Tuhan, Kita Begitu Dekat The Work of Abdul Hadi: Imagery in Poertry Collection W.M
Tuhan, Kita Begitu Dekat The Work of Abdul Hadi: Imagery in Poertry Collection W.M
Tuhan, Kita Begitu Dekat The Work of Abdul Hadi: Imagery in Poertry Collection W.M
ABSTRACT: This study is titled imagery in poetry collection Tuhan Kita Begitu
Dekat the work of Abdul Hadi W.M. This study aimed to describe the visual imagery, to
describe auditory imagery, to describe olfactory imagery, to describe tactile imagery,
to describe subjective imagery, to describe gustatory imagery, and to describe
kinesthetic imagery, the method with qualitative approach. The research data are from
lines in poems that contained visual, auditory, olfactory, tactile, subjective, gustatory
and kinesthetic imagery. The result of the study is that there are 82 data found from 77
poems with the total number of data are 103 poems. From those data, there are visual
imagery as many as 22 of 19 poems. 36 auditorory imagery data from 35 poems, 4
olfactory imagery data from 4 foems, 3 tactile imagery data from 3 poems, 4 subjective
imagery data from 4 poems, 2 gustatory imagery data from 2 poems, and 11 kinesthetic
imagery data from 10 poems. The dominant imagery is the visual and auditory imagery.
Those imagery are capable of moving the reader’s imagination into unconsciousness
area that transcends the ordinary consciousness. The feelings that are suggested in the
poems are happiness, sadness and even heartache.
Keywords : Imagery in poerty
2
ABSTRAK: Penelitian ini berjudul Citraan dalam Kumpulan Sajak Tuhan, Kita
Begitu Dekat karya Abdul Hadi W.M.. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
citraan penglihatan, mendeskripsikan citraan pendengaran, mendeskripsikan citraan
penciuman, mendeskripsikan citraan rabaan, mendeskripsikan citraan perasaan,
mendeskripsikan citraan pencecapan dan mendeskripsikan citraan gerak. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian ini
adalah larik-larik dalam sajak yang terdapat citraan penglihatan, pendengaran,
penciuman, rabaan, perasaan, pencecapan, dan gerak. Hasil penelitian didapati 82 data
dari 77 sajak dengan jumlah keseluruhan data 103 sajak. Adapun data tersebut meliputi,
citraan penglihatan sebanyak 22 data dari 19 sajak, citraan pendengaran 36 data dari 35
sajak, citraan penciuman 4 data dari 4 sajak, citraan rabaan 3 data dari 3 sajak, citraan
perasaan 4 dari 4 sajak, citraan pencecapan 2 data dari 2 sajak, dan citraan gerak 11 data
dari 10 sajak.
Kata Kunci: Citraan dalam kumpulan sajak
3
PENDAHULUAN
Sastra sebagai suatu yang dapat dipelajari dari pengalaman manusia, yaitu
berupa renungan dan penilaian terhadap kehidupan yang berada di lngkungan sekitar.
Sastra dapat dijadikan suatu pengajaran, pengajaran yang berguna dan menyenangkan.
Contohnya di bidang pendidikan, kemampuan merangsang seseorang untuk berpikir
kritis dan mampu memilih alasan yang tepat dalam setiap aktivitasnya. Kegiatan yang
berkaitan dengan karya sastra yaitu apresiasi satra. Kegiatan mengapresiasi sebuah
sastra diantaranya bisa berupa menggemari, menikamati, mereaksi dan meproduksi
karya sastra. Kegiatan apresiasi yang berupa mereaksi karya sastra bisa dilakukan dalam
bentuk penelitian terhadap karya sastra. Banyak karya sastra yang dapat diteliti seperti
cerpen, pantun, syair atau sajak. Hal yang bisa diteliti dari karya satra bisa berupa unsur
batin dan unsur fisik. Unsur unsur batin dari suatu karya sastra meliputi makna, rasa,
nada dan amanat. Sedangkan unsur fisik dari suatu karya sastra meliputi tipografi, diksi,
imaji atau citraan, gaya bahasa, kata konkret, rima atau irama.
Citraan menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah karya sastra.
