Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakatuniversitas Diponegoro, Semarang, 50275, Indonesia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Perbedaan Status Gizi, Tingkat Konsumsi Gizi, Aktivitas Fisik dan


Kebugaran Jasmani
(Studi pada Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Pencak Silat dan
Futsal di Sekolah Menengah Kejuruan Teuku Umar Kota Semarang
Tahun 2017)

Nastiti Almira Ulfa, Laksmi Widajanti, Suyatno


Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
MasyarakatUniversitas Diponegoro, Semarang,
50275,Indonesia
Email : [email protected]

ABSTRACT

Nutritional status is the state of the body as a result of food consumption and the
use of nutrients. Physical fitness is the body's ability to perform daily tasks and
tasks diligently, without experiencing significant fatigue. The degree of individual
health and fitness is affected by age, sex, genetics, nutritional status, and
physical activity. Physical activity / physical exercise is good, true, measurable,
and regular can improve the degree of health and physical fitness. The purpose
of this research was to analyze the differences of nutritional status, the level of
nutritional consumption, physical activity and physical fitness in students who
follow extracurricular between pencak silat and futsal. This research uses
quantitative research method with cross sectional research design. Population of
this research were 22 students who follow extracurricular pencak silat and futsal.
Sample size of this research were 17 students who fulfilled inclusion and
exclusion criteria. Sampling technique in this research use purposive sampling.
Data analysis using Independent Samples T test and Mann Whitney test. The
results showed that the average nutritional status of students extracurricular
pencak silat 3.20 and futsal 3.14. The average of energy consumption level of
extracurricular students of pencakl silat 1.90 and futsal 2.00. The average of
protein consumption level of extracurricular students of pencak silat 1.80 and
futsal 2.00. Median of physical activity of students extracurricular of pencak silat
3.00 and futsal 2.00. Median of physical fitness of students extracurricular
pencak silat 3.00 and futsal 3.00. The result of statistical test showed that there
was no difference in nutritional status (p = 0,165), energy consumption level (p =
0,971) and protein (p = 0,746) and physical fitness (p = 0,071) but there was
difference in physical activity (p = 0,032 ) Students who follow extracurricular
between pencak silat and futsal. This study recommends for students who follow
extracurricular pencak silat and futsal to increase nutritional intake and physical
activity so that the nutritional status and physical fitness of students can be
optimal and maintained

Keywords : Nutritional Status, Physical Fitness, Physical Activity, Nutrition


Consumption Level, Extracurricular of Pencak Silat and Futsal

714
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN keterampilan gerak (skill related


Masa transisi dari anak ke fitness).4
dewasa dilewati pada masa remaja. Aktivitas remaja sebagian
Seorang remaja mengalami besar dilakukan di lingkungan
perubahan hormonal yang dapat sekolah sehingga sekolah memiliki
mempercepat pertumbuhan. peranan penting untuk menjaga
Pertumbuhan yang dialami lebih kesehatan siswanya. Proses
cepat dari fase yang lain dalam pelaksanaan pendidikan tidak hanya
kehidupan.1Pertumbuhan yang pesat dilakukan dalam kelas saja, namun di
pada masa remaja dan perubahan luar kelas juga dapat dilaksanakan
kematangan fisiologis dengan seperti pelajaran Pendidikan jasmani
munculnya pubertas menyebabkan olahraga dan kesehatan
remaja memiliki kebutuhan gizi yang (Penjasorkes). Selain penjasorkes di
spesial. Perubahan yang terjadi akan sekolah yang wajib diikuti, siswa juga
memengaruhi kebutuhan, absorbsi, diwajibkan mengikuti salah satu
dan cara penggunaan zat gizi. kegiatan ekstrakurikuler, karena
Perubahan ini juga dipengaruhi oleh ektrakurikuler dapat menjadi wadah
berat dan komposisi tubuh sehingga dalam meningkatkan keterampilan
status gizi seseorang berperan siswa.5
penting dalam menentukan status Ekstrakurikuler adalah suatu
kematangan fisiologis seseorang.2 kegiatan yang diadakan di luar jam
Status gizi mempunyai kaitan pelajaran yang termuat dalam
yang erat dengan kualitas fisik susunan program sesuai dengan
manusia. Status gizi seseorang yang keadaan dan
baik akan berbanding lurus dengan kebutuhan.Ekstrakurikuler berperan
kualitas fisiknya. Aktivitas fisik/latihan penting dalam mengembangkan
fisik yang baik, benar, terukur, dan softskill siswa, menambah
teratur dapat mengurangi risiko pengalaman, meningkatkan
terjadinya penyakit tidak menular produktivitas kerja dan menjaga
(PTM) dan meningkatkan derajat kesehatan karena dapat membantu
kesehatan serta kebugaran jasmani. meningkatkan kebugaran jasmani
Derajat kesehatan dan kebugaran dan aktivitas fisik siswa.6,7
individu dipengaruhi oleh umur, jenis Sekolah Menengah Kejuruan
kelamin, genetik, status gizi, dan Teuku Umar Semarang merupakan
aktivitas fisik.3 salah satu sekolah yang memiliki
Kebugaran jasmani adalah beberapa program ekstrakurikuler
kemampuan tubuh dalam melakukan bagi siswa antara lain Pramuka,
tugas dan pekerjaan sehari-hari Paskibra, Pencak Silat, Futsal, Voli,
dengan giat, tanpa mengalami Paduan Suara, English Club, Musik,
kelelahan yang berarti. Cadangan Keterampilan dan Baca Tulis Al
energi yang tersisa yang dimiliki Qur’an (BTQ). Sekolah kejuruan
seseorang dapat digunakan untuk swasta ini memiliki dasar pendidikan
menikmati waktu luang dan Islami karena terdapat muatan lokal
mengatasi hal-hal darurat yang tidak BTQ dan akhlak. Sekolah ini dipilih
terduga sebelumnya. Kebugaran karena memiliki ekstrakurikuler
jasmani dikelompokkan menjadi dua, Pencak Silat dan Futsal yang
yaitu kesegaran jasmani yang diunggulkan. Ekstrakurikuler Pencak
berkaitan dengan kesehatan (health Silat dan Futsal tersebut diunggulkan
related fitness) dan kebugaran karena sering menjuarai berbagai
jasmani yang berkaitan dengan

