0% found this document useful (0 votes)
29 views

Pergeseran Makna Dalam Penggunaan Bahasa Gaul Di Sosial Media Instagram (Kajian Makna Eufemisme Dan Disfemisme)

This document summarizes a study on the shifting meanings of slang language used on Instagram, specifically focusing on euphemism and dysphemism. The study analyzed comments on Instagram to identify words with meanings that had become either more positive (euphemism) or more negative (dysphemism) compared to their standard definitions. It was found that dysphemistic meanings shifting words to have a worse connotation were more common, such as using the word "betina" to refer to women in a derogatory way. The shifting meanings observed in slang language on social media do not always affect whether a word is euphemistic or dysphemistic.

Uploaded by

Dian Novita
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
29 views

Pergeseran Makna Dalam Penggunaan Bahasa Gaul Di Sosial Media Instagram (Kajian Makna Eufemisme Dan Disfemisme)

This document summarizes a study on the shifting meanings of slang language used on Instagram, specifically focusing on euphemism and dysphemism. The study analyzed comments on Instagram to identify words with meanings that had become either more positive (euphemism) or more negative (dysphemism) compared to their standard definitions. It was found that dysphemistic meanings shifting words to have a worse connotation were more common, such as using the word "betina" to refer to women in a derogatory way. The shifting meanings observed in slang language on social media do not always affect whether a word is euphemistic or dysphemistic.

Uploaded by

Dian Novita
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) 2021 ISBN: 978-623-94874-1-6

“Prospek Pengembangan Linguistik dan Kebijakan Bahasa di Era Kenormalan Baru” https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks

Pergeseran Makna dalam Penggunaan Bahasa Gaul di Sosial Media


Instagram (Kajian Makna Eufemisme dan Disfemisme)

Sonya Nur Aziza


Program Studi S2 Linguistik, Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No.
229 Bandung

[email protected]

Abstract: The phenomenon of language development that changed from the meaning as the background
of this study. Seen from the condition, the people especially a young people preferred to interact using
slang language because their used were not stuffy. The purpose of this study were to revealed the true
meaning that were delivered by Instagram netizens in the using a slang language and described the
situations of the true meaning in use. The method was used descriptive analysis with qualitative
approach. The research data were the collection of slang language sentences used by Instagram
netizens that focused on the words which contained euphemism and dysphemism meaning. The data
analysis was used agih technique from Sudaryanto (2015). In the process of analyzed the data were
used a few steps: collected the sentence which contained euphemism and dysphemism, looking for
meaning lexically and grammatically, and the last interpreted them into a description. The result of this
research indicated that the Instagram content triggered a various reactions from netizens in
commenting, but did not affect the changed meaning which euphemism and dysphemism. In addition,
there were founded dysphemism meaning more which the true meaning become worse as the result from
the impact of slang language.
Keywords: Euphemism and Dysphemism, Slang language, Instagram

Abstrak: Fenomena perkembangan bahasa yang berubah secara maknanya melatarbelakangi penelitian
ini. Dilihat dari kondisinya, masyarakat terutama kaum muda lebih suka berinteraksi menggunakan
bahasa gaul karena penggunaannya yang tidak kaku. Tujuan penelitian ini yaitu mengungkap makna
sebenarnya yang disampaikan oleh netizen Instagram dalam menggunakan bahasa gaul dan
mendeskripsikan situasi penggunaan makna itu. Metode yang digunakaan yaitu analisis deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian ini berupa kumpulan kalimat bahasa gaul yang digunakan
oleh netizen Instagram yang difokuskan kepada kata yang mengandung makna eufemisme dan
disfemisme. Data analisis menggunakan teknik agih dari Sudaryanto (2015). Dalam proses
penganalisisan data digunakan beberapa langkah yaitu: mengumpulkan sebuah kalimat yang
mengandung disfemisme dan eufemisme, mencari pengertian makna secara leksikal dan grammatikal,
dan terakhir menginterpretasikannya ke dalam sebuah deskripsi. Hasil dari penelitian ini
mengindikasikan bahwa konten Instagram memicu berbagai reaksi dari netizen dalam berkomentar,
namun tidak mempengaruhi perubahan makna yang bersifat eufemisme dan disfemisme. Selain itu,
ditemukan lebih banyak makna disfemisme yang mana makna sebenarnya menjadi lebih buruk sebagai
akibat dari pengaruh bahasa gaul.
Kata kunci: Eufemisme dan Disfemisme, Bahasa gaul, Instagram