Karena citraan merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan sarana kebahasaan di
dalam sajak, dengan pemanfaatan ini dapat menciptakan suasana kepuitisan. Seperti hal
nya Citraan dalam sajak. Sajak merupakan karya sastra yang berupa sebuah tulisan-
tulisan indah dan mengandung makna. Sajak dapat dijadikan sebagai bahan refleksi
kehidupan, diantaranya sebagai bahan perenungan, cerminan batin, dan pengalaman
hidup manusia. Aspek yang terlihat jelas adalah penggambaran sebuah sajak yang
dikemas dalam kata-kata indah melalui imaji seorang penyair.
Ketika kita membaca sajak kita diajak untuk berpikir dan mencoba untuk
mengikuti alur cerita yang disampaikan melalui hati dan pikiran penyair. Citraan juga
dapat menggerakkan emosi pembaca karena sehingga pembaca seolah-olah benar
merasakan dan melihat keadaan yang digambarkan oleh penyair. Citraan banyak
terdapat dalam Sajak Tuhan, Kita Semakin Dekat. Contohya citraan dalam salah satu
sajak karya Abdul Hadi W. M. yaitu berjudul Tergantung pada Angin, bagian larik puisi
tersebut memiliki citraan penglihatan seperti berikut ini:
Pada awan kita bertahan, dari bumi yang mau menarik
Kita kembali dan matahari yang ingin mematahkan
Ketenangan uap mengepul dan bermimpi, seperti terang
Pada lampu buat bayang-bayang yang mudah hilang
Kemana lagi kita akan menghindar dan mengambang?
Tergantung pada angin yang bertiup kencang atau perlahan
Larik Sajak yang digaris bawahi tersebut merupakan citraan penglihatan, penyair
seolah-olah melihat objek secara langsung, terang lampu yang membuat bayang-
bayang hilang. Suasana yang khusus tergambar pada bait sajak, rangsangan lebih
terlihat pada indera penglihatan. Jelas tergambar bahwasannya citraan melibatkan
segala aspek yang ada untuk memahami dan memaknai sajak. Abdul Hadi W. M.
menggambarkan adaya citraan penglihatan dengan cara mengamati secara langsung
pada sebuah objek. Tanpa disadaripun Citraan membantu hidupnya suasana dalam
puisi atau sajak.
Sajak Tuhan, Kita Semakin Dekat merupakan kumpulan sajak yang diterbitkan
pertama kali dalam edisi bahasa Indonesia oleh Penerbit PT Komodo Books pada tahun
4
2012 di Depok. Jumlah halaman keseluruhan yaitu 172 yang memuat 103 sajak. Sampul
buku bewarna nila, bagian belakang buku hijau. Judul tulisan buku bewarna putih.
Sosok gambar seorang laki-laki terdapat pada bagian depan buku. Buku sajak ini adalah
karya Abdul Hadi W.M..
Abdul Hadi W.M. sebagai penyair periode angkatan 1960-1980. Puisi-puisi
tahun 1960-an. Abdul Hadi W. M. adalah sosok gabungan antara penyair dan sarjana.
Gabungan antara disiplin dan ketertiban dengan gairah dan kegilaan. Ia peminat dan
penikmat Timur maupun Barat, jiwa Islam dan sikap keterbukaan. Esai-esai dan
penlitiannya yang mendalam tentang klasik Nusantara serta renungan-renungannya
mengenai estetika dan filsafat Timur menempatkan dirinya sebagai ilmuan yang
terkemuka di bidangnya. Disisi lain, gerakan puisi sufi yang dicetuskannya 30 tahun
lalu masih kuat membekas pada generasi para penyair Indonesia hingga hari ini.
Penelitian terhadap karya Abdul Hadi W. M. telah banyak dilakukan oleh
peneliti sebelumnya. Namun, penelitian mengenai citraan dalam kumpulan sajak
Tuhan, Kita Semakin Dekat sepengetahuan penulis belum ada. Hal inilah yang
melatarbelakangi penelitian penulis selain kemenarikan yang telah penulis paparkan
sebelumnya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif, yaitu dengan menganalisis dan memaparkan secara deskriptif hasil
penelitian yang didapat dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan cara
mendeskripsikan atau menjelaskan larik-larik sajak yang terdapat citraan. Citraan
tersebut meliputi citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan penciuman, citraan
rabaan, citraan perasaan, citraan pencecapan dan citraan gerak.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa antalogi atau kumpulan sajak
Tuhan Kita Begitu Dekat karya Abdul Hadi W.M..Kumpulan sajak tersebut diterbitkan
pertama kali dalam edisi bahasa Indonesia oleh Penerbit PT Komodo Books pada tahun
2012 di Depok. Jumlah halaman keseluruhan yaitu 172 yang memuat 103 sajak. Ukuran
buku kumpulan sajak Tuhan, Kita Begitu Dekat; panjang 20cm, lebar 14cm, dan tebal
1cm. Data penelitian berupa larik-larik sajak yang mengandung citraan dalam kumpulan
Sajak Tuhan Kita Begitu Dekat karya Abdul Hadi W. M.. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini berupa teknik dokumentasi yaitu berupa pengumpulan data puisi
yang terdapat dalam kumpulan sajak Tuhan, Kita Begitu Dekat karya Abdul Hadi W.