715
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

macam pertandingan di tingkat kebugaran jasmani. Variabel dalam


regional maupun nasional. penelitian ini meliputi variabel bebas
Berdasarkan hasil studi antara lain status gizi, tingkat
pendahuluan dengan wawancara konsumsi gizi dan aktivitas fisik.
Pembina ekstrakurikuler diketahui Variabel terikat yaitu kebugaran
masalah gizi pada siswa yang jasmani.
mengikuti ekstrakurikuler Pencak Data diperoleh dari hasil
Silat dan Futsal belum terpantau wawancara kuesioner recall
namun untuk siswa ekstrakurikuler konsumsi gizi 24 jam, recall aktivitas
Futsal diberikan asupan gizi fisik 24 jam saat hari ekstrakurikuler,
tambahan ketika turnamen pengukuran antropometri meliputi
berlangsung. Kebugaran jasmani tinggi badan dan berat badan serta
pada kedua ekstrakurikuler tersebut pengukuran kebugaran jasmani
sudah terpantau selama latihan menggunakan Tes Kebugaran
berlangsung. Berdasarkan masalah Jasmani Indonesia (TKJI) kategori
tersebut penulis ingin mengetahui umur 16-19 tahun.
perbedaan status gizi dan kebugaran Data yang sudah diperoleh
jasmani pada siswa yang mengikuti kemudian diolah menggunakan software
ekstrakurikuler Pencak Silat dan Nutrisurvey dan SPSS. Data tersebut
Futsal di SMK Teuku Umar Kota diuji kenormalannya dengan
Semarang. menggunakan uji Saphiro-Wilk.Analisis
univariat dilakukan untuk
METODE mendeskripsikan data karakteristik
Penelitian ini menggunakan responden, status gizi, tingkat konsumsi
metode penelitian kuantitatifdengan gizi, aktivitas fisik dan kebugaran
desain penelitiancross sectional jasmani. Analisis bivariat dilakukan
dimana pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan ujiIndependent
pada satu kali pada waktu yang Samples T Test dan uji Mann Whitney.
sama.
Populasi pada penelitian ini HASIL
adalah siswa yang mengikuti Analisis Univariat
ekstrakurikuler antara pencak silat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Status
dan futsal sebanyak 22 siswa.Besar Gizi Siswa Ekstrakurikuler Pencak
sampel dalam penelitian ini adalah Silat dan Futsal
17siswa dan teknik pengambilan Ekstrakurikuler
Status
Pencak Silat Futsal
sampel menggunakan teknik Gizi
n % Mean SD n % Mean SD
purposive sampling.Kriteria inklusi Normal 6 85,7 9 90
pada penelitian ini yaitu siswa yang Gemuk 1 14,3 3,20 0,632 0 0 3,14 0,378
Obesitas 0 0 1 10
berusia 15-18 tahun, siswa yang aktif Jumlah 7 100 10 100
mengikuti ekstrakurikuler Pencak Tabel 1 menunjukkan bahwa
Silat atau Futsal dan siswa bersedia sebagian besar status gizi siswa
menjadi responden dalam penelitian. yang mengikuti ekstrakurikuler
Sedangkan kriteria eksklusi yaitu Pencak Silat dan Futsal berada
siswa sakit saat penelitian, siswa dalam kategori normal yaitu sebesar
tidak hadir saat penelitian dan siswa 85,7% untuk ekstrakurikuler Pencak
yang merokok. Silat dan 90% untuk ekstrakurikuler
Data yang dikumpulkan dalam Futsal serta hanya ada satu siswa
penelitian ini adalah karakteristik dari ekstrakurikuler Pencak Silat yang
responden, status gizi, tingkat berada dalam kategori gemuk dan
konsumsi gizi, aktivitas fisik dan