1. PENDAHULUAN
Pada hakikatnya, bahasa merupakan sebuah alat untuk menyampaikan sebuah pesan secara
lisan maupun tulisan yang bermakna. Menurut Chaer (2009: 28) bahasa mampu
mengungkapkan sebuah keinginan, gagasan, kehendak, emosi dari manusia ke manusia yang
lainnya. Seiring berkembangnya zaman, makna awal dari suatu bahasa pasti berubah. Di
Indonesia sendiri, perubahan makna terjadi dikarenakan pergeseran, pengembangan atau
penyimpangan dari makna awalnya (Rahma, 2018). Hal ini mempengaruhi terciptanya sebuah

444
Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) 2021 ISBN: 978-623-94874-1-6
“Prospek Pengembangan Linguistik dan Kebijakan Bahasa di Era Kenormalan Baru” https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks

bahasa gaul yang merupakan evolusi dari sebuah kata. Bahasa gaul popular sekitar tahun 1980-
an dan dikenal sebagai bahasa prokem dimana penggunanya hanya segelintir orang saja yang
mengerti atas kode-kode yang digunakannya. Untuk saat ini, bahasa gaul merupakan sebuah
bahasa populer yang dimodifikasi dari bahasa Indonesia dengan memunculkan sebuah istilah
baru atau makna baru. Salah satu penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kata merupakan
satuan ujaran bebas terkecil yg bermakna. Kata bisa berdiri sendiri menjadi ujaran lengkap.
Selain itu, kata bisa disisipi menggunakan unsur lain sebagai sebuah kalimat (Muslich, 2007:
5). Contohnya: kata jantan dan pria maknanya akan berbeda jika unsur kata lain ditambahkan.
Salah satu alasan yang menyebabkan penggunaan bahasa gaul meningkat karena banyaknya
pengguna sosial media yang bebas berkomentar mengungkapkan opininya sehingga tercipta
diskusi antar penutur dan mitra tutur. Selain itu, Muliawati (2017) berargumen mengenai
beberapa hal yang mempengaruhi seseorang menggunakan bahasa gaul yaitu, untuk kenangan
semata, untuk bercanda, agar memiliki ciri khas, bosan dengan bahasa baku dan terlalu formal,
memperkaya pengetahuan tentang bahasa, menjadi orang lain, memberikan kesan dekat dan
akrab, dan juga tidak semua orang mengetahuinya. Media sosial yang sangat diminati saat ini
yaitu Instagram karena di dalam laman ini menyediakan konten yang cukup informatif dan juga
tersedia sebuah kolom komentar agar pengguna bebas mengutarakan pendapatnya. Netizen
Instagram merupakan sebutan bagi pengguna Instagram.
Meskipun penggunaan bahasa gaul ini populer, kenyataannya masih terjadi sebuah
perbedaan persepsi antar penutur dan mitratutur terhadap pemaknaan kata bahasa gaul itu
karena sifatnya yang abstrak. Penelitian lain menyatakan bahwa ketika seseorang mengkritik
atau menyindir, maka orang itu akan menggunakan kata atau kalimat yang kurang sopan.
Berbeda ketika seseorang itu memuji atau setuju maka orang itu akan menggunakan bahasa
yang sopan atau halus (Febrianjaya, dkk, 2013). Kedua hal inilah yang dapat memunculkan
sebuah gaya disfemisme dan eufemisme. Menurut Saifullah (2018: 73-74) disfemisme adalah
kata yang sebelumnya memiliki makna yang sebenarnya, namun menjadi makna yang lebih
buruk. Sedangkan eufemisme adalah kata yang sebelumnya memiliki makna buruk menjadi
makna yang lebih baik. Karena makna dari bahasa gaul yang abstrak, sangat memungkinkan
jika kata dalam bahasa gaul memiliki sebuah gaya bahasa eufemisme dan disfemisme.
Alasannya, penggunaan eufemisme dan disfemisme memiliki tujuan dan efek yang
berpengaruh langsung pada keadaan psikologis orang yang dikenai, pembaca atau
pendengarnya (Febrianjaya, dkk, 2013).
Karena banyaknya pemaknaan dalam bahasa gaul yang kurang dikenal oleh sebagian orang,
maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemaknaan disfemisme dan eufemisme
dalam bahasa gaul di media sosial.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis
deskriptif dimana makna yang akan diambil dideskripsikan artinya beserta interpretasinya.
Instrument yang diperlukan yaitu berupa handphone untuk melakukan observasi dan laptop
untuk menyimpan bukti observasi. Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
pertama, mengobservasi sebuah kalimat yang maknanya bergeser dalam kolom komentar
instagram. Kedua, mencari arti dari kata itu yang penutur hendak utarakan maknanya.
Teknik analisis yang digunakan menggunakan teknik agih dari Sudaryanto (2015). Metode
agih adalah metode analisis data yang alat penentunya merupakan bagian dari bahasa yang
bersangkutan itu sendiri. Langkah yang akan dilakukan: (1) mengumpulkan makna yang
mengandung eufemisme dan disfemisme, (2) mencari pengertian makna itu secara leksikal dan
grammatical, (3) mengklasifikasikan makna itu, apakah termasuk makna disfemisme atau

