkan
dapat meningkatkan kandungan bahan organik
kapasitas tukar kation yang menambah
tanah, P tersedia dan N total tanah. Lengas tanah
kemampuan tanah dalam menahan unsur-unsur
tersedia yang lebih besar pada perlakuan mulsa,
hara, termasuk K.
memudahkan penyerapan hara oleh tanaman baik
Penggunaan mulsa plastik polietilen
melalui aliran massa, difusi maupun serapan hara
menghasilkan peningkatan suhu tanah yang
langsung oleh akar.
stabil sejak dari awal hingga minggu ke 23, dan
Unsur hara N dan K menentukan
dinamika peningkatan suhu tanah mengikuti
berlangsungnya metabolisme di dalam tanaman.
suhu udara (Tabel 1). Aliran panas dari dalam
Pemberian mulsa jerami memberikan kandungan
tanah atau konduksi pada perlakuan mulsa
N total sebesar 0.30% dan K tersedia 0.70 cmol
plastik polietilen menghasilkan suhu tanah yang
(+).kg-1 mendorong pertumbuhan cabang lebih
lebih tinggi (27.89o C) dibandingkan dengan
banyak dari jenis mulsa lain dan kontrol.
kontrol (23.70o C), karena sebagian besar
Kapasitas fotosintesis daun berkaitan erat dengan
konduksi panas dari dalam tanah tidak terbebas
kandungan nitrogen (Turner 1979). Hara kalium
ke atmosfir tetapi tersekap di bawah mulsa.
dalam tanaman berperan dalam konversi tenaga
Ibarra-Jimenez et al. (2011), salah satu
surya menjadi tenaga kimia yaitu ATP dan ADP
keuntungan mulsa plastik adalah dapat
( Mengel dan Kirkby 1978).
memodifikasi mikroklimat di sekita tanaman.
Mulsa jerami yang diberikan pada musim
Diduga peran mulsa plastik dalam mengurangi
kemarau pada pertanaman cabai dapat merubah
laju evaporasi turut memberikan kontribusi dalam
lingkungan tanah, hal ini ditunjukkan dengan
meningkatkan suhu tanah karena lengas tanah yang
kandungan bahan organik tanah, C organik
cukup dapat berperan sebagai penghantar aliran
tanah, P tersedia, N total, K tersedia lebih tinggi
panas. Suhu tanah pada kontrol lebih rendah dari
dibandingkan dengan kontrol, demikian juga
tanah yang diberi mulsa, hal ini disebabkan oleh
untuk kapasitas tukar kation, suhu tanah dan
besarnya evaporasi pada tanah terbuka
jumlah lengas tanah tersedia (Tabel 1).
dibandingkan tanah bermulsa sehingga
Lingkungan rizosfir yang sehat, diduga mendorong
kehilangan lengas tanah lebih besar. Evaporasi
pertumbuhan akar tanaman karena meningkatnya
yang yang lebih besar menjadikan tanah lebih
ketersediaan hara sehingga jumlah hara yang
dingin karena evaporasi merupakan proses
diserap oleh tanaman bertambah dan menjadikan
endotermik (Dirt, 2007). Namun evaporasi tidak
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik yang
diukur dalam penelitian ini.
ditandai dengan meningkatnya biomassa
Kemampuan tanah dalam menyimpan
tanaman.
lengas tanah ditentukan oleh struktur tanah,
Jerami padi untuk mulsa meningkatkan
tekstur tanah, kadar dan macam lempung serta
lengas tanah dan KTK tanah yang lebih tinggi
kandungan bahan organik tanah (Notohadiprawiro
dari jenis mulsa lainnya sehingga memudahkan
et al. 1983). Pada percobaan musim kemarau,
absorpsi ion hara oleh akar tanaman yang
kandungan bahan organik tanah pada tanah yang
kemudian diangkut secara vertikal melalui xylem
diberi mulsa sekam lebih tinggi dibandingkan
ke daun. Kandungan N total pada harkat sedang
dengan mulsa jerami, sekam dan plastik,
dan air tersedia yang cukup pada perlakuan
sehingga tanah memiliki kemampuan lebih besar
mulsa jerami memacu pertumbuhan tajuk yaitu
dalam mengikat atau menyimpan air di dalam
ditunjukkan dengan meningkatnya luas daun.
tanah. Rendahnya lengas tanah pada kontrol
Luas daun yang lebar didukung supali lengas dan
disebabkan oleh penguapan air dari dalam tanah
hara dari rhizosfir memacu laju asimilasi
yang lebih besar. Tanah tanpa mulsa menerima
tanaman.