716
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

satu siswa dari ekstrakurikuler Futsal Fisik Pencak Silat Futsal


n % Median SD n % Median SD
yang berada dalam kategori obesitas. Ringan 4 57,1 2 20
3,00 0,422 2,00 0,535
Sedang 3 42,9 8 80
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Jumlah 7 100 10 100
Konsumsi Energi Siswa Tabel 4. menunjukkan bahwa
Ekstrakurikuler Pencak Silat dan sebagian besar aktivitas fisik siswa
Futsal yang mengikuti ekstrakurikuler
Pencak Silat berada dalam kategori
Tingkat Ekstrakurikuler ringan yaitu sebesar 57,1% dan
Konsumsi Pencak Silat Futsal
Energi n % Mean SD n % Mean SD
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
Defisit 2 28,6 4 40 Futsal memiliki aktivitas fisik kategori
Kurang 3 42,8
1,90 0,994
4 40
2,00 0,816 sedang yaitu sebesar 80%.
Sedang 2 28,6 1 10
Baik 0 0 1 10
Jumlah 7 100 10 100 Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Tabel 2. menunjukkan bahwa Kebugaran Jasmani Siswa
sebagian besar tingkat konsumsi Ekstrakurikuler Pencak Silat dan
energi siswa yang mengikuti Futsal
Ekstrakurikuler
ekstrakurikuler Pencak Silat berada Kebugaran
Pencak Silat Futsal
dalam kategori kurang yaitu sebesar Jasmani
n % Median SD n % Median SD
42,8% dan siswa yang mengikuti Kurang 2 28,6 0 0
Sedang 5 71,4 3,00 0,316 9 90 3,00 0,488
ekstrakurikuler Futsal memiliki tingkat Baik 0 0 1 10
konsumsi energi kategori defisit dan Jumlah 7 100 10 100
kurang yaitu sebesar 40%. Tabel 5. menunjukkan bahwa
sebagian besar kebugaran jasmani
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
Konsumsi Protein Siswa Pencak Silat dan Futsal berada
Ekstrakurikuler Pencak Silat dan dalam kategori sedang yaitu sebesar
Futsal 71,4% untuk ekstrakurikuler Pencak
Tingkat Ekstrakurikuler
Pencak Silat Futsal
Silat dan 90% untuk ekstrakurikuler
Konsumsi
Protein n % Mean SD n % Mean SD Futsal serta ada dua siswa dari
Defisit 3 42,8 6 60 ekstrakurikuler Pencak Silat yang
Kurang 2 28,6
1,80 1,135
1 10
2,00 1,155
berada dalam kategori kurang dan
Sedang 1 14,3 2 20 satu siswa dari ekstrakurikuler Futsal
Baik 1 14,3 1 10
Jumlah 7 100 10 100 yang berada dalam kategori baik.
Tabel 3. menunjukkan bahwa
sebagian besar tingkat konsumsi Analisis Bivariat
protein siswa yang mengikuti A. Perbedaan Status Gizi Siswa
ekstrakurikuler Pencak Silat dan Ekstrakurikuler Pencak Silat dan
Futsal berada dalam kategori defisit Futsal
yaitu sebesar 42,8% untuk Hasil analisis bivariat status
ekstrakurikuler Pencak Silat dan 60% gizi siswa ekstrakurikuler Pencak
untuk ekstrakurikuler Futsal. Silat dan Futsal berdasarkan uji
Independent Samples T Test
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Aktivitas diperoleh nilai p = 0,165 (p > 0,05).
Fisik Siswa Ekstrakurikuler Pencak Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Silat dan Futsal Ho diterima atau tidak ada perbedaan
status gizi antara siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler Pencak
Silat dan Futsal.
Aktivitas Ekstrakurikuler