445
Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) 2021 ISBN: 978-623-94874-1-6
“Prospek Pengembangan Linguistik dan Kebijakan Bahasa di Era Kenormalan Baru” https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks

eufemisme (4) menginterpretasi makna dengan cara mendeskripsikannya di dalam


pembahasan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil analisis data menemukan beberapa pergeseran makna eufemisme dan disfemisme
sebagai pengaruh dari bahasa gaul yang diambil dari komentar di sosial media instagram.

3.1. Pergeseran makna menjadi lebih buruk


Berikut beberapa kalimat terpilih dari komentar di Instagram yang memiliki sebuah makna
disfemisme yang mana pemaknaan yang digunakan dalam kata ini menjadi lebih buruk.

3.1.1. Analisis 1: Pemaknaan kata betina


Tabel 1. Pemaknaan kata Betina dalam sebuah komentar di Instagram
No. Data
1. Dasar betina
2. Duh betina betina
Di dalam istilah KBBI, arti kata betina adalah perempuan yang biasa dipakai untuk binatang
ataupun benda. Namun, di dalam konteks ini penggunaan kata betina mengarah kepada seorang
perempuan. Komentar ini ditemukan dalam beberapa konten yang fokusnya terhadap
perempuan. Hanya saja, penggunaan kata betina di dalam komentar itu ditulis untuk
merendahkan karena adanya kata tambahan dari ‘dasar’ sehingga makna dari kata betina
menjadi lebih buruk dan bersifat negatif. Penambahan kata ‘dasar’ dari kalimat itu memberikan
sebuah tanda atau cap bagi perempuan itu sendiri. Pergeseran makna ini menyebabkan sebuah
perdebatan bagi sebagian orang terutama perempuan karena menurut Sudarwati dan Jupriono
(2015) hal ini berkaitan dengan soal pemberdayaan kedudukan, soal pembelaan hak asasi, soal
nasib dan martabatnya.

3.1.2. Analisis 2: Pemaknaan kata bunda


Tabel 2. Pemaknaan kata bunda dalam sebuah komentar di Instagram
No. Data
1. Si kecil mulai aktif ya bund
Sejarah dari kalimat ini berasal dari sebuah iklan produk susu formula untuk anak balita
yang mana iklan ini mengajak orang-orang khususnya seorang ibu untuk memberikan susu
formula agar anak menjadi lebih aktif semasa pertumbuhannya. Akan tetapi, komentar ini
banyak ditemukan dalam sebuah konten hiburan yang mana tidak sesuai dengan sejarah
kalimat itu. Kata ‘bund’ sendiri merupakan serapan dari kata ‘bunda’ yang memiliki
penyingkatan sebagai pengaruh dari bahasa gaul. Kata ‘bunda’ di dalam iklan ditujukan untuk
seorang ibu, akan tetapi makna kata ‘bund’ di dalam beberapa komentar merupakan sebuah
sebutan atau istilah kedekatan yang memiliki makna seperti teman, sahabat, dan lain-lain.
Pemaknaan terhadap kata ‘bunda’ ini menjadi lebih buruk karena tidak sesuai untuk orang yang
ditujunya. Bagi sebagian orang mungkin tidak akan menerimanya jika kata ini dilontarkan
kepada mereka karena bukan seorang ibu atau seseorang yang sudah memiliki anak.