M.. Adapun teknik analisis data yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi dilakukan untuk menyederhanakan data. Mereduksi data, yaitu:
mengidentifikasi data, membuang data yang tidak diperlukan, dan
mengklasifikasikan data penting dalam penelitian ini.
b. Penyajian data
Setelah tahap reduksi citraan dalam kumpulan Sajak dilakukan, langkah
berikutnya adalah menyajikan citraan yang sudah direduksi, lalu dilakukan
penganalisisan. Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Pengkodean, yaitu dilakukan agar memudahkan penulis dalam
pemeriksaan dan menarik kesimpulan tentang citraan dalam kumpulan
Sajak Tuhan, Kita Begitu Dekat karya Abdul Hadi W. M..
5
Penggalan sajak tersebut terdapat kata dalam larik yag digaris bawahi tersebut
seolah-olah pembaca dapat mendengar rumput-rumput yang sedang bersuara dan angin
yang mendengarkannya. Abdul Hadi menggunakan kata-kata yang mamancing
imajinasi pembaca untuk membayangkan kejadian yang ada dalam sajak tersebut. Daya
khayal yang dihasilkan melalui kata-kata tersebut dapat menggambarkan suasana yang
digambarkan oleh penyair.
c) Citraa Penciuman
Tapi tak ada kucium wangi kainmu sebelum pergi
taka da.
Tapi langkah gerimis bukan sendiri.
d) Citraan Pencecapan
Tapi kau cawan anggur yang penuh
kau minum dari gelasmu sendiri
Kau kelopak kembang
Yang senantiasa mekar
Kutersenyum riang
Dihadapan pedang dan kilatan kematian
g) Citraan Gerak
dua nelayan Madura terjun ke sampannya
angin tak menyuruh mereka, dingin yang baja
seperti kata nenek moyangnya, mereka lepaskan mantera
seperti kata nenek moyangnya, kau hanya tawarkan angin utara
Berdasarkan penggalan sajak tersebut, diketahui terdapat Citraan gerak. Penyair
mengunakan kata-kata yang imajis sehingga memancing pembaca untuk berimajinasi.
Bait ke 3 sajak tersebut terdapat kata dua nelayan Madura terjun kesampannya. Penyair
menggunakan kata terjun dan ke sampannya, kata terjun memiliki arti melaukan
sesuatu sampai terjatuh dan dilengkapi dengan kata keterangan ke sampannya. Kedua
kata terssebut memancing pembaca seolah-olah sesuatu yang diam bergerak. Jika
dideskripsikan dua orang nelayan yang diam terjun ke sampannya. Kata terjun ke
sampannya tersebut hal yang membuat seolah-olah kedua nelayan tersebut bergerak
dan berpindah tempat. Seolah-olah pembaca mendeskripskan sesuatu yang diam
menjadi bergerak.
8
DAFTAR PUSTAKA
Citra Puspita. 2008 Citra tokoh perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya
Habiburahman El- Shirazy. Skripsi tidak dipublikasikan. FKIP Universitas Riau.
Pekanbaru.
D.Damayanti. 2013. Sastra Indonesia. Araska.Yogyakarta.
Gorys Keraf. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. PT. Ikrar Mandiri. Jakarta.
Miles, M.B and Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terj.Tjetjep Rohendi
Rohidi. University Indonesia Press.
Nuraini Asnila. 2008. Pencitraan setting cerita Merbau bersama darah karya Hang
Kafrawi. Skripsi tidak dipublikasikan. FKIP Universitas Riau. Pekanbaru.
Rachmat Djoko Pradopo. 2009. Pengkajian Puisi. Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sugiono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV. Alfabeta.
Bandung.