717
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

B. Perbedaan Tingkat Konsumsi yang mengikuti ekstrakurikuler


Gizi Siswa Ekstrakurikuler Pencak Silat dan Futsal.
Pencak Silat dan Futsal
a. Energi PEMBAHASAN
Hasil analisis bivariat tingkat A. Perbedaan Status Gizi Siswa
konsumsi energi siswa Ekstrakurikuler Pencak Silat dan
ekstrakurikuler Pencak Silat dan Futsal
Futsal berdasarkan uji Independent Hasil penelitian ini sejalan
Samples T Test diperoleh nilai p = dengan penelitian yang dilakukan
0,971 (p > 0,05). Hasil tersebut oleh Ahmad yang menyatakan bahwa
menunjukkan bahwa Ho diterima tidak ada perbedaan yang signifikan
atau tidak ada perbedaan tingkat antara status gizi menurut jenis
konsumsi energi antara siswa yang olahraga yang dilakukan dengan nilai
mengikuti ekstrakurikuler Pencak p = 0,136 (p > 0,05).8
Silat dan Futsal. Hasil analisis menunjukkan
b. Protein tidak ada perbedaan yang signifikan,
Hasil analisis bivariat tingkat namun terdapat dua siswa yang
konsumsi protein siswa memiliki status gizi gemuk dan
ekstrakurikuler Pencak Silat dan obesitas. Banyak hal yang menjadi
Futsal berdasarkan uji Independent faktor penyebab terjadinya
Samples T Test diperoleh nilai p = kegemukan dan obesitas. Penyebab
0,746 (p > 0,05). Hasil tersebut kegemukan dan obesitas merupakan
menunjukkan bahwa Ho diterima kumpulan berbagai faktor yang
atau tidak ada perbedaan tingkat didalamnya terdapat komponen
konsumsi protein antara siswa yang genetik dan perilaku.9 Kebiasaan
mengikuti ekstrakurikuler Pencak makan dan aktivitas fisik merupakan
Silat dan Futsal. komponen perilaku yang dipengaruhi
C. Perbedaan Aktivitas Fisik Siswa faktor lingkungan, sosial ekonomi,
Ekstrakurikuler Pencak Silat dan dan budaya.10
Futsal Hasil status gizi menunjukkan
Hasil analisis bivariat status terdapat siswa yang memiliki status
gizi siswa ekstrakurikuler Pencak gizi kategori gemuk dan obes, namun
Silat dan Futsal berdasarkan uji secara penampakan saat
Mann Whitney diperoleh nilai p = pengambilan data siswa yang
0,032 (p < 0,05). Hasil tersebut memiliki status gizi lebih dan obes
menunjukkan bahwa Ho ditolak atau tidak terlihat mereka memiliki berat
ada perbedaan aktivitas fisik antara badan serta lemak yang berlebih.
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Bentuk tubuh mereka terlihat baik
Pencak Silat dan Futsal. dengan memiliki massa otot lebih
D. Perbedaan Kebugaran Jasmani banyak daripada lemak. Kelemahan
Siswa Ekstrakurikuler Pencak dalam pengukuran status gizi dengan
Silat dan Futsal menggunakan indeks massa tubuh
Hasil analisis bivariat (IMT) adalah dalam penentuan
kebugaran jasmani siswa obesitas. IMT hanya mengukur tinggi
ekstrakurikuler Pencak Silat dan badan dan berat badan sedangkan
Futsal berdasarkan uji Mann Whitney kelebihan berat badan tidak selalu
diperoleh nilai p = 0,071 (p > 0,05). disebabkan karena kelebihan lemak.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Berat badan seseorang terdiri dari
Ho diterima atau tidak ada perbedaan massa lemak dan massa bebas
kebugaran jasmani antara siswa lemak (air, otot, tulang, dan darah).