446
Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) 2021 ISBN: 978-623-94874-1-6
“Prospek Pengembangan Linguistik dan Kebijakan Bahasa di Era Kenormalan Baru” https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks

3.1.3. Analisis 3: Pemaknaan kata LOL


Tabel 3. Pemaknaan kata LOL dalam sebuah komentar di Instagram
No. Data
1. Ngakak LOL
2. Yehh LOL lu mah
Kata ‘lol’ ini merupakan sebuah singkatan bahasa gaul yang mengalami abreviasi bahasa
sebagai pengaruh dari bahasa gaul dan kata ini merupakan serapan dari bahasa inggris yaitu
laugh out loud yang artinya ‘tertawa terbahak-bahak’. Pergeseran makna ini terjadi karena
sebagian pengguna kata ‘lol’ tidak mengetahui apa arti dari kata itu, sehingga memicu
mispersepsi diantara pengguna dan yang meresponnya. Kata ‘lol’ sendiri merupakan sebuah
istilah untuk menunjukan sebuah ekspresi di dalam tulisan.Bagi sebagian orang, pengguna kata
‘lol’ merupakan sebuah serapan dari kata ‘tolol’ sehingga memicu sebuah perdebatan bagi yang
tidak mengetahui arti dari kata ini karena merasa dihina dan direndahkan. Di dalam kasus ini,
bahasa gaul memiliki pengaruh yang negatif yang disebabkan kata atau kalimat yang
digunakan hanya dimengerti bagi sebagian orang saja, sehingga perlunya mengetahui arti
sebenarnya dalam sebuah kata.

3.1.4. Analisis 4: Pemaknaan kata bengek


Tabel 4. Pemaknaan kata bengek dalam sebuah komentar di Instagram
No. Data
1. Bengek ama caption nya
2. Duh gakuat bengek sampe bunyi ngik.. ngik.. ngik..
Kata bengek merupakan sebuah penggambaran bagi seseorang yang sedang sesak nafas atau
yang mengidap penyakit asma. Penggunaan kata ‘bengek’ dalam bahasa gaul ini merupakan
sebuah istilah yang maknanya sama seperti kata ‘lol’ yang berarti tertawa. Namun yang
berbeda dari perumpamaan ini yaitu tertawa tapi tidak memiliki suara sehingga seperti sedang
sesak nafas atau ‘bengek’. Makna bagi kata ‘bengek’ banyak ditemukan dari sebuah konten
hiburan komedi. Bagi sebagian orang yang tidak mengerti akan perumpamaan kata ini mungkin
akan bertanya-tanya tentang maksud dari kata ini. Pergeseran makna asli secara leksikal
menjadi menurun.

3.1.5. Analisis 5: Pemaknaan kata ghosting


Tabel 5. Pemaknaan kata ghosting dalam sebuah komentar di Instagram
No. Data
1. Padahal good looking tapi di ghosting
Kata ‘ghost’ merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa inggris yang artinya hantu
atau makhluk tak kasat mata, sedangkan untuk kata ‘ghosting’ jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia memiliki arti ‘berbayang’. Awal mula munculnya istilah ini ada pada tahun 2000-an
pada saat banyak selebriti yang ditinggalkan atau dicampakan oleh kekasihnya (Safronova,
2015). Kata ‘ghosting’ saat ini sedang populer dan ramai digunakan sebagai perumpamaan bagi
seseorang yang menghilang dan tidak terlihat kembali seperti makhluk tak kasat mata.

447
Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) 2021 ISBN: 978-623-94874-1-6
“Prospek Pengembangan Linguistik dan Kebijakan Bahasa di Era Kenormalan Baru” https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks

3.1.6. Analisis 6: Pemaknaan kata kepo


Tabel 6. Pemaknaan kata kepo dalam sebuah komentar di Instagram
No. Data
1. Ah kepo lu mah
2. Ga usah banyak-banyakin kepo ttg urusan orang

Kata kepo merupakan kata asal kata slang bahasa inggris yaitu knowing every particular
object dan dari bahasa hokkian ‘kay poh’ yang memiliki arti yang sama yaitu ingin mengetahui
apapun. Di Indonesia sendiri, kata kepo memiliki sebuah makna yang negatif karena
konteksnya ingin mencampuri masalah orang lain. Seperti contoh di atas, penambahan kata
seru ‘ah’ memiliki sebuah makna penolakan.

3.2. Pergeseran makna menjadi lebih baik


Pergeseran makna menjadi lebih baik atau disfemisme merupakan suatu perkembangan
bahasa yang konteksnya berubah sesuai dengan keadaan waktu. Berikut ini ada beberapa
contoh komentar yang menunjukan perubahan makna kata menjadi lebih baik.