radiasi matahari langsung dan meningkatnya
Dalam penelitian ini, pemberian mulsa
konduksi panas dari atmosfir dapat memperbesar
dari serasah padi (jerami dan sekam) pada
laju evaporasi permukaan tanah.
pertanaman cabai merah menghasilkan berat
kering tanaman lebi besarvdari mulsa plastik dan
serasah jagung serta kontrol artinya pada Dirt, 2007. Demonstration of factor affecting soil
pertanaman yang diberi mulsa serasah padi temperature.
mampu menyediakan C organik, P tersedia, N http://www.wguess.edu/~crobinson/Dr.
total dan K tersedia yang lebih baik untuk Dirt.htm
pertumbuhan tajuk dan akar sehingga
meningkatkan laju pertumbuhan tanaman, Hairunsyah, 1991. Pengaruh empat jenis bahan
dibandingkan dengan jenis mulsa lainnya. organik pada tiga dosis pemberian N
Suhu tanah di daerah perakaran penting terhadap pertumbuhan dan hasil gabah
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada padi sawah beririgasi. Balitbang
karena mempengaruhi proses fisiologi di dalam Pertanian Ballitan Banjarbaru Kindai, 2:
akar tanaman seperti pengambilan air dan nutrisi 5-9
mineral dari tanah (Diaz-Perez dan Batal 2002).
Tanah yang diberi mulsa platik dan mulsa Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G.
organik, mampu meningkatkan suhu tanah antara Nugroho. M.K. Saul. M.A. Diha, G.B.
1.20 – 4.19 ºC lebih tinggi dari tanah tanpa Hong, H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar
mulsa. Suhu tanah merupakan salah satu faktor Ilmu Tanah. Universitas Lampung
lingkungan mikro tanah yang penting karena
mempengaruhi: kelembaban tanah, aerasi tanah, Hazelton, P., B. Murphy, 2007. Interpreting soil
struktur tanah, aktivitas mikroorganisme test results. What do all the numbers
perombak, enzim, dan ketersediaan unsur hara. mean?. NSW Department of Natural
Lengas tanah tersedia bagi tanaman pada mulsa Resourches. CSIRO Publishing.
jerami padi lebih tinggi dari mulsa lain dan
kontrol. Lengas tanah yang cukup tersedia di Ibarra-Jimenez, L., R. Hugo Lira-Saldiva, L.A.
lingkungan rizosfir memacu pertumbuhan dan Valdez-Aguilar, J. Lozano-Del Rio,
hasil tanaman. 2011. Colored plastic mulches affect soil
temperature and tuber production of
KESIMPULAN potato. Acta Agriculturae Scandinavia,
Section B-Soil&Plant Science Vpl 61 ;
Pemberian mulsa jerami padi 6 ton ha-1 365-370
pada pertanaman cabai merah pada musim
kemarau dapat meningkatkan suhu tanah, lengas Ispandi, A. 2003. Pemupukan P, K dan waktu
tanah, kandungan hara N, P, K, C-organik, bahan pemberian pupuk K pada tanaman
organik tanah. ubikayu di lahan kering Vertisol. Ilmu
Keragaan tanaman cabai merah yang Pertanian. 10 (2): 35-50
diberi mulsa jerami lebih baik dibanding kontrol
tanpa mulsa. Hasil cabai merah per tanaman Mengel. K., E.A. Kirkby, 1978. Principles of
yang ditanam menggunakan mulsa jerami Plant Nutrition. International Potash
meningkat 55% lebih tinggi dibanding kontrol Institute. Warblaufen-Beru, Switzerland.
dan 18% lebih tinggi dibanding mulsa plastik. 443p
40 Puji Harsono
J. Hort. Indonesia 3(1):17-23. April 2012.
Stern, N., 2007. The Economics of Climate Turner, N. C., 1979. Drought resistance and
Change. Cambridge University Press, adaptation to water deficit in crop plants.
Cambridge. In H. Nussel, R .C. Hagles (Eds.) Stress
Physiology in Plants. Wiley, 344-367
Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry:
Genesis, Composition, Reactions. 2th. Youngherg, I.G., F.H. Buttel. 1984. Public
Edition. John Wiley and Sons, Inc. New policy and socio-political factors affecting
York the future of sustainable farming systems.
In Organic Farming: Current Technology
Suryani, A., 2007. Perbaikan tanah media and Its Role in a Sustainable Agriculture.
tanaman jeruk dengan berbagai bahan Ch 14. ASA-CSSA-SSA. ASA Spec.
organik dalam bentuk kompos. Tesis S2, Publ. No. 46. Hal 167-185.
IPB. Bogor