718
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Orang yang aktivitas fisiknya cukup penelitian ini yang diamati adalah
aktif, seperti olahragawan, komposisi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler
ototnya cenderung lebih banyak dari sedangkan pada penelitian tersebut
pada komposisi lemaknya.11 merupakan remaja putri di Panti
B. Perbedaan Tingkat Konsumsi Asuhan dan Pondok Pesantren.12
Gizi Siswa Ekstrakurikuler Kecukupan protein akan
Pencak Silat dan Futsal dapat terpenuhi apabila kecukupan
1. Energi energi telah terpenuhi karena
Hasil penelitian ini tidak sebanyak apapun protein akan
sejalan dengan penelitian yang dibakar menjadi panas dan tenaga
dilakukan oleh Diah yang apabila cadangan energi masih di
menyatakan bahwa terdapat bawah kebutuhan. Kekurangan
perbedaan yang signifikan pada protein yang terus menerus akan
tingkat konsumsi energi dengan nilai menimbulkan gejala yaitu
p = 0,000 (p < 0,05). Perbedaan hasil pertumbuhan kurang baik, daya
ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan tahan tubuh menurun, rentan
responden yang diamati, pada terhadap penyakit, daya kreatifitas
penelitian ini yang diamati adalah dan daya kerja merosot, mental
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler lemah dan lain-lain.14
sedangkan pada penelitian tersebut C. Perbedaan Aktivitas Fisik Siswa
merupakan remaja putri di Panti Ekstrakurikuler Pencak Silat dan
Asuhan dan Pondok Pesantren.12 Futsal
Kebutuhan energi orang yang Hasil penelitian ini sejalan
sehat dapat diartikan sebagai tingkat dengan penelitian yang dilakukan
asupan energi yang dapat oleh Himatunissak bahwa terdapat
dimetabolisasi dari makanan yang perbedaan aktivitas fisik antara
akan menyeimbangkan keluarnya remaja putri yang overweight dengan
energi, ditambah dengan kebutuhan non-overweight dengan nilai p = 0,00
tambahan untuk pertumbuhan, hamil (p < 0,005).15
dan menyusui yaitu energi makanan Persamaan hasil ini
yang diperlukan untuk memelihara dipengaruhi antara lain karena
keadaan yang lebih baik. Tingkat aktivitas fisik yang dilakukan oleh
kecukupan energi seseorang sangat siswa ekstrakurikuler cenderung
berpengaruh terhapat status gizi memiliki banyak kesamaan. Kegiatan
sesorang. Bila mengkonsumsi energi yang dilakukan selama di sekolah
dalam tubuh harus sesuai dengan dan di luar sekolah rata-rata
aktivitas dan usia setiap orang agar melakukan kegiatan seperti
tidak mengakibatkan kekurangan menonton tv, bermain, belajar baik di
maupun kelebihan dalam sekolah maupun di rumah, makan,
mengkonsumsi energi.13 dan lain-lain. Perbedaan yang terlihat
2. Protein nyata pada kegiatan ekstrakurikuler
Hasil penelitian ini tidak yang dijalani karena tingkat aktivitas
sejalan dengan penelitian yang fisik tiap ekstrakurikuler yang
dilakukan oleh Diah yang berbeda.
menyatakan bahwa terdapat Secara nyata inactivity
perbedaan yang signifikan pada merupakan faktor yang jauh lebih
tingkat konsumsi protein dengan nilai besar pengaruhnya terhadap
p = 0,000 (p < 0,05). Perbedaan hasil terjadinya gizi lebih dibandingkan
ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan dengan makan berlebihan. Aktivitas
responden yang diamati, pada fisik remaja sekarang cenderung

719
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menurun, remaja lebih banyak REFERENSI