3.2.1. Analisis 7: Pemaknaan kata legend


Tabel 7. Pemaknaan kata legend dalam sebuah komentar di Instagram
No. Data
1. Emang legend ga ada lawan
2. Dia mah emg legend

Kata ‘legend’ merupakan sebuah kata dalam bahasa inggris yang berarti legenda atau
dongeng. Penggunaan kata ‘legend’ sendiri di Indonesia merupakan sebuah istilah bagi
seseorang, kejadian, tempat, dan lain-lain yang tak bisa tergantikan dan belum ada sesuatu yang
dapat menyainginya. Konteks kalimat di atas menunjukan seseorang yang sangat berpegaruh
dan belum tergantikan sosoknya. Hal ini menunjukan sebuah pujian dan rasa bangga nya akan
sesuatu yang legend itu.

3.2.2. Analisis 8: Pemaknaan kata Influencer


Tabel 8. Pemaknaan kata influencer dalam sebuah komentar di Instagram
No. Data
1. Pantes sih influencer
2. Dia seorang influencer
Sama seperti kata legend, influencer merupakan sebutan bagi seseorang yang memiliki
pengaruh atas beberapa prestasi dan pencapaiannya sehingga ada sebagian orang yang
menjadikannya sebagai panutan. Maraknya media online saat ini menjadi awal munculnya kata
‘influencer’. Orang-orang yang memiliki sebuah prestasi disorot melalui media online hingga
orang-orang lainnya memberi mereka gelar ‘influencer’. Pengaruh merekalah yang membuat
kata ini menjadi lebih baik.

448
Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) 2021 ISBN: 978-623-94874-1-6
“Prospek Pengembangan Linguistik dan Kebijakan Bahasa di Era Kenormalan Baru” https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks

3.3. Pengaruh penggunaan bahasa gaul


Di dalam bahasa gaul, terdapat pergeseran makna yang berpengaruh terhadap para pengguna
dan pembacanya. Diantaranya yaitu:
1. Bahasa gaul memicu adanya mispersepsi bagi orang-orang yang tidak mengerti akan makna
yang dituju
2. Sindiran dengan menggunakan bahasa gaul ini dapat memberikan sebuah perdebatan bagi
orang-orang yang tidak menyetujuinya
3. Orang-orang mulai menggunakan kata yang maknanya berubah dari arti sebenarnya secara
leksikal
4. Munculnya kata baru dan makna baru yang berasal dari sebuah pengaruh atau kejadian.
5. Bahasa gaul memberikan sebuah cap terhadap seseorang baik itu baik maupun buruk.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Pergeseran makna terhadap sebuah bahasa bisa terjadi karena adanya pengaruh dari bahasa
asing seperti bahasa inggris yang berubah menjadi bahasa pergaulan. Para pengguna bahasa
gaul ini cenderung mengubah bahasa baku yang mungkin menurut mereka bahasanya terlalu
kaku dan formal sehingga terkesan sedang serius dan kurang modern. Ditemukan 6 data
analisis di dalam makna disfemsime, dan 2 data analisis di dalam eufemisme. Dapat
disimpulkan bahwa pengaruh penggunaan bahasa gaul dapat menggeser makna sebenarnya ke
makna yang lebih buruk karena banyaknya ditemukan makna disfemisme. Selain itu, para
pengguna bahasa gaul harus mengetahui makna sebenarnya yang terdapat di dalam kamus
sehingga bila terjadi sebuah pergeseran makna tidak terjadi sebuah misperepsi dengan
pengguna lainnya.

REFERENSI
Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Febrianjaya, A. S., Nazaruddin, K., & Widodo, M. (2013). Penggunaan Eufemisme Dan
Disfemisme Pada Tajuk Rencana Serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran. Jurnal
Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya), 1(6).
Jupriono, S. D. (1997). Betina, Wanita, Perempuan: telaah semantik leksikal, semantik historis,
pragmatik.
Muliawati, H. (2017). Variasi Bahasa Gaul pada Mahasiswa Unswagati Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2016. Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 4(2), 42-53.
Muslich. (2007). Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Rahma, F. A. (2018). Pergeseran makna: Analisis peyorasi dan ameliorasi dalam konteks
kalimat. Hasta Wiyata, 1(2), 1-11.
Saifullah, A. R. (2018). Semantik dan Dinamika Pergulatan Makna. Jakarta: Bumi Aksara.
Safronova, Valeriya. (2015, 26 Juni). Exes Explain Ghosting the Ultimate Silent Treatment.
New York Times. Retrieved from
https://www.nytimes.com/2015/06/26/fashion/exes-explain-ghosting-the-ultimate-
silent-treatment.html

449

You might also like