bermain game komputer/laptop dan
1. Departemen Gizi dan Kesehatan
menonton tv. Beberapa penelitian
Masyarakat FKM UI. Gizi dan
menunjukkan bahwa peningkatan gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
lebih banyak terjadi akibat penurunan
Rajawali Pers; 2010.
total energy expenditure.15
2. Tim Penulis Poltekkes Depkes
D. Perbedaan Kebugaran Jasmani
Jakarta I. Kesehatan Remaja:
Siswa Ekstrakurikuler Pencak
Problem dan Solusinya. Jakarta:
Silat dan Futsal
Salemba Medika; 2010.
Hasil penelitian ini tidak
3. Jaihar S, Dachlan DM, Yustini.
sejalan dengan penelitian Agung
Analisis Status Gizi dan Aktivitas
bahwa terdapat perbedaan
Fisik dengan Ketahanan Fisik
kebugaran jasmani antara siswa
Siswa di Sekolah Polisi Negara
yang mengikuti ekstrakurikuler futsal
(SPN) Batua Makassar, Sulawesi
dengan p = 0,732.16
Selatan. J Penelit [Internet].
Faktor-faktor yang
2013;
mempengaruhi kebugaran jasmani
4. Nenggala AK. Pendidikan
antara lain umur, jenis kelamin,
Jasmani, Olahraga, dan
genetik dan merokok sehingga untuk
Kesehatan untuk Kelas IX.
mempertahankan dan memenuhi
Bandung: Grafindo Media
kebutuhan hidup, manusia akan
Pratama; 2007.
berjuang dan berusaha, baik dengan
5. Widyatmoko SD, Febriyanti I.
tenaga atau pikiran. Untuk itu
Survei Tingkat Kesegaran
manusia harus mengembangkan
Jasmani Siswa yang Mengikuti
kemampuan fisik agar semakin kuat.
Ekstrakurikuler Pencak Silat dan
Kondisi fisik yang baik dan prima
Siswa yang Mengikuti
dapat terbentuk melalui latihan atau
Ekstrakurikuler Futsal (Studi
berolahraga secara teratur.16
pada SMAN 1 Sukodadi,
Lamongan). J Pendidik Olahraga
KESIMPULAN
dan Kesehat [Internet]. 2014;2.
Berdasarkan hasil penelitian
6. Rizakky S. Perbandingan Tingkat
diketahui bahwa:
Kebugaran Jasmani Siswa
1. Status gizi responden tergolong
Peserta Ekstrakurikuler Pencak
normal. Tingkat konsumsi energi
Silat dan Non Ekstrakurikuler
responden tergolong kurang dan
Pencak Silat pada SMP
defisit. Tingkat konsumsi protein
Muhammadiyah 5 Tulangan
responden tergolong defisit.
Sidoarjo. J Kesehat Olahraga.
Aktivitas fisik responden
2014;2.
tergolong sedang dan ringan.
7. Al-Ansari A, Al-Harbi F,
Kebugaran jasmani responden
AbdelAziz W, AbdelSalam M, El
tergolong sedang.
Tantawi MM, ElRefae I. Factors
2. Tidak ada perbedaan status gizi,
Affecting Student Participation in
tingkat konsumsi gizi dan
Extra-curricular Activities: A
kebugaran jasmani antara siswa
Comparison between Two
yang mengikuti ekstrakurikuler
Middle Eastern Dental Schools.
pencak silat dan futsal.
Saudi Dent J [Internet]. 2016;28.
3. Ada perbedaan tingkat aktivitas
8. Amrinanto AH. Analisis
fisik antara siswa yang mengikuti
Perbedaan Status Gizi, Persen
ekstrakurikuler pencak silat dan
Lemak Tubuh, Dan Massa Otot
futsal.
Atlet di SMP/SMA Negeri

720
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Olahraga Ragunan Jakarta. di Panti Asuhan Darul Khadlonah


Institut Pertanian Bogor; 2016. dan Pondok Pesantren Baitul
9. Ekelund U, Neovius M, Linné Y, Muqodas Pekalongan).
Brage S, Wareham NJ, Rössner Universitas Diponegoro; 2012.
S. Associations Between 13. Arisman. Gizi dalam Daur
Physical Activity and Fat Mass in Kehidupan. Jakarta: EGC; 2009.
Adolescents: The Stockholm 14. Kartasapoetra G, Marsetyo H.
Weight Development Study. Am Korelasi Gizi, Kesehatan dan
J Clin Nutr. 2005;81. Produktivitas Kerja. Jakarta:
10. Sidoti E, Mangiaracina P, Paolini Rineka Cipta; 2005.
G, Tringali G. Body Mass Index, 15. Mahmudah H. Perbedaan
Family Lifestyle, Physical Activity Aktivitas Fisik Antara Remaja
and Eating Behavior on a Putri yang Overweight Dengan
Sample of Primary School Non Overweight di SMP
Students in a Small Town of Muhammadiyah 10 Surakarta.
Western Sicily. Ital J Public Universitas Muhammadiyah
Health. 2009;6. Surakarta; 2014.
11. Riyadi H. Diktat Penilaian Gizi 16. Rofiyanto AF. Perbandingan
secara Antropometri. Bogor: Tingkat Kebugaran Jasmani
Institut Pertanian Bogor; 2003. antara Siswa yang Mengikuti
12. Susanti DA. Perbedaan Asupan Ekstrakulikuler Futsal di SMAN 2
Energi, Protein dan Status Gizi Lamongan dan SMKN 1
pada Remaja Panti Asuhan dan Lamongan. J Pendidik Olahraga
Pondok Pesantren (Studi Kasus dan Kesehat. 2015;3.

721

You